Anda di halaman 1dari 23

AKUNTANBILITAS: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AKUTANSI

Vol. 6 No. 2 Juli 2012

DOMINASI AKAD MURABAHAH


PADA PRAKTIK PENYALURAN DANA DI BANK SYARIAH
Rita Yuliana
yuliana_rita@yahoo.co.id
Universitas Trunojoyo Madura

Shelly Febriana Kartasari


Shelly_febriana@yahoo.com
Universitas Sriwijaya

Abstract
Dominated murabahah contract phenomena in bank of sharia is really easy to see. This
thing becomes an evidence that in doing its function of distributing funds, bank of sharia
just tend to product which is not sharing benefit base. Further searching related on
motivation of sharia bank in distributing its funds to murabahah product shows that
murabahah product for bank has level of risk that relatively low. But, for the customers on
that product has no different with credit which is given by conventional bank that
commanded in giving a fixed margin. That margin calculation in fact still refer to level of
interest in BI. The phenomena shows that the orientation of sharia bank still limited in
profit and obedience of islamic principle. While in social orientation, to increase the
welfare of society is still not performing well.

Keywords : Sharia bank, Murabahah


lain sebagainya (Sugiarto, 2003).
PENDAHULUAN Hanya saja pada bank syariah, dalam
Volume usaha perbankan operasinya menerapkan prinsip yang
syariah dalam kurun waktu satu berbeda dengan bank konvesional,
tahun terakhir, khususnya Bank yaitu bagi hasil, jual-beli, atau sewa
Umum Syariah (BUS) dan Unit (Antonio, 2001, 34 ).
Usaha Syariah (UUS) mengalami Berdasarkan prinsip-prinsip
pertumbuhan yang sangat pesat. tersebut, maka berimplikasi pada
Total aset per Oktober 2011 (yoy) produk-produk syariah yang
telah mencapai Rp 127,19 triliun atau disediakan oleh perbankan syariah.
meningkat tajam sebesar 48,10% Penggunaan istilah produk syariah
yang merupakan pertumbuhan melekat pada akad yang dipakai pada
tertinggi sepanjang 3 tahun terakhir. produk perbankan (misalnya Kredit
Marketshare perbankan syariah Usaha, Kepemilikan Rumah, Letter
terhadap perbankan nasional juga of Credit, dan lain-lain). Penggunaan
telah mencapai 3,8% (Direktorat prinsip bagi hasil menghasilkan
Bank Indonesia, 2011). produk syariah berupa musyarakah,
Sebagaimana pada bank mudharabah, muzara’ah, dan
konvensional, bank syariah memiliki mustaqah. Sedangkan penerapan
berbagai fungsi. Fungsi tersebut prinsip jual-beli diterapkan pada
mulai dari menyimpan uang, produk murabahah, salam, dan
meminjam uang, menukar uang, atau istishna’. Produk syariah yang
peran yang lebih kontemporer seperti dihasilkan dengan prinsip sewa
sebagai agent of sales reksadana dan adalah ijarah dan ijarah muntahia bit

Dominasi Akad Murabahah Pada Praktik Penyaluran Dana di Bank Syariah 74


AKUNTANBILITAS: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AKUTANSI
Vol. 6 No. 2 Juli 2012

tamlik. Selain ketiga prinsip tersebut, dipercayakan oleh pemegang


bank syariah juga menyediakan rekening investasi / deposan atas
produk dengan prinsip jasa (fee- dasar prinsip bagi hasil sesuai
based services) yaitu wakalah, dengan kebijakan investasi bank.
kafalah, hawalah, rahn, dan qardh Oleh karena itu, dengan merujuk
(Antonio, 2001). Produk-produk pada angka share dari ketiga produk
syariah tersebut penggunaannya syariah di atas, maka diindikasikan
adalah untuk menjalankan fungsi ada preferensi bank syariah untuk
perbankan yaitu penghimpunan dana menyalurkan dananya pada produk
(disebut dengan Dana Pihak Ketiga) tertentu. Hal ini tentu saja tidak lepas
dan penyaluran dana (disebut dengan dari pertimbangan bank syariah
Pembiayaan). dalam upaya menjaga bahkan
Terdapat tiga produk syariah menumbuhkan kinerjanya.
pada fungsi pembiayaan yang Beberapa penelitian terdahulu
mendominasi fungsi penyaluran dana, menunjukkan bahwa produk syariah
yaitu murabahah, mudharabah, dan merupakan kajian yang penuh pro
musyarakah. Sebenarnya ada lagi dan kontra. Misalnya penelitian
satu produk penyaluran dana, yaitu Kurniawati (2008) tentang masalah
qardh. Namun, peneliti sengaja tidak keagenan (agency problem) dalam
memperhitungkan produk ini dengan kontrak mudharabah di bank syariah.
pertimbangan bahwa produk qardh Penelitian tersebut menyatakan
ini memiliki karakteristik yang bahwa rendahnya proporsi
berbeda (sosial) dan bersifat anomali pembiayaan produk bagi hasil
(adalah menarik untuk melakukan terutama mudharabah disebabkan
penelitian tersendiri terkait tema produk ini menimbulkan inefisiensi
qardh). dan sekaligus beresiko tinggi. Hal ini
Ketiga produk tersebut terjadi karena model kontrak tersebut
memiliki pangsa pasar dan diindikasikan sarat dengan agency
karakteristik tersendiri. Laporan problem yang disebabkan oleh
Bank Indonesia tahun 2011 adanya asymmetric information
menunjukkan bahwa untuk produk antara shahibul maal dan mudharib
syariah, murabahah merupakan jenis berupa moral hazard dan adversed
pembiayaan yang terbesar share-nya, selection.
yaitu 42,42% per Oktober 2011. Selanjutnya Meyviany (2008)
Angka tersebut jauh lebih besar meneliti tentang pelaksanaan
dibandingkan dengan share produk pembiayaan murabahah yang
mudharabah untuk pembiayaan, terbentuk menjadi pembiayaan
yaitu hanya sebesar 8,26%. bermasalah. Penelitian tersebut
Sedangkan produk musyarakah menggunakan hubungan limit
memiliki share sebesar 16,01%. pembiayaan, jangka waktu, DER,
Berkaitan dengan fungsi kecukupan jaminan terhadap
penyaluran dana, maka bank syariah pembentukan pembiayaan
memiliki kepentingan dengan bermasalah. Kesimpulan yang
pendistribusian dana yang diperoleh dari penelitian tersebut
dimilikinya. Bank melakukan adalah bahwa limit pembiayaan,
investasi atas dana-dana yang jangka waktu dan kecukupan

Dominasi Akad Murabahah Pada Praktik Penyaluran Dana di Bank Syariah 75


AKUNTANBILITAS: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AKUTANSI
Vol. 6 No. 2 Juli 2012

jaminan berpengaruh signifikan murabahah, dibanding musyarakah


terhadap pembentukan pembiayaan dan mudharabah, dalam
bermasalah pada pembiayaan menjalankan fungsi penyaluran
murabahah. dananya. Telaah dilakukan dengan
Sedangkan penelitian yang cara menelisik lebih jauh tentang
membahas tentang keterkaitan produk-produk syariah tersebut
pembiayaan dengan kinerja bank untuk menemukan relevansinya
syariah antara lain dilakukan oleh dengan preferensi bank syariah
(Mulyo dan Mutmainnah, 2012). dalam menyalurkan dananya. Pada
Penelitian tersebut menunjukkan bagian pertama disajikan mengenai
bahwa kecukupan modal, proporsi prinsip dan operasional perbankan
pembiayaan non investasi, eliminasi syariah. Selanjutnya pada bagian
penghapusan aset produktif kedua disajikan tentang faktor-faktor
berpengaruh positif terhadap yang mempengaruhi preferensi bank
manajemen distribusi hasil. syariah dalam melaksanakan fungsi
Pembiayaan non investasi yang penyaluran dana. Pada bagian ketiga
dimaksud adalah murahabah. disajikan telaah atas ketiga produk
Dengan demikian dapat dikatakan syariah dan relevansinya sebagai
bahwa murabahah berpengaruh produk pembiayaan pada bank
positif terhadap kinerja bank syariah. syariah. Bagian selanjutnya adalah
Berdasarkan fenomena diskusi tentang ketiga produk syariah
tersebut, maka peneliti tertarik untuk dan relevansinya dengan preferensi
menelaah penyebab preferensi bank bank syariah dalam menyalurkan
untuk memaksimalkan produk dana.

Prinsip utama yang dianut


LANDASAN TEORETIS oleh bank syariah adalah: 1) larangan
Prinsip dan Operasional riba (bunga) dalam berbagai bentuk
Perbankan Syariah transaksi; 2) menjalankan bisnis dan
Tujuan dari pendirian bank- aktivitas perdagangan yang berbasis
bank Islam umumnya adalah untuk pada memperoleh keuntungan yang
mempromosikan dan sah menurut syariah; dan 3)
mengembangkan aplikasi dari menumbuhkembangkan zakat
prinsip-prinsip Islam, syariah, dan (Antonio, 2010).
tradisinya ke dalam transaksi Sepanjang praktek perbankan
keuangan dan perbankan serta bisnis konvensional tidak bertentangan
lain yang terkait. Sebenarnya dengan prinsip-prinsip Islam, maka
penentangan terhadap bunga bahkan bank-bank syariah telah mengadopsi
sudah terjadi sejak zaman Yunani sistem dan prosedur perbankan yang
kuno, baik oleh Aristoteles maupun ada. Namun, bila terjadi pertentangan
Plato. Dalam Perjanjian Lama, dengan prinsip-prinsip syariah, maka
larangan riba dapat diketahui dari bank-bank syariah merencanakan
Leviticus 25: 27, Deutronomi 23 : 19, dan menerapkan prosedur mereka
Exodus 25 : 25 dan dalam Perjanjian sendiri guna menyesuaikan aktivitas
Baru dapat dijumpai dalam Luke 6 : perbankan mereka dengan prinsip-
35 (Remy dan Sjahdeini, 1999). prinsip syariah Islam. Untuk itu,

Dominasi Akad Murabahah Pada Praktik Penyaluran Dana di Bank Syariah 76


AKUNTANBILITAS: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AKUTANSI
Vol. 6 No. 2 Juli 2012

Dewan Syariah berfungsi Berdasarkan prinsip utama itu,


memberikan masukan kepada maka secara operasional, terdapat
perbankan syariah guna memastikan perbedaan-perbedaan yang substantif
bahwa bank syariah tidak terlibat antara perbankan syariah dengan
dalam unsur-unsur yang tidak perbankan konvensional (lihat Tabel
disetujui oleh Islam (Remy dan 1).
Sjahdeini, 1999).

Tabel 1. Perbandingan antara Bank Syariah dan Bank Konvensional


BANK SYARIAH BANK KONVENSIONAL
1. Berdasarkan prinsip 1. Berdasarkan tujuan
investasi bagi hasil membungakan uang
2. Menggunakan prinsip jual- 2. Menggunakan prinsip pinjam-
beli meminjam uang.
3. Hubungan dengan nasabah 3. Hubungan dengan nasabah
dalam bentuk hubungan dalam bentuk hubungan
kemitraan kreditur-debitur
4. Melakukan investasi- 4. Investasi yang halal maupun
investasi yang halal saja yang haram
5. Setiap produk dan jasa yang 5. Tidak mengenal Dewan sejenis
diberikan sesuai dengan itu.
fatwa Dewan Syariah
6. Dilarangnya gharar dan 6. Terkadang terlibat dalam
maisir speculative FOREX dealing
7. Menciptakan keserasian 7. Berkontribusi dalam terjadinya
diantara keduanya kesenjangan antara sektor riil
dengan sektor moneter
8. Tidak memberikan dana 8. Memberikan peluang yang
secara tunai tetapi sangat besar untuk sight
memberikan barang yang streaming (penyalah gunaan
dibutuhkan (finance the dana pinjaman)
goods and services)
9. Bagi hasil menyeimbangkan 9. Rentan terhadap negative
sisi pasiva dan aktiva spread

Sumber : Antonio (2001)


Islam mengharamkan bunga unsur ketidakpastian. Sebaliknya,
dan menghalalkan bagi hasil. pembungaan uang adalah aktivitas
Keduanya memberikan keuntungan, yang tidak memiliki risiko karena
tetapi memiliki perbedaan mendasar adanya persentase suku bunga
sebagai akibat adanya perbedaan tertentu yang ditetapkan berdasarkan
antara investasi dan pembungaan besarnya modal.
uang (lihat tabel 2). Dalam investasi, Sesuai dengan definisi di atas,
usaha yang dilakukan mengandung menyimpan uang di bank syariah
risiko, dan karenanya mengandung termasuk kategori investasi. Besar-

Dominasi Akad Murabahah Pada Praktik Penyaluran Dana di Bank Syariah 77


AKUNTANBILITAS: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AKUTANSI
Vol. 6 No. 2 Juli 2012

kecilnya perolehan kembalian itu uang. Bank syariah harus terus-


tergantung pada hasil usaha yang menerus berusaha meningkatkan
benar-benar terjadi dan dilakukan return on investment sehingga lebih
bank sebagai pengelola dana. menarik dan lebih memberikan
Dengan demikian, bank syariah tidak kepercayaan bagi pemilik dana.
dapat hanya sekadar menyalurkan

Tabel 2. Perbedaan antara Bunga dan Bagi Hasil


BUNGA BAGI HASIL
1. Penentuan bunga dibuat 1. Penentuan besarnya nisbah
pada waktu akad dengan bagi hasil dibuat pada waktu
asumsi harus selalu akad dengan berpedoman
untung. pada kemungkinan untung-
rugi.
2. Besarnya bunga adalah 2. Besarnya bagi hasil adalah
suatu persentase tertentu berdasarkan nisbah terhadap
terhadap besarnya uang besarnya keuntungan yang
yang dipinjamkan diperoleh
3. Besarnya bunga tetap 3. Besarnya bagi hasil
seperti yang dijanjikan tergantung pada keuntungan
tanpa mempertimbang- proyek/usaha yang
kan apakah proyek/usaha dijalankan. Bila usaha
yang dijalankan oleh merugi maka kerugian akan
nasabah / mudharib ditanggung oleh pemilik
untung atau rugi dana, kecuali kerugian
karena kelalaian, salah urus,
atau pelanggaran oleh
4. Eksistensi bunga mudharib.
diragukan (kalau tidak 4. Tidak ada yang meragukan
dikecam) oleh semua keabsahan bagi-hasil
agama termasuk Islam

Sumber : Antonio (2001)


Sebagaimana diuraikan di dimungkinkan untuk tujuan sosial
atas, prinsip-prinsip dasar sistem tanpa adanya imbalan apapun.
ekonomi Islam akan menjadi dasar Didalam menjalankan
beroperasinya bank Islam. Hal yang operasinya fungsi bank Islam akan
paling menonjol adalah tidak terdiri dari:
mengenal konsep bunga uang dan 1. Sebagai penerima amanah
yang tidak kalah pentingnya adalah untuk melakukan investasi
untuk tujuan komersial Islam tidak atas dana-dana yang
mengenal peminjaman uang tetapi dipercayakan oleh pemegang
adalah kemitraan / kerjasama rekening investasi/deposan
(mudharabah dan musyarakah) atas dasar prinsip bagi hasil
dengan prinsip bagi hasil. Sedang sesuai dengan kebijakan
peminjaman uang hanya investasi bank.

Dominasi Akad Murabahah Pada Praktik Penyaluran Dana di Bank Syariah 78


AKUNTANBILITAS: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AKUTANSI
Vol. 6 No. 2 Juli 2012

2. Sebagai pengelola investasi hasil (Mudharabah); (2) pembiayaan


atas dana yang dimiliki oleh berdasarkan prinsip penyertaan
pemilik dana/sahibul maal (Musyarakah); (3) pembiayaan
sesuai dengan arahan berdasarkan prinsip jual beli (Al
investasi yang dikehendaki Bai’); (4) Pembiayaan berdasarkan
oleh pemilik dana (dalam hal prinsip sewa (Ijarah dan Ijarah wa
ini bank bertindak sebagai Iqtina/Ijarah Muntahiah bi Tamlik);
manajer investasi) dan (5) Surat-surat berharga syariah
3. Sebagai penyedia jasa lalu dan investasi lainnya.
lintas pembayaran dan jasa- Fungsi penggunaan dana
jasa lainnya sepanjang tidak yang terpenting bagi bank komersil
bertentangan dengan prinsip adalah fungsi pembiayaan. Portfolio
syariah pembiayaan pada bank komersil
4. Sebagai pengelola fungsi menempati porsi terbesar, pada
sosial seperti pengelolaan umumnya sekitar 55% sampai 60%
dana zakat dan penerimaan dari total aktiva. Tingkat penghasilan
serta penyaluran dana dari pembiayaan (yield on financing)
kebajikan ( fungsi optional ) merupakan tingkat penghasilan
Bank harus mempersiapkan tertinggi bagi bank. Sesuai dengan
strategi penggunaan dana-dana yang karakteristik dari sumber dananya,
dihimpunnya sesuai dengan rencana pada umumnya bank komersil
alokasi berdasarkan kebijakan yang memberikan pembiayaan berjangka
telah digariskan. Alokasi ini pendek dan menengah, meskipun
mempunyai beberapa tujuan yaitu : beberapa jenis pembiayaan dapat
1. Mencapai tingkat diberikan dengan jangka waktu yang
profitabilitas yang cukup dan lebih panjang.
tingkat resiko yang rendah
2. Mempertahankan Produk Pembiayaan Bank Syariah
kepercayaan masyarakat Pembiayaan merupakan salah
dengan menjaga agar posisi satu tugas pokok bank, yaitu
likuiditas tetap aman. pemberian fasilitas penyediaan dana
Untuk mencapai kedua keinginan untuk memenuhi kebutuhan pihak-
tersebut maka alokasi dana-dana pihak yang merupakan defisit unit.
bank harus diarahkan sedemikian Menurut sifat penggunaannya,
rupa agar pada saat diperlukan semua pembiayaan dapat dibagi menjadi
kepentingan nasabah dapat terpenuhi. dua hal yaitu pembiayaan produktif
Alokasi penggunaan dana bank dan pembiayaan konsumtif.
syariah pada dasarnya dapat dibagi Sedangkan pembiayaan produktif
dalam dua bagian penting dari aktiva dibedakan menjadi pembiayaan
bank, yaitu (1) Earning Assets modal kerja dan pembiayaan
(aktiva yang menghasilkan) dan (2) investasi (Antonio, 2001, 160).
Non Earning Assets (aktiva yang Guna keperluan pembiayaan
tidak menghasilkan) tersebut, berdasarkan dokumen
Earning Assets adalah berupa Kodifikasi Produk Perbankan
investasi dalam bentuk (1) Syariah yang diterbitkan oleh Bank
pembiayaan berdasarkan prinsip bagi Indonesia pada tahun 2008,

Dominasi Akad Murabahah Pada Praktik Penyaluran Dana di Bank Syariah 79


AKUNTANBILITAS: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AKUTANSI
Vol. 6 No. 2 Juli 2012

disediakan dalam bentuk bermacam- Bank juga menghadapi risiko


macam produk. Produk pembiayaan penolakan nasabah. Barang yang
tersebut adalah mudharabah, dikirim bisa saja ditolak oleh
musyarakah, murabahah, salam, nasabah karena berbagai sebab.
istishna’, ijarah, qardh, dan Risiko lainnya adalah risiko barang
pembiayaan multi jasa. Dari berbagai yang diakadkan dijual oleh nasabah.
pilihan produk tersebut, seperti yang Karena murabahah bersifat jual beli
telah disampaikan di bagian latar dengan utang, maka ketika kontrak
belakang, maka penelitian ini ditandatangani, barang itu menjadi
berfokus pada produk pembiayaan milik nasabah. Nasabah bebas
murabahah, mudharabah dan melakukan apa pun terhadap aset
musyarakah. Pada bagian berikut miliknya, termasuk untuk
disajikan penjelasan masing-masing menjualnya. Jika terjadi demikian,
produk pembiayaan yang dijadikan risiko untuk default akan besar.
sebagai obyek penelitian. b. Mudharabah
a. Murabahah Menurut Bank Indonesia
Haque (1987) dalam Antonio (2008), mudharabah didefinisikan
(2001, 101) mendefinisikan bai’ sebagai transaksi penanaman dana
murabahah adalah jual beli pada dari pemilik dana (shahibul maal)
harga asal dengan tambahan kepada pengelola dana (mudharib)
keuntungan yang disepakati. Penjual untuk melakukan kegiatan usaha
harus memberi tahu harga produk tertentu yang sesuai syariah, dengan
yang ia beli dan menentukan suatu pembagian hasil usaha antara kedua
tingkat keuntungan sebagai belah pihak berdasarkan nisbah yang
tambahannya. telah disepakati sebelumnya. Antonio
Modifikasi murabahah, yang (2001) mengutip dari Asy Syarbasyi
disebut murabahah KPP (Kepada (1987) menyatakan dalam definisi
Pemesan Pembelian) merupakan mudharabah bahwa apabila rugi,
salah satu bentuk aplikasi pada maka ditanggung oleh pemilik modal
perbankan syariah. Murabahah ini selama kerugian itu bukan akibat
diterapkan pada produk pembiayaan kelalaian pengelola. Seandainya
untuk pembelian barang-barang kerugian itu diakibatkan karena
investasi, baik domestik maupun luar kecurangan atau kelalaian si
negeri, seperti melalui letter of credit pengelola, si pengelola harus
(L/C). bertanggung jawab atas kerugian
Risiko yang dihadapi oleh tersebut. Sedangkan berdasarkan
perbankan terkait dengan jenisnya, mudharabah dibedakan
pembiayaan murabahah antara lain menjadi 2, yaitu mudharabah
default atau kelalaian, yaitu nasabah mutlaqah (tidak dibatasi) dan
sengaja tidak membayar angsuran. mudharabah muqayyadah (dibatasi).
Bank juga menghadapi risiko Batasan yang dimaksud meliputi
fluktuasi harga komparatif. Ini terjadi jenis usaha, waktu dan daerah bisnis.
bila harga barang di pasar naik Mudharabah biasanya
setelah bank membelikannya untuk diterapkan pada produk-produk
nasabah. Bank tidak bisa mengubah pembiayaan dan pendanaan. Pada
harga jual barang tersebut. sisi pembiayaan mudharabah

Dominasi Akad Murabahah Pada Praktik Penyaluran Dana di Bank Syariah 80


AKUNTANBILITAS: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AKUTANSI
Vol. 6 No. 2 Juli 2012

diterapkan untuk pembiayaan modal nilai posisi, penyogokan/penyuapan,


kerja, seperti modal kerja ketidaksesuaian pencatatan pajak
perdagangan dan jasa. Selain itu, (secara sengaja), kesalahan,
mudharabah juga diterapkan untuk manipulasi dan mark up dalam
investasi khusus (mudharabah akuntansi/pencatatan maupun
muqayyadah), di mana sumber dana pelaporan.
khusus dengan penyaluran yang
khusus dengan syarat-syarat yang c. Musyarakah
ditetapkan oleh shahibul maal Pengertian musyarakah
(Antonio, 2001). menurut Bank Indonesia (2008) yaitu
Bagi bank, manfaat yang transaksi penanaman dana dari dua
diperoleh dari pembiayaan atau lebih pemilik dana dan/atau
mudharabah yaitu bank akan barang untuk menjalankan usaha
menikmati peningkatan bagi hasil tertentu sesuai syariah dengan
pada saat keuntungan usaha nasabah pembagian hasil usaha antara kedua
meningkat. Namun demikian, dalam belah pihak berdasarkan nisbah yang
pelaksanaan pembiayaan disepakati, sedangkan pembagian
mudharabah, bank harus lebih rugi berdasarkan proporsi modal
selektif dan hati-hati (prudent) masing-masing. Definisi tersebut
mencari usaha yang benar-benar berbeda dengan yang dinyatakan
halal, aman, dan menguntungkan dalam Antonio (2001,90) terkait
karena keuntungan yang kongkret dengan keuntungan. Menurut
dan benar-benar terjadi itulah yang Antonio (2001, 90) penentuan
dibagikan. kerugian bukan berdasarkan proporsi
Bank juga menanggung risiko modal masing-masing, melainkan
yang timbul dari pembiayaan sesuai dengan kesepakatan.
mudharabah berupa side streaming, Aplikasi dalam perbankan
yaitu nasabah menggunakan dana itu dalam pembiayaan musyarakah
bukan seperti yang disebut dalam terwujud dalam pembiayaan proyek
kontrak. Risiko lainnya adalah dan modal ventura (Antonio, 2001,
kemungkinan kelalaian dan 93). Pembiayaan proyek dilakukan
kesalahan yang disengaja. Selain itu bersama-sama antara nasabah dan
ada juga risiko penyembunyian bank. Setelah proyek itu selesai,
keuntungan oleh nasabah bila nasabah mengembalikan dana
nasabahnya tidak jujur. tersebut bersama bagi hasil yang
Bank Indonesia (2008) disepakati untuk bank. Sedangkan
menambahkan risiko dari pada modal ventura, penanaman
mudharabah yaitu risiko pasar dan modal dilakukan untuk jangka waktu
risiko operasional. Risiko pasar yang tertentu dan setelah itu, bank
disebabkan oleh pergerakan oleh melakukan divestasi atau menjual
pergerakan nilai tukar jika bagian sahamnya, baik secara singkat
pembiayaan atas dasar akad maupun bertahap.
mudharabah diberikan dalam valuta Manfaat yang dapat diperoleh
asing. Sedangkan risiko operasional bank dari pembiayaan musyarakah
disebabkan oleh internal fraud antara antara lain adalah bank akan
lain pencatatan yang tidak benar atas menikmati peningkatan dalam

Dominasi Akad Murabahah Pada Praktik Penyaluran Dana di Bank Syariah 81


AKUNTANBILITAS: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AKUTANSI
Vol. 6 No. 2 Juli 2012

jumlah tertentu pada saat keuntungan sangat mempengaruhi stabilitas


usaha nasabah meningkat. Di sisi keuangan bank dan lebih lanjut
lain, bank harus lebih selektif dan berdampak pada kinerja bank.
hati-hati (prudent) mencari usaha Menurut Rahardja (1997) dalam
yang benar-benar halal, aman, dan Nasution (2003), penilaian kredit
menguntungkan karena keuntungan harus memenuhi kriteria sebagai
yang kongkret dan benar-benar berikut :
terjadi itulah yang dibagikan. 1. Keamanan kredit (safety), yaitu
Risiko yang muncul dari bahwa harus benar-benar
pembiayaan musyarakah sama diyakini bahwa kredit tersebut
dengan risiko pada pembiayaan dapat dilunasi kembali.
mudharabah. Risiko tersebut berupa 2. Terarahnya tujuan penggunaan
side streaming, yaitu nasabah kredit (suitability), yaitu kredit
menggunakan dana itu bukan seperti akan digunakan untuk tujuan
yang disebut dalam kontrak. Risiko yang sejalan dengan kepentingan
lainnya adalah kemungkinan masyarakat atau setidaknya tidak
kelalaian dan kesalahan yang bertentangan dengan peraturan
disengaja. Selain itu ada juga risiko yang berlaku.
penyembunyian keuntungan oleh 3. Menguntungkan (profitable),
nasabah bila nasabahnya tidak jujur. yaitu kredit yang diberikan
Bank Indonesia (2008) menguntungkan bagi bank
menambahkan risiko dari maupun bagi nasabah.
musyarakah yaitu risiko pasar dan Menurut Sinungan (1993)
risiko operasional. Risiko pasar yang dalam Nasution (2003), metode lain
disebabkan oleh pergerakan oleh yang dapat digunakan untuk
pergerakan nilai tukar jika menentukan nilai kredit adalah
pembiayaan atas dasar akad dengan menggunakan formula 4P,
musyarakah diberikan dalam valuta yaitu : (1) Personaliy ; (2) Purpose ;
asing. Sedangkan risiko operasional (3) Prospect; (4) Payment.
disebabkan oleh internal fraud antara Sedangkan faktor-faktor yang
lain pencatatan yang tidak benar atas mempengaruhi resiko penilaian
nilai posisi, penyogokan/penyuapan, kredit (Rahardja:1997), antara lain :
ketidaksesuaian pencatatan pajak (1) Character ; (2) Capacity ; (3)
(secara sengaja), kesalahan, Capital ; (4) Conditional ; (5)
manipulasi dan mark up dalam Collateral.
akuntansi/pencatatan maupun Risiko bank syariah
pelaporan. sebetulnya lebih kecil dibanding
bank konvensional. Bank syariah
Preferensi Bank Syariah dalam tidak akan mengalami negative
Penyaluran Dana spread, karena dari dana yang
Dalam pendanaan kepada dikucurkan untuk pembiayaan akan
nasabah dalam bentuk pemberian diperoleh pendapatan, bukan bunga
kredit, ada beberapa hal yang perlu seperti di bank biasa. Sementara
diperhatikan berkaitan dengan untuk deposan, bank syariah tidak
penilaian kredit, oleh karena layak memberikan bunga melainkan sistem
tidaknya kredit yang diberikan akan bagi hasil.

Dominasi Akad Murabahah Pada Praktik Penyaluran Dana di Bank Syariah 82


AKUNTANBILITAS: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AKUTANSI
Vol. 6 No. 2 Juli 2012

Meskipun manajer bank berusaha industri yang dibiayai, kebijakan


untuk menghasilkan keuntungan agunan dan sebagainya, dan yang
setinggi-tingginya, secara simultan paling penting adalah standar
mereka harus juga memperhatikan pengendalian kredit yang diterapkan.
adanya kemungkinan risiko yang Karena kredit diberikan dalam
timbul menyertai keputusan- lingkungan yang sangat bersaing,
keputusan manajemen tentang tingkat pendapatan kredit (yield on
struktur aset dan liabilitasnya. Secara financing) yang lebih tinggi pada
spesifik risiko-risiko yang akan umumnya melibatkan risiko yang
menyebabkan bervariasinya tingkat lebih tinggi juga
keuntungan bank meliputi risiko Bank syariah tidak akan
likuiditas, risiko kredit, risiko tingkat menghadapi risiko tingkat bunga,
bunga dan resiko modal. walaupun dalam lingkungan dimana
Risiko kredit berhubungan berlaku dual banking system
dengan menurunnya pendapatan meningkatnya tingkat bunga di pasar
yang dapat merupakan akibat dari konvensional dapat berdampak pada
kerugian atas kredit (jual-beli meningkatnya risiko likuiditas
tangguh) atau kegagalan tagihan atas sebagai akibat adanya nasabah yang
surat-surat berharga. Bank dapat menarik dana dari bank syariah dan
mengendalikan risiko kredit melalui berpindah ke bank konvensional.
pelaksanaan kegiatan usaha yang Sumber-sumber risiko yang
konservatif, meskipun terhadap berkaitan dengan perbankan juga
bidang-bidang yang menjanjikan dapat dijumpai akibat kehilangan
tingkat keuntungan yang sangat karena pencurian, perampokan,
menarik. penipuan atau kecurangan.
Risiko kredit sulit dikenali Sehubungan dengan itu manajemen
tanpa menguji portfolio kredit. harus mengasuransikan beberapa
Faktor kunci bagi pengendalian jenis risiko tertentu menerapkan
risiko kredit adalah diversifikasi dari sistem pengawasan untuk melindungi
tipe-tipe kredit, diversifikasi dalam kerugian-kerugian tersebut.
wilayah geografis dan jenis-jenis

bisa merubah keadaannya melalui


METODE PENELITIAN pemahaman-diri. Pada perspektif
Penelitian ini merupakan kritis, epistimologi dipandang dari
penelitian kualitatif dengan dua tingkat. Pertama bagi individu,
perspektif kritis. Penelitian kritis bahwa kesadaran-diri akan
bertujuan untuk meruntuhkan mitos menghasilkan pembebasan aktivitas
dan memberdayakan masyarakat dan kepercayaannya. Kedua pada
menuju perubahan sosial secara tingkat umum, kesadaran tersebut
radikal (Neuman, 2000). Mitos yang dilihat sebagi kondisi kemanusiaan
dimaksud dalam penelitian ini adalah yang umum yang dapat
produk pembiayaan pada perbankan menimbulkan efek sebab-akibat
syariah. antara kesadaran-diri dengan
Menurut Burrel and Morgan “kebahagiaan” yang diinginkan.
(1979), ilmuwan sosial kritis
mengasumsikan bahwa seseorang

Dominasi Akad Murabahah Pada Praktik Penyaluran Dana di Bank Syariah 83


AKUNTANBILITAS: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AKUTANSI
Vol. 6 No. 2 Juli 2012

Penelitian ini dimaksudkan Berdasarkan paparan di atas


untuk membangkitkan kesadaran-diri maka obyek penelitian ini adalah
tentang produk pembiayaan bank produk pembiayaan yang terdiri atas
syariah dengan cara mengkritisinya mudharabah, musyarakah, dan
berdasarkan preferensi bank syariah murabahah, pada bank syariah.
dalam memberikan pembiayaan. Pihak yang diupayakan untuk
Dengan demikian, diharapkan mendapatkan kesadaran-diri adalah
pembaca akan mendapatkan nasabah, sedangkan bank syariah
pemahaman tentang hal tersebut dan bertindak sebagai status quo. Teori
selanjutnya bisa menentukan sikap yang digunakan untuk mengkritisi
maupun tindakan dalam kaitannya obyek penelitian adalah preferensi
dengan produk pembiayaan di bank dan risiko pembiayaan pada bank
syariah. syariah.
Ilmu sosial kritis juga Data dan informasi tentang
mengasumsikan terjadinya produk pembiayaan syariah
kontradiksi sosial dan diperoleh dari pengamatan terhadap
ketidaksetaraan yang memotivasi praktik pembiayaan pada Bank
perubahan terhadap status quo. Syariah X. selain itu, peneliti juga
Begitu pula dalam penelitian ini. memperoleh informasi pendukung
Kontradiksi pada produk pembiayaan dari berbagai literatur, jurnal, dan
diidentifikasi berdasarkan bukti buku pedoman yang diterbitkan oleh
bahwa proporsi produk pembiayaan Bank Indonesia.
yang dominan adalah murabahah. Informan kunci dari
Hal tersebut diindikasikan adanya penelitian ini adalah Ibu Y sebagai
kepentingan bank syariah untuk nasabah pembiayaan Bank Syariah X,
menjaga dan menumbuhkan account officer Bank Syariah X,
kinerjanya melalui minimalisasi marketing Bank Syariah X, costumer
risiko kredit. Berdasarkan indikasi service Bank Syariah X, dan kepala
tersebut, maka terjadi cabang Bank Syariah X. Peneliti juga
ketidaksetaraan antara nasabah memperoleh informasi terkait tema
pembiayaan dengan manajemen bank penelitian dari hasil diskusi dengan
syariah, di mana bank syariah beberapa akademisi dengan keahlian
berlaku sebagai status quo. keuangan syariah.

PEMBAHASAN taraf hidup rakyat. Ada hal penting


Muhasabah Perbankan Syariah yang menjadi perhatian, yaitu peran
Berdasarkan UU no. 21 masyarakat dalam perbankan, yaitu
Tahun 2008 tentang Perbankan sebagai sumber dana dan obyek
Syariah dinyatakan bahwa bank kredit.
adalah badan usaha yang Selain itu, hal yang lebih
menghimpun dana dari masyarakat penting lagi yaitu peningkatan taraf
dalam bentuk simpanan dan hidup masyarakat yang juga menjadi
menyalurkannya kepada masyarakat fokus dari tujuan perbankan syariah.
dalam bentuk kredit dan/atau bentuk Kiranya, hal ini perlu dicatat bahwa
lainnya dalam rangka meningkatkan porsi masyarakat dalam perbankan

Dominasi Akad Murabahah Pada Praktik Penyaluran Dana di Bank Syariah 84


AKUNTANBILITAS: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AKUTANSI
Vol. 6 No. 2 Juli 2012

syariah sangat besar, sehingga akad yang dilakukan berdasarkan


manajemen bank syariah tidak hukum atau syari’at Islam (Antonio,
diperbolehkan untuk menindas 2001, 29). Jadi di atas perhitungan
mereka. Bahkan sebaliknya, bank ekonomi, pertimbangan syariah
syariah harus memberdayakan sangat perlu diperhatikan, lebih-lebih
mereka agar tujuan peningkatan taraf untuk mencapai tujuan peningkatan
hidupnya tercapai. taraf hidup masyarakat.
Pada UU No. 21 Tahun 2008 Upaya tersebut dikuatkan
tersebut juga mendefinisikan tentang dengan adanya keharusan adanya
bank syariah. Definisi Bank Syariah Dewan Pengawas Syariah (DPS).
menurut UU tersebut adalah Bank Tugas DPS yaitu mengawasi
yang menjalankan kegiatan usahanya operasional bank dan produk-
berdasarkan Prinsip Syariah dan produknya agar sesuai dengan garis-
menurut jenisnya terdiri atas Bank garis syariah (Antonio, 2001, 30).
Umum Syariah dan Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah. Prinsip Dominasi Pembiayaan Murabahah
syariah menjadi pembeda antara di Bank Syariah
bank syariah dengan bank Menurut UU No. 21 Tahun
konvensional. Begitupun dalam 2008, pembiayaan adalah penyediaan
pembiayaan, secara syariah produk dana atau tagihan yang dipersamakan
bank syariah berbeda dengan bank dengan itu berupa (a) transaksi bagi
konvensional. hasil dalam bentuk mudharabah dan
Jika dikaitkan dengan tujuan musyarakah; (b) transaksi sewa-
bank syariah, yaitu untuk menyewa dalam bentuk ijarah atau
meningkatkan taraf hidup sewa beli dalam bentuk ijarah
masyarakat, maka penggunaan muntahiya bittamlik; (c). transaksi
paradigma syariah dalam jual beli dalam bentuk piutang
operasionalisasi perbankan akan murabahah, salam, dan istishna’; (d)
memberikan pijakan yang kokoh transaksi pinjam meminjam dalam
karena bersumber pada syariah bentuk piutang qardh; dan (e)
Islam. Hal ini dikarenakan dengan transaksi sewa-menyewa jasa dalam
syariah maka bank syariah, sebagai bentuk ijarah untuk transaksi
subsistem dari sistem perekonomian multijasa berdasarkan persetujuan
Islam, diharuskan mengadopsi nilai- atau kesepakatan antara Bank
nilai ekonomi Islam. Nilai-nilai Syariah dan/atau UUS dan pihak lain
tersebut yaitu perekonomian yang mewajibkan pihak yang
masyarakat luas, keadilan dan dibiayai dan/atau diberi fasilitas dana
persaudaraan menyeluruh, keadilan untuk mengembalikan dana tersebut
distribusi pendapatan, serta setelah jangka waktu tertentu dengan
kebebasan individu dalam konteks imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau
kesejahteraan sosial (Antonio, 2001, bagi hasil.
17). Bank Indonesia
Lebih lanjut, segala akad mengidentifikasi lima (5) kelompok
yang praktikkan dalam bank syariah pembiayaan, yaitu Piutang
memiliki konsekuensi duniawi dan Murabahah, Piutang Qardh,
ukhrawi, dunia dan akhirat, karena Mudharabah, Musyarakah, dan
lainnya. Data per Oktober 2011

Dominasi Akad Murabahah Pada Praktik Penyaluran Dana di Bank Syariah 85


AKUNTANBILITAS: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AKUTANSI
Vol. 6 No. 2 Juli 2012

menunjukkan Piutang Murabahah pembiayaan musyarakah. Jika


paling mendominasi tercatat sebesar dibanding dengan pembiayaan
Rp 52,06 triliun atau 42,42% diikuti mudharabah, maka perbandingannya
oleh pembiayaan Musyarakah yang semakin besar, yakni mencapai 30
sebesar Rp 17,73 triliun (14,45%). kali lipat.
Sedangkan pembiayaan Mudharabah Guna mengkonfirmasi data
tercatat Rp 1,73 triliun atau 8,26%. tersebut, maka berikut disajikan data
Angka-angka tersebut Bank Syariah X tentang pembiayaan
memberikan gambaran kuatnya mudharabah, musyarakah, dan
dominasi pembiayaan Murabahah murabahah. Data tersebut dihimpun
dalam eksekusi fungsi penyaluran berdasarkan Laporan Keuangan
dana pada bank syariah di Indonesia. Bank Syariah X tahun 2007 sampai
Share pembiayaan murabahah dengan 2011.
mendekati tiga kali share
Gambar 1. Perkembangan Pembiayaan Bank Syariah X

Berdasarkan gambar 1 terlihat Data tahun 2011


dengan jelas dominasi pembiayaan menunjukkan dominasi pembiayaan
murabahah dibanding pembiayaan murabahah yang terkuat, dibuktikan
mudharabah dan musyarakah. Pada dengan tingginya angka share yakni
tiap tahun dilaporkan jumlah 68,01% dan nilainya mencapai Rp
pembiayaan murabahah selalu 19,77 triliun. Angka tersebut jauh
melebihi pembiayaan lainnya. Tren lebih besar dibanding dengan
pembiayaan murabahah selalu pembiayaan mudharabah dan
meningkat relatif signifikan musyarakah yang tidak sampai
dibanding pembiayaan mudharabah mencapai Rp 6 triliun.
dan musyarakah. Berdasarkan fakta tersebut,
Rata-rata pembiayaan maka layaklah jika ada kecurigaan
murabahah tiap tahunnya adalah Rp bahwa bank syariah cenderung
10,51 triliun, sedangkan rata-rata memilih pembiayaan murabahah
share-nya 57,02%. Rata-rata sebagai alternatif eksekusi fungsi
tersebut nilainya lebih 2 kali lipat penyaluran dananya. Meskipun fakta
nilai rata-rata untuk dua jenis tersebut juga bisa diartikan bahwa
pembiayaan yang lainnya. justru nasabah pembiayaan lah yang

Dominasi Akad Murabahah Pada Praktik Penyaluran Dana di Bank Syariah 86


AKUNTANBILITAS: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AKUTANSI
Vol. 6 No. 2 Juli 2012

menyebabkan terjadinya fenomena Saya perlu uang untuk bayar


tersebut. Bahkan ada penelitian yang biaya sekolah. Memang saya
mengidentifikasi variable-variabel ingin ke bank syariah untuk
yang mempegaruhi pembentukan mendapatkan uangnya.
pembiayaan murabahah bermasalah, Waktu itu saya pengennya
yaitu limit pembiayaan, jangka pakai akad qardh. Karena
waktu dan kecukupan jaminan. sebenarnya uang saya saya
Terkait dengan masalah pinjam itu cuma untuk
tersebut maka perlu ditelaah lebih sementara, wong nanti kalo
lanjut tentang pembiayaan beasiswa saya sudah cair
murabahah. Sebagai awalan ditelisik langsung saya lunasi. Ketika
perihal keterjadian akad pembiayaan saya mengkonsultasikan ke
di bank syariah. Berdasarkan teman yang ahli akuntansi
pengalaman beberapa informan yang syariah, beliau
pernah mengajukan aplikasi meromendasikan pakai akad
pembiayaan ke bank syariah, maka kafalah. Pertimbangannya
pihak bank mengarahkan aplikasi kan saya bukan golongan
tersebut ke akad murabahah. Berikut tidak mampu, cuma
disajikan dua kutipan cerita dari mengalihkan utang aja. Tapi
informan ketika mereka mengajukan ketika ke bank, saya
pembiayaan: diberitahu kalo untuk akad itu
Informan 1 ribet, harus ada surat
“Waktu itu saya perlu pernyataan dari universitas
tambahan modal untuk usaha tempat studi, juga dari
saya. Saya mau buka toko pemberi beasiswa. Lagian
komputer. Saya ke bank banknya harus ada kerjasama
syariah X buat ngajuin modal. dulu dengan mereka. Mereka
Pertimbangannya biar lebih arahkan ke murabahah.
aman, dunia akhirat. Saya Sebenarnya saya tahu kalo itu
bilang ke petugas banknya. ga bener, tapi waktu itu saya
Terus sama bapaknya saya kepepet, soalnya sudah harus
ditanya berapa butuh segera melunasi daftar ulang.
modalnya. Saya bilang Rp 25 Kalo mau, pilihan saya adalah
juta. Terus bapaknya bilang, ke bank konvensional. Saya
bisa Pak, nanti bapak siapkan ya ga mau. Ya sudahlah, ga
kuitansi pembelian papa. Lha yang lucu, sampe
komputernya saja, yang sekarang, saya tidak pegang
harganya Rp 25 juta. Terus dokumen pembiayaan saya
saya disuruh milih, mau itu. Wong katanya nanti
berapa lama pinjamnya, dan dikirim copy nya. Saya juga
ngangsurnya juga berapa. ga disuruh setor bukti
Kan bapaknya itu punya pembelian. Kan memang saya
daftarnya. Seperti yang di ga beli apa-apa tho.
dealer motor itu lho mbak.
Informan pertama berlatar
Informan 2 belakang pendidikan sarjana dan
memiliki ketertarikan dengan

Dominasi Akad Murabahah Pada Praktik Penyaluran Dana di Bank Syariah 87


AKUNTANBILITAS: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AKUTANSI
Vol. 6 No. 2 Juli 2012

ekonomi Islam. Berdasarkan dilayani oleh account officer dan


wawancara mendalam, beliau baru kepala cabangnya langsung)
pertama kali itu mengajukan memberitahukan bahwa akad itu
pembiayaan ke bank syariah. Meski tidak bisa dilakukan dengan alasan
belum begitu paham tentang akad- sebagaimana diceritakan di kutipan
akad syariah, beliau pada akhirnya di atas.
menyimpulkan bahwa tidak ada Berdasarkan informasi
perbedaan antara bank syariah dan tersebut, dapat dilihat adanya
bank konvesional. preferensi manajemen bank untuk
Ketika dikonfirmasi tentang mengarahkan pembiayaan ke akad
akad yang dipakai untuk pembiayaan murabahah. Bahkan lebih ekstrim
itu, beliau menunjukkan dokumen- lagi, ada kesan bahwa bank syariah
dokumen yang diberikan bank tidak berbeda dengan bank
syariah. Dokumen itu ber-kop konvesional. Intinya mereka
pembiayaan murabahah. Secara jelas memperjualbelikan uang, bukan
dipaparkan di sana informasi terkait barang. Meskipun dalam akad
dengan akad murabahah. Juga tertera murabahah ada modifikasi tentang
harga pokok beserta margin, juga penyediaan barangnya yaitu dengan
jangka waktunya. Dokumen tersebut akad wakalah (diwakilkan), namun
juga menyertakan bukti penyerahan pada praktiknya juga ada
dokumen jaminan yang diserahkan penyelewengan. Pada kasus informan
informan kepada bank. pertama, akad wakalah juga
Informan tersebut ditambahkan. Namun ternyata,
mengatakan bahwa dia tidak pelaksanaan pembelian itu adalah
memperoleh penjelasan tentang akad setelah uang dicairkan. Artinya,
murabahah. Pihak bank juga tidak transaksi pembelian yang menjadi
menjelaskan pilihan-pilihan skema esensi dari murabahah, dilakukan
pembiayaan yang ada di bank syariah setelah pemberian uang. Fakta yang
tersebut. Pihak bank juga tidak dialami oleh informan pertama
menanyakan keperluan penggunaan menunjukkan bukti fenomena
uang itu untuk apa. tersebut. Informan tersebut
Berbeda dengan informan menyampaikan bukti transaksi
pertama, informan kedua ini berlatar berupa nota pembelian laptop
pendidikan master. Beliau juga sebulan setelah akad. Nota itu pun
memiliki pengetahuan yang cukup sangat sederhana, hanya
tentang ekonomi syariah, termasuk menyebutkan kuantitas dan harganya
tentang perbankan syariah beserta saja. Tidak ada keterangan tentang
akad-akadnya. Ketika mengurus spesifikasi barang yang dilampirkan.
pembiayaan tersebut, informan ini Dengan demikian maka tentu akan
sudah menyampaikan maksud sulit jika bank syariah ingin
beserta alasan pemilihan akadnya. melakukan pengecekan kesesuaian
Pada awalnya, bank syariah itu antara nilai barang dengan
menyetujuinya. Selanjutnya barangnya.
dilakukan proses administrasinya. Padahal, bukti transaksi
Namun, beberapa saat kemudian, pembelian itulah yang menjadi dasar
pihak bank (waktu itu informan penentuan nilai pokok beserta marjin

Dominasi Akad Murabahah Pada Praktik Penyaluran Dana di Bank Syariah 88


AKUNTANBILITAS: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AKUTANSI
Vol. 6 No. 2 Juli 2012

dalam transaksi murabahah. tersebut diolah, maka diperoleh


Sebagaimana hal tersebut termaktub angka persentase yang diistilahkan
dalam penjelasan definisi murabahah dengan expected return. Expected
oleh Haque (1987) dalam Antonio return inilah yang kemudian
(2001, 101). Praktik ini justru ditetapkan oleh direksi untuk
menunjukkan bukti bahwa memang dijadikan acuan dalam penentuan
bank syariah semata-mata berfokus marjin. Praktik tersebut merupakn
pada jual-beli uang dengan upaya bank syariah untuk
mengabaikan maksud dari transaksi meniadakan risiko pasar seperti yang
tersebut. Praktik tersebut juga tidak dinyatakan oleh Bank Indonesia.
sejalan dengan salah satu Berdasarkan penelitian
karakteristik bank syariah, yaitu tersebut dapat diidentifikasi bahwa
finance the goods and services nasabah bukan menjadi variabel
(Antonio, 2001). Karakteristik penentu marjin. Variabel-variabel
tersebut menyebutkan bahwa tersebut semuanya berasal dari
seharusnya bank syariah tidak kepentingan internal bank syariah
memberikan dana secara tunai tetapi dalam mengamankan usahanya.
memberikan barang yang dibutuhkan. Nasabah dihadapkan langsung pada
Dari fakta tersebut bisa dua pilihan, menerima atau menolak
diartikan bahwa penentuan harga marjin yang ditetapkan.
pokok barang ditentukan dari Hal tersebut tercermin
banyaknya uang yang “dipinjamkan” sebagaimana paparan informan
oleh bank syariah. Sedangkan pertama yang mengatakan bahwa
penentuan marjin dilakukan secara beliau diberikan informasi tentang
sepihak oleh bank. Praktik ini tentu pembiayaan dengan format seperti
tidak seharusnya terjadi. informasi kredit sepeda motor.
Sebagaimana salah satu prinsip Informasi tersebut meliputi nilai
dalam sistem keuangan Islam yang pembiayaan, marjin dan jangka
disampaikan oleh Iqbal (1997), uang waktu. Berdasarkan teori, risiko yang
itu bertindak sebagai modal dihadapi oleh perbankan terkait
“potensial” (“potential” capital). dengan pembiayaan murabahah
Maksudnya adalah uang akan antara lain default atau kelalaian,
berubah menjadi modal actual hanya yaitu nasabah sengaja tidak
jika uang tersebut bersama dengan membayar angsuran. Terkait dengan
sumber daya lain dipergunakan risiko tersebut, bank syariah telah
dalam aktivitas produksi. mengantisipasinya yaitu bank syariah
Penelitian tentang marjin mensyaratkan jaminan yang
yang dilakukan oleh Nurbona (2011) diberikan oleh nasabah. Jadi risiko
menunjukkan bahwa bank syariah yang ditanggung bank sangatlah
masih menggunakan variabel- kecil.
variabel yang lazim digunakan di Kedua informan mengatakan
bank konvensional. Variabel tersebut bahwa mereka menyertakan jaminan
adalah biaya operasional, besarnya SK Pengangkatan Pegawai Negeri
Dana Pihak Ketiga (DPK), dan suku Sipil. Sedangkan mekanisme
bunga yang ditetapkan oleh Bank pembayaran angsurannya adalah
Indonesia. Setelah semua variabel potong gaji. Jadi risiko default nya

Dominasi Akad Murabahah Pada Praktik Penyaluran Dana di Bank Syariah 89


AKUNTANBILITAS: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AKUTANSI
Vol. 6 No. 2 Juli 2012

sangat kecil. Bahkan informan berdasarkan banyaknya “ uang yang


pertama mengalami pengalaman dipinjamkan kepada nasabah”. Harga
kelebihan angsuran disebabkan itupun telah disesuaikan dengan
kesalahan bank syariahnya. Ketika variabel lain dalam pelaksanaan akad
jangka waktu pembayarannya sudah murabahah, yaitu marjin (yang
habis, gajinya masih terpotong. ternyata sama dengan expected
Selain jaminan, untuk akad- return) dan tenor (jangka waktu
akad yang diindikasikan munculnya pembiayaan).
risiko tertentu (misalnya kematian Risiko selanjutnya adalah
dan kerusakan aset), maka bank risiko penolakan nasabah atas barang
syariah mengantisipasinya dengan yang sudah dikirim. Tentu saja bank
asuransi. Biaya asuransi itu pun, juga syariah tidak akan menghadapi risiko
biaya-biaya lainnya (misalnya biaya ini karena pada kenyataannya fakta
notaris, administrasi dan materai) pengiriman barang itu tidak pernah
ditanggung oleh nasabah. Fakta ini ada. Logikanya, apa yang akan
menunjukkan dominasi bank syariah dikirim jika barangnya saja tidak ada.
terhadap nasabahnya. Bank syariah sama sekali
Risiko lain terkait dengan tidak pernah memeriksa apakah akad
murabahah adalah risiko fluktuasi murabahah itu memang benar-benar
harga komparatif. Ini terjadi bila diimplimentasikan untuk membeli
harga barang di pasar naik setelah barang oleh nasabah. Jadi, jangankan
bank membelikan barang untuk perihal pengiriman barang,
nasabah. Bank tidak bisa mengubah keberadaan barangnya saja tidak
harga jual barang tersebut. Tentu saja menjadi hal yang penting bagi bank
bank syariah tidak ada urusannya syariah (apalagi mencatatnya sebagai
dengan risiko ini, karena bank persediaan).
syariah “tidak pernah” melakukan Ketidakberesan itu akan
transaksi pembelian. berlanjut jika dikaitkan dengan risiko
Jika ada transaksi pembelian, default akibat barang yang telah
konsekuensinya bank syariah harus dibeli, dijual oleh nasabah. Hal ini
mengakui adanya persediaan (istilah disebabkan jaminan pembiayaan
persediaan digunakan karena konteks murabahah bukanlah barang yang
akad murabahah adalah jual-beli, diakadkan, melainkan
bukan investasi). Namun fakta asset/komitmen lain milik nasabah.
menunjukkan, pada laporan Jadi, kalaupun nasabah menjual
keuangan bank syariah tidak pernah barang yang dibeli dengan akad
ada akun yang bernama persediaan. murabahah, maka bank syariah
Kalaupun ada, di sisi aset ada untuk masih aman karena bank memiliki
akad ijarah (keberadaan aset untuk jaminan atas aset/komitmen yang
akad ijarah jelas beda dengan lain, yang biasanya bernilai lebih
murabahah). tinggi daripada nominal akad
Jadi jelas, bahwa bank murabahah.
syariah tidak akan pernah Ditinjau dari teori tentang
menghadapi risiko fluktuasi harga penilaian kredit, maka praktik
komparatif ini karena pada pembiayaan murabahah memang
prakteknya harga ditentukan pilihan yang tepat bagi bank syariah.

Dominasi Akad Murabahah Pada Praktik Penyaluran Dana di Bank Syariah 90


AKUNTANBILITAS: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AKUTANSI
Vol. 6 No. 2 Juli 2012

Hal ini karena risikonya paling Fenomena tersebut terjadi


rendah dengan tingkat pengembalian karena dominasi bank syariah yang
yang tetap/terjamin. begitu kuat terhadap nasabahnya.
Pertama, tentang keamanan Dominasi tersebut disebabkan bank
kredit (safety) yang artinya harus syariah lah yang memiliki uang yang
benar-benar diyakini bahwa kredit dibutuhkan oleh nasabah. Bank juga
tersebut dapat dilunasi kembali. Pada memiliki kewenangan untuk
bagian sebelumnya sudah dipaparkan menentukan marjin. Fakta tersebut
bahwa risiko default bukan masalah juga didukung oleh penelitian Mulyo
pada pembiayaan murabahah. dan Mutmainnah, (2012). Penelitian
Kedua, tinjauannya adalah tersebut menunjukkan bukti bahwa
dari sisi terarahnya tujuan murabahah berpengaruh positif
penggunaan kredit (suitability), yaitu terhadap kinerja bank syariah.
kredit akan digunakan untuk tujuan Dominasi murabahah ini
yang sejalan dengan kepentingan dapat dimaklumi mengingat pada
masyarakat atau setidaknya tidak asalnya akad murabahah sebenarnya
bertentangan dengan peraturan yang bukan untuk pembiayaan yang riil.
berlaku. Hal ini yang dirasa kurang Akad murabahah merupakan akad
diperhatikan oleh bank syariah. jual beli, bukan akad penyertaan
Menelisik tujuan penggunaan modal. Untuk akad penyertaan modal
kredit, jika dikaitkan dengan direpresentasikan oleh mudharabah
kepentingan masyarakat, pada akad dan musyarakah.
murabahah akan sulit dilakukan. Menurut Kurniawati (2008),
Tujuan akad murabahah adalah untuk terkait dengan risiko pembiayaan
membeli barang. Titik. Tidak ada mudharabah, hal ini terjadi karena
keterangan lebih lanjut apakah model kontrak mudharabah
barang itu digunakan untuk diindikasikan sarat dengan agency
keperluan produktif atau konsumtif, problem yang disebabkan oleh
atau sesuai/tidak sesuai dengan adanya asymmetric information
peraturan yang berlaku. Semuanya antara shahibul maal dan mudharib
tergantung pada nasabah. Bank berupa moral hazard dan adversed
syariah tidak sampai mengurus selection. Salah satu solusi untuk
kepentingan itu. permasalahan ini adalah bank syariah
Ketiga adalah prinsip dapat menggunakan kriteria yang
menguntungkan (profitable), yaitu spesifik dengan melakukan screening
kredit yang diberikan terhadap karakteristik proyek dan
menguntungkan bagi bank maupun kualitas mudharib yang akan dibiayai.
bagi nasabah. Jelas ini sudah Dominasi bank syariah atas
diperhitungkan oleh bank syariah. nasabah akan sedikit melemah pada
Wujud konkretnya adalah marjin akad mudharabah atau musyarakah.
yang ditetapkan dengan Pada kedua akad tersebut, nasabah
memperhitungkan biaya-biaya dan berperan sebagai partner. Nasabah
risiko yang ditanggung oleh bank berperan sebagai pengelola dana
syariah. Hal ini sudah disampaikan (mudharib) pada akad mudharabah.
sebelumnya dalam paparan tentang Sedangkan pada akad musyarakah,
marjin. nasabah berposisi sebagai mitra.

Dominasi Akad Murabahah Pada Praktik Penyaluran Dana di Bank Syariah 91


AKUNTANBILITAS: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AKUTANSI
Vol. 6 No. 2 Juli 2012

Berdasarkan laporan Bank Logikanya, nasabah sudah


Indonesia, per Oktober 2011, bersusah payah mengorbankan
pembiayaan mudharabah sebesar Rp waktu, tenaga, dan pikirannya untuk
10,14 triliun dan pembiayaan mengelola usaha, maka kalaupun
musyarakah sebesar Rp 17,73 triliun. terjadi kerugian yang bukan
Dibandingkan dengan piutang kesalahannya, akan tidak adil jika dia
murabahah, nilai pembiayaan masih harus menanggungnya juga.
mudharabah itu hanya 19,48% nya. Sedangkan bank syariah sebagai
Sedangkan perbandingan antara penyedia dana akan mendapatkan
pembiayaan musyarakah dengan bagi hasil jika untung, dan ketika
murabahah adalah 34,06%. rugi akan wajar jika dia yang
Pada bank syariah X, menanggungnya.
sebagaimana diilustrasikan dalam Bank syariah juga sudah
gambar 1, terlihat bahwa mengantisipasi kemungkinan
pertumbuhan pembiayaan kerugian yang muncul. Pada struktur
mudharabah dan musyarakah dari organisasinya, ada fungsi yang
tahun ke tahun selama 2007 hingga bertugas sebagai analis
2011 relatif lambat jika dibandingkan kredit/pembiayaan. Fungsi itu
dengan murabahah. Nilai rata-rata menjalankan tugas untuk berlaku
pembiayaan mudharabah adalah Rp selektif dan hati-hati (prudent)
3,38 triliun per tahun, sedangkan mencari usaha yang benar-benar
untuk pembiayaan musyarakah halal, aman, dan menguntungkan
adalah sebesar Rp 3,78 triliun. Nilai karena keuntungan yang kongkret
tersebut masih jauh jika dibanding dan benar-benar terjadi itulah yang
rata-rata piutang murabahah yang dibagikan.
mencapai Rp 10,51 triliun per tahun. Hal yang serupa juga berlaku
Pada akad mudharabah, bank pada pembiayaan musyarakah.
syariah berperan sebagai pemilik Hanya saja pada pembiayaan
dana (shahibul maal). Pembagian musyarakah, nasabah tidak hanya
hasil usaha antara kedua belah pihak sebagai pengelola, melainkan juga
berdasarkan nisbah yang telah menyertakan modal. Posisi bank bisa
disepakati sebelumnya. Meskipun menjadi mitra aktif (ikut mengelola
pada praktiknya, nisbah ini juga usaha) atau sebagai mitra pasif (tidak
sudah ditetapkan oleh bank syariah ikut mengelola usaha).
berdasarkan nilai pembiayaan. Risiko lain yang muncul dari
Pada definisi mudharabah akad mudharabah dan musyarakah
yang ditetapkan oleh Bank Indonesia adalah side streaming, yaitu nasabah
tidak dinyatakan tentang kerugian. menggunakan dana itu bukan seperti
Namun menurut teori, kerugian itu yang disebut dalam kontrak. Risiko
bisa ditanggung oleh bank syariah lainnya adalah kemungkinan
jika kerugian yang terjadi bukan kelalaian dan kesalahan yang
akibat kelalaian nasabah. disengaja. Selain itu ada juga risiko
Berdasarkan prinsip ini, maka unsur penyembunyian keuntungan oleh
kepentingan nasabah menjadi nasabah bila nasabahnya tidak jujur.
perhatian. Risiko ini meski sudah
diantisipasi atau diperhitungkan

Dominasi Akad Murabahah Pada Praktik Penyaluran Dana di Bank Syariah 92


AKUNTANBILITAS: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AKUTANSI
Vol. 6 No. 2 Juli 2012

sebelumnya oleh bank syariah jangka pendek dan berisiko kecil,


melalui fungsi analis kreditnya, jika yaitu murabahah dan ijarah.
dipandang dari sisi positifnya akan Bank syariah seharusnya
lebih bermakna. Berdasarkan risiko memberikan pembinaan kepada
ini, maka bank syariah seharusnya nasabah dalam mengelola usaha.
lebih “mendekatkan diri” ke nasabah. Mereka juga berkepentingan dengan
Jika ingin berjaya, maka mereka juga moral dan etika nasabah. Hal ini
harus membantu menjayakan dikarenakan sumber kecurangan itu
nasabah. ada pada minimnya kesadaran
Perilaku ini ternyata juga nasabah akan nilai etika dan moral,
berlaku di dunia internasional. lebih-lebih pemahaman akan kaidah
Sebagaimana disampaikan oleh syariah Islam. Toh ketika nasabah
Gafoor (1995) bahwa bank syariah bisa mengelola usahanya dengan
enggan untuk melakukan baik, dan memiliki nilai moral dan
pembiayaan jangka menengah dan etika yang bagus, maka bank syariah
panjang. Hasil pengamatan terhadap akan mendapatkan manfaat akan
20 bank syariah selama tahun 1988 keamanan dan pertumbuhan
di Bahrain menunjukkan hasil bahwa dananya. Lebih jauh, bank syariah
porsi total asset yang diinvestasikan juga bisa mencapai tujuannya untuk
untuk pembiayaan jangka menengah- menyejahterakan masyarakat.
panjang hanya kurang dari 10%. Ketidakserasian antara bank
Bukti tersebut menunjukkan bahwa syariah dengan nasabah juga
bank syariah tidak suka untuk diidentifikasi oleh Dar and Persley
berpartisipasi pada proyek jangka (2000). Penelitiannya menunjukkan
menengah-panjang. Situasi tersebut bahwa ketidakseimbangan antara
sangat tidak menyenangkan bagi fungsi manajemen dan pengendalian
pertumbuhan ekonomi. menjadi factor yang mempengaruhi
Keengganan tersebut juga kurangnya praktik pembiayaan
bisa dikaitkan dengan manajemen berbasis bagi hasil. Muaranya adalah
likuiditas pada perbankan syariah. pada masalah keagenan yang
Menurut Samba Capital Management mendudukkan konsep bagi hasil
International (2000), manajer sebagai sesuatu yang merugikan bagi
pendanaan dituntut untuk penyedia modal.
menyediakan dana yang memadai Identifikasi keengganan bank
untuk kebutuhan penarikan kas oleh syariah untuk berperan serta dalam
nasabah. Mereka juga dituntut untuk menyejahterakan masyarakat
mengelola dana lancer untuk ternyata telah dilakukan oleh peneliti
dipergunakan sebagai pemberi imbal dari luar Indonesia, yaitu Timberg
hasil kepada investor. Dikarenakan (2003). Hasil penelitiannya
bank syariah tidak diperbolehkan menunjukkan, bank syariah di
menggunakan sistim bunga dan Indonesia tidak secara eksplisit
terbatasnya pilihan investasi jangka menyatakan aspek sosial sebagai
pendek yang berbasis syariah, maka salah satu tujuannya. Tujuan mereka
cara termudah yang dilakukan adalah adalah maksimalisasi laba dan
mendorong instrumen pembiayaan ketaatan mereka terhadap syariah.
Meskipun demikian, berdasarkan

Dominasi Akad Murabahah Pada Praktik Penyaluran Dana di Bank Syariah 93


AKUNTANBILITAS: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AKUTANSI
Vol. 6 No. 2 Juli 2012

penelitiannya, tujuan sosial tersebut Ide tersebut senada dengan


tersebut justru dilakukan oleh yang disampaikan oleh Mulya E.
lembaga keuangan non perbankan Siregar, Direktur Direktorat
yang cakupan usahanya lebih sempit, Perbankan Syariah BI dalam kata
yaitu Baitul Maal wa Tamwil pengantar Outlook Perbankan
(BMT), Modal Ventura, Bank Syariah 2011 yang menyatakan
Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS), bahwa perlunya inovasi baru pada
Koperasi Jasa Keuangan Syariah perbankan syariah. Mengamati
(KJKS), dan Koperasi Pesantren perkembangan persaingan usaha
(Kopontren). kedepan yang semakin ketat, maka
Upaya tersebut juga didukung strategi pengembangan daya saing
dengan teori yang menyatakan bank syariah akan semakin diarahkan
bahwa bank syariah memiliki kepada Coopetition Strategy yang
karakteristik khusus yang berbeda memadukan semangat kerjasama
dengan bank konvensional. dalam persaingan terutama terhadap
Karakteristik tersebut antara lain bank induk dan subsidiarinya,
hubungan dengan nasabah dalam sehingga akan tercipta win-win
bentuk hubungan kemitraan, solution dalam menjalankan bisnis
melakukan investasi pada hal yang bank dengan tujuan akhir adalah
halal saja, dan menciptakan kemanfaatan industri perbankan
keserasian antara bank dengan syariah yang sebesar-besarnya bagi
nasabah (Antonio, 2001). masyarakat.
pada penyaluran dana melalui produk
KESIMPULAN yang berbasis profit loss sharing.
Perbankan sebagai lembaga Hanya saja, bank syariah harus
intermediasi, antara surplus spending memiliki sumberdaya dan intensi
unit dengan deficit spending unit, yang lebih kuat untuk
memiliki posisi strategis dalam pelaksanaannya sehingga
perekonomian nasional. Dengan kekhawatiran atas risiko yang
demikian, upaya pengembangan melekat pada produk-produk tersebut
perbankan nasional termasuk bisa diminimalisir.
perbankan syariah perlu dilakukan Oleh karena itu diperlukan
secara berkesinambungan untuk kajian yang lebih mendalam tentang
meningkatkan kontribusinya praktik perbankan syariah yang
terhadap pembangunan ekonomi. seharusnya supaya apa yang sudah
Meskipun demikian, masih baik dalam perbankan syariah bisa
diperlukan lagi penyempurnaan- terus dipertahankan, sedangkan yang
penyempurnaan dalam bank syariah tidak baik bisa dihilangkan. Kajian
terkait dengan praktik mereka dalam tersebut bisa merujuk kepada praktik
penyaluran dananya agar sesuai yang dilakukan oleh lembaga
dengan yang diamanatkan oleh Bank keuangan syariah non bank yang
Indonesia, yaitu untuk meningkatkan menurut beberapa penelitian lebih
kesejahteraan masyarakat. Amanah berbasis pada konsep profit loss
itu bisa ditempuh dengan cara sharing.
pemberian porsi yang lebih besar

DAFTAR PUSTAKA

Dominasi Akad Murabahah Pada Praktik Penyaluran Dana di Bank Syariah 94


AKUNTANBILITAS: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AKUTANSI
Vol. 6 No. 2 Juli 2012

Iqbal, Zamiri, 1997, Islamic


Ahmed, Habib, 2002, A Financial Systems, Finance
Microeconomic Model of & Development, Juni 1997
Islamic Banking, Islamic Kurniawati, 2008, Masalah
Research and Training Keagenan (Agency
Institute, Jeddah Problem) dalam Kontrak
Ali, Ahmad Mohammed, 2002, The Mudharabah di Bank
State and Future of Islamic Syariah, Tesis, Universitas
Banking on the World Indonesia Program
Economic Scene, the Arab Pascasarjana
Bankers Association of Meyviany, Nasution, 2008, Faktor-
North America and the Faktor yang Berpeluang
Middle East Institute Menyebabkan
Arifin, Zainul, 2001, Konsep Dasar Permasalahan Non Lancar
Operasional Bank Syariah, Pembiayaan Murabaha
Bank Indonesia dan Rafa Pada Bank Umum Syariah
Consultig, Jakarta X, Tesis, Universitas
Bank Indonesia, 2004, Regulasi Bank Indonesia Program
Indonesia Untuk Perbankan Pascasarjana
Syariah Di Indonesia, Mulyo, Gagat Panggah dan
Jakarta Mutmainah, Siti, 2012,
Bank Indonesia, 2008, Kodifikasi Faktor-Faktor yang
Produk Perbankan Syariah, Mempengaruhi Profit
Jakarta Distribution Management
Bank Indonesia, 2011, Outlook Pada Bank Syariah di
Perbankan Syariah 2012, Indonesia Periode 2008-
Jakarta 2011, SNA 15 Banjarmasin
Burrel, G dan Morgan, G, 1979, Nasution, Cheruddin Syah, 2003,
Sosiological Paradigms Manajemen Kredit Syari’ah
and Organisational Bank Muamalat, Kajian
Analysis, Heinemann, Ekonomi dan Keuangan,
London Vol. 7, No.3 Sept. 2003
El Gamal, Mahmoud Amin, 2000, A Presley, John R dan Dar, Humayon
Basic Guide to A, 2000, Lack of Profit
Contemporary Islamic Loss Sharing in Islamic
Banking and Finance, Rice Banking: Management and
University Control Imbalances,
Gafoor, A.L.M Abdul, 1995, Economic Research Paper
Interest-free Commercial No. 00/24 summer 2000,
Banking, United Kingdom Loughborough University
Ikatan Akuntan Indonesia, 2002, Remy, Sutan Sjahdeini, 1999,
Standar Akuntansi Perbankan Islam dan
Keuangan, Penerbit Kedudukannya dalam Tata
Salemba Empat, Jakarta Hukum Perbankan
Indonesia, Grafiti, Jakarta

Dominasi Akad Murabahah Pada Praktik Penyaluran Dana di Bank Syariah 95


AKUNTANBILITAS: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AKUTANSI
Vol. 6 No. 2 Juli 2012

Samba Capital management ke Praktek, Gema Insani


International, 2000, Islamic Press bekerja sama dengan
Equity Funds: Challenges Yayasan Tazkia Cendekia
& Opportunities for Fund Timberg, Thomas A, 2000, Islamic
Managers, Fourth Harvard Banking and Its Potential
University Forum on Impact, Paving the Way
Islamic Finance 30th Forward for Rural Finance
September-1st October An International
2000 Conference on Best
Siamat, Dahlan, 1995, Manajemen Practices Risk Management
Lembaga Keuangan, : Islamic Financial
Penerbit Intermedia, Jakarta Policies, World Council of
Syafii, Muhammad Antonio,2001, Credit Unions, Inc.
Bank Syariah : Dari Teori (WOCCU)

Dominasi Akad Murabahah Pada Praktik Penyaluran Dana di Bank Syariah 96

Anda mungkin juga menyukai