Anda di halaman 1dari 131

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA DAN NON

PERFORMING FINANCING TERHADAP RETURN ON


ASSETS MELALUI PEMBIAYAAN MURABAHAH SEBAGAI
VARIABEL INTERVENING PADA BANK UMUM SYARIAH
DI INDONESIA TAHUN 2015-2019

SKRIPSI

Oleh :

Chici Oksadela Rahmagiasti

NIM 210817198

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO
2021

i
ABSTRAK
Oksadela Rahmagiasti, Chici. 2021. “Pengaruh Dana Pihak Ketiga Dan Non
Performing Financing Terhadap Return On Assets Melalui pembiayaan
Murabahah Sebagai Variabel Intervening Bank Umum Syariah Di
Indonesia Pada Tahun 2015-2019”. Skripsi, Jurusan Perbankan Syariah
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri
Ponorogo. Pembimbing Dr. Hj. Ely Masykuroh, S.E., M.SI.

Kata Kunci : DPK, NPF, ROA, Pembiayaan Murabahah.


ROA penting bagi bank karena ROA merupakan suatu pengukur
kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan secara
keseluruhan.Peningkatan ROA dipengaruhi dengan besar kecilnya
DPK.Peningkatan ROA juga tidak terlepas dari meningkatnya Pembiayaan
Murabahah. Tetapi, pada laporan keuangan Bank BRI Syariah pada periode 2015-
2019 terjadi DPK naik tetapi ROA mengalami penurunan, pada pembiayaan
murabahah menurun akan tetapi NPF meningkat.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan
asosiatif. Populasi dalam penelitian ini menggunakan laporan keuangan tahunan
BUS di Indonesia dengan jumlah data 40. Data diperoleh dari website OJK.
Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling.
Sedangkan teknik pengumpulan data diperoleh melalui data yang disediakan oleh
OJK.Analisis data yang digunakan adalah uji asumsi klasik, analisis regresi
sederhana dan berganda, analisis jalur/ path analysis, dan analisis hipotesis.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa DPK berpengaruh langsung


signifikan terhadap pembiayaan murabahah, NPF berpengaruh langsung
signifikan terhadap pembiayaan murabahah, secara simultan DPK dan NPF
berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan murabahah.DPK berpengaruh
signifikan terhadap ROA, NPF berpengaruh dan signifikan terhadap
ROA.Pembiayaan Murabahah berpengaruh langsung terhadap ROA.Secara
simultan DPK, NPF, dan pembiayaan murabahah berpengaruh signifikan
terhadap ROA. Pembiayaan murabahah sebagai variabel intervening terbukti
mampu memediasi pengaruh DPK terhadap ROA. Pembiayaan murabahah
sebagai variabel intervening terbukti tidak mampu memediasi pengaruh NPF
terhadap ROA.

vi
iv
v
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bank syariah adalah lembaga keuangan atau perbankan dengan

sistem operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada nilai-

nilai al-Qur‟an dan Hadist Nabi SAW. Bank syariah lahir sebagai salah

satu solusi alternatif terhadap persoalan pertentangan antara bunga dengan

riba. Sistembunga atau riba sangat meresahkan nasabah karena sistem ini

dinilai terlalu menguntungkan pihak bank, terutama bank menjalankan

perannya sebagai kreditur. Sistem riba juga bertentangan dengan prinsip

muamalah dalam Islam.

Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan dan

Undang–Undang No. 23 Tahun 1999 jo. Undang-Undang No. 3 Tahun

2004 tentang Bank Indonesia, bahwa lembaga perbankan memiliki fungsi

sebagai penghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana

tersebut kepada masyarakat melalui kredit usaha. 1

Perbankan syariah yang telah diperkenalkan kepada masyarakat

sejak tahun 1992 dengan berdirinya bank islam pertama yaitu Bank

Muamalat, hingga saat ini sudah mulai menunjukan

pertumbuhansebagaimana yang diharapkan. Hal ini ditunjukkan dengan

populasi yang cukup banyak, yaitu beberapa bank umum syariah di

1
Hakim, Amalia, “Pembiayaan Murabahah Pada Perbankan Syariah Dalam Prespektif
Hukum Di Indonesia,” Jurnal Ekonomi Syariah dan Filantropi Islam, Volume 1, No. 2
Desember (2017), 213.

1
2

Indonesia seperti Bank Muamalat, Bank Syariah Mandiri (BSM) dan BNI

Syariah, serta beberapa bank konvensional yang memiliki bank cabang

dengan sistem syariah dan sekitar 84 BPRS. 2 Perbankan syariah

merupakan pengembangan dari konsep ekonomi islam, yang berupaya

menerapkan adanya jasa transaksi keuangan yang sesuai dengan nilai dan

prinsip-prinsip syariah islam. Pembiayaan perbankan syariah dianggap

pilihan yang cocok karena menggunakan pembiayaan yang sesuai syariah

dan meninggalkan hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT, dengan harapan

membawa keberkahan bagi perusahaan, baik pemilik dan karyawannya. 3

Pembiayaan adalah pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak untuk

mendukung investasi yang direncanakan. Pendanaan tersebut ada

berdasarkan kesepakatan antaralembaga keuangan dan pihak peminjam

untuk mengembalikan utangnya setelah jatuh tempo dengan imbalan atau

bagi hasil.4

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembiayaan pada bank syariah

terbagi menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor

internal merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pembiayaan

yang disalurkan dimana terdapat rasio-rasio keuangan yang dapat menilai

2
Neneng Widayati, “Analisis Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah, Pembiayaan
Murabahah, Penempatan pada Bank Indonesia, Capital Adequancy Ratio (CAR), dan
Financing To Deposit Ratio (FDR) terhadap Tingkat Distribusi Bagi Hasil Bank Umum
Syariah,” Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Volume 1, No. 27 (2016), 28.
3
Maltuf Fitri, “Peran Dana Pihak Ketiga dalam Kinerja Lembaga Pembiayaan Syariah
dan Faktor-Faktor yang Memengaruhinya,” Jurnal Economica, Volume 7, No. 1 (2016),
28.
4
Ibid.,41.
3

kondisi internal perusahaan antara lain FDR atau kepanjangan dari

Financing To Deposit Ratio merupakan faktor internal yang mewakili dari

rasio likuiditas, serta yang mewakili dari rasio profitabilitas pada bank

syariah maupun bank konvensional adalah ROA atau Return on Asset, dari

kedua faktor tersebut terdapat faktor internallain yang mempengaruhi

pembiayaan yaitu DPK atau Dana Pihak Ketiga dan NPF atau Non

Performing Financing terkait dengan pembiayaan bermasalah. Faktor

kedua yaitu faktor ekternal yang dapat mempengaruhi pembiayaan pada

bank syariah maupun lembaga keuangan lainnya adalah inflasi. Inflasi

merupakan musuh terbesar bagi perekonomian, khususnya bagi bank

syariah maupun bank konvensional.

Bank Indonesia menilai kondisi profitabilitas perbankan di

Indonesian didasarkan pada dua indikator yaitu: Return on Asset dan Rasio

Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional.5 Dalam penelitian

ini indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas adalah

Return On Asset. Return On Asset sangat penting bagi bank karena Return

On Asset sebagai alat untuk mengukur kemampuan manajamen suatu bank

dalam memperoleh suatu keuntungan keseluruhan. Jika Return On Asset

suatu bank semakin besar, maka semakin besar pula tingkat keuntungan

yang dicapai bank tersebut dan semakin baik posisi bank. Dan jika Return

On Asset suatu bank semakin kecil, maka semakin kecil pula tingkat

keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin buruk posisi bank.

5
Malayu S.P. Hasibuan, Dasar-Dasar Perbankan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), 100.
4

Stabil atau sehatnya rasio Return On Assetsmencerminkan stabilnya

jumlah modal dan laba bank.6 Kondisi perbankan yang stabil akan

meningkatkan kemampuan bank dalam menyalurkan pembiayaan .

Industri perbankan menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) yang

merupakan simpanan pihak ketiga bukan bank dalam bentuk tabungan,

giro dan simpanan bernilai, yang selanjutnya disalurkan kembali dalam

nilai memperoleh profit. Salah satu bentuk penyaluran dana perbankan

adalah berupa penyaluran kredit (dalam istilah bank umum) dan

pembiayaan (dalam istilah bank syariah). Penyaluran dana pembiayaan

baik dalam bentuk kredit ataupun pembiayaan kepada masyarakat baik

individu maupun korporasi untuk berbagai peruntukan konsumsi,

investasi, modal kerja dan lain-lain selanjutnya akan berpengaruh terhadap

gerak roda sektor riil yang pada akhirnya dapat mempengaruhi

pertumbuhan ekonomi.7 Dana pihak ketiga merupakan hal yang penting

bagi bank karena dana pihak ketiga dapat meningkatkan kualitas bank, jika

tidak ada dana pihak ketiga bank juga tidak akan bisa melakukan

penyaluran maupun penyimpanan dana. Dana pihak ketiga merupakan

asset paling besar dan yang paling diandalkan oleh bank bisa mencapai

80% sampai 90%, dana pihak ketiga merupakan salah satu sumber yang

dapat digunakan untuk pembiayaan. Semakin besar bank berhasil

6
Imam rifky saputra, “Pengaruh DPK dan NPF terhadap Pembiayaan yang Disalurkan serta
Implikasinya pada ROA (Studi pada 3 Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2010 – 2013,”
Skripsi (Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah, 2014), 5.
7
Suryani, “Analisis Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap Profitabilitas
Perbankan Syariah di Indonesia,” Jurnal Walisongo, Volume 19, No. 1 Mei (2011), 48.
5

menghimpuna dana dari pihak dana pihak ketiga maka semakin besar pula

pembiayaan yang disalurkan oleh bank.8

Alasan peneliti mengambil variabel pembiayaan karena semakin

besar pembiayaan maka pendapatan yang diperoleh naik, karena

pendapatan naik secara otomatis laba juga akan mengalami kenaikan.

Tinggi rendahnya nilai pembiayaan jual beli akan berpengaruh terhadap

return yang dihasilkan.9

Alasan dipilinya variabel Dana Pihak Ketiga dan NPF karena

variabel-variabel tersebut merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi

Retrun On asset. Karena semakin tinggi dana pihak ketiga yang

disalurkan oleh bank maka akan semakin tinggi pula nilai Return On

Asset. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa semakin meningkat Dana Pihak

Ketiga maka semakin meningkat pula Return On asset.10

Bank Umum syariah yang ada di Indonesia hingga akhir tahun

2019 mencapai 14 bank. Dari 14 bank tersebut peneliti hanyamengambil 8

bank dan memilki masalah terkait variabel yang diambil oleh peneliti.

Karena pada tahun 2015-2019 adanya kesenjangan antara teori dengan

data di lapangan. Adanya masalah pada tahun tersebut, maka penulis

memutuskan memilih 8 bank untuk dijadikan sampel data. Hal ini dapat

8
Djoko, Suprihati, dkk, “Pengaruh Financing To Deposit Ratio (FDR), Dana Pihak Ketiga
(DPK), Dan Return On Asset (ROA) Terhadap Pembiayaan Musyarakah,” Jurnal Edunomika,
Volume 02, No. 02 Agustus (2018), 223.
9
Veithzal Rivai, et. al, Commercial Bank Management: Manajemen Perbankan dari Teori ke
Praktik, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2013), 153.
10
Muhamad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah,(Yogyakarta: Akademi Manajemen
Perusahaan YKPN, 2005), 1.
6

dilihat dari data yang disampaikan oleh peneliti terkait bank-bank yang

memiliki masalah dalam laporan keuangannya sebagai berikut:

Tabel 1.1
Data Bank BRI Syariah
Bank BRI Syariah
Tahun DPK NPF Pembiayaan ROA
(%) Murabahah (%)
2015 19.650.000 3,89 9.780.350 0,77
2016 21.990.000 3,19 10.500.533 0,95
2017 26.360.000 4,75 10.457.017 0,51
2018 28.860.000 4,97 11.370.876 0,43
2019 34.120.000 3,38 13.192.848 0,31
Sumber : Data Statistik Otoritas Jasa Keuangan

Tabel tersebut menggambarkan bahwa Bank BRI Syariah pada

tahun 2017-2019 Dana Pihak Ketiga mengalami peningkatan, namun

Return On Assets mengalami penurunan. Begitu juga pada tahun 2018 dan

2019 Pembiayaan Murabahah yang mengalami peningkatan namun pada

Return On Assets mengalami penurunan. Dan pada tahun 2017 juga pada

Pembiayaan Murabahah mengalami penurunan namun pada Non

Performing Financing mengalami peningkatan. Dan pada tahun 2017

Dana Pihak Ketiga mengalami peningkatan, pada Non Performing

Financing juga mengalami peningkatan akan tetapi pada Return On Assets

justru mengalami penurunan. Pada tahun 2019 Dana Pihak Ketiga

mengalami peningkatan akan tetapi pada Return On Assets justru

mengalami penurunan.
7

Tabel 1.2
Data Bank Muamalat Indonesia
Bank Muamalat Indonesia
Tahun DPK NPF Pembiayaan ROA
(%) Murabahah (%)
2015 45.078.000 4,20 1.976.802 0,13
2016 41.920.000 1,40 1.949.569 1,14
2017 48.686.000 2,75 1,612,405 0,04
2018 45.636.000 2,58 1.283.051 0,08
2019 40.357.000 4,30 1.409.335 0,05
Sumber : Data Statistik Otoritas Jasa Keuangan

Tabel tersebut menggambarkan bahwa Bank Muamalat Indonesia

pada tahun 2017 Dana Pihak Ketiga mengalami peningkatan, namun pada

Return On Assets mengalami penurunan. Dan begitu juga pada tahun 2018

mengalami hal sebaliknya, yaitu pada Dana Pihak Ketiga mengalami

penurunan, sedangkan pada Return On Assets mengalami peningkatan.

Dan pada tahun 2017 Pembiayaan Murabahah mengalami penurunan akan

tetapi pada Non Performing Financing mengalami peningkatan. Dan yang

terakhir yaitu pada tahun 2017 juga Dana Pihak Ketiga peningkatan

begitupula pada data Non Performing Financing juga mengalami

peningkatan, akan tetapi pada Return On Assets justru berbanding terbalik

yaitu mengalami penurunan.

Tabel 1.3
Data Bank Victoria Syariah
Bank Victoria Syariah
Tahun DPK NPF Pembiayaan ROA
(%) Murabahah (%)
2015 1.128.908 4,85 51.100.000 -2,36
2016 1.204.681 4,35 29.719.000 2,19
2017 1.491.441 4,08 26.988.000 0,36
2018 1.511.158 3,46 31.254.000 0,32
2019 1.529.485 2,64 30.077.000 0,05
Sumber : Data Statistik Otoritas Jasa Keuangan
8

Tabel tersebut menggambarkan bahwa Bank Victoria Syariah pada

tahun 2016 sampai 2019 mengatakan bahwa Dana Pihak Ketiga naik akan

tetapi pada Return On Assets mengalami penurunan. Dan pada tahun 2018

pada Pembiayaan Murabahah mengalami peningkatan akan tetapi pada

NPF justru mengalami penurunan.

Tabel 1.4
Data Bank BNI Syariah
Bank BNI Syariah
Tahun DPK NPF Pembiayaan ROA
(%) Murabahah (%)
2015 19.323.000 1,46 1.741.998 1,43
2016 24.233.000 1,64 1.880.995 1,44
2017 29.379.000 1,50 2.084.831 1,31
2018 35.497.000 1,52 2.205.795 1,42
2019 43.772.000 1,44 2.318.504 1,82
Sumber : Data Statistik Otoritas Jasa Keuangan

Tabel tersebut menggambarkan bahwa Bank BNI Syariah pada

tahun 2017 Dana Pihak Ketiga mengalami kenaikan begitu juga pada

Pembiayaan Murabahah juga mengalami peningkatan akan tetapi pada

Return On Assets justru mengalami penurunan. Dan pada tahun 2019 Dana

Pihak Ketiga mengalami peningkatan akan tetapi pada Non Performing

Financing mengalami penurunan. Dan pada tahun 2017 juga pada

Pembiayaan Murabahah naik justru NPF turun, dan pada tahun 2019 juga

mengalami hal yang sama yaitu Pembiayaan Murabahah naik akan tetapi

NPF turun.
9

Tabel 1.5
Data Bank Mega Syariah
Bank Mega Syariah
Tahun DPK NPF Pembiayaan ROA
(%) Murabahah (%)
2015 49.740.000 2,81 2.427.624 1,97
2016 51.073.000 3,44 2.827.700 2,36
2017 61.283.000 2,01 3.522.300 2,24
2018 60.735.000 1,60 4.225.300 2,47
2019 72.790.000 2,46 5.301.500 2,90
Sumber : Data Statistik Otoritas Jasa Keuangan
Tabel tersebut menggambarkan bahwa Bank Mega syariah pada

tahun 2017 Dana Pihak Ketiga mengalami peningkatan akan tetapi pada

ROA justru mengalami penurunan. Dan pada 2018 Pembiayaan

Murabahah mengalami peningkatan justru pada NPF mengalami

penurunan.

Tabel 1.6
Data Bank Panin Syariah
Bank Panin Syariah
Tahun DPK NPF Pembiayaan ROA
(%) Murabahah (%)
2015 5.928.345 1,94 5.176.920 1,14
2016 6.899.008 1,86 6.346.929 0,37
2017 7.525.232 4,83 6.542.901 10,77
2018 6.905.806 3,84 6.133.981 0,26
2019 8.707.657 2,80 8.335.171 0,25
Sumber : Data Statistik Otoritas Jasa Keuangan

Tabel tersebut menggambarkan bahwa Bank Panin Syariah tahun

2016 Dana Pihak Ketiga mengalami peningkatan namun pada Return On

Assets juga mengalami penurunan. Dan pada tahun 2019 Dana Pihak

Ketiga mengalami peningkatan, namun pada Return On Assets mengalami

penurunan, begitu juga pada Pembiayaan Murabahah mengalami kenaikan

dan pada NPF justru mengalami penurunan.


10

Tabel 1.7
Data Bank Bukopoin Syariah
Bank Bukopoin Syariah
Tahun DPK NPF Pembiayaan ROA
(%) Murabahah (%)
2015 4.756.303 2,74 4,307,132 0,79
2016 5.442.608 4,66 4,799,486 1,12
2017 5.498.425 4,18 4,532,635 0,02
2018 4.543.665 3,65 4,243,640 0,02
2019 5.087.294 4,05 4.755.590 0,04
Sumber : Data Statistik Otoritas Jasa Keuangan

Tabel tersebut menggambarkan bahwa Bank Bukopoin Syariah

tahun 2017 Dana Pihak Ketiga mengalami kenaikan namun pada Return

On Assets juga mengalami penurunan.

Tabel 1.8
Data Bank Jawa Barat Banten Syariah
Bank Jawa Barat Banten Syariah
Tahun DPK NPF Pembiayaan ROA
(%) Murabahah (%)
2015 4.290.112 0,86 5.176.900 2,04
2016 4.949.605 0,75 5.284.720 2,22
2017 5.580.551 0,79 5.342.350 2,01
2018 4.799.452 0,90 4.663.820 1,71
2019 5.360.049 0,81 4.228.640 1,68
Sumber : Data Statistik Otoritas Jasa Keuangan

Tabel tersebut menggambarkan bahwa Bank Jawa Barat Banten

Syariah pada tahun 2016 Pembiayaan Murabahah mengalami peningkatan

akan tetapi pada Non Performing Financing justru mengalami penurunan.

Dan pada tahun 2017 Dana Pihak Ketiga mengalami peningkatan akan

tetapi pada Return On Assets mengalami penurunan. Sama halnya dengan

tahun 2019 Dana Pihak Ketiga mengalami peningkatan sedangkan Return

On Assets mengalami penurunan.


11

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh beberapa masalah dari data-data

yang sudah dijelaskan di atas, anatara lain, Dana Pihak Ketiga yang naik

namun Return On Assets justru mengalami hal yang sebaliknya yaitu

penurunan, pada Pembiayaan Murabahah menurun namun Non

Performing Financing justru meningkat, Dana Pihak Ketiga mengalami

peningkatan, Non Performing Financing mengalami peningkatan, akan

tetapi pada Return On Assets justru malah mengalami penurunan, Return

On Aseets yang seharusnya yaitu jika Return On Assets tinggi jika

Pembiayaan Murabahah naik atau sebaliknya. Oleh karena itu, penulis

memutuskan untuk mengambil judul “Pengaruh Dana Pihak Ketiga Dan

Non Performing Financing Terhadap Return On Assets Melalui

Pembiayaan Murabahah Sebagai Variabel Intervening Pada Bank Umum

Syariah Tahun 2015-2019” yang menarik untuk dilakukan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latarbelakang masalah di atas selanjutnya

permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini, yaitu :

1. Apakah Dana Pihak Ketiga berpengaruh terhadap pembiayan

murabahah pada Bank Umum Syariah di Indonesia?

2. Apakah Non Performing Financing berpengaruh terhadap pembiayaan

murabahah pada Bank Umum Syariah di Indonesia?


12

3. Apakah Dana Pihak Ketiga dan Non Performing Financing

berpengaruh terhadap pembiayaan murabahah pada Bank Umum

Syariah di Indonesia?

4. Apakah Dana Pihak Ketiga berpengaruh terhadap Return On Assets

pada Bank Umum Syariah di Indonesia?

5. Apakah Non Performing Financing berpengaruh tehadap Return On

assets pada Bank Umum Syariah di Indonesia?

6. Apakah pembiayaan murabahah berpengaruh terhadap Return On

Assets pada Bank Umum Syariah di Indonesia?

7. Apakah Dana Pihak Ketiga, Non Performing Financing dan

pembiayaan murabahah secara bersama-sama berpengaruh terhadap

Return On Assets pada Bank Umum Syariah di Indonesia?

8. Apakah dana pihak ketiga dapat memediasi terhadap Return On Assets

dengan pembiayaan murabahah sebagai variabel intervening pada

Bank Umum Syariah di Indonesia?

9. Apakah Non Performing Financing dapat memediasi terhadap Return

On Assets dengan pembiayaan murabahah sebagai variabel

intervening pada Bank Umum Syariah di Indonesia?


13

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang muncul sebelumnya, penelitian ini

bertujuan sebagai berikut :

1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh langsung Dana Pihak

Ketiga terhadap pembiayaan murabahahpada Bank Umum Syariah di

Indonesia.

2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh langsung Non Performing

Financing terhadap pembiayaan murabahah pada Bank Umum

Syariah di Indonesia.

3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh langsung Dana Pihak

Ketiga dan Non Performing Financing terhadap pembiayaan

murabahah pada Bank Umum Syariah di Indonesia.

4. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh langsung dana pihak ketiga

terhadap Return On Assets pada Bank Umum Syariah di Indonesia.

5. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh langsung Non Performing

Financing terhadap Return On Assets pada Bank Umum Syariah di

Indonesia.

6. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh langsung antara

pembiayaan murabahah terhadap Return On Assets pada Bank

Umum Syariah di Indonesia.

7. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh langsung antara dana pihak

ketiga, NPF, dan pembiayaan murabahah terhadap ROA pada Bank

Umum Syariah di Indonesia.


14

8. Untuk menguji dan menganalisis DPK dapat memediasi terhadap

ROA dengan pembiayaan murabahah sebagai variabel intervening

pada Bank Umum Syariah di Indonesia.

9. Untuk menguji dan menganalisis NPF dapat memediasi terhadap ROA

dengan pembiayaan murabahah sebagai variabel intervening pada

Bank Umum Syariah di Indonesia.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat mengembangkan ilmu

pengetahuan khususnya dibidang perbankan syariah, khususnya

mengembangkan ilmu tentang teori Dana Pihak Ketiga, Non

Performing Financing (NPF), Return On Assets, dan Pembiayaan

Murabahah.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

penulis, penelitian selanjutnya, dan bagi Bank Umum Syariah,

yaitu :

a. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah

pengetahuan dan pemahaman lebih lanjut terkait

perkembangan dana pihak ketiga, Non Performing Financing


15

(NPF), Return On Assets (ROA), dan pembiayaan

murabahah yang ada pada Bank Umum Syariah di Indonesia.

b. Bagi Penelitian Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan

literatur serta dapat menjadi referensi untuk mendapatkan

informasi yang berkaitan dengan pengaruh dana pihak ketiga,

NPF, dan pembiayaan murabahah dalam meningkatkan

maupun yang bisa menurunkan suatu tingkat laba (ROA)

bagi peneliti yang akan datang yang akan meneliti hal yang

serupa.

c. Bagi Bank Umum Syariah

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi

bandingan pertimbangan pada Bank Umum Syariah untuk

mengetahui Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Non Performing

Financing dan pembiayaan murabahah terhadap Return On

Assets. Sehingga suatu bank bisa melakukan tindakan

pencegahan maupun perbaikan untuk kemajuan bank periode

berikutnya. Sehingga dapat memberikan konstribusi terhadap

Bank Umum Syariah dalam hal meningkatkan Return On

Assets yaitu dengan memberikan porsi yang tepat dalam

mengalokasikan dana pembiayaan tersebut.


16

E. Sistematika Penulisan

Sistematika Pembahasan ini memiliki tujuan supaya penyusunan

skripsi dapat sesuai dengan bidang kajian dan untuk mempermudah

pembahasan, dalam penulisan skripsi ini dibagi menjadi lima bab, disetiap

babnya akan terdiri dari beberapa sub bab yang saling berhubungan satu

dengan yang lainnya sebagai pembahasan yang utuh, berikut sistematika

penulisan dalam penelitian ini:

BAB 1 : PENDAHULUAN

Pada bab satu berisi gambaran umum yang meliputi

latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

Serta dijelaskan secara singkat mengenai data

permasalahan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Pada bab dua berisikan landasan teori yang memuat

pengertian-pengertian dari variabel penelitian yaitu DPK,

NPF, ROA, dan pembiayaan murabahah, serta indikator-

indikator yang digunakan untuk pembahasan di bab

selanjutnya. Studi penelitian terdahulu yang memuat

beberapa penelitian terdahulu, kerangka berfikir yang

menjelaskan alur kaitan antar variabel dan hipotesis yang

merupakan jawaban sementara dari rumusan masalah.


17

BAB III : METODE PENELITIAN

Pada bab tiga berisikan metode penelitian yang

meliputi rancangan penelitian, variabel penelitian dan

definisi operasioanal, lokasi dan periode penelitian,

populasi dan sampel, jenis dan sumber data,teknik

pengolahan dan analisis data. Metode penelitian pada

penelitian ini menggunakan analisis jalur (path analysis).

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab empat berisikan gambaran umum objek

penelitian, hasil pengujian deskripsi, hasil pengujian

hipotesis dan pembahasan sesuai rumusan masalah.

BAB V : PENUTUP

Pada bab lima berisikan kesimpulan jawaban dari

rumusan masalah serta saran.


BAB II

DESKRIPSI TEORI

A. DESKRIPSI TEORI

1. Return On Assets(ROA)

a. Pengertian Return On Assets

Return On Assets yang sering disebut juga return on investment

adalah pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di

dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan

aktiva yang tersedia di dalam perusahaan.


1

Bank Indonesia menilai kondisi profitabilitas perbankan di

Indonesia didasarkan pada dua indikator yaitu Return on Assets

atau tingkat pengembalian asset dan Rasio Biaya Operasional

terhadap Pendapatan Operasional (BOPO). Semakin besar Return

on Assets suatu bank maka semakin besar pula tingkat keuntungan

yang dicapai bank tersebut, dan semakin baik pula posisi bank

tersebut dari segi penggunaan aset.2 Berdasarkan Surat Edaran

Bank Indonesia Nomor 12/11/DPNP tanggal 31 Maret 2010

tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum

berdasarkan prinsip Syariah, Return on Assets (ROA) didapat

dengan cara membagi laba sebelum pajak dengan rata-rata total

aset dalam suatu periode (Bank Indonesia).


1
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.2010),197.
2
Nur M, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Syariah,”Jurnal Ekonomi,
Volume, 14, No. 2 Oktober (2015), 245.

18
19

b. Rumus Return On Assets

Berikut adalah rumus dari Return On Assets, yaitu :3

Laba Setelah Pajak


ROA = x 100%
Total Aset

c. Kelebihan dan kekurangan Return On Assets(ROA)

Kelebihan dan kekurangan dari Return On Assets diantaranya

yaitu sebagai berikut :

1) Berikut kelebihan dari Return On Assets (ROA) sebagai

berikut :

a) ROA mudah dihitung dan dipahami,

b) Merupakan alat pengukur prestasi manajemen yang

sensitif terhadap setiap pengaruh keadaan keuangan

perusahaan,

c) Manajemen menitikberatkan perhatiannya pada

perolehan laba yang maksimal,

d) Sebagai tolok ukur prestasi manajemen dalam

memanfaatkan assets yang dimiliki perusahaan untuk

memperoleh laba,

e) Mendorong tercapainya tujuan perusahaan

f) Sebagai alat mengevaluasi atas penerapan kebijakan-

kebijakan manajemen.

3
Bambang Susanto, Manajemen Akuntansi, Cetakan Pertama, (Jakarta: Sansu Moto, 2005), 45.
20

2) Berikut adalah kekurangan dari Return on assets, yaitu:

a) Kurang mendorong manajemen untuk menambah assets

apabila nilai ROA yang diharapkan ternyata terlalu

tinggi,

b) Manajemen cenderung fokus pada tujuan jangka pendek

bukan pada tujuan jangka panjang, sehingga cenderung

mengambil keputusan jangka pendek yang lebih

menguntungkan tetapi berakibat negatif dalam jangka

panjangnya.4

d. Fungsi Return On Assets

Menurut Munawir kegunaan dari Retrun On Assets

diantaranya adalah sebagai berikut:5

1) Sebagai salah satu kegunaannya yang prinsip yaitu sifatnya

yang menyeluruh. Apabila perusahaan sudah menjalankan

praktek akuntansi yang baik maka manajemen dengan

menggunakan teknik analisa ROA dapat mengukur efisiensi

penggunaan modal yang bekerja, efisiensi produksi dan

efisiensi bagian penjualan.

2) Apabila perusahaan dapat mempunyai data industry

sehingga dapat diperoleh rasio industri, maka dengan analisa

ROA dapat dibandingkan efisiensi penggunaan modal pada

perusahaannya dengan perusahaan lain yang sejenis, sehingga

4
Bambang Susanto, Manajemen Akuntansi, Cetakan Pertama, (Jakarta: Sansu Moto, 2005), 45.
5
Munawir, Analisa Laporan Keuangan (Yogyakarta: Liberty,2007), 91.
21

dapat diketahui apakah perusahaannya berada di bawah, sama,

atau di atas rata-ratanya. Dengan demikian akan dapat

diketahui dimana kelemahannya dan apa yang sudah kuat pada

perusahaan tersebut dibandingkan dengan perusahaan lain yang

sejenis.

3) Analisa ROA digunakan untuk mengukur efisiensi

tindakan-tindakan yang dilakukan oleh divisi /bagian yaitu

dengan mengalokasikan semua biaya dan modal kedalam

bagian yang bersangkutan. Arti pentingnya mengukur rate of

return pada tingkat bagian adalah untuk dapat membandingkan

efisiensi suatu bagian dengan bagian yang lain di dalam

perusahaan yang bersangkutan.

4) Analisa ROA digunakan untuk mengukur profitabilitas dari

masing-masing produk yang dihasilkan perusahaan dengan

menggunakan product cost system yang baik, modal dan biaya

dapat dialokasikan kepada berbagai produk yang dihasilkan

oleh perusahaan yang bersangkutan, sehingga dengan demikian

akan dapat dihitung profitabilitas dari masing-masing produk.

Dengan demikian manajemen akan dapat mengetahui produk

mana yang mempunyai profit potential.

5) ROA selain berguna untuk keperluan kontrol, juga berguna

untuk keperluan perencanaan. Misalnya ROA dapat digunakan


22

sebagian dasar untuk pengembalian keputusan kalau

perusahaan akan mengadakan ekspansi.

e. Hubungan Pembiayaan Murabahah dengan Return On Assets

Pembiayaan Murabahah berpengaruh positif terhadap Return

On Asset. Semakin besar pembiayaan maka pendapatan yang

diperoleh naik, karena pendapatan naik secara otomatis laba juga

akan mengalami kenaikan. Tinggi rendahnya nilai pembiayaan jual

beli akan berpengaruh terhadap return yang dihasilkan. Arah

hubungan yang timbul antara pembiayaan jual beli terhadap Return

On Assets adalah positif, karena apabila pembiayaan jual beli yang

disalurkan meningkat maka akan meningkatkan Return On Assets

yang didapat oleh bank syariah.

2. Dana Pihak Ketiga

a. Pengertian Dana Pihak Ketiga

Dana pihak ketiga (DPK) merupakan dana yang bersumber dari

masyarakat luas merupakan sumber penting untuk aktivitas

operasional bank dan merupakan tolak ukur keberhasilan suatu

bank apabila bank dapat menanggung biaya operasinya dari

sumber dana ini. Jika DPK meningkat maka bank mempunyai

peluang serta kesempatan yang lebih besar untuk memperoleh

pendapatan yang lebih tinggi. Oleh karena itu, DPK diasumsikan

memiliki hubungan positif terhadap profitabilitas. Hal ini

mengindikasikan bahwa semakin banyak simpanan nasabah yang


23

dihimpun bank persero maka akan meningkatkan kegiatan usaha

bank untuk memperoleh profitabilitasnya.6 Dana yang paling besar

dan yang paling diandalkan bank untuk menjalankan kegiatan

usahanya yaitu dari dana pihak ketiga atau bersumber dari

masyarakat.

Dana pihak ketiga merupakan dana yang berasal dari

masyarakat yang melakukan pembiayaan, maupun menabung,

dengan berbagai produk simpanan yang dimiliki oleh bank. Pada

dana pihak ketiga ini terdapat 2 metode yang diterapkan

diperbankan syariah yaitu wa‟diah (berupa simpanan) dan

mudharabah.7 Pada perbankan syariah yang sering diminati oleh

nasabah sebagai tabungan adalah dengan menggunakan akad

wa‟diah dan mudharabah. Dana pihak ketiga adalah dana yang

diperoleh dari masyarakat luas, baik itu individu, perusahaan,

pemerintah, rumah tangga, koperasi, yayasan, dan lain-lain yang

diperoleh bank dari beberapa produk simpanan bank itu sendiri.8

Dan pihak ketiga merupakan sumber dana terpenting bagi bank

dan menjadi suatu ukuran keberhasilan bank jika mampu mendanai

kegiatan operasionalnya dengan dana ini.9 80%-90% dana yang

dimiliki bank berasal dari dana pihak ketiga. Dengan menawarkan

berbagai produk-produk simpanannya, bank berusaha untuk

6
Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.2006),201.
7
M. Kuncoro, Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi, (Jakarta:BPFE,2002),155.
8
Veithzal Rivai, Islamic Banking, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2010),172.
9
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2010),47.
24

menarik minat pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana untuk

menyimpan uangnya di bank. 10 Bank mendapatkan dana pihak

ketiga dari masyarakat berupa tabungan dan disalurkan lagi ke

masyarakat berupa pembiayaan dengan adanya beberapa akad

pembiayaan, pihak bank menarik minat nasabah dengan adanya

beberapa akad pembiayaan yang tersedia di bank tersebut.

b. Rumus Dana Pihak Ketiga

Rumus Dana Pihak Ketiga dapat digambarkan dibawah

berikut:11

Dana Pihak Ketiga = Giro + Tabungan + Deposito

c. Produk Penghimpunan Dana dalam Perbankan

Produk penghimpunan dana dalam perbankan secara umum

diliputi sebagai berikut :

1) Giro

Giro merupakan simpanan pihak ketiga dalam

bentuk rupiah atau valuta asing pada bank yang dalam

penarikanya dapat diakukan sewaktu waktu menggunakan

cek, bilyet atau pemindah bukuan.

10
Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Ghalia Indonesia,2009),49.
11
Wahid Jundulloh S, “Pengaruh DPK, NPF, FDR Dan Keuntungan Murabahah Terhadap
Pembiayaan Murabahah Pada Bank BRI Syariah Periode 2015 – 2017,” Skripsi (Surakarta: IAIN
Surakarta, 2018), 20.
25

2) Tabungan

Tabungan merupakan simpanan pihak ketiga dalam

bentuk rupiah atau valuta asing pada bank yang

penarikanya dapat dilakukan sewaktu-waktu secara tunai

menurut syarat tertentu dari masing-masing bank penerbit.

3) Deposito

Deposito merupakan simpanan pihak ketiga dalam

bentuk rupiah atau valuta asing pada bank yang

penarikanya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu

menurut perjanjian antara bank dan nasabah.12

d. Produk Dana Yang Ada di Perbankan Syariah

Sedangkan produk dana yang terdapat di Perbankan Syariah,

yaitu :13

1) Giro Wadi’ah

Giro Wadi’ah menggunakan prinsip wadi’ah, yaitu

penitipan dalam bentuk rekening giro antara pihak bank

yang mempunyai uang dengan pihak yang diberi

kepercayaan, dengan tujuan menjaga keselamatan,

keamanan dan keutuhan uang tersebut.

12
Ibid.,19.
13
Anggara Dwi Sulistya, “Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing
(NPF) dan Financing To Deposit Ratio (FDR) terhadap Pembiayaan Murabahah pada Perbankan
Syariah di Indonesia,” Skripsi (Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta, 2017), 8-9.
26

2) Tabungan Wadi’ah

Tabungan Wadi’ah juga menggunakan prinsip

wadi’ah, yaitu penitipan uang dalam bentuk tabungan

antara pihak yang mempunyai uang dengan pihak yang

diberi kepercayaan, dengan tujuan menjaga keselamatan,

keamanan dan keutuhan uang tersebut.

3) Tabungan Mudharabah

Tabungan mudharabah menggunakan prinsip

mudharabah, yaitu berupa akad/perjanjian dalam bentuk

tabungan antara pihak penyimpan dana dengan bank untuk

memperoleh pendapatan atau keuntungan. Pendapatan atau

keuntungan tersebut dibagi berdasarkan nisbah yang telah

disepakati bersama.

4) Deposito Mudharabah

Deposito mudharabah menggunakan prinsip

mudharabah, yaitu berupa akad/pinjaman dalam bentuk

deposito antara penyimpan dana dengan pihak bank untuk

memperoleh pendapatan atau keuntungan. Pendapatan atau

keuntungan tersebut dibagi berdasarkan nisbah yang telah

disepakati bersama.

e. Hubungan Antara Dana Pihak Ketiga Dengan Return On Assets

Dana Pihak Ketiga berpengaruh positif terhadap Return On

Assets. Dimana semakin tinggi Dana Pihak Ketiga akan semakin


27

tinggi Return On Assets. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa

semakin meningkat Dana Pihak Ketiga maka semakin meningkat

pula Return On Assets.14 Dana Pihak Ketiga meningkat maka bank

mempunyai peluang serta kesempatan yang lebih besar untuk

memperoleh pendapatan yang lebih tinggi. Dapat dikatakan dana

pihak ketiga memiliki hubungan positif terhadap profitabilitas yang

dihitung dengan rasio Return On Assets.15 Jika dana pihak ketiga

meningkat maka bank mempunyai peluang serta kesempatan yang

lebih besar untuk memperoleh pendapatan yang lebih tinggi. Oleh

karena itu, dana pihak ketiga diasumsikan memiliki hubungan

positif terhadap profitabilitas.16

3. Non Performing Financing (NPF)

a. Pengertian Non Performing Financing (NPF)

Non Performing Financing (NPF) adalah salah satu risiko

yang dihadapi oleh bank yaitu risiko tidak terbayarnya pembiayaan

yang telah diberikan atau sering disebut risiko pembiayaan. Risiko

pembiyaan umumnya timbul dari berbagai pembiayaan yang masuk

dalam kategori bermasalah.17 Non Performing Financing atau bisa

disebut dengan pembiayaan bermasalah, kenapa bisa dikatan

14
Muhamad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah,(Yogyakarta: Akademi Manajemen
Perusahaan YKPN, 2005), 5.
15
Made Ria A dan I Made Sadha S, “Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Kecukupan Modal, Risiko
Kredit dan Suku Bunga Kredit pada Profitabilitas,” E-Jurnal Akuntansi, Volume 9, No. 1
(2014), 29.
16
Sudarmin Parenrengi dan Tyahya Whisnu H, “Pengaruh Dana Pihak Ketiga,,” Jurnal
Manajemen Strategi dan Aplikasi Bisnis, Volume 1, No. 1 Desember (2018), 10.
17
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2010),50.
28

pembiayaan bermasalah karena Non Peroforming Financing adalah

rasio pembiayaan yang bermasalah dengan total pembiayaan

bermasalah tinggi.

Dalam peraturan Bank Indonesia Nomor 8/21/PBI/2006

tentang Penilaian Kualitas Bank Umum yang melaksanakan

kegiatan usaha berdasarkan Prinsip Syariah Pasal 9 Ayat 2, bahwa

kualitas aktiva produktif dalam bentuk pembiayaan dibagi dalam 5

golongan yaitu lancar (L), dalam perhatian khusus (DPK), kurang

lancar (KL), diragukan (D), macet (M).18

b. Rumus Non Performing Financing (NPF)


Non Performing Financing =
Pembiayaan Bermasalah

Total Pembiayaan x 100%

c. Pengaruh NPF Terhadap Pembiayaan

Non Performing Financing (NPF) mencerminkan resiko

pembiayaan, semakin besar NPF maka akan semakin besar pula

resiko pembiayaan dan sebaliknya semakin kecil NPF maka

semakin kecil pula resiko pembiayaan yang ditanggung oleh pihak

bank.19

18
Wahid Jundulloh S, “Pengaruh DPK, NPF, FDR Dan Keuntungan Murabahah Terhadap
Pembiayaan Murabahah Pada Bank BRI Syariah Periode 2015 – 2017,” Skripsi (Surakarta: IAIN
Surakarta, 2018), 21.
19
Ibid.,21.
29

4. Pembiayaan Murabahah

a. Pengertian Pembiayaan Murabahah

Murabahah secara bahasa berasa dari kata ‫زبح‬yang berarti

keuntungan, karena dalam jual beli murabahah harus menjelaskan

keuntungannya. Sedangkan menurut istilah murabahah adalah jual

beli dengan harga pokok dengan tambahan keuntungan. Salah satu

skim fiqh yang paling populer digunakan oleh perbankan syariah

adalah skim jual beli murabahah. Transaksi pembiayaan

murabahah ini lazim dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para

sahabatnya. Secara sederhana, murabahah berarti suatu penjualan

barang seharga barang tersebut ditambah dengan margin yang

disepakati.20

Pembiayaan adalah penyedia atau tagihan yang dapat

dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan

antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang

dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah

jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.21

Murabahah pada dasarnya yaitu penjualan yang berasakan pada

kepercayaan, dimana pembeli tergantung dan bergantung pada

kejujuran penjual dan penjual menyebutkan biaya sesungguhnya

atas perolehan barang tersebut. Murabahah adalah sebuah

20
Yenti Afrida, “Analisis Pembiayaan Murabahah Di Perbankan Syariah ,” Jurnal Ekonomi
Dan Bisnis Islam, Volume 01, No. 2 (2016),157.
21
Kasmir, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainya, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), hal
102.
30

pergeseran kepemilikan sesuatu yang dimiliki yang kemudian

dijual dengan harga pertama lalu diberikan sedikit tambahan

keuntungan.22 Menurut beberapa pengertian diatas dapat

disimpulkan bahwa pengertian pembiayaan murabahah intinya

sama, bahwa murabahah adalah kegiatan jual beli dimana penjual

menceritakan biaya perolehan barang yang sesungguhnya kepada

pembeli lalu ditambahkan atas keuntungan dari penjualan tersebut

berdasrkan biaya yang dikeluarkan atas kesepakatan antara penjual

dan pembeli.

b. Rukun dan Syarat Pembiayaan Murabahah

1) Rukun dari akad Murabahah yang harus dipenuhi yaitu :

a) Pihak yang berakad: penjual dan pembeli.

b) Objek yang diakadkan: Barang yang diperjual

belikan dan harga.

c) Sighat/ Akad: Serah (Ijab) dan Terima (Qabul).

2) Beberapa syarat yang ada dalam pembiayaan Murabahah

yaitu :

a) Pihak yang berakad.

b) Obyek yang diperjual belikan.

c) Sighat.23

22
Lukman Haryoso, “Penerapan Prinsip Pembiayaan Syariah (Murabahah) Pada BMT Bina
Usaha Di Kabupaten Semarang,” Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, Volume 02, N0.01 (2017),
81.
23
Ibid.,83.
31

c. Jenis-jenis Pembiayaan Murabahah

1) Murabahah Tanpa Pesanan

Murabahah tanpa pesanan maksudnya, ada yang

pesan atau tidak, ada yang membeli atau tidak, bank syraiah

menyediakan barang dagangannya. Penyediaan barang-

barang pada murabahah ini tidak berpengaruh atau terkait

langsung dengan ada tidaknya pesanan atau pembeli.

Dalam murabahah tanpa pesanan, bank syariah

menyediakan barang atau persediaan barang yang akan

diperjualbelikan dilakukan tanpa memperhatikan ada

nasabah yang membeli atau tidak. Sehingga proses

pengadaan barang dilakukan sebelum transaksi jual beli

murabahah dilakukan.

2)Murabahah dengan Pesanan

Pengertian Murabahah berdasarkan pesanan adalah

suatu penjualan dimana dua pihak atau lebih bernegosiasi

dan berjanji satu sama lain untuk melaksanakan suatu

kesepakatan bersama, dimana pemesan (nasabah) meminta

bank untuk membeli aset yang kemudian dimiliki secara

sah oleh pihak kedua. Nasabah menjanjikan kepada bank

untuk membeli aset yang telah dibeli dan memberikan

keuntungan atas pesanan tersebut. Kedua belah pihak akan

mengakhiri penjualan setelah kepemilikan aset pindah ke


32

nasabah. Janji pemesanan di dalam murabahah berdasarkan

pesanan, bisa bersifat mengikat dan bisa bersifat tidak

mengikat. Para Fuqaha salaf menyepakati mengenai

bolehnya penjualan ini, dan mengatakan bahwa pemesanan

tidak mesti terikat untuk memenuhi janjinya. Sedangkan

Lembaga Fikih Islam telah mengatur agar bagi pemesan

diberikan pilihan apakah akan membeli aset atau

menolaknya ketika ditawarkan kepadanya oleh pembeli.

Hal tersebut berlaku agar transaksi tersebut tidak

mengarahkan seseorang untuk menjual apa yang tidak

dimilikinya karena ini adalah haram, atau melakukan

tindakan lain yang diharamkan oleh syariah sebgaimana

diterangkan secara rinci oleh para Fuqaha salaf. Tetapi

sebagian fuqaha modern telah membolehkan bentuk-bentuk

perjanjian seperti ini, yaitu mengikat pemesan.

d. Skema Pembiayaan Murabahah


33

Keterangan :

1) Bank syariah dan nasabah melakukan negoisasi tentang

rencana transaksi jual beli yang akan dilaksanakan. Poin

negoisasi meliputi; jenis barang yang akan dibeli, kualitas

barang dan harga jual. Bank syariah selanjutnya

mempelajari kemampuan nasabah dalam membayar piutang

Murabahah. Apabila rencana pembelian barang disepakati

oleh kedua belah pihak maka Bank Syariah melakukan

pemesanan ke Supplier.

2) Bank syariah melakukan akad jual beli dengan nasabah,

dimana bank syariah sebagai penjual dan nasabah sebagai

pembeli. Dalam akad jual beli ini, ditetapkan barang yang

menjadi objek jual beli yang telah dipilih oleh nasabah, dan

harga jual barang.

3) Atas dasar akad yang dilaksanakan antara bank syariah dan

nasabah, maka bank syariah membeli barang dari Supplier

atau penjual. Pembelian yang dilakukan oleh bank syariah

ini sesuai dengan keinginan nasabah yang telah tertuang

dalam akad.

4) Supplier mengirimkan barang kepada nasabah atas perintah

bank syariah.

5) Nasabah menerima barang dari Supplier dan menerima

dokumen kepemilikan barang tersebut. Setelah menerima


34

barang dan dokumen, maka nasabah melakukan

pembayaran. Pembayaran dilakukan oleh nasabah dengan

cara angsuran.24

e. Hubungan Antara Pembiayaan Murabahah Dengan Return On

Assets

Pembiayaan Murabahah berpengaruh positif terhadap

Return On Assets. Semakin besar pembiayaan maka pendapatan

yang diperoleh naik, karena pendapatan naik secara otomatis laba

juga akan mengalami kenaikan.25 Tinggi rendahnya nilai

pembiayaan jual beli akan berpengaruh terhadap return yang

dihasilkan. Arah hubungan yang timbul antara pembiayaan jual

beli terhadap Return On Assets adalah positif, karena apabila

pembiayaan jual beli yang disalurkan meningkat maka akan

meningkatkan Return On Assets yang didapat oleh bank syariah.26

24
Ismail, Perbankan Syariah, Edisi Pertama, (Jakarta: Prenadamedia, 2011), 139.
25
Veithzal Rivai, et. al, Commercial Bank Management: Manajemen Perbankan dari Teori ke
Praktik, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2013), 153.
26
Slamet R dan Agung Y, “Pengaruh Pembiayaan Bagi Hasil, Pembiayaan Jual Beli, Financing
to Deposit Ratio (FDR) dan Non Performing Ratio (NPF) terhadap Profitabilitas Bank Umum
Syariah di Indonesia,” Accounting Analysis Journal, Volume 3, No. 4 (2014), 4.
35

B. KAJIAN PUSTAKA

Tabel 2.1
Studi penelitian Terdahulu
No Identitas Penulis Metode Hasil Persamaan dan

Perbedaan

1. Pengaruh Pembiayaan Dari kedua Perbedaan pada


Pembiayaan murabahah dan variabel bebas penelitian yang
Murabahah dan NPF NPF sedangkan secara parsial, dilakukan oleh
Terhadap variabel dependen Keduanya Hendro Kusnanto
Profitabilitas Bank pada penelitian ini Berpengaruh Hanya membahas
Syariah /2018/ adalah signifikan pembiayaan jual
Hendro Kusnanto.27 profitabilitas terhadap ROA beli saja yaitu
Bank Syariah. yakni Murabahah dan
Teorinya Pembiayaan NPF terhadap
berisikan tentang Murābahah Profitabilitas.
pengertian, 0,000 < 0,05 Sedangkan
landasan syariah, dan NPF 0,000 peneliti
rukun, syarat. < 0,05 terhadap membahas
ROA. tentang
pembiayaan
Murabahah juga
akan tetapi
tentang dasarnya
saja. Persamaan
penelitian
yangdilakukan
oleh Hendro
Kusnanto dengan
peneliti sama-
sama membahas
tentang NPF dan
pembiayaan.
2. Pengaruh Dana Pihak variabel X1 terhadap Y Perrsamaan dalam
Ketiga, Non independen pada berpengaruh penelitian ini pada
Performing penelitian ini positif dan variabel dan teori
Financing, Biaya adalah DPK, signifikan. X2 yang membahas
Operasional NPF, BOPO,dan terhadap Y tidak tentang pengaruh
pendapatan FDR, dan variabel bepengaruh. dana pihak ketiga,
Operasional dan Dependen adalah X3 terhadap Y NPF, dan ROA,
Financing To Deposit ROA. Teori berpengaruh sama-sama
Ratio terhadap Retrun dalam penelitian positif dan menggunakan
On Asset pada Bank ini berisikan signifikan. data sekunder.
Umum Syariah Non tentang teori, dan X4 terhadap Y Dan perbedaan
jenis-jenis, dan berpengaruh dalam penelitian
jenis penelitian negative dan ini yaitu
kuantitatif. signifikan. perbedaan
Teknik

27
Hendro Kusnanto, “Pengaruh Pembiayaan Murabahah dan NPF Terhadap Profitabilitas Bank
Syariah (Studi Kasus di Bank BNI Syariah tahun 2014-2017),” Skripsi (Surabaya:UIN Sunan
Ampel Surabaya,2018).
36

Tabel 2.1 Lanjutan

No Identitas Penulis Metode Hasil Persamaan dan

Perbedaan

Non devisa/Dedek Teknik X1, X2, X3, dan variabel yang ada
Saripah/2020.28 analisisnya X4 berpengaruh pada penelitian
menggunakan uji dan signifikan Dedek Saripah
asumsi klasik, terhadap Y. menggunakan
Analisis linear variabel BOPO
berganda, uji dan FDR
koefisien sedangakan pada
determinasi, uji t, penelitian ini
uji f. tidak
menggunakan
kedua variabel
tersebut.
3. Pengaruh Dana Pihak Variabel Dana pihak Persamaan dalam
Ketiga dan Total Aset independen dana ketiga dan total penelitian ini pada
Terhadap pihak ketiga, dan aset secara variabel dan teori
Pertumbuhan total aset, dan bersama-sama yang membaha
Prifitabilitas Bank variabel dependen berpengaruh tentang dana
DKI Syariah periode yaitu signifikan pihak ketiga, dan
2008-2016/Annisa pertumbuhan terhadap Roa. Dan
Ayu Affandi/2018.29 profitabilitas. profitabilitas perbedaan dalam
Teori yang diukur dengan penelitian ini
dibahas di dalam ROA, bahwa pada
meliputi dibuktikan skripsi Aninisa
pengertian, jenis- dengan Ayu Affandi
jenis. Jenis 0.000<0.05. menggunakan uji
penelitian yaitu linier berganda
kuantitatif sedangkan
pengukuran, dan penelitian ini
teknik analisisnya menggunakan
menggunakan uji metode
asumsi klasik, intervening.
analisis regresi
berganda, dan uji
Hipotesis.

28
Dedek Saripah, “Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Non Performing Financing, Biaya
Operasional Pendapatan Operasional dan Financing to Deposit Ratio Terhadap Return On Asset
Pada Bank Umum Syariah Nondevisa”, Skripsi (Banda Aceh :UIN AR-RANIRY,2020).
29
Annisa Ayu Affandi, “Pengaruh Dana Pihak Ketiga dan Total Aset Terhadap Pertumbuhan
Profitabilitas Bank DKI Syariah (Periode 2008-2016),” Skripsi (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2018).
37

Tabel 2.1 Lanjutan

No Identitas Penulis Metode Hasil Persamaan dan

Perbedaan

4. Pengaruh Dana Pihak Pengaruh Dana X1 berpengaruh Persamaaan


Ketiga dan Pihak Ketiga dan signifikan dalam penelitian
Pendapatan Margin penelitian ini terhadap Z Intan Permatasari
Pembiayaan adalah dana pihak (0,000<0,05) Oktaviana dengan
Murabahah Melalui ketiga, X2 berpengaruh peneliti yaitu
Corporate Sosial pendapatan signifikan terdapat pada
Responsibility margin terhadap Z variabel dana
(CSR)Sebagai pembiayaan (0,027<0,05) pihak ketiga,dan
Variabel Intervening murabahah, CSR, X1 berpengaruh perbedaannya
Terhadap Laba Bank dan variabel signifikan yaitu pada
Umum Syariah dependen yaitu terhadap Y penelitian ini
Periode tahun 2017- laba Bank Umum (0,022<0,05) tidak ada variabel
2019/ Intan Syariah. Teori X2 berpengaruh CSR, Laba Bank
Permatasari dalam penelitian signifikan Umum Syariah,
Oktaviana/2020. 30 ini berisi tentang terhadap Y pendapatan
pengertian, (0,000<0,05). margin
sumber-sumber, pembiayaan
prinsip, manfaat, murabahah.
tujuan, dan dan
jenis-jenis.
Teknik analisis
menggunakan uji
asumsi klasik,
analisis regresi
linier sederhana,
berganda, uji
ketetapan model,
uji hipotesis, uji
analisis jalur.
5. Pengaruh Dana Pihak Variabel Dari kedua Persamaan pada
Ketiga dan Inflasi independen pada variabel tersebut penelitian ini dan
terhadap penelitian ini secara parsial dengan penelitian
Profitabilitas dengan adalah dana pihak terdapat Annisa Marsela
suku bunga sebagai ketiga, inflasi, dan pengaruh yaitu terdapat
variabel moderating suku bunga, dan signifikan pada variabel
pada Bank Umum variabel dependen terhadap dana pihak ketiga,
Syariah di Indonesia yaitu variabel dan sama-sama
periode 2014- profitabilitas. profitabilitas membahas
2018/Annisa Teorinya berisi tentang ROA.
Marsela/2020.31 tentang Dan perbedaan
pengertian, pada penelitian ini

30
Intan Permatasari Oktaviana, “Pengaruh Dana Pihak Ketiga Dan Pendapatan Margin
Pembiayaan Murabahah Melalui Corporate Sosial Responsibility (CSR) Sebagai Variabel
Intervening Terhadap Laba Bank Umum Syariah (Periode Tahun 2017-2019),” Skripsi
(Ponorogo:IAIN Ponorogo,2020).
31
Annisa Marsela, “Pengaruh Dana Pihak Ketiga dan Inflasi Terhadap Profitabilitas Dengan
Suku Bunga Sebagai Variabel Moderating Pada Bank Umum Syariah di Indonesia (Periode Tahun
2014-2018),” Skripsi (Palembang:UIN Raden Fatah Palembang,2020).
38

Tabel 2.1 Lanjutan

No Identitas Penulis Metode Hasil Persamaan dan

Perbedaan

periode 2014- jenis-jenis, dan dengan penelitian


syarat. Teknik Annisa
2018/Annisa yang digunakan Marselayaitu
pada analisis ini terdapt pada
Marsela/2020.32 yaitu uji asumsi metodenya jika
klasik, regresi penelitian ini
linier berganda, menggunakan
sederhana, dan uji metode
analisis jalur. intervening,
sedangkan
peneliti Annisa
Marsela
menggunakan
metode
moderating.
Sumber : Data diolah oleh peneliti,2021.

Dalam penelitian ini, peneliti mengkaji tentang Pembiayaan Murabahah,

Dana Pihak Ketiga, NPF, dan ROA yang telah dilakukan untuk

mengembangkan teori sebelumnya.

32
Annisa Marsela, “Pengaruh Dana Pihak Ketiga dan Inflasi Terhadap Profitabilitas Dengan
Suku Bunga Sebagai Variabel Moderating Pada Bank Umum Syariah di Indonesia (Periode Tahun
2014-2018),” Skripsi (Palembang:UIN Raden Fatah Palembang,2020).
39

C. KERANGKA PEMIKIRAN

(X1)
H4
DPK
H1

H6
(Y)
(Z)
H7
ROA
Pembiayaan
H3 Murabahah H8

H9

(X2) H2 H5
NPF

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir


Keterangan :
H1 = X1 terhadap Z
H2 = X2 terhadap Z
H3 = X1&X2 terhadap Z
H4 = X1 terhadap Y
H5 = X2 terhadap Y
H6 = Z terhadap Y
H7 = X1, X2 & Z terhadap Y
H8 = X1 terhadap Z melalui Y
H9 = X2 terhadap Z melalui Y
D. HIPOTESIS
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan

masalah. Oleh karena itu, rumusan masalah biasanya disusun dalam


40

bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang

diberikan baru berdasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan

pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui data. Jadi hipotesis juga

bisa dikatakan sebagai jawaban yang teoritis terhadap rumusan masalah

penelitian. Hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu

1. Pengaruh Dana Pihak Ketiga terhadap Pembiayaan Murabahah.

Menurut Kasmir dana pihak kedua merupakan dana yang

bersumber dari masyarakat luas merupakan sumber penting untuk

aktivitas operasional bank dan merupakan tolak ukur keberhasilan

suatu bank apabila bank dapat menanggung biaya operasinya dari

sumber dana ini. Jika DPK meningkat maka bank mempunyai peluang

serta kesempatan yang lebih besar untuk memperoleh pendapatan

yang lebih tinggi.33

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Triana Rizka

Rahmadian menunjukan bahwa terdapat pengaruh terhadap

pembiayaan murabahah pada Bank Umum Syariah. Bagi bank umum

syariah memprioritaskan penghimpunan dana pihak ketiga, karena

simpanan nasabah akan memberikan dampak yang signifikan terhadap

kondisi pendanaan Perbankan Syariah.34 Hipotesis dalam penelitian

ini yaitu :

33
Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.2006),201.
34
Triana Rizka Rahmadian, “Pengaruh Dana Pihak Ketiga Terhadap Pembiayaan Murabahah
di Bank Umum Syariah (Periode tahun 2010-2016),” Skripsi (Palembang: UIN Raden Fatah
Palembang,2018).
41

H0 : Tidak terdapat pengaruh antara DPK (X1) terhadap Pembiayaan

Murabahah (Z) pada Bank Umum Syariah di Indonesia.

H1 : Terdapat pengaruh antara DPK (X1) terhadap Pembiayaan

Murabahah (Z) pada Bank Umum Syariah di Indonesia.

2. Pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap pembiayaan

murabahah.

Menurut Kasmir NPF adalah salah satu risiko yang

dihadapi oleh bank yaitu risiko tidak terbayarnya pembiayaan yang

telah diberikan atau sering disebut risiko pembiayaan. Risiko

pembiyaan umumnya timbul dari berbagai pembiayaan yang masuk

dalam kategori bermasalah.35

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Widya Wulan

Sari menunjukkan bahwa terdapat pengaruh negative signifikan

terhadap pembiayaan murabahah. Hal ini bisa dikatakan semakin

tinggi NPF maka akan semakin besar pembiayaan murabahah yang

disalurkan ke masyarakat.36

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fitra Rizal

menunjukan bahwa terdapat pengaruh negative dan signifikan

terhadap ROA Bank pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia periode

2012-2015. Hal ini bisa dikatakan bahwa semakin tinggi NPF suatu

bank maka risiko pembiayaan bermasalah pada bank tersebut juga

35
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2010),50.
36
Widya Wulan Sari, “ Pengaruh Dana Pihak Ketiga, NPF, CAR, dan ROA terhadap
pembiayaan murabahah pada Perbankan Syariah di Indonesia,” Skripsi
(Yogyakarta:UNY,2017),61.
42

akan meningkat. Risiko pembiayaan dapat meningkat jika pihak bank

meminjamkan dana kepada yang tidak tepat (tidak layak dan

bermasalah), terjadi kesalahan dalam menganalisis pembiayaan,

burukna manajemen bank, buruknya karakter nasabah dan kegagalan

bisnis.37 Hipotesis dalam penelitian ini yaitu :

H0 : Tidak terdapat pengaruh NPF (X2) terhadap Pembiayaan

Murabahah (Z) pada Bank Umum Syariah di Indonesia.

H2 : Terdapat pengaruh NPF (X2) terhadap Pembiayaan Murabahah

(Z) pada Bank Umum Syariah di Indonesia.

3. Pengaruh Dana Pihak ketiga dan Non Performing Financing terhadap

Pembiayaan Murabahah

Pembiayaan bermasalah (Non Performing Financing) merupakan

resiko dalam suatu pelaksanaan pembiayaan. Resiko pembiayaan

merupakan resiko yang disebabkan oleh adanya counterparty dalam

memenuhi kewajibanya. Dalam bank syariah, resiko pembiayaan

mencakup resiko terkait produk dan resiko dengan pembiayaan

korporasi.38

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wiwiek Rizka

menunjukan bahwa dana pihak ketiga dan NPF secara bersama-sama

37
Rizal Fitra, “Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Finance dan Operational
Expenses to Operational Revenue terhadap Retrun On Asset Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di
Indonesia Periode 2012-2015,” Tesis (Ponorogo: STAIN Ponorogo, 2016),95.
38
Adiwarkan A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, (jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2010), hal 260.
43

berpengaruh positif signifikan terhadap pembiayaan murabahah.39

Hipotesis dalam penelitian ini yaitu :

H0 : Tidak terdapat pengaruh antara DPK (X1) dan NPF (X2) terhadap

Pembiayaan Murabahah (Z) pada Bank Umum Syariah di

Indoneasia.

H3 : Terdapat pengaruh antara DPK (X1) dan NPF (X2) terhadap

Pembiayaan Murabahah (Z) pada Bank Umum Syariah di

Indonesia.

4. Pengaruh Dana Pihak Ketiga terhadap ROA

Dana pihak ketiga merupakan dana yang berasal dari masyarakat

yang melakukan pembiayaan, maupun menabung, dengan berbagai

produk simpanan yang dimiliki oleh bank. Pada dana pihak ketiga ini

terdapat 2 metode yang diterapkan diperbankan syariah yaitu wa’diah

(berupa simpanan) dan mudharabah.40

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Delsy, Ni Luh

Putu Wiagustini menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif dan

signifikan antara variabel DPK terhadap ROA pada bank-bank di

Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2012. Hal ini bisa dikatakan

bahwa setiap peningkatan Dana Pihak Ketiga akan diikuti juga

dengan peningkatan terhadap profitabilitas, yang artinya ketika jumlah

DPK banyak disalurkan ke dalam bentuk kredit, maka pendapatan

39
Wiwiek Rizka, “Pengaruh Dana Pihak Ketiga, NPF, CAR, dan Modal Sendiri terhadap
Pembiayaan Murabahah Pada Bank Umum Syariah,” Skripsi (Banda Aceh :UIN AR-
RANIRY,2019), 89.
40
M. Kuncoro, Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi, (Jakarta:BPFE,2002),155.
44

dari kredit tersebut akan naik sekaligus kemampuan bank dalam

menghasilkan laba juga semakin meningkat. 41 Hipotesis dalam

penelitian ini yaitu :

H0 : Tidak terdapat pengaruh antara DPK (X1) terhadap ROA (Y)

pada Bank Umum Syariah di Indonesia.

H4 : Terdapat pengaruh antara DPK (X1) terhadap ROA (Y) pada

Bank Umum Syariah di Indonesia.

5. Pengaruh Non Performing Financing terhadap ROA.

Non Performing Financing atau bisa disebut dengan

pembiayaan bermasalah, kenapa bisa dikatan pembiayaan bermasalah

karena Non Peroforming Financing adalah rasio pembiayaan yang

bermasalah dengan total pembiayaan bermasalah tinggi. 42

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hendro Kusnanto

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh negatif secara signifikan.Nilai

negatif menunjukkan bahwa variabel NPF memiliki hubungan yang

berlawanan dengan Y.43 Hipotesis dalam penelitian ini yaitu :

H0 : Tidak terdapat pengaruh antara NPF (X2) terhadap ROA (Y)

pada Bank Umum Syariah di Indonesia.

H5 : Terdapat pengaruh antara NPF (X2) terhadap ROA (Y) pada

Bank Umum Syariah di Indonesia.

41
Delsy, Ni Luh Putu Wiagustini, “Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Non Performing Loan, dan
Capital Adequacy Ratio Terhadap Loan To Deposit Ratio dan Retrun On Assets Pada Sektor
Perbankan di Bursa Efek Indonesia,”E- Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 2014,667.
42
Ismail, Perbankan Syariah, Edisi Pertama, (Jakarta: Prenadamedia, 2011), 129.
43
Hendro Kusnanto, “Pengaruh Pembiayaan Murabahah dan NPF terhadap Profitabilitas Bank
Syariah (Studi Kasus di Bank BNI Syariah tahun 2014-2017),” Skripsi (Surabaya: UIN Sunan
Ampel Surabaya,2018),67.
45

6. Pengaruh Pembiayaan Murabahah terhadap ROA.

Menurut Utsmani, (2002:125), Murābahah meruapakan salah satu

bentuk jual beli yang mengahruskan penjual memberikan informasi

kepada pembeli tentang biaya-biaya yang dikeluarkan untuk

mendapatkan komoditas (harga pokok) dan tambahan profit yang

diinginkan dalam jual beli.44

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hendro Kusnanto

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif signifikan.Murabahah

menjadi nilai signifikan karena murabahah termasuk pembiayaan

yang paling dominan di Bank Umum Syariah.45 Hipotesis dalam

penelitian ini yaitu :

H0 : Tidak terdapat pengaruh antara Pembiayaan Murabahah (Z)

terhadap ROA (Y) pada Bank Umum Syariah di Indonesia.

H6 : Terdapat pengaruh antara Pembiayaan Murabahah (Z) terhadap

ROA (Y) pada Bank Umum Syariah di Indonesia.

7. Pengaruh DPK, NPF, dan pembiayaan murabahah terhadap ROA.

Dalam peraturan Bank Indonesia Nomor 8/21/PBI/2006 tentang

Penilaian Kualitas Bank Umum yang melaksanakan kegiatan usaha

berdasarkan Prinsip Syariah Pasal 9 Ayat 2, bahwa kualitas aktiva

produktif dalam bentuk pembiayaan dibagi dalam 5 golongan yaitu

44
Ismail Nawawi, fikih muamalah klasik dan kontemporer, (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia,
2012), hal 90.
45
Hendro Kusnanto, “Pengaruh Pembiayaan Murabahah dan NPF terhadap Profitabilitas Bank
Syariah (Studi Kasus di Bank BNI Syariah tahun 2014-2017),” Skripsi (Surabaya: UIN Sunan
Ampel Surabaya,2018),67.
46

lancar (L), dalam perhatian khusus (DPK), kurang lancar (KL),

diragukan (D), macet (M).46

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Intan Nurmalasari

menunjukan bahwa DPK, NPF, dan pembiayaan murabahah secara

bersama-sama berpengaruh terhadap ROA. Yang artinya semakin

tinggi rasio NPF maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang

menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar dan

menyebabkan kerugian, sebaliknya jika semakin rendah NPF maka

laba atau ROA bank tersebut akan meningkat.47 Hipotesis dalam

penelitian ini yaitu :

H0 : Tidak terdapat pengaruh antara DPK (X1), NPF (X2), dan

Pembiayaan Murabahah (Z) terhadap ROA (Y) pada Bank

Umum Syariah di Indonesia.

H7 : Terdapat pengaruh antara DPK (X1), NPF (X2), dan Pembiayaan

Murabahah (Z) terhadap ROA (Y) pada Bank Umum Syariah di

Indonesia.

8. Pengaruh Dana Pihak Ketiga terhadap Return On Assets yang dimediasi

oleh pembiayaan murabahah.

Semakin tinggi dana pihak ketiga yang diperoleh bank syariah

dapat berpengaruh terhadap besarnya pembiayaan yang tersalurkan

45
Pembiayaan Murabahah Pada Bank BRI Syariah Periode 2015 – 2017,” Skripsi (Surakarta:
IAIN Surakarta, 2018), 21.
47
Intan Nurmalasari, “Pengaruh Dana Pihak Ketiga, dan Pembiayaan Murabahah terhadap
ROA Melalui NPF sebagai Variabel Intervening Pada Bank Syariah Mandiri (Periode 2010-
2020),” Skripsi (Ponorogo: IAIN Ponorogo, 2021), 117.
47

kepada masyarakat. Dengan meningkatnya pembiayaan yang

disalurkan akan memengaruhi peningkatan laba bank syariah. 48

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh oleh Wiwiek Rizka

menunjukan bahwa variabel dana pihak ketiga positif signifikan

terhadap pembiayaan murabahah.49 Hipotesis dalam penelitian ini

yaitu :

H0 : Tidak terdapat pengaruh antara DPK (X1) terhadap ROA (Y)

pada Bank Umum Syariah di Indonesia yang dimediasi oleh

Pembiayaan Murabahah (Z).

H8 : Terdapat pengaruh antara DPK (X1) terhadap ROA (Y) pada

Bank Umum Syariah di Indonesia yang dimediasi oleh

Pembiayaan Murabahah (Z).

9. Pengaruh NPF terhadap ROA yang dimediasi oleh pembiayaan

murabahah.

Pembiayaan murabahah secara parsial berpengaruh signifikan

terhadap profitabilitas. Apabila pembiayaan murabahahpada bank

dilakukan dengan baik, maka akan menyebabkan profitabilitas

semakin baik pula.50

48
Retno Wuloandari dan Atina Shofawati, “Analisis pengaruh CAR, FDR, NPF, dan
Pertumbuhan DPK terhadap profitabilitas Pada Industri BPRS di Indonesia tahun 2011-2015,”
Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan, Vol.4, No.9, September 2017,746.
49
Wiwiek Rizka, “Pengaruh Dana Pihak Ketiga, NPF, CAR, dan Modal Sendiri terhadap
Pembiayaan Murabahah Pada Bank Umum Syariah,” Skripsi (Banda Aceh :UIN AR-
RANIRY,2019), 89.
50
Purnama Putra dan Maftuhatul Hasanah, “ Pengaruh Pembiayaan Mudharabah,” Jurnal
Organisasi dan Manajemen, Vol. 14, No.2, September (2018), 147.
48

Teori tersebut didukung oleh Delsy, Ni Luh Putu Wiagustini yang

menyatakan bahwa NPF berpengaruh positif terhadap ROA. Hipotesis

dalam penelitian ini yaitu :

H0 : Tidak terdapat pengaruh antara NPF (X2) terhadap ROA (Y) pada

Bank Umum Syariah di Indonesia yang dimediasi oleh

Pembiayaan Murabahah (Z).

H9 : Terdapat pengaruh antara NPF (X2) terhadap ROA (Y) pada

Bank Umum Syariah di Indonesia yang dimediasi oleh

Pembiayaan Murabahah (Z).


BAB III

MEODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bersifat asosiatif,

yaitu pendekatan ilmiah yang memandang suatu realitas itu terdapat

diklasifikasikan, konkrit, teramatri dan teratur, hubungan variabelnya

bersifat sebab akibat dimana penelitiannya berupa angka-angka dan

analisisnya menggunakan statistik yang bertujuan untuk mengetahui

pengaruh ataupun hubungan antara dua variabel atau lebih.1 Jenis

penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian dokumenter.Penelitian

dokumenter merupakan jenis penelitian yang data dan informasinya

diperoleh dari bahan-bahan dokumentasi lainnya yang dimiliki dan

didokumentasikan oleh suatu institusi.2

Data yang digunakan dalam penelitian ini yakni data sekunder.Data

sekunder yang digunakan yaitu berupa laporan keuangan pertahun Bank

Umum Syariah di Indonesia yang telah dipublikasikan dalam website bank

pada periode tahun 2015-2019. Dengan menggunakan alat bantu analisis

data dalam penelitian ini yakni dengan menggunakan alat bantu IBM SPSS

Statistics Version 25.

1
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabet, 2014), 13.
2
Supardi, Metode Penelitian Ekonomi dan Bisnis, (Yogyakarta: UII Press, 2005), 31.

49
50

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Pada sub bab ini akan dijelaskan mengenai variabel penelitian dan

definisi operasional, yaitu sebagai berikut:

1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. 3 Variabel dalam

penelitian ini terdiri dari variabel bebas/independen (X), variabel

intervening (Z) dan variabel terikat/dependen (Y).

Variabel-variabel bebas/independen yang digunakan

penulis dalam penelitian ini adalah Dana Pihak Ketiga dan Non

Performing Financing (NPF). Sedangkan variabel intervening yang

digunakan pada penelitian ini adalah Pembiayaan Murabahah dan

variabel terikat/dependen pada penelitian ini yaitu Return On

Assets.

2. Definisi operasional

Definisi operasional merupakan sifat atau nilai dari obyek

atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang telah ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.4 Definisi

operasional dalam penelitian ini sebagai berikut :

3
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi, dan R&D
(Bandung: Alfabeta, 2017), 20.
4
Ibid., 11.
51

Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel Penelitian
No. Variabel Definisi Rumus Sumber

1. DPK Dana yang bersumber DPK = Giro+Tabungan Kasmir,


dari masyarakat luas + Deposito Manajemen
merupakan sumber Perbankan,
penting untuk aktivitas (Jakarta: PT
operasional bank dan Raja Grafindo
merupakan tolak ukur Persada, 2006)
keberhasilan suatu bank
apabila bank dapat
menanggung biaya
operasinya dari sumber
dana ini. Jika DPK
meningkat maka bank
mempunyai peluang serta
kesempatan yang lebih
besar untuk memperoleh
pendapatan yang lebih
tinggi.
2. NPF Non Performing NPF = Kasmir,
Financing (NPF) adalah Pembiayaan Analisis
salah satu risiko yang Bermasalah Laporan
dihadapi oleh bank yaitu x100% Keuangan,
risiko tidak Total pembiayaan (Jakarta: PT
terbayarnyapembiayaan Raja Grafindo
yang telah diberikan Persada,2010).
atau sering disebut
risiko pembiayaan.
Risiko pembiyaan
umumnya timbul dari
berbagai pembiayaan
yang masuk dalam
kategori bermasalah.
3. ROA Return on assets (ROA) ROA = Kasmir,
yang sering disebut juga Analisis
return on investment Laba Setelah Pajak Laporan
adalah pengukuran Keuangan,
kemampuan perusahaan Total Asset X100% (Jakarta: PT
secarakeseluruhan di Raja Grafindo
dalam menghasilkan Persada.2010).
keuntungan dengan
jumlah keseluruhan
aktiva yang tersedia di
dalam perusahaan.
52

Tabel 3.1 Lanjutan


No. Variabel Definisi Rumus Sumber

4. Pembiayaan Murābahah Pembiayaan Ismail


meruapakan salah Nawawi, fikih
Murabahah satu bentuk jual Murabahah= muamalah klasik
beli yang dan kontemporer,
mengahruskan Pembiayaan Murabahah (Bogor: Penerbit
penjual Ghalia Indonesia,
memberikan Total Pembiayaan Dana 2012).
informasi kepada Pihak Ketiga
pembeli tentang
biaya-biaya yang
dikeluarkanuntuk
mendapatkan
komoditas (harga
pokok)dan
tambahan profit
yang diinginkan
dalam jual beli.
Sumber : Data diolah oleh peneliti,2021.

C. Lokasi dan Periode Penelitian.

Penelitian ini dilakukan pada bank syariah di Indonesia yang

terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan.Data yang digunakan adalah statistik

perbankan syariah periode 2015-2019 yang dipublikasikan di

www.ojk.co.id. Waktu penelitian dilaksanakan pada data tahunan dari

tahun 2015-2019.

D. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari subjek atau

objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik yang ditetapkan peneliti

untuk dipelajari dan kemudian diambil kesimpulannya.5 Obyek analisis

dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah keseluruhan Bank

Umum Syariah. Dengan rincian sebagai berikut :

5
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Cetakan ke 23, (Bandung:
Alfabeta, 2016), 115.
53

Tabel 3.2
Daftar Populasi Penelitian
Responden
No. Bank Umum Syariah
1. PT. Bank BRI Syariah
2. PT. Bank Muamalat Indonesia
3. PT. Bank Victoria Syariah
4. PT. Bank Jawa Barat Banten Syariah
5. PT. Bank BNI Syariah
6. PT. Bank Syariah Mandiri
7. PT. Bank Mega Syariah
8. PT. Bank Panin Syariah
9. PT. Bank Bukopoin Syariah
10. PT. Bank BCA Syariah
11. PT. Bank Maybank Syariah
12. PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah
13. PT. Bank Aceh Syariah
14. PT. BPD Nusa Tenggara Barat Syariah
Sumber: Statistik Perbankan Syariah, Bank Indonesia.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti

tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi karena

keterbatasan dana, tenaga atau waktu, maka peneliti dapat

menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Dalam

penelitian ini tahap pengambilan sampel menggunakan Purposive

Sampling, yaitu metode penetapan responden untuk sampel

berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Adapun kriteria-kriteria

tersebut diantaranya:

1. Bank Umum Syariah yang sudah terdaftar di BI.

2. Bank Umum Syraiah yang mempublikasikan laporan

keuangan tahunan pada tahun 2015-2019.


54

3. Bank Umum Syariah yang memiliki masalah dalam

penelitian.

4. Bank Umum Syariah tersebut memiliki data lengkap variabel.

5. Bank Umum Syariah tersebut termasuk dalam bank devisa

Negara.

Sehingga, diperoleh sampel dalam penelitian ini yaitu ada

delapan Bank yang ada diatas diantaranya : BRI Syariah, Muamalat

Indonesia, Victoria Syariah, Bank Jawa Barat Banten Syariah, BNI

Syariah, Mega Syariah, Panin Syariah, Bukopoin Syariah.

E. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini yakni data kuantitatif. Penelitian

kuantitatif merupakan cara yang digunakan untuk mendapatkan ilmu

pengetahuan atau memecahkan masalah yang dihadapi dilakukan

secara hati-hati dan sistematis, untuk data yang dikumpulkan berupa

rangkaian atau sekumpulan angka-angka.6 Menurut Sugiyono (2018)

dapat diartikan dengan metode yang berlandas pada filsafat

positivism, yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel

tertentu, pengambilan sampel dilakukan secara random, instrument

penelitian digunakan dalam pengumpulan data, analisis data bersifat

6
Toto Satyori dan Nanang Gozai, Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung: Pustaka Setia,
2015), 68.
55

kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang

telah ditetapkan.7

Data dalam penelitian ini diperoleh dari laporan tahunan yang

dipublikasikan oleh website OJK serta website dari masing-masing

bank yang telah dipublikasikan data tahunanya, yang meliputi BRI

Syariah, Muamalat Indonesia, Victoria Syariah, Bank Jawa Barat

Banten Syariah, BNI Syariah, Mega Syariah, Panin Syariah, Bukopoin

Syariah. Dengan demikian penelitian ini menggunakan data panel

yang termasuk kombinasi antara data runtut waktu (time series) data

tahunan dari tahun 2015-2019 dengan data silang tempat atau (Cross

Section). Serta data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis

IBM SPSS 25.

2. Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini yakni menggunakan data

sekunder. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari media

cetak atau media elektronik, seperti laporan penelitian sebelumnya,

jurnal-jurnal yang diterbitkan oleh lembaga-lembaga dan lainna, tanpa

harus bersusah-susah mencari data melalui servey, baik lewat

kuesioner ataupun lewat wawancara.8

7
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2018), 14.
8
Hendri Tanjung dan Abrista Devi, Metode Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta: Gramata
Publishing, 2013), 95.
56

Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa

laporan keungan tahunan pada bank BRI Syariah, Muamalat

Indonesia, Victoria Syariah, Bank Jawa Barat Banten Syariah, BNI

Syariah, Mega Syariah, Panin Syariah, Bukopoin Syariah yang

dipublikasikan pada tahun 2015-2019. Pada penelitian ini masalah

dibatasi pada Pengaruh DPK dan NPF terhadap ROA melalui

Pembiayaan Murabahah sebagai variabel intervening. Hal ini

dilakukan supaya penelitian ini terfokus serta mencapai apa yang

diharapkan. Studi empiris penelitian ini dilakukan pada Bank Umum

Syariah di Indonesia.

F. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

yakni menggunakan teknik dokumentasi, metode dokumentasi adalah

teknik pengumpulan data yang mana data diperoleh dari pihak lain atau

dinamakan data sekunder.9

Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk

mengidentifikasi rasio-rasio yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Rasio-

rasio yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu jumlah DPK, NPF, ROA,

dan Pembiayaan Murabahah dokumentasi yang digunakan dalam empat

variabel tersebut diambil laporan keuangan tahunan bank BRI Syariah,

Muamalat Indonesia, Victoria Syariah, Bank Jawa Barat Banten Syariah,

9
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, 36.
57

BNI Syariah, Mega Syariah, Panin Syariah, Bukopoin Syariah periode

tahun 2015-2019..

G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan

setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain

terkumpul.Teknik analisis data pada penelitian kuantitatif menggunakan

statistik deskriptif.Statistik yang digunakan untuk menganalisis data dalam

penelitian terbagi menjadi dua yaitu statistik deskriptif dan statistik

inferensial.statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk

menganalisis data dengan cara mendeskripsikan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku

untuk umum atau generalisasi. Sedangkan statistik inferensial adalah

teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan

hasilnya diberlakukan untuk populasi.10

Teknis analisis yang digunakan adalah dengan statistik deskriptif,

,uji asumsi klasik, uji regresi linear sederhana dan berganda, uji analisis

jalur, dan uji hipotesis.

1. Statistik Deskriptif

Statistik Deskriptif berfungsi untuk mendiskripsikan atau

menggambarkan obyek yang diteliti melalui data sampel atau

10
S. Arikunto, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta : Rieneka Cipta, 2010),
hal.147.
58

populasi secara nyata apa adanya tanpa melakukan analisis dan

membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.11

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas (Uji Kolmogorov-smirnov)

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi, variabel terikat dan keduanya mempunyai

distribusi normal atau tidak.Modal regresi yang baik memiliki

distribusi data normal atau mendekati normal. Metrode yang

doigunakan untuk menguji normalitas adalah dengan

menggunakan normal probability plots. Pada prinsipnya

normalitas dapat di deteksi dengan melihat penyebaran data,

(titik), pada sumbu diagonal pada grafik. Penentuan normalitas

menggunakan sig 0,05, model regresi yang lolos dalam

normalitas harus >0,05.12

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji

apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel

bebas.Multikolinier adalah adanya lebih dari satu hubungan

linier yang sempurna.Untuk menguji ada tidaknya

multikolinearitas dalam suatu model regresi salah satunya

adalah dengan melihat nilai tolerance dan lawannya, dan

Variance Inflation Factor (VIF).Kedua ukuran ini

11
Sugiyono, Statistik untuk penelitian (Bandung: Alfabeta, 2013), 21.
12
Ibid.,
59

menunjukkan setiap variabel bebas manakah yang dijelaskan

oleh variabel lainnya.Pemeriksaan multikolinearitas dilakukan

dengan menggunakan VIF (Variance Inflation Factor) yang

terkait dengan Xh yaitu dengan korelasi kuadrat dari h dengan

variabel bebas lainnya. Maka langkah pertama yang dilakukan

adalah mencarikoefisien korelasi antara X1 dan X2.13

Selanjutnya, dicari nilai VIFnya.Tolerance

mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak

dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai tolerance

yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF =

1/tolerance) dan menunjukkan adanya kolinearitas yang tinggi.

Dasar pengambilan keputusan adalah apabila nilai

tolerance>0,1 atau sama dengan nilai VIF< 10 berarti tidak

ada multikolinearitas antar variabel dalam model regresi.14

c. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas memberikan petunjuk bahwa

varians variabel tidak sama untuk semua pengamatan. Ketika

varian dari residual satu pengamatan kepengamatan lainnya

tetap, maka dinamakan homoskedastisitas.Maka model regresi

yang baik dinamakan homoskedastisitas atau tidak terjadi

13
Wiratna Sujarweni, Metode Penelitian Bisnis dan Ekonomi (Yogyakarta: Pustaka Baru Press,
2015), 225.
14
Toni Wijaya, Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS, 126.
60

kasus heteroskedastisitas karena data cross section memiliki

data yang mewakili berbagai ukuran.15

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui ada

tidaknya korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t

dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Ada

beberapa cara untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi,

yaitu dengan menggunakan metode grafik, metode Durbin

Wastion, metode van herman, dan metode run-test.16

3. Uji Regresi Linier Sederhana dan Berganda

a. Regresi Linier Sederhana

Analisis regresi linier sederhana merupakan sebuah analisis

regresi linier yang mana jumlah variabelnya yang dipengaruhi

hanya satu. Langkah dalam pembuatan regresi parametric ini

yakni dengan membuat ploting data antara variabel dependen

dan variabel independen berguna untuk melihat kecenderungan

pola data asli, ketika data tersebut didekati dengan jenis regresi

ini, yang dibuat rumus sebagai berikut :17

Y = α +ρX

Keterangan :

Y = Variabel Return On Assets

α = Konstanta
15
Toni Wijaya, Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS, 119.
16
Ibid., 124.
17
Tukiran Taniredja, Penelitian Kuantitatif (Bandung:Alfabeta,2014),87.
61

ρX = Koefisien Regresi

b. Regresi Linier Berganda

Regresi linier berganda merupakan analisis regresi yang

sering digunakan dalam mengatasi masalah pada analisis

regresi yang memiliki hubungan lebih dari satu variabel

bebas.18 Persamaan untuk regresi berganda adalah sebagai

berikut :

Model I : Z = ρX1Z + ρX2Z + e

Model II : Y = ρX1Y + ρX2Y +e

Keterangan :

Y = Variabel dependen (ROA)

Z = Variabel Intervening (Pembiayaan Murabahah)

X1 = Variabel independent (DPK)

X2 = Variabel independent (NPF)

ρ = Koefisien

e = Tingkat kesalahan

4. Analisis Jalur (Path Analysis)

Analisis jalur digunakan untuk menguji kemungkinan dari

satu hubungan sebab akibat diantara tiga variabel atau

lebih.Menurut Robert D. Retherord dalam Jonathan Sarwoto, path

analysis merupakan suatu teknik untuk menganalisis hubungan

sebab akibat terjadi pada regresi berganda jika variabel bebasnya

18
Agus Eko Sujianto, Aplikasi Statistika Dengan SPSS16.0 (Jakarta: Prestasi Pustaka ,2009),
56.
62

memengaruhi variabel terikat, tidak hanya secara langsung juga

secara tidak langsung. 19

Berikut persamaan substruktur diagram lajur :

Substrusktur I : Z = ρX1Z + ρX2Z + e

Substruktur II : Y = ρX1Y + ρX2Y +e

Keterangan :

Y = Variabel dependen (ROA)

Z = Variabel Intervening (Pembiayaan Murabahah)

X1 = Variabel independent (DPK)

X2 = Variabel independent (NPF)

ρ = Koefisien

e = Tingkat kesalahan

5. Uji Hipotesis

Untuk mengetahui hubungan setiap variabel yanag akan

diteliti, maka pengujian dalam penelitian ini menggunakan Uji-T

dan Uji-F:

a. Uji-T (Parsial)

Uji-T adalah suatu uji hipotesis terhadap koefisien regresi

parsial yang digunakan untuk melihat pengaruh dari masing-

masing variabel bebas secara individu terhadap variabel terikatnya.

Pengujian t-statistik dapat dilakukan dengan melihat nilai

probabilitas (uji p-value). Apabila nilai probabilitas lebih kecil dari


19
Marsono, Metode Penelitian Kuantitatif Langkah-Langkah Menyusun Skripsi, Tesis Atau
Disertasi Menggunakan Teknik Analisis Jalur (Path Analysis) Dilengkapi Contoh Aplikasinya
(Bogor:In Media, 2016),9.
63

tingkat signifikansi α sebesar 5% atau 0.05 yang telah ditetapkan

(berada pada H1 daerah diterima atau H0 ditolak), maka koefisien

dalam,model signifikan untuk digunakan.20 Adapun kriteria yang

digunakan dalam pengujian yakni sebagai berikut :

1) H1 diterima (H1 ditolak) apabila t hitung ≤ t tabel.

2) H0 ditolak (H0 diterima) apabila t hitung ≥ t tabel.

b. Uji-F (Simultan)

Uji F-statistik ini digunakan untuk menentukan signifikan

atau tidaknya suatu variabel bebas secara simultan dalam

mempengaruhi variabel terikatnya.Pengujian F-statistik dapat

dilakukan dengan melihat nilai probabilitas (uji p-value). Apabila

nilai probabilitas lebih kecil dari tingkat signifikansi α sebesar 5%

atau 0.05 yang telah ditetapkan (berada pada daerah H1 diterima

atau H0 ditolak), maka variasi dari model regresi dapat

menerangkan variasi dari variabel terikat (signifikan), dimana

syarat-syaratnya sebagai berikut :21

1) H0 diterima (H1 ditolak) apabila Fhitung <Ftabel.

2) H0 ditolak (H1 diterima) apabila Fhitung >Ftabel.

c. Koefisien Determinasi (R square)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa

baik garis regresi sesuai dengan data aktualnya.Nilai koefisien

determinasi terletak di antara angka 0 dan 1 (0 ≤ R2 ≤ 1). Jika nilai


20
Djalal N. Nachrowi dan Hardius Usman, Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika
untuk Analisis dan Keuangan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2006), hal 17.
21
Riduwan, Dasar-dasar Statistika (Bandung: Alfabeta, 2014), 210.
64

koefisien determinasi mendekati 1, maka akan semakin baik garis

regresi dan apabila nilai koefisien determinasi mendekati 0, maka

garis regresi kurang baik.22

22
Widarjono, Analisis Multivariat,17-18.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Bank BRI Syariah

Sejarah pendirian PT. Bank BRI Syariah Tbk tidak lepas dari

akuisisi yang dilakukan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

terhadap Bank Jasa Arta pada 19 Desember 2007. Setelah

mendapatkan izin usaha dari Bank Indonesia melalui surat no.

10/67/Kep.GBI/ DPG/2008 pada 16 Oktober 2008 BRI Syariah resmi

beroperasi pada 17 November 2008 dengan nama PT. Bank BRI

Syariah dan seluruh kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah

Islam. Pada 19 Desember 2008, Unit Usaha Syariah PT. Bank Rakyat

Indonesia (Persero) Tbk melebur kedalam PT. Bank BRI Syariah.

Proses spin off tersebut berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2009

dengan penandatanganan yang dilakukan oleh Sofyan Basir selaku

Direktur Utama PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dan Ventje

Rahardjo selaku Direktur Utama PT. Bank BRI Syariah.1

Bank BRI Syariah mempunya visi: “menjadi bank ritel modern

terkemuka dengan ragam layanan finansial sesuai kebutuhan nasabah

dengan jangkauan termudah untuk kehidupan lebih bermakna. Adapun

misi Bank BRI Syariah, diantaranya: memahami keragaman individu

1
https://www.brisyariah.co,id, (diakses pada tanggal 12 Oktober 2021, pukul 10.55).

65
66

dan mengakomodasi beragam kebutuhan finansial nasabah,

menyediakan produk dan layanan yang mengedepankan etika sesuai

dengan prinsip-prinsip syariah, menyediakan akses ternyaman melalui

berbagai sarana kapan pun dan dimana pun, serta memungkinkan

setiap individu untuk meningkatkan kualitas hidup dan menghadirkan

ketenteraman pikiran.2

2. Bank Muamalat Indonesia

Bank Muamalat Indonesia memulai perjalanan bisnisnya sebagai

Bank Syariah pertama di Indonesia pada 1 November 1991. Pendirian

Bank Muamalat Indonesia digagas oleh Majelis Ulama Indonesia

(MUI), Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan pengusaha

muslim yang kemudian mendapat dukungan dari Pemerintah Republik

Indonesia sejak resmi beroperasi pada 1 Mei 1992, Bank Muamalat

Indonesia terus berinovasi dan mengeluarkan produk-produk

keuangan syariah.

Bank Muamalat mempunyai visi “Menjadi Bank Syariah Terbaik

dan Termasuk dalam 10 Besar Bank di Indonesia dengan Eksistensi

yang Diakui Tingkat Regional. Adapun misinya yaitu “membangun

lembaga keuangan syariah yang ungul dan berkesinambungan dengan

penekanan pada semangat kewirausahaan berdasarkan prinsip kehati-

hatian, keungulan sumberdaya manusia yang islami dan professional

2
Ibid.,
67

serta orientasi investasi yang inovatif untuk memaksimalkan nilai

kepada seluruh pemangku kepentingan.3

3. Bank Victoria Syariah

PT. Bank Victoria Syariah didirikan untuk pertama kalinya dengan

nama PT Bank Swaguna berdasarkan Akta Nomor 9 tanggal 15 April

1966. Akta tersebut kemudian diubah dengan Akta Perubahan

Angggaran Dasar Nomor 4 tanggal 5 September 1967 yang telah

memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

(Menteri Kehakiman) berdasarkan Surat Keputusan Nomor: JA.5/79/5

tanggal 7 November 1967 dan telah didaftarkan pada Daftar

Perusahaan di Kantor Panitera Pengadilan Negeri I di Cirebon

masing-masing di bawah Nomor 1/1968 dan Nomor 2/1968 pada

tanggal 10 Januari 1968, serta telah diumumkan dalam Berita Negara

Republik Indonesia Nomor 42 tanggal 24 Mei 1968. Tambahan

Nomor 62.

Visi dari bank Victoria Syariah adalah“Menjadi Bank Syariah

Yang Amanah, Adil &Peduli Lingkungan”. Dan misi dari bank

tersebut yaitu meliputi nasabah yang senantiasa berupaya memenuhi

kebutuhan dan layanan terbaik kepada nasabah dan menjadi partner

bisnis yang amanah dan memberikan solusi yang bernilai tambah.

Karyawan yang mengembangkan Sumber Daya Insani yang

profesional dan memiliki nilai-nilai akhlak yang memahami bahwa

3
https://www.bankmuamalat.co.id, (diakses pada tanggal 12 Oktober 2021, pukul 11.01).
68

tanah & kekayaan adalah milik Tuhan YME dan sebagai umat

manusia bertanggung jawab untuk mengelola seperti yang

ditasbihkan-Nya. Pemegang Saham yang berkomitmen untuk

menjalankan operasional perbankan syariah yang efisien, amanah dan

selalu menerapkan prinsip kehati-hatian, sehingga menghasilkan nilai

tambah.Komunitas yang senantiasa peduli dan berkontribusi kepada

masyarakat dan lingkungan, sebagai bukti bahwa Bank mendukung

keuangan yang berkelanjutan.4

4. Bank BNI Syariah

PT Bank BNI Syariah selanjutnya disebut BNI Syariah atau

Perseroan merupakan hasil proses spin off dari Unit Usaha Syariah

(UUS) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk yang telah beroperasi

sejak 29 April 2000. Proses spin off dilandasi oleh terbitnya UU No.

21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. BNI Syariah secara resmi

beroperasi pada tanggal 19 Juni 2010 dengan 27 kantor cabang dan 31

kantor cabang pembantu setelah mendapat Surat Keputusan Gubernur

Bank Indonesia No. 12/41/KEP. GBI/2010 tanggal 21 Mei 2010,

setelah sebelumnya pendirian Perseroan telah ditetapkan berdasarkan

Akta No.160 dan telah disahkan melalui Surat Keputusan Menteri

Hukum & HAM Nomor: AHU-15574, AH.01.01 Tahun 2010,

Tanggal 25 Maret 2010.

4
https://bankvictoriasyariah.co.id/page/sub/profil (diakses pada tanggal 12 Oktober 2021, pukul
11.06).
69

Visi dari Bank BNI Syariah yaitu “Menjadi Bank Syariah Pilihan

Masyarakat yang Unggul dalam Layanan dan Kinerja”. Adapun

Misinya yaitu: memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan

peduli pada kelestarian lingkungan, memberikan solusi bagi

masyarakat untuk kebutuhan jasa perbankan syariah, memberikan

nilai investasi yang optimal bagi investor, menciptakan wahana

terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk berkarya dan berprestasi

bagi pegawai sebagai perwujudan ibadah serta menjadi acuan tata

kelola perusahaan yang amanah.5

5. Bank Mega Syariah

Sejarah Bank Mega Syariah berawal dari PT. Bank Umum Tugu

(Bank Tugu). Bank umum yang didirikan pada 14 Juli 1990 melalui

Keputusan Menteri Keuangan RI No.1046/KMK/013/1990 tersebut,

diakuisisi CT Corpora (d/h Para Group) melalui Mega Corpora (d/h

PT. Para Global Investindo) dan PT. Para Rekan Investama pada

2001. Sejak awal, para pemegang saham memang ingin mengonversi

Bank Umum Konvensional itu menjadi Bank Umum

Syariah.Keinginan tersebut terlaksana ketika Bank Indonesia

mengizinkan Bank Tugu dikonversi menjadi Bank Syariah melalui

Keputusan Deputi Gubernur Bank Indonesia No.6/10/KEP.DpG/2004

menjadi PT. Bank Syariah Mega Indonesia (BSMI) pada 27 Juli 2004,

sesuai dengan Keputusan Deputi Gubernur Bank Indonesia

5
https://bankbnisyariah.co.id, (diakses pada tanggal 12 Oktober 2021, pukul 11.24).
70

No.6/11/KEP.DpG/2004.Pengonversian tersebut dicatat dalam sejarah

perbankan Indonesia sebagai upaya pertama pengonversian Bank

Umum Konvensional menjadi Bank Imum Syariah.

Pada 25 Agustus 2004, BSMI resmi beroperasi. Hampir tiga tahun

kemudian, pada 7 November 2007, pemegang saham memutuskan

perubahan bentuk logo BSMI kebentuk logo Bank Umum

Konvensional yang menjadi sister companynya, yakni PT Bank Mega,

Tbk., tetapi berbeda warna. Sejak 2 November 2010 sampai dengan

sekarang, melalui Keputusan Gubernur Bank Indonesia

No.12/75/KEP.GBI/DpG/2010, PT. Bank Syariah Mega Indonesia

berganti nama menjadi PT Bank Mega Syariah. Untuk meningkatkan

pelayanan kepada masyarakat sekaligus mengukuhkan semboyan

"Untuk Kita Semua", pada 2008, Bank Mega Syariah mulai memasuki

pasar perbankan mikro dan gadai.Strategi tersebut ditempuh karena

ingin berperan lebih besar dalam peningkatan perekonomian umat

yang mayoritas memang berbisnis di sektor usaha mikro dan kecil.

Sejak 16 Oktober 2008, Bank Mega Syariah telah menjadi bank

devisa. Dengan status tersebut, bank ini dapat melakukan transaksi

devisa dan terlibat dalam perdagangan internasional. Artinya, status

itu juga telah memperluas jangkauan bisnis bank ini, sehingga tidak

hanya menjangkau ranah domestik, tetapi juga ranah internasional.

Strategi peluasan pasar dan status bank devisa itu akhirnya semakin

memantapkan posisi Bank Mega Syariah sebagai salah satu bank


71

umum syariah terbaik di Indonesia. Selain itu, pada 8 April 2009,

Bank Mega Syariah memperoleh izin dari Departemen Agama

Republik Indonesia (Depag RI) sebagai bank penerima setoran biaya

penyelenggaraan ibadah haji (BPS BPIH). Dengan demikian, bank ini

menjadi bank umum kedelapan sebagai BPS BPIH yang tersambung

secara online dengan Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat)

Depag RI.Izin itu tentu menjadi landasan baru bagi Bank Mega

Syariah untuk semakin melengkapi kebutuhan perbankan syariah umat

Indonesia.

Visi Bank Mega Syariah yaitu menjadi “Bank Syariah kebangsaan

bangsa” dan misinya “Memberikan layanan jasa keuangan syariah

terbaik bagi semua kalangan melalui kinerja organisasi yang unggul,

untuk meningkatkan nilai tambah bagi stakeholder dalam

mewujudkan kesejahteraan bangsa”.6

6. Bank Panin Syariah

Bank Panin Dubai Syariah Tbk (dahulu Bank Panin Syariah Tbk)

(PNBS) didirikan di Malang tanggal 08 Januari 1972 dengan nama PT

Bank Pasar Bersaudara Djaja. Kantor pusat PNBS beralamat di

Gedung Panin Life Center Lt.3 Jl. Letjend S. Parman Kav.91 Jakarta

Barat 11420 – Indonesia dan memiliki 25 kantor cabang. PNBS

beberapa kali melakukan perubahan nama, antara lain, PT Bank Pasar

Bersaudara Djaja, per 08 Januari 1972, PT Bank Bersaudara Jaya, per

6
https://www.bankmegasyariah.co.id, (diakses pada tanggal 12 Oktober 2021, pukul 11.30).
72

08 Januari 1990, PT Bank Harfa, per 27 Maret 1997, PT Bank Panin

Syariah, per 03 Agustus 2009, Bank Panin Dubai Syariah Tbk, 11 Mei

2016.

Induk usaha PNBS adalah Bank Pan Indonesia Tbk (Bank Panin)

(PNBN), sedangkan induk usaha terakhir adalah PT Panin Investment.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Bank Panin

Dubai Syariah Tbk, yaitu: Bank Panin (induk usaha) (50,22%) dan

Dubai Islamic Bank (38,25%). Berdasarkan Anggaran Dasar

Perusahaan, ruang lingkup kegiatan PNBS adalah menjalankan

kegiatan jasa umum perbankan dengan Prinsip Syariah (Bank Umum

Syariah).7

7. Bank Bukopoin Syariah

PT BANK SYARIAH BUKOPIN (selanjutnya disebut Perseroan)

sebagai bank yang beroperasi dengan prinsip syariah yang bermula

masuknya konsorsium PT Bank Bukopin, Tbk diakuisisinya PT Bank

Persyarikatan Indonesia (sebuah bank konvensional) oleh PT Bank

Bukopin, Tbk., proses akuisisi tersebut berlangsung secara bertahap

sejak 2005 hingga 2008, dimana PT Bank Persyarikatan Indonesia

yang sebelumnya bernama PT Bank Swansarindo Internasional

didirikan di Samarinda, Kalimantan Timur berdasarkan Akta Nomor

102 tanggal 29 Juli 1990 merupakan bank umum yang memperolah

Surat Keputusan Menteri Keuangan nomor 1.659/ KMK.013/1990

7
https://britama.com/index.php/2014/01/sejarah-dan-profil-singkat-pnbs/ (diakses pada
tanggal 12 Oktober 2021, pukul 11.47).
73

tanggal 31 Desember 1990 tentang Pemberian Izin Peleburan Usaha 2

(dua) Bank Pasar dan Peningkatan Status Menjadi Bank Umum

dengan nama PT Bank Swansarindo Internasional yang memperoleh

kegiatan operasi berdasarkan surat Bank Indonesia (BI) nomor

24/1/UPBD/PBD2/Smr tanggal 1 Mei 1991 tentang Pemberian Izin

Usaha Bank Umum dan Pemindahan Kantor Bank.8

Pada tahun 2001 sampai akhir 2002 proses akuisisi oleh Organisasi

Muhammadiyah dan sekaligus perubahan nama PT Bank Swansarindo

Internasional menjadi PT Bank Persyarikatan Indonesia yang

memperoleh persetujuan dari (BI) nomor 5/4/KEP. DGS/2003 tanggal

24 Januari 2003 yang dituangkan kedalam akta nomor 109 Tanggal 31

Januari 2003. Dalam perkembangannya kemudian PT Bank

Persyarikatan Indonesia melalui tambahan modal dan asistensi oleh

PT Bank Bukopin, Tbk., maka pada tahun 2008 setelah memperolah

izin kegiatan usaha bank umum yang beroperasi berdasarkan prinsip

syariah melalui Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia nomor

10/69/KEP.GBI/DpG/2008 tanggal 27 Oktober 2008 tentang

Pemberian Izin Perubahan Kegiatan Usaha Bank Konvensional

Menjadi Bank Syariah, dan Perubahan Nama PT Bank Persyarikatan

Indonesia Menjadi PT Bank Syariah Bukopin dimana secara resmi

mulai efektif beroperasi tanggal 9 Desember 2008, kegiatan

operasional Perseroan secara resmi dibuka oleh Bapak M. Jusuf Kalla,

8
https://www.syariahbukopoin.co.ic/id/tentang-kami/profil-perusahaan, (diakses pada tanggal
12 Oktober 2021, Pukul 11.59).
74

Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2004-2009. Sampai

dengan akhir Desember 2014 Perseroan memiliki jaringan kantor

yaitu 1 (satu) Kantor Pusat dan Operasional, 11 (sebelas) Kantor

Cabang, 7 (tujuh) Kantor Cabang Pembantu, 4 (empat) Kantor Kas, 6

(enam) unit mobil kas keliling, dan 96 (sembilan puluh enam) Kantor

Layanan Syariah, serta 33 (tiga puluh tiga) mesin ATM BSB dengan

jaringan Prima dan ATM Bank Bukopin.9

8. Bank Jawa Barat Banten Syariah

Pendirian bank bjb syariah diawali dengan pembentukan

Divisi/Unit Usaha Syariah oleh PT Bank Pembangunan Daerah Jawa

Barat dan Banten Tbk. pada tanggal 20 Mei 2000, dengan tujuan

untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Jawa Barat yang mulai

tumbuh keinginannya untuk menggunakan jasa perbankan syariah

pada saat itu.Setelah 10 (sepuluh) tahun operasional Divisi/Unit Usaha

syariah, manajemen PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan

Banten Tbk. Berpandangan bahwa untuk mempercepat pertumbuhan

usaha syariah serta mendukung program Bank Indonesia yang

menghendaki peningkatan share perbankan syariah, maka dengan

persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham PT Bank Pembangunan

Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. Diputuskan untuk menjadikan

Divisi/Unit Usaha Syariah menjadi Bank Umum Syariah.

9
Ibid.,
75

Sebagai tindak lanjut keputusan Rapat Umum Pemegang Saham

PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. maka

pada tanggal 15 Januari 2010 didirikan bank bjb syariah berdasarkan

Akta Pendirian Nomor 4 yang dibuat oleh Notaris Fathiah Helmi dan

telah mendapat pengesahan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi

Manusia Nomor AHU.04317.AH.01.01 Tahun 2010 tanggal 26

Januari 2010.

Pada saat pendirian bank bjb syariah memiliki modal disetor

sebesar Rp.500.000.000.000 (lima ratus milyar rupiah), kepemilikan

saham bank bjb syariah dimiliki oleh PT Bank Pembangunan Daerah

Jawa Barat dan Banten Tbk. dan PT Global Banten Development,

dengan komposisi PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan

Banten Tbk. sebesar Rp.495.000.000.000 (empat ratus sembilan puluh

lima milyar rupiah) dan PT Banten Global Development sebesar

Rp.5.000.000.000 (lima milyar rupiah).

Pada tanggal 6 Mei 2010 bank bjb syariah memulai usahanya,

setelah diperoleh Surat Ijin Usaha dari Bank Indonesia Nomor

12/629/DPbS tertanggal 30 April 2010, dengan terlebih dahulu

dilaksanakan cut off dari Divisi/Unit Usaha Syariah PT Bank

Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. yang menjadi cikal

bakal bank bjb syariah.10

10
http://www.bjbsyariah.co.id/tentang-kami, (diakses pada tanggal 12 Oktober 2021, pukul
12.10)
76

Pada tanggal 31 Juli 2012, berdasarkan akta nomor 27 perihal

Pelaksanaan Putusan RUPS Lainnya Tahun 2012, PT Bank

Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk dan PT Banten

Global Development menambahkan model disetor sehingga total

modal PT Bank Jabar Banten Syariah menjadi sebesar Rp

609.000.000.000,- (enam ratus sembila nmilyar rupiah), dengan

komposisi PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten,

Tbk sebesar Rp 595.000.000.000,- (lima ratus sembilan puluh lima

milyar rupiah) dan PT Banten Global Development sebesarRp

14.000.000.000,- (empat belas milyar rupiah).

Hingga saat ini bank bjb syariah berkedudukan dan berkantor pusat

di Kota Bandung, Jalan Braga No 135, dan telah memiliki 8 (delapan)

kantor cabang, 44 (empat puluh empat) kantor cabang pembantu, 54

(empat puluh enam) jaringan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) yang

tersebar di daerah Propinsi Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta dan

49.630 jaringan ATM Bersama. Pada tahun 2013 diharapkan bank bjb

semakinmemperluas jangkauan pelayanannya yang tersebar di daerah

Propinsi Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta.11

B. Hasil Analisis Data

Analisis deskriptif menggambarkan sampel yang digunakan oleh

peneliti dalam penelitian ini.Data yang diambil untuk analisis deskriptif

yaitu 40 data selama periode 2015-2019. Deskripsi variabel dalam statistik

11
Ibid.,
77

deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini meliputi nilai minimum,

maximum, mean, Std. Error of Mean, Std. Deviation dari variabel Y yaitu

Return On Assets, variabel Z yaitu Pembiayaan Murabahah, serta variabel

X1 yaitu Dana Pihak Ketiga dan X2Non Performing Financing.

Tabel 4.1
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Nilai DPK NPF (X2) Pembiayaan ROA (Y)
(X1) Murabahah
(Z)
N Statistik 40 40 40 40
Mean 22.3395 2.8333 1.3372 9.8442
Minimum 1.13 0.75 0.02 1.28
Maximum 72.79 4.97 10.77 51.10
Std. Error of 3.28419 0.21188 0.27838 1.86699
Mean
Std. Deviation 20.77105 1.34004 1.76064 11.80789
Sumber : Data Diolah menggunakan SPSS, 2021.

Berdasarkan tabel deskriptif statistik di atas dapat diketahui

sebagai berikut :

Variabel DPK mempunyai nilai rata-rata sebesar 22.3395 dengan

nilai minimum 1.13, nilai maximum 72.79, nilai Std. Error of Mean

3.28419, dan nilai Std. Deviation 20.77105. Variabel NPF mempunyai

nilai rata-rata sebesar 2.8333 dengan nilai minimum 0.75, nilai maximum

4.97, nilai Std. Error of Mean 0.21188, dan nilai Std. Deviation 1.34004.

Variabel Pembiayaan Murabahah dengan mempunyai nilai rata-rata

sebesar 1.3372 dengan nilai minimum 0.02, nilai maximum 10.77, nilai

Std. Error of Mean 0.27838, dan nilai Std. Deviation 1.76064. Variabel

ROA dengan mempunyai nilai rata-rata sebesar 9.8442 dengan nilai


78

minimum 1.28, nilai maximum 51.10, nilai Std. Error of Mean 1.86699,

dan nilai Std. deviation 11.80789.

C. Hasil Pengujian Hipotesis

1. Hasil Uji Asumsi Klasik

Penelitian ini dalam pengujian data menggunakan dua

persamaan.Persamaan yang pertama yaitu, pengaruh Dana Pihak

Ketiga dan NPF terhadap Pembiayaan Murabahah dan persamaan

kedua yaitu, Pengaruh Dana Pihak Ketiga, NPF dan Pembiayaan

Murabahah terhadap ROA.

a. Uji Normalitas

Tabel 4.2
Uji Normalitas Persamaan 1
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 40
Normal Mean .0000000
Parametersa,b Std. Deviation .59002287
Most Absolute .123
Extreme Positive .123
Differences Negative -.084
Test Statistic .123
Asymp. Sig. (2-tailed) .131c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber : Data sekunder diolah peneliti, 2021.

Berdasarkan hasil tabel 4.2 terlihat bahwa nilai signifikan

Asymp.Sig. (2-tailed) adalah kisaran 0,131. Karena nilai

signifikan 0.131>0,05 maka dapat dikatakan bahwa data pada

penelitian tersebut berdistribusi normal. Data variabel


79

independen (DPK dan NPF) serta variabel dependennya

Pembiayaan Murabahah merupakan data yang berdistribusi

normal.

Tabel 4.3

Uji Normalitas Persamaan 2


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 40
Normal Mean .0000000
Parametersa,b Std. 1.15084485
Deviation
Most Extreme Absolute .137
Differences Positive .137
Negative -.057
Test Statistic .137
Asymp. Sig. (2-tailed) .055c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.

Sumber : data sekunder diolah peneliti, 2021.


Berdasarkan hasil tabel 4.3 terlihat bahwa nilai signifikan

Asymp.Sig. (2-tailed) adalah kisaran 0.055. Karena nilai

signifikan 0.05 >0,05 maka dapat dikatakan bahwa data pada

penelitian tersebut berdistribusi normal. Data variabel

independen (DPK, NPF, Pembiayaan Murabahah) serta variabel

dependennya ROA merupakan data yang berdistribusi normal.

b. Uji Multikolinearitas

Tabel 4.4
Uji Multikolinearitas Persamaan 1
V. Bebas Tolerance VIF Keterangan
X1 0.986 1.014 Tidak terjadi
Multikolinearitas
X2 0.986 1.014 Tidak terjadi
Multikolinearitas
80

Sumber: data sekunder diolah peneliti, 2021

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4.4 diketahui bahwa

nilai tolerance variabel DPK dan NPF 0.986.sedangkan nilai

VIF pada variabel DPK dan NPF 1.014. Artinya 1.014<10, jadi

disimpulkan bahwa hasil pengolahan menunjukkan tidak terjadi

kasus multikolinearitas antar variabel dalam model regresi.

Tabl 4.5
Uji Multikolinearitas Persamaan 2
V. Bebas Tolerance VIF Keterangan
X1 0.985 1.015 Tidak terjadi
Multikolinearitas
X2 0.986 1.014 Tidak terjadi
Multikolinearitas
Z 0.999 1.001 Tidak terjadi
Multikolinearitas
Sumber : data sekunder diolah peneliti, 2021.

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4.5 diketahui bahwa

nilai tolerance DPK 0.985, NPF 0.986, dan Pembiayaan

Murabahah 0.999. sedangkan nilai VIF pada DPK 1.015, NPF

1.014, dan Pembiayaan Murabahah 1.001 yang artinya pada

ketiga variabel tersebut < 10. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa hasil pengolahan menunjukkan tidak terjadi

multikolinearitas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Tabel 4.6
Uji Heteroskedastisitas Peramaan 1
Variabel Sig Keterangan
X1 0.831 Tidak terjadi heteroskedastisitas.
X2 0.027 Terjadi heteroskedastisitas.
81

Sumber : data sekunder diolah peneliti, 2021.

Berdasarkan Tabel 4.6 heteroskedastisitas persamaan 1

tersebut dapat dijelaskan bahwa nilai signifikan dari X1 lebih

besar dari 0.05 (alpha 5%).Hal ini berarti H0 diterima, artinya

tidak terjadi kasus heteroskedastisitas. Sedangkan variabel X2

diketahui bahwa nilai signifikan lebih kecil dari 0.05 (alpha

5%). Hal ini berarti H0 ditolak, artinya terjadi kasus

heteroskedastisitas.

Tabel 4.7
Uji Heteroskedastisitas Persamaan 2
Variabel Sig Keterangan
X1 0.047 Terjadi heteroskedastisitas
X2 0.000 Terjadi heteroskedastisitas
Z 0.401 Tidak terjadi heteroskedastisitas
Sumber : data sekunder diolah peneliti, 2021.

Berdasarkan Tabel 4.7 heteroskedastisitas persamaan 2

tersebut dapat dijelaskan bahwa nilai signifikan dari X1 dan X2

lebih kecil dari 0.05 (alpha 5%). Hal ini berarti H0 ditolak,

artinya terjadi kasus heteroskedastisitas.Sedangkan variabel Z

diketahui bahwa nilai signifikan lebih besar dari 0.05 (alpha

5%).Hal ini berarti H0 diterima, artinya tidak terjadi kasus

heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya

korelasi antara variabel penganggu pada periode tertentu dengan

variable sebelumnya. Untuk mengetahui ada tidaknya


82

autokorelasi dalam penelitian ini adalah dengan melihat tabel

model summary dengan melihat nilai Dubin Watson. Jika du

<dw< 4-du maka terima H0 sehingga tidak terjadi kasus

autokorelasi.

Tabel 4.8
Uji Autokorelasi Persamaan 1
Tabel dw
Nilai Du 4-Du Keterangan
dw
2.006 1.600 2.400 Tidak Terjadi Kasus
Autokorelasi
Sumber : data sekunder diolah peneliti 2021.

Pada tabel 4.8 di atas dapat dijelaskan bahwa hasil uji

autokorelasi pada tabel model summary diperoleh nilai dW=

2.006 kemudian dicari nilai dU dan 4-dU pada nilai n=40 dan k=

2. Diperoleh nilai dU=1.600, 4-dU=2.400. sehingga nilai

dU<dW<4-dU, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

kasus autokorelasi.

Tabel 4.9
Uji Autokorelasi Persamaan 2

Tabel dw
Nilai Du 4-Du Keterangan
dw
1.089 1.600 2.400 Terjadi Kasus
Autokorelasi
Sumber : data sekunder diolah peneliti, 2021.

Berdasarkan hasil tabel 4.9 maka dapat diketahui besarnya

nilai dW= 1.089, n=40, k= 2, dU=1.600. Sehingga nilai

dU>dW<4-dU, maka dapat disimpulkan bahwa terjadi kasus


83

autokorelasi. Sehingga pengujian bisa dilakukan dengan cara

lain yaitu Run-Test.

Tabel 4.10
Hasil Uji Run-Test Persamaan 2
Unstandardized Residual
Asymp. Sig. (2-tailed) 0.262
Sumber : data sekunder diolah peneliti, 2021.

Berdasarkan tabel 4.10 run-test diatas, jika nilai signifikan

>0.05 maka tidak terjadi kasus autokorelasi pada persamaan 2,

karena nilai signifikan 0.262>0.05.

2. Hasil Uji Regresi

a. Hasil Uji Regresi Linear Sederhana

Dalam penelitian ini melihat hasil regresi sederhana yang

terdiri dari dua persamaan.Persamaan pertama yaitu DPK

terhadap Pembiayaan Murabahah, dan NPF terhadap Pembiyaan

Murabahah.Sedangkan persamaan kedua yaitu DPK terhadap

ROA, NPF terhadap ROA, dan Pembiayaan Murabahah terhadap

ROA. Hasil regresi liniier sederhana dapat dilihat pada tabel-tabel

berikut :

1) Persamaan 1

Tabel 4.11
Hasil Uji Regresi Linier Sederhana DPK terhadap
Pembiayaan Murabahah
Variabel Koefisien (Beta)
(Constanta) 1.276
X1 0.003
Sumber : data sekunder diolah peneliti, 2021.
84

Dari tabel 4.11 tersebut dapat dirumuskan

persamaan regresi sebagai berikut :

Z = 0.003X1 + 1.276e

a) DPK mempunyai koefisien sebesar 0.003 dengan

arah positif yang menunjukan adanya hubungan

yang searah antara variabel DPK (X1) dan Variabel

Pembiayaan Murabahah (Z). Jika DPK meningkat

maka Pembiayaan Murabahahakan meningkat.

Nilai koefisien sebesar 0.003 artinya jika DPK

dinaikan sebesar 1 satuan atau dinaikan satu tingkat

maka Pembiayaan Murabahahakan naik sebesar

0.003 dengan asumsi variabel yang lain tetap.

b) Standard Error menunjukan data sebesar 1.276

artinya, apabila terjadi penyimpangan maka

penyimpangan tersebut sebesar 1.276. Semakin kecil

angka Standard Error maka penyimpangan juga

akan kecil.

Tabel 4.12
Hasil Uji Regresi Linier Sederhana NPF terhadap
Pembiayaan Murabahah
Variabel Koefisien (Beta)
(Constanta) 1.374
X2 -0.013
Sumber : data sekunder diolah peneliti, 2021.

Dari tabel 4.12 tersebut dapat dirumuskan persamaan

regresi sebagai berikut :


85

Z = -0.013X2 + 1.374e

a) NPF mempunyai koefisien sebesar -0.013 dengan

arah negatif yang menunjukan adanya hubungan

yang berlawanan antara variabel NPF (X2) dan

Variabel Pembiayaan Murabahah (Z). Jika NPF

meningkat maka Pembiayaan Murabahah akan

meningkat. Nilai koefisien sebesar -0.013 artinya

jika NPF dinaikan sebesar 1 satuan atau dinaikan

satu tingkat maka Pembiayaan Murabahahakan naik

sebesar -0.013 dengan asumsi variabel yang lain

tetap.

b) Standard Error menunjukan data sebesar 1.374

artinya, apabila terjadi penyimpangan maka

penyimpangan tersebut sebesar 1.374. Semakin kecil

angka Standard Error maka penyimpangan juga

akan kecil.

2) Persamaan 2

Tabel 4.13
Hasil Uji Regresi Linier Sederhana DPK terhadap ROA
Variabel Koefisien (Beta)
(Constanta) 15.059
X1 1.233
Sumber : data sekunder diolah peneliti, 2021.

Dari tabel 4.13 tersebut dapat dirumuskan

persamaan regresi sebagai berikut :

Z = 1.233X1 + 15.059e
86

a) DPK mempunyai koefisien sebesar 1.233 dengan

arah positif yang menunjukan adanya hubungan

yang searah antara variabel DPK (X1) dan Variabel

ROA (Y). Jika DPK meningkat maka ROA akan

meningkat. Nilai koefisien sebesar 1.233 artinya jika

DPK dinaikan sebesar 1 satuan atau dinaikan satu

tingkat maka ROA akan naik sebesar 1.233 dengan

asumsi variabel yang lain tetap.

b) Standard Error menunjukan data sebesar 15.059

artinya, apabila terjadi penyimpangan maka

penyimpangan tersebut sebesar 15.059. Semakin

kecil angka Standard Error maka penyimpangan

juga akan kecil.

Tabel 4.14
Hasil Uji Regresi Linier Sederhana NPF terhadap ROA
Variabel Koefisien (Beta)
(Constanta) 1.387
X2 -0.224
Sumber : data sekunder diolah peneliti, 2021.

Dari tabel 4.14 tersebut dapat dirumuskan

persamaan regresi sebagai berikut :

Z = -0.224X2 + 1.387e

a) NPF mempunyai koefisien sebesar -0.224 dengan

arah negatif yang menunjukan adanya hubungan

yang berlawanan antara variabel NPF (X2) dan

Variabel ROA (Y). Jika NPF meningkat maka ROA


87

akan menurun. Nilai koefisien sebesar -0.224 artinya

jika NPF dinaikan sebesar 1 satuan atau dinaikan

satu tingkat maka ROA akan menurun sebesar -

0.224 dengan asumsi variabel yang lain tetap.

b) Standard Error menunjukan data sebesar 1.387

artinya, apabila terjadi penyimpangan maka

penyimpangan tersebut sebesar 1.387. Semakin kecil

angka Standard Error maka penyimpangan juga

akan kecil.

Tabel 4.15
Hasil Uji Regresi Linier Sederhana Pembiayaan
Murabahah terhadap ROA
Variabel Koefisien (Beta)
(Constanta) 10.771
Z 0.693
Sumber : data sekunder diolah peneliti, 2021.

Dari tabel 4.15 tersebut dapat dirumuskan

persamaan regresi sebagai berikut :

Z = 0.693X2 + 10.771e

a) Pembiayaan Murabahah mempunyai koefisien

sebesar .0.693 dengan arah positif yang menunjukan

adanya hubungan yang searah antara variabel

Pembiayaan Murabahah (Z) dan Variabel ROA (Y).

Jika Pembiayaan Murabahah meningkat maka ROA

akan meningkat. Nilai koefisien sebesar 0.693

artinya jika Pembiayaan Murabahah dinaikan


88

sebesar 1 satuan atau dinaikan satu tingkat maka

ROA akan meningkat sebesar 0.693 dengan asumsi

variabel yang lain tetap.

b) Standard Error menunjukan data sebesar 10.771

artinya, apabila terjadi penyimpangan maka

penyimpangan tersebut sebesar 10.771. Semakin

kecil angka Standard Error maka penyimpangan

juga akan kecil.

b. Hasil Uji Regresi Linear Berganda

Dalam penelitian ini melihat hasil regresi sederhana yang

terdiri dari dua persamaan.Persamaan pertama yaitu meliputi

variabel DPK dan NPF terhadap Pembiayaan Murabahah.Dan

persamaan kedua yaitu meliputi variabel DPK, NPF, dan

Pembiayaan Murabahah terhadap ROA. Hasil regresi linier

berganda dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini :

1) Persamaan I

Tabel 4.16
Hasil Uji Regresi Linier Berganda Persamaan I
Variabel Eksogen Koefisien Sig
(Beta)
(Constanta) 1.300 0.103
X1 0.003 0.850
X2 -0.008 0.971
Sumber: data sekunder yang diolah peneliti, 2021

Dari tabel 4.16 tersebut dapat dirumuskan

persamaan regresi sebagai berikut :


89

Z = 0.003X1 + -0.008X2 + 1.300e

a) DPK mempunyai koefisien sebesar 0.003 dengan

arah positif yang menunjukan adanya hubungan

yang searah antara variabel DPK (X1) dan Variabel

Pembiayaan Murabahah (Z). Jika DPK meningkat

maka Pembiayaan Murabahah akan meningkat.

Nilai koefisien sebesar 0.003 artinya jika DPK

dinaikan sebesar 1 satuan atau dinaikan satu tingkat

maka Pembiayaan Murabahahakan meningkat

sebesar 0.003 dengan asumsi variabel yang lain

tetap.

b) NPF mempunyai koefisien sebesar -0.008 dengan

arah negatif yang menunjukan adanya hubungan

yang berlawanan antara variabel NPF (X2) dan

Variabel Pembiayaan Murabahah (Z). Jika NPF

meningkat maka Pembiayaan Murabahah akan

meningkat. Nilai koefisien sebesar -0.008 artinya

jika NPF dinaikan sebesar 1 satuan atau dinaikan

satu tingkat maka Pembiayaan Murabahahakan

meningkat sebesar -0.008 dengan asumsi variabel

yang lain tetap.

c) Standard Error menunjukan data sebesar 1.300

artinya, apabila terjadi penyimpangan maka


90

penyimpangan tersebut sebesar 1.300. Semakin kecil

angka Standard Error maka penyimpangan juga

akan kecil.

2) Persamaan II

Tabel 4.17
Hasil Uji Regresi Linier Berganda Persamaan II
Variabel Eksogen Koefisien (Beta) Sig
(Constanta) 6.125 0.188
X1 1.467 0.013
X2 -0.307 0.013
Z 2.059 0.001
Sumber: data sekunder yang diolah peneliti, 2021

Dari tabel 4.17 tersebut dapat dirumuskan

persamaan regresi sebagai berikut :

Z = 1.467X1 + -0.307X2 + 2.059Z + 6.125e

a) DPK mempunyai koefisien sebesar 1.467 dengan

arah positif yang menunjukan adanya hubungan

yang searah antara variabel DPK (X1) dan Variabel

ROA (Y). Jika DPK meningkat maka ROA akan

meningkat. Nilai koefisien sebesar 1.467 artinya jika

DPK dinaikan sebesar 1 satuan atau dinaikan satu

tingkat maka ROA akan meningkat sebesar 1.467

dengan asumsi variabel yang lain tetap.

b) NPF mempunyai koefisien sebesar -0.307 dengan

arah negatif yang menunjukan adanya hubungan

yang berlawanan antara variabel NPF (X2) dan


91

Variabel ROA (Y). Jika NPF meningkat maka

ROA akan menurun. Nilai koefisien sebesar -0.307

artinya jika NPF dinaikan sebesar 1 satuan atau

dinaikan satu tingkat maka ROA akan meningkat

sebesar -0.307 dengan asumsi variabel yang lain

tetap.

c) Pembiayaan Murabahah mempunyai koefisien

sebesar 2.059 dengan arah positif yang menunjukan

adanya hubungan yang searah antara variabel

Pembiayaan Murabahah (Z) dan Variabel ROA (Y).

Jika Pembiayaan Murabahah meningkat maka ROA

akan meningkat. Nilai koefisien sebesar 2.059

artinya jika Pembiayaan Murabahah dinaikan

sebesar 1 satuan atau dinaikan satu tingkat maka

ROA akan meningkat sebesar 2.059 dengan asumsi

variabel yang lain tetap.

d) Standard Error menunjukan data sebesar 6.125

artinya, apabila terjadi penyimpangan maka

penyimpangan tersebut sebesar 6.125. Semakin kecil

angka Standard Error maka penyimpangan juga

akan kecil.
92

3. Uji Analisis Jalur

Analisis jalur (path analysis) merupakan pengembangan langsung

bentuk regresi berganda dengan tujuan membrikan estimasi tingkat

kepentingan (magnitude) dan signifikan (significance) suatu hubungan

sebab akibat hipotekal dalam seperangkat variabel.12Path analysis

digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar variabel dengan

tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung

seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat

(endogen).13

Adapun hasil analisis jalurnya sebagai berikut :

Persamaan I:

Pengaruh langsung X1 terhadap Y = -0.207

Pengaruh tidak langsung X1 ke Z ke Y = 0.003x2.059

= 6.177

Total pengaruh (korelasi X1 ke Y) = -0.207+ 6.117

= 5.91

Persamaan II :

Pengaruh langsung X2 terhadap Y = 3.227

Pengaruh tidak langsung X2 ke Z ke Y = -0.008x2.059

= -0.016472

Total pengaruh (korelasi X2 ke Y) = 3.227+ (-0.016472)

12
Imas Antika Suci Ramadhani, “Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Kelengkapan Fasilitas
terhadap Kepuasan Nasabah dan Emosional Sebagai Variabel Intervening,” Skripsi
(Ponorogo:IAIN Ponorogo, 2019),60.
13
Amos Neolaka, Metode Penelitian dan Statistik(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2016),
148.
93

= 3.210528

Tabel 4.18
Hasil Pengujian Analisis Jalur
Konstribusi
Variabel Langsun Tidak Total
g Langsung
X1 terhadap Z 0.003 - 0.003
X2 terhadap Z -0.008 - -0.008
X1 terhadap Y 1.467 - 1.467
X2 terhadap Y -0.307 - -0.307
Z terhadap Y 2.059 - 2.059
X1 terhadap Y - 0.003x2.059 1.467+ 6.117 =
Melalui Z = 6.177 7.584
X2 terhadap Y - -0.008x2.059 -0.307+ (-
Melalui Z =-0.016472 0.016472) = -
0.323472
Sumber :data diolah peneliti, 2021.

a. Pengaruh antara DPK terhadap ROA melalui Pembiayaan

Murabahah sebagai Variabel Interening dengan

Membandingkan Nilai Koefisien regresi.

Berdasarkan tabel 4.18 nilai koefisien regresi untuk

mengetahui apakah Pembiayaan Murabahah mampu

memediasi DPK terhadap ROA dengan cara mengkalikan

nilai koefisien antara DPK terhadap Pembiayaan Murabahah

dengan nilai koefisien Pembiayaan Murabahah terhadap

ROA dan hasil dari perkalian koefisien tersebut dibandingkan

dengan nilai koefisien DPK terhadap ROA.

1) Koefisien regresi DPK terhadap ROA sebesar 1.467

2) Koefisien DPK terhadap Pembiayaan Murabahah sebesar

0.003.
94

3) Koefisien Pembiayaan Murabahah terhadap ROA sebesar

2.059

4) Hasil perkalian pengaruh tidak langsung variabel X1

terhadap Y melalui Z 0.003 x 2.059 = 6.177.

5) Berdasarkan hasil perhitungan pengaruh langsung dan

tidak langsung DPK dengan Pembiayaan Murabahah

sebagai variabel perantara terhadap ROA menunjukkan

satu perhitungan yang mengarah pada rendahnya pengaruh

langsung. Dimana Dana Pihak Ketiga lebih baik

menggunakan pengaruh tidak langsung sebesar 6.177

melalui variabel perantara Pembiayaan Murabahah,

sedangkan pengaruh langsung sebesar 1.467 terhadap

ROA. Artinya DPK dapat meningkatkan ROA melalui

perantara Pembiayaan Murabahah atau menggunakan

pengaruh tidak langsung.

b. Pengaruh Antara NPF terhadap ROA melalui Pembiayaan

Murabahah sebagai Variabel Intervening dengan

Membandingkan Nilai Koefisien Regresi.

Berdasarkan tabel 4.18 nilai koefisien regresi untuk

mengetahui apakah Pembiayaan Murabahah mampu

memediasi NPF terhadap ROA dengan cara mengkalikan

nilai koefisien antara NPF terhadap Pembiayaan Murabahah

dengan nilai koefisien Pembiayaan Murabahah terhadap


95

ROA dan hasil dari perkalian koefisien tersebut dibandingkan

dengan nilai koefisien NPF terhadap ROA.

1) Koefisien regresi NPF terhadap ROA sebesar -0.307.

2) Koefisien NPF terhadap Pembiayaan Murabahah sebesar -

0.008.

3) Koefisien Pembiayaan Murabahah terhadap ROA sebesar

2.059.

4) Hasil perkalian pengaruh tidak langsung variabel X2

terhadap Y melalui Z -0.008 x 2.059 = =-0.016472.

5) Berdasarkan hasil perhitungan pengaruh langsung dan

tidak langsung DPK dengan Pembiayaan Murabahah

sebagai variabel perantara terhadap ROA menunjukkan

satu perhitungan yang mengarah pada tingginya pengaruh

langsung. Dimana NPF lebih baik menggunakan pengaruh

langsung sebesar -0.307, sedangkan pengaruh tidak

langsung sebesar -0.016472 melalui perantara Pembiayaan

Murabahah. Artinya NPF dapat meningkatkan ROA tanpa

melalui perantara faktor Pembiayaan Murabahah atau

menggunakan pengaruh langsung.

4. Uji Hipotesis

a. Uji Parsial (Uji t)

Uji t merupakan pengujian koefisien regresi parsial

individual yang digunakan untuk mengetahui apakah variabel


96

independen secara individual mempengaruhi variabel

dependen. Jika nilai thitung> ttabel dan jika nilai signifikansi <

0.05 maka terdapat pengaruh yang signifikan.Dalam penelitian

ini menggunakan dua persamaan, yang pertama yaitu variabel

DPK, NPF terhadap Pembiayaan Murabahah.Sedangkan

persamaan ke dua meliputi variabel DPK, NPF, Pembiayaan

Murabahah terhadap ROA.

Tabel 4.19
Hasil Uji t Persamaan I
Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta T Sig.
1 (Constant) 1.300 .777 1.673 .103
DPK .003 .014 .031 2.190 .000
NPF .008 .217 .006 3.037 .001
a. Dependent Variable: Pembiayaan Murabahah
Sumber : data diolah peneliti, 2021.

Berdasarkan hasil output uji t pada tabel di atas dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1) Pengujian DPK terhadap Pembiayaan Murabahah

menghasilkan nilai thitung sebesar 2.190 > dari ttabel

2.021 hal ini berarti ada pengaruh DPK terhadap

Pembiayaan Murabahah dan nilai signifikan uji t

sebesar 0.000 < 0.05. Sehingga tolak H0, artinya ada

pengaruh antara DPK terhadap Pembiayaan

Murabahah secara signifikan.


97

2) Pengujian NPF terhadap Pembiayaan Murabahah

menghasilkan nilai thitung sebesar 3.037> dari ttabel

2.021 hal ini berarti ada pengaruh NPF terhadap

Pembiayaan Murabahah dan nilai signifikan uji t

sebesar 0.001< 0.05 sehingga tolak H0, artinya ada

pengaruh antara NPF terhadap Pembiayaan

Murabahah secara signifikan.

Tabel 4.20
Hasil Uji t Persamaan II
Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta T Sig.
1 (Constant) 6.125 4.559 1.343 .088
DPK 2.207 .079 .365 2.614 .002
NPF 3.227 1.229 .366 2.625 .004
Pembiayaan 1.590 .930 .088 2.059 .001
Murabahah
a. Dependent Variable: ROA
Sumber : data diolah peneliti, 2021.

Berdasarkan hasil output uji t pada tabel di atas dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1) Pengujian DPK terhadap ROA menghasilkan nilai

thitungsebesar 2.614> dari ttabel 2.021 hal ini berarti ada

pengaruh DPK terhadap ROA dan nilai signifikan uji t

sebesar 0.002 < 0.05.Sehingga tolak H0, artinya ada

pengaruh antara DPK terhadap ROA secara

signifikan.
98

2) Pengujian NPF terhadap ROA menghasilkan nilai

thitungsebesar 2.625> dari ttabel 2.021 hal ini berarti ada

pengaruh NPF terhadap ROA dan nilai signifikan uji t

sebesar 0.004< 0.05 sehingga tolak H0, artinya ada

pengaruh antara NPF terhadap ROA secara signifikan.

3) Pengujian Pembiayaan Murabahah terhadap

ROAmenghasilkan nilai thitungsebesar 2.059> dari ttabel

2.021 hal ini berarti ada pengaruh Pembiayaan

Murabahah terhadap ROA dan nilai signifikan uji t

sebesar 0.001 < 0.05 sehingga tolak H0, artinya ada

pengaruh antara Pembiayaan Murabahah terhadap

ROA secara signifikan.

b. Uji Kesesuaian Model (Uji F)

Uji F adalah pengujian signifikansi persamaan yang

digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel

independen (X1 dan X2) secara bersama-sama terhadap variabel

dependen (Z). Uji F dapat diketahui dengan melihat jika Fhitung> Ftabel

maka model regresi yang diperoleh sesuai. Pada penelitian ini

terdapat dua persamaan, yang pertama yaitu meliputi variabel DPK,

NPF terhadap Pembiayaan Murabahah.Dan persamaan yang kedua

yaitu meliputi variabel DPK, NPF, dan Pembiayaan Murabahah

terhadap ROA. Berikut tabel hasil dari pengolahan uji f :


99

Tabel 4.21
Uji F Persamaan I
ANOVAa
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1 Regression .130 2 .065 4.562 .003b
Residual 120.764 37 3.264
Total 120.894 39
a. Dependent Variable: Pembiayaan Murabahah
b. Predictors: (Constant), NPF, DPK
Sumber : data diolah peneliti, 2021.

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai Fhitung sebesar

4.562 > 3.23 Ftabel, hal ini berarti ada pengaruh dan diperoleh nilai

signifikansi 0.003 < 0.05 sehingga variabel DPK (X1), dan NPF

(X2) secara bersama-sama berpengaruh terhadap Pembiayaan

Murabahah (Z).

Tabel 4.22
Uji F Persamaan II
ANOVAa
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1 Regression 1680.034 3 560.011 5.365 .004b
Residual 3757.587 36 104.377
Total 5437.621 39
a. Dependent Variable: ROA
b. Predictors: (Constant), Pembiayaan Murabahah, NPF, DPK
Sumber : data diolah peneliti, 2021.

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai Fhitung sebesar

5.365 > 3.23 Ftabel, hal ini berarti ada pengaruh dan diperoleh nilai

signifikansi 0.004 < 0.05 sehingga variabel DPK (X1), NPF (X2),

dan Pembiayaan Murabahah (Z) secara bersama-sama berpengaruh

terhadap ROA (Y).


100

c. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi bertujuan untuk menghitung

besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

Tabel 4.23
Uji Koefisien Determinasi Persamaan I
R R Square
0.033 0.001
Sumber : data sekunder diolah peneliti, 2021.

Berdasarkan tabel 4.23 menunjukan koefisien korelasi (R)

sebessar 0.033 ini berarti ada hubungan antar variabel DPK, dan

NPF terhadap Pembiayaan Murabahah. Nilai R Square (R2) yang

diperoleh sebesar 0.001 menunjukkan pengaruh X1 dan X2 terhadap

Z adalah sebesar 0.001 = 0.1% dan sisanya 0.999% dipengaruhi oleh

faktor lain selain X1 dan X2 yang tidak masuk dalam model

pembahasan.

Tabel 4.24
Uji Koefisien Determinasi Persamaan II
R R Square
0.556 0.309
Sumber : data sekunder diolah peneliti, 2021.

Berdasarkan tabel 4.24 menunjukan koefisien korelasi (R)

sebessar 0.556 ini berarti ada hubungan antar variabel DPK, NPF,

dan Pembiayaan Murabahah terhadap ROA. Nilai R Square (R2)

yang diperoleh sebesar 0.309 menunjukkan pengaruh X1, X2, dan Z

terhadap Y adalah sebesar 0.309 = 30.9% dan sisanya 60.1%

dipengaruhi oleh faktor lain selain X1, X2, dan Z yang tidak masuk

dalam model pembahasan.


101

D. Pembahasan

Pada bagian ini akan dijelaskan pembahasan hasil penelitian yang

diperoleh dari beberapa uji mengenai hubungan antara variabel DPK (X1)

dan NPF (X2) terhadap ROA (Y) Bank Umum Syariah di Indonesia baik

secara langsung maupun tidak langsung melalui variabel intervening

Pembiayaan Murabahah (Z).

1.Pengaruh DPK terhadap Pembiayaan Murabahah pada Bank

Umum Syariah

Hasil pengujian yang telah dilakukan menyatakan

bahwa DPK berpengaruh dan signifikan terhadap Pembiayaan

Murabahah Bank Umum Syariah di Indonesia.Berdasarkan uji

parsial (uji t) diperoleh hasil thitung sebesar 2.190 > 2.021 ttabel,

artinya H1 diterima.Hal ini berarti ada pengaruh positif antara

DPK terhadap NPF.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa

variabel DPK bertanda positif, artinya variabel DPK

berbanding lurus dengan Pembiayaan Murabahah dengan hasil

uji t diperoleh nilai-nilai signifikansi 0.000 < 0.05 maka H1

diterima, artinya DPK berpengaruh positif dan signifikan

terhadap Pembiayaan Murabahah. Hal ini akan mengakibatkan

semakin tinggi DPK akan semakin tinggi penyaluran dana

terutama pada Pembiayaan Murabahah.


102

Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Annisa Ayu Affandi (2018) dalam Skripsi

Pengaruh Dana Pihak Ketiga dan Total Aset Terhadap

Pertumbuhan Prifitabilitas Bank DKI Syariah periode 2008-

2016 bahwa Dana Pihak Ketiga berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Pembiayaan Murabahah.14

Dana pihak ketiga merupakan dana yang diperoleh

dari masyarakat, masyarakat yang dimaksud disini yaitu

sebagai individu, perusahaan, rumah tangga, pemerintah, dll

dalam mata uang rupiah maupun dalam valuta asing. Pada

sebagian besar dana dari masyarakat merupakan dana yang

paling besar yang dimiliki dalam sebuah bank. Hal tersebut

sama dengan fungsi bank yaitu sebagai penghimpun dana dari

masyarakat.15

Saran untuk Bank Umum Syariah yaitu, untuk tetap

fokus pada penghimpunan dana ketiga yang dialokasikan

kembali ke masyarakat berupa pembiayaan maupun investasi.

Karena dari keuntungan tersebut bisa dialokasikan kembali

untuk pembiayaan mrabahah, dan pembiayaan-pembiyaan

yang lainnya.

14
Annisa Ayu Affandi, “Pengaruh Dana Pihak Ketiga dan Total Aset Terhadap Pertumbuhan
Profitabilitas Bank DKI Syariah (Periode 2008-2016),” Skripsi (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2018).
15
M. Kuncoro, Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi, (Jakarta:BPFE,2002),155.
103

2. Pengaruh NPF terhadap Pembiayaan Murabahah Pada

Bank Umum Syariah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa NPF

berpengaruh terhadap Pembiayaan Murabahah.Berdasarkan

uji parsial (uji t) diperoleh hasil t hitung sebesar 3.037 > 2.021

ttabel, sehinggan H2 diterima. Berdasarkan hasil uji regresi

linier sederhana dan berganda menunjukkan besaran

koefisien regresi variabel NPF bertanda negatif, artinya

variabel NPF berbanding terbalik dengan Pembiayaan

Murabahah yakni apabila NPF mengalami peningkatan

maka akan mengakibatkan menurunnya Pembiayaan

Murabahah, dengan hasil uji t diperoleh nilai signifikansi

0.001 < 0.05 artinya NPF berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap Pembiayaan Murabahah.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa

variabel NPF berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

pembiayaan murabahah pada Bank Umum Syariah.

Semakin tinggi NPF, maka akan menurunkan pembiayaan

murabahah pada Bank Umum Syariah. Hal ini disebabkan

karena bank kurang mampu menerapkan prinsip kehati-

hatian dan kurang selektif dalam menyalurkan pembiayaan,

sehingga terjadi pembiayaan bermasalah.Terdapatnya

pembiayaan bermasalah tersebut menyebabkan pembiayaan


104

yang disalurkan banyak yang tidak memberikan keuntungan

bagi bank terutama pada pembiayaan murabahah. Apabila

keuntungan yang diterima bank syariah dari pembiayaan

dan terutama pada pembiayaan murabahah berkurang akan

menyebabkan menurunnya laba bank pada ROA juga ikut

menurun. Selain itu, semakin besar nilai NPF yang dimiliki

suatu bank di atas 5%, maka bank tersebut tidak sehat dan

akan menyebabkan semakin besar pula jumlah dana

cadangan aktiva produktif yang harus segera disediakan.16

Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya

pengaruh negatif antara NPF (X2) terhadap Pembiayaan

Murabahah (Z) secara signifikan. Hal tersebut sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Dedek Saripah

(2020) dalam Skripsi Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Non

Performing Financing, Biaya Operasional pendapatan

Operasional dan Financing To Deposit Ratio terhadap

Return On Assets pada Bank Umum Syariah Non Devisa. 17

Semakin tinggi NPF maka akan semakin besar

Pembiayaan Murabahah yang disalurkan ke masyarakat.

Hal ini dikarenakan perbankan masih mempunyai cukup

dana untuk menyalurkan pembiayaan murabahahnya. Teori

16
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2010),50.
17
Dedek Saripah, “Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Non Performing Financing, Biaya
Operasional Pendapatan Operasional dan Financing to Deposit Ratio Terhadap Return On Asset
Pada Bank Umum Syariah Nondevisa”, Skripsi (Banda Aceh :UIN AR-RANIRY,2020).
105

yang dikemukaan oleh Kasmir, mengatakan bahwa kualitas

pembiayaan berkaitan dengan risiko kemacetan

(bermasalah) suatu kredit yang disalurkan.18

Saran untuk Bank Umum Syariah yaitu, untuk

mempertahankan pembiayaan murabahah dan dapat

meminimalisir angka peningkatan NPF.Karena semakin

tinggi masyarakat melakukan pembiayaan murabahah

menimbulkan kredit macet yang menimbulkan kerugian

untuk suatu bank.

3. Pengaruh DPK, dan NPF terhadap Pembiayaan Murabahah

pada Bank Umum Syariah

Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel DPK

dan NPF secara bersama-sama berpengaruh terhadap

Pembiayaan Murabahah. Berdasarkan uji simultan (uji f)

diperoleh nilai Fhitung sebesar 4.562 > 3.23 Ftabel dengan hasil

uji t diperoleh nilai signifikansi 0.003 < 0.05 artinya H3

diterima. Artinya model regresi yang diperoleh

sesuai.Sehingga variabel DPK dan NPF secara bersama-sama

berpengaruh dan signifikan terhadap Pembiayaan Murabahah.

Hal tersebut sesuai dengan teori yang mana rasio

NPF merupakan alat ukur pada variabel pembiayaan. Sehingga

hal tersebut menunjukka bahwa semakin tinggi bank syariah

18
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2010),50.
106

menyalurkan dana pembiayaan akan mengakibatkan semakin

tingginya risiko pembiayaan yang dinilai dengan Non

Performing Financing (NPF). Penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Dedek Saripah (2020) dalam

skripsi Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Non Performing

Financing, Biaya Operasional pendapatan Operasional dan

Financing To Deposit Ratio terhadap Retrun On Asset pada

Bank Umum Syariah Non Devisa. 19

Saran untuk Bank Umum Syariah yaitu, tetap fokus

pada dana pihak ketiga dan pembiayaan murabahah dengan

meminimalisir meningkatnya nilai NPF. Karena dana pihak

ketiga dari masyarakat akan disalurkan kembali ke masyarakat

melalui pembiayaan murabahah, jika suatu bank tidak bisa

meminimalisir angka kenaikan NPF maka akan menyebabkan

kerugian pada bank tersebut.

4. Pengaruh DPK terhadap ROA pada Bank Umum Syariah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa DPK

berpengaruh signifikan terhadap ROA.Berdasarkan uji parsial

(uji t) diperoleh hasil thitung sebesar 2.614 > 2.021 ttabel,

sehingga H4 diterima.Hal ini berarti adanya pengaruh antara

DPK terhadap ROA. Berdasarkan uji regresi linier sederhana

dan berganda menunjukkan besaran koefisien regresi variabel


19
Dedek Saripah, “Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Non Performing Financing, Biaya
Operasional Pendapatan Operasional dan Financing to Deposit Ratio Terhadap Return On Asset
Pada Bank Umum Syariah Nondevisa”, Skripsi (Banda Aceh :UIN AR-RANIRY,2020).
107

DPK bertanda positif, artinya variabel DPK berbanding lurus

dengan ROA yakni apabila DPK mengalami peningkatan ROA

juga akan mengalami peningkatan. Dengan hasil uji t diperoleh

nilai signifikansi 0.002 < 0.05, artinya DPK berpengaruh

positif dan signifikan terhadap ROA.

Penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan oleh

Annisa Marsela (2020) dalam skripsi Pengaruh Dana Pihak

Ketiga dan Inflasi terhadap Profitabilitas dengan suku bunga

sebagai variabel moderating pada Bank Umum Syariah di

Indonesia periode 2014-2018.20

Dana Pihak Ketiga adalah dana yang dihimpun dari

masyarakat berupa tabungan, giro, dan deposito. Dana yang

dihimpun dari masyarakat digunakan oleh bank untuk

melakukan ekspansi kredit maupun investasi. Dana Pihak

Ketiga merupakan hal yang penting bagi bank karena dengan

semakin besar dana yang dihimpun maka dapat memperbesar

profitabilitas. Dimana ketika jumlah Dana Pihak Ketiga

banyak disalurkan ke dalam bentuk kredit, maka pendapatan

dari kredit tersebut akan naik sekaligus kemampuan bank

dalam menghasilkan laba juga akan semakin meningkat.21

20
Annisa Marsela, “Pengaruh Dana Pihak Ketiga dan Inflasi Terhadap Profitabilitas Dengan
Suku Bunga Sebagai Variabel Moderating Pada Bank Umum Syariah di Indonesia (Periode Tahun
2014-2018),” Skripsi (Palembang:UIN Raden Fatah Palembang,2020).
21
Veithzal Rivai, Islamic Banking, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2010),172.
108

Saran untuk Bank Umum Syariah disarankan untuk

tetap fokus pada penghimpunan dana pihak ketiga yang

dialokasikan untuk pembiayaan, maupun investasi, karena dari

keuntungan dana yang dialokasikan tersebut bisa

mempengaruhi besarnya ROA.

5. Pengaruh NPF terhadap ROA Pada Bank Umum Syariah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa NPF

berpengaruh signifikan terhadap ROA.Berdasarkan uji parsial

(uji t) diperoleh hasil thitung sebesar 2.625 > 2.021 ttabel,

sehingga H5 diterima.Hal ini berarti adanya pengaruh antara

NPF terhadap ROA. Berdasarkan hasil uji linier sederhana dan

berganda menunjukkan besaran koefisien regresi variabel NPF

bertanda negatif, artinya variabel NPF berbanding terbalik

terhadap ROA.Dengan hasil uji t diperoleh nilai signifikansi

0.004 < 0.05 maka H5 diterima, artinya NPF berpengaruh

secara negatif dan signifikan terhadap ROA.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Dedek Saripah (2020) dalam skripsi Pengaruh

Dana Pihak Ketiga, Non Performing Financing, Biaya

Operasional pendapatan Operasional dan Financing To


109

Deposit Ratio terhadap Retrun On Asset pada Bank Umum

Syariah Non Devisa. 22

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa

variabel NPF berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

ROA pada Bank Umum Syariah. Semakin tinggi NPF, maka

akan menurunkan ROA pada Bank Umum Syariah. Hal ini

disebabkan karena bank kurang mampu menerapkan prinsip

kehati-hatian dan kurang selektif dalam menyalurkan

pembiayaan, sehingga terjadi pembiayaan

bermasalah.Terdapatnya pembiayaan bermasalah tersebut

menyebabkan pembiayaan yang disalurkan banyak yang tidak

memberikan keuntungan bagi bank. Apabila keuntungan yang

diterima bank syariah dari pembiayaan berkurang akan

menyebabkan menurunnya laba bank pada dan ROA juga ikut

menurun. Selain itu, semakin besar nilai NPF yang dimiliki

suatu bank di atas 5%, maka bank tersebut tidak sehat dan akan

menyebabkan semakin besar pula jumlah dana cadangan aktiva

produktif yang harus segera disediakan. Serta semakin besar

pula biaya yang harus ditanggung untuk mengadakan dana

cadangan itu. Tentu hal tersebut mempengaruhi profitabilitas

(ROA) bank yang bersangkutan.

22
Dedek Saripah, “Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Non Performing Financing, Biaya
Operasional Pendapatan Operasional dan Financing to Deposit Ratio Terhadap Return On Asset
Pada Bank Umum Syariah Nondevisa”, Skripsi (Banda Aceh :UIN AR-RANIRY,2020).
110

Saran untuk Bank Umum Syariah yaitu, harus

menjaga kestabilan dalam kelangsungan usaha yang

dijalankannya, bank juga harus dapat memanajemen risiko

terhadap penyaluran dana yang dilakukan.

6. Pengaruh Pembiayaan murabahah terhadap ROA Pada

Bank Umum Syariah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pembiayaan

Murabahah tidak berpengaruh terhadap ROA.Berdeasarkan uji

parsial (uji t) diperoleh hasil thitung sebesar 2.059 > 2.021 ttabel,

sehingga H6 diterima. Hal ini berarti ada pengaruh antara

Pembiayaan Murabahah terhadap ROA.Berdasarkan hasil uji

linier sederhana dan berganda menunjukkan besaran koefisien

regresi variabel Pembiayaan Murabahah bertanda positif,

artinya variabel pembiayaan murabahah berbanding lurus

terhadap ROA.Diketahui nilai sig uji t sebesar 0.001 < 0.05

sehingga ada pengaruh antara Pembiayaan Murabahah (Z)

terhadap ROA (Y) secara signifikan.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Hendro Kusnanto yang menyatakan bahwa Pembiayaan

Murabahah berpengaruh dengan ROA.23

Semakin besar pembiayaan maka pendapatan yang

diperoleh naik, karena pendapatan naik secara otomatis laba


23
Hendro Kusnanto, “Pengaruh Pembiayaan Murabahah dan NPF Terhadap Profitabilitas Bank
Syariah (Studi Kasus di Bank BNI Syariah tahun 2014-2017),” Skripsi (Surabaya:UIN Sunan
Ampel Surabaya,2018).
111

juga akan mengalami kenaikan. Maka bank harus

mempertahankan kenaikan Pembiayaan Murabahah

meningkatkan pendapatan atau bisa disebut laba.Pembiayaan

Murabahah secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

profitabilitas.24

Saran untuk Bank Umum Syariah yaitu, dalam

menyalurkan dananya dalam pembiayaan murabahah harus

dilaksanakan dengan baik serta lebih berhati-hati dalam

memilih nasabah maka akan mempengaruhi nilai profitabilitas

semakin baik pula.

7. Pengaruh DPK, NPF, dan Pembiayaan Murabahah terhadap

ROA Pada Bank Umum Syariah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel DPK,

NPF, dan Pembiayaan Murabahah secara bersama-sama

berpengaruh terhadap ROA.Berdasarkan uji simultan (uji f)

diperoleh nilai Fhitung sebesar 5.365 > 3.23 Ftabel dengan nilai

signifikansi yang diperoleh 0.004 < 0.05 sehingga H7

diterima.Artinya model regresi yang diperoleh sesuai.Sehingga

DPK, NPF, dan Pembiayaan Murabahah secara bersama-sama

berpengaruh terhadap ROA.

Teori yang menyatakan semakin tinggi rasio NPF

maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang

24
Yenti Afrida, “Analisis Pembiayaan Murabahah Di Perbankan Syariah ,” Jurnal Ekonomi
Dan Bisnis Islam, Volume 01, No. 2 (2016),157.
112

menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar dan

menyebabkan kerugian, sebaliknya jika semakin rendah NPF

maka laba atau profitabilitas (ROA) bank tersebut akan

semakin meningkat. Menurut wangsawidjaja “NPF merupakan

salah satu indikator kesehatan kualitas aset bank, semakin

tinggi nilai NPF (di atas 5%) maka bank tersebut tidak

sehat.NPF yang tinggi menurunkan laba yang akan diterima

oleh bank”.Teori ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan

oleh peneliti.25

Saran bagi Bank Umum Syariah yaitu, untuk

meningkatkan dan mempertahankan dana pihak ketiga, dan

pembiayaan murabahah serta dapat meminimalisir resiko

meningkatnya NPF yang diperoleh. Karena berdasarkan

penelitian ini ketiga variabel tersebut memiliki pengaruh

terhadap ROA.

8. Pengaruh DPK terhadap ROA dengan Pembiayaan

Murabahah sebagai variabel Intervening Pada Bank Umum

Syariah

Berdasarkan tabel 4.18 Pembiayaan Murabahah

dapat memediasi antara DPK dengan ROA.Dibuktikan bahwa

pengaruh tidak langsung lebih besar dibandingkan pengaruh

langsung antara DPK dengan ROA. Hal ini ditunjukkan

25
Pembiayaan Murabahah Pada Bank BRI Syariah Periode 2015 – 2017,” Skripsi (Surakarta:
IAIN Surakarta, 2018), 21.
113

dengan nilai perkalian koefisien regresi DPK terhadap

Pembiayaan Murabahah 0.003 dengan Pembiayaan

Murabahah terhadap ROA 2.059 adalah 6.177lebih besar

dibandingkan nilai koefisien regresi DPK terhadap ROA 1.467.

Artinya DPK dapat meningkatkan ROA melalui perantara

Pembiayaan Murabahah atau menggunakan pengaruh tidak

langsung.

Hal ini sejalan dengan teori yang menyatakan

Pembiayaan Murabahah berpengaruh positif terhadap ROA.

Semakin besar pembiayaan maka pendapatan yang diperoleh

naik, karena pendapatan naik secara otomatis laba juga akan

mengalami peningkatan. Pembiayaan murabahah secara

parsial berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Apabila

pembiayaan murabahah pada bank dilaksanakan dengan baik,

maka akan menyebabkan profitabilitas semakin baik pula.

Sehingga bank harus mempertahankan kenaikan pembiayaan

murabahah serta dapat meminimalisir risiko pembiayaan.26

Teori tersebut mendukung penelitian yang dilakukan oleh

Hendro Kusnanto (2018) menyatakan bahwa Pembiayaan

26
Retno Wuloandari dan Atina Shofawati, “Analisis pengaruh CAR, FDR, NPF, dan
Pertumbuhan DPK terhadap profitabilitas Pada Industri BPRS di Indonesia tahun 2011-2015,”
Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan, Vol.4, No.9, September 2017,746.
114

Murabahah berpengaruh positif terhadap Profitabilitas

(ROA).27

Saran untuk Bank Umum Syariah yaitu, untuk

tetapk mempertahankan dana pihak ketiga, dan pembiayaan

murabahah. Karena semakin besar laba yang diperoleh dari

suatu pembiayaan maka akan mengakibatkan meningkatnya

nilai profitabilitas (ROA).

9. Pengaruh NPF terhadap ROA dengan Pembiayaan

Murabahah sebagai variabel Intervening Pada Bank Umum

Syariah

Berdasarkan tabel 4.18 Pembiayaan Murabahah

tidak dapat memediasi antara NPF dengan ROA.Dibuktikan

bahwa pengaruh tidak langsung lebih kecil dibandingkan

dengan pengaruh langsung. Hal ini ditunjukkan dengan nilai

perkalian koefisien regresi NPF terhadap Pembiayaan

Murabahah (-0.008) dengan Pembiayaan Murabahah terhadap

ROA 2.059 adalah -0.016472 lebih kecil dibandingkan nilai

koefisien regresi NPF terhadap ROA sebesar -0.307. Artinya

NPF dapat meningkatkan ROA tanpa melalui perantara

Pembiayaan Murabahah atau menggunakan pengaruh

langsung.

27
Hendro Kusnanto, “Pengaruh Pembiayaan Murabahah dan NPF Terhadap Profitabilitas Bank
Syariah (Studi Kasus di Bank BNI Syariah tahun 2014-2017),” Skripsi (Surabaya:UIN Sunan
Ampel Surabaya,2018).
115

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa

variabel pembiayaan murabahah tidak dapat memediasi antara

NPF dengan ROA pada Bank Umum Syariah. Karena semakin

tinggi NPF, maka akan menurunkan profibilitas suatu bank,

pada penelitian ini profibilitas menggunakan ROA. Hal ini

disebabkan karena bank kurang jeli dalam menyeleksi syarat-

syarat pengajuan pembiayaan kepada masyarakat dan kurang

selektif dalam menyalurkan pembiayaan, sehingga terjadi

pembiayaan bermasalah.Terdapatnya pembiayaan bermasalah

tersebut menyebabkan pembiayaan yang disalurkan banyak

yang tidak memberikan keuntungan bagi bank terutama pada

pembiayaan murabahah. Apabila keuntungan yang diterima

bank syariah dari pembiayaan dan terutama pada pembiayaan

murabahah berkurang akan menyebabkan menurunnya laba

bank pada ROA juga ikut menurun.

NPF merupakan salah satu pengukuran dari rasio

risiko usaha bank yang menunjukkan besarnya risiko

pembiayaan bermasalah yang ada pada suatu bank. Dalam hal

ini yang dimaksud dengan risiko pembiayaan adalah

kemungkinan gagal bayar dan tidak dilunasinya pembiayaan

yang diterima oleh nasabah. Semakin tinggi NPF pada suatu

bank berarti menandakan bahwa bank tersebut memiliki risiko

pembiayaan yang ditanggung oleh bank. Sehingga semakin


116

besar NPF suatu bank akan mengakibatkan profitabilitas

(ROA) bank menjadi turun.28 Teori tersebut sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Dedek Saripah (2020) dalam

skripsi Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Non Performing Financing,

Biaya Operasional pendapatan Operasional dan Financing To

Deposit Ratio terhadap Return On Assets pada Bank Umum

Syariah Non Devisa.29

Saran untuk Bank Umum Syariah yaitu, mengingat kegiatan

utama bertindak sebagai perantara penghimpun dana, dan

penyaluran dana masyarakat maka pembiayaan murabahah

harus ditingkatkan agar mendapatkan keuntungan yang tinggi

dan akan mempengaruhi nilai profitabilitas (ROA) semakin

meningkat juga.

28
Purnama Putra dan Maftuhatul Hasanah, “ Pengaruh Pembiayaan Mudharabah,” Jurnal
Organisasi dan Manajemen, Vol. 14, No.2, September (2018), 147.
29
Dedek Saripah, “Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Non Performing Financing, Biaya
Operasional Pendapatan Operasional dan Financing to Deposit Ratio Terhadap Return On Asset
Pada Bank Umum Syariah Nondevisa”, Skripsi (Banda Aceh :UIN AR-RANIRY,2020).
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan melalui tahap

pengumpulan data, pengolahan data, dan analisis data mengenai Pengaruh

Dana Pihak Ketiga dan Non Performing Financing terhadap Return On

Assets Melalui Pembiayaan Murabahah Sebagai Variabel Intervening

Bank Umum Syariah di Indonesia studi kasus pada tahun 2015-2019,

maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. DPK berpengaruh langsung dan signifikan terhadap Pembiayaan

Murabahah pada Bank Umum Syariah. Hal ini dibuktikan dengan

uji parsial (uji t) diperoleh nilai thitung sebesar 2.190 > dari ttabel =

2.021 dan nilai signifikansi untuk DPK sebesar 0.000 < 0.05,

artinya DPK berpengaruh secara positif signifikan terhadap

Pembiayaan Murabahah.

2. NPF berpengaruh langsung dan signifikan terhadap Pembiayaan

Murabahah pada Bank Umum Syariah. Hal ini dibuktikan dengan

uji parsial (uji t) diperoleh nilai t hitung sebesar 3.037 > dari ttabel

2.021 dan nilai signifikansi untuk NPF sebesar 0.001 < 0.05,

artinya NPF berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap

Pembiayaan Murabahah.

3. Secara simultan jumlah DPK dan NPF berpengaruh signifikan

terhadap Pembiayaan Murabahah pada Bank Umum Syariah

117
118

Periode 2015-2019, dengan nilai Fhitung 4.562 > Ftabel 3.23 dan

diperoleh nilai signifikansi 0.003 < 0.05 artinya H3 diterima.

4. DPK berpengaruh dan signifikan terhadap ROA pada Bank Umum

Syariah. Hal ini dengan dibuktikan pada uji parsial (uji t) diperoleh

nilai thitung sebesar 2.614 > dari ttabel 2.021 dan nilai signifikansi

untuk DPK sebesar 0.002 < 0.05, artinya DPK berpengaruh secara

positif dan signifikan terhadap ROA.

5. NPF berpengaruh dan signifikan terhadap ROA pada Bank Umum

Syariah. Hal ini dengan dibuktikan pada uji parsial (uji t) diperoleh

nilai thitung sebesar 2.625 > dari ttabel 2.021 dan nilai signifikansi

untuk NPF sebesar 0.004 < 0.05, artinya NPF berpengaruh secara

negatif dan signifikan terhadap ROA.

6. Pembiayaan Murabahah berpengaruh langsung terhadap ROA

pada Bank umum Syariah. Hal ini dengan dibuktikan pada uji

parsial (uji t) diperoleh nilai t hitung sebesar 2.059 > dari ttabel 2.021

dan nilai signifikansi untuk Pembiayaan Murabahah sebesar 0.001

< 0.05, artinya Pembiayaan Murabahah berpengaruh secara positif

dan signifikan terhadap ROA.

7. DPK, NPF, dan Pembiayaan Murabahah berpengaruh langsung

secara simultan terhadap ROA pada Bank Umum Syariah. Hal ini

dibuktikan dengan uji F diperoleh nilai Fhitung sebesar 5.365 > 3.23

Ftabel dan diperoleh nilai signifikansi 0.004 < 0.05, artinya DPK,
119

NPF, dan Pembiayaan Murabahah secara bersama-sama

berpengaruh signifikan terhadap ROA.

8. Pembiayaan Murabahah dapat memediasi antara DPK dengan

ROA. Dibuktikan bahwa pengaruh tidak langsung lebih besar

dibandingkan pengaruh langsung DPK terhadap ROA. Hal ini

ditunjukkan dengan nilai perkalian koefisien DPK terhadap

Pembiayaan Murabahah 0.003 dengan Pembiayaan Murabahah

terhadap ROA 2.059 adalah 6.177 lebih besar dibandingkan nilai

koefisien regresi DPK terhadap ROA 1.467. Artinya DPK dapat

meningkatkan ROA melalui perantara Pembiayaan Murabahah

atau menggunakan pengaruh tidak langsung.

9. Pembiayaan Murabahah tidak dapat memediasi antara NPF dengan

ROA. Dibuktikan bahwa pengaruh tidak langsung lebih kecil

dibandingkan dengan pengaruh langsung. Hal ini ditunjukkan

dengan nilai perkalian koefisien regresi NPF terhadap Pembiayaan

Murabahah (-0.008) dengan Pembiayaan Murabahah terhadap

ROA 2.059 adalah -0.016472 lebih kecil dibandingkan nilai

koefisien regresi NPF terhadap ROA sebesar -0.307. Artinya NPF

dapat meningkatkan ROA tanpa melalui perantara Pembiayaan

Murabahah atau menggunakan pengaruh langsung.


120

B. Saran

Berdasarkan hasil analisis data serta beberapa kesimpulan pada

penelitian ini, adapun saran yang diberikan sebagai berikut :

1. Bagi Bank Umum Syariah

a. Bank Umum Syariah harus menjaga kestabilan dalam

kelangsungan usaha yang dijalankannya, bank juga harus dapat

memanajemen risiko terhadap penyaluran dana yang dilakukan.

b. Bank Umum Syariah harus lebih memperhatikan faktor-faktor

kinerja keuangan maupun faktor-faktor eksternal perusahaan

yang dapat meningkatkan profitabilitas (ROA) Bank Umum

syariah.

c. Bank Umum Syariah diharapkan untuk berhati-hati dalam

memberikan pembiayaan agar tidak terjadi pembiayaan

bermasalah (NPF). Pembiayaan bermasalah yang tinggi dapat

menimbulkan kerugian bagi perusahaan karena tidak

kembalinya modal yang diberikan. Sehingga sebelum

memberikan pembiayaan Bank Umum Syariah harus benar-

benar memperhatikan 5C, yaitu character, capacity, collecteral,

capital, dan condition.

d. Bank Umum Syariah harus mempertahankan kenaikan DPK

yang diperoleh serta dapat meminimalisir NPF dengan

pembiayaan bermasalah yang semakin rendah akan memiliki


121

kemampuan menyalurkan dananya kepada nasabah lain,

sehingga nilai profitabilitas akan semakin tinggi.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Diharapkan pada penelitian selanjutnya untuk lebih

mengembangkan penelitian ini dengan menambahkan variabel-

variabel lain di luar variabel DPK, NPF, ROA, dan Pembiayaan

Murabahah.

b. Peneliti selanjutnya diharapkan memperpanjang periode

penelitian sehingga data yang terkumpul semakin banyak dan

semakin baik. Dan juga diharapkan untuk memperluas obyek

pengamatan dengan menambah Unit Usaha Syariah (UUS) serta

Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) yang ada di Indonesia

agar pembahasan tentang Return On Assets menjadi lebih

objektif.
DAFTAR PUSTAKA

Buku :

A. Karim, Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta: PT


Raja Grafindo Persada, 2010.

Sujianto, Agus Eko, Aplikasi Statistika Dengan SPSS16.0. Jakarta: Prestasi


Pustaka ,2009.

Neolaka, Amos,Metode Penelitian dan Statistik.Bandung: PT Remaja


Rosdakarya, 2016.

Susanto, Bambang,Manajemen Akuntansi, Cetakan Pertama. Jakarta: Sansu Moto,


2005.

N. Nachrowi, Djalal dan Usman, Hardius, Pendekatan Populer dan Praktis


Ekonometrika untuk Analisis dan Keuangan. Jakarta: Ghalia Indonesia,
2006.

Nawawi, Ismail, fikih muamalah klasik dan kontemporer. Bogor: Penerbit Ghalia
Indonesia, 2012.

Ismail, Perbankan Syariah, Edisi Pertama. Jakarta: Prenadamedia, 2011.

Kasmir, Analisis Laporan Keuangan.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.2010.

Kasmir, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainya. Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2004.

Kasmir, Manajemen Perbankan.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.2006.

Dendawijaya, Lukman, Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia,2009.

M. Kuncoro, Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi. Jakarta:BPFE,2002.

S.P. Hasibuan, Malayu,Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: Bumi Aksara, 2007.

Marsono, Metode Penelitian Kuantitatif Langkah-Langkah Menyusun Skripsi,


Tesis Atau Disertasi Menggunakan Teknik Analisis Jalur (Path Analysis)
Dilengkapi Contoh Aplikasinya. Bogor:In Media, 2016.

Muhamad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Yogyakarta: Akademi


Manajemen Perusahaan YKPN, 2005.

Munawir, Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty,2007.

122
123

S. Arikunto, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rieneka


Cipta, 2010.

Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabet, 2014.

Sugiyono, Statistik untuk penelitian. Bandung: Alfabeta, 2013.

Supardi, Metode Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: UII Press, 2005.

Tukiran Taniredja, Penelitian Kuantitatif. Bandung:Alfabeta,2014.

Veithzal Rivai, Islamic Banking.Jakarta: PT Bumi Aksara,2010.

Veithzal Rivai, et. al, Commercial Bank Management: Manajemen Perbankan


dari Teori ke Praktik.Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2013.

Jurnal

Dwi Sulistya, Anggara, “Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing
Financing (NPF) dan Financing To Deposit Ratio (FDR) terhadap
Pembiayaan Murabahah pada Perbankan Syariah di Indonesia,” Skripsi
Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta, (2017).

Ayu Affandi,Annisa “Pengaruh Dana Pihak Ketiga dan Total Aset Terhadap
Pertumbuhan Profitabilitas Bank DKI Syariah (Periode 2008-2016),”
Skripsi Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (2018).

Marsela, Annisa, “Pengaruh Dana Pihak Ketiga dan Inflasi Terhadap Profitabilitas
Dengan Suku Bunga Sebagai Variabel Moderating Pada Bank Umum
Syariah di Indonesia (Periode Tahun 2014-2018),” Skripsi
Palembang:UIN Raden Fatah Palembang, (2020).

Saripah, Dedek, “Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Non Performing Financing, Biaya
Operasional Pendapatan Operasional dan Financing to Deposit Ratio
Terhadap Return On Asset Pada Bank Umum Syariah Nondevisa”,
Skripsi, Banda Aceh :UIN AR-RANIRY, (2020).

Delsy, Ni Luh Putu Wiagustini, “Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Non Performing
Loan, dan Capital Adequacy Ratio Terhadap Loan To Deposit Ratio dan
Retrun On Assets Pada Sektor Perbankan di Bursa Efek Indonesia,” E-
Jurnal Ekonomi dan Bisnis.

Djoko, Suprihati, dkk, “Pengaruh Financing To Deposit Ratio (FDR), Dana Pihak
Ketiga (DPK), Dan Return On Asset (ROA) Terhadap Pembiayaan
Musyarakah,” Jurnal Edunomika, Volume 02, No. 02 Agustus (2018).

Fitra Rizal, “Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Finance dan
Operational Expenses to Operational Revenue terhadap Retrun On Asset
124

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia Periode 2012-2015,”


Tesis, Ponorogo: STAIN Ponorogo, (2016).

Hakim, Amalia, “Pembiayaan Murabahah Pada Perbankan Syariah Dalam


Prespektif Hukum Di Indonesia,” Jurnal Ekonomi Syariah dan Filantropi
Islam, Volume 1, No. 2 Desember (2017).

Kusnanto,Hendro, “Pengaruh Pembiayaan Murabahah dan NPF Terhadap


Profitabilitas Bank Syariah (Studi Kasus di Bank BNI Syariah tahun
2014-2017),” Skripsi, Surabaya:UIN Sunan Ampel Surabaya, (2018).

Imam rifky saputra, “Pengaruh DPK dan NPF terhadap Pembiayaan yang
Disalurkan serta Implikasinya pada ROA, Studi pada 3 Bank Umum
Syariah di Indonesia Periode 2010 – 2013,” Skripsi,Jakarta : UIN Syarif
Hidayatullah, (2014).

Suci Ramadhani,Imas Antika, “Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Kelengkapan


Fasilitas terhadap Kepuasan Nasabah dan Emosional Sebagai Variabel
Intervening,” Skripsi,Ponorogo:IAIN Ponorogo, (2019).

Nurmalasari,Intan, “Pengaruh Dana Pihak Ketiga, dan Pembiayaan Murabahah


terhadap ROA Melalui NPF sebagai Variabel Intervening Pada Bank
Syariah Mandiri (Periode 2010-2020),” Skripsi, Ponorogo: IAIN
Ponorogo, (2021).

Permatasari Oktaviana, Intan, “Pengaruh Dana Pihak Ketiga Dan Pendapatan


Margin Pembiayaan Murabahah Melalui Corporate Sosial Responsibility
(CSR) Sebagai Variabel Intervening Terhadap Laba Bank Umum Syariah
(Periode Tahun 2017-2019),” Skripsi,Ponorogo:IAIN Ponorogo, (2020).

Haryoso, Lukman, “Penerapan Prinsip Pembiayaan Syariah (Murabahah) Pada


BMT Bina Usaha Di Kabupaten Semarang,” Volume 02, N0.01, (2017).

Ria A, Made, dan Sadha S,I Made, “Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Kecukupan
Modal, Risiko Kredit dan Suku Bunga Kredit pada Profitabilitas,” E-
Jurnal Akuntansi, Volume 9, No. 1, (2014).

Fitri,Maltuf “Peran Dana Pihak Ketiga dalam Kinerja Lembaga Pembiayaan


Syariah dan Faktor-Faktor yang Memengaruhinya,” Jurnal Economica,
Volume 7, No. 1 (2016).

Widayati, Neneng, “Analisis Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah,


Pembiayaan Murabahah, Penempatan pada Bank Indonesia, Capital
Adequancy Ratio (CAR), dan Financing To Deposit Ratio (FDR)
terhadap Tingkat Distribusi Bagi Hasil Bank Umum Syariah,” Jurnal
Ekonomi dan Bisnis, Volume 1, No. 27 (2016).
125

M,Nur “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Syariah,”Jurnal


Etikonomi, Volume, 14, No. 2 Oktober (2015).

Putra, Purnama dan Hasanah,Maftuhatul “ Pengaruh Pembiayaan Mudharabah,”


Jurnal Organisasi dan Manajemen, Vol. 14, No.2, September (2018).

Wuloandari, Retno , dan Shofawati,Atina, “Analisis pengaruh CAR, FDR, NPF,


dan Pertumbuhan DPK terhadap profitabilitas Pada Industri BPRS di
Indonesia tahun 2011-2015,” Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan
Terapan, Vol.4, No.9, September,(2017).

Amin,Rukhul, “Dinamika Penerapan Murabahah dalam Sistem Perbankan


Syariah,” Jurnal Perbankan Syariah, Volume 1, No. 1 Mei (2016).

R, Slamet, dan Y, Agung, “Pengaruh Pembiayaan Bagi Hasil, Pembiayaan Jual


Beli, Financing to Deposit Ratio (FDR) dan Non Performing Ratio (NPF)
terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia,” Accounting
Analysis Journal, Volume 3, No. 4, (2014).

Parenrengi, Sudarmin, dan Whisnu H,Tyahya “Pengaruh Dana Pihak Ketiga,”


Jurnal Manajemen Strategi dan Aplikasi Bisnis, Volume 1, No. 1
Desember, (2018).

Suryani, “Analisis Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap


Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia,” Jurnal Walisongo,
Volume 19, No. 1 Mei (2011).

Rizka Rahmadian,Triana, “Pengaruh Dana Pihak Ketiga Terhadap Pembiayaan


Murabahah di Bank Umum Syariah (Periode tahun 2010-2016),” Skripsi
Palembang: UIN Raden Fatah Palembang, (2018).

Jundulloh S,Wahid, “Pengaruh DPK, NPF, FDR Dan Keuntungan Murabahah


Terhadap Pembiayaan Murabahah Pada Bank BRI Syariah Periode 2015
– 2017,” Skripsi,Surakarta: IAIN Surakarta, (2018).

Wulan Sari, Widya, “ Pengaruh Dana Pihak Ketiga, NPF, CAR, dan ROA
terhadap pembiayaan murabahah pada Perbankan Syariah di Indonesia,”
Skripsi (Yogyakarta:UNY,2017).

Rizka, Wiwiek, “Pengaruh Dana Pihak Ketiga, NPF, CAR, dan Modal Sendiri
terhadap Pembiayaan Murabahah Pada Bank Umum Syariah,” Skripsi
Banda Aceh :UIN AR-RANIRY, (2019).

Afrida,Yenti, “Analisis Pembiayaan Murabahah Di Perbankan Syariah ,” Jurnal


Ekonomi Dan Bisnis Islam, Volume 01, No. 2 (2016).

Anda mungkin juga menyukai