PEMBIMBING :
PENYUSUN :
KELOMPOK II
KELAS/SMT VII/B
PRODI AKUNTANSI S1
FAKULTAS EKONOMI
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan segala rahmat dan hidayahnya kepada penulis sehingga terselesainya
proposal ini yang berjudul “Penerapan PSAK No. 102 Tentang Pembiayaan Murabahah Pada
PT. BPRS Puduarta Insani”. Shalawat dan salam senantiasa penulis haturkan atas junjungan
Nabi Muhammad SAW semoga kelak kita memperoleh syafaatnya di yaumil akhir.
Terwujudnya Proposal ini tidak lepas dari peran dan dukungan berbagai pihak yang telah
meluangkan waktu dan kesempatan demi penyelesaian proposal ini baik itu secara langsung
maupun tidak langsung, yang telah memberikan dorongan yang sangat berharga bagi penulis.
Penulis hanya dapat mendoakan semoga bantuan, arahan, bimbingan, dorongan, kebaikan,
dan keikhlasan dari semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan proposal ini,
mendapat balasan amal baik dari Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak terdapat berbagai
kelemahan, baik dari segi materi, bahasa, maupun teknik penulisan. Sehingga proposal ini masih
belum mencapai taraf kesempurnaan sebagaimana diharapkan. Oleh sebab itu, dengan segenap
kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan proposal ini.
Penulis
i
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu faktor penting dalam pembangunan suatu negara adalah adanya dukungan
dari sistem keuangan yang sehat dan stabil, demikian pula dengan negara Indonesia.Sistem
keuangan negara Indonesia sendiri terdiri dari tiga unsur, yakni sistem moneter, sistem
Akuntansi syariah yang lahir dari nilai-nilai dan ajaran syariah islam menunjukkan
adanya peningkatan religiusitas masyarakat islam dan semakin banyaknya entitas ekonomi
merupakan bidang baru dalam kajian akuntansi yang memiliki karakteristik unik dan
berkembang pula wacana Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Hal ini
terkait karena keberadaan suatu lembaga atau perusahaan, tidak akan terlepas dari proses
1
selanjutnya menyajikan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan
Fungsi bank syariah antara lain menghimpun dan menyalurkan dana kepada
masyarakat, dimana penyaluran dana ini terdiri dari berbagai bentuk produk bank syariah
diantaranya adalah produk pendanaan, produk pembiayaan, produk jasa perbankan, dan
menerima simpanan dari masyarakat. Sedangkan dalam kegiatan penyaluran dana, bank
perbankan. Terdapat beberapa jenis pembiayaan yang ditawarkan oleh bank syariah,
Officer PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani dan hasil penjambaran dari
laporan keuangan bank tersebut, ditemukan bahwa produk pembiayaan yang paling
Murabahah adalah pembiayaan dengan prinsip jual beli barang pada harga asal dengan
tambahan keuntungan yang disepakati, dengan pihak bank selaku penjual dan nasabah
Pembiayaan atas dasar akad murabahah adalah transaksi jual-beli suatu barang sebesar
harga perolehan barang ditambah dengan marjin yang disepakati oleh para pihak, dimana
2
Pada penerapan di bank syariah, pembayaran atas transaksi murabahah ini dilakukan
dengan cicilan, dimana harga cicilan lebih tinggi dari harga tunai. Menyangkut harga
cicilan yang berbeda ini Asosiasi Hukum Syariah (majma’ al-fiqh al-islamiy) telah
menetapkan dalam pembahasannya di Jeddah tanggal 17-23 sya’ban 1410 H atau 14-20
maret 1990, bahwa boleh ada tambahan dalam jual beli dengan tempoh waktu (mu’ajjal)
dari harga tunai dan boleh menyebut harga jual kontan dan harga jual kredit dengan
Perbankan syariah menjalankan aktivitasnya sesuai dengan aturan dan fatwa dari
Dewan Pengawas Syariah sehingga insya allah tidak akan melanggar ketentuan syariah.
Pada penerapan sistem syariah, tentu memiliki sistem perlakuan akuntansi yang berbeda
Sumber : www.ojk.go.id
3
Berdasarkan data laporan keuangan tahun 2013 sampai tahun 2017 PT. Bank
pembiayaan murabahah berbasis jual beli. Jumlah transaksi murabahah dari tahun ke
Jumlah transaksi murabahah pada tahun 2013 mencapai lebih dari 92% dari seluruh
transaksi yang dilakukan, dengan nilai Rp 29.817.412. Jumlah transaksi murabahah pada
tahun 2014 mencapai lebih dari 97% dari seluruh transaksi yang dilakukan, dengan nilai
Rp 30.493.625. Jumlah transaksi murabahah pada tahun 2015 mencapai lebih dari 124%
dari seluruh transaksi yang dilakukan, dengan nilai Rp 38.013.857. Jumlah transaksi
murabahah pada tahun 2016 mencapai lebih dari 107% dari seluruh transaksi yang
dilakukan, dengan nilai Rp 40.873.706. Jumlah transaksi murabahah pada tahun 2017
mencapai lebih dari 95% dari seluruh transaksi yang dilakukan, dengan nilai Rp
untuk diteliti bagaimanakah aktivitas akunting yang sudah berjalan agar mampu
Berangkat dari realitas penyaluran dana yang terbesar yaitu produk pembiayaan
murabahah namun masih ada ditemukan praktek akuntansi yang belum sesuai dengan
PSAK, sehingga perlu ada upaya untuk meningkatkan performa profesionalitas agar
kebijakan mengingat potensi profit yang besar. Berdasarkan latar belakang tersebut,
4
sehingga sangat menarik untuk dikaji Analisis Penerapan Akuntansi Syariah Berdasarkan
PSAK 102 tentang Pembiayaan Murabahah pada PT. BPRS Puduarta Insani.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini:
5
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
2. Bagi Perusahaan
penetian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi PT. BPRS Puduarta Insani
3. Bagi Universitas
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan referensi dan dapat
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Untuk mengetahui gambaran singkat dari skripsi ini, penulis menyusun sistematika
teori yang berhubungan dengan objek yang akan diteliti serta hipotesis.
6
BAB III : METODE PENELITIAN, yang memuat langkah-langkah untuk
7
BAB II
A. Akuntansi Syariah
syariah islam dalam kehidupan sosial-ekonomi, semakin banyak institusi bisnis islam
Pencatatan transaksi dan pelaporan keuangan yang diterapkan pada institusi bisnis islam
Akuntansi (accountancy) berasal dari akar kata to accout yang artinya adalah
keuangan yang diukur dalam satuan uang, serta pelaporan (reporting) hasil-hasilnya.
dalam studi akuntansi yang dikembangkan berlandaskan nilai-nilai, etika dan syariah
islam, oleh karenanya dikenal juga sebagai akuntansi islam (Islamic accounting).
Perkembangan akuntansi sebagai salah satu cabang ilmu social telah mengalami
pergeseran nilai yang sangat mendasar dan berarti, terutama mengenai kerangka teori
masyarakat. Selama ini yang digunakan sebagai dasar konstruksi teori akuntansi lahir
8
Konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan syariah bagi
keuangan syariah.
b. Pemberi dana qardh; terkait dengan pengambilan keputusan apakah dana qardh
e. Pembayar dan penerima zakat, infak, sedekah, dan wakaf; sebagai informasi
prinsip syariah.
9
g. Karyawan; membutuhkan informasi yang menunjukkan stabilitas dan
apakah jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo.
lembaga syariah.
terkait dengan penetapan kebijakan pajak dan sebagai dasar menyusun statistik
Pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut secara spesifik dapat
dikategorikan sebagai pihak internal dan pihak eksternal. Pihak internal yaitu pihak yang
berhubungan secara langsung dengan kebijakan yang akan diambil oleh lembaga
keuangan tersebut, misalnya investor dan pengawas syariah. Sedangkan pihak eksternal
yang tidak berhubungan langsung dengan kebijakan yang akan akan diambil oleh
(Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah) paragraph 15,
10
a. Persaudaraan (ukhuwah)
b. Keadilan (‘adalah)
1. Riba yaitu setiap tambahan pada pokok piutang yang dipersyaratkan baik riba
2. Kezaliman yaitu sesuatu yang merugikan bagi diri sendiri, orang lain,
maupun lingkungan.
3. Maysir yaitu setiap transaksi yang mengandung unsur judi dan spekulatif.
4. Gharar yaitu transaksi yang berpontensi merugikan salah satu pihak karena
ada ketidakjelasan.
5. Haram baik dalam hal barang atau jasa serta aktivitas operasional yang
terkait.
c. Kemaslahatan (maslahah)
Merupakan segala bentuk kebaikan dan manfaat yang berdimensi duniawi dan
11
d. Keseimbangan (tawazun)
Yaitu keseimbangan aspek material dan spiritual, aspek privat dan publik, sector
keuangan dan riil, bisnis dan social, serta keseimbangan aspek kemanfaatan dan
pelestarian.
e. Universalisme (syumuliyah)
Universalisme artinya dilakukan oleh, dengan dan untuk semua pihak yang
Implementasi transaksi yang sesuai dengan paradigma dan azas transaksi syariah,
1. Transaksi hanya dilakukan berdasarkan prinsip saling paham dan saling ridha.
3. Uang hanya berfungsi sebagai alat tukar dan satuan pengukur nilai, bukan sebagai
komoditas.
9. Tidak mengandung prinsip nilai waktu dari uang (time value o f money).
10. Tidak diperkenankan menggunakan standard ganda harga untuk satu akad.
11. Tidak ada distorsi harga melalui rekayasa permintaan (najasy) maupun melalui
12
Laporan keuangan syariah mempunyai identifikasi yang tidak sama dengan laporan
a. Kegiatan komersial
b. Kegiatan sosial
rasional yang digunakan untuk menyediakan informasi yang berguna dalam pengambilan
keputusan dan pengendalian. Akuntansi dalam pemahaman ini berfungsi sebagai benda
mati yang paten seperti teknologi yang konkret, tangile (mudah digunakan), dan value-
free (bebas nilai). Mereka berargumentasi bahwa akuntansi harus memiliki standard
paten yang berlaku secara umum di semua organisasi, tidak bisa dipengaruhi oleh kondisi
local yang bisa menyebabkan keberagaman model akuntansi dan harus bebas nilai (value
free).
13
Karena akuntansi yang tidak bebas nilai/sarat nilai (non-value-free) bisa menyulitkan
dalam memahami informasi yang disampaikan. Oleh karena itu, pendukung akuntansi
B. Pembiayaan Murabahah
Pembiayaan murabahah terdiri dari dua suku kata, yaitu pembiayaan dan murabahah.
berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan
pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan
Pembiayaan secara luas berarti financing atau pembelanjaan, yaitu pendanaan yang
dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri
Murabahah merupakan salah satu bentuk menghimpun dana yang dilakuakan oleh
perbankan syariah, baik untuk kegiatan usaha yang bersifat produktif maupun bersifat
konsumtif.
14
Secara etimologi murabahah berasal dari kata rabh, yang berarti perolehan,
penjualan harus mengungkapkan biaya dan kontak (akad) terjadi dengan margin
Murabahah adalah istilah dalam fiqih islam yang berarti suatu bentuk jual beli
tertentu ketika penjual menyatakan biaya perolehan barang, meliputi harga barang dan
biaya-biaya lain yang di keluarkan untuk memperoleh barang tersebut, dan tingkat
Muhammad Syafi’I Antonio menafsirkan ba’i al-murabahah adalah jual beli barang
Menurut Adiwarman Karim, murabahah adalah akad jual beli barang dengan
menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan
pembeli.
Jual beli murabahah adalah pembelian oleh satu pihak untuk kemudian dijual kepada
pihak lain yang telah mengajukan permohonan pembelian terhadap suatu barang dengan
dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Hal yang
membedakan murabahah dengan penjualan yang biasa kita kenal adalah penjual yang
secara jelas memberitahu kepada pembeli berapa harga pokok barang tersebut dan berapa
besar keuntungan yang diinginkannya. Pembeli dan penjual dapat melakukan tawar-
15
2. Pembiayaan Murabahah dalam PSAK No. 102
Dalam transaksi murabahah ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar transaksi
berdasarkan fatwa dari Dewan Pengawas Syariah (DSN) yang tertuang dalam PSAK No.
102, yaitu:
a. Asset Murabahah
yang telah dibeli oleh penjual mengalami penurunan nilai sebelum diserahkan.
4) Pada saat perolehan, aset murabahah diakui sebagai persediaan sebesar biaya
perolehan.
5) Jika terjadi penurunan nilai setelah perolehan untuk aktiva dalam murabahah
pesanan mengikat, maka penurunan nilai tersebut diakui sebagai beban dan
6) Jika terjadi penurunan nilai setelah perolehan untuk aktiva dalam murabahah
perolehan atau nilai bersih yang dapat direalisasi mana yang lebih rendah.
16
b. Pembayaran murabahah
2) Harga yang disepakati dalam murabahah adalah harga jual, sedangkan biaya
c. Uang muka
Penjual dapat meminta uang muka kepada pembeli sebagai bukti komitmen
pembelian sebelum akad disepakati. Uang muka menjadi bagian pelunasan piutang
murabahah, jika akad murabahah disepakati. Jika akad murabahah batal, maka uang
muka dikembalikan kepada pembeli setelah dikurangi kerugian ril yang ditanggung
oleh penjual.
1) Pada saat akad murabahah, piutang murabahah diakui sebesar biaya perolehan
3) Keuntungan diakui proporsional dengan besaran kas yang berhasil ditagih dari
piutang murabahah.
e. Potongan
melunasi secara tepat waktu atau lebih cepat dari waktu yang disepakati diakui
17
sebagai pengurang keuntungan murabahah. Potongan angsuran murabahah diakui
sebagai berikut:
1) Jika disebabkan oleh pembeli yang membayar secara tepat waktu, maka
f. Denda
dengan akad, dan denda yang diterima diakui sebagai bagian dana kebajikan.
g. Keuntungan murabahah
1) Pada saat terjadinya akad murabahah jika dilakukan secara tunai atau secara
2) Selama periode akad secara proporsional jika akad melampaui satu periode
laporan keuangan.
Pada saat perolehan, aset murabahah diakui sebagai persediaan sebesar biaya
berikut:
18
b) Jika terjadi penurunan nilai aset karena rusak, atau kondisi lainnya
II. Jika murabahah tanpa pesanan atau murabahah pesanan tidak mengikat,
maka:
b) Jika nilai bersih yang dapat direalisasikan lebih rendah dari biaya
murabahah;
d) Pendapatan operasi lain, jika terjadi setelah akad murabahah dan tidak
jika dilakukan secara tunai atau secara tangguh yang tidak melebihi satu
tahun; atau selama periode akad sesuai dengan tingkat risiko dan upaya
19
kepada pembeli yang melunasi secara tepat waktu atau lebih cepat dari
akad, dan denda yang diterima diakui sebagai bagian dana kebajikan.
Hutang yang timbul dari transaksi murabahah tangguh diakui sebagai hutang
murabahah sebesar harga beli yang disepakati (jumlah yang wajib dibayarkan).
Aset yang diperoleh melalui transaksi murabahah diakui sebesar biaya perolehan
murabahah tunai. Selisih antara harga beli yang disepakati dengan biaya
melakukan kewajiban sesuai dengan akad diakui sebagai kerugian. Potongan uang
muka akibat pembeli akhir batal membeli barang diakui sebagai kerugian.
2) Penyajian
Piutang murabahah disajikan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan, yaitu
murabahah.
20
3) Pengungkapan
Keuangan Syariah
Keuangan Syariah.
Dalam Murabahah
Dalam Murabahah
21
e. Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 47/DSN-MUI/II/2005 tentang Penyelesaian
4. Karakteristik Murabahah
pemesanan dari nasabah. Dalam murabahah, bank syariah dapat bertindak sebagai
Murabahah berdasarkan pesanan dapat bersifat mengikat atau tidak mengikat nasabah
untuk membeli barang yang dipesannya. Pembayaran murabahah dapat melakukan secara
tunai atau cicilan. Selain itu, dalam murabahah juga diperkenankan adanya perbedaan
Syarat yang harus dipenuhi dalam transaksi murabahah meliputi hal-hal sebagai
berikut:
a. Jual beli murabahah harus dilakukan atas barang yang telah dimiliki (hak
barang tersebut ada pada penjual sebagai konsekuensi dari kepemilikan yang
timbul dari akad yang sah. Ketentuan ini sesuai kaidah, bahwa keuntungan yang
b. Adanya kejelasan informasi mengenai besarnya modal dan biaya-biaya lain yang
lazim dikeluarkan dalam jual beli pada suatu komoditas, semuanya harus
diketahui oleh pembeli saat transaksi. Ini merupakan suatu syarat sah murabahah.
22
c. Adanya informasi yang jelas tentang keuntungan, baik nominal maupun
persentase sehingga diketahui oleh pembeli sebagai salah satu syarat sah
murabahah.
d. Dalam sistem murabahah, penjual boleh menetapkan syarat pada pembeli untuk
menjamin kerusakan yang tidak tampak pada barang, tetapi lebih baik syarat
Akad murabahah juga mempunyai dua jenis yaitu akad murabahah dengan
pesanan dan akad murabahah tanpa pesanan. Nurhayati dan Wasilah menjelaskan,
setelah ada pemesanan dari pembeli. Berbeda dengan akad murabahah dengan
1) Penjual (Baf)
2) Pembeli (Musytari)
3) Obyek/barang (Mabi ’)
4) Harga (Tsaman)
23
6. Prinsip dan ketentuan umum murabahah
Adapun yang menjadi prinsip dan ketentuan umum dalam pembiayaan murabahah
yaitu:
Dalam murabahah jenis ini, penjual melakukan pembelian barang setelah ada
pemesanan dari pembeli. Murabahah dengan pesanan dapat bersifat mengikat atau
tidak mengikat pembeli untuk membeli barang yang dipesannya. Kalau bersifat
mengikat, berarti pembeli harus membeli barang yang dipesannya dan tidak dapat
membatalkan pesanannya.
Jika aset murabahah yang telah dibeli oleh penjual, dalam murabahah pesanan
penurunan nilai tersebut menjadi beban penjual dan akan mengurangi nilai.
C. Bank Syariah
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
kredit dan/atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan tarif hidup rakyat.
Sedangkan bank syariah adalah bank yang dalam menjalankan kegiatan usahanya
berdasarkan prinsip syariah. Prinsip syariah adalah prinsip hukum islam dalam
24
kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki
Keuangan (PSAK) pengertian bank adalah sebagai berikut: Bank adalah lembaga
yang memiliki dana dan pihak yang memerlukan dana, serta sebagai lembaga yang
Bank Syariah adalah suatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai perantara
bagi pihak yang berkelebihan dana dan pihak berkekurangan dana untuk kegiatan
usaha dan kegiatan lainnya sesuai dengan hukum Islam. Selain itu bank syariah yang
biasa disebut Islamic banking atau interest fee banking, yaitu suatu sistem perbankan
(maisir), dan ketidakpastian atau ketidakjelasan (gharar). Bank syariah tidak dapat
dilepaskan dari asal usul sistem perbankan syariah itu sendiri, karena pada dasarnya
syariat sebagai dasar kehidupan dengan tujuan mendapatkan ridha dari Allah untuk
memperoleh kebaikan dunia dan akhirat. Oleh karena itu apa yang dijalankan dalam
praktek perbankan juga merupakan salah satu aspek muamalah yang harus sesuai
Perubahan Undang-Undang No.7 tahun 1992 adalah Badan Usaha yang menghimpun
25
taraf hidup rakyat banyak. Sedangkan bank syariah menurut PP No. 72 tahun 1992
keuangan yang bergerak dalam bidang perkreditan dan jasa lalu lintas pembayaran
pembiayaan dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang
Dari pengertian bank dan bank syariah tersebut, dapat disimpulkan bahwa bank
syariah adalah lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan
dengan keuangan.
Apabila selama ini dikenal fungsi bank konvensional adalah sebagai intermediary
antara pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana berfungsi
menjalankan jasa keuangan, maka bank syariah selain menjalankan fungsi jasa
26
akad al-wadiah dan dalam bentuk investasi dengan menggunakan akad al-
Mudharabah.
aktivitasnya. Berbagai jenis produk pelayanan jasa yang diberikan oleh bank
penagihan surat berharga, kliring, letter of kredit, inkaso, garansi bank dan
yang halal bagi masyarakat muslim, sistem perbankan syariah diharapkan dapat
semata atau orientasi keuangan dan ekonomi saja. Akan tetapi diwujudkan atas
baik.
27
3. Karakteristik Perbankan Syariah
Bank syariah bukan sekedar bank bebas bunga, tetapi juga memiliki orientasi
bank syariah:
a. Penghapusan Riba
ekonomi islam.
pengusaha
usaha yang tidak mengandung unsur-unsur riba, maisir, gharar, haram, dan zalim.
Karena itu, dalam transaksi penghimpunan dana simpanan berupa giro dan
tabungan, serta investasi dalam bentuk deposito, maupun dalam penyaluran dana
28
berupa pembiayaan oleh perbankan syariah tidak boleh mengandung unsur-unsur
tersebut. Prinsip syariah adalah prinsip hukum islam dalam kegiatan perbankan
D. Kerangka Teoritis
Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani, maka dapat dilihat seperti berikut:
Analisis Penerapan
Akuntansi Murabahah
Sesuai dengan PSAK102
E. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang masalah dan telaah pustaka diatas, maka dapat penulis
kemukakan hipotesis sebagai berikut : ditemukan praktek akuntansi pada PT. BPRS
29
F. Penelitian Terdahulu
Andi Ridwansyah Bahar Putra, transaksi Jual Beli Kendaraan Melalui Bank Syariah
Dengan Menggunakan akad Murabahah. Menyatakan bahwa Ba’I Al-Murabahah
merupakan salah satu pembiayaan jual beli pada bank syariah, di mana bank selaku pihak
penjual mencari barang yang diinginkan atau yang dipesan oleh pihak nasabah selaku
pembeli. Tetapi dalam praktiknya, nasabah yang ingin mengajukan permohonan
pembiayaan pada bank syariah maka nasabah tersebut harus terlebih dahulu mencari
kendaraan yang ingin dibiayai oleh bank.
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Berhubungan dengan judul penelitian, maka penelitian ini dilakukan dengan metode
yakni suatu penelitian yang menggunakan tampilan yang berupa kata-kata lisan maupun
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani yang
C. Definisi Operasional
Untuk memperjelas indikator yang digunakan dalam penulisan ini akan diberikan
suatu rumusan mengenai definisi operasional, yaitu penjelasan secara operasional dan
variabel-variabel yang akan diteliti PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta
ini metode pencatatan yang diterapkan oleh PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
Puduarta Insani yaitu pengakuan dan pengukuran pada saat perolehan, asset murabahah
32
D. Sumber Data
Adapun rincian data yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian ini antara lain:
1. Gambaran umum atau Sejarah Berdirinya Data tentang Struktur Organisasi PT.
E. Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sekunder. Data sekunder adalah data
yang diperoleh dari bahan-bahan yang tersedia dibuku-buku, jurnal dan sumber lainnya
yang berhubungan dengan penelitian ini. Jenis data yang digunakan peneliti dalam
Data kualitatif ini adalah yang berbentuk kata, kalimat dan gambar. Jenis data
kualitatif ini adalah data sekunder yaitu data yang telah mengalami proses pengolahan
oleh sumbernya.
Teknik pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian dari penulisan proposal
dengan cara membuat salinan, mencatat serta mengutip data-data dari sumber
langsung yaitu pegawai PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani.
33
b. Wawancara (interview), yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan
wawancara sehingga terjadi tanya jawab secara lisan dengan staff atau pihak-
pihak yang berhubungan dengan objek yang diamati, dimana teknik ini
mempelajari teori dan informasi yang erat hubungannya dengan penelitian sebagai
pedoman pokok untuk mencari data di lapangan yaitu dengan metode judul
skripsi.
G. Analisis Data
Dalam suatu penelitian diperlukan suatu alat analisis sebagai unsur terpenting
dimana penentuan atas alat analisis dilakukan secara tepat agar permasalahan yang
dihadapi dapat diukur dan dipecahkan. Untuk melakukan analisis penerapan akuntansi
syariah berdasarkan PSAK 102 Tentang Pembiayaan Murabahah pada PT. Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani, maka penulis menggunakan alat analisis
Insani.
Proses analisis data yang dilakukan peneliti adalah melalui tahap-tahap sebagai
berikut:
34
1. Pengumpulan data, dimulai dari berbagai sumber yaitu dari beberapa informan,
dan pengamatan langsung yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, transkip
wawancara, dan dokumentasi. Setelah dibaca dan dipelajari serta ditelaah maka
Penelitian ini membandingkan hasil wawancara dan catatan lapangan dengan PSAK
35
RENCANA DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah..............................................................................
C. Tujuan Penelitian...............................................................................
D. Manfaat Penelitian.............................................................................
E. Sistematika Penulisan.......................................................................
A. Akuntansi Syariah...............................................................................
1. Karakteristik Akuntansi Syariah...................................................
B. Pembiayaan Murabahah................................................................
4. Karakteristik Murabahah..............................................................
C. Bank Syariah.........................................................................................
36
1. Pengertian Bank Syariah.................................................................
D. Kerangka Teoritis...................................................................................
E. Hipotesis.....................................................................................................
F. Penelitian Terdahulu................................................................................
A. Pendekatan Penelitian..............................................................................
B. Lokasi Penelitian....................................................................................
C. Definisi Operasional...............................................................................
E. Jenis Data...............................................................................................
3. Struktur Perusahaan.........................................................................
37
C. Analisis Data Penelitian.........................................................................
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................
B. Saran........................................................................................................
38
DAFTAR PUSTAKA
39
Sri Nurhayati dan Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia Edisi 3. Jakarta:
Salemba Empat, 2013
Suhendi, Hendi, Fiqih Muamalah. Jakarta: Sinar Grafika, 2010, Ed.Ke 1, Cet.Ke 2
Syafi Antonio, Muhammad, Bank Syariah dari teori dan praktek, cet 1. Jakarta:
Gema Insani Press, 2011
Undang-undang Perbankan No. 10 Tahun 1998
UU RI No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah, Pasal 1 Ayat 12
Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Banking. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010
Zainuddin Ali, Hukum Perbankan Syariah. Jakarta: Sinar Grafika, 2010.
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52