Disusun Oleh:
AHWAL ASY-SYAKHSIYYAH
FAKULTAS SYARI’AH
SEMARANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengembangan sistem perbankan syariah di Indonesia dilakukan dalam kerangka dual-
banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka Arsitektur Perbankan
Indonesia (API), untuk menghadirkan alternatif jasa perbankan yang semakin lengkap
kepada masyarakat Indonesia. Secara bersama-sama, sistem perbankan syariah dan
perbankan konvensional secara sinergis mendukung mobilisasi dana masyarakat secara lebih
luas untuk meningkatkan kemampuan pembiayaan bagi sektor-sektor perekonomian
nasional.
Karakteristik sistem perbankan syariah yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil
memberikan alternatif sistem perbankan yang saling menguntungkan bagi masyarakat dan
bank, serta menonjolkan aspek keadilan dalam bertransaksi, investasi yang beretika,
mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi, dan
menghindari kegiatan spekulatif dalam bertransaksi keuangan. Dengan menyediakan
beragam produk serta layanan jasa perbankan yang beragam dengan skema keuangan yang
lebih bervariatif, perbankan syariah menjadi alternatif sistem perbankan yang kredibel dan
dapat dinimati oleh seluruh golongan masyarakat Indonesia tanpa terkecuali.
Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan hikmah sekaligus berkah
pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-1998. Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan
moneter sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis multi-dimensi termasuk di panggung
politik nasional, telah menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap
seluruh sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut,
industri perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami krisis
luar biasa. Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan merestrukturisasi dan
merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas,maka secara umum rumusan masalah
pada makalah ini adalah sebagai berikut :
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dalam pembahasan makalah ini, yang berjudul “Laporan hasil observasi Bank
Syariah Mandiri” berdasarkan rumusan masalah di atas antara lain
KAJIAN PUSTAKA
Secara sederhana, murabahah berarti suatu penjualan barang seharga barang tersebut
ditambah keuntungan yang disepakati. Murabahah dilaksanakan atas dasar saling rela atau
suka sama suka dengan tidak keluar dari aturan agama Islam. Didalamnya tidak terdapat
penipuan dan ketidak jujuran, dan yang pasti saling terbuka adalah salah satunya syarat
dalam pelaksanaan sistem murabahah.
Menurut Abdul Mannan (1997 : 164), bahwa murabahah adalah kontrak yang
bedasarkan perhitungan biaya ditambah sesuatu atau cost plus. Dalam hal ini berarti ada
tambahan diluar dari harga pokok.
Menurut Warkum Sumitro (1996 : 36), murabahah adalah persetujuan jual beli sesuatu
barang dengan harga sebesar harga poko ditambah dengan keuntungan yang disepakati.
Kesepakatan ini termasuk dengan pembayaran yang ditangguhkan dan juga meliputi cara
pembayaran seekaligus.
Menurut A. Karnaen Purwaatmaja dan Syafi’i Antonio (1992 : 26), murabahah berarti
pembiayaan yang diberikan kepada nasabah dalam rangka pemenuhan modal dan lebih
jelasnya lagi adalah suatu sistem yang meliputi tata cara pembagian hasil usaha antara
penjual dan pembeli, pembagian hasil usaha ini dapat terjadi antara bank dengan nasabah.
Bai’al murabahah adalah jual-beli barang pada harga asal dengan tambahan
keuntungan yang disepakati. Dalam bai’al murabahah penjual harus memberitahu harga
produk yang ia beli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya.Jadi
singkatnya murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan
dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli akad ini merupakan
salah satu bentuk natural certainty contract, karena dalam murabahah ditentukan
beberapa required of profitnya (keuntungan yang ingin diperoleh). Karena dalam definisinya
disebut adanya “keuntungan yang disepakati”, karakteristik murabahah adalah sipenjual
harus memberi tahu pemberian tentang harga pembelian barang dan menyatakan jumlah
keuntungan yang ditambahkan pada biaya tersebut.
Selama akad belum berakhir maka harga jual beli tidak boleh berubah. Apabila terjadi
perubahan maka akad tersebut akan menjadi batal. Cara pembayaran jangka waktunya
disepakati angsuran ini disebut bai’bi tsaman ajil.
Melalui akad murabahah ini nasabah atau konsumen dapat memenuhi kebutuhan untuk
memperoleh dan memiliki barang yang dibutuhkan tanpa harus menyediskan uang tunai
lebih dulu. Dengan kata lain nasabah atau konsumen telah memperoleh pembayaran dari
bank atau lembaga non bank. (Drs. Zainul Arifin : 2006 : 23).
B. Dasar Hukum
Yang dijadikan hukum tentang murabahah adalah Q.S Al-Baqarah ayat 275, yaitu
“…Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”.(Al-Qur’an dan
terjemah : Depag RI).
Dari ayat di atas telah jelas bahwa jual beli itu dihalalkan dan riba itu di haramkan. Dalam
surat lain An-nisa, ayat 29 yang dijadikan landasan hukum tentang murabahah adalah :
“Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu memakan harta sesama dengan jalan
yang bathil, kecuali dengan perniagaan yang berlangsung dengan suka sama suka diantara
kamu”. (Al-Qur’an dan terjemah : Depag RI).
Dalam ayat tersebut dikemukakan bahwa dasar menjadikan perniagaan hal perniagaan
adalah saling ridho antara kedua belah piahak walau terdapat keuntungan yang banyak.
Jual beli hanya dengan saling ridho atau dengan kata lain suka sama suka. Oleh karena
suka sama suka (kerelaan) itu adalah termasuk jual beli secara al murabahah diatas, hanya
untuk barang atau produk yang telah dikuasai atau dimiliki penjual pada waktu negosiasi
dan berkontrak.Jamian adalah salah satu syarat diantara sekian banyak syarat yang telah
ditentukan dalam pembiayaan murabahah.. Jaminan diperlukan untuk memperkecil resiko-
resiko yang merugikan bank serta untuk melihat kemampuan nasabah dalam menanggung
pembayaran kembali atas hutang yang diterima dari bank.
Dalam surat al-baqarah ayat 283 yang menjadi landasan hukum tentang jaminan
adalah :
“Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu’amalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak
memperoleh seorang penulis, Maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegan (oleh
yang berpiutang). akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, Maka
hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia
bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan
persaksian. dan barangsiapa yang menyembunyikannya, Maka Sesungguhnya ia adalah
orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Al-
Qur’an dan terjemah : Depag RI).
Maksud ayat diatas adalah “apabila sedang bermuamalah tidak secara tunai sedangkan
tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipeganga
(jaminan)” maksudnya ; apabila Barang tanggungan itu diadakan bila satu sama lain tidak
saling mempercayai. Namun apabila saling mempercayai antara pemberi pinjaman dan
peminjam maka tidak diharuskan adanya tanggungan. (Al-quran Digital : 1 : 283
“www.alqur’an-digilat.com”).
Jadi jaminan dalam pembiayaan murabahah ini sifatnya mengikat yaitu menghindari
agar si peminjam atau si pemesan tidak main-main dengan pesanannya.
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Bank Jateng Syariah KCP Syariah Semarang
Barat Alamat : Jl. Prof Dr. Hamka No.100 Tambak Aji, Ngaliyan, Semarang
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Bank Jateng Syariah dengan waktu sebagai berikut:
1. Observasi
Dalam penelitian ini observasi akan dilakukan dengan cara peneliti langsung terjun
kelapangan tepatnya di Kantor Bank Jateng Syariah KCP Syariah Semarang Barat
Alamat : Jl. Prof Dr. Hamka No.100 Tambak Aji, Ngaliyan, Semarang
2. Wawancara
3. Tinjauan Pustaka
C. SUMBER DATA
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari tempat
penelitian (lokasi penelitian) dan merupakan data yang diperoleh dari sumber
pertama yaitu seperti hasil wawancara dan observasi yang berupa keterangan-
keterangan dari pihak-pihak yang terkait. Hal ini untuk mendapatkan informasi
mengenai observasi tentang prinsip syariah yang ditanamkan di Bank terutama bank
jateng syariah
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh peneliti bukan dari cara peneliti
sendiri tetapi dikumpulkan oleh orang lain.Dalam data sekuder ini peneliti
menggunakan literatur-literatur dari internet
Tehnik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian in adalah analisa Deskriptif
kualitatif, yaitumenganalisis data-data yang sudah terkumpul kemudian mengkaitkan antara
data-data yang sudah terkumpul dari proses pengumpulan data yaitu melalui wawancara dan
observasi dengan sumber datanyamula-mula dilakukan penyusunan kategori-kategori yang
sesuai dengan kualifikasi yang ada. Setelah kategori tersusun kemudian dihubungkan
dengan satu yang lain sehingga membentuk tipologi yang berhubungan dengan pemikiran
yang teliti. Dalam penerapannya, tehnik ini digunakan untuk menganalisa Produk dan
pembiayaan Bank Jateng Syariah.
BAB IV
PEMBAHASAN
Bank Jateng Syariah merupakan Unit Bisnis yang dibentuk oleh Bank Jateng guna
memenuhi kebutuhan masyarakat akan produk dan jasa perbankan berbasis syariah. Unit
Usaha Syariah Bank Jateng resmi dibuka pada tanggal 26 April 2008, berkantor pusat di
Kota Semarang yaitu di Gedung Grinatha Lt. IV, Jl. Pemuda No. 142 Semarang.
Pada awal operasionalnya, Bank Jateng Syariah membuka Kantor Cabang Syariah
pertama di Surakarta dan mulai operasional pada tanggal 21 Mei 2008 di Jl. Slamet Riyadi
No. 236 Surakarta. Sampai dengan bulan Oktober 2016, Bank Jateng Syariah telah
mengoperasionalkan 4 (empat) Kantor Cabang Syariah, 9 (Sembilan) Kantor Cabang
Pembantu Syariah, 7 (tujuh) Kantor Kas Syariah, 145 Layanan Syariah (Office Chanelling)
yang tersebar diseluruh wilayah Jawa Tengah. Selain itu Nasabah-nasabah Bank Jateng
Syariah juga dapat melakukan transaksi tarik-setor rekening tabungan di Seluruh Kantor
Cabang, Kantor Cabang Pembantu maupun Kantor Kas Bank Jateng di Seluruh Wilayah
Jawa Tengah. Disamping kemudahan akses layanan dimaksud, beragam produk dan jasa
keuangan perbankan dengan prinsip syariah juga dapat dinikmati oleh nasabah, baik produk
pembiayaan, pendanaan maupun jasa lainnya dengan fitur dan layanan yang sangat bersaing.
Dewan Pengawas
Syariah (DPS) :
Ketua : Prof. Dr. H. Ahmad
Rofiq, MA
Anggota : Drs. Tafsir, M.Ag
B. PRODUK DAN LAYANAN
1. SIMPANAN
a. Tabungan iB Bima
Manfaat:
2) Mendaptkan kartu ATM yang berfungsi sebagai kartu ATM dan Kartu debit
dijaringan ATM Bank Jateng dan ATM Bersama serta ATM Prima
Fitur :
Biaya:
1) Biaya Administrasi Rekening/Bulan = Rp. 0,-
2) Biaya Administrasi ATM/Bulan = Rp. 3.000,-
3) Biaya Tutup Rekening = Rp. 10.000,-
c. Tabungan iB Haji
iB Tabung Haji adalah titipan dana nasabah secara berjangka berdasarkan akad
Wadiah Yad Dhamanah (titipan murni dari penitip yang harus dijaga) yang
ditujukan untuk niat pergi haji. Minimal usia 12 tahun sudah bisa daftar haji dengan
rutin menabung minimal 1 juta/ bulan selama 3 tahun, niscaya sudah bisa naik haji
di tahun ke 20. Daftarkan Haji Sekarang semakin muda semakin cepat semakin
baik.
Manfaat :
Syarat Haji
d. Depiosito iB
Produk simpanan dana berjangka waktu tertentu dalam mata uang rupiah.
Manfaat
1) Investasi deposito dapat dilakukan di seluruh kantor Bank Jateng dan Bank
Jateng Syariah.
2) Mendapatkan bagi hasil yang kompetitif.
3) Bagi hasil dapat menambah pokok deposito atau dipindahbukukan.
4) Dapat digunakan sebagai jaminan pembiayaan.
5) Terjamin dan aman.
Syarat Pembukaan:
e. Giro iB
Manfaat
1) Transaksi online di seluruh kantor Bank Jateng dan Bank Jateng Syariah.
2) Mendapatkan bonus giro sesuai kebijakan bank.
3) Setoran dan penarikan dapat dilakukan sewaktu-waktu melalui cek atau bilyet
giro.
Biaya
a. iB Griya
Keunggulan
b. iB Multiguna
Pembiayaan dengan akad murabahah untuk pembelian barang konsumtif
seperti peralatan elektronik, perabot rumah tangga, dan kendaraan bermotor baru atau
bekas, yang tidak bertentangan dengan syariah.
Keunggulan
1) Usia pemohon minimal 21 tahun atau 18 tahun bagi yang sudah menikah.
2) Saat pembiayaan jatuh tempo maksimal berusia 65 tahun atau belum pensiun.
3) Nasabah Perorangan. Berstatus karyawan tetap, Anggota TNI/Polri,
Kepala/Wakil Kepala Daerah, Anggota DPR/DPRD, Profesional, dan
Wiraswasta
c. iB Pembiayaan Umroh
Pembiayaan dengan akad ijarah untuk melunasi biaya perjalanan umroh.
Keunggulan
1) Usia pemohon minimal 21 tahun atau sudah menikah. Saat pembiayaan jatuh
tempo maksimal berusia 65 tahun atau belum pensiun.
2) Nasabah Perorangan. Berstatus karyawan tetap, Anggota TNI/Polri,
Kepala/Wakil Kepala Daerah, Anggota DPR/DPRD, Profesional, dan
Wiraswasta.
d. iB Rahn Emas
Fasilitas pembiayaan dengan akad qardh untuk kebutuhan dana tunai dengan
jaminan emas.
Keunggulan
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Seperti Bank konvensional, awal memasuki bank Jateng Syariah disambut oleh pak
satpam. Namun, bedanya kalau bank konfen menyapa dengan ”Permisi, apakah ada yang
bisa kami bantu?’. dengan Bank Syariah yakni awal Sebelum menanyakan keperluan dari
nasabah satpam ataupun teller dan Custumer services menyapa dengan salam
“Assalamu’alaikum, ada yang bisa kami bantu?”
Selanjutnya mengenai Pelayanan, karena saya datang ke Bank Jateng Syariah dengan
Tujuan Membuka rekening baru, CS (custemer service) menjelaskan produk dan
menerangkan layanan-layanan yang ada. Ketika proses pembuatan rekening.
Ada yang berbeda dengan syarat pemnbuatan rekening, jika bank konfen hamya
menggunakan KTP, di bank jateng menggunakan KTP dan Kartu identitas yang jelas. dalam
hal ini saya tidak membawa kartu identitas, ketika selesai secara administratif pembuatan
rekening, ATM berserta tabungan disandra dahulu oleh pihak bank jateng, baru bisa diabill
ketika sudah menunjukan Kartu identitas, dalam hal ini saya menggunakan kartu Tanda
Mahasiswa.
Ketika saya sudah bisa menunjukan Kartu Tanda Mahasiswa, baru kemudian
diserahkan ATM dan Buku rekening tabungan dalam amplop. Hal yang menarik disini ATM
sudah diregestrasi dan nomor pin dan digit sudah diaktifkan oleh petugas namun kode pin
tersebut terpisah dalam satu amplop dan hanya pemilik yang sah yang boleh membuka pin
tersebut. Dan dihimbau oleh CS agar segera mengganti pin yang baru.
Setelah saya selesai dan keluar dari bank, saya langsung menuju ATM, langkah
pertama yang saya lakukan merobek/ membuka amplop pin kemudain saya masukan ATM
ke mesin ATM, saya pun menekan pin yang sudah diseduiakan, kemudaian saya membuka
saldo. sete;ah itu ada peringatan “ubah pin” kemudain saya ubah. dan setelah diubah,
kemudian saya cek saldo saldo yg tertera Rp 15.000. sebelumnya sudah dijelaskan Saldo
awal yg saya tabung senilai Rp 65.000, saldo yang mengendap Rp. 50.000
B. Kritik danSaran
dalam pembuatan laporan ini pemakalah menyadari bahwa dalam laporan ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, pemakalah mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca demi penyempurnaan laporan observasi ini. Pemakalah
berharap hasil observasi ini dapat bermanfaat khususnya bagi pemakalah dan umumnya bagi
para pembaca. Amiin….
DAFTAR PUSTAKA
http://tholibpoenya.blogspot.com/2015/01/laporan-observasi-bank-syariah-mandiri.html
Brosur-Brosur