Aulia Puspita
1215210234
Puspita.aulia0203@gmail.com
ABSTRAK
Jurnal ini membahas tentang pembiayaan dalam konteks bank syariah dan berbagai jenis akad
yang digunakan dalam transaksi keuangan syariah. Analisis mendalam dilakukan terhadap
peran bank syariah dalam menyediakan pembiayaan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah,
serta pemahaman yang lebih baik tentang jenis-jenis akad yang digunakan dalam praktik
perbankan syariah. Melalui tinjauan literatur, jurnal ini memberikan pemahaman yang
komprehensif tentang konsep, prinsip, dan implementasi pembiayaan syariah serta berbagai
akad yang digunakan, seperti murabahah, mudharabah, musyarakah, ijara, dan lainnya.
Implikasi praktis dari pembiayaan syariah dan pentingnya pemahaman yang baik tentang
jenis-jenis akad tersebut juga dibahas. Kesimpulannya, jurnal ini memberikan kontribusi
penting bagi pemahaman lebih lanjut tentang peran bank syariah dalam ekonomi serta
praktik-praktik keuangan syariah yang berbasis pada prinsip-prinsip etika Islam.
ABSTRACT
This journal discusses financing in the context of Islamic banks and various types of
contracts used in Islamic financial transactions. An in-depth analysis was carried out on the
role of Islamic banks in providing financing in accordance with sharia principles, as well as
a better understanding of the types of contracts used in Islamic banking practices. Through a
literature review, this journal provides a comprehensive understanding of the concepts,
principles and implementation of sharia financing as well as the various contracts used, such
as murabahah, mudharabah, musyarakah, ijara and others. The practical implications of
sharia financing and the importance of a good understanding of these types of contracts are
also discussed. In conclusion, this journal makes an important contribution to further
understanding of the role of Islamic banks in the economy as well as Islamic financial
practices based on Islamic ethical principles.
PENDAHULUAN
Kesadaran bahwa bank Islam adalah solusi masalah ekonomi untuk mencapai kesejahteraan
sosial telah muncul, namun upaya nyata yang memungkinkan implementasi praktis gagasan
tersebut nyaris tenggelam dalam lautan sistem ekonomi dunia yang tidak bisa melepaskan diri
dari bunga. Walaupun demikian, gagasan tersebut terus berkembang meski secara perlahan.
Beberapa uji coba terus dilakukan mulai dari bentuk proyek yang sederhana hingga
kerjasama yang berskala besar. Dari upaya ini para pemrakarsa bank Islam dapat memikirkan
untuk membuat infrastrukstur sistem perbankan yang bebas bunga.
Meskipun perbankan syariah tersebut relatif baru di Indonesia, akan tetapi pertumbuhannya
dari tahun ke tahun-baik dari sisi jumlah banknya maupun ekspansi penghimpunan dana dan
pembiayaannyacukup signifikan dalam memberikan kontribusi pada market share perbankan
nasional. Hal ini menjadi fenomena yang terus dicermati kalangan bisnis karena merupakan
peluang yang sangat prospektif untuk terus dikembangkan, mengingat bahwa penduduk di
Indonesia yang mayoritas muslim merupakan pasar yang cukup potensial bagi perkembangan
perbankan syariah.
Dari sisi operasional, meskipun mengalami siklus yang fluktuatif namun secara keseluruhan
selama periode yang sama kinerja perbankan dan unit-unit pembiayaan syariah di Indonesia
tiap tahunnya terus membukukan laba yang signifikan serta mengalami pertumbuhan laba
positif. Pada tahun 2007 perolehan laba yang berhasil dibukukan perbankan dan unit-unit
pembiayaan syariah sebesar Rp 540 miliar. Perolehan laba ini memang bisa dikatakan masih
relatif kecil bila dibandingkan dengan jumlah lembaganya. Tetapi seiring meningkatnya
kepercayaan masyarakat kepada lembaga keuangan berbasis syariah, laba yang berhasil
dibukukan perbankan dan unit-unit pembiayaan syariah hingga tahun 2013 telah mencapai
sebesar Rp 3.278 miliar.
Kata pembiayaan syariah berasal dari kata “Biaya” yang bearti , mengeluarkan dana untuk
keperluan sesuatu . sedangkan pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang
dipermudahkan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan
pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan
tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil .
Pembiayaan juga bearti kepercayaan (trust), maksudnya bank atau Lembaga keuangan
syariah menaruh kepercayaan kepada seseorang atau peusahaan untuk melaksanakan Amanah
yang diberikan berupa pemberian dana dan mengelolanya dengan benar adil dan disertai
ikatan dan syarat-syarat yang jelas dan saling menguntungkan kedua belah pihak . hal ini
mengacu pada firman Allah SWT :
ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا اَل َتْأُك ُلْٓو ا َاْم َو اَلُك ْم َبْيَنُك ْم ِباْلَباِط ِل ِآاَّل َاْن َتُك ْو َن ِتَج اَر ًة
َع ْن
َتَر اٍض ِّم ْنُك ْۗم َو اَل َتْقُتُلْٓو ا َاْنُفَس ُك ْۗم ِاَّن َهّٰللا َك اَن ِبُك ْم َرِح ْيًم
Artinya : “ Hai orang-orang yang beriman , janganlah kamun saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang bathil , kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan
suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu sesungguhnya Allah
adalah Maha Penyayang kepadamu . (Q.S AN-Nisa’ [4]:29).
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank Syariah dan / atau UUS dan pihak lain
yang mewajibkan pihak yang dibiayai dan/atau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan
dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan , atau bagi
hasil . berdasarkan pengertian pembiayaan di atas, penyaluran dana yang dilakukan bank
syariah atau lembaga keuangan syariah harus dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip syariah .
menurut Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan Syariah pasal 1 ayat
12menyatakan bahwa prinsip syariah adalah prinsip hukum islam dalam kegiatan perbankan
berdasarkan fatwa di bidang syariah. Selain berdasarkan prinsip syariah perbankan syariah
dan Lembaga keuangan syariah juga berazazkan prinsip demokrasi ekonomi dan prinsip
kehati-hatian .
Menurut mardani pembiayaan syariah merupakan proses peredaran dana oleh Lembaga
keuangan syariah untuk diberikan kepada nasabah dengan prinsip syariah pembiayaan
syariah terdiiri dari berbagai jenis seperti jual beli , bagi hasil , sewa menyewa , pinjam
meminjam .
Jenis pembiayaan pada bank syariah akan diwujudkan dalam bentuk aktiva produktif dan
aktiva non produktif yaitu :
Jenis aktiva produkrif bank syariah dialokasikan dalam pembiayaan sebagai Pembiayaan
dengan prinsip bagi hasil. Untuk jenis pembiayaan dengan prinsip ini meliputi:
a. Pembiayaan mudharabah
Pembiayaan mudharabah adalah perjanjian antara penanam dana untuk melakukan
kegiatan usaha tertentu, dengan pembagian keuntungan antara kedua belah pihak
berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya. Dengan aplikasi pembiayaan
modal, pembiayaan proyek dan pembiayaan ekspor.
b. Pembiayaan musyarakah
Pembiayaan musyarakah adalah perjanjian diantara para pemilik dana modal untuk
mencampurkan dana/modal berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya
dengan aplikasi modal kerja dan pembiayaan ekspor.
1 Pembiayaan dengan prinsip jual beli (piutang). Untuk pembiayaan dengan jenis
prinsip ini meliputi:
a. Pembiayaan murabahah
Pembiayaan murabahah adalah perjanjian jual beli antara bank dan nasabah
dimana bank syariah membeli barang yang diperlukan oleh nasabah dan
kemudian menjualnya kepada nasabah yang bersangkutan sebesar harga
perolehan ditambah dengan margin/keuntungan yang disepakati antara bank
syariah dan nasabah. Dengan aplikasi pembiayaan investasi/barang modal,
pembiayaan konsumtif, pembiayaan modal kerja dan pembiayaan ekspor.
b. Pembiayaan salam
Pembiayaan salam adalah perjanjian jual beli barang dengan cara pemesanan
dengan syarat-syarat tertentu dan pembayaran harga terlebih dahulu. Dengan
aplikasi pembiayaan sektor pertanian dan prduk manufacturing
c. Pembiayaan istishna
Pembiayaan istishna adalah perjanjian jual beli dalam bentuk pemesanan
pembuatan barang dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati
antara pemesanan dan penjual. Dengan aplikasi pembiayaan konstruksi/
proyek/ produk manufacturing.
2. Pembiayaan dengan prinsip sewa. Untuk jenis pembiayaan ini diklasifikan menjadi
pembiayaan :
a). Pembiayaan ijarah
Pembiayaan ijarah adalah perjanjian sewa menyewa suatu barang dalam waktu
tertentu melalui pembayaran sewa. Dengan aplikasi pembiayaan sewa.
3. Jenis aktiva tidak produktif yang berkaitan dengan aktifitas pembiayaan adalah
berbentuk pinjaman:
1. Pinjaman Qardh
Pinjaman Qardh atau talangan adalah penyediaan dana atau tagihan antara
bank syariah dengan pihak peminjam yang mewajibkan pihak peminjam
melakukan pembayaran sekaligus atau cicilan dalam jangka waktu tertentu.
KESIMPULAN
Konsep Pembiayaan dalam perbankan syariah tidak menggunakan transaksi yang berupa
utang piutang dengan konsekuensi bunga, akan tetapi menggunakan transaksi yang berupa
sharing modal dengan sistem bagi hasil atau transaksi jual beli dengan margin keuntungan
dan sewa serta fee untuk transaksi yang bersifat jasa. Dalam pelaksanaan pembiayaan, bank
syari’ah harus memenuhi dua aspek yang sangat penting. Pertama, aspek syar’i, di mana
dalam setiap realisasi pembiayaan kepada para nasabah, bank syari’ah harus tetap
berpedoman pada syari’at Islam (anatara lain tidak mengandung unsur maysir, garar, riba,
serta bidang usahanya harus halal). Kedua, aspek ekonomi, yaitu dengan tetap
mempertimbangkan perolehan keuntungan, baik bagi bank syari’ah maupun bagi nasabah
bank syari’ah. Ada tiga prinsip dalam melakukan akad pada bank syari’ah, yaitu: pertama,
prinsip bagi hasil; kedua, prinsip jual beli; ketiga, prinsip sewa.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pengembangan Perbankan Syariah Institut Bankir Indonesia, Bank Syariah: Konsep,
Produk dan Implementasi Operasional, Penerbit Djambatan, Jakarta, 2001.
Rahadi Kristiyanto, SH, Jurnal Law reform April 2010. Vol. 5. No.1
Anshori, Abdul Ghofur, Kapita Selekta Perbankan Syariah di Indonesia, Yogyakarta: UII
Press, 2008.
Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005.
Suhartono Zulkifli, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah, Jakarta: Zikrul Hakim,
2003.