Anda di halaman 1dari 16

1

A. Latar Belakang Masalah

Akad mudarabah adalah akad antara pemilik modal dengan pengelola

modal, dengan ketentuan bahwa keuntungan diperoleh dua belah pihak sesuai

dengan kesepakatan. Pada prinsipnya akad Mudarabah diperbolehkan dalam

agama Islam, karena untuk saling membantu antara pemilik modal dengan

pemgelola modal.

Perekonomian yang berbasis pada nilai-nilai dan prinsip syariah sudah

cukup lama dinantikan umat Islam di indonesia maupun dari belahan dunia

lainnya. Penerapan nilai-nilai dan prinsip syariah dalam segala aspek

kehidupan dan aktivitas transaksi antar ummat Islam didasarkan pada aturan

aturan syariah sudah cukup lama diperjuangkan dan diharapkan eksis dalam

pembangunan ekonomi. Keinginan ini didasari oleh suatu kesadaran untuk

menerapkan islam secara kaffah dalam segala aspek kehidupan. Salah satu

aspek kehidupan yang sering diakukan adalah bermuamalah,salah satunya

adalah transaksi dalam perbankan yakni pembiayaan.1

Pembiayaan Mudarabah sudah diterapkan dilembaga keuangan

syariah seperti halnya di BPRS Bhakti Sumekar Cabang Lenteng, dalam hal ini

sebagai lembaga keuangan syariah yang dasar hukumnya diatur oleh syariat

Islam maka harus jelas nisbah bagi hasilnya dan benar cara

mengaplikasiannya,terutama dalam penentuan nisbah bagi hasil dalam

Pembiayan Mudarabah dimana BPRS Bhakti Sumekar Cabang lenteng tidak

1
Try Subakti, “Akad Pembiayaan Mudharabah Perspektif Hukum Islam” (Junrejo-
Batu :.Literasi Nusantara, Februari 2019), 4.
2

merembukkan terlebih dahulu kepada nasabah tentang besaran bagi hasilnya,

misalkan bagi hasil 40-60 atau 50-50 yang harus diperjelas di perjanjian awal

atau akad awal antara lembaga keuangan syariah dan nasabah yang melakukan

Pembiayaan Mudarabah. Namun Penentuan nisbah bagi hasinya ini dilakukan

sepihak oleh BPRS Bhakti Sumekar Cabang Lenteng tanpa berkomunikasi

terlebih dahulu tentang besaran yang akan dibagikan atau nisbah bagi hasilnya,

hal ini sudah melenceng dari ekonomi Islam.

Isu yang beredar bahwa bank syariah khususnya BPRS Bhakti

Sumekar Cabang Lenteng dalam penerapan Pembiayaan Mudarabah di

penentuan nisbah bagi hasilhanya dilakukan sepihak oleh pihak bank tanpa dan

tentunya pasti lebih besar milik bank nisbah bagi hasilnya. Hal ini Jika mau

berpedoman kepada ekonomi Islam maka dalam hal transaksi yang berkaitan

ekonomi tidak boleh ada yang dirugikan dari salah satu pihak sebab jika ada

yang dirugikan maka menghilangkan makna syariah sebab Islam mengajarkan

keadilan, sebab jika keadilan dihilangkan maka sudah dalam kategori

menghilangkan nilai ekonomi Islam.

Dalam penelitian ini mau mengetahui bagaimana cara penentuan

nisbah bagi hasilnya dalam pembiayaan Mudarabah di BPRS Bhakti Sumekar

Cabang Lenteng. Sebab fakta dilapangan menjunjukkan bahwa pihak BPRS

Bhakti Sumekar Cabang Lenteng besaran nisbah bagi hasil dilakukan sepihak.

Tanpa terlebih dahulu berkomunikasi dengan nasabah, maka dalam hal ini

sudah melenceng dari teori ekonomi islam maka dalam praktiknya sudah tidak
3

sesuai dengan teori yang ada.maka dalam pembagian nisbah bagi hasil perlu di

analisis kembali apakah sudah sesuai dengan perspektif Islam atau tidak.

Pentingnya penelitian ini supaya calon nasabah yang akan mendatang

mengetahui cara penentuan nisbah bagi hasilnya dan mengetahui sistem

penentuan nisbah bagi hasil dalam pembiayaan Mudarabah di BPRS Bhakti

Sumekar Cabang Lenteng agar bisa menambah wawasan lebih luas mengenai

pembiayaan Mudarabah, harapan dari peneliti bank syariah harus berdiskusi

terlebih dahulu dengan nasabah untuk melakukan besaran penentuan nisbah

bagi hasil. Dan penelitian ini dilakukan untuk mengatasi akan masalah ini dan

mengetahui sistemnya dalam penentuan nisbah bagi hasil. maka dalam hal ini

dilakukan penelitian dengan judul “Penentuan Nisbah Bagi Hasil Dalam

Pembiayaan Mudarabah Perspektif Ekonomi Islam” (Studi Kasus BPRS

Bhakti Sumekar Cabang Lenteng).SS

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sistem penentuan nisbah bagi hasil dalam perspektif Islam

dalam Pembiayaan Mudarabah di BPRS Bhakti Sumekar Cabang Lenteng ?

2. Bagaimana analisis ekonomi syari’ah terhadap sistem penentuan nisbah bagi

hasil pada Pembiayaan Mudarabah di BPRS Bhakti Sumekar Cabang

Lenteng ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan penelitian untuk mengetahui sistem penentuan nisbah bagi hasilnya

dalam pembiayaan mudarabah dalam pengaplikasian dan transaksinya.

Dalam tujuan ini membangun kesadaran lembaga keuangan syariah


4

khususnya BPRS Bhakti Sumekar Cabang Lenteng agar dalam penentuan

besaran nisbah bagi hasilnya adil dan penerapan pembiayaan Mudarabah

benar-benar sesuai dengan yang ada didalam syariah Islam. Sebab lembaga

keuangan syariah dalam penentuan nisbah bagi hasil dalam pembiayaan

Mudarabah belum tepat dan belum sesuai syariah Islam, maka dalam hal ini

dilakukan penelitian untuk mengetahui implementasi penentuan nisbah bagi

hasil dalam pembiayaan Mudarabah harus benar-benar sesuai syariah Islam.

Agar dalam penentuan nisbah bagi hasil produk mudarabah tidak

menyimpang dari yang semestinya ataupun agar tidak melanggar syariah

Islam khususnya penerapannya dan pengambilan profit atau pembagian

nisbah bagi hasilnya, dilakukan penelitian ini supaya membawa perubahan

yang lebih efektif lagi dalam penentuan nisbah bagi hasil pembiayaan

Mudarabah, supaya tercipta ekonomi syariah yang baik sesuai dengan

pespektif ekonomi Islam, Serta membangun kesadaran masyarakat agar

lebih memahami tentang penentuan nisbah bagi hasil dalam pembiayaan

Mudarabah yang benar.

D. Manfaat penelitian

1. Manfaat penelitian secara teoritis memberikan sumbangsih pemikiran dan

memperkaya konsep-konsep serta teori terhadap ilmu pengetahuan dari

penelitian yang sesuai dengan bidang ilmu dalam suatu penelitian.

2. Manfaat penelitian secara praktis menjelaskan bahwa hasil penelitian

bermanfaat memberikan sumbangan pemikiran dan pemecahan masalah

yang berhubungan dengan penentuan nisbah bagi hasil pembiayaan


5

Mudarabah di BPRS Bhakti Sumekar Cabang Lenteng. Penelitian ini

berguna untuk memperbaiki, meningkatkan, dan memberikan solusi

terhadap permasalahan yang ada khususnya mengaplikasikan penentuan

nisbah bagi hasil dalam pembiayaan Mudarabah yang baik dan benar secara

hukum ekonomi Islam.

E. Telaah pustaka

Penelitian yang ditulis oleh Meysa Damayanti Dan Risma Wira Bharata

”Analisis Pembiayaan Mudarabah Bank Syariah Pada Masa Pandemi Covid-

19”. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan cara wawancara

langsung kelapangan dan juga mengambil data dari buku yang disebut data

sekunder. 2

Persamaan dengan penelitian saya adalah sama sama meneliti tentang

Pembiayaan Mudarabah. Adapun Perbedaannya dengan penelitian yang akan

saya lakukaan adalah dari segi objek menelitinya, penelitian ini meneliti

tentang Mudarabah pada saat pendemi Covid-19 sedangkan penelitian yang

saya lakukan pada penentuan nisbah bagi hasilnya dalam Mudarabah.

Penelitian yang ditulis oleh Moh. Nurul Qomar dengan judul penelitian

“Mudarabah Sebagai Produk Pembiayaan Perbankan Syariah Perspektif

Abdullah Saeed” dalam melaksanakan penelitian ini menggunakan metode

penelitian kepustakaan, langkah pertama penelitian ini adalah inventarisasi

2
Meysa Damayanti Dan Risma Wira Bharata, ”Analisis Pembiayaan Mudarabah Bank
Syariah Pada Masa Pandemi Covid-19”, Budiutomo, Ekonomic Dan Education Journal, Vol 4, No
1, (April 2022), 9.
6

sumber data.yaitu pengumpulan data yang relevan dengan judul penelitian ini.

selain itu peneltian ini menggunakan pendekatan studi tokoh.3

Persamaan dengan penelitian yang akan saya lakukan adalah sama-

sama meneliti tentang Pembiayaan Mudarabah. Adapun Perbedaan dari

penelitian yang saya lakukan dai segi metode penelitian, dimana penelitian ini

menggunakan metode pendekatan studi tokoh dan kepustakaan sedangkan

penelitian yang saya lakukan menggunakan metode induktif dan wawancara

apangan langsung untuk mendapatkan data dari informan.

Skripsi ditulis oleh Dara riana nova ningrum judul penelitian

Implementasi Akad Pembiayaan Mudarabah Terhadap Usaha Mikro Kecil

Pada PT. BPRS Metro Madani tbk. Kota Metro dalam perspektif fatwa DSN

MUI no.07/dsn mui/iv/20004

Teknik penelitian pengumpulan data dengan wawancara kepada pihak

bank dan pihak terkait, setelah memperoleh semua data maka dikumpulkan dan

dianalisis data yang sesuai dengan pembahasan penelitian.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang saya akan lakukan dari

segi jenis penelitian sama sama menggunakan jenis penelitian kualitatif dan

sama sama membahas tentang mudarabah.dan penelitian saya dengan

3
Moh Nurul Qomar, “Mudarabah Sebagai Produk Pembiayaan perbankan Syariah
Perspektif Abdullah Saeed”, Malia, Journal f of slamic Banking and Finance Vol. 2, No. 2. (2018),
6.
4
Dara Triana Nova Ningrum “Implementasi Akad Pembiayaan Mudarabah Terhadap
Usaha Mikro Kecil Pada PT. BPRS Metro Madani Tbk, Kota Metro Dalam Perspektif Fatwa
DSNMUI NO.07/DSN-MUI/IV/2000”. Skripsi Institut Agama Islam Negeri Metro (2018), 3.
7

penelitian ini sama-sama menggunakan metode wawancara kepada pihak

terkait untuk mendapatkan data.

Perbedaannya adalah dari segi pengumpulan data dimana penelitian ini

menggunakan dua metode sekunder dan primer sedangkan penelitian yang saya

lakukan menggunakan jenis primer saja.

F. Kerangka Teoritik

1. Penentuan Nisbah

Bank syariah dalam bagi hasil menggunakan prinsip nisbah dalam

pembagian hasil, sebab bank syariah menggunakan akad serta hukum

syariah dalam menjalankan operasionalnya khususnya dalam penentuan

nisbah bagi hasil. tidak seperti bank konvensional yang menggunakan bunga

bank. Nisbah adalah perbandingan pembagian hasil usaha dari usaha

kerjasama antara nasabah dan bank yang ditetapkan berdasarkan akad.

nisbah merupakan persentase tertentu yang disebutkan dalam akad kerja

sama usaha (mudarabah dan musyarakah) yang telah disepakati antara bank

dan nasabah investor.

Jenis-jenis penentuan nisbah

Karim mengatakan Ada beberapa macam dan jenis dalam

penentuan nisbah bagi hasil dalam prinsip syariah hal ini dilakukan oleh

bank syariah dalam melakukan penentuan nisbah

a. Penentuan nisbah bagi hasil keuntungan


8

Dalam hal ini, nisbah bagi hasil pembiayaan untuk bank syariah

berdasarkan pada perkiraan keuntungan yang diperoleh nasabah dibagi

dengan refrensi tingkat keuntungan yang ditetapkan.

b. Penentuan nisbah bagi hasil pendapatan

Dalam hal ini bagi hasil pembiayaan untuk bank syariah

ditentukan berdasarkan pada perkiraan pendapatan yang diperoleh

nasabah dibagi dengan refrensi tingkat keuntungan yang telah ditetapkan

bersama.

c. Penentuan nisbah bagi hasil penjualan

Dalam hal ini, nisbah bagi hasil pembiayaan untuk bank syariah

ditentukan berdasarkan perkiraan penerimaan penjualan yang diperoleh

nasabah dibagi dengan pokok pembiayaan dan refrensi tingkat

keuntungan yang telah ditetapkan bersama.5

2. Bagi Hasil

Menurut terminologi asing (inggris) dikenal denga istilah profit

sharing, secara isltilah profit sharing merupakan distribusi beberapa bagian

laba pada para pegawai dari suatu perusahaan.bentuk-bentuk distribusi dapat

berupa bagian laba akhir. Dalam sistem perbankan islam bagi hasil

merupakan suatu mekanisme yang dilakukan oleh bank islam (mudarib)

dalam upaya memperoleh hasil dan membagikannya kembali keada pemilik


5
Muhammad Nafik Hadi Ryandono “Manajemen Bank Islam Pendekatan Syariah Dan
Praktek” (Yogyakarta: Uad Press Mei 2015), 180.
9

dana (Shohibul Mal) sesuai kontrak yag disepakati bersama, besarnya

penentuan porsi bagi hasilnya dtentukan kesepakatan dan harus terjadi

kerelaan oleh masing-masing pihak tanpa adanya paksaan.6

Konsep pembiayaan akad Mudarabah dikenal dengaan system bagi

hasil antara bank dan nasabah yang dikenal dengan sebutan shohibul mall

dan pengelola usaha atau nasabah, kontrak tersebut selain diatur oleh

syariah islam juga diatur oleh undang-undang diindonesia tahun 2008

tentang bank syariah dalam menjalankan peranannya.7

3. Pembiayaan Mudarabah

Merupakan akad kerjasama suatu usaha antara dua belah pihak

antara bank dan nasabah,bagi bank secara umum pembiayaan mudarabah ini

merupakan produk penyaluran dana bank, untuk membantu usaha nasabah

melalui penyediaan modal usaha, sebagai kompensasinya bank memperoleh

bagi hasil8

Resiko utama dari produk Mudarabah ini pembiayaan kredit risk

yang terjadi debitur wanprestasi, selain itu, resiko pasar juga dapat terjadi

jika pembiayaan mudarabah diberikann dalam valuta asing, yaitu

pergerakan nilai tukar, resiko lainnya juga ada yang kerap menghampiri

pembiayaan mudarabah.maka dalam pembiayaan mudarabah khususnya

dalam pembagian nisbah bagi hasil juga harus memperhatikan nilai sosial

6
Zaenal Arifin “Akad Mudharabah Penyaluran Dana Dengan Prinsip Bagi Hasil “
( Indamayu Jawa Barat: penerbit Adab 2019). 13
7
Ibid,. 3
8
Ibid,. 210
10

yang harus dikedepankan, karena bank khususnya tidak mau menanggung

kerugian maka dalam hal ini harus diperhatikan sitem yang ada didalamnya9

4. Ekonomi Islam

Perekonomian islam bukan hanya ditunjukkan untuk menciptakan

kesejahteraan masyarakat muslim saja, tetapi juga masyarakat luas termasuk

non-muslim. Banyak ayat al-qur’an yang menjelaskan berkenaan dengan

nilai dan sistem ekonomi islam diamtaranya:

َّ ‫ت‬
ۚ ‫ ْيطَا ِن‬PP‫الش‬ ِ ْ‫يَا َأيُّهَا النَّاسُ ُكلُوا ِم َّما فِي اَأْلر‬
ِ ‫ض َحاَل اًل طَيِّبًا َواَل تَتَّبِعُوا ُخطُ َوا‬

ٌ ِ‫ِإنَّهُ لَ ُك ْم َع ُد ٌّو ُمب‬


‫ين‬

Surah Al-Baqarah Ayat 168 “Hai Manusia, Makanlah Yang Halal

Lagi Baik Dari Apa Yang Terdapat Dibumi Dan Janganlah Kamu

Mengikuti Langkah-Langkah Setan Karena Sesungguhnya Setan Adalah

Musuh Yang Nyata Bagimu”10.

Jadi ayat tersebut menyuruh kepada umat Islam untuk mencari

rezeki yang halal serta menghindari rezeki yang haram sebab jika terjerumus

kedalam rezeki yang haram maka hal itu salah didlam hukum islam.

Dalam perekenomian Islam harus terhindar dari unsur riba dan harus

menghindari yang merugikan salah satu pihak karena hall ini menyangkut
9
Rachmadi usman. “Produk Dan Akad Perbankan Syariah Indonesia” .(bandung : PT.
Citra Aditya Bakti 2009), 211.
10
Mukhlis, “Pengantar Ekonomi Islam” , (kebon sari surabaya : CV Jakad Media
Publishing 2020). 7
11

tentang keadilan maka oleh sebab itu dalam melangsungkan kegiatan

transaksi yang berhubungan dengan ekonomi harus memperhatikan hukum

syariah supaya mendapatkan yang halal dan menghindari yang haram.

Allah Swt Berfirman Didalam Al-Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 275

‫َواَ َح َّل هّٰللا ُ ْالبَ ْي َع َو َح َّر َم الر ِّٰبو‬

“Allah Menghalalkan Jual Beli Dan Mengharamkan Riba” Surah

Albaqarah Ayat 275.

Jadi ekonomi Islam sangat menentang tentang kepada riba sebab riba

sama saja halnya mengambil hak orang lain dan sama saja melakukan

pencurian,karena merugikan salah satu pihak, oleh karena itu perekonomian

yang berbasis syariah maka wajib bersih dari riba,maisir (judi) sebab hal itu

allah swt mengharamkannya.

Keadilan ekonomi konsep persaudaraan dan perlakuan yang sama

dihadapan hukum haus diimbangi dengan keadilan ekonomi.tanpa keadilan

ekonomi, keadilan sosial akan kehilangan maknanya. Dengan keadilan

ekonomi setiap individu akanmendapatkan kehidupan yang layaksesuai

dengan kontribusinya. Islam melarang seorang muslim merugikan orang

lain.

Allah berfirman didalam Al-Qur’an Surah Asy-syuraa ayat 118

ِ ‫ُم ْف‬
َ ‫س ِدين‬ ِ ْ‫اس َأ ْشيَا َءهُ ْم َواَل تَ ْعثَوْ ا فِي اَأْلر‬
‫ض‬ َ َّ‫َواَل تَبْخَ سُوا الن‬
12

“Dan Janganlah Kamu Merugikan Manusia Pada Hak-Haknya Dan

Janganlah Kalian Merajalela Dimuka Bumi Dengan Membuat Kesukaran”

Qs. Asy-Syuraa:183.11

G. Metode Penelitian

1. Jenis Dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang akan saya lakukan ini adalah jenis penelitian

kualitatif dimana penelitian ini sebagai penelitian studi kasus di bank

syariah, sedangkan pendekatan yang saya lakukan adalah pendekatan

induktif dimana turun langsung kelapangan dan melakukan observasi dan

mewawancarai narasumber atau informan untuk mendapatkan atau

memperoleh data yang akurat dalam penelitian ini.

2. Tempat atau lokasi penelitian

Tempat penelitian ini di BPRS Bhakti Sumekar Cabang Lenteng

yang akan dilakukan penelitian tentang penentuan nisbah bagi hasil dalam

pembiayaan mudharabah. Lokasi penelitian ini Berada Disebelah Selatan

Pasar Lenteng Yang Tepatnya Disebelah Timur Jalan.

3. Informan Penelitian

Dalam hal penelitian ini akan wawancara langsung kepada

informan.orang yang akan dijadikan informan dalam penelitian ini

diantaranya, admin di BPRS Bhakti Sumekar Cabang Lenteng, petugas yang


11
Ibid,. 9
13

menangani pemasaran produk. Maka kedua informan tersebut akan

diwawancarai oleh peneliti untuk mendapatkan data tentang

mudharabah.selebihnya akan mencari data lain dengan wawancara kepada

semua karyawan BPRS Bhakti Sumekar Cabang Lenteng untuk

mendapatkan tambahan data.

4. Data Dan Sumber Data

Sumber data primer dalam penelitian kualitatif ini adalah kata-kata

dan tindakan, selebihnya tambahan data seperti wawancara baik melalui

koesioner maupun hasil rekaman audio maupun video.

Sumber data sekunder dalam penelitian ini mengambil dari buku

ilmiah maupun majalah serta dokumen-dokumen milik BPRS Bhakti

Sumekar Cabang Lenteng untuk dijadikan tambahan data agar supaya

memperkaya data yang didapat dari penelitian.

5. Teknik Pengumpulan Data

Dengan cara observasi kelapangan penelitian supaya mengetahui

tempat serta siapa saja yang akan diwawancarai, hal ini sangat diperlukan

untuk memperoleh data yang relevan haus menguasai lokasi yang menjadi

objek penelitian.maka dari itu sebelum melakukan lanjutan ke wawancara

maka harus melakukan observasi khususnya yang berkaitan dengan

informan, lokasi penelitian,dan apa saja yang haus dilakukan saat penelitian.
14

Dalam pengumpulan data maka dalam penelitian ini mengunakan

wawancara langsung kepada informan agar bisa mendapatkan data yang

akurat dan sempurna untuk bisa mengetahui bagaimana proses penentuan

nisbah bagi hasil dalam pembiayaan mudarabah di BPRS Bhakti Sumekar

Cabang Lenteng. Dalam hal ini wawancara akan melalui pihak BPRS

Bhakti Sumekar Cabang Lenteng langsung untuk mendapatkan data. dan

juga untuk mendukung data yang akurat perlu mewawanacarai nasabah

yang melakukan Pembiayaan Mudharabah. dan juga melakukan

dokumentasi agar bisa membuktikan data yang ada dilapangan atau sebagai

pendukung data dari informan.

Pengumpulan data dengan cara dokumentasi yaitu mengabadikan

semua hasil temuan maupun semua hasil wawancara dengan informan.maka

dari itu dokumentasi sangat diperlukan untuk menambah serta menguatkan

data yang diperoleh, hal ini sudah dilakukan oleh banyak peneliti untuk

memperoleh tambahan data, dokumentasi berupa di foto, ditulis, maupun

direkam hal itu sangat mendukung terhadap penelitian yang dilakukan.

6. Keabsahan Data

Keaslian dan keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan

verivikasi dan melakukan wawancara lebih mendalam kepada informan dan

melakukan observasi lebih luas dan lebih mendalam lagi agar bisa

memperoleh keabsahan data,dalam hal ini keabsahan data harus benar-benr


15

terjamin dengan cara menggunakan teknik-teknik perpanjangan penelitian

dilapangan teknik analisis data

7. Teknik Analisis Data

Dalam menganalisis data dalam penelitian ini menggunakan

deskriptif analisis, yaitu menganalisa data yang diperoleh dilapangan

dengan cara digambarkan untuk mendeskripsikan data yang sudah diperoleh

dilapangan dengan maksud membuat kesimpulan dari data tersebut untuk

mendapatkan data yang akurat dan maksimal, dalam analisis data dilakukan

saat mendapatkan data dari informan, oleh karena itu peneliti harus

menganalisis cara mewawancarai informan yang baik dan benar, dan dalam

penelitian ini sdata perlu dianalisis untuk mendapatkan data yang sesuai

dengan keinginan peneliti. data yang diperoleh dilapangan apakah benar

adanya atau tidak, sebab dalam penelitian data yang diperoleh dan tertulis

harus sesuai dengan data lapangan maka dari itu menganalisis data itu

sangat penting.12

Dan analisis data yang diperoleh dari lapangan atau informan

dianalisis setiap mendapatkan data dan perlu di analisis data yang didapat

agar menjamin keaslian dan dilakukan pengecekan agar data tidak

bermasalah,dan pada hal ini catatan dalam wawancara perlu diabadikan agar

12
Helaluddin Hengki Wijaya, “Aalisis Data Kualitatif Sebuah Tinjauan Dan Praktik”
(surabaya: Gramedia 2019). 19
16

penelitian ini bisa menyajikan temuan-temuan atau data selama melakukan

observasi dan wawancara

H. Sistematika Pembahasan

BAB I: Berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, telaah pustaka, kerangka teoritik, metode

penelitian dan sistematika pembahasan.

BAB II: berisi tentang penentuan nisbah bagi hasil, pembiayaan mudarabah

dan ekonomi islam.

BAB III: Berisi paparan data dan hasil wawancara.

BAB IV: Berisi tentang hasil dan pembahasan beserta analisis penyusun.

BAB V: Penutup berisi kesimpulan dan saran.

Anda mungkin juga menyukai