Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS BESARAN UJRAH DI PEGADAIAN SYARIAH

KARANGPILANG SURABAYA DALAM PERSPEKTIF


FATWA DSN MUI N0. 25 TAHUN 2002

JURNAL SKRIPSI

Oleh:
PUTRI ROHMAWATI
NIM : C04212075

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PRODI EKONOMI SYARIAH
SURABAYA

2016

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


ANALISIS BESARAN UJRAH DI PEGADAIAN SYARIAH
KARANGPILANG SURABAYA DALAM PERSPEKTIF FATWA DSN-MUI
NOMOR 25 TAHUN 2002
Oleh:
Putri Rohmawati – Mahasiswi Program Studi Ekonomi Syariah
UIN Sunan Ampel Surabaya

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Analisis Besaran Ujrah di Pegadaian Syariah Karangpilang


Surabaya dalam Perspektif Fatwa DSN-MUI nomor 25 Tahun 2002” merupakan hasil
penelitian kualitatif yang bertujuan menjawab pertanyaan tentang bagaimana besaran
ujrah pada pembiayaan rahn di Pegadaian Syariah Karangpilang Surabaya dan
bagaimana analisis fatwa DSN-MUI nomor 25 tahun 2002 terhadap besaran ujrah pada
pembiayaan rahn di Pegadaian Syariah Karangpilang Surabaya.
Data penelitian terhimpun dari observasi lapangan, wawancara secara langsung
dengan pihak Pegadaian Syariah dan didukung dengan data dokumentatif serta literatur
pendukung yang relevan terhadap permasalahan yang penulis angkat. Selanjutnya,
penelitian ini dianalisis menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa besaran ujrah (biaya pemeliharaan dan
penyimpanan marhu@n) pada pembiayaan rahn di Pegadaian Syariah unit Karangpilang
Surabaya ditentukan berdasarkan harga barang yang digadaikan/nilai taksiran marhu@n.
Sedangkan yang membedakan biaya ujrah yang dikenakan antara satu nasabah dengan
nasabah yang lain dalam menggadaikan marhu@n (barang) dengan nilai taksiran marhu@n
yang sama tetapi jumlah pinjaman yang dilakukan nasabah tersebut berbeda adalah
diskon ujrah. Perhitungan penentuan tarif diskon ujrah di Pegadaian Syariah didasarkan
pada prosentase pinjaman dari nilai taksiran marhu@n (Prosentase
pinjaman=Pinjaman/Taksiran*100%) dan perhitungan tarif pada ujrah awal (sebelum
diskon), juga dihitung berdasarkan jumlah pinjaman nasabah. Karena perhitungan
pemberian diskon ujrah disyaratkan di muka, yaitu berdasarkan jumlah pinjaman
nasabah, yang mana pemberian diskon ujrah terkait dengan penentuan besaran ujrah,
maka hal tersebut tidak sesuai dengan fatwa DSN nomor 25 tahun 2002, bahwa besar
biaya pemeliharaan dan penyimpanan marhu@n tidak boleh ditentukan berdasarkan jumlah
pinjaman.
Saran yang dapat penulis berikan bagi Pegadaian Syariah Karangpilang
Surabaya adalah dalam menentukan perhitungan tarif diskon ujrah, Pegadaian Syariah
dapat memberikan diskon ujrah kepada nasabah berdasarkan pada kebutuhan dana bagi
nasabah tersebut, agar perhitungan penentuan tarif diskon ujrah tidak didasarkan pada
prosentase pinjaman. Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk mengangkat
permasalahan tentang ujrah di Pegadaian Syariah, maka dapat mengkaji mengenai
besaran bonus/diskon ujrah yang perhitungannya berdasarkan pada besaran pinjaman
nasabah atau manajemen resiko dalam penentuan tarif diskon ujrah.
Kata Kunci: Besaran Ujrah Pegadaian Syariah, Fatwa DSN-MUI no. 25 tahun 2002.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


A. PENDAHULUAN
Pada saat ini banyak didirikan lembaga keuangan, baik bank maupun
non bank yang menjalankan kegiatannya dengan menyalurkan dana kepada
pihak yang membutuhkan, termasuk lembaga keuangan syariah.
Berkembangnya lembaga keuangan syariah di Indonesia saat ini didukung
oleh kondisi penduduk Indonesia yang mayoritas beragama Islam, dengan
alasan bahwa bank syariah atau lembaga keuangan syariah lainnya lebih
aman untuk melakukan transaksi karena semua dasar dan hukumnya
berlandaskan pada hukum Islam. Masyarakat yang cenderung bersifat agamis
akan lebih memilih untuk menjadi nasabah pada lembaga keuangan syariah
yang ada di sekitarnya, karena dalam sistem ekonomi Islam terkandung hal-
hal seperti ketauhidan, persaudaraan, kebersamaan dan keadilan.1 Sehingga
semakin banyak pula penawaran yang dilakukan oleh lembaga keuangan
syariah perbankan maupun non bank untuk menarik minat dan kepercayaan
masyarakat terhadap lembaga keuangan syariah, khususnya yang bergerak di
sektor pembiayaan mikro.
Pegadaian adalah salah satu bentuk lembaga keuangan non bank yang
diperuntukkan bagi manusia luas yang membutuhkan dana dalam waktu
segera. Dana tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan tertentu
terutama yang mendesak, misalnya biaya pendidikan anak pada awal tahun
ajaran baru, biaya pulang mengunjungi keluarga yang kena musibah, biaya
pengobatan anggota keluarga yang sakit, biaya menghadapi lebaran idul fitri,
dan lain-lain. Dengan demikian, lembaga pegadaian mempunyai peran
penting terutama untuk memenuhi kebutuhan dana segar (fresh money)
akibat adanya kebutuhan yang mendesak.2
Keberadaan PT. Pegadaian (Persero) di Indonesia tentu sudah tidak
asing lagi bagi masyarakat dan sangat mudah dijangkau. Pegadaian
memberikan pembiayaan dan pelayanan yang ditujukan untuk mendorong

1
Fahrul Ulum, Perbankan Syariah di Indonesia (Surabaya: CV. Putra Media Nusantara, 2011),
49.
2
Mardani, Hukum Bisnis Syariah (Jakarta: Prenada Media Group, 2014), 202.
2

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


pertumbuhan ekonomi khususnya pertumbuhan usaha-usaha golongan
menengah ke bawah.
Perkembangan produk-produk berbasis Islam kian marak di Indonesia,
tidak terkecuali pegadaian. Perum Pegadaian mengeluarkan produk berbasis
Islam yang disebut dengan gadai syariah, sehingga dibentuklah Pegadaian
Syariah.3 Konsep operasional Pegadaian Syariah mengacu pada sistem
administrasi modern yaitu asas rasionalitas, efisiensi, dan efektivitas yang
diselaraskan dengan nilai Islam. Sebagaimana halnya institusi yang berlabel
Islam, maka landasan konsep Pegadaian Syariah juga mengacu kepada Islam
yang bersumber dari al-Qur’an dan Hadis Nabi Muhammad SAW. 4
Firman Allah dalam surah al-Baqarah ayat 283:

“Jika kamu dalam perjalanan (dan bermuamalah tidak secara tunai) sedang
kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang
tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi jika sebagian
kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu
menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada
Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan
persaksian. Dan barangsiapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya
ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha mengetahui apa yang
kamu kerjakan”.5
Hadis Nabi Muhammad SAW:

3
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi (Yogyakarta:
Ekonisia, 2003), 158.
4
Nurul Huda, Mohamad Heykal, Lembaga Keuangan Islam (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2010), 276-277.
5
Departemen Agama RI, al-Quran&Terjemahan (Semarang: PT. Kumudasmoro Grafindo, 1994),
71.
3

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


“Dari Aisyah r.a. bahwa Rasulullah membeli makanan dari seorang Yahudi
dengan cara berutang, dan beliau menggadaikan baju besi kepadanya” (HR.
Bukhari dan Muslim).6
Pada dasarnya produk-produk berbasis Islam memiliki karakteristik
seperti tidak memungut bunga dalam berbagai bentuk karena riba,
menetapkan uang sebagai alat tukar bukan sebagai komoditas yang
diperdagangkan, dan melakukan bisnis untuk memperoleh imbalan atas jasa
dan atau bagi hasil.7 Operasional yang dijalankan Pegadaian Syariah juga
menggunakan akad-akad yang sesuai dengan syariat Islam. Keuntungan yang
diperoleh berasal dari biaya sewa tempat yang dibayarkan oleh nasabah
kepada pihak Pegadaian Syariah.8
Pegadaian Syariah berjalan di atas dua akad transaksi Islam, yaitu:
akad rahn dan akad ija@rah. Melalui akad rahn, nasabah menyerahkan barang
bergerak dan kemudian Pegadaian Syariah menyimpan dan merawatnya di
tempat yang telah disediakan. Akibat yang timbul dari proses penyimpanan
adalah timbul biaya atas jasa pengolahan marhu@n, yaitu biaya yang dipungut
untuk sewa tempat, pengamanan dan pemeliharaan marhu@n milik rahin
selama digadaikan. Atas dasar ini dibenarkan bagi Pegadaian Syariah
mengenakan biaya sewa atau biaya ija@rah kepada nasabah.9
Biaya sewa tempat dan perawatan marhu@n di Pegadaian Syariah
disebut dengan biaya ija@rah, biaya ini dihitung per 10 hari. Biaya ija@rah
ditentukan berdasarkan nilai taksiran marhu@n (barang) yang digadaikan.
Sedangkan besaran jumlah pinjaman tergantung pada nilai marhu@n yang
diberikan, semakin besar nilai marhu@n maka semakin besar pula jumlah
pinjaman yang diperoleh nasabah.10

6
Imam Abu Abdullah Muhammad Bin Ismail Bin Ibrahim Bin Mughiran Bin Bardizbah Bin Al-
Bukhari Al-Ju’fiy, Shahih al-Bukha@ri juz 3 (Beiru>t: Da>r al-Fikr, 1983), 18.
7
Nurul Huda, Mohamad Heykal, Lembaga..., 276.
8
Ibid., 280.
9
Ibid., 279.
10
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005),
249.
4

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Dalam prakteknya pada produk pembiayaan ar-rahn di Pegadaian
Syariah Karangpilang Surabaya, pengenaan ujrah antara dua nasabah yang
menggadaikan marhu@n (barang) yang sama, kondisi barang sama dengan
harga taksiran yang sama tetapi jumlah pinjaman kedua nasabah tersebut
beda, dalam hal ini besaran ujrah yang dikenakan oleh pihak Pegadaian
Syariah kepada kedua nasabah tersebut tidak sama. Nasabah yang
mengambil pinjaman dibawah jumlah marhu@n bih (pinjaman) maksimal
diberikan potongan ujrah, sedangkan nasabah yang mengambil pinjaman
sebesar jumlah marhu@n bih maksimal, tidak ada potongan ujrah.11 Misal: ada
dua nasabah (nasabah A dan nasabah B) yang datang ke Pegadaian Syariah
Karangpilang Surabaya untuk menggadaikan barang yang sama, yaitu
perhiasan emas 16 karat dengan berat 2 gram. Diperoleh nilai taksiran
sebesar Rp.613.387,- dan marhu@n bih maksimal sebesar Rp.600.000,-. Di sini
nasabah A mengambil pinjaman sebesar Rp.600.000,- dan nasabah B
mengambil pinjaman sebesar Rp.400.000,-. Dalam hal ini, ujrah yang
dikenakan kepada kedua nasabah tersebut tidak sama. Nasabah B yang
mengambil pinjaman lebih kecil dikenakan ujrah lebih sedikit dibandingkan
nasabah A yang mengambil pinjaman yang lebih besar, meskipun barang
yang mereka gadaikan sama dari segi nilai jualnya dan perlakuan Pegadaian
Syariah Karangpilang terhadap marhu@n kedua nasabah tersebut juga sama,
baik itu tempat penyimpanan maupun perawatan dan pemeliharaan
marhu@n.12
Dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional-MUI no. 25 tahun 2002
disebutkan bahwa besar biaya pemeliharaan dan penyimpanan marhu@n tidak
boleh ditentukan berdasarkan jumlah pinjaman.13 Artinya, besar ujrah atau
biaya ija@rah tidak ada kaitannya dengan jumlah pinjaman, dan berapapun
jumlah pinjaman yang dilakukan oleh nasabah maka ujrah yang dikenakan

11
Abdul Ghofar, Penaksir Pegadaian Syariah unit Karangpilang Surabaya, Wawancara, Surabaya,
05 Agustus 2015.
12
Ibid.
13
Dewan Syariah Nasional MUI, Himpunan Fatwa Keuangan Syariah Dewan Syariah Nasional
Majelis Ulama Indonesia (Jakarta: Erlangga 2014), 25.
5

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


kepada nasabah seharusnya tetap sama. Karena manfaat/jasa yang diberikan
Pegadaian Syariah Karangpilang kepada nasabahnya adalah sewa tempat
untuk penyimpanan dan pemeliharaan marhu@n.

B. KAJIAN PUSTAKA
1. Besaran Ujrah
Ujrah (upah) adalah imbalan atau balasan dari manfaat yang
dinikmati.14 Dalam penelitian ini yang dimaksud besaran ujrah adalah
perbedaan besar biaya yang dipungut oleh pihak Pegadaian Syariah
Karangpilang Surabaya kepada nasabah untuk sewa tempat, pengamanan
dan pemeliharaan barang gadai (marhu@n) pada pembiayaan rahn.
Penentuan tarif simpanan barang yang digadaikan, sebenarnya
belum ditemukan seberapa besar tarif yang tepat.15 Namun tarif dapat
ditentukan dengan memperhitungkan harga barang gadai dan lama waktu
penitipan, dan yang terpenting adalah pengenaan tarif tersebut harus
disepakati oleh kedua belah pihak (rahin dan murtahin).16
2. Pegadaian Syariah
Pegadaian Syariah adalah lembaga keuangan Islam non bank di
Indonesia yang secara resmi mempunyai izin untuk melaksanakan
kegiatan berupa pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana ke
masyarakat atas dasar hukum gadai yang berbasis syariah.
3. Fatwa DSN-MUI no. 25 tahun 2002
Fatwa ini membahas tentang pembiyaan rahn. Dalam fatwa ini
dinyatakan bahwa pinjaman dengan menggadaikan barang sebagai
jaminan utang dalam bentuk rahn diperbolehkan dengan ketentuan-
ketentuan yang tercantum didalamnya. Salah satu ketentuannya yaitu

14
Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah 13, terj. Kamaluddin A. Marzuki (Bandung: PT. Alma’arif, 1987),
15.
15
Adrian Sutedi, Hukum Gadai Syariah (Bandung: Alfabeta, 2011),135.
16
Ahmad Sarwat, Fikih Sehari-hari (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2014), 95.
6

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


tentang penentuan besaran ujrah pada pembiayaan rahn, bahwa besar
biaya pemeliharaan dan penyimpanan marhu@n tidak boleh ditentukan
berdasarkan jumlah pinjaman.17

C. METODOLOGI PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Berdasarkan pada objek yang diteliti, penelitian ini merupakan
penelitian lapangan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan
pendekatan kualitatif, yakni penelitian yang berusaha untuk menuturkan
pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data dengan
menyajikan data, menganalisis, dan menginterpretasikannya.
2. Data dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan oleh penulis untuk menjawab rumusan
masalah adalah:
a. Data primer yang dikumpulkan adalah keterangan hasil wawancara
secara langsung dengan pihak Pegadaian Syariah dan didukung dengan
data dokumentatif dari Pegadaian Syariah Karangpilang Surabaya.
b. Data sekunder yang dikumpulkan yang dapat memperkuat data pokok
adalah literatur pendukung yang relevan terhadap permasalahan yang
penulis angkat.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan penulis dalam mengumpulkan data
diantaranya adalah:
a. Observasi adalah suatu proses melihat, mengamati, dan mencermati
serta merekam perilaku secara sistematis untuk suatu tujuan tertentu.18
b. Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan
oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan
narasumber yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.19

17
Dewan Syariah Nasional MUI, Himpunan Fatwa..., 25.
18
Haris Herdiansyah, Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta: Salemba Humanika, 2010), 106.
7

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


c. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen
bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari
seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan
metode wawancara dan observasi.20
4. Teknik Analisis Data
Hasil dari pengumpulan data tersebut akan dibahas dan kemudian
dilakukan analisis secara kualitatif, yaitu penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati dengan metode yang telah ditentukan.21
Penelitian ini menggunakan metode analisa deskriptif kualitatif
yaitu dengan cara menuturkan dan menguraikan serta menjelaskan data
yang terkumpul. Tujuan dari metode ini adalah untuk membuat deskripsi
atau gambaran mengenai objek penelitian secara sistematis, faktual dan
akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena
yang diselidiki.22

D. HASIL ANALISIS DATA


1. Operasional Rahn di Pegadaian Syariah Karangpilang Surabaya
Untuk memperoleh layanan dari Pegadaian Syariah, masyarakat
hanya cukup menyerahkan harta geraknya (emas, berlian, kendaraan, dan
lain-lain) untuk dititipkan disertai dengan fotokopi tanda pengenal.
Kemudian staf penaksir akan menentukan nilai taksiran barang bergerak
tersebut yang akan dijadikan sebagai pedoman untuk penentuan plafon
uang pinjaman (marhu@n bih) yang dapat diberikan dan pengenaan sewa
pinjaman (jasa simpan).23

19
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009),
186.
20
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2012), 329.
21
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial: Format-format Kuantitatif dan Kualitatif
(Surabaya: Airlangga University Press, 2001), 143.
22
Moh Nazir, Metode Penelitian (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), 63.
23
Abdul Ghofar, Wawancara, Surabaya, 05 Agustus 2015.
8

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Dalam menentukan prosentase marhu@n bih, perusahaan
mempertimbangkan resiko bisnis dan harga pasar yang berlaku (jika
dikemudian hari marhu@n milik nasabah tidak ditebus), agar perusahaan
tidak mengalami kerugian.24
Pegadaian Syariah menetapkan batas waktu pembayaran pinjaman
yaitu selama 4 bulan (120 hari) dan dapat diperpanjang atau dicicil.25
2. Besaran Ujrah di Pegadaian Syariah Karangpilang Surabaya
Ujrah atau biaya ija@rah yaitu biaya yang harus dibayar oleh rahin
(nasabah) kepada pihak Pegadaian Syariah atas jasa pengolahan marhu@n.
Jasa pengolahan marhu@n ini dipungut untuk sewa tempat, pengamanan
dan pemeliharaan marhu@n milik rahin selama digadaikan. Besar kecil
ujrah tergantung pada nilai taksiran (Ujrah=Nilai Taksiran*Tarif Ujrah)
dan lamanya barang disimpan atau lamanya pinjaman. Barang (marhu@n)
yang memiliki nilai tinggi, memiliki resiko biaya lebih tinggi sehingga
dikenakan ujrah lebih tinggi. Oleh karena itu, ujrah yang dikenakan oleh
pihak Pegadaian Syariah kepada setiap nasabah berbeda-beda, tergantung
pada nilai marhu@n miliknya. Pegadaian Syariah menetapkan tarif ujrah
per 10 hari.26
Pegadaian Syariah Karangpilang Surabaya memberikan diskon
ujrah kepada nasabah yang melakukan pinjaman lebih kecil/di bawah
nilai pinjaman maksimal, sehingga terjadi perbedaan pengenaan biaya
ujrah meskipun antara satu nasabah dengan nasabah yang lain
menggadaikan marhu@n dengan jenis barang yang sama, harga yang sama,
taksiran yang sama, dan kondisi barang yang sama.
Contoh kasus: Bu Rani dan Bu Ina merupakan dua nasabah yang berbeda.
Mereka sama-sama menggadaikan satu keping logam mulia berat 5 gram,
karatase emas 24 karat di Pegadaian Syariah unit Karangpilang
Surabaya. Setelah ditaksir, diketahui nilai taksiran marhu@n sebesar
24
Ibid.
25
Ibid.
26
Ahmad Zainuddin, Pimpinan Cabang Pegadaian Syariah Blauran Surabaya, Wawancara, 29
Desember 2015.
9

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Rp.2.257.910,- dan marhu@n bih maksimal sebesar Rp.2.100.000,-. Jumlah
pinjaman yang diajukan oleh kedua nasabah tersebut berbeda:
a. Bu Rani melakukan pinjaman sebesar Rp.1.000.000,-
Pinjaman sebesar Rp.1.000.000; termasuk golongan pinjaman B1 dan
tarif ujrah nya sebesar 0,71%. Maka rumus perhitungannya:
Ujrah awal = Nilai Taksiran * Tarif Ujrah
= Rp.2.257.910,- * 0,71%
= Rp.16.031,161,- per 10 hari.
Karena pinjaman Bu Rani di bawah nilai pinjaman maksimal, maka
Bu Rani mendapatkan diskon ujrah. Penentuan tarif diskon ujrah
didasarkan pada prosentase pinjaman dari nilai taksiran marhu@n.
Prosentase pinjaman = Pinjaman/Taksiran * 100%
= Rp.1.000.000; / Rp.2.257.910; * 100%
= 44%
Kemudian dicocokkan dalam tabel 3.4 bahwa pinjaman sebesar 44%
dari nilai taksiran mendapatkan diskon ujrah sebesar 52,7% dari ujrah
awal.
Diskon ujrah = Ujrah awal – (Tarif diskon ujrah*Ujrah awal)
= Rp.16.031; – (52.7% * Rp.16.031;)
= Rp.7.582,663; (dibulatkan Rp.7.600;) per 10 hari.
Maka besaran ujrah yang dikenakan kepada Bu Rani dengan
pinjaman Rp.1.000.000,- adalah sebesar Rp.7.600; tiap 10 hari.
b. Bu Ina melakukan pinjaman sebesar Rp.500.000,-
Pinjaman sebesar Rp.500.000,- termasuk golongan pinjaman A dan
tarif ujrah nya sebesar 0,45%. Maka perhitungannya:
Ujrah awal = Nilai Taksiran * Tarif Ujrah
= Rp.2.257.910; * 0,45%
= Rp.10.160,595; per 10 hari.

10

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Karena pinjaman Bu Ina di bawah nilai pinjaman maksimal, maka Bu
Ina mendapatkan diskon ujrah. Rumus perhitungannya sama dengan
kasus pinjaman Bu Rani.
Prosentase pinjaman = Pinjaman/Taksiran * 100%
= Rp.500.000,- / Rp.2.257.910,- * 100%
= 22.1%
Pinjaman sebesar 22.1% dari nilai taksiran mendapatkan diskon ujrah
sebesar 76.4% dari ujrah awal.
Diskon ujrah = Ujrah awal – (Tarif diskon ujrah * Ujrah awal)
= Rp.10.161; – (76.4% * Rp.10.161;)
= Rp.10.161; - Rp.7.763;
= Rp.2.397,9; (dibulatkan Rp.2.400;) per 10 hari.
Maka besaran ujrah yang dikenakan kepada Bu Ina dengan pinjaman
Rp.500.000,- adalah sebesar Rp.2.400,- tiap 10 hari.

E. PEMBAHASAN
1. Analisis Besaran Ujrah pada Pembiayaan Rahn di Pegadaian Syariah
Karangpilang Surabaya
Mekanisme operasional yang dijalankan Pegadaian Syariah
menggunakan akad rahn dan akad ijarah. Dengan akad rahn, nasabah
menyerahkan marhu@n yang memiliki nilai ekonomis kepada pihak
Pegadaian Syariah (murtahin) sebagai jaminan atas pinjaman yang
diterimanya dan batas tempo gadai selama empat bulan. Kemudian
dengan akad ijarah, pihak Pegadaian Syariah menyimpan dan merawat
marhu@n milik nasabah di tempat yang telah disediakan oleh pihak
Pegadaian Syariah. Karena adanya akad ijarah maka timbul ujrah. Dari
akad ini, dimungkinkan bagi Pegadaian Syariah untuk menarik sewa
(ujrah) atas jasa pengolahan marhu@n milik rahin selama digadaikan
dengan tarif per 10 hari.

11

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Pegadaian Syariah unit Karangpilang Surabaya dalam menentukan
besaran ujrah pada pembiayaan rahn didasarkan pada harga barang/nilai
taksiran marhu@n (ujrah=nilai taksiran*tarif ujrah) dan lamanya
penitipan/pinjaman. Dalam sistem rahn di Pegadaian Syariah
Karangpilang Surabaya, terjadi perbedaan pengenaan biaya ujrah antara
satu nasabah dengan nasabah yang lain dalam menggadaikan marhu@n
dengan jenis barang yang sama, harga yang sama, taksiran yang sama, dan
kondisi barang yang sama. Hal itu, disebabkan karena adanya diskon
ujrah. Diskon ujrah adalah potongan biaya sewa (ujrah) yang diberikan
kepada nasabah karena melakukan pinjaman lebih kecil/di bawah nilai
pinjaman maksimal, sehingga resiko yang dihadapi perusahaan, yaitu
resiko marhu@n bih tidak dikembalikan oleh nasabah menjadi berkurang.
2. Analisis Fatwa DSN-MUI Nomor 25 Tahun 2002 terhadap Besaran Ujrah pada
Pembiayaan Rahn di Pegadaian Syariah Karangpilang Surabaya
Besaran ujrah pada pembiayaan rahn di Pegadaian Syariah unit
Karangpilang Surabaya ditentukan berdasarkan nilai taksiran marhu@n.
Sedangkan yang membedakan biaya ujrah yang dikenakan antara satu
nasabah dengan nasabah lain, yang menggadaikan marhu@n (barang)
dengan nilai taksiran marhu@n yang sama tetapi jumlah pinjaman yang
dilakukan nasabah tersebut berbeda adalah adanya diskon ujrah.
Pemberian bonus/diskon tidak dilarang, dengan catatan tidak
disyaratkan sebelumnya dan hal ini merupakan kebijakan dari
bank/lembaga keuangan bersangkutan yang bersifat sukarela. Namun
dalam praktek yang terjadi, penentuan prosentase tarif diskon ujrah di
Pegadaian Syariah unit Karangpilang Surabaya, perhitungannya masih
dikaitkan dengan besarnya jumlah pinjaman nasabah (sebagaimana dalam
contoh kasus di atas). Dalam perhitungan pemberian diskon ujrah,
penentuan tarif diskon ujrah di Pegadaian Syariah didasarkan pada
prosentase pinjaman dari nilai taksiran marhu@n (Prosentase
pinjaman=Pinjaman/Taksiran*100%) dan perhitungan tarif pada ujrah
awal (sebelum diskon), juga dihitung berdasarkan jumlah pinjaman
12

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


nasabah. Ketika Bu Rani melakukan pinjaman sebesar Rp.1.000.000;
(golongan B1), prosentase tarif pada ujrah awal (sebelum diskon)
dikenakan sebesar 0,71% dari nilai taksiran (Rp.16.100;). Sedangkan
ketika Bu Ina melakukan pinjaman Rp.500.000; (golongan A), prosentase
tarif pada ujrah awal (sebelum diskon), dikenakan sebesar 0,45% dari
nilai taksiran (Rp.10.200;).
Karena pemberian diskon ujrah terkait dengan penentuan besaran
ujrah, yang mana perhitungannya disyaratkan dimuka yang didasarkan
pada jumlah pinjaman nasabah, maka hal tersebut tidak sesuai dengan
fatwa DSN nomor 25 tahun 2002, bahwa besar biaya pemeliharaan dan
penyimpanan marhu@n tidak boleh ditentukan berdasarkan jumlah
pinjaman. Jadi, dapat diartikan bahwa berapapun pinjaman yang
dilakukan oleh nasabah, baik ketika ada dua nasabah yang menggadaikan
barang dengan jenis barang yang sama, nilai taksiran yang sama, dan
berbeda dalam jumlah pinjaman, maka besaran ujrahnya tidak boleh
dikaitkan dengan jumlah pinjaman nasabah tersebut.

F. PENUTUP
1. Kesimpulan
Besaran ujrah (biaya pemeliharaan dan penyimpanan marhu@n) pada
pembiayaan rahn di Pegadaian Syariah unit Karangpilang Surabaya
ditentukan berdasarkan harga barang yang digadaikan/nilai taksiran
marhu@n. Sedangkan yang membedakan biaya ujrah yang dikenakan
antara satu nasabah dengan nasabah yang lain dalam menggadaikan
marhu@n (barang) dengan nilai taksiran marhu@n yang sama tetapi jumlah
pinjaman yang dilakukan nasabah tersebut berbeda adalah diskon ujrah.
Perhitungan penentuan tarif diskon ujrah di Pegadaian Syariah
didasarkan pada prosentase pinjaman dari nilai taksiran marhu@n
(Prosentase pinjaman=Pinjaman/Taksiran*100%) dan perhitungan tarif
pada ujrah awal (sebelum diskon), juga dihitung berdasarkan jumlah

13

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


pinjaman nasabah. Karena perhitungan pemberian diskon ujrah
disyaratkan dimuka, yaitu berdasarkan jumlah pinjaman nasabah, yang
mana pemberian diskon ujrah terkait dengan penentuan besaran ujrah,
maka hal tersebut tidak sesuai dengan fatwa DSN nomor 25 tahun 2002,
bahwa besar biaya pemeliharaan dan penyimpanan marhu@n tidak boleh
ditentukan berdasarkan jumlah pinjaman.
2. Saran
a. Bagi Lembaga
Agar perhitungan penentuan tarif diskon ujrah tidak didasarkan
pada prosentase pinjaman, maka Pegadaian Syariah dapat memberikan
diskon ujrah kepada nasabah berdasarkan pada kebutuhan dana bagi
nasabah tersebut, dan dalam menentukan prosentase tarif ujrah awal
(sebelum diskon) pada kedua nasabah yang menggadaikan marhu@n
(barang) dengan nilai taksiran marhu@n yang sama tetapi jumlah
pinjaman yang dilakukan nasabah tersebut berbeda, maka sebaiknya
tarif pada ujrah awal (sebelum diskon) disamakan, perhitungan
prosentasenya tidak didasarkan pada jumlah pinjaman nasabah
tersebut.
b. Bagi Peneliti Selanjutnya
Apabila ada peneliti selanjutnya yang tertarik untuk mengangkat
permasalahan tentang ujrah di Lembaga Keuangan Syariah (LKS),
khususnya di Pegadaian Syariah, maka peneliti selanjutnya dapat
mengkaji mengenai besaran bonus/diskon ujrah yang perhitungannya
diambil berdasarkan pada besaran jumlah pinjaman nasabah atau
mengenai manajemen resiko dalam penentuan tarif diskon ujrah.

DAFTAR PUSTAKA
Bungin, Burhan. 2001. Metodologi Penelitian Sosial: Format-format Kuantitatif
dan Kualitatif. Surabaya: Airlangga University Press.

Departemen Agama RI. 1994. al-Quran dan Terjemahan. Semarang: PT.


Kumudasmoro Grafindo.
14

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Dewan Syariah Nasional MUI. 2014. Himpunan Fatwa Keuangan Syariah Dewan
Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Herdiansyah, Haris. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Salemba


Humanika.
Huda, Nurul & Mohamad Heykal. 2010. Lembaga Keuangan Islam. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.

Imam Abu Abdullah Muhammad Bin Ismail Bin Ibrahim Bin Mughiran Bin
Bardizbah Bin Al-Bukhari Al-Ju’fiy. 1983. Shahih al-Bukha@ri juz 3. Beiru>t:
Da>r al-Fikr.

Kasmir. 2005. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.

Mardani. 2014. Hukum Bisnis Syariah. Jakarta: Prenada Media Group.

Moleong, Lexy J. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Sabiq, Sayyid. 1987. Fikih Sunnah 13, terj. Kamaluddin A. Marzuki (Bandung:
PT. Alma’arif.

Sarwat, Ahmad. 2014. Fikih Sehari-hari. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sudarsono, Heri. 2003. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan
Ilustrasi. Yogyakarta: Ekonisia.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sutedi, Adrian. 2011. Hukum Gadai Syariah. Bandung: Alfabeta.

Ulum, Fahrul. 2011. Perbankan Syariah di Indonesia. Surabaya: CV. Putra Media
Nusantara.

15

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Anda mungkin juga menyukai