Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KONSEP DASAR DAN URGENSI TERJEMAH


Makalah Ini Disusun Guna Menyelesaikan
Tugas Mata Kuliah Penerjemahan
dengan Dosen Pengampu: FARIHIN, M.Pd.

Disusun Oleh:
AMRILLAH RAHMATULAH : 20201030120008
LAILI QADRI :20220290120102

PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NURUL HAKIM KEDIRI
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa karena atas
rahmat dan karuniayanya penulis dapat menyelesaikan tugas ini tepat waktu sesuai
dengan waktu yang di tentukan. Shalawat serta salam kepada baginda Nabi Besar
Muhamad Sallallahu alaihi wasallam yang telah membimbing ummat manusia dari
jalan yang berliku-liku menuju jalan yang lurus.

Dalam makalah ini penulis juga menyadari masih banyak kekurangan yang
menyebabkan makalah ini menjadi tidak sempurna, baik dalam penulisan maupun
isinya, untuk itu dengan hati yang terbuka penulis menerima kritik dan saran yang
bersifat membangun, sangat kami harapkan utuk meyempurnakan makalah ini.
Akhir kata, semoga tulisan makalah ini bermanfaat bagi para pembaca dan pihak-
pihak yang membutuhkan . Aamiin.

Mataram, 7 November 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1

C. Tujuan ..................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 2

A. Pengertian Terjemah dan Klasifikasinya ................................................................ 2

B. Sejarah Singkat Terjemah ....................................................................................... 5

C. Hakikat Terjemah.................................................................................................... 5

D. Urgensi Terjemah ................................................................................................ 7

BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penerjemahan sebagai tindak komunikasi antar komunitas bangsa di dunia,
telah memainkan perannya secara luar biasa. Sulit membayangkan model
interakasi macam apa yang membantu komunikasi warga dunia seandainya
tidak ada jembatan penerjemahan sebagaimana dilakukan selama ini. Pada
zaman keemasan Islam, aktivitas penerjemahan memainkan peran yang luar
biasa penting dalam memajukan sains clan teknologi. Para penerjemah itu
pulalah yang turut berperan sebagai bagian dari mata rantai pemicu reniasanse
di Barat clan Eropa.
Peranan terjemahan menjadi begitu penting untuk memahami ungkapan
perasaan dan pikiran seseorang dan pikiran seseorang atau suatu bangsa. Dari
terjemahan seseorang atau bangsa lain, di samping mendapat isi (informasi)
dalam ungkapan bahasa itu, juga mendapat informasi ragam bahasa yang
dipakai dalam ungkapan itu. Pengetahuan isi (informasi) yang ada dalam
ungkapan dan ragam bahasa yang dipakai dalam menuangkan informasi itu
akan menjadi sangat bermanfaat dan berharga bagi peradaban, kemajuan
bangsa dan khazanah bahasa (ilmu pengetahuan).

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan terjemah dan klasifikasinya?
2. Bagaimana sejarah singkat terjemah?
3. Hakikat terjemah?
4. Urgensi terjemah?

C. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami pengertian terjemah dan klasifikasinya.
2. Mengetahui sejarah singkat terjemah.
3. Mengetahui hakikat terjemah.
4. Mengetahui urgensi terjemah.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Terjemah dan Klasifikasinya


1. Pengertian Terjemah

Secara bahasa, terjemah (translation) berasal dari Bahasa Arab, dari kata
tarjama yutarjimu, artinya menerangkan atau memindahkan perkataan dari suatu
bahasa ke bahasa lainnya. Pelakunya disebut penerjemah (mutarjimu).1

Secara istilah, terjemah berarti semua kegiatan manusia yang sangat


berkaitan dengan memindahkan informasi atau pesan yang disampaikan secara
lisan atau tulisan (verbal dan non verbal) dari informasi asal kedalam informasi
sasaran.

Setiap pakar penerjemahan memiliki versi yang berbeda-beda tentang


definisi penerjemahan diantaranya:

1. Menurut David Crystal istilah penerjemahan adalah istilah netral yang


digunakan untuk semua jenis tugas di mana makna ungkapan dalam
satu bahasa diubah ke dalam makna ungkapan bahasa yang lain, apakah
mediumnya lisan, tulis, ataupun tanda.2
2. Menurut Catford penerjemahan adalah mengemukakan bahwa
penerjemahan adalah penggantian material teks bahasa sumber dengan
material teks bahasa sasaran yang sepadan.3
3. Menurut Nida penerjemahan adalah mereproduksi padanan4 yang wajar
dan paling dekat dengan pesan bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran,

1
https://ulfiyaturrohmah96.wordpress.com/2018/11/08/the-journey-begins/
2
Ilmazudin Ma'mur. 2004. Konsep Dasar Penerjemahan Tinjauan Teoretis, Al-Qalam. hal. 433

3
Rudi Hartono. 2017. Pengantar Ilmu Penerjemah. Semarang: Cipta Prima Nusantara

4
Padana adalah kata-kata yang sama maknanya dalam satu bahasa atau antara dua bahasa.

2
pertama yang berhubungan dengan arti dan kedua yang berhubungan
dengan gaya.

Sementara itu pandangan yang lain lagi menyatakan bahwa


penerjemahan bisa didefinisikan sebagai proses menemukan padanan bahasa
sasaran bagi ujaran bahasa sumber.

2. Klasifikasi Terjemah
Berdasarkan cara, terjemah dibagi menjadi dua, yaitu terjemah cara
lama dan terjemah cara baru. Terjemah cara lama lebih menekankan kepada
bentuk berita dan si penerjemah merasa cukup puas dengan kemampuannya
mengalihkan semua ciri-ciri khas bahasa asal seperti irama, pilihan kata,
peribahasa, kata-kata mutiara, struktur-struktur, dan sebagainya. sedangkan
terjemah cara baru ialah yang lebih dipentingkan dalam penerjemahan
bukan bentuk berita, melainkan bagaimana penerimaan si pembaca. Dan
penerimaan ini kemudian dibandingkan dengan bagaimana penerimaan oleh
penerima asal dalam bentuknya yang asli.5
Secara umum, terjemahan terbagi atas dua macam, yaitu terjemah
lisan (live translation atau tarjamah fauriyah) dan terjemah tulisan (written
translation atau tarjamah ghair mubasyaroh). Pada penerjemahan lisan,
penerjemah dituntut untuk mampu mengalihkan bahasa dan ujaran secara
langsung, cepat, dan tepat, tanpa ada kesempatan untuk memperbaiki unsur-
unsur bahasa dan ujaran yang salah atau tidak tepat padanan artinya.
Seorang penerjemah lisan disyaratkan mampu berbicara fasih dan lancar,
baik dalam bahasa sumber maupun bahasa sasaran, memiliki pengetahuan
luas, dan mampu menafsirkan apa yang diungkapkan oleh penutur bahasa
sumber. Oleh sebab itu, penerjemah lisan biasa disebut interpreter
(penafsir).
Sedangkan dalam terjemah tulisan, penerjemah mempunyai
kesempatan untuk memperbaiki kembali unsur-unsur bahasa yang salah

5
https://ulfiyaturrohmah96.wordpress.com/2018/11/08/the-journey-begins/

3
atau kurang tepat padanan terjemahnya, kefasihan berbicara penerjemah
tulisan tidaklah merupakan syarat mutlak.
Menurut Suhendra terjemah tulisan menjadi dua bagian, yaitu
terjemah faktual dan terjemah kesenisastraan. Terjemah faktual6 ialah jenis
terjemah yang mengalihkan seperangkat informasi faktual satu bahasa
dengan padanannya di dalam bahasa lainnya. Tujuan terjemahannya adalah
untuk memberikan informasi dan keterangan-keterangan di dalam bahasa
lain. Seperti dilakukan untuk menerjemahkan surat-surat perjanjian,
penerjemahan berita pada surat kabar, radio dan televisi, penerjemahan
buku, penerjemahan sebuah booklet, penerjemahan tentang aturan
pemakaian aturan obat-obatan, penerjemahan untuk mempromosiakan
penggunaan suatu produk dagang tertentu, atau penerjemahan untuk
kepentingan komersial lainnya.
Terjemah kesenisastraan adalah penerjemahan untuk kepentingan
kesenian dan kesastraan, seperti penerjemahan prosa, puisi, drama atau
opera, cerita-cerita bergambar, film dan lain sebagainya.

B. Sejarah Singkat Terjemah


Tradisi penerjemahan mulai muncul sejak nabi Adam dikenalkan
pengetuahuan tentang nama-nama benda dan lain sebagainya. Sehingga,
manusia secara umum dapat mengenal berbagai istilah yang ada di
sekelilingnya, sampai saat ini. pengetahuan yang manusia miliki ini tidak hanya
berhenti dalam satu titik, akan tetapi terus berkembang seiring dengan
munculnya sesuatu dalam kehidupan manusia.7

Periode Antik Yunani-Romawi ini diyakini sebagai periode pertama


ditemukannya konsep dasar penerjemahan. Aktivitas penerjemahan pada
periode ini diyakini sebagai bentuk untuk memperkenalkan bahasa Latin kepada
bangsa Yunani. Strategi tersebut diterapkan melalui pembuatan karya sastra.

6
Faktual adalah adalah sesuatu yang sesuai dengan fakta sehingga mengandung nilai kebenaran,
berdasarkan pada kenyataan bukan rekaan dan lain sebagainya.
7
https://ulfiyaturrohmah96.wordpress.com/2018/11/08/the-journey-begins/

4
Penerjemahan juga digunakan sebagai media untuk mengadopsi karya sastra
bangsa Yunani kuno dan mengalihkannya menjadi genre baru dalam karya sastra
bangsa Romawi.8

Selanjutnya periode demi periode pada abad ke-21 kini penerjemahan


telah menjadi jurusan akademis di universitas. Penerjemahan diyakini bias
membantu mengembangkan bahasa melalui loandword,atau kata yang diadopsi
dari suatu bahasa,serta borrowing term atau meminjam istilah dari suatu
bahasa.Teknologi dan internet berperan juga terhadap pasar global untuk
layanan bahasa,termaksud menciptakan software penerjemah dan menciptakan
pekerjaan di bidang penerjemahan.

C. Hakikat Terjemah
Penerjemahan merupakan hakikat kentalan dikotomi9 atau kentalan
dwibelah yakni, proses dan hasil atau analisis dan sintesis. Penerjemahan sebagai
proses kegiatan manusia di bidang bahasa disebut analisis yang hasilnya
merupakan teks terjemahan disebut sintesis10. Analisis dan sintesis tak
terpisahkan satu sama lain, karena kehadiran sintesis dalam proses penerjemahan
dipicu oleh adanya analisis.11

Dalam mempersiapkan teks bahasa sumber pada analisis untuk disampaikan


ke sintesis, penerjemah akan terbentur pada kesulitan bahasa disebabkan oleh
adanya perbedaan-perbedaan sarana leksikal, gramatikal, dan stilistik kedua
bahasa. Tetapi hal itu tidak perlu dikhawatirkan, karena teks bahasa pada bahasa
sumber yang tidak bisa disampaikan dengan menggunakan sarana gramatikal ke
dalam teks bahasa sasaran, bisa disampaikan dengan bantuan sarana leksikal12.

8
https://www.harianhaluan.com/lifestyle/pr-101368632/inilah-sejarah-penerjemahan-yang-
perlu-kamu-ketahui
9
Dikotomi adalah istilah yang menunjukkan partisi atau pembagian dari suatu keseluruhan
menjadi dua bagian (subset atau himpunan bagian).
10
Sintesis adalah menyatukan dua atau lebih bagian menjadi satu kesatuan.
11
Yarno Eko Saputro. 2021. Hakikat Penerjemahan, Jurnal Pendidikan dan Pemikiran. STAIN
Nurul Falah. hal. 633
12
Leksikal adalah makna lambang kebahasaan yang bersifat dasar.

5
Seperti yang dikatakan G. Jager seorang ilmuwan bahasa dari Jerman,
bahwa hakikat penerjemahan adalah transformasi teks dari satu bahasa ke bahasa
lain tanpa mengubah isi teks asli. Jadi, penerjemahan adalah jenis transformasi
antar bahasa yang disebut pula transformasi penerjemahan. Transformasi
penerjemahan merupakan hibungan riil yang ada antar teks dalam berbagai
bahasa. Bahasa yang sifatnya arbriter menjadikan realitas bahasa adalah
kenyataan yang dinamis dan kompleks, sebagaimana kompleksnya realitas
manusia dengan segala hal yang difikirkan atau dirasakan. Realitas bahasa tidak
dapat dibatasi oleh rumus-rumus dan konsep-konsep. Karena bahasa juga
memiliki potensi untuk berkembang dan berubah, sejalan dengan realitas pikiran
dan perasaan manusia.13

Sebagai praktisi penerjemahan, ada yang mengatakan hakikat dari


penerjemahan adalah ilmu praktis, sedangkan yang lain mengatakan
penerjemahan adalah seni. Penerjemahan dikatakan ilmu dan dikatakan seni,
karena penerjemahan adalah pekerjaan yang melibatkan sekumpulan teori atau
ilmu, tetapi kemampuan menerjemahkan dengan baik adalah seni. Seperti
pernyataan Paulinus Soge, penerjemahan sangat tergantung pada rasa
kebahasaan seseorang. Rasa bahasa ini berbeda pada satu individu dengan
indvidu lainnya. Menerjemah disebut ilmu ketika dikaji teori-teorinya, dan
disebut seni ketika dipraktikan.

Berdasarkan gambaran di atas, dapat dilihat bahwa perbedaan pandangan


tentang hakikat menerjemah sangat dipengaruhi oleh pengalaman dan sudut
pandang masing-masing orang yang mendefinisikannya. Tidak ada pendapat
yang benar dan salah. Semua logis dan beralasan. Namun hal yang terpenting
dari semua segi yang dibahas di sini adalah hasil akhir yang disajikan oleh
penerjemah. Oleh karena itu, hasil penerjemahan yang baik adalah terjemahan
yang benar-benar mampu memotret target makna dari bahasa sumber ke dalam
bahasa sasaran. Seluruh satuan makna di dalam teks sumber seolah-olah teralih

13
Yarno Eko Saputro. 2021. Hakikat Penerjemahan, Jurnal Pendidikan dan Pemikiran. STAIN
Nurul Falah. hal. 634

6
secara sempurna ke dalam bahasa sasaran. Terjemahan juga harus proporsional
dan wajar.

D. Urgensi Terjemah
Penerjemahan berperan penting dalam transfer pengetahuan diantara
budaya, bahasa dan bangsa yang berbeda. Sebagai kegiatan
untukmemindahkan pesan atau maksud yang terkandung dalam suatu bahasa
ke dalam bahasa lain secara tepat dan wajar.14

Beberapa urgensi terjemah di antaranya:

1. Mengetahui arti atau makna bahasa asing.


2. Memperkaya arti kosakata atau istilah bahasa asing. Ketika kita
mengetahui arti bahasa Asing maka dengan sendirinya kita sedang
memperkaya arti kosa kata bahasa Asing dalam otak kita. Kita juga akan
mengingat arti kata-kata bahasa Asing yang sering kita temui dalam
sehari-hari. Terjemah juga bermanfaat untuk menambah informasi arti
istilah-istilah bahasa Asing di sekitar kita.
3. Belajar bahasa Asing. Dengan mengetahui terjemah bahasa Asing
secara tidak langsung kita juga sedang belajar bahasa Asing, yaitu
mempelajari arti kosakatanya, struktur, maupun cara pengucapannya.
4. Sebagai bahan perbandingan. Jika kita melihat struktur asli bahasa
Asing dan hasil terjemahan ke dalam bahasa Sasaran tentu ada sedikit
perbedaan. Entah itu bentuk kata, idiom, frase, susuan (struktur),
maupun kedudukan sebuah kata (subjek, predikat, objek, dan
keterangan). Perbedaan ini tentu bisa dimanfaatkan sebagai bahan
perbandingan antara satu bahasa ke bahasa lainnya. Di kalangan
akademis dan peneliti bahasa juga tidak sedikit yang menjadikan
perbandingan bahasa untuk dikaji lebih lanjut (studi kontrastif).
5. Menyerap bahasa asing. Adanya bahasa Asing yang masuk di Indonesia
juga menguntungkan para peneliti dan juru bahasa untuk

14
https://emariferha.wordpress.com/tag/pentingnya-terjemah/

7
menerjemahkan bahasa Asing ke dalam bahasa Indonesia untuk
berbagai keperluan, hingga merumuskan kaidah penyerapan bahasa
sebagai bentuk kajian.
6. Mengurus berbagai keperluan.
7. Sarana Menikmati Karya.
8. Sarana mempermudah dalam bidang perdagangan.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Secara bahasa, terjemah (translation) berasal dari Bahasa Arab, dari kata
tarjama yutarjimu, artinya menerangkan atau memindahkan perkataan
dari suatu bahasa ke bahasa lainnya. Secara istilah,terjemah berarti
semua kegiatan manusia yang sangat berkaitan dengan memindahkan
informasi atau pesan yang disampaikan secara lisan atau tulisan (verbal
dan non verbal) dari informasi asal kedalam informasi sasaran.
2. Klasifikasi terjemah Berdasarkan cara, terjemah dibagi menjadi dua,
yaitu terjemah cara lama dan terjemah cara baru. Terjemah cara lama
lebih menekankan kepada bentuk berita dan si penerjemah merasa cukup
puas dengan kemampuannya mengalihkan semua ciri-ciri khas bahasa
asal seperti irama, pilihan kata, peribahasa, kata-kata mutiara, struktur-
struktur, dan sebagainya. sedangkan terjemah cara baru ialah yang lebih
dipentingkan dalam penerjemahan bukan bentuk berita, melainkan
bagaimana penerimaan si pembaca. Dan penerimaan ini kemudian
dibandingkan dengan bagaimana penerimaan oleh penerima asal dalam
bentuknya yang asli
3. Periode Antik Yunani-Romawi ini diyakini sebagai periode pertama
ditemukannya konsep dasar penerjemahan. Aktivitas penerjemahan pada
periode ini diyakini sebagai bentuk untuk memperkenalkan bahasa Latin
kepada bangsa Yunani.
Selanjutnya periode demi periode pada abad ke-21 kini penerjemahan
telah menjadi jurusan akademis di universitas.Penerjemahan diyakini
bias membantu mengembangkan bahsa melalui loandword,atau kata
yang diadopsi dari suatu bahasa,serta borrowing term atau meminjam
istilah dari suatu bahasa.
4. Hakikat penerjemahan adalah transformasi teks dari satu bahasa ke
bahasa lain tanpa mengubah isi teks asli.

9
5. Urgensi terjemah anatara lain: mengetahui arti dan makna bahasa asing,
memperkaya arti kosakata atau istilah bahasa asing, mempermudah
dalam berdagang internasional, mengurus berbagai keperluan dan sarana
menikmati karya.

10
DAFTAR PUSTAKA

https://ulfiyaturrohmah96.wordpress.com/2018/11/08/the-journey-begins/
Ma’mur, Ilmazudin. 2004. Konsep Dasar Penerjemahan Tinjauan Teoretis,
Al-Qalam.
Hartono, Rudi. 2017. Pengantar Ilmu Penerjemah. Semarang: Cipta Prima
Nusantara
https://emariferha.wordpress.com/tag/pentingnya-terjemah/
Yarno, Eko Saputro. 2021. Hakikat Penerjemahan, Jurnal Pendidikan dan
Pemikiran. STAIN Nurul Falah.

11

Anda mungkin juga menyukai