Anda di halaman 1dari 6

Strategi Penerjemahan Bahasa dalam Menerjemahkan

Sebuah Teks

Abstract
Indonesian language is the official language of the Republic of
Indonesia which is used as a communication tool consisting of words
or a collection of words. Many languages exist in this world, so there
needs to be translation. Translation is essentially interpreting the
meaning of the text from the source language into the target language
that communicates a similar message. In translation, translation
strategy are required. Translation strategy are technical guidance to
translate phrase by phrase or sentence by sentence. First is a strategy
that deals with sentence structure and the second is a strategy that
directly relates to the meaning of the word or phrase being translated.
Keywords: Indonesian language, translation strategy

Abstraksi
Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi Republik Indonesia yang
digunakan sebagai alat komunikasi yang terdiri atas kata-kata atau
kumpulan kata. Banyak bahasa yang ada di dunia ini sehingga perlu
adanya penerjemahan. Penerjemahan pada dasarnya ialah
menginterpretasi makna teks dari bahasa sumber ke dalam bahasa
sasaran yang mengkomunikasikan pesan serupa. Dalam penerjemahan
dibutuhkan strategi/prosedur penerjemahan. Strategi penerjemahan
ialah tuntunan teknis untuk menerjemahkan frase demi frase atau
kalimat demi kalimat. Pertama adalah strategi yang berkenaan dengan
struktur kalimat dan yang kedua adalah strategi yang langsung terkait
dengan makna kata atau kalimat yang sedang diterjemahkan.
Kata kunci: Bahasa Indonesia, strategi penerjemahan

1. Pendahuluan
Bahasa adalah alat komunikasi yang berupa sistem lambang bunyi yang
dihasilkan alat ucap manusia. Menurut Mackey (1986:12), Bahasa ialah suatu bentuk
serta bukan suatu keadaan (lenguage may be form and not matter) ataupun sesuatu sistem
lambang bunyi yang arbitrer, atau suatu sistem dari sekian banyak sistem-sistem, suatu
sistem dari suatu tatanan ataupun suatu tatanan dalam sistem-sistem. Bahasa terdiri atas
kata-kata atau kumpulan kata. Masing-masing mempunyai makna, yaitu, hubungan
abstrak antara kata sebagai lambang dengan objek atau konsep yang diwakili kumpulan
kata atau kosakata itu oleh ahli bahasa disusun secara alfabetis, atau menurut urutan abjad,
disertai penjelasan artinya dan kemudian dibukukan menjadi sebuah kamus atau leksikon.
Ada sekitar tujuh ribu bahasa yang digunakan oleh sekitar tujuh miliar manusia di dunia.
Hal ini dikarenakan faktor geografis sehingga setiap kelompok manusia dalam wilayah
yang sama akan menciptakan bahasanya sendiri.

Salah satu bahasa di dunia adalah bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia adalah
bahasa resmi dan bahasa persatuan Republik Indonesia. Penggunaan Bahasa Indonesia
diresmikan setelah proklamasi kemerdekaan bersamaan dengan mulai berlakunya
konstitusi. Dari segi linguistik, bahasa Indonesia adalah varian dari bahasa Melayu.
Bahasa Melayu merupakan sebuah bahasa Austronesia dari cabang Sunda-Sulawesi yang
digunakan sebagai bahasa perhubungan di Nusantara sejak abad awal penanggalan
modern.

Untuk menyelaraskan maksud dan saling mengerti bahasa antar kelompok


manusia maka dibutuhkan penerjemahan. Menurut Hoed (23:2006) adalah kegiatan
mengalihkan secara tertulis pesan dari teks suatu bahasa (misalnya bahasa Inggris) ke
dalam teks bahasa lain (misalnya bahasa Indonesia). Penerjemahan tidak boleh dilakukan
dengan asal-asalan karena dapat merusak arti dan maksud yang ingin disampaikan oleh
teks tersebut. Oleh karena itu penulis membuat karya berjudul ”Strategi Penerjemahan
Bahasa dalam Menerjemahkan Sebuah Teks” yang bisa mengedukasi para penerjemah
agar dapat membuat terjemahan yang lebih baik.

2. Isi
Menerjemahkan adalah mengalihkan makna yang terdapat dalam bahasa sumber
ke dalam bahasa sasaran dan mewujudkannya kembali di dalam bahasa sasaran dengan
bentuk-bentuk yang sewajar mungkin menurut aturan-aturan yang berlaku di dalam
bahasa sasaran. Jadi yang dialihkan adalah maknanya bukan bentuknya. Selain mengikuti
aturan-aturan yang berlaku dalam bahasa sasaran, dalam mengalihkan makna dari bahasa
sumber ke bahasa sasaran tidak boleh dikurangi maupun ditambah agar makna yang
diartikan tetap sama.

Ada dua tipe penerjemah, yaitu penerjemah yang berpihak pada penulis aslinya
dan penerjemah yang berpihak pada pembaca. Penerjemah yang berpihak pada penulis
aslinya akan mempertahankan ciri-ciri berekspresi atau gaya ungkap penulisnya. Secara
terperinci, penerjemah yang berpihak pada penulis aslinya tanpa atau dengan penyesuaian
sesedikit mungkin. Mempertahankan struktur teks sumber dilakukan dengan tidak
mengubah bentuk kalimat, misalnya kalimat aktif diterjemahkan menjadi kalimat aktif,
kalimat pasif diterjemahkan menjadi kalimat pasif. Sedangkan penerjemah yang berpihak
pada pembaca akan berusaha menuliskan kembali makna atau pesan teks sumber menjadi
kata yang mudah dimengerti dan struktur yang enak untuk dinikmati. Terjemahan dari
penulis yang berpihak pada pembaca akan selalu terbaca seperti teks asli bukan
terjemahan.
Terdapat unsur-unsur penting yang harus diketahui dalam menerjemahkan
bahasa: bentuk bahasa, makna bahasa, kekerabatan bahasa, hubungan bahasa dan budaya,
dan bahasa berubah

Bentuk bahasa dapat diuraikan berdasarkan unsur-unsur gramatikal tertentu


menjadi fonem, morfem, kata, frasa, klausa, dan kalimat. Makna bahasa dapat
digolongkan ke beberapa kategori. Secara semantis, setiap konsep atau komponen makna
akan termasuk ke dalam salah satu dari empat kategori utama: benda (things), peristiwa
(event), atribut (atributs), dan relasi (relation). Bahasa juga memiliki hubungan
kekerabatan. Semakin dekat hubungannya maka akan semakin banyak unsur-unsur
bahasa yang dimiliki secara bersama. Sebaliknya, jika semakin jauh hubungan
kekerabatan bahasa sumber dengan bahasa sasaran, maka semakin banyak pula masalah
yang dapat muncul dalam terjemahan. Bahasa adalah bagian yang tak terpisahkan dari
budaya penuturnya. Apa yang diperbuat oleh penuturnya dalam hidup mereka selalu
tercermin dalam bahasa mereka. Hal lain yang perlu diketahui oleh penerjemah adalah
bahasa terus berubah. Ditinjau dari segi bentuk, biasanya perubahan bahasa terjadi pada
bunyinya, tata bahasanya, dan semantiknya.

Prinsip-prinsip terjemahan merupakan sebuah acuan umum. Ragam atau metode


terjemahan adalah petunjuk teknis yang masih umum juga, yang hendaknya
dipertimbangkan pada level keseluruhan teks atau wacana. Sedangkan tuntunan teknis
untuk menerjemahkan frase demi frase atau kalimat demi kalimat disebut teknik
penerjemahan atau strategi penerjemahan.

Strategi penerjemahan yang dimaksud di sini adalah taktik penerjemah untuk


menerjemahkan kata atau kelompok kata, atau mungkin kalimat penuh bila kalimat
tersebut tidak bisa dipecah lagi menjadi unit yang lebih kecil untuk diterjemahkan. Dalam
literatur tentang terjemahan, strategi penerjemahan disebut prosedur penerjemahan
(translation procedures). Kata prosedur berarti urutan yang formal. Oleh karena itu,
strategi dipilih untuk digunakan di sini.

Berikut ini adalah beberapa strategi penerjemahan yang dibagi menjadi dua jenis
utama. Pertama adalah strategi yang berkenaan dengan struktur kalimat. Strategi-strategi
ini wajib dilakukan karena kalau tidak hasil terjemahannya akan tidak wajar dalam
struktur. Jenis kedua adalah strategi yang langsung terkait dengan makna kata atau
kalimat yang sedang diterjemahkan (Suryawinata, 64:2016).

Strategi struktural terdiri atas tiga strategi dasar yaitu penambahan, pengurangan,
dan transposisi. Penambahan (addition) adalah penambahan kata-kata dalam terjemahan
karena struktur terjemahan memang menghendaki begitu. Penambahan jenis ini bukanlah
masalah pilihan tetapi suatu keharusan. Contohnya:
Sumber : Saya guru
Terjemahan : I am a teacher
Dalam contoh tersebut kata “am” dan “a” harus ditambahkan demi keberterimaan struktur
bahasa terjemahan. Kebalikan dari penambahan ada strategi pengurangan. Pengurangan
(substraction) artinya adannya pengurangan elemen struktural di dalam bahasa
terjemahan.
Transposisi (transposition) merupakan strategi yang digunakan dalam
menerjemahkan klausa atau kalimat. Berbeda dengan kedua strategi sebelumnya,
transposisi bisa dipandang sebagai suatu keharusan atau sebagai pilihan. Transposisi
adalah suatu keharusan apabila tanpa strategi ini makna teks sumber tidak tersampaikan.
Transposisi menjadi pilihan apabila transposisi dilakukan karena alasan gaya bahasa saja.
Yang paling sering transposisi dilakukan karena alasan kedua ini. Pengubahan bisa
pengubahan bentuk jamak ke bentuk tunggal, posisi kata sifat, sampai pengubahan
struktur kalimat secara keseluruhan.

Modulasi adalah strategi untuk menerjemahkan frasa, klausa, atau kalimat. Di sini
penerjemah memandang pesan dalam kalimat bahasa sumber dari sudut yang berbeda
atau cara berpikir yang berbeda (Newmark, 1988:88). Strategi ini digunakan jika
penerjemahan kata-kata dengan makna literal tidak menghasilkan terjemahan yang wajar
atau luwes.

Selain strategi penerjemahan secara struktural ada juga strategi penerjemahan


secara makna yang disebut strategi semantis. Penerjemahan semantis (semantic
translation) menekankan pada penggunaan istilah, kata kunci, atau ungkapan yang harus
dihadirkan dalam hasil terjemahan. Berbeda dengan penerjemahan setia, penerjemahan
semantik lebih luwes dan mempertimbangkan unsur estetika teks bahasa sumber dengan
mengompromikan makna selama masih dalam batas kewajaran. Penerjemahan semantik
juga lebih fleksibel bila dibandingkan dengan penerjemahan setia yang lebih terikat oleh
bahasa sumber. Strategi semantis terdiri atas pungutan (borrowing), padanan budaya
(cultural equivalent), Padanan deskriptif (descriptive equivalent) dan analisis
komponensial (componential analysis), sinonim, terjemahan resmi, serta penyusutan dan
perluasan (Suryawinata, 67:2016).
Pungutan adalah strategi penerjemahan yang membawa kata bahasa sumber ke
dalam teks bahasa sasaran. Jadi penerjemah sekedar memungut kata bahasa sumber yang
ada, oleh karena itu strategi ini disebut pungutan. Salah satu alasan digunakannya strategi
ini adalah untuk menunjukkan penghargaan terhadap kata-kata tersebut.

Strategi padanan budaya penerjemah adalah strategi yang menggunakan kata khas
dalam bahasa sasaran untuk mengganti kata khas di dalam bahasa sumber. Hal utama
yang perlu diperhatikan adalah, kata yang khas budaya bahasa sumber diganti dengan
kata yang juga khas di dalam bahasa sasaran. Oleh karena budaya dari suatu bahasa
dengan budaya dari bahasa yang lain kemungkinan besar berbeda, maka kemungkinan
besar strategi ini tidak bisa menjaga ketepatan makna. Meskipun begitu, strategi ini bisa
membuat kalimat dalam bahasa sasaran menjadi mulus dan enak dibaca. Untuk teks yang
bersifat umum, misalnya pengumuman atau propaganda, strategi ini bisa digunakan
karena pada umumnya pembaca bahasa sasaran tidak begitu peduli akan budaya bahasa
sumber.

Padanan deskriptif (descriptive equivalent) dan analisis komponensial


(componential analysis) berusaha mendeskripsikan makna atau fungsi dari kata bahasa
sumber (Newmark, 1988: 83-84). Strategi ini dilakukan karena kata bahasa sumber
tersebut sangat terkait dengan budaya khas bahasa sumber dan penggunaan padanan
budaya dirasa tidak bisa memberikan derajat ketepatan yang dikehendaki.

Strategi sinonim membuat penerjemah bisa juga menggunakan kata bahasa


sasaran yang kurang lebih sama untuk kata-kata bahasa sumber yang bersifat umum kalau
enggan 71 menggunakan analisis komponensial. Strategi ini diambil karena analisis
komponensial dirasa bisa mengganggu alir kalimat bahasa sasaran (Newmark, 1988: 83-
84).

Strategi lain yang sering digunakan adalah terjemahan resmi yang telah
dibakukan. Untuk itu, penerjemah yang mengerjakan naskah dari bahasa asing ke dalam
bahasa Indonesia perlu memiliki "Pedoman Pengindonesiaan Nama dan Kata Asing"
yang dikeluarkan oleh Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Depdikbud R.I.

Penyusutan artinya penyusutan komponen kata bahasa sumber. Contohnya adalah


penerjemahan kata "automobile" menjadi "mobil". Di sini elemen kata "auto"
dihilangkan. Jadi kata "automobile" mengalami penyusutan. Perluasan adalah lawan
penyusutan. Di sini unsur kata diperluas di dalam bahasa sasaran. Contohnya adalah
penerjemahan "whale" menjadi "ikan paus". Di dalam contoh ini elemen "ikan"
ditambahkan karena kalau diterjemahkan menjadi "paus" saja kurang baik. Di dalam
bahasa Indonesia "Paus" berarti pemimpin umat Katolik sedunia, atau "the Pope" di
dalam bahasa Inggris (Suryawinata, 71:2016).

Satu hal lain yang perlu dicatat adalah bahwa strategi struktural dan strategi
semantik sebenarnya secara bersama-sama digunakan penerjemah. Semua penerjemah
pasti menggunakan strategi tertentu di dalam proses penerjemahannya. Strategi-strategi
itu sering kali sukar dibeda-bedakan karena merupakan kombinasi dari beberapa jenis.
Selain itu, kadang strategi itu sudah sedemikian otomatisnya sehingga hampir tidak dapat
disadari langkah-langkahnya. Oleh karena itu, kadang seorang penerjemah tidak bisa
menguraikan strategi yang ditempuhnya.

3. Penutup
Menerjemahkan adalah mengalihkan makna yang terdapat dalam bahasa sumber
ke dalam bahasa sasaran dan mewujudkannya kembali di dalam bahasa sasaran tanpa
mengurangi atau menambahkan makna yang ada. Tuntunan teknis untuk menerjemahkan
frase demi frase atau kalimat demi kalimat disebut teknik penerjemahan atau strategi
penerjemahan. Strategi penerjemahan dibagi menjadi dua yaitu strategi struktural dan
strategi semantis. Strategi struktural terdiri atas tiga strategi dasar yaitu penambahan,
pengurangan, dan transposisi. Sedangkan strategi semantis terdiri atas pungutan, padanan
budaya, Padanan deskriptif dan analisis komponensial, sinonim, terjemahan resmi, serta
penyusutan dan perluasan.

Daftar Pustaka
Simatupang, Maurits D.S. (2000). Pengantar Teori Terjemahan. Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Suryawinata, Zuchridin, dan Hariyanto, Sugeng. (2016). Translation: Bahasan Teori &
Penuntun Praktis Menerjemahkan. Yogyakarta: Media Nusa Creative.

Anda mungkin juga menyukai