Sujatmiko, M.Hum
1
PENDAHULUAN
Istilah Teknis
• Bahasa Sumber • Bahasa Sasaran
• Teks Sumber • Teks Sasaran
• Terjemahan • Alihbahasaan
• Penerjemahan • Pengalihbahasaan
• Menerjemahkan • Mengalihbahasakan
• Penerjemah • Alihbahasawan
• Kompetensi Penerjemahan • Keakuratan
• Pengetahuan Deklaratif • Keberterimaan
• Pengetahuan Operatif • Keterbacaan
• Ketakterjemahan
Mengapa Indonesia membutuhkan terjemahan?
Penerjemah Bilingual
• Menguasai dua bahasa • Menguasai dua bahasa
dengan baik dengan baik
• Memiliki kompetensi • Memiliki kompetensi
komunikatif komunikatif
• Memiliki kompetensi • Belum tentu memiliki
transfer kompetensi transfer
Memory
Source
Language Text Analysis
Semantic
Representatio
n
Target Language
Synthesis Text
Bentuk Lain dari Diagram Proses Penerjemahan
Step 1:
Step 3:
Analysis Mental Process / Restructuring
Cognitive Proces
/Black Box
Step 2:
Transferring
Hakikat Proses Penerjemahan:
• proses kognitif ( di dalam otak penerjemah)
• Black Box (Tidak bisa diamati oleh manusia)
• Siklus (Dimulai dari tahap 1 dan kemudian ke tahap 2 dan diakhiri dengan
tahap 3. Ketiga tahap tersebut dapat diulang-ulang.
Pertimbangan sebelum
Menerjemahkan
• Penerjemahan adalah proses pengambilan keputusan
• Keputusan-keputusan yang dibuat sebagian dipengaruhi oleh
kompetensi penerjemah dan sebagian dipengaruhi oleh
pembaca sasaran
• Dalam kaitan itu, informasi tentang pembaca sasaran perlu
diperoleh
• Siapkan alat bantu penerjemahan (kamus, teks paralel dsb)
Pertimbangan pada saat menerjemahkan
Teknologi Kedokteran
Pengadilan
23
Tukang Sepatu
Cepat
Murah
Resiko Tinggi
Lama
Mahal
Resiko Rendah
24
Penerjemah Pemula
Cepat
Murah
Resiko Tinggi
Lama
Mahal
Resiko Rendah
Penerjemah Ahli
25
Bilingual
• Bilingual:
1. involving or using two languages (bilingual
education),
2. someone who is bilingual can speak two languages
extremely fluently, usually because they learn both
languages as a child.
26
Kompetensi Bilingual
• Kompetensi gramatikal: pengetahuan kaidah bahasa yang meliputi
kosa kata, pembentukan kata, pelafalan dan struktur kalimat.
Pengetahuan dan ketrampilan yang seperti ini sangat dibutuhkan
dalam memahami dan menghasilkan tuturan.
• Kompetensi sosiolinguistik: pengetahuan dan kemampuan untuk
menghasilkan dan memahami tuturan yang sesuai dengan konteks
(misalnya, siapa berbicara tentang apa, dimana, kapan).
• Kompetensi wacana: kemampuan untuk menggabungkan bentuk
dan makna untuk menghasilkan teks lisan dan tulis yang padu.
• Kompetensi strategik: penguasaan terhadap strategi berkomunikasi
(Bell, 1991: 41)
27
Kompetensi Penerjemahan
Pengertian:
Roger T. Bell:
• Pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki oleh
penerjemah agar dia dapat menerjemahkan (1991)
Hurtado Albir:
• Pengetahuan tentang cara menerjemahkan (1996)
Schaffner & Adab:
• Pengetahuan deklaratif (pengetahuan tentang penerjemahan)
dan pengetahuan prosedural (tahu cara menerjemahkan)
(2000)
28
Subkompetensi Penerjemahan
• Subkompetensi Kebahasaan
• Subkompetensi Budaya
• Subkompetensi Wacana
• Subkompetensi Bidang Ilmu
• Subkompetensi Strategik
• Subkompetensi Transfer
29
TRANSLATION COMPETENCE (PACTE, 2003)
STRATEGIC
COMPETENCE
Knowledge about
Instrumental Sub- Translation Sub-
competence competence
Psycho-physiological
Component
(Neubert, 2000: 10):
“Whatever they may boast about their knowledge, their
amazing individual competences, their language skills and
their multifarious erudition or their in-depth specialists
expertise, even their profound understanding of two or more
cultures, all these competences are feathers in the translators'
cap. But if this excellent equipment is not matched by the
unique transfer competence to produce an adequate replica of
an original they have failed. It is not enough to know about
translating, it has to be done”
31
• Pembuatan keputusan dalam proses penerjemahan tidak dapat
dilakukan oleh setiap orang.
• Dengan kata lain, tidak semua orang dapat menerjemahkan dan
orang yang menerjemahkan tidak secara otomatis dapat disebut
sebagai penerjemah (Rothe-Neves, 2007).
• Bahkan seorang bilingual pun tidak dapat dikategorikan sebagai
penerjemah.
• Pakar psikolinguistik, yang juga tertarik untuk mengkaji mekanisme
kognitif dasar yang melandasi penerjemahan, misalnya, cenderung
memandang bilingual sebagai pengguna bahasa daripada
penerjemah (Presas, 2000: 22).
32
5
IDEOLOGI PENERJEMAHAN
Keterkaitan antara Ideologi Penerjemahan, Metode Penerjemahan, Teknik
Penerjemahan dan Kualitas Terjemahan
• Teks Sasaran I:
• Ketika Indonesia mencaplok Timor Timur, bekas koloni Portugis, di tahun 1975, banyak orang Australia
yang melihatnya sebagai proses dekolonisasi. Banyak orang Australia yang beranggapan bahwa Timor
Timur seharusnya menjadi negara yang merdeka.
• Amplifikasi (amplification)
• Peminjaman (borrowing)
• Calque
• Kompensasi (compensation)
• Deskripsi (description)
• Kreasi diskursif (discursive creation)
• Kesapadan Lazim (established equivalent)
• Generalisasi (generalization)
Teknik Penerjemahan (Lanjutan)
• Amplifikasi linguistik (linguistic amplification)
• Kompresi linguistik (linguistic compression)
• Penerjemahan harfiah (literal translation)
• Modulasi (modulation)
• Partikularisasi (particularization)
• Reduksi (reduction)
• Substitusi (substitution)
• Transposisi (transposition)
• Variasi (variation)
Adaptasi
• Adaptasi (adaptation) adalah teknik penerjemahan
dimana penerjemah menggantikan unsur budaya
bahasa sumber dengan unsur budaya yang
mempunyai sifat yang sama dalam bahasa sasaran,
dan unsur budaya tersebut akrab bagi pembaca
sasaran. Ungkapan as white as snow, misalnya,
digantikan dengan ungkapan seputih kapas, bukan
seputih salju karena salju tidak dikenal dalam bahasa
sasaran..
Amplifikasi
• Amplifikasi (amplification) adalah teknik
penerjemahan yang mengeksplisitkan atau
memparafrase suatu informasi yang implisit dalam
bahasa sumber. Kata Ramadan, misalnya, diparafrase
menjadi Bulan puasa kaum muslim. Teknik amplikasi
ini mirip dengan teknik addition, atau gain.
Peminjaman
• Peminjaman (borrowing) adalah teknik
penerjemahan dimana penerjemah meminjam kata
atau ungkapan dari bahasa sumber. Peminjaman itu
bisa bersifat murni (pure borrowing) atau
peminjaman yang sudah dinaturalisasi (naturalized
borrowing). Contoh dari pure borrowing adalah
harddisk yang diterjemahkan menjadi harddisk,
sedangkan contoh dari naturalized borrowing adalah
computer yang diterjemahkan menjadi komputer.
Calque
• Calque adalah teknik penerjemahan dimana
penerjemah menerjemahkan frasa atau kata bahasa
sumber secara literal. Contoh: interest rate
diterjemahkan menjadi tingkat suku bunga.
Kompensasi
• Kompensasi (compensation) adalah teknik
penerjemahan dimana penerjemah memperkenalkan
unsur-unsur informasi atau pengaruh stilistik teks
bahasa sumber di tempat lain dalam teks bahasa
sasaran.
Deskripsi
• Deskripsi (description) merupakan teknik
penerjemahan yang diterapkan dengan menggantikan
sebuah istilah atau ungkapan dengan deskripsi bentuk
dan fungsinya. Contoh: kata dalam bahasa Italia
panettone diterjemahkan menjadi kue tradisional
Italia yang dimakan pada saat Tahun Baru
Kreasi Diskursif
• Kreasi diskursif (discursive creation). Teknik ini
dimaksudkan untuk menampilkan kesepadanan
sementara yang tidak terduga atau keluar dari
konteks. Teknik ini lazim diterapkan dalam
menerjemahkan judul buku atau judul film.
Kesepadanan Lazim
• Kesapadan Lazim (established equivalent) adalah
teknik untuk menggunakan istilah atau ungkapan
yang sudah lazim (berdasarkan kamus atau
penggunaan sehari-hari). Teknik ini mirip dengan
penerjemahan harfiah.
Generalisasi
• Generalisasi (generalization). Realisasi dari teknik
ini adalah dengan menggunakan istilah yang lebih
umum atau lebih netral. Kata penthouse, misalnya,
diterjemahkan menjadi tempat tinggal, dan becak
diterjemahkan menjadi vehicle (subordinat ke
superordinat)
Amplifikasi Linguistik
• Amplifikasi linguistik (linguistic amplification).
Perwujudan dari teknik ini adalah dengan menambah
unsur-unsur linguistik dalam teks bahasa sasaran.
Teknik ini lazim diterapkan dalam pengalihbahasaan
secara konsekutif atau dalam sulih suara (dubbing). .
Kompresi Linguistik
• Kompresi linguistik (linguistic compression)
merupakan teknik penerjemahan yang dapat
diterapkan penerjemah dalam pengalihbahasaan
simultan atau dalam penerjemahan teks film, dengan
cara mensintesa unsur-unsur linguistik dalam teks
bahasa sasaran.
Penerjemahan Harfiah
• Penerjemahan harfiah (literal translation)
merupakan teknik penerjemahan dimana penerjemah
menerjemahkan ungkapan kata demi kata. Misalnya,
kalimat I will ring you diterjemahkan menjadi Saya
akan menelpon Anda. Pada dasarnya teknik ini sama
dengan penerjemahan harfiah (literal translation).
Modulasi
• Modulasi (modulation) merupakan teknik
penerjemahan dimana penerjemah mengubah sudut
pandang, fokus atau kategori kognitif dalam
kaitannya dengan teks sumber. Perubahan sudut
pandang tersebut dapat bersifat leksikal atau
struktural. Misalnya you are going to have a child,
diterjemahkan menjadi Anda akan menjadi seorang
bapak. Contoh lainnya adalah I cut my finger yang
diterjemahkan menjadi Jariku teriris, bukan saya
memotong jariku.
Partikularisasi
• Partikularisasi (particularization). Realisasi dari
teknik ini adalah dengan menggunakan istilah yang
lebih konkrit atau presisi. Contoh: air transportation
diterjemahkan menjadi helikopter (superordinat ke
subordinat). Teknik ini merupakan kebalikan dari
teknik generalisasi.
Reduksi
• Reduksi (reduction). Teknik ini merupakan kebalikan
dari teknik amplifikasi. Informasi teks bahasa sumber
dipadatkan dalam bahasa sasaran. Contoh: the month
of fasting diterjemahkan menjadi Ramadan. Teknik
ini mirip dengan teknik penghilangan (ommission
atau deletion atau subtraction) atau implisitasi.
Dengan kata lain, informasi yang eksplisit dalam teks
bahasa sumber dijadikan implisit dalam teks bahasa
sasaran.
Substitusi
• Substitusi (substitution) merujuk pada pengubahan
unsur-unsur linguistik dan paralinguistik (intonasi
atau isyarat). Bahasa isyarat dalam bahasa Arab, yaitu
dengan menaruh tangan di dada diterjemahkan
menjadi Terima kasih.
Transposisi
• Transposisi (transposition) merupakan teknik
penerjemahkan dengan mengubah kategori
gramatikal. Teknik ini sama dengan teknik pergeseran
kategori, struktur dan unit. Kata kerja dalam teks
bahasa sumber, misal, diubah menjadi kata benda
dalam teks bahasa sasaran.
8
PENELITIAN PENERJEMAHAN
Interplay Concept
Trans
Top-Down lation
Process
and
Quality
Approac
h
Bottom-Up
Trans
lator
Declarative
Background Knowledge
Procedural
• Harfiah • Kata Demi Kata
Orientasi • Peminjaman • Harfiah
BSu Murni • Setia
• Peminjaman
Alamiah
• Semantik Foreignisas
• Calque i
Peneliti
Teknik METODE IDEOLOGI
Penerjemahan PENERJEMAHAN PENERJEMAHAN
Orientasi • Adaptasi
• Transposisi
• Bebas
Domestikas
BSa • Modulasi
• Idiomatis i
• Penambahan
• • Komunikatif
Penghilangan
Kualitas
Terjemahan
Orientasi Penelitian Penerjemahan
• Penelitian yang berorientasi pada fungsi (Function-
oriented studies)
• Penelitian yang berorientasi pada produk (product-
oriented studies)
• Penelitian yang berorientasi pada proses (process-
oriented studies).
Penelitian yang berorientasi
pada fungsi
• Tujuan:
• Untuk mengkaji fungsi terjemahan dalam
mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu
pengetahuan dan teknologi dan karya-karya sastra.
Penelitian yang berorientasi
pada produk
• Tujuan:
• Untuk mengetahui kualitas terjemahan (keakuratan
pesan, keberterimaan, dan keterbacaan)
• Untuk mengetahui strategi penerjemahan yang
digunakan oleh penerjemah
• Untuk mengetahui kesilapan-kesilapan yang dibuat
oleh penerjemah
Penelitian yang berorientasi
pada proses
• Tujuan:
• Untuk mengkaji proses penerjemahan yang dilakukan
oleh penerjemah dalam kaitannya dengan strategi
penerjemahan dan kualitas terjemahan, perilaku
penerjemahan
• Untuk mengungkap keterkaitan antara latar belakang
penerjemah dan proses penerjemahan yang
dilakukannya.
Sumber data Penelitian
• Penelitian Proses
Produk
• Published texts
• Generated texts through assignment
• Key informants (accuracy and acceptability)
Translators
• Target
Key informants
readers (Readability)
(Accuracy and Acceptability)
• Target readers (Readability)
Satuan Terjemahan (Translation
Unit)
• Penelitian Proses
Produk
• Morfem
• Kata
• Frasa
• Klausa
• Kalimat
• Teks
Jenis dan Desain Penelitian
• Penelitian Proses
Produk
• Jenis: Deskriptif-kualitatif
• Desain: Studi kasus terpancang (Embedded-case
(embedded-case study)
Study)
Metode Pengumpulan Data
• Penelitian Proses:
Produk:
• Content Analysis
• Questionnaire
TAP (Think-Aloud Protocol) technique
• In-depth interview
Questionnarie
• In-depth interview
• Observation through videotaping
Teknik Cuplik (Sampling
Technique)
• Penelitian proses:
Produk:
• Total Sampling
• Purposive Sampling
• Criterion-Based Sampling
Instrument for Translation Quality Assessment
• Questionnaire (open-ended) for assessing:
• Accuracy (Comparing ST and TT)
• Acceptability (TT)
• Readability (TT)
9
Cara Menilai Kualitas
Terjemahan
Kriteria Terjemahan Yang Berkualitas
• Accurate : Pesan teks bahasa sumber harus dialihkan
secara utuh / akurat
• Acceptable: Terjemahan harus sesuai dengan kaidah
dan budaya yang berlaku dalam bahasa sasaran
• Readable: Terjemahan harus dapat dipahami dengan
mudah oleh pembaca sasaran
Strategi Penilaian Kualitas Terjemahan
Yang Ada
• Cloze technique: Tingkat keterpahaman pembaca sasaran
• Reading-Aloud Technique: Tingkat kelancaran membaca
(fluency) dan kesalahan gramatikal
• Knowledge Test: Tingkat keterpahaman pembaca sasaran
• Performance Test: Tingkat pemahaman dan performansi
pembaca sasaran
• Back-translation: Tingkat keakuratan pengalihan pesan
• Equivalence-based Approach: Tingkat hubungan padanan
yang optimal (kesamaan pesan)
• Functional Approach: Tingkat keakuratan pengalihan pesan
dan tingkat keberterimaan terjemahan
Orientasi dan Kelemahan
• Orientasi penilaian beragam namun tak satupun yang berusaha
menilai kualitas terjemahan secara menyeluruh atau holistik
• Strategi-strategi penilaian kualitas terjemahan yang ada
mempunyai banyak kelemahan.
• Menilai kualitas tidak secara holistik tetapi parsial
• Tidak ada penjelasan siapa (persyaratan yanh harus dipenuhi)
dan berapa jumlah penilai
• Tidak ada pembobotan
• Tidak ada penjelasan perihal porsi yang ideal dari teks
terjemahan yang dinilai
Model Penilaian Kualitas Terjemahan
• Tujuan Penilaian: untuk menilai kualitas dari segi
keakuratan pesan, keberterimaan, dan keterbacaan
teks terjemahan ilmiah
• Jumlah penilai ganjil dan minimal 3 orang untuk
setiap aspek kualitas yang dikaji.
• Masing-masing penilai untuk setiap aspek kualitas
yang dinilai harus memenuhi kriteria tertentu.
Kriteria Penilai Keakuratan
Akurat 3 Makna kata, istilah teknis, frasa, klausa atau kalimat bahasa sumber
dialihkan secara akurat ke dalam bahasa sasaran; sama sekali tidak
terjadi distorsi makna
Kurang Akurat 2 Sebagian besar makna kata, istilah teknis, frasa, klausa atau kalimat
bahasa sumber sudah dialihkan secara akurat ke dalam bahasa sasaran.
Namun, masih terdapat distorsi makna atau terjemahan makna ganda
(taksa) atau ada makna yang dihilangkan, yang mengganggu keutuhan
pesan.
Tidak Akurat 1 Makna kata, istilah teknis, frasa, klausa atau kalimat bahasa sumber
dialihkan secara tidak akurat ke dalam bahasa sasaran atau dihilangkan
(deleted).
Instrumen Penilai Keberterimaan
Kategori
Skor Parameter Kualitatif
Terjemahan
Kurang 2 Pada umumnya terjemahan sudah terasa alamiah; namun ada sedikit
Berterima masalah pada penggunaan istilah teknis atau terjadi sedikit kesalahan
gramatikal.
Tidak Berterima 1 Terjemahan tidak alamiah atau terasa seperti karya terjemahan; istilah
teknis yang digunakan tidak lazim digunakan dan tidak akrab bagi
pembaca; frasa, klausa dan kalimat yang digunakan tidak sesuai dengan
kaidah-kaidah bahasa Indonesia
Instrumen Penilai Keterbacaan
Kategori
Skor Parameter Kualitatif
Terjemahan
Tingkat 3 Kata, istilah teknis, frasa, klausa, dan kalimat terjemahan
Keterbacaan dapat dipahami dengan mudah oleh pembaca.
Tinggi
Tingkat 2 Pada umumnya terjemahan dapat dipahami oleh pembaca;
Keterbacaan namun ada bagian tertentu yang harus dibaca lebih dari satu
Sedang kali untuk memahami terjemahan.
Tingkat 1 Terjemahan sulit dipahami oleh pembaca
Keterbacaan
Rendah
Pembobotan dari Aspek Kualitas
Yang Dinilai