Anda di halaman 1dari 53

THEORY OF TRANSLATION

Rangkuman Buku “Teori Terjemah” dan “Teknik Praktis Terjemah”

TUGAS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah Theory of
Translation
Dosen Pengampu: Karin Sari Saputra, S.Pd., M.Hum.

Oleh:

NOORWULAN LUTHFIATUNNISA ALFARABY


NIM 12217117

PROGRAM STUDI SASTRA INGGRIS


SEKOLAH TINGGI ILMU BAHASA ASING (STIBA) INVADA
CIREBON
2019

1
DAFAR ISI

Daftar isi............................................................................................................ 1
1.1 Terjemah; Definisi dan Klarifikasi .............................................................3
1.2 Terjemah dalam Perspektif Sejarah .............................................................9
1.3 Dwibahasawan Penerjemah ........................................................................11
1.4 Interferensi dalam Terjemah .......................................................................16
1.5 Makna dan Transferensi Makna .................................................................18
1.6 Batas-batas Keterjemahan ..........................................................................20
1.7 Penerjemahan di Dunia Usaha, Industri dan Teknologi .............................21
Rangkuman II : Teknik Praktis Terjemah.............................................22
2.1 Pendahuluan ...........................................................................................................22
2.2 Kata, Jenis Kata dan Identifikasinya ......................................................................24
2.3 Struktur Frasa Benda ..............................................................................................30
2.4 Pola Kalimat Dasar ................................................................................................33
2.5 Pola Kalimat Dasar (2) ......................................................................................... 35
2.6 Pola Kalimat Pasif .................................................................................................40
2.7 Kalimat Majemuk Setara dan Struktur Paralel ..................................................... 41
2.8 Struktur Kalimat Kompleks ...................................................................................43
2.9 Analisis Kalimat ....................................................................................................45
2.10 Beberapa Masalah Terjemahan ...........................................................................47
2.11 Teks Latihan mandiri...........................................................................................49
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................53

2
RANGKUMAN I
TEORI TERJEMAH

Pengantar ke Arah Pendekatan Lingustik dan Sosiolinguistik

(Drs. Suhendra Yusuf, M.A., 1994)

1.1 Terjemah : Definisi dan Klasifikasi

Terjemahan adlaah semua kegiatan manusia dalam mengartikan seperangkat


informasi atau pesan (mssage) baik verbal maupun non-verbal dari informasi asal atau
informasi sumber (source information) kedalam informasi sasaran (target information).

Secara keseharian, dlam pengertian dan cakupan yang lebih sempit, terjemahan
(translation) biasa diartikan sebagai suatu proses pengalihan pesan yang terdapar
dalam teks Bahasa pertama atau Bahasa sumber (source language).

Bahasa sumber biasa disebut juga Bahasa asal atau Bahasa asli. Adalah Bahasa
yang dipergunakan oleh pengarag asal dalam mengungkapkan pesan, gagasan atau
keterangan, yang kemdian menjadi bahan yang akan diterjemahkan.

Kata teks (text) bisa merupakan satuan bahasa yang paling lengkap dan dapat
juga bersifat sangat abstrak, yang dapat diwujudkan baik dalam Bahasa lisan maupun
Bahasa tulisan berupa kata, serangkaian kata-kata, frase, klausa, kalimat, atau paragraf
yang membawa dan memberikan pesan yang lengkap.

Padanan (equivalent) atau analogue dalam Bahasa inggris. Padanan disini tidak
saja menyangkut padanan formal Bahasa berupa padanan kata per kata, frase per frase,
ataupun kalimat per kalimat, melainkan juga padanan makna, baik makna pusat (central
meaning) dan makna luas (extended meaning atau situasional meaning) makna
denotative (denotative meaning) dan makna konotatif (connotative meaning) atau
makna kiasan (figurative meaning atau transfered meaning) ataupun makna gramatikal
(grammatical meaning atau structured meaning), yang pada pokoknya makna yang
tidak merusak gagasan dan oesan yang terkandung di dalam Bahasa sumber.

3
Padanan terjemah itu haruslah diungkapkan secara wajar di dalam Bahasa
sasaran dengan benar-benar memperhatikan kaidah-kaidah Bahasa terjemahan,
sehingga pembaca terjemahan itu dapat menikmati bacaannya dan melupakan sejenak
bahwa yang ia baca itu sebenarnya adalah terjemahan belaka.

Catrord menyadarkan para penerjemah bahwa dua Bahasa yang sedang ditagani
oleh para penrjemah itu Bahasa sumber dan bhasa sasaran sesungguhnya selalu
mempunyai hubungan timbal balik meskipun hubungan itu tidak selalu harus simetris.

Sejalan dengan pendapat Ctford, Finlay mengemukakan pendapatnya bahwa


melakukan kegiatan tejemhan itu sama saja dengan menyajikan suatu teks Bahasa
sumber di dalam Bahasa lainnya.

Menurut Finlay, terjemahan tidaklah harus memperdulikan secara berkecil-


kecil (in detail) hal-hal yang beruhubungan dengan bentuk Bahasa. Yag terpenting,
apakah penyajian teks di dalam Bahasa sasaran itu menunjukan pesan dan kesan yang
sama, atau palingtidak mendekati, ataukah tidak dengan Bahasa teks sumbernya. Jika
sama, terjemahan itu psti terjemahan yang baik, dan jika tidak, terjemahan itu bisa
dikategorikan terjemahan yang buruk.

J. Levy (1967), lebih menekankan proses kreatif seorang penerjemah. Dengan


demikian, penerjemah diberi kebebasan untuk menafsirkan Bahasa sumber dan
kemudian mencarikan padanan terjemah yang cocok di dalam Bahasa sasaran.

Menurut Levy, kegiatan penerjemahan adalah kegiatan yang menantangyang


tidak saja menuntut para penerjemahnya untuk berpengetahuan luas tentang Bahasa
dan budaya kedua Bahasa sumber dan Bahasa sasaran, melankan juga memacu
kreativutas para penerjemah untuk memilih salah satu dari sekian banyak alternatif
padanan terjemahannya.

Leonard Fosrster mngingatkan bahwa dalam proses terjemahan itu sukar sekali
bagi para penerjemah untuk memisahkan isi dari bntuknya (sistem simbil itu).

4
Kesimpulnnya, dalam penerjemahan itu yang paling penting adalah beralihnya
pesan atau makna Bahasa sumber ke dalam Bahasa sasaran dan, sedapat mungkin,
menyesuikan bentuknya, serta diungkapkan sewajar mungkin.

Menurut Nida dan Teber, penerjemah haruslah dapat mencarikan padanan


Bahasa sumber yang natural, baik maknanya maupun gaya pengungkapannya.

Perbedaan bentuk penggunaan tidaklah menjadikan sebuah karya terjemahan


itu gagal.

Adanya perbedaan tertentu yang lahir dari perbedaan pranata sosial budaya
tempat Bahasa-bahasa itu tumbuh dan berkembangn yang pada gilirannya perbedaan
itu memunculkan keterbatasan-keterbatasan tertentu dalam proses terjemahan.

Klasifikai

Kegiatan penerjemahan terbagi menjadi dua bagian: kegiatan terjemah lisan


dan tulisan. Pada penerjemah lisan, sang penerjemah lisan disyaratkan berkemampuan
berbicara yang lancer dan fasih, baik dalam Bahasa sumber maupun dalam Bahasa
sasaran, berpengetahuan luas, dan mampu menafsirkan apa-apa yang diujarkan oleh
penutur yang diterjemahkannya itu.

Dalam terjemahan tulisan, penulis masih diberi kesempatan untuk memperbaiki


unsur-unsur Bahasa yang salah atau yang menurut anggapannya kurang tepat padanan.

a). Terjemah Faktual

adalah jenis terjemah yang mengalihkan seperangkat informasi factual satu


Bahasa dengan padanannya di dalam Bahasa lainnya tujuannya dilakukannya
terjemahan ini adalah untuk dapat memberikan informasi dan keterangan-keterangan
(fakta-fakta) di dalam Bahasa lain. Terjemahan ini banyak ditemukan pada
penerjemahan surat perjanjian, surat kabar, radio, televise, buku, dan lain sebagainya.

b). Terjemah Kesenisastraan

5
adalah penerjemahan untuk kepentingan-kepentingan kesenian dan kesastraan,
seperti penerjemahan prosa, puisi, drama atau opera, cerita-cerita bergambar, film, dan
lain sebagainya.

Roman jakobson (dalam Nida, 1964: 3) membagi kehiatan terjemah ini ke


dalam tiga kelas:

(a) Terjemah Intralingual


Adalah penerjemahan yang dikerjakan di dalam dan berkenalan dengan satu
Bahasa tertentu, yakni penerjemahan variasi-variasi Bahasa yang terdapat di
dalam Bahasa tersebut.

(b) Terjemah Interlingual


Pada terjemahan ini terjadi pengalihan pesan yang terdapat pada suatu bahasa
(asing) dengan padanan terjemahnnya di dalam Bahasa lainnya yang sama
sekali berbeda sifat, karakter, dan strukturnya.

(c.) Terjemah Intersemiotik

Pada terjemahan ini terjadi pemindahan pesan dari suatu bentuk sistem simbol
atau sistem tanda ke dalam suatu Bahasa atau kedalam bentuk lainnya.

J.C Catrford memerikan teori terjemahan ini dari sudut linguistic umum dan
membaginya menjadi tiga kategori.

Pertama, terjemah yang didasarkan pada keluasan Bahasa sumber yang akan
diterjemahkan. Terjemahan ini dibagi menjadi 2 bagian. (1) Pertama terjemah penuh
(2) terjemah parsial.

6
Kedua, adalah jenis terjemahan yang didasarkan kepada unsur-unsur atau bidangn-
bidang linguistic apa saja dari Bahasa sumber itu yang akkan kita terjemahkan.
Terjemahan ini dibagi menjadi 2. (1) terjemahan tintans (2) terjemahan terbatas.

Terjemahan terbatas ini dibagi menjadi 4 bagian. (1) terjemah fonologi (2) terjemah
grafologi (3) terjemah tata Bahasa (4) terjemah kosakata.

Ketiga, adalah kelas terjemah yang berhubungan dengan tatanan linguistic, baik dalam
hierarki fonologi maupun gramatikal. Terjemah ini dibagi menjadi 2. terjemah terikat
dan terjemah bebas.

Penerjemahan sebuah kalimat Bahasa sumber yang sulit diterjemahkan secara kata per
kata ataupun secara harafiah, dapat dihasilkan padanan terjemah dalam Bahasa sasaran
yang terdiri atas beberapa kalimat yang dapat membentuk sebuah paragraf terjemahan.

Savory (1968) dalam bukunya The Art of Translation menyebut terjemahan haraiah
ini sebagai faithful translation, terjemahan ‘setia’. Ia berpendapat bahwa seorang
penerjemah itu haruslah berlaku setia kepada naskah aslinya dan oleh karena itu bentuk
naskah aslinya haruslah dipertahankan.

Kelebihan pada teknik terjemahan kata per kata :

1. Bahasa sumbernya akan tetap kentara meskipun secara keseluruhan naskah


terjemahan itu tetap dalam Bahasa sasaran.
2. Terjemahan ini bisa dipergunakan untuk menerjemahkan kitab-kitab suci, doa-
doa, mantera-mantera, jampi-jampi, puisi-puisi tertentu, dan ungkapan-
ungkapan hikmah lainnya.
3. Akan mudah dikerjakan. Dengan demikian, penerjemahnya dapat
melaksanakan tugasnya dengan cepat dan produktif.

Kelemahan teknik terjemahan kata per kata :

1. Lebih menekankan pada bentuk dan bukan pesan yang ingin disampaikan oleh
penulis Bahasa sumbernya.

7
2. Pada terjemahan ini sering terdapat catatan kaki pada bagian-bagian yang
kabur. Catatan-catatan tersebut sangat mengganggu para pembaca.
3. Seseorang yang melakukanm pekerjaan ini belum dikatakan sebagai seorang
penerjemah. Ia adalah seorag transformer, yakni seseorang yang melakukan
alih Bahasa.

Kelebihan terjemahan harafiah :

1. Bentuk atau struktur Bahasa terjemahannya biasanya amat mirip dengan bentuk
atau struktur Bahasa sumber.
2. Gaya terjemahan biasanya mirip dengan gaya penulisan Bahasa sumbernya,
sehingga pembaca dapat menikmati gaya penulisan penulis aslinya.

Kelemahan terjemahan harafiah :

1. Masih menekankan pada segi bentuk atau struktur kalimat Bahasa sasaran.
2. Hasil terjemahannya terkadang kaku dan terlalu dipaksakan.
3. Karena kekakuannya, terjemahan ini bukan jenis terjemahan yang enak dibaca.

Kelebihan terjemahan bebas :

1. Apa-apa yang ingin disampaikan oleh naskah, Bahasa sumber sagatlah


diperhatikan dalam terjemahan ini. Hal ini Karena hal yang harus
diterjemahkan adalah kandungan naskah bukan bentuknya.
2. Karena ingin menyampaikan semua pesan yang ada didalam naskah, maka
segala kemampuan serta akan kreativitas penerjemah benar-benar diuji
3. Hasil terjemahannya merupakan bacaan yang menarik dan enak dibaca.

Kelemahan terjemahan bebas :

1. Apabila seorang penerjemah melakukannya terlalu bebas, maka ia telah


menyimpang dari pekerjaannya sebagai seorang penerjemah.
2. Para pembaca tidak akan menikmati gaya penulisan penulis aslinya.
3. Para pemvbaca biasanya sudah tidak dapat membedakan mana gagasan penulis
aslinya dan mana gagasan tambahan dari penerjemah sendiri.

8
1.2 Terjemahan Dalam Perspektif Sejarah

1.2.1 Peranan Terjemah dalam Pembangunan Bangsa dan Kemajuan Peradaban


Umat Manusia

Kegiatan menerjemahkan adalah kegiatan mengalihkan pemikiran-pemikiran


konseptual yang ditulis oleh penulis bahasa sumber dengan segala gagasan dan
pengalaman yang ada padanya. Pemikiran-pemikiran ini, sesederhana apapun, akan
menambah dan memperkaya budaya dan merangsang kemajuan adab bangsa bahasa
sasaran.

1.2.2 Terjemah dalam Lintas Sejarah

Terjemah yang paling terkenal di dunia lampau adalah terjemahan yang terpatri
pada batu Rosetta, di sepanjang sungai Nil di Mesir, yang ditemukan oleh para ahli
arkeolog barat, pada tahun 1979. Kegiatan terjemahan juga dikembngkan oleh bangsa
Jahudi. Sekitar 397 sebelum masehi (beberapa ahli ada yang mencatat 445 sebelum
masehi).

Perkembangan kegiatan ilmiah bangsa arab mulai abad ke-7 beberpa abad
setelah islam lahir. Juga telah menambah subur kegiatan ini. Kegiatan bangsa
penerjemah bangsa arab ini juga tidak hanya terokuskan pada penerjemahan karya-
karya bangsa yunani saja, melainkan juga karya-karya bangsa dari timur. Dari hasil
penerjemahan tersebut, selama beberapa abad, bangsa arab memimpin perkembangan
ilmu dan peradaban dunia.

Kegiatan ilmiah kemudian berpindah ke Eropa. Apabila Baghdad terkenal


sebagai kota terjemah, maka Toledo di Spanyol menjadi terkenal sebagai kota para
penerjemah. Di Toledo inilah naskah-naskah karya ilmuan muslim yang masih dapat
diselamatkan dari kehancuran di Baghdad itu kemudian diterjemahkan ke dalam
bahasa latin.

9
Selama lebih sri satu abad, kota penerjema Toledo ini telah merebut perhatian
par ilmuwan dunia. Dan, mulai abad ke-13 setelah Baghdad hancur dan naskah-naskah
berbahasa arab musnah, naskah-nakah yang ditulis dalam ahasa yunani kuno mulai
dicari kembali dan langsung diterjemahkan kedalam bahasa latin.

Pada abad ke-18 kegitan terjemah menjadi semakin berkembang. Usaha-usaha


Alexander Pope (1688-1744) dan William Cowper (1731-1800) yang menerjemahkan
syair-syair Homerus ke dalam bahasa inggris, gelah menarik banyak perhatian.

Pada abad ke-19 Thomas Caryle berhasil menerjemhakan karya Goethe


Wilhelm Meister (1824) yang juga berhasil mempertunjukan kepada pembaca di
inggris bahwa bangsa jerman pun mempunyai seorang penulis genius yang dapat
menghasilkan karya sastra yang tak kalah baiknya dengan marya-karya Shakespeare
yang layak untuk diteliti dan dipelajari

Sejalan dengan perkembangan ilmu linguistic, memasuki abad ke-20, mulai


banayak para ahli yang berbicara pada ranah teori. Pada abad ini juga ada usaha-usaha
dalam membuat mesin penerjemah, suatu perkembangan baru dalam bidang
komputolinguistik.

Di Jepang penerjemahan besar-besaran terjadi pada masa pemerintahan Kaisar


Mutsuhito (1868-1912). Perubahan penting dalam sejarah jepang ini dikenal sebagai
zaman pencerahan atau Era of enlightenment.

Yang layak dicatat adalah bahwa kenijaksanaan pengajaran asing khususnya


bahasa inggris, bahasa ilmu pengetahuan dan teknologi, bahsa yang biasa dipergunakan
dalam pergaulan internasional, diubah agk mendasar sesudah Restorasi Meiji ini.

1.2.3 Tradisi Terjemah di Indonesia

Tradisi terjemah di Indonesia dapat ditelusuri sampai ke titik awal Indonesia


memasuki zaman sejrah, yakni sejak abad ke-4 masehi. Bukti sejarah yang ditemukan
di Kutai berupa tonggak batu yang bertuliskan huruf Pallawa dan Bahasa Sansekerta.
Demkian pula kerajaan Tarumanegara di Jawa barat dapat diketahui dari prasasti-

10
prasasti yang berisikan pernyataan resmi Raja Purnawarman. Dengan demikian, sejak
awal perjlanan sejarahnya, bangsa Indonesia adalah bangsa yang mempunyai latar
budaya yang beragam dan bahasa yang bhineka.

Memasuki Indonesia merdeka, banyak katya ilmiah dan karya sastra yang
berbahasa asing diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, meskipun terjemahannya
banyak yang tidak memuaskan oleh Karena para penerjemahnya tidak terlatih dalam
teori terjemah, yakni suatu bidang ilmu linguistic terapan yang telah menjadi disiplin
ilmu tersendiri.

1.2.4 Upaya selanjutnya

Dengan landasan filosofis Pancasila yang tidak saja menekankan penekana


pemenuhan kebutuhan material berupa pembangunan fisik yang didasarkan kepada
nilai-nilai keadilajn sosial dan kemanusiaan yang adil dan beradab, tetapi juga
pengembangan nilai-nilai spiritual, intelektual, dan ketakwaan kepada Tuhan Yang
Maha Esa.

Sudah saatnya pemerintah kita memikirkan kembali penekanan dalam


kebijaksanaan dalam pengajaran dan pendidikan bahasa asing khususnya bahasa
inggris pada penerjemahan dan pemahaman wacana bahasa asing tersebut dan tidak
terlalu memberi penekanan pada percakapan ataupun mengarang.

1.3 Dwibahasawan Penerjemah

1.3.1 Pengertian Kedwibahasaan

Kemampuan seseorang untuk mengawasi penggunaan bahasa kedua seperti


halnya kemampuannya mengawasi penggunaan bahasa pertamanya (Leonard
Bloomfield).

Kedwinahasaan dapat dianggap sebagai praktek penggunaan dua bahasa atau


lebih secara bergantian (Uricl weinreich).

11
Menurut Haugen seorang dwibahawasan sekurang-kurangnya harus juga
berkemampuan menghassilkan uangkapan-ungkapan yang bermakna secara lengkap
dalam bahasa kedua itu.

Kedwibahasaan dalah femomena bahasa dan merupakan karakteristik


penggunaan bahasa (William Mackey). Kedwibahasaan adalah milik pribadi
dwibahasawan, sementara bahasa itu sendiri adalah milik masyarakat pemakai bahasa.

1.3.2 Dwibahasawan dan penerjemah

Seorang penerjemah adalah juga seorang dwibahasawan, walau tidak


kebalikannya. Dipandang dari sudut pribadi orangnya, pemerolehan, pengenalan, dan
penggunaan bahasa-bahasa tersebut menunjukkan berbagai jenis kegiatan fisiologis
maupun psikologis yang dihasilkan dari organ yang sama dari kedwibahasaan yang
bersangkutan.

Studi yang dilakukan oleh E. Epstein, mengemukakan hasil bahwa proses


berpikir adalah proses menghubungkan ide yang bergelut di dalam benak seseorang
dengan kata-kata. W. Stern berpendapat mengenai hasil penelitian Epstein, menurutnya
ini hanya berlaku bagi orang-orang dewasa saja, dan tidak pada anak-anak.

Dari sudut kedwibahasaan, sekurang-kurangnya ada dua karakteristik dasar


yang akan mempengaruhi seorang penerjemah dalam menentukan model dan sikap dia
sebagai agen atau tempat kontak bahasa.

Karakteristik pertama adalah bakat bahasanya. Bakat seseorang dalam


mempelajari bahasa pada umumnya lebih khusus lagi bahasa asing hamper dapat
ditentukan oleh factor-faktor penampilan kebahasaannya dalam bahasa yang
dipelajarinya dan dikuaasinya.

Karakteristik dasar kedua adalah kemampuannya atau lebih tepatnya


kecakapnnya dalam mengalilhkan bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran. Seorang
penerjemah yang baik, baik penerjemah lisan ataupun tulisan, beralih dari satu bahasa
ke dalam bahasa lainnya dalam situasi dan kondisi yang beragam secara tepat dan cepat

12
serta mengikuti perubahan-perubahan penggunaan register terutama pada terjemah
lisan secara akurat.

1.3.3 Tingkat kedwibahasaan penerjemah

Hal pertama yang harus dilakukan dalam memerikan tingkat kedwibahasaan


seorang penerjemah adalah menentukan sejauh mana dia mengenal, memahami, dan
menguasai kedua bahasa itu, baik bahasa sumber maupun bahasa sasaran.

Demikian pula keterampilan kebahasaan seorang penerjemah tidak akan sama


dalam semua unsur dan tataran kebahasaan. Barangkali penerjemah yang satu
mempunyai repertoar kosakata yang kaya, akan tetapi miskin atau kurang sempurna
penguasaan tatabahasanya, dan bisa juga sebaliknya.

Ada factor lain yang akan menentukan jenis dan tingkat kedwibahasaan seorang
penerjemah. Diantaranya :

a) Peranan susunan keadaan (setting) sosial budaya penerjemah


b) Fungsi bahasa dalam kelomppok dwibahasawan

1.3.4 Tingkat Alternasi Penerjemah

Fungsi bahasa dan tingkat penguasaan penerjemah terhadap kedua bahasa.


Bahasa sumber dan bahasa sasaran. Atau tingkat kedwibahasaannya. Kemudian
akan menentukan tingkat alternasinya, yakni kemampuan penerjemah itu
beralih dari satu bahasa ke bahasa yang lainnya ketika dia menggunakan
bahasa-bahasa itu.

Untuk dapat melihat tingkat alternasi pnerjemah itu, dapat diajukan


sekurang-kurangnya dua pertanyaan. Dalam kondisi yang bagaimanakah
alternasi satu bahasa ke dalam bahasa yang lainnya itu terjadi? Factor-faktor
apakah yang terlibat didalamnya?

13
Sekurang-kurangnya 3 faktor penting yang saling berkaitan. Ketiga
factor itu adalah topik pembahasan atau pembicaraan; pembaca atau pendengar
atau lawan bicara; dan peristiwa alternasi itu sendiri.

Topik pembahasan yang berat akan membuat penerjemah berpikir dua-


tiga kali sebelum ia dapat menemukan padanan terjemah yang tepat.
Penerjemah yang baik juga akan mempertimbangkan untuk siapa sebenarnya
hasil penerjemahnnya itu dipersembahkan; apakah bagi orang terpelajar atau
orang awam; bagi pembaca orang tua atu anak-anak; bagi pembaca pria atu
wanita; dan sebagainya.

Dan, tingkat kedwibahasaan penerjemah beserta factor-faktor yang


mempengaruhinya akan benar-benar mempengaruhi peristiwa dan kondisi
alternasi penerjemah.

1.3.5 Prinsip-Prinsip Dasar penerjemahan

Beberapa prinsip penerjemahan menurut Marthin Luther :

1) Mengalihkan aturan-aturan kata


2) Mempergunakan kata kerja pembantu
3) Mempergunkan kata penghubung
4) Tidak memasukkan kata-kata atau istilah-istilah yang tidak ada padanan
terjemahannya di dalam bahasa sasaran.
5) Mempergunakan frase-frase tretentu apabila suatu kata bahasa sumber
itidak ditemukan padanannya
6) Mampu mengamati ragam dan gaya bahasa sumber

Eltienne Dollet, dikutip pendapatnya oleh Eugene Nida, juga memberikan prinsip-
prinsip dasar yang harus dimiliki oleh seorang penerjemah :

1) Harus sepenuhnya memahami maksud da nisi pengarang


2) Harus mempunyai pengetahuan bahasa yang sempurna

14
3) Harus menghindari kecenderungan menerjemahkan kata per kata
4) Harus mampu mempergunakan ungkapan-ungkapan yang biasa
dipergunakan sehari-hari
5) Harus berkemmpuan menyajikan nada dan warna asli bahasa sumber
dalam kerya terjemahannya

Eugene Nida sendiri berpendapat bahwa seorang penerjemah haruslah berkemampuan


anatara lain :

1) Harus mempunyai pengetahuan bahasa sumber yang memadai


2) Berkemampuan memahami isi pesan yang disampaikan penulis
3) Harus memperhatikan kealusan makna dan nilai ernotif tertentu dari kosa
kata bahasa sumber serta gaya bahasa yang akan dapat menentukan cita rasa

Sementara itu Theodore Savory menawarkan beberpa prinsip penerjemahan,


diantaranya :

1) Harus dapat mencairkan padanan kata yang sesuai dengan makna


2) Harus dapat menyajikan gagasan-gagasan karya aslinya
3) Hendaknya dpat menghasilkan karya terjemahan yang dapat dibaca dengan
mudah
4) Dapat menghasilkan karya terjemahan yang dapat merefleksikan gaya
naskah pengaranng aslinya
5) Memiliki gaya penerjemah yang mandiri
6) Dapat menghasilkan karya terjemahan yang dpat dibaca sesuai dengan
bahasa kontemporer naskah aslinya
7) Melakukan penmabahan ataupun pengurangan bagian tertentu dari naskah
aslinya
8) Boleh mengerjakan apa adanya, tidak mengurangi atau menambahkan
bagian tertentu dari naskah aslinya
9) Dapat menejrjemahkan sebuah ajak dalam bentuk prosa
10) Dapat menerjemahkan sebuah sajak dalam bentuk sajak lagi

15
Menurut Finlay (1971), seorang penerjemah haruslah :

1) Memiliki pengetahuan bahasa sumber yang sempurna


2) Memahami materi yang akan diterjemahkannya
3) Mengetahui terminology-terminologi padanan terjemahannya dalam bahasa
sasaran
4) Berkemampuan mengekspresikan dan mengapresiasi serta merasakan gaya,
irama, nuansa, dan regsister kedua bahasa sumber dan sasaran

1.4 Interfensi dalam Terjemah

1.4.1 Latar Belakang

Faktor utama yang dapat menyebabkan terjadinya interfensi itu antara lain
adalah adanya perbedaan di antara bahasa sumber dan bahasa sasaran. Perbedaan tidak
saja dalam struktur bahasa melainkank juga keragaman kosa katanya.

Setiap bahasa manapun tidak pernah berada pada pada suatu keadaan tertentu,
ia selalu berubah mengikuti perubahan zaman. Proses perkembangan akan bergantung
selain kepada struktur internal bahasanya itu sendiri, yakni kesiapan bahasa itu
menerima perubahan-perubahan yang terjadi. Dan tentu saja faktor-faktor eksternal
bahsa seperti tuntutan keadaan sosial budaya, tuntutan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, tuntutan politik bahasa, dan lain sebagainya.

1.4.2 Jenis Interferensi

Jenis interferensi bisa berasal dari sosok budaya, semnatik, kosakata,


tatabbahasa, fonologi, fonetik, atau grafik.

a) Interferensi bunyi
Permasalahan yang muncul pada interferensi bunyi adalah pemakaian
bunyi satu bahasa dalam bahasa lain dalam tuturan seorang
dwibahawawan.
b) Interferensi Tatabahasa

16
Interferensi di bidang tatabahasa ini bisa terjadi apabila seorang
dwibahasawan atau seorang penerjemah mengidentifikasi morfem atau
tatabahasa bahasa pertama dan kemudian menggunakannya dalam
bahasa kedua.
c) Interferensi kosakata
Interferensi kosakata satu bahasa ke dalam bahasa lain bisa beragam
kejadiannya. Pada kata-kata dasar, interferensi bisa terjadi karena
pemindahan morfem atau kata bahasa pertama ke dalam pemakaian
bahasa kedua. Bisa juga terjadi perluasan pemakaian kata dasar bahasa
pertama, yakni memperluas makna kata yang sudah ada sehingga kata
tersebut memperoleh kata baru.
d) Interferensi Tatamakna
Interferensi tatamakna dapat dibagi menjadi 3 bagian. Yang pertama
adalah interferensi perluasan, yakni peristiwa penyerapan unsur-unsur
kosakatanya kedalam bahasa yang lainnya.
Yang kedua, adalah penambahan makna, yakni penambahan kosakata
baru dengan makna yang agak khusus meskipun kosa kata lama masih
tetap dipergunakan dan masih bermakna lengkap.
Yang ketiga adalah interferensi penggantian makn, yakni interferensi
yang terjadi karena penggantian kosakata yang disebabkan adanya
perubahan makna.

1.4.3 Integrasi

Integrasi dapat terjadi pada semua bidang linguistic suatu bahasa. Pada bidang
bakosakata, dalam bahasa Indonesia misalnya, muncul kata-kata seperti aljabar,
bendera, fisika, jendela, dan lain-lain, yang merupakan integrase dari bahasa asing.

Interferensi dan integrase, keduanya timbul sebagai akibat kontak bahasa, yakni
pemakaian unsur-unsur satu bahasa di dalam bahasa sasaran atau kebalikannya yang
terjadi pada seorang dwibahasawan dan seorang penerjemah. Perbedannya adalah,
bahwa interferensi pada umunya dianggap sebagai gejala penyimpangan dalam

17
penggunaan bahasa lisan atau tulisan yang terjadi pada suatu masyarakat bahasa,
sementara integrasi tidak lagi terasa sebagai peristiwa atau gejala penyimpangan oleh
karena unsur-unsur bahasa sumber itu telah disesuaikan sedemikian rupa dalam bahasa
sasarannya dan kemudian dianggap sebagai perbendaharaan baru untuk bahasa sasaran
tersebut.

1.5 Makna dan Transferensi Makna

1.5.1 Semantik dan bahasa Ujaran

Bagaimana simbol-simbol bahasa itu merujuk kepada objek rujukannya dan cara
simbol-simbol bahasa itu merujukmkepad aobjek rujukannya. Arah perbincangan ini
mengenai hubungan keterpautan antara simbol bahasa, objek rujukan dana lam pikiran
yang menurunkan pengertian tersebut.

1.5.1.1 Simbol dan Makna

Hubungan antara simbol-simbol dan makna menggambarkan hubungan keterpautan


antara simbol-simbol itu, objek rujukannya, dan gagasan dari objek rujukan dan simbol
tersebut, yang kemdian akan menurunkan pengertian-pengertian tentang simbol-
simbol bahasa tersebut.

1.5.1.2 Makna Denotatif dan Konotatif

Makna denotative adalah makna kamus, makna yang bersifat umum, objektif, dan
belum ditumpangi isi, nilai, atau rasa tertentu. Makna konotatif sebaliknya, bersifat
subyektif dalam pengertian bahwa ada makna lain dibalik makna umum atau makna
denotative tadi.

1.5.1.3 Fungsi Bahasa dan Ujaran

Menurut Frank Dance (dalam de Vito, 1970) fungsi dibagi menjadi 3 bagian :

a) Bahasa dapat dipergunakan untuk mempersatukan pribadi manusia dengan


lingkungannya

18
b) Bahasa dapat dipergunakan untuk mengembangkan proses mental kea rah yang
lebih baik dan tinggi
c) Bahasa bisa berfungsi untuk mengatur tingkah laku manusia, baik pribadi
internal maupun eksternal.

Fungsi bahasa dan Ujaran menurut John eisenson :

a) Fungsi non komunikasi


b) Fungsi kontak verbal untuk tujuan komunikasi yang meliputi :
- Bahasa sebagai isyarat sosial
- Sebagai alat untuk menghentikan permusuhan
- Untuk mengurangi rasa gelisah
- Alat untuk menyerang orang
- Alat untuk menyembunyikan sesuatu (rahasia)

1.5.1.4 Tingkat Abstraksi Bahasa

Abstraksi adalah proses pemilihan aspek-aspek kenyataan yang membedakannya dari


kenyataan yang lainnya ketika kita berbahasa. Menurut A Fred Korzybsky tingkat
abstraksi dibagi menjadi beberapa bagian.

a) Tingkat peristiwa
b) Tingkat objek
c) Tingkat verbal pertama
d) Tingkat verbal kedua
e) Tingkat verbal ketiga

1.5.1.5 Gaya Bahasa dan Ujaran

Cirero membagi gaya bahasa dan ujaran kedalam 3 kelas :

a) Gaya bahasa yang datar


b) Gaya bahasa yang moderat
c) Gaya bahasa yang agung

19
1.5.2 Makna, Maksud, dan informasi

Makna adalah isi semantic sebuah unsur bahasa, fenomena yang berada di dalam
bahasa iitu sendiri, fenomena yang berada pada pemakai bahasa itu sendiri. Sementara
maksud adalah fenomena yang berada pada pemakai bahasa itu sendiri. Sedangkan
informasi adalah sesuatu yang berada di luar bahasa, yakni sesuatu (objek) yang
dibicarakannya.

1.5.3 Makna dalam tatabahasa

Analisis tatabahasa haruslah melibatkan analisis makna. Kata-kata yang sesuai dengan
kaidah kebahasaan atau sesuai dengan distribusi pola struktur suatu bahasa bisa jadi
tidak bermakna jika saja kata-kata itu bermakna berlawanan dengan makna
keseluruhan. Kata-kata itu haruslah berkesesuaian dengan konteksnya.

1.5.4 Makna dalam Konteks

Pengetahuan kita tentang kata-kata apa saja yang bakal muncul secara bersamaan
dalam satu kalimat, dapat memperhalus proses pemaknaan. Salah satu cara yang paling
mudah dalam memperkirakan kemunculan kata-kata adalah dengan mempelajari
kolokasi atau kata sanding.

1.5.5 Semantik umum

Studi mengenai semantic umum adalah studi tentang hubungan antara kata-kata dengan
objek rujukannya serta evaluasi atau penilaian terhadap hubungan kata-kata itu dengan
objek rujukanny.

1.5.6 Transferensi Makna

Seorang penerjemah harus mampu mengujimkemungkinan-kemungkinan pemakaian


beberapa padanan yang paling tepat sehingga baik makna, maksud, maupun informasi
yang ada di balik padanannya itu dapat tersampaikan.

1.6 Batas-Batas Keterjemahan

20
Dalam proses pengalihan dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran selalu muncul
permasalahan yang berseluk beluk,, baik yang berasal dari factor bahasanya itu sendiri
maupun dari budaya tempat bahasa-bahasa itu tumbuh dan berkembang.

Kesukaran-kesukaran menerjemahkan yang ditimbulksn oleh factor bahasa ini


terjadi apabila secara formal, salah satu unsur bahasa sumber tidak ada padanan
terjemahnya di dalam bahasa sasaran. Selain itu kesukaran lainnya akibat adanya
ketaksaan (keambiguan).

Keambiguan dapat ditimbulkan oleh antara lain :

(1) Pelambangan yang sama terhadap unsur-unsur kosakata atau tatabahasa yang
berbeda
(2) Polisemi
(3) Oligosemi

1.7 Penerjemahan dalam Dunia Usaha, Industri, dan teknologi

1.7.1 Karakteristik Terjemahan

Terjemahan jenis ini hamper sepenuhnya praktis, lugas, cermat, dan tidak emosional.
Dikatakan praktis dan lugas karena bahasa terjemahan haruslah singkat dan padat
namun jelas, sesuai dengan tuntutan pembacanya yang tidak menghendaki penjelasan
yang bertele-tele. Bahasa terjemahan ini juga haruslah cermat karena kesalahan sekecil
apapun pastilah berakibat fatal, seperti dalam penerjemahan pemakaian obat-obatan.

1.7.2 Terjemahan Mesin

Dalam siding-sidang masyarakat ekonomi eropa, misalnya, alat canggih ini sudah
dipakai karena hampir setiap selesai persidangna, hasil-hasilnya itu harus sudah
diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa anggota organisasi tersebut, sementara
penggunaan tenaga penerjemahan manusia amatlah terbatas dan tidak efisien.

21
RANGKUMAN II
TEKNIK PRAKTIS TERJEMAH

Cara Cepat dan Praktis Belajar Teknik Terjemah

(Drs. Fahrurrozi, 2003)

2.1 Pendahuluan

Menerjemahkan merupakan mengalilhbahasakan kata-kata, frasa, klausa,


kalimat, kumpulan kalimat, atau bahkan teks atau wacana.

Bahasa Sumber => Meaning atau message => Bahasa Sasaran

A) Unity (kesatuan)
Suatu teks pada umumnya terdiri dari kumpulan ide atau makna yang
direalisasikan ke dalam kata-kata yang terstruktur sesuai kaidah bahasa.
B) Meaning and Vocabulary
Suatu teks, yang didalamnya mengandung makna atau pesan tertentu,
senantiasa diungkapkan dengan simbol kata-kata yang dirangkai menggunakan
kaidah-kaidah bahasa.
Problem yang sering timbul adalah bagaimana seorang penerjemah
mencari dan menggunakan pilihan kata yang tepat dari bahasa sumber ke
bahasa sasaran.
*contoh :
The boy is an orphan now. His parent has passed away

Berdasarkan kpnteks tersebut, maka kalimat di atas dapat diterjemahkan


sebagai berikut.

The boy is an orphan now. His parent has passed away

(Anak laki-laki itu kini yatim. Orang tuanya telah meninggal dunia).

22
Bahasa inggris memililki ungkapan-ungkapan khusus yang terbangun dari kata-kata
yang acap kali tidak dapat diterjemahkan secara literal.

*contoh :

He earns a living by selling old newpapers

(Dia berpenghasilan dari menjual koran bekas)

Ungkapan-ungkapan idiomatis dalam bahasa inggris tersebut harus


diterjemahkan sebagai satu kestuan, tidak boleh diterjemahkan kata demi kata, sebab
ungkapan idiomatis tidak boleh diterjemahkan sesuai dengan kata-kata pembentuknya.

C) Style
Aspek lain yang dimiliki oleh teks adalah style atau gaya bahasa. Beda
penulis beda pula diksi dan gaya bahasanya. Yang perlu diperhatikan adalah
sedapat mungkin teks bahasa sumber yang diterjemahkan “sekomunikatif”
sesuai dengan aslinya ke bahasa sasaran.
D) Structure
Suatu teks juga memiliki struktur, yaitu berupa rangkaian kata-kata ya
ng tersusun secara struktural sesuai dengan kaidah bahasa, sehingga rrangkaian
kata-kata, frasa, klausa, kalimat dan wacana, memiliki hubungan yang erat dan
kompak.

Secara garis besar proses terjemahan dapat didiagramkan sebagai berikut!

Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa sasaran

Mengurai Menyusun Ulang

Kalimat Bahasa Sumber Kalimat bahasa sasaran


Transfer

23
2.2 Kata, Jenis Kata, dan Identifiksinya
Ditinjau dari letak dan fungsinya dalam kalimat, suatu kata dapat dikelompokkn
menjadi bermacam-macam, meliputi :
Noun
Pronoun
Determiner
Adjective
Verb
Adverb
Preposistion
Conunction

24
A. Jenis Kata
Biasanya digunakan utuk membentuk inti kalimat disamping kata kerja, kata
sifat, dan kata keterangan. Letak noun dalam kalimat dapat menduduki posisi
sebagai berikut :
1. Noun
a. Subjek
The girl is resting
b. Objek Kata Kerja dan Preposisi
We need some money
c. Komponen subjek dan objek
The country elected Washington President
d. Apositif
Mr. Johnson, my lawyer, is very intelligent
e. Penjelas benda
She is doing to the grocery store

Menurut jenisnya, kata benda dapat dibedakan menjadi :

a. Proper and Common Nouns


Proper noun yaitu kata benda yang menunjuk kepada nama sesuatu yang
dalam penulisannya ditulis dengan huruf capital. Misalnya, John Smith,
Holland, Paris, Saturday, etc. Common Noun adalah kata benda biasa yang
tidak perlu ditulis dengan huruf capital : building, tourist, coffee, milk, dsb.
b. Concrete and Abstract Noun
Concrete noun yaitu benda yang dapat dilihat, dirasakan, atau disentuh.
Misalnya, flower, girl, television, dsb. Abstract noun adalah benda yang
adanya hanya dalam pikiran kita, tidak dapat kita lihat, atau kita sentuh,
misalnya, justice, wisdom, kindness, dsb.
c. Countable and uncountable
Countable noun adalah merupakan benda yang dapat kita hitung, misalnya,
pen, cow, student, dsb. Sedangkan uncountable noun adalah merupakan

25
kata benda yang tidak dapat dihitung, misalnya, coffee, salt, milk, dsb. Dan
juga kata benda abstrak, mialnya, beauty, justice, kindness, dsb.
2. Pronoun
Digunakan sebagai pengganti kata benda.
Contoh :
There is a book on the table. It is thick
B. Determiner
Yaitu kata yang digunakan sebagai kata benda, meliputi :
Article : a/an dan the
Demonstratives : this, these, that, those
Possesive : my, yours, his, hers, our, their
Quantitatives : sum, many, much, few, every, etc.

Contoh :
An opinion
The sun
Her umbrella

C. Adjective
Adalah kata yang digunakan sebagai penjelas kata benda : young, tall, beautiful,
etc.
Contoh :
The basket player is tall

Kata sifat juga digunakan untuk menerangkan suatu tingkatan benda meliputi
bentuk positive degree, comparatife degree, dan superlatife degree.
Contoh
The boy is taller than my older brother
D. Verb

26
1. Linking verb, meliputi, be, is, am, are, was, were, dan sejumlah kata kerja
yang secara fungsional dapat menggantikan be : seem, look, become, grow,
etc.
Contoh : the girl is beautiful
2. Auxiliary verb, yaitu kata kerja yang berfungsi kata kerja : shall/should,
will/would, can/could, may/might, must/ought.
Contoh : he will make an appointment with her
3. Ordinary verb, dapat terdiri dari :
a. Instransitive verb, yaitu kata kerja yang tidak membutuhkan objek
Contoh : the girl came
b. Transitive verb, yaitu kata kerja yang membutuhkan objek
Contoh : I send a letter to her
E. Adverb
a. Adverb of frequence
Always, usually, seldom, rarely, ever, never, etc
Contoh ; we seldom meet him
b. Adverb of degree
Very, enough, rather, firely, nearly, quite, etc
Contoh : he is very busy
c. Adverb of manner
Carefuly, quickly, slowly, easily, loudly, smoothle, well, hard, fast, etc
Contoh : the old man walked slowly
d. Adverb of time
Yesterday, tomorrow, tonight, today, now, later, soon, etc.
Contoh : mery met me two days ago
e. Adverb of place
Here, there, there, dan kelompok kata petunjuk tempat : at home, at gate, on
the table, etc
Contoh : he was lived here for a week
F. Preposition

27
a. Satu kata
Preposisi yang terdiri satu kata meliputi :at, on, in, for, from, till, to, with,
by, about, over, etc.
Contoh : the closet is beneath the stair
b. Frasa
Preposisi yang terdiri sekelompok kata meliputi : according to, due to, as
far as, for the sake of, etc.
Contoh : according to me, the test is quite difficult to do.
G. Conjunction
Berfungsi menghubungkan frasa, klausa atau kalimat, meliputi : (1) coordinate
dan (2) subordinate conjunction.
a. Coordinate conjunction
And, or, but, for, there for, etc
Contih :the boy and the girl are good friends
b. Subordinate conjunction
Although, eventhough, since, as soon as, on condition that, where as, etc.
Contoh : although she was poor she was honest
H. Identifikasi kata
Sebelum menerjemahkan suatu kata atau wacana, kita dapat melihat peran atau
fungsi dalam kalimat. Mengetahui imbuhan : (affixes), yaitu meliputi :
(prefixes) dan (suffixes).
1. Ciri kata benda
Dapat diidentifikasikan dengan adanya suffixes, sebqgai berikut :
- Ment : involvement, development, announcement
- Ion : production, pronunciation, publication
- Ence atau ance : importance, difference, reference
- Ity : popularity, productfity
- Ure : departure, pleasure, capture
- Ness : illness, kindness, sadness
- Ry : injury, inqury, discovery

28
- Cy : accuracy, intimacy, facancy
- Hood : childhood, neighbourhood
- Er atau or : teacher, writer, turor
- ist : sociologist, biologist, artist
- ism : criticism, capitalism, mechanism
- ship : friendship, relationship, leadership
- logy atau ics : sociology, entomology, phisics
2. ciri-ciri kata sifat
kata kata sifat biasanya memiliki ciri-ciri suffixes atau akhiran sebagai
berikut :
- ous : famous, ambitious, cuorious
- ive : productive, condusive, attentive
- ful atau less : pieceful, powerful, restless
- able atau ible : reasonable, debatable, sensible
- ic : synthetic, scientific, economic
- ical atau al : economical, original, natural
- y : shiny, cloudy, windy
- ly : friendly, coastly
- era tau est : smaller, higher, largest
3. ciri-ciri kata kerja
memiliki affixes berupa prefixes dan suffixes, sebagai berikut
- en : enlarge, encourage, encounter
- fy : classify, justify, beautify
- en : widen, lessen, lenghthen
- ize atau ise : economize, fisualize, advize
- ed : ignored, faced, repaired
4. ciri-ciri keterangan
bisanya memiliki akhiran –ly, -ward
-ly : slowly, quickly, carefully
-ward : backward, upward, southward

29
I. Perubahan jenis kata

Berikut adalah beberapa contoh kata-kata yang bermaknakan berbeda.


Digunakan pada konteks yang berbeda.

- Leave = berangkat, meninggalkan, (verb)


Daun (noun)
- Plant = menanam (verb)
Tanaman (noun)
Pabrik (noun)
- Present = hadiah (noun)
Hadir (adjective)
Menyajikan (verb)

Contoh :

1. The dead trees produce no leaves at all


Some members of the parliament will leave for Canada
2. My father works in a textile plant
The leaves of the plants are green
2.3 Struktur Frasa Benda
1. Subjek
The use of natural fertilizer has long been conducted to crops
2. Objek
The company design an electric car which enable us to have a maximum speed
of 150 milles per hour
3. Komplemen/pelengkap
Her hobbies are swimming and collecting stamps
4. Ketrangan
The directress delivered a speech in the hall
5. Keterangan aspositif

30
The settlement, a luxurious modern living area, was exclusively designed for
the expatriates of the mining industry
A. NOUN PHRASE dengan PRE-MODIFIER + NOUN
Susunan frasa benda yang paling pendek adalah kata benda yang sebelumnya
menggunakan determiner (kata penentu)

Determiner Makna
Article
a/an Sebuah, seorang, seorang, dll
the Itu, tersebut, tadi
Demonstrative:
This, these Ini (tunggal dan jamak)
That, those Itu (tunggal dan jamak)

Contoh : an accident = an / accident

These letters = these / letters

Kelompok Numerals, yaitu :

Orginal Number : first, second, third, fourth, etc.

Cardinal number : one, two, three, four, five, etc

Contoh : my second book = my / second / book

Determiner + Adv. / verb –ing + Noun


Verb 3

Contoh : a well-designed room = a / well / designed / room


The fast growing industry = the / fast / growing / industry

31
Determiner + Adverb + Noun –ed + Noun

Contoh : the one-handed woman = the / one-handed / woman


B. Noun Phrase dengan Noun + PostModifier
1. Noun + Prepositional Phrase

Benda + at/ on/ of/ in/ +….

For/with dsb.

Contoh : the books / on the table

2. Noun + Participial Phrase

Benda + verb –ing… : yang me/ber…

Verb –ed/verb 3

Contoh : The car / parked under the tree /


3. Noun + to infinitive

Benda + to verb …

To be verb 3

Contoh : five miles / to walk


4. Noun + Adverb
Contoh : something important
5. Noun + verb
Contoh : books alike
6. Noun + Noun
Contoh : Alexander the great
C. Noun Phrase dengan Gerund dan To Infinitive
Struktur susunan frasa dapat juga berintikan kata kerja, yaitu verb+ing (gerund)
dan kata kerja dengan partikel awalan to (to infinitive)

32
Contoh : Preventing diseases
To avoid car accidents on the highways
D. Cara menerjemahkan Noun Phrase
Dalam menerjemahkan noun phrase, hal utama yang harus dijadikan acuan
adalah kata pokok/intinya (head-word).
Contoh : observable facts
Inti
The foreign investment
Inti
2.4 Pola Kalimat Dasar
A. Pola simple sentences
Pola kalimat sederhana adalah terusun atas subject dan predicate.
Contoh : the man is a manager of a company

Subject predicate

1. Kalimat dengan Linking be (non-verbal)


Kalimat yang memiliki unsur predikatnya bukan perbuatan (non-verbal) yaitu
berawalan linking be : is, am, are, was dan were + noun, adjective, dan adverb.
Contoh : the red roses are very interesting to see
S V C
2. Kalimat dengan linking verb
Kalimat yang menggunakan verb sebagai penghubung predikat kalimat.
Contoh : we are happy
The food is delicious
3. Kalimat verbal intransitive
Kalimat struktur ini predikatnya tidak membutuhkan objek, misalnya arrive,
come, go, sleep, dsb.

Subjek + verb + adverb

33
Letak adverb (keterangan) bervariasi, yaitu di depan, di tengah atau bahkan di
akhir kalimat.
Contoh : the director of the company / arrived / ten minutes late
S V A
Many accidents / often / happened / at this junction

S A V C

4. Kalimat verbal transitif


Kalimat yang predikatnya membutuhkan objek, misalnya buy, give, sell, dsb.

Subject + verb + object + Adverb

Contoh : sun microsystem / expands / its market / to Asian countries

S V O A

Sejumlah kata kerja tertentu dapat memiliki dua objek. Misalnya, give, tell, send, dsb.

Subjek + verb + O2 + O1 + adverb

*) O1 adalah indirect object ( objek tak langsung)


O2 adalah direct objek (objek langsung)
Susunan diatas, apabila dibalik, maka perlu ditambah preposisi TO (kepada)
atau FOR (untuk)

Subjek + verb + O1 + to/for Phrase

Contoh : the projects / will give / the country / multiplier effects /


especially the job opportunity to overcome unemployment in the country

Sejumlah kata kerja berikut, disamping harus ada objeknya,


membutuhkan kata sifat atau kata benda sebagai pelengkap objek.

Subjek + verb + objek + complement (noun/adj.)

34
Kata yang biasanya memiliki struktur tersebut adalah, find, think, believe, make,
suppose, prove, dan consider.

Contoh : they / called / the computer / a smart machine /

S V O C

5. Kalimat dengan introductory it


Digunkan untuk menunjuk waktu (jam, hari, bulan, tahun, musim, dsb.) dan
jarak serta kalimat yang hanya memiliki satu unsur saja (predikat menyatakan
keadaan) sehingga subjeknya tidak bermakna.

It + is/was + noun / adjective / adverb

Contoh : It is Saturday today

It is very cold winter

6. Kalimat introductory there


Digunakan apabila subjek kalimat menunjukkan kuantitas suatu benda dan
predikat menggunakan keterangan tempat atau waktu. Ditunjukkan untuk
keberadaan orang atau benda.

There + is/are/was/were + subjek (noun) +adverb

Contoh : thirty students are in the classroom =


S V A
There are thirty students in the classroom

V S A

2.5 Pola Dasar Kalimat (2)

35
A. Perluasan Auxiliary Verb
1. Modal Auxiliary

Shall, should, will, would, can, could, may, might, must. Dapat dipasangkan
dengan verb 1, be+verb ing, be+verb3, have+ verb3, have+been+verb3,
have+been+verb ing.

Contoh :

 The new employees must be recruited for filling the vacant position.
2. Auxiliary Be

Is, am, are, was dan were, dapat dipasangkan dengan v-ing, to + V1, V3,
being + V3.

Contoh : the computer is being repaired

3. Auxiliary have
Have, has, an had. Dapat dipasangkan dengan V3, been + v ing, been + v3.
Contoh : the committee have prepared the accommodation for the singers
4. Auxiliary do
Do, does, did. Dpat dipasangkan dengan V1, be, not + V1
Contoh : we do understand the problem
B. Perluasan dengan infinitive
1. Infinitive
a. Sebagai pelengkap objek kata kerja

Subjek + Verb + objek + infinitive

Contoh : the man made his wife buy vegetables


b. Pada kalusa yang menunjukkan permintaan, saran, atau imbauan : advice,
as, beg, command, desire, forbid, order, propose, insist, suggest,
recommend, recuire, request, urge, imperative, important, essential.

… (that) subjek + (should) infinitive

36
Contoh : the secretary suggested that her office be given a new computer
2. To infinitive
Bentuk to infinitive memiliki variasi : to + verb1, to have +v3, to be + v3, atau
to have been + v3.
a. Untuk menujukkan keterangan tujuan.
Contoh : they go to buy a shirt
b. Sebagai keterangan kata kerja pasif
Contoh : she was seen to enter the office hurriedly
c. Untuk keterangan noun
Contoh : there is only one room in the hotel to stay in
d. Sebagai keterangan kata sifat

contoh : she is too weak to do the work

e. Sebagai keterangan 5w+1H


Contoh : she tought me how to manage an organization
f. Sebagai objek kata kerja atau komplemen objek
Kata kerja berikut diikuti to infinitive sebagai objek : care, deserve, hope,
intend, plan, etc.
Contoh : I don’t care to see him again

Kata kerja berikut diikuti to infinitive atau objek + to infinitive : as, beg,
espect, wish, promise, want.
Contoh : we espect to leave tonight

Kata kerja berikut diikuti objek + to infinitive sebagai komplemen objek :


advise, encourage, get, invite, persuade, teach, urge, etc.
Contoh : I advise her to see lawyer
C. Perluasan dengan Gerund
1. Sebagai pengganti kata benda pada posisi subjek
contoh : walking all the way home made us tired

37
2. Sebagai pengganti noun pada posisi objek kata kerja
Admit, avoid, deny, escape, postphone, keep, practice.
Contoh : she avoids going out at night

Kata kerja berikut boleh diikuti gerund atau to infinitive


Begin/start, like/dislike, continue/dre, intend.
Contoh : he likes to go to the beach
3. Sebagai objek preposisi
Contoh : he is afraid of driving a car in the rush hours
4. Sebagai complement of subject
Contoh : what we have seen is the cooking of food done by the servant
5. Setelah possessive pronoun
Contoh : I hope his coming to be a keynote speaker, not his assistant
6. Sebgai kata sifat
Contoh : the sleeping mat was bought by anita yesterday
D. Perluasan dengan participle

Subjek + Verb + objek + Ving/v3/being v3

Hear, notice, smell, listen to, observe, look at/watch/see, feel.


Contoh : I see the young mother. She is feeding her baby
I see the young mother feeding her baby
E. Perluasan dengan adverb
1. Frequency
Contoh : the problem has often been put forward by the researchers
2. Manner
Slowly, quickly,, carefuly, dsb.
Contoh : the price of natural gas and oil is rising drastically
3. Place and direction
Here, there, outside, etc.
Contoh : the maid added some sugar into the glass of milk

38
4. Degree
Very, rather, quite
Contoh : the news that the couple had an accident was absolutely true
5. Time
a. Definite : yesterday, today, tonight next week.
b. Indefinite : soon, recently, lately.
Contoh : the price of goods has risen considerably due to the increased
tax recently
6. Eksplanatori
Yaitu keterangan yang memberi penjelasan lebih lanjut mengenai orang,
kegiatan atau peristiwa, keteragan ini meliputi : namely atau that is, for
example/ such as, i.e (=that is), e.g (=for example), viz (=namely)
Contoh : the ultraviolet ray can have a bad effect an our skin, such as skin
burn and cancer.
7. Modality
Keterangan modalitas memberi penjelasan tambahan pada kalimat, meliputi
: perhaps/probably/maybe, certainly/surely, unexpectedly.
Contoh : the equipmnts have certainly been available, or you can use your
own
8. Keterangan aposisi
a. Disisipkan di tengah kalimat
Contoh : the man together with his wife and children, is a well-known
doctor
b. Di akhir kalimat
Contoh : all his men respected colonel Williams, a tough and able leader
c. Di awal kalimat
Contoh : eager to get ahead in his career, Charles worked hard day and
night
F. Inversion
1. Kalimat dengan negative adverbs

39
No/not, seldom/rarely,scarcely.
Contoh : seldom did he take the English class
2. Kalimat conditional sentence Tanpa memakai konjungsi atau konjungsi if
dihilangkan
Contoh : if she were not seriously ill, she could go with us=
Were she not seriously ill, she could go with us
3. Kalimat dengan predikat linking/ auxiliary be + complement yang berfungsi
menekankan predikatnya, yaitu berupa adjective / adverb.

contoh : seriously hurt was the miserable passenger

2.6 Pola Klaimat Pasif


A. Struktur kalimat pasivr
Struktur dasar kalimat pasif : S+ be + V3 (past participle)
1. Present and past simple
S + is/am/are/was/were + V3
Contoh : the waste this posal / is handled / thoroughly by the company
2. Presrnt and past continue
S + is/am/are/was/were + being + V3
Contoh : the regulation on export-import credit was being discuss between
the authorities from Indonesian bank and finance department
3. Present and past perfect
S + have/has/had + been ? V3
Contoh : the bees had been found to have made a behave there
4. Future and modals
S + will/shall/would/should + be + V3

Contoh : shuttle space craft will be scheduled to launch next week

5. Modal perfect
S + modal+have+been+V3
Contoh : her handphone is not in her bag. It may have been left in thecar

40
6. Subjunctive mood
S + be + v3
S + should + be + v3
Contoh : it is advisable that the old house be renovated immediately
7. To infinitive phrases
To be + V3
To have + been + V3
Contoh : the government expect the project to have been finished by
chrismast
8. Gerund phrases
Being + V3
Having + been + V3
Contoh : I cant imagine being treated like a child
9. Participle phrases
V3
Being + V3
Having been + V3
Contoh : the student involved in the school fight are interrogated in the
police office
2.7 Kalimat majemuk setara dan struktur paralel
a. Struktur kalimat majemuk setara
1. Penggabungan strutur independen
And, or, but, so, for.
Structure kalimat majemuk setara antara lain :
Simple sentence + conjunction + simple sentence
Contoh : the girl did all the shoping and cooking, for her mother was in the
hospital
2. Struktur majemuk setara dengan ellipsis
Apabila suatu kalimat dalam wacana memiliki unsur-unsur yang sama
berupa predikat kalimat, maka dalam struktur teks atau wacana tersebut,

41
untuk menghindari pengulangan, biasanya dipendekan (ellipsis) dengan
menggunakan konjungsi
Contoh : John caught a cold and I did too ( atau) : so did I
3. Conjunctive adverb
Merupakan kata keterangan yang berfungsi sebagai konjungsi, yaitu
sebagai kta penghubung antar klasusa atau kalimat yang setara. Mliputi :
a. Keterangan adversative
Nevertheless, nonetheless, however.
b. Keterangan additive
In addition, besides, likewise
c. Keterangan resultative
So, therefore, accordingly, as a result.
d. Keterangan alternative
Otherwise, or else, or.
e. Keterangan conclusive
In other words, in sum, in summary.
f. Keterangan waktu
Meanwhile, in the mean time, subsequently, then.
g. Keteranagn illustrative
For example, for instains.
Contoh : she was very beautiful; there fore, many boys tried to attract
her heart
B. Struktur Paralel
1. Parallelism dengan correlative conjunction
Both… and…
Either… or….
Neither… nor…
Contoh : they enjoyed both going on vacation and coming back home
2. Parallelism dengan coordinate conjunction
Menggunakan coordinate conjunction : and, or, but.

42
Contoh : I’ll pick you up at eight and I’ll get you back home by midnight
2.8 Struktur Kalimat Kompleks
A. Main Clause + Noun Clause
Noun Clause adalah klausa atau anak kalimaat yang berfungsi sebagai
pengganti kata benda. Klausa benda tersebut berpasangan dengan induk
kalimat.
Contoh : the news / surprises / us
S P O
That she has won the contest / surprises / us
1. Subjek
posisi noun yang dapat digantikan oleh noun clause adalah posisi subjek.
Contoh : that a man is pregnant /, as what you see in the internet is only a
tell
2. Objek
Posisi noun yang juga sering digantikan oleh noun clause selain subjek
adalah objek.
Contoh : we don’t know what they have proposed
3. Pelengkap atau komplemen
Disamping subjek dan objek, posisi noun yang juga dapat digantikan oleh
noun clause adalah komplemen.
Contoh : the evidence is that the earth is not flat
B. Main clause + adjective clasue
Adjective clause adalah klausa yang berfungsi menerangkan benda dan orang.
Contoh : the passenger that died of the bus train collision would get alive
insurance

The passenger would get alive insurance = main clause


1. Subjek
a. Defining : benda : which / that; orang : who / that
b. Nondefining : benda : which / that ; orang ; who

43
Contoh : any employee who is absent from work for more than 3 days
without presenting a doctor’s sertificate rendors himself liable to
dismissal
2. Objek
a. Defining : bneda : which / that ; orang : whom / that
b. Nondefining : benda : which / that ; orang : whom
Contoh : the store at which I bought the tv set was near my office
3. Milik
a. Defining : benda : whose / of which ; orang : whose
b. Nondefining : benda : whose / of which ; orang : whose
Contoh : the pop-singer arrived at Gatwick airport where she was
robbed by her fans
C. Main clause + adverbial Clause
Adalah clausa yang berfungsi sebagai keterangan kalimat.
1. Keterangan pertentangan
Although, ever, though, even if
2. Keterangan kausal
As, since, because, now that, seeing that
3. Keterangan resultative
So that, so … that, such … that, in order that.
4. Keterangan waktu
When/as/while, since, after, before, as asoon as, till/until
5. Keterangan syarat
If, unless, provided that, on condition that, as/somlong as.
6. Keterangan perbandingan/cara
As if, as though, as … as, than
Contoh : - as he was well=trained, he could easily answered the interview
o The future arrived damaged so that we have to send it back
o He was so dirty that his friends away from him
D. Abridgement of Clauses

44
Klausa yang mengalami perpendekan meliputi 2 macam, adjective clause untuk
subjek dan adverbial clause
1. Adjective clause
Contoh : the woman (who is) sitting in front of the store is mad
The woman sitting in front of the store is mad
2. Adverbial clause
Pada umumnya adverbial clause yang dipendekan, memiliki subjek yang
sama
Contoh : (as he was) walking in the park, he saw wto men fighting
Walking in the park, he saw two men fighting
2.9 Analisis Kalimat
A. Analisis Kalimat
1. Simple sentence
Adalah kalimat yang terdiri dari satu subjek dan satu preddikat.
Contoh analisis paragraf :
A headache is one man’s most common enemies. Most people get
headaches from time to time.
a. A headache is one of man’s most common enemies.
S V C
b. Most people get headaches from time to time
S V O A
2. Compound sentence

Adalah kalimat yang merupakan gabungan dua atau kalimat tunggal


dengan menggunakan kata penghubung coordinate conjunction atau conjunctive
adverbs.

Analisis alinea :

Thirty years ago, people knew about neither space ships nor astronouts. They
were fascinated by a machine called automobile, and they were nervous about fling in
airplanes.

45
a. Thirty years ago, people knew about neither space ships nor astronouts
A S V A
b. They were fascinated by a machine called automobile, and they were nervous

S V A Co. S V C

about flying in airplanes.

3. Complex sentence
Kalimat yang terdiri dua klausa yang salah satunya berupa induk kalimat
dan salah satunya yang lain berupa anak kalimat.
a. Noun clause

Subject + O/A

Sub (noun) clause

Subject + predicate + object/complement

Sub (noun) clause

Contoh : that smoking is very dangerous for the smoker’s lung / has not
S (noun clause) V
been relized / by most smokers
A
b. Adjective clause

S + sub (adjective) clause + P O/C/A

S + P + O/C/A + sub (adjective) clause

46
Contoh : the car / was being repaired / in the garage / when it accidentally got
S V A A (adverbial
clause)

on fire
4. Compound – complex
Kalimat yang merupakan gabungan dari kallimat compound dan complex
yang ada dalam satu kalimat.
2.10 Beberapa Masalah terjemahan
A. Masalah dan Cara Menerjemahkan
1. Introductory it
It sebagai introductory tidak perlu diterjemahkan.
Contoh : it was really boring that we did the same things continuely
2. Introductory there
There sebagai introductory, lazimnya diterjemahkan “ada”.
Contoh : there are some processes in the rating of television show
3. Indefinitive article
a/an yang diikuti kata benda dan mengisyaratkan bahwa benda tersebut
menunjukkan berlaku umum (general).
Contoh : a car is a means of land transportation
4. Definite article
“the” biasanya di padankan dengan : itu, tersebut, tadi, dalam, bahasa
Indonesia.
Contoh : the sun rises in the east and sets in the west
5. Plural nouns
Kata benda berbentu jamak tidak selalu harus diterjemahkan
menggunakan kata ulang.
a. Ada atribut penunjuk kuantitas : two, five, a lot of, many, dst.

47
Contoh : scientist at tample university at Philadelphia, pennisilvania
have successfully tested a new electro-mechanical arm on a number
of passions.
b. Menunjuk general noun (benda umum)
Contoh : fill dams are usually employeed in valleys which are not
particularly steep sided
6. Adjective clause
a. At / on / in / which/ yang menunjukkan waktu dapat diterjemahkan
menjadi waktu, saat, atau ketika.
Contoh : the year in which she was born was still not known by her
b. At / on / in / which yang menunjukkan tempat dapat diterjemahkan
tempat.
Contoh : the store at which she bought the ttypewriter is near the
post office
c. Two whom / which, from whom / which dst. Yang menunjukkn
orang ataub benda. Dapat diterjemahkan dengan “yang + kata kerja
aktif….” Atau “yang + kata kerja passive (oleh…)” patokan
umumnya adalah struktur teks bahasa inggris aktif jadi passive dan
passive jadi active.
Contoh : the girl with whom james went to the restaurant was an
artist
7. Participial Phrase
Berawalan : verb ing atau V3 yang berfungsi sebagai keterangan
kalimat dapat diterjemahkan sebagai berikut :
a. “setelah” untuk peristiwa yang terjaid berurutan
b. “ketika” untuk peristiwa yang terjadi simultan (berbarengan dengan
peristiwa lain)
c. “sebab”, “karena” untuk peristiwa sebagai penyebab
d. “jika” “apabila” untuk menunjukkan syarat.

48
Contoh : walking on his way to work, the employee was bitten by a
dog
8. Extra information (keterangan tambahan) atau apositif
Biasanya letaknya diapit oleh koma (, …. ,) atau tanda hubung (- …)
kecuali apabila berada di awal atau akhir kalimat.
Contoh : when the space probs are put up-rockets and satellits and things
of that sort-they go so fast to escape the gravity of the earth that a single-
stage rocket is inadequate
9. Complicated and long sentences
Kalimat yang rumit dan panjang sebaiknya di urai menjadi klaimat-
kalimat yang lebih sederhana, dengan tetap memperhtahankan isinya.
Contoh :
Against this background, it is difficult to explain the indian influence
old Javanese-which was, as we have seen, almost exclusively Sanskrit
– as being the result of ordinary social contact or, in particular, as has
been suggested of intermarriage between Indonesians and foreigners of
indian origin who had established themselves either temporarily or
permanently in Java.

Pikiran pokok : the Indian influence an old Javanese was almost


exclusively Sanskrit.
Penjelas : Against this background, it is difficult to explain
as being the result of ordinary social contact or, in particular, as
has been suggested of intermarriage between Indonesians and
foreigners of indian origin who had established themselves
either temporarily or permanently in Java.
Keterangan tambahan : - as we have seen
o In particular
o As has been suggested
2.11 Teks Latihan Mandiri

49
A. Environment

Our environment is made up of the many materials and forces that surround us.
Familiar factors of our environment are air, water, soil, plants and animals. The sun
and the heavenly bodies, although located at great distances from the earth, are likewise
part of the human environment Included, also, are the various forms of energy, such as
heat, sound, electricity, and light. All these factors have a direct bearing on our daily
life.

All living things, including man, are affected by their surroundings. Every form
of life, from the tiniest germ to the mammoth whale, has adapted itself to a particular
type of environment. Sometimes the envronment changes, in which case it may be
necessary for plants and animals to alter their manner of living; over vast periods of
time, they may even modify their physical characteristics. On the other hand, living
things sometimes change their environment to make it conform to their needs. This is
true particularly of man.

A. Lingkungan

Lingkungan kita terdiri dari banyak material dan energi yang mengelilingi kita.
Faktor umum dari lingkungan kita adalah udara, air, tanah, tumbuhan dan hewan.
Matahari dan benda-benda langit, meskipun terletak pada jarak yang sangat jauh dari
bumi, juga merupakan bagian dari lingkungan manusia. Termasuk, juga berbagai
bentuk energi, seperti panas, suara, listrik, dan cahaya. Semua faktor ini memiliki
pengaruh langsung pada kehidupan kita sehari-hari.

Semua makhluk hidup, termasuk manusia, dipengaruhi oleh lingkungannya.


Setiap bentuk kehidupan, dari makhluk terkecil hingga makhluk raksasa seperti paus,
telah menyesuaikan diri dengan jenis lingkungan tertentu. Terkadang lingkungan
berubah, dalam hal ini mungkin perlu bagi tumbuhan dan hewan untuk mengubah cara
hidup mereka; selama periode waktu yang luas, mereka bahkan dapat memodifikasi
karakteristik fisik mereka. Di sisi lain, makhluk hidup terkadang mengubah
lingkungannya agar sesuai dengan kebutuhan mereka. Ini benar terutama bagi manusia.

50
B. Sound

Of the various factors in the human environment, there are few which play a more
important part than sounds. It is through the medium of sound (the spoken word) that
we transmit our thoughts to each other. Without such interchan ge of ideas, man could
never have risen far above the level of the lower animals. Sound does much to increase
Our enjoyment of life. It gives us the delights of music, and the infinitely varied effects
of nature, such as the song of a bird, the crash of the thunder, and the whistling of the
wind. The radio and sound motion pictures contribute a great deal to our entertainment
and enlightenment. Through the magic of electricity, Sound has enabled rman to
conquer space. By means of the teiephone and the telegraph - both essentially sourd
devices-we may communicate with a person who is in a neighbouring house, or half-
way around the world. Sound also helps to safeguard us from many dangers that beset
our daily lives. Often, the blare of an automobile horn or a shout of warning may mean
the difference between safety and serious injury. Without sound, human life would be
narrow, dull, and considerably more dangerous than it is.

B.Suara

Dari berbagai faktor di lingkungan manusia, ada beberapa yang memainkan


peran lebih penting daripada suara. Melalui medium bunyi (kata yang diucapkan) itulah
kita mengirimkan pikiran kita satu sama lain. Tanpa pertukaran gagasan semacam itu,
manusia tidak akan pernah bisa naik jauh di atas tingkat hewan tingkat rendah. Suara
memang banyak meningkatkan kenikmatan hidup kita. Ini memberi kita kenikmatan
musik, dan efek alam yang sangat beragam, seperti nyanyian burung, tabrakan guntur,
dan siulan angin. Radio dan gambar gerak berkontribusi banyak untuk hiburan dan
pencerahan kita. Melalui keajaiban listrik, Suara telah memungkinkan manusia untuk
menaklukkan jarak. Melalui telepon dan telegraf - kedua perangkat suara yang pada
dasarnya dapat - kita dapat berkomunikasi dengan seseorang yang berada di rumah
tetangga, atau di seluruh dunia. Suara juga membantu melindungi kita dari banyak
bahaya yang menimpa kehidupan kita sehari-hari. Seringkali, bunyi klakson mobil atau

51
teriakan peringatan dapat berarti perbedaan antara keselamatan dan cedera serius.
Tanpa suara, kehidupan manusia akan menjadi sempit, membosankan, dan jauh lebih
berbahaya daripada itu.

52
DAFTAR PUSTAKA

Yusuf, Suhendra. 1984. Teori terjemah : Pengantar Ke Arah Pendekatan Linguistik


dan Sosiolinguistik. Bandung. Mandar Maju.
Fahrurrozi. 2003. Teknik Praktis Terjemah. Yogyakarta. Tekno Media.

53

Anda mungkin juga menyukai