Oleh:
Anrizal Siregar
Fitria Ramadhani
1
BAB 1
PENGANTAR
2
BAB 2
DISKUSI
1. Definisi terjemahan
Pada dasarnya Catford (1974: 16) hanya menyebutkan tiga jenis terjemahan,
yaitu: 1) terjemahan kata (terjemahan kata demi kata), 2) terjemahan literal
(terjemahan literal), dan 3) terjemahan gratis (terjemahan gratis). Namun dalam
praktiknya proses penerjemahan menerapkan berbagai jenis terjemahan. Hal ini
disebabkan oleh 4 faktor, yaitu: 1) Ada perbedaan dalam sistem bahasa sumber
dengan sistem bahasa target, 2) ada perbedaan dalam jenis bahan teks yang
diterjemahkan, 3) gagasan bahwa terjemahan adalah alat komunikasi, dan 4) ada
perbedaan tujuan penerjemahan teks. Dalam kegiatan penerjemahan yang sebenarnya,
keempat faktor tersebut tidak selalu berdiri sendiri dalam arti bahwa ada
1
Pendamping Oxford ke Bahasa Inggris, Namit Bhatia, ed., 1992, hlm. 1.051–54.
2
JM Cohen, "Terjemahan",Ensiklopedia Americana, 1986, vol. 27, hal. 12.
3
kemungkinan kami menerapkan dua atau tiga jenis terjemahan saat menerjemahkan
teks.3
Terjemahan kata demi kata adalah jenis terjemahan yang pada dasarnya masih
sangat terikat dengan level kata. Dalam melakukan tugasnya, terjemahan hanya
mencari kata-kata bahasa sumber yang setara dalam bahasa target, tanpa mengubah
kata-kata dalam terjemahan. Kata-kata dalam kalimat terjemahan persis sama dengan
kata-kata dalam kalimat aslinya. Jenis terjemahan ini hanya dapat diterapkan jika
bahasa sumber dan bahasa target memiliki struktur yang sama. Sebaliknya, jika
struktur kedua bahasa berbeda satu sama lain, terjemahan kata demi kata harus
dihindari karena hasilnya akan sulit dimengerti dan struktur kalimat tentu saja
melanggar struktur kalimat dari bahasa target. Ini sebuah contoh:
Penutur asli bahasa Indonesia secara spontan akan mengatakan bahwa struktur
kalimat terjemahan salah meskipun makna kalimat sebenarnya mudah ditangkap.
Masalah akan menjadi lebih rumit jika terjemahan jenis ini digunakan untuk
menerjemahkan kalimat berikut
3. Terjemahan Gratis
Terjemahan bebas adalah terjemahan yang selalu terikat oleh sistem linguistik.
Seperti yang diungkapkan oleh Catford (1974: 25) "Terjemahan gratis selalu tanpa
3
Munday Jeremy, 2008, Introducing Translation Studies, hal. 71
4
batas, meningkat, dan turun skala peringkat, tetapi cenderung lebih tinggi kadang-
kadang antara unit yang lebih besar daripada kalimat".
-Membunuh dua burung dengan satu batu (menyelam sambil minum air)
4. Terjemahan harfiah
Jenis terjemahan ini biasanya diterapkan ketika struktur kalimat bahasa sumber
berbeda dari struktur kalimat bahasa target. Sukai perbandingan tiga jenis terjemahan
berikut:
5. Terjemahan pragmatis
5
Jenis terjemahan ini mengacu pada terjemahan pesan yang menekankan
keakuratan informasi yang disampaikan dalam BSU (Brislin, 1976: 3). Jika
penerjemah perlu menambahkan beberapa informasi untuk membuat terjemahan lebih
jelas kepada pembaca (Nababan, 1997: 25). Terjemahan pragmatis tidak banyak
memperhatikan aspek asma BSU. Contoh terjemahan pragmatis dapat dilihat dalam
terjemahan dokumen teknis dan komersial yang memprioritaskan informasi atau
fakta. Berikut adalah beberapa contoh terjemahan pragmatis:
Bedak bayi salib putih lembut dan halus. Ini menyerap kelembaban dan membuat
bayi tetap dingin dan nyaman. Ini mengandung Chlorhexidine, dan antiseptik yang
banyak digunakan di rumah sakit dan klinik.
(White cross bedak bayi lembut dan halus, menyerap kelembaban, aman kesegaran
dan kenyamanan bayi Anda.4
6. Terjemahan Poetic-Aesthetic
7. Terjemahan Etnografi
4
http://penerjemahqtcjogja.blogspot.com/2016/08/jenis-jenis-penerjemahan.html
6
hingga bagaimana, kata-kata tersebut digunakan dalam konteks budaya dari bahasa
sumber dan bahasa target.
Ini akan sulit dilakukan jika kata bahasa sumber ternyata tidak atau tidak
memiliki padanan dalam bahasa target, yang disebabkan oleh budaya yang berbeda
menggunakan kedua bahasa. Kata modin misalnya, tidak memiliki padanan dalam
bahasa Inggris untuk menyelesaikan masalah seperti ini, penerjemah biasanya akan
membiarkan kata modin tetap ditulis dalam bahasa Indonesia. Kemudian dia
memberikan anotasi atau informasi tentang arti kata tersebut. Metode ini dianggap
paling tepat dalam mengatasi ketiadaan kata-kata bahasa sumber yang setara dalam
bahasa target yang disebabkan oleh dua bahasa yang berbeda satu sama lain.5
8. Terjemahan Semantik
1. Konteks / situasi A
5
Hatim Basil, 2002, Translation Sebuah buku sumber lanjutan, Pg. 67
7
Mr. Andrew: Anda tidak boleh keluar malam ini.
2. Konteks / Situasi B
9. Terjemahan Dinamis
8
Penggunaan kata pengorganisasian dalam kalimat terjemahan kurang umum.
Kami biasanya menggunakan kata menulis sebagai kata yang setara untuk mengatur,
terutama jika kata tersebut dikaitkan dengan menulis buku.
9
struktur kelahiran yang sama, tetapi struktur bagian dalam dari dua kalimat berbeda.
dari satu sama lain; mungkin saja dia juga berurusan dengan banyak kata. Misalnya
contoh berikut:
10
Dengan merujuk pada sifat komunikatif, Newmark (1981: 62) menyajikan
pandangannya tentang fungsi terjemahan sebagai alat komunikasi melalui pernyataan
berikut
"... Penerjemahan pada dasarnya adalah komunikasi atau cara untuk menunjuk satu
atau lebih orang yang berbicara satu sama lain."
B. PROSES TRANSLASI
Versi yang setara secara dinamis dari edirorial di atas memperlihatkan beberapa
strategi penyesuaian berikut:
Kita bisa membuat kesepakatan dengan seseorang, atau kita bisa memberikan
pukulan mereka sebuah pukulan mempertahankan permainan kata di
sumbernya.
Mengatur redundansi
Namun, ada orang-orang yang senang sengaja membingungkan kedua
gagasan itu. Jadi di mana harus ada kehormatan dan kepercayaan kita
menemukan kebohongan dan penipuan estabilshes sebuah kontras yang
meningkatkan relevansi yang diperkenalkan sebelumnya.6
6
Hatim Basil, 2002, Translation Sebuah buku sumber lanjutan, Pg. 45
11
Proses penerjemahan adalah model yang dimaksudkan untuk menjelaskan
proses berpikir (internal) yang dilakukan penerjemah ketika melakukan
penerjemahan. secara sederhana, proses penerjemahan terdiri dari dua tahap, yaitu:
1. Analisis teks asli dan pemahaman makna atau pesan teks asli.
2. Mengungkap makna atau pesan ke dalam bahasa target. Dengan kata-kata atau
kalimat yang dipahami oleh pembaca bahasa target.7
3. Proses Editing
1. Analisis
7
Munip, Dr. Abdul. Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Arab. 2008. Yogyakarta: Bidang Akademik
UIN Sunan Kalijaga. Hal 18
12
2. Transfer
Setelah proses menganalisis teks sumber, maka dalam kondisi kedua ini
penerjemah melakukan bahasa di otaknya untuk mentransfer apa yang ada dalam
bahasa sumber ke bahasa target. Dengan mencoba memahami teks dari sudut bahasa
target. Dalam kegiatan penerjemahan tahap ini harus dilewati karena proses
pemahaman teks bahasa sumber terjadi pada saat ini. Proses transfer ini muncul di
benak seorang penerjemah.
3. Restrukturisasi
Atau pada tahap Ibn Burdah adalah. Kirim pesan ke bahasa target. Pada tahap
ini pemahaman akan menjadi atau pesan bahasa target disusun ulang atau ditulis ulang
tetapi ke dalam bahasa target. Langkah ini adalah aktivitas penerjemahan yang
sebenarnya. Penerjemah memilih kata yang cocok dalam bahasa penerima, sehingga
pesan penulis dapat disampaikan. Terkadang penerjemah mengikuti struktur bahasa
sumber jika tidak ada perbedaan dalam menerjemahkannya ke bahasa target, tetapi
jika struktur bahasa sumber dianggap tidak sesuai, penerjemah dapat mengubahnya
dengan catatan pesan atau artinya tidak berubah .
13
14
BAB 3
KESIMPULAN
Kita bisa membuat kesepakatan dengan seseorang, atau kita bisa memberikan pukulan
kepada mereka pukulan mempertahankan permainan kata di sumbernya.
• Mengatur redundansi
Namun, ada orang-orang yang senang sengaja membingungkan kedua gagasan itu.
Jadi di mana harus ada kehormatan dan kepercayaan kita menemukan kebohongan
dan penipuan estabilshes sebuah kontras yang meningkatkan relevansi yang
diperkenalkan sebelumnya.
15
REFERENSI
http://penerjemahqtcjogja.blogspot.com/2016/08/jenis-jenis-penerjemahan.html
Munip, Dr. Abdul. Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Arab. 2008.
Yogyakarta: Bidang Akademik UIN Sunan Kalijaga. Hal 18
16