Anda di halaman 1dari 8

A.

Pendahuluan

1. Latar belakang masalah

Bahasa adalah sebuah sistem komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk
saling bersosalisasi. Tentunya bahasa yang digunakan berbeda antar belahan dunia
atau daerah. Bahasa sering disebut juga sebagai simbol yang dimiliki oleh manusia.
Dalam kehidupan sehari-hari bahasa sering digunakan baik untuk bekerjasama
maupun bersosialisasi.

Di dunia ini terdapat berbagai bahasa yang dimiliki oleh setiap daerah, karena
itulah muncul kebutuhan akan berkomunikasi dengan yang lain. Penerjemahan
adalah jalan atau cara penting dalam berkomunikasi baik lisan maupun tulisan
untuk mencapai maksud dan tujuan secara cepat dan tepat.

Interpretation atau interpretasi sering dikaitkan dengan Translation atau


penerjemahan. Namun sebenarnya dua hal ini berbeda.

1
2. Masalah

a. Apa itu Interpreting?


b. Apa perbedaan antara Interpretation dengan Translation?
c. Apa itu Setting of Interpreting?
d. Apa itu Mode of Interpreting?

2
B. Pembahasan

1. Interpreting

Interpreting atau menginterpretasi adalah kegiatan menerjemahkan bahasa lisan


dari bahasa sumber ke bahasa sasaran. Adapun orang yang melakukan Interpreting
atau yang menyampaikan pesan adalah Interpreter. Interpreter atau dalam bahasa
Indonesia dikenal sebagai Juru Bahasa berbeda dengan Translator atau penerjemah
dalam segi media yang dipakai untuk menerjemahkan. Interpreter akan
menterjemahkan bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran secara langsung atau
orally. Lebih sederhananya interpreter adalah seoarang juru bahasa yang
mengalihkan bahasa lisan dari bahasa satu ke bahasa yang lain dalam waktu yang
sama. Menurut James Nolan dalam bukunya Interpretation (2005), Interpretation
can be defined in a nutshell as conveying understanding. Yang artinya Interpretasi
adalah singkatnya sebagai menyampaikan pemahaman lain. Bahasa sumber lisan
yang diolah dan diubah menjadi bahasa target sehingga dapat menyampaikan pesan
dan maksud yang dapat dimengerti orang lain yang tentunya secara langsung dan
cepat. Bahasa target yang sepadan dan ide dari bahasa sumber dengan sama.
Pengalihbahasaan dapat melibatkan lebih dari dua bahasa jika yang terlibat dalam
komunikasi lintas bahasa tersebut juga lebih dari dua orang dengan latar bahasa dan
budaya yang jelas berbeda.

Dapat disimpulkan Interpreting adalah kegiatan menerjemahkan secara lisan


dari bahasa sumber ke bahasa sasaran.

2. Interpretation vs Translation

Kembali pada pengertian Interpretasi, Interpretation atau Interpretasi adalah


kegiatan menerjemahkan bahasa lisan dari bahasa sumber ke bahasa sasaran.
Adapun pengertian lain, “Interpretation” is the act of rendering the spoken or
signed language into another spoken or signed language (NLSC:2014). Yang dapat
disimpulkan Interpretasi adalah kegiatan menolah bahasa lisan ke bahasa lisan yang

3
lain. Untuk itu dapat dipahami bahwa yang terpenting dalan menginterpretasi
adalah SPOKEN LANGUAGE atau bahasa lisan. Sedangkan Translation adalah
menerjemahkan bahasa sumber ke bahasa sasaran secara tertulis. Dalam buku
Translation and Interpretation Tutorial oleh NLSC (2014), “Translation”, in
contrast to interpretation, is the act of rendering written language into another
written language. Yang dapat apat disimpulkan penerjemahan yang berbeda dengan
interpretasi, meskipun sama-sama ‘menerjemahkan’ namun dalam hal ini
Translation menggunakan teks (bisa buku, majalah, dll). Orang yang melakukan
Translation adalah Translator atau penerjemah bahasa yang mengalihkan satu teks
tulisan dari bahasa sumber ke bahasa sasaran dan memiliki waktu yang lebih
fleksibel. Jadi perbedaannya pada bahasa lisan dan teks.

3. Kategori Interpreting

Banyak kategori atau klasifikasi penerjemahan lisan yang telah diajukan para
ahli penerjemahan selama ini, namun sampai saat ini banyak yang belum pasti.
Adapun beberapa kategori yang telah dirangkum, yaitu Setting of Interpreting or
Area of Interpreting dan Modes of Interpreting.

a. Setting of Interpreting

Kategorisasi pengalihbahasaan berdasarkan: setting interaksi, dengan cara


pengalihbahasaan menurut tempat atau area yang ada, Berdasarkan situasi dan dan
interaksi terdapat dua jenis pengalihbahasaan, yaitu: pengalihbahasaan dalam
setting konferensi (conference interpreting) dan masyarakat (community
interpreting) (Ardi, Havid:2009). Pembagian ini berdasarkan spektrum perbedaan
yang ada diantara kedua pengalihbahasaan tersebut.

4
Adapun menurut sumber lain beberapa jenis interpreting adalah sebagai berikut,

1. Konferensi

Penafsir konferensi biasanya hadir pada pengaturan seperti, konferensi,


pertemuan pers, negosiasi, siaran televisi.

2. Pengadilan

Jika memiliki kemampuan yang unggul, menjadi juru bahasa di pengadilan


sangat menantang, menyediakan akses yang sama terhadap sistem peradilan
dengan bekerja sama dengan orang-orang yang tidak memahami atau berbicara
bahasa dalam proses hukum.

3. Parlementer

Biasanya digunakan dalam Biro Translation, penafsir parlemen memberikan


layanan pada konferensi pers dan proses asosiasi.

4. Masyarakat dan kesehatan

Penafsir masyarakat bekerja paing sering dengan imigran dan pekerja imigran,
membantu meringankan hambatan bahasa dalam pelayanan sosial dan sisitem
kesehatan.

b. Modes of Interpreting

Modes of Interpreting adalah kategori Interpreting dengan berdasarkan


waktu bicara. Terdapat dua metode, yaitu Consecutive interpereting dan
Simultaneous interpreting.

1). Consecutive interpereting

Pengalihbahasaan konsekutif dilakukan secara bergantian (successive)


dengan pembicara. Sehingga ada yang menyebut pengalihbahasaan konsekutif
dengan successive interpretation. Dengan frekuensi segmen atau jeda waktu 6-7

5
menit. Pelaksanaannya alihbahasawan dapat duduk bersama dengan
peserta/partisipan komunikasi dalam satu ruangan atau diruang terpisah (booth),
mencatat apa yang dikatakan pembicara. Bila pengalihbahasaan ini dilakukan
dalam masyarakat, terkadang pengalihbahasaan dilakukan kalimat per kalimat.
Proses penerjemahan dilakukan dengan cara bergantian, artinya penerjemah
menjelaskan ulang setelah pembicara memberi jeda dalam penjelasannya. Jadi,
urutan bicaranya adalah pembicara – penerjemah – pembicara – penerjemah, dan
seterusnya.

2). Simultaneous interpreting

Simultaneous interpreting adalah proses menerjemahkan secara lisan dengan


langsung (tanpa jeda). Biasanya dalam penerjemahan ini penerjemah berada di
ruang khusus (booth) yang bersembunyi di balik kaca hitam terpisah dengan peserta
konferensi. Biasanya dalam penerjemahan lisan simultan peserta memakai head set
atau alat dengan yang ditempel di telinganya. Pembicara dan penerjemah berbicara
bersama-sama dalam bahasa yang berbeda. Simultaneous interpreting memerlukan
spesifikasi yang tinggi atau skill yang baik dalam mendengarkan, menerjemahkan
dan mengolah dalam waktu yang singkat karena pembicara dan interpreter
berbicara hampir bersamaan.

6
C. Simpulan dan Penutup

Bahasa adalah sebuah sistem komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk
saling bersosalisasi dan berkomunikasi. Keberagaman bahasa memnculkan
kebutuhan untuk menerjemahkan dari bahasa sumber ke bahasa yang dapat
dimengerti orang yang dituju. Interpretation berbeda dengan Translation dari segi
bahasa. Interpretation menggunakan bahasa lisan, Translation menggunakan teks
(tulisan). Banyak kategori atau klasifikasi penerjemahan lisan yang telah diajukan
para ahli penerjemahan selama ini, yaitu Setting of Interpreting or Area of
Interpreting (menurut tempat) dan Modes of Interpreting (menurut waktu).

Sekian materi dari penelusuran penulis dalam makalah ini. Semoga berguna dan
bermanfaat bagi umum. Penulis memohon maaf bila terdapat bahasa maupun
tulisan yang kurang dimengerti. Saran dan kritik ditunggu. Terimakasih.

7
DAFTAR PUSTAKA

Nolan, James. 2005. Interpretation Techniques and Exercises. Multilingual

Matters Ltd: USA

NLSC. 2014.Understanding Interpretation and Translation

Ardi, Havid. 2009. KATEGORI PENERJEMAHAN LISAN.

[http://lppbi-fiba.blogspot.co.id/2009/10/kategori-penerjemahan-
lisan.html] (25-09-2016)

Anda mungkin juga menyukai