Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa Inggris dianggap memiliki salah satu sistem pengejaan yang paling
sulit di dunia. Gambaran tertulis dari bahasa Inggris adalah tidak jelas secara
penulisan huruf karena dua alasan. Yang pertama, pengucapan kata-kata telah
berubah mendekati sedikit meluas dari bunyinya. Kedua, beberapa kaidah
pengejaan yang sudah pasti diambil dari beberapa sumber asing yang telah
dilanggengkan,
Dalam dunia pendidikan, bahasa Inggris sangat penting karena bahasa
Inggris merupakan bahasa internasional. Namun sekarang untuk belajar Bahasa
Inggris pada zaman sekarang sudah semakin mudah karena banyak bimbel yang
mengajarkan tentang bahasa Inggris, dan banyak media telah menggunakan bahasa
Inggris diantaranya adalah film dan musik.
Film merupakan salah satu media penyebaran budaya yang tumbuh di
seluruh dunia. Saat ini film yang banyak digemari untuk ditonton adalah film barat
atau film asing. Film barat atau film asing sangat disukai terutama oleh remaja.
Selain ceritanya yang menarik, film Barat atau film asing juga menggunakan bahasa
Inggris.
Musik adalah suatu hasil karya seni berupa bunyi dalam bentuk lagu atau
komposisi yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsur-
unsur pokok musik yaitu irama, melodi, harmoni, dan bentuk atau struktur lagu
serta ekspresi sebagai suatu kesatuan. Musik yang paling digemari oleh banyak
orang adalah musik yang berasal dari Barat yang tentunya menggunakan bahasa
Inggris.
Menurut Khairani (2014), ciri belajar adalah perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari pengalaman. Dalam hal ini, pengalaman yang dimaksud adalah
ketika seorang anak atau remaja mendengarkan kata Inggris maka dia akan
mengalami perubahan dalam penguasaan bahasa Inggrisnya.

1
Ketika ada waktu yang kosong seperti hari minggu banyak peserta didik
kelas XI yang menggunakan salah satu dari media diatas sebagai hiburan mereka.

Karya tulis ini ditunjukkan untuk mencari perbandingan pembelajaran


bahasa Inggris dengan menggunakan media musik dan film untuk menambah
wawasan tentang cara yang lebih mudah untuk menguasai bahasa Inggris, yaitu
dengan cara menonton atau mendegarkan film dan musik Barat. Dengan karya tulis
ilmiah ini, diharapkan banyak peserta didik yang ingin yang ingin belajar bahasa
Inggris melalui film dan musik Barat. Selain itu, juga untuk menambah
pengetahuan setiap pembaca mengenai berbagai macam atau jenis film dan musik
Barat.

1.2 Rumusan Masalah


Pada kesempatan ini penulis dapat menentukan rumusan masalah pada
penelitian kali ini adalah: Membandingkan pembelajaran bahasa Inggris
dengan menggunakan Film dan Musik?
1.3 Tujuan Penelitian
Pada kesempatan ini penulis dapat menentukan tujuan dari penelitian kali
ini yaitu: Untuk mengetahui adalah cara yang lebih efektif dalam belajar
bahasa Inggris secara otodidak dengan membandingkan media musik dan
film.
1.4 Manfaat Penelitian
Pada kali ini penulis dapat menentukan dari manfaat penilitian tersebut
adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Bagi siswa, siswa dapat mengetahui apakah media yang lebih baik
digunakan dalam belajar bahasa Inggris secara otodidak.
2. Bagi penulis, penulis dapat mengetahui cara lain yang lebih efektif dalam
belajar bahasa inggris dengan menggunakan kedua media tersebut.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Film

Film disebut juga gambar hidup (motion pictures), yaitu serangkaian


gambar diam (still pictures) yang meluncur secara cepat dan diproyeksikan
sehingga menimbulkan kesan hidup dan bergerak.
Film merupakan media yang menyajikan pesan audio, visual dan gerak. Oleh
karenanya, film memberikan kesan yang impresif bagi penontonnya. Film di
kategorikan dalam beberapa jenis, diantaranya adalah film dokumenter, film cerita
pendek, film cerita panjang, film perusahaan (company profile), iklan televisi,
program televisi, video klip, dan film pembelajaran.
James Monaco (1984:233) mengungkapkan beberapa definisi film. Menurut
Monaco, ahli-ahli teori Perancis senang sekali membedakan pengertian film dengan
sinema. Film atau filmis merupakan aspek seni yang berkenaan dengan
hubungannya dengan dunia sekitarnya, sementara sinema sinematis lebih
mempersoalkan estetika dan unsure internal dari seni film.
Dalam bahasa Inggris, terdapat kata ketiga dari film dan sinema yaitu
movies yang berasal dari kata move yang berarti bergerak, sehingga movies bisa
diartikan sebagai gambar yang bergerak atau hidup. Namun pada perkembangan
selanjutnya istilah film merupakan paling umum digunakan.
Pasal 1 ayat 1 Undang Undang tentang perfilman memberi batasan
tersendiri tentang pengertian film (Zulqamar, 2007:29) Film adalah karya cipta seni
dan budaya yang merupakan media komunikasi massa pandang-dengar yang dibuat
berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video,
piringan video, dan/atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala
bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik, atau proses
lainnya, dengan atau tanpa suara, yang dapat dipertunjukkan atau ditayangkan
dengan sistem proyeksi mekanik, elektronik, dan lainnya.
Film merupakan media audio visual sehingga rangkaian gambar dan suara
dalam film mampu dengan mudah ditangkap oleh setiap orang. Apalagi film
layaknya media massa, dipaksa untuk merefleksikan masyarakat agar mampu

3
menarik perhatian khalayak luas. Sehingga sebuah film seringkali menampilkan
gambaran yang realistik yang sangat dekat gambaran kehidupan khalayaknya.

2.1.1. Fungsi Film

Sebagai media massa, film digunakan sebagai media yang


merefleksikan realitas, atau bahkan membentuk realitas. Cerita yang
ditayangkan lewat film dapat berbentuk fiksi atau non fiksi.
Film sebagai media komunikasi massa merupakan sebuah perpaduan
antara penyampaian pesan melalui gambar bergerak, pemanfaatan
teknologi, seni serta suara. Selain itu film juga dapat menjadi jembatan bagi
sutradara dalam menyalurkan ide serta gagasannya kepada penonton. Film
apapun itu, dibaliknya diyakini ada pesan dan tujuan tersendiri bagi
penontonnya.
Film merupakan cerminan realita kehidupan masyarakat sekitarnya.
Film dapat melibatkan berbagai interaksi sosial budaya, ekonomi, dan
politik saat film tersebut diproduksi dan dikonsumsi, sehingga film dapat
dikatakan langsung berhubungan dengan massa atau masyarakatnya. Oleh
karena itu, film selalu bertutan dengan nilai-nilai yang ada dalam
masyarakat. (Oxford Ensiklopedi Pelajar, 2005:15).

2.1.2. Jenis Film


Menurut Prof. Onong Uchjana Effendy (2003:210) terdapat jenis
film menurut sifatnya:
1. Film cerita (story film)
Film cerita adalah jenis film yang menyajikan kepada publik sebuah
cerita. Film jenis ini lazim dipertontonkan di bioskop dengan pemain para
bintang film terkenal. Film cerita disitribusikan layaknya barang dagangan,
untuk semua kalangan masyarakat, dimanapun ia berada.
2. Film berita (newsreel)
Film berita adalah film mengenai peristiwa yang benar-benar terjadi.
karena sifatnya berita, maka film yang disajikan kepada public harus
mengandung niali berita.

4
3. Film dokumenter (documentary film)
Film dokumenter dilihat dari segi subjek dan pendekatannya adalah
penyajian hubungan manusia yang didramatisir dengan kehidupan
kelembagaannya, baik lembaga industri, sosial maupun politik, dan jika
dilihat dari segi teknik merupakan bentuk yang kurang penting dibanding
isinya.
4. Film kartun (cartoon film)
Titik berat pembuatan film kartun adalah seni lukis. Satu perstau
gambar dilukis dengan seksama umtuk kemudian dipotret satu per satu pula.
Dan apabila rangkaian lukisan sebanyak 16 buah, setiap detiknya diputar
dalam proyektor film, sehingga lukisan tersebut menjadi hidup.

2.1.3. Pengelompokan Film


Menurut Lois Savary dan J. Paul Carico dalam Liliweri (1991:153)
khalayak film dibagi dalam empat kelompok, yaitu:
1. Kelompok Highbrow
Kelompok ini menonton film karena ingin memuaskan minat intelektual
mereka. Mereka menilai film dari segi kesinambungan cerita yang dianggap
bermutu, music dan suara yang indah serta teknik penyutradaraan yang baik
dan suguhan kamera yang canggih.
2. Kelompok Middlebrow
Kelompok ini menonton film hanya sesekali. Selain itu meningkatkan
pengetahuan, mereka juga menilai film sebagai media hiburan untuk
melepaskan diri dari rutinitas sehari-hari.
3. Kelompok Lowbrow
Kelompok ini umumnya menonton film karena film tersebut sedang
ramai-ramainya ditonton oleh banyak orang. Kelompok ini menjadikan film
sebagi media pelarian untuk keluar dari kemelut hidup. Seringkali pula
mereka menonton film hanya untuk melihat akting bintang-bintang film
tertentu.

5
4. Kelompok Postbrow
Kelompok ini memiliki penilaian yang paling kompleks terhadap
sebuah film dibandingkan dengan kelompok lainnya. Pengetahuannya akan
film sangat luar biasa sehingga didasari oleh faktor-faktor yang rasional,
namun juga memiliki perasaan yang sangat kuat terhadap film yang
ditontonnya. (Sumber: repository.unhas.ac.id/bitstream/handle.docx)

2.2 Musik
Musik adalah bunyi yang diatur menjadi pola yang dapat menyenangkan
telinga kita atau mengkomunikasikan perasaan atau suasana hati. Musik
mempunyai ritme, melodi, dan harmoni yang memberikan kedalaman dan
memungkinkan penggunaan beberapa instrumen atau bunyi-bunyian (Oxford
Ensiklopedi Pelajar, 2005:61). Bernstein & Picker mengatakan bahwa musik adalah
suara-suara yang diorganisasikan dalam waktu dan memiliki nilai seni dan dapat
digunakan sebagai alat untuk mengekspresikan ide dan emosi dari komposer
kepada pendengarnya.
Musik adalah seni penataan bunyi secara cermat yang membentuk pola
teratur dan merdu yang tercipta dari alat musik atau suara manusia. Musik
biasanya mengandung unsur ritme, melodi, harmoni, dan warna bunyi (Syukur,
2005:31). Dari defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa musik adalah bunyi yang
diatur menjadi sebuah pola yang tersusun dari bunyi atau suara dan keadaan diam
11 (sounds and silences) dalam alur waktu dan ruang tertentu dalam urutan,
kombinasi, dan hubungan temporal yang berkesinambungan sehingga
mengandung ritme, melodi, warna bunyi, dan keharmonisan yang biasanya
dihasilkan oleh alat musik atau suara manusia yang dapat menyenangkan telinga
dan mengekspresikan ide, perasaan, emosi atau suasana hati. (Sumber:
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23607/3/Chapter%20II.pdf)

2.3 Otodidak

Otodidak atau autodidak berasal dari bahasa Yunani yaitu autoddaktos


yang artinya belajar sendiri, yaitu proses belajar secara mandiri tanpa melalui
kurikulum maupun guru. Proses belajar ini bias dilakukan dengan banyak membaca

6
buku, diskusi, sharing dengan orang lain atau melalui pengalaman dalam melakukan
sesuatu sehingga pengetahuan kitadapat bertambah karena pengalaman tersebut.
Proses belajar melalui jalur formal biasanya dibatasi oleh usia karena
memang harus berjalan tahap demi tahap, sedangkan jalur non-formal yaitu
otodidak tidak dibatasi oleh usia. Proses belajar secara otodidak dilakukan secara
mandiri dengan didukung oleh sumber-sumber informasi yang banyak tersedia di
perpustakaan umum. Proses pembelajaran secara otodidak inilah yang sering
disebut sebagai pembelajaran seumur hidup atau life long learning. (Eka Wardhani,
2006:21)

2.3.1 Ciri-ciri orang otodidak


Menurut Bayu Adyhtia (2012:102) ciri orang otodidak dibagi dalam
lima, yaitu:
1. Terbuka
Orang otodidak cenderung terbuka dengan berbagai hal baru.
Mereka tidak akan berusaha menyangkal hal-hal yang baru dan perubahan
yang terjadi. Justru mereka akan lebih menyikapi positif suatu perubahan.
Orang otodidak lebih suka jadi demokratis.

2.Rasa ingin tahu yang besar


Rasa ingin tahu keberadaannya sangat dekat dengan orang otodidak.
Melalui rasa ingin tahu inilah orang otodidak mempunyai ilmunya dan
mampu mengembangkan ilmunya. Rasa ingin tahu tidak berkutat hanya di
bidangnya saja, tapi segala hal yang menarik perhatian dia bisa amat sangat
membuat orang otodidak sangat penasaran. Bahkan karena dekatnya
otodidak dengan rasa ingin tahu, jadi kalau orang yang tidak punya rasa
ingin tahu yang lebih besar dari orang biasa, mereka tidak bisa dibilang
otodidak sejati.

3.Kreatif
Tidak bisa dipungkiri lagi kreatifitas adalah tiang dari otodidak,
dimana rasa ingin tahu adalah atapnya. Orang otodidak tidak terpengaruh
sama ilmu pasti dan bimbingan. Mereka juga gak pernah mengenal istilah
pakem dalam satu bidang ilmu. Kemampuannya dalam menggeksplorasi

7
dan mengkombinasikan berbagai macam ilmu dalam satu bidang
membuatnya terus bertahan menjadi orang otodidak di bidang ilmunya.

4.Rela berkorban untuk hal yang disukai


Kalau orang otodidak sudah suka sama satu bidang ilmu, dia akan
cenderung berkorban banyak hal. Mulai dari berkorban materi untuk beli
banyak bukusebagai referensi ilmu, sampai mengorbankan pikiran dan
waktu untuk mencari sesuatu yang lebih dari hal atau ilmu yang dia minati.

5. Biasanya cenderung tidak matrealistis.

Orang otodidak mendapat ilmunya murni tanpa harus mengeluarkan


banyak biaya untuk suatu bimbingan. Semuanya dipelajari oleh dirinya
sendiri, ditambah lagi orang otodidak memiliki satu sifat khusus yaitu
bangga kalo dirinya dianggap orang yang pintar karena mampu belajar
sendiri tanpa bimbingan orang lain. Oleh karena itu untuk mengakui kalo
dirinya adalah orang yang hebat, maka dia butuh pengakuan dari banyak
orang. Salah satunya dengan cara membagi ilmunya ke banyak orang dan
mengakui kalau dialah orang yang hebat di bidang itu, tanpa bimbingan
siapapun.
Beberapa ciri di atas mungkin hanya mencerminkan sebagian ciri
orangotodidak. Setiap orang otodidak memiliki ciri khas masing-masing
yang unik, jadi tidak bisa dipukul rata semua. Tapi ciri-ciri di atas adalah
gambaran umum dari orang otodidak.

2.4. Belajar

2.4.1 Definisi Belajar

Belajar merupakan kegiatan penting yang harus dilakukan setiap


orang secara maksimal untuk dapat menguasai atau memperoleh sesuatu.
Belajar dapat didefinisikan secara sederhana sebagai suatu usaha atau
kegiatan yang bertujuan mengadakan perubuhan di dalam diri seseorang,
mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan
keterampilan, dan sebagainya.

8
Para pakar di bidang ilmu tentang belajar juga mengemukakan
berbagai variasi batasan tentang belajar, tentunya didasarkan pemahaman
dan aliran ilmu yang mereka anut. Berikut beberapa pendapat para ahli
tersebut.
Muhibbin (2006) berpendapat bahwa belajar merupakan tahapan
perubahan seluruh tingkah laku yang telative menetap sebagai hasil
pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses
kognitif. Sedang menurut Morga dalam Introduction to Psychology (1978)
bahwa belajar adalah perubahan yang relative menetap dalam tingkah laku
yang terjadi sebagai hasil dari latihan.
Menurut Winkel (2014) Belajar adalah proses mental yang
mengarah pada penguasaan pengetahuan, kecakapan skill, kebiasaan atau
sikap yang semuanya diperoleh, disimpan dan dilakukan sehingga sehingga
menibulkan tingkah laku yang progresif dan adaptif. Ngalim Purwanto
(1996:14) menyatakan bahwa belajar memiliki empat unsur:

1) Perubahan dalam tingkah laku


2) Melalui latihan
3) Perubahan relative mantap/permanen
4) Perubahan meliputi fisik dan psikis

Selanjutnya ada pula yang merumuskan pengertian belajar yang


menekankan pada perubahan sebagaiman dikatakan oelh Witherington,
bahwa belajar adalah perubahan diri indiviu yang dapat dinyatakan sebagai
suatu kecakapan, kebiasaan, pengertian dan apresiasi.
Irwanto (1997) berpendapat bahwa belajar merupakan proses
perubahan dari belum mampu menjadi sudah mampu dan terjadi dalam
jangka waktu tertentu.
Sedangkan menurut Mudzakir (1997) belajar adalah suatu usaha
atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri
seseorang, mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu
pengetahuan, keterampilan dan sebagainya.

9
Menurut Garry and Kingsley yang dikutip oleh Sudjana (1989),
menyatakan belajar adalah suatu proses perubahan yang orisinil melalui
latihan-latihan dan pengalaman.
Di dalam belajar, peseta didik mengalami sendiri proses dari tidak
tahu menjadi tahu, karena menurut Cronback (Sumadi Suryabrata, 1998) :
Belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan mengalami dan dalam
mengalami itu pelajar mempergunakan panca inderanya. Panca indera tidak
terbatas hanya indera penglihatan saja, tetapi juga berlaku bagi indera yang
lain. (Drs. H. Makmun Khairani, M.Pd. Psikolog, 2014:6)

2.4.2 Definisi Pembelajaran

Secara umum pembelajaran dapat didefinisikan bahwa


pembelajaran merupakan upaya membelajarkan peserta didik. Untuk
membelajarkan seseorang, diperlukan pijakan teori agar apa yang dilakukan
guru, dosen, pelatih, instruktur maupun siapa saja yang berkeinginan untuk
membelajarkan orang dapat berhasil dengan baik.
Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang
meliputi guru dan siswa yang saling bertukar informasi. Jadi intinya
pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat
belajar dengan baik.
Di sisi lain pembelajaran mempunyai pengertian mirip dengan
pengajaran, tetapi sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam
konteks pendidikan, guru mengajar agar peserta didik dapat belajar dan
menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang menentukan
sikap (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek
afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seorang peserta didik namun
proses pengajaran ini memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak,
yaitu pekerjaan pengajar saja. Sedangkan pembelajaran menyiratkan adanya
interaksi antara pengajar dengan peserta didik. (sumber: Drs. H. Makmun
Khairani, M.Pd. Psikolog, 2014:6)

10
2.4.3 Metode Belajar

Secara etimologis, istilah metode berasal dari bahasa Yunani, yaitu


metodos. Kata ini terdiri dari dua suku kata, yaitu metha yang berarti melalui
atau melewati dan hodos yang berarti jalan atau cara. Metode berarti jalan
yang dilalui untuk mencapai tujuan. Dalam bahasa Arab, metode disebut
thariqat; dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah: cara yang
teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud. Dengan begitu,
dapat dipahami bahwa metode berarti suatu cara yang harus dilalui untuk
menyajikan bahan pelajaran agar tercapai tujuan pengajaran. (Agus Bagus
Pradana: 2010)
Ada beberapa model atau metode pembelajaran menurut Imas
Kurinasih S.Pd (2014:43) yang dapat membuat yang sesuai dengan
kurikulum 2013 yang dapat diterapakan pada saat menonton film
berbahasa asing:

1). Metode Pembelajaran Mandiri


Model pembelajaran mandiri independent learning peserta didik
belajar atas dasar kemauan sendiri dengan mempertimbangkan
kemampuan yang dimiliki dengan memfokuskan dan merefleksikan
keinginan. Strategi yang dapat diterapkan antara lain apresiasi-tanggapan,
asumsi presumsi, visualisasi mimpi atau imajinasi, hingga cakap
memperlakukan alat atau bahan berdasarkan temuan sendiri atau
modifikasi dan imitasi, refleksi karya, melalui kontrak belajar, maupun
terstruktur berdasarkan tugas yang di berikan inquir, iscovery, recovery.

2). Metode Pembelajaran Individual


Metode pembelajaran individu atau individual learning
memberikan kesempatan kepada peserta didik secara mandiri untuk dapat
berkembang dengan baik sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Dan
strategi yang dapat diterapkan antara lain tugas mandiri, penilaian diri,
portofolio, galeri proses dan lain sebagainya.

11
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional Istilah


3.1.1 Definisi Istilah
1. Film disebut juga gambar hidup (motion pictures), yaitu serangkaian
gambar diam (still pictures) yang meluncur secara cepat dan
diproyeksikan sehingga menimbulkan kesan hidup dan bergerak. (James
Monaco, 1984:233)
2. Musik adalah adalah suara-suara yang diorganisasikan dalam waktu dan
memiliki nilai seni dan dapat digunakan sebagai alat untuk
mengekspresikan ide dan emosi dari komposer kepada pendengarnya.
Pendapat lain dari Eagle mengatakan musik sebagai organisasi dari
bunyi atau suara dan keadaan diam (sounds and silences) dalam alur
waktu dan ruang tertentu (Eagle Jr, 1996:121).
3. Otodidak atau autodidak berasal dari bahasa Yunani yaitu autoddaktos
yang artinya belajar sendiri, yaitu proses belajar secara mandiri tanpa
melalui kurikulum maupun guru. Proses belajar ini biasanya dilakukan
dengan banyak membaca buku, diskusi, sharing dengan orang lain atau
melalui pengalaman dalam melakukan sesuatu sehingga pengetahuan
kita dapat bertambah karena pengalaman tersebut. (Eka Wardhani,
2006:21)
4. Belajar merupakan kegiatan penting yang harus dilakukan setiap orang
secara maksimal untuk dapat menguasai atau memperoleh sesuatu.
Belajar dapat didefinisikan secara sederhana sebagai suatu usaha atau
kegiatan yang bertujuan mengadakan perubuhan di dalam diri
seseorang, mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan,
ilmupengetahuan keterampilan, dan sebagainya. (Drs. H. Makmun
Khairani, M.Pd. Psikolog, 2014:6)

12
3.2 Populasi dan Sampel
3. 2. 1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari organisme yang berada di suatu
tempat. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI di SMA
Plus Negeri 17 Palembang yang berjumlah 335 siswa.

3. 2. 2 Sampel

Sampel adalah subjek suatu populasi yang diambil sebagian dari


populasi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10% dari
populasi. Maka diambil keputusan sampel dalam penelitian ini adalah
berjumlah 34 siswa. Penarikan data yang digunakan secara simple
random sampling (acak sederhana) sehingga tidak bergantung pada kelas
dan gender.

Tabel 2
Sampel
Kelas Jumlah
XI-1 MIA 3
XI-2 MIA 3
XI-3 MIA 3
XI-4 MIA 3
XI-5 MIA 3
XI-6 MIA 4
XI-7 MIA 4
XI-8 MIA 4
XI-9 MIA 3
XI-10 IIS 4
Total 36
Sumber: Data Penulis

13
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian
3.3.1 Tempat Penelitian
Tempat yang digunakan oleh penulis sebagai tempat untuk melakukan
penelitian yang digunakan sebagai bahan dengan cara menyebarkan
kuisioner, diputuskan oleh peneliti untuk bertempat di lingkungan SMA
Plus Negeri 17 Palembang.

3.3.2 Waktu Penelitian


Waktu yang digunakan oleh penulis sebagai waktu untuk melakukan
penelitian dengan cara menyebaran kuisioner dan wawancara, yang
dilakukan pada bulan November 2015.

3.4 Metode Penelitian


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
analisis kualitatif. Adapun pengertian dari metode kualitatif adalah suatu cara
penjaringan data yang kemudian diuraikan dan dianalisis, baik dengan
menggunakan sistematika penghitungan maupunkualitas data.

3.5 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan
cara memberikan pertanyaan dalam bentuk angket kepada para siswa.

3.6 Teknik Analisis Data


Data-data yang diperoleh melalui kuesioner ditabulasikan, didiskusikan,
kemudian
dianalisis dengan teknik analisis data deskriptif secara kualitatif dengan ditunjang
oleh berbagai sumber-sumber pustaka, penelusuran situs internet, dan narasumber
lain yang relevan. Selain itu, dari informasi yang diterima kemudian dilakukan
pengumpulan data pendukung, analisis serta peruntutan masalah untuk
mendapatkan suatu pemecahan masalah yang akan dibahas melalui tabulasi data.

14
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Peneliatian

Film merupakan salah satu media penyebaran budaya yang tumbuh di


seluruh dunia. Saat ini film yang banyak digemari untuk ditonton adalah film barat
atau film asing. Film barat atau film asing sangat disukai terutama oleh remaja.
Selain ceritanya yang menarik, film Barat atau film asing juga menggunakan bahasa
Inggris.
Dalam dunia pendidikan, bahasa Inggris sangat penting karena bahasa
Inggris merupakan bahasa internasional. Bahasa yang digunakan dalam film Barat
juga dapat mempengaruhi penguasaan dalam bahasa Inggris tanpa kita sadari ketika
kita menonton film barat. Biasanya seseorang yang sering menonton film Barat atau
film asing, penguasaan bahasa Inggrisnya sama seperti orang yang kursus.
Menonton film asing atau film Barat juga dapat mempengaruhi peningkatan
skill dalam menguasai bahasa Inggris.
Dalam penelitian ini, data diambil dari hasil kuisioner berupa angket.
Jumlah angket sebanyak 2 lembar yang terdiri atas 10 pertanyaan yang berupa soal
pilihan ganda. Pengisian angket akan dilakukan oleh 33 orang responden yang
merupakan peserta didik SMA Plus Negeri 17 Palembang kelas X.

Daftar pertanyaan kuisioner Pemanfaatan film berbahasa Asing sebagai


metode

pembelajaran bahasa Inggris secara otodidak.

15
Tabel 2
Minat Siswa Terhadap Media Pembelajaran
NO PERTANYAAN JAWABAN FREKUENSI Persentase
(orang) (%)
1. Dalam pembelajaran Musik 20 55%
bahasa Inggris menurut Film 8 24%
Anda media yang lebih Keduanya 5 21%
efektif digunakan
Lainnya - -
adalah?

Setelah penulis mengakalkulasikan jumlah jawaban responden mengenai


Dalam pembelajaran bahasa Inggris menurut Anda media yang lebih efektif
digunakan adalah? didapatkan hasil sebagian besar peserta didik di SMA Plus
Negeri 17 Palembang yaitu sebanyak 55% peserta didik menyukai media musik
Tabel 3
Jenis Media Yang Disukai
NO PERTANYAAN JAWABAN FREKUENSI Persentase
(orang) (%)
2. Media pembelajaran Musik 20 55%
apa yang paling mudah
Film 8 21%
digunakan dalam
Keduanya 4 11%
proses pembelajaran
Lainnya 1 3%
bahasa inggris?

Setelah penulis mengkalkulasikan jumlah jawaban responden mengenai Media


pembelajaran apa yang paling mudah digunakan dalam proses pembelajaran
bahasa inggris? didapatkan hasil 55% peserta didik menyukai musik karena
mudah digunakan.

16
Tabel 4
Kefektifitasan Media Pembelajaran
NO PERTANYAAN JAWABAN FREKUENSI Persentase
(orang) (%)
3. Media pembelajaran Musik 18 54%
yang efektif sesuai Film 12 36%
dengan alokasi waktu
Keduanya 3 9%
pelajaran?
Lainnya - -

Setelah penulis mengkalkulasikan jumlah jawaban responden mengenai Media


pembelajaran yang efektif sesuai dengan alokasi waktu pelajaran? didapatkan
hasil 54% peserta didik menjawab musik karena efektif.

Tabel 5
Manfaat Media Pembelajaran Dalam Penguasaan Vocab
NO PERTANYAAN JAWABAN FREKUENSI Persentase
(orang) (%)
4. Media pembelajaran Musik 18 55%
apa yang dapat
Film 12 40%
mempengaruhi vocab
Keduanya 2 6%
bahasa Inggris dengan
Lainnya 1 3%
cepat?

Setelah penulis mengkalkulasikan jumlah jawaban responden mengenai


Media pembelajaran apa yang dapat mempengaruhi vocab bahasa Inggris dengan
cepat? didapatkan hasil 55%% peserta didik menggunakan musik.

17
Tabel 6
Pemanfaatan Media Pembelajaran
NO PERTANYAAN JAWABAN FREKUENSI Pesentase
(orang) (%)
5. Media pembelajaran Musik 15 45%
apa yang dapat anda Film 12 36%
gunakan sebagai sarana Kedunya 5 15%
hiburan sekaligus Lainnya 1 3%
belajar?

Setelah penulis mengkalkulasikan jumlah jawaban responden mengenai


Media pembelajaran apa yang dapat anda gunakan sebagai sarana hiburan
sekaligus belajar didapatkan hasil 45% peserta didik menggunakan musik.
Tabel 7
Pengaruh Film Dalam Penguasaan Bahasa Inggris
NO PERTANYAAN JAWABAN FREKUENSI Persentase
(orang) (%)
6. Media pembelajaran Musik 19 57%
apa yang sangat
menarik ketika Film 11 33%
digunakan sebagai
Keduanya 2 6%
sarana pembelajaran
Lainnya 1 3%
bahasa Inggris?

Setelah penulis mengkalkulasikan jumlah jawaban responden mengenai


Media pembelajaran apa yang sangat menarik ketika digunakan sebagai sarana
pembelajaran bahasa Inggris? didapatkan hasil 57% peserta didik menggunakan
musik.

18
Tabel 8
Pengaruh Media Dalam Pengaruh Terhadap Wawasan
NO PERTANYAAN JAWABAN FREKUENSI Persentase
(orang) (%)
7. Media pembelajaran Musik 11 33%
apa yang dapat
Film 19 51%
mempengaruhi
wawasan anda ketika
Keduanya 2 6%
belajar bahasa inggris?
Lainnya 1 3%

Setelah penulis mengkalkulasikan jumlah jawaban responden mengenai


Media pembelajaran apa yang dapat mempengaruhi wawasan anda ketika belajar
bahasa inggris? didapatkan hasil 51% peserta didik menganggap Film
mempengaruhi wawasan mereka.
Tabel 9
Pengaruh Media Dalam Penguasaan Pronounciation
NO PERTANYAAN JAWABAN FREKUENSI Persentase
(orang) (%)
8. Media pembelajaran Musik 15 45%
apa yang dapat Film 14 42%
mempengaruhi
Keduanya 3 10%
pronounciation anda
Lainnya 1 3%
dengan cepat di dalam
belajar bahasa Inggris?

Setelah penulis mengkalkulasikan jumlah jawaban responden mengenai


Media pembelajaran apa yang dapat mempengaruhi pronounciation anda dengan
cepat di dalam belajar bahasa Inggris? didapatkan hasil 45% peserta didik
menganggap musik dapat mempengaruh pronounciation mereka.

19
Tabel 10
Kejenuhan Terhadap Media Pembelajaran
NO PERTANYAAN JAWABAN FREKUENSI Persentase
(orang) (%)
9. Media pembelajaran Musik 17 51%
ketika digunakan
Film 12 36%
dalam belajar bahasa
Inggris tidak cepat Keduanya 4 13%

bosan?
Lainnya - -

Setelah penulis mengkalkulasikan jumlah jawaban responden mengenai


Media pembelajaran ketika digunakan dalam belajar bahasa Inggris tidak cepat
bosan? didapatkan hasil 51% peserta didik menyukai musik karena tidak
membosankan.

Tabel 11
Pengaruh Media Pembelajaran Terhadap Pelajaran
NO PERTANYAAN JAWABAN FREKUENSI Persentase
(orang)
10. Media pembelajaran Musik 13 40%
yang hasil belajar
paling baik? Film 11 33%

Keduanya 8 24%

Lainnya 1 3%

Setelah penulis mengkalkulasikan jumlah jawaban responden mengenai


Media pembelajaran yang hasil belajar paling baik? didapatkan hasil 40% peserta
didik menganggap bahwa musik mempengaruhi hasil belajar mereka.

20
4.2 Pembahasan
Dari hasil kuisioner yang telah diberikan kepada siswa kelas XI SMA Plus
Negeri 17 Palembang, tentu saja kita telah mengetahui hasilnya yaitu sebagian
siswa telah menyatakan bahwa media musik merupakan media yang lebih efektif
dalam pembelajaran bahasa Inggris dari pada media lainnya, karena media musik
mudah untuk digunakan dan bisa digunakan di manapun, dan dapat mempengaruhi
penguasaan bahasa inggris seseorang.

21
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, dapat ditarik kesimpulan bahwa
media pembelajaran yang efektif untuk belajar bahasa Inggris secara otodidak yaitu
media musik. Karena media musik mudah digunakan dan tidak membutuhkan
waktu yang lama namun penggunaan media musik sebagai media pembelajaran
tidaklah berlebihan.

5.2 Saran
Setelah melakukan penelitian ini, penulis memberi saran sebagai berikut :
1. Bagi siswa diharapkan dapat menggunakan media media musik sebagai
media pembelajaran pada waktu kosong, dan tidak menggunakannya
secara berlebihan.
2. Bagi orang tua diharapkan untuk mengawasi anaknya pada saat
penggunaan media musik sebagai media pembelajaran.
3. Bagi guru, guru diharapkan dapat menggunakan media musik sebagai
media pembelajaran bahasa Inggris.
4. Bagi sekolah, sekolah dapat membantu program pendidikan guna
membantu peserta didik dalam belajar.

22

Anda mungkin juga menyukai