Anda di halaman 1dari 16

Bab I

Pendahuluan

A. latar belakang

Untuk menjadikan tes bahasa yang berguna baik terhadap peserta dan tugas tes, keduanya
harus berkesinambungan dengan cara-cara yang dapat digunakan untuk menggunakan bahasa
yang digunakan dalam bahasa target tertentu. Untuk menetapkan korespondensi ini, kita perlu
mengidentifikasi tugas-tugas TLU di yang sesuai dan menjelaskan tugas-tugas ini dalam jangka
waktu tugas-tugas mereka. Seperangkat karakteristik ini memberikan dasar untuk
mengembangkan tugas tes yang karakteristik yang sesuai dengan tugas bahasa sasaran.
Korespondensi antara tugas TLU dan ujian juga merupakan dasar untuk menentukan wilayah
kekuasaan secara umum untuk interpretasi tentang kesanggupan yang akan kita buat berdasarkan
hasil ujian.

Dalam makalah ini kita membahas bagaimana mengidentifikasi, memilih dan


menjelaskan tugas TLU untuk tujuan pembangunan. Meskipun kita menjelaskan kegiatan ini
dalam urutan ini, kita akan menekankan bahwa mereka tidak akan selalu diterapkan dalam urutan
yang lurus, tetapi bersifat interaktif, dan secara umum akan terjadi secara bersamaan. Semakin
banyak daya pengamatan dan detail kita dapat berada dalam uraian kita tentang bahasa sasaran
menggunakan tugas, semakin banyak bimbingan yang akan kita miliki dalam mengembangkan
tugas yang karakteristik yang karakteristik sesuai dengan yang digunakan dalam bahasa sasaran.
Bab II
Pembahasan

A. Kerangka Teori

Sebelum kita belajar lebih banyak mengenai apa saja yang yang berkaitan dalam bidang
TLU (penggunaan bahasa sasaran), karakteristik pengguna bahasa dan tes. kita juga harus
tahu apa itu pengertian Tugas dalam TLU. Tugas merupakan suatu kegiatan yang dilakukan
oleh seseorang dan diberikan pengaturan yang sesuai untuk mencapai target yang
diinginkan.

“carrol” menekankan terhadap aspek tugas yang sesuai bagi penguna bahasa dan tes bahasa,
yaitu :

1. Setiap individu harus memahami hasil yang harus dicapai


2. Setiap individu harus memiliki pandangan tentang kriteria yang akan dinilai

Bagian dari Target Pengunaan Bahasa adalah situasi atau keadaan yang mana peserta
bisa menerapkan bahasa setelah ujian tersebut berakhir.

Berdasarkan pernyataan tersebut, kita dapat mengetahui bahwa tugas dalam TLU adalah
kegiatan untuk menerapkan bahasa diluar ujian itu sendiri.

B. Mengidentifikasi Tugas Dalam Ruang Lingkup TLU

Penggunaan bahasa sasaran yang dijadikan tugas untuk peserta tes memungkinkan juga
untuk bisa digunakan setelah ujian tersebut selesai. Untuk mengidentifikasi tugas-tugas yang
sesuai dengan tempat tertentu, kita akan menggunakan berbagai sumber dan jenis informasi.
Tergantung pada seberapa jauh kita memahaminya, sebagai pengembang tes, awalnya kita
mampu mengidentifikasi tugas melalui hal yang tak biasa seperti dengan “menebak-nebak”,
menggunakan pengetahuan, membahasnya dengan orang lain yang lebih memahaminya dan
sebagainya.
Umumnya dalam mengidentifikasi tugas yang sesuai, kami menyarankan untuk
menggunakan “need analysis” yang biasanya digunakan dalam pengembangan kurikulum
bahasa. Secara umum “analisis kebutuhan” melibatkan, pengumpulan informasi yang
spesifik tentang kebutuhan bahasa dari pembelajar dan analisis informasi ini untuk tujuan
mendesain silabus. Berikut Prosesdur atau langkah-langkah dalam need analysis :

1. Mengenali orang-orang yang memiliki peran penting, juga terbiasa dengan situasi
bahasa yang relevan, hal tersebut dapat membantu mengidentifikasi untuk tugas-
tugas yang sesuai;

2. Mengidentifikasi atau mengembangkan prosedur untuk mengumpulkan informasi


tentang tugas-tugas;

3. Bekerja sama dengan orang yang berkepentingan dalam mengumpulkan informasi


dan tugas

4. Analisis tugas-tugas dalam bahasa mereka;

5. Membuat pengelompokan tugas ke dalam kategori tugas-tugas yang memiliki


karakteristik yang sama.

waktu dan upaya yang dikerahkan dalam mengidentifikasi tugas akan dipengaruhi oleh
kondisi situasi saat pengujian. Sebagai contoh, ketika hendak merancang sebuah tes yang
berdampak besar terhadap masa depan seseorang (tes yang beresiko tinggi), sangat penting
untuk melakukan analisis yang sangat rinci dan mempersiapkan berbagai hal dengan
matang. Di sisi lain, ketika merancang tes beresiko rendah yang digunakan sekelompok
siswa, kita mungkin sudah memikirkan beberapa tugas khusus, sehingga prosesnya mungkin
jauh lebih kecil.

Selain itu juga penting bagi pengguna bahasa agar dapat menyelesaikan tugas nya dengan
baik secara akurat dan tepat sesuai dengan penggunaan bahasa. Sebagai contoh, terdapat
seseorang yang bukan berasal dari pengguna bahasa ingsris (pendatang) melamar untuk
bekerja sebagai bidan di amerika serikat, dan kita perlu menguji kemampuan mereka dalam
bahasa inggris. Seandainya jika analisis kebutuhan menunjukkan bahwa salah satu tugas
penting yang harus dilakukan oleh para bidan adalah menerjemahkan resep dari bahasa asli
mereka ke dalam bahasa inggris. Dalam kasus ini, karena tugas TLU ini sangat penting, kita
ingin merancang dan mengembangkan berbagai tugas uji coba yang sesuai dan juga
menjamin bahwa keakuratan dan ketepatan bahasa yang diperlukan dalam tugas tes
konsisten dengan tingkat yang dibutuhkan dalam tugas yang berkaitan dengan TLU.

Terdapat dua macam bagian penggunaan bahasa sasaran yang penting untuk
mengembangkan tes bahasa

1. Kehidupan nyata

Dalam berbagai situasi mungkin kita merancang sebuah tes yang sesuai atau berkaitan
dengan kehidupan asli dari peserta tersebut. Sebagai contoh, kita diminta untuk menguji para
pelamar untuk suatu pekerjaan. Dalam kasus ini, kita masih bebas dari pertimbangan
pengajaran bahasa, karna pertimbangan seperti itu tidak akan mempengaruhi perkembangan
tes, sehingga kita dapat melakukan identifikasi dan mengetahui gambaran tugas dari
kehidupan nyata. Tugas yang berkaitan dengan kehidupan-nyata adalah bagian yang tepat
untuk merancang sebuah ujian agar penguji dapat menentukan apakah mereka siap
menggunakan bahasa kedua.

Dengan pertimbangan tambahan jika menggunakan tugas-tugas yang nyata sebagai


dasar untuk tugas-tugas ujian bahasa, kemampuan bahasa berada pada tingkat yang cukup
tinggi dan cukup luas untuk meminta mereka melakukan tugas berdasarkan kehidupan nyata.

2. Pengajaran bahasa
 Ketika karateristik tugas pengajaran bahasa sangat cocok dengan karakteristik tugas
kehidupan-nyata

Ketika peserta tes merupakan siswa yang dari kursus bahasa, sangatlah penting
untuk mengembangkan tes yang dapat menghasilkan akan seberapa baik pelajar telah
mempelajari materinya. Seperti misalnya kuis atau tes prestasi. Pertimbangan utama disini
adalah untuk menetukan domain mana yang digunakan untuk menjadi dasar pembuatan
tes. Apabila tes pada domain pengajaran bahasa sangat cocok dengan domain kehidupan
nyata, maka pengembang tes dapat menggunakan tes ini untuk domain lain atau keduanya
sebagai dasar pengembangan tes. Sebagai contoh, pada tes prestasi dalam kelas untuk
“mempertahankan Bahasa Inggris” pada para pendatang (immigrant), kegiatan
mempraktikkan percakapan dalam kehidupan nyata termasuk pada pengajaran dan
pembelajaran.

 Ketika karakteristik tugas pada pengajaran bahasa tidak cocok dengan tugas
karateristik tugas pada kehidupan-nyata

Namun tak jarang kekurang-cocokan antara karakteristik tes pada pengajaran dan
pembelajaran dengan domain kehidupan-nyata terjadi. sebagai contoh kalian diminta untuk
mengembangkan tes prestasi untuk suatu bidang, dimana tes pengajaran tidak dibuat
setelah tes pada kehidupan nyata, tetapi mereka telah mengatahui domain apa yang akan
digunakan. Dalam kasus ini kalian dapat menggambarkan tes pada domain kehidupan
nyata , dengan tujuan untuk menentukan karakteristik mana yang cocok untuk tanpa
menciptakan keganjilan diantara karakteristik tes dan tes pengajaran. Satu alasan mengapa
melakukan hal ini dapat memiliki pengaruh yang positif atau pengajaran yang
menyarankan bahwa tes dapat dibuat lebih ( dibuat berhubungan dengan tes pada
kehidupan nyata ) kemudian tes pengajaran bisa juga dibuat lebih asli.

 Ketika sulit menentukan domain kehidupan-nyata yang tepat untuk


digunakan.

Untuk menguji keadaan prestasi seseorang hal itu sulit untuk menetukan domain pada
kehidupan apa yang tepat untuk digunakan. Kasus ini seringkali terjadi ketika seorang
pelajar mempelajari bahasa asing yang tidak semua mereka gunakan di luar kelas bahasa,
dan mungkin juga terjadi pada beberapa alasan yang bervariasai atau alasan yang tidak jelas
kecuali untuk memenuhi kebutuhan pendidikan.
Pada keadaan dimana ada ketidakcocokan antara karakteristik tes pengajaran dengan tes
pada domain kehidupan nyata , hal ini perlu untuk menemukan keseimbangan antara
kualitas keaslian dengan kualitas pengaruh. Hal ini memberikan gambaran kepada kami,
bahwa daripada menggunakan tes pengajaran bahasa pada awal pengembangan tes bahasa,
hal pertama yang perlu dilakukan adalah menentukan level kecocokan tes pengajaran
dengan tugas pada kehidupan nyata yang akan dialami oleh pelajar setelah meninggalkan
wilayah pengajaran. Dalam kasus dimana ada kecocokan yang erat antara keduanya, kita
dapat menggunakan salah satu atau keduanya sebagai dasar pengembangan tes. Sedangkan
dalam kasus dimana tidak ada kejelasan pada domain kehidupan nyata dan tes pengajaran,
atau ada kekurangcocokan antara tugas kehidupan nyata dengan tugas pengajaran,
pengembang tes harus mencoba untuk mendesain tugas tes dengan berbagai cara untuk
menyeimbangkan kualitas keaslian dengan kualitas pengaruh.

C. Memilih Tugas pada Domain Target Penggunaan Bahasa

Tidak semua tugas target penggunaan bahasa akan tepat bagi kita sebagai dasar untuk
mengembangkan tugas tes. Hal ini karena mereka tidak menemukan semua kriteria yang
tidak berguna pada kita dank arena hal itu maka tidak bisa digunakan sebagai tugas tes.
Sebagai contoh, ada tugas pada domain target penggunaan bahasa ,yang sedikit diambildari
kami pada area kemampuan berbahasa yang ingin kita pastikan. Untuk menggambarkan
hal ini, pertimbangkan kasus yang sama. Salah satu penulis yang baru baru ini dilibatkan
dalam membantu perusahaan besar multinasional mengembangkan sebuah tes untuk
menilai kapasitas individu terhadap penggunaan bahasa Cina dan Inggris secara akurat dan
tepat, supaya berfungsi efektif sebagai resepsionis dua bahasa yang akan ditempatkan di
kantor asia mereka. Hal ini akan digunakan sebagai bagian dari prosedur seleksi untuk
merekrut resepsionis baru. Pada situasi ini, klien menginginkan seseorang yang dapat
menggunakan dua bahasa secara akrat dan tepat, maka pengetahuan kaidah bahasa dan
pengetahuan gaya bahasa ( hal yang utama yaitu pengetahuan pendaftar, dan alamat) yang
termasuk dalam kriteria. Analisis kebutuhan mengindikasi bahwa salah satu dari tipe tes
pada domain target penggunaan bahasa adalah melibatkan kemampuan karyawan
menjawab telepon dan memindahkan telepon ke karyawan lain. Tugas ini bisa diselesaikan
dengan menggunakan formula ungkapan pendek berpasangan, seperti ( dalam Bahasa
Inggris ) ‘ Halo ini adalah perusahaan B-P. apa yang dapat saya bantu ? ‘ dan ‘ tolong
tunggu sebentar ‘ dan ‘saya akan meneruskan telepon anda ‘. Klien tertarik jika tes mampu
mengahasilkan data yang valid mengenai pengetahuan kaidah bahasa dan gaya bahasa
pada pengambil tes, dan jenis tes ini belum cukup untuk menyimpulkan sejauh mana
kemampuan berbahasa, hal ini membutuhkan sedikit lagi pengetahuan yang hampir
sempurna. Oleh karena itu, menggunakan tugas pada target pengguna bahasa sebagai tugas
tes bisa mengurangi kevalidan data yang akan kita buat.

Keadaan lain yang mengahruskan kita mengeluarkan tugas tertentu pada target
pengguna bahasa dari pertimbangan yaitu ketika tugas tersebut tidak tepat untuk seluruh
pengambi tes. Hal ini bisa terjadi ketika domain target pengguna bahsa terlalu luas untuk
digambarkan, seperti ketika kita akan perlu mengembangkan tes bahasa untuk digunakan,
berdasarkan dari berbagai informasi, dalam penyeleksian siswa masuk ke dalam perguruan
tinggi. Domain pada kasus ini melibatkan penggunaan Bahasa Inggris pada lingkup
universitas, dan memperluas cakupan tugas seperti memvariasi berbagai cara, termasuk
area dan tingkat pada pengetahuan spesifik topik, yang akan memilih jurusan berbeda.
Apabila kita memasukkan tes yang cocok , pada area dan tingkat isi topik, untuk tugas
pada domain target pengguna bahasa, hal ini mungkin mempunyai pengaruh negatif. Oleh
karena itu, tugas seperti hani harus dipertimbangkan bagi pengambil tes yang belum siap
karena belum mempunyai tingkat pengetahuan spesialisasi seperti tugas yang dibutuhkan.
Kami mencoba untuk meminimalisasi hal ini dengan mengeluarkan tugas tugas yang
membutuhkan lebih banyak pengetahuan spesialis dan mencoba untuk memasukkan tugas
tugas tes yang mempunyai karakteristik yang sering terjadi pada tes target pengguna
bahasa terhadap seluruh pengambil tes.

D. Menggambarkan Tugas pada Domain Target Pengguna Bahasa

Dalam rangka memilih target penggunaan bahasa agar mungkin digunakan pada tugas
tes, kami membutuhkan analisis dan menggambarkan tugas tugas target pengguna bahasa
yang membedakan tugas tugas ini dari aturan aturan tugas pada target pengguna bahasa
yang lain.kami akan mengarahkan pada aturan ini yaitu karakteristik yang mempunyai
karakteristik tugas yang berbeda. Aturan aturan pada karakteristik tugas yang berbeda
mendefinisikan , pengaruhnya , jenis tugas yang menyediakan template untuk
pengembangan tugas tes yang aktual.
 Menggunakan ceklis untuk menggambarkan tugas.
Dengan maksud untuk menggambarkan tugas target pengguna bahasa secara
sistematis , kita bisa menggunakan ceklis seperti pada table di bawah ini :

TLU tugas

Karakteristik pengaturan:
Pengaturan fisik
Peserta

Waktu tugas

Karakteristik input:
Format
Saluran

Bentuk

Bahasa

Tipe

Karakteristik respons yang


diharapkan:
Format
Saluran

Bentuk

Bahasa

Tipe

Hubungan antara input dan


respons
Reaktivitas
Cakupan

keterusterangan

E. Karakteristik Pengguna Bahasa dan Pengambil Tes


Sebuah. Karakteristik pada Pengguna Bahasa

 Karakteristik pada Pengguna Bahasa, ada;

• Karakteristik pribadi, seperti usia, jenis kelamin, dan bahasa ibu,


• Pengetahuan topikal yang dibawa oleh uji taring ke situasi
pengujian bahasa.
• Skema afektif mereka.
• Kemampuan bahasa mereka.

•Karakteristik pribadi

Karakteristik pribadi adalah atribut individu yang bukan bagian dari kemampuan
bahasa peserta tes, tetapi yang masih dapat mempengaruhi kinerjanya dalam tes bahasa.
Berbagai macam chacarteristics penguji pribadi dapat relevan dengan diskusi yang kami
buat tentang desain dan pengembangan tes, dan diskusi yang lebih luas karena terkait
dengan pembelajaran dan pengajaran bahasa kedua dapat ditemukan di Shekan (1989) dan
Brown (1994). Cohen (1994) membahas ini dalam konteks pengujian bahasa, dan
memberikan daftar karakteristik peserta tes yang termasuk usia, kemampuan bahasa asing,
faktor sosial-psikologis, kepribadian, gaya kognitif, strategi penggunaan bahasa, faktor
etnnolinguistik, dan kemampuan multibahasa ( 1994: 74).

Dalam setiap proyek pengembangan pengujian, pengembang perlu mengembangkan


daftar karakteristik pribadi tertentu yang harus dipertimbangkan dalam hal kontribusi
potensial mereka terhadap kegunaan pengujian. Misalnya, informasi tentang beberapa
karakteristik pribadi, seperti "usia" , “Bahasa ibu”, 'tingkat dan jenis pendidikan umum', atau
'jenis dan jumlah pengalaman sebelumnya dengan ujian yang diberikan', mungkin memiliki
pengaruh yang jelas pada semua kualitas kegunaan dan mengumpulkan informasi tentang
karakteristik pribadi ini mungkin cukup berharga dalam merancang tugas pengujian untuk
mengoptimalkan kualitas-kualitas ini. Efek dari karakteristik peserta tes lainnya seperti style
gaya kognitif ‘, pada pengembangan tugas tes mungkin agak kurang jelas. Selain itu,
mengumpulkan informasi tentang karakteristik ini mungkin kurang praktis di sana karena
karakteristik yang lebih bermasalah mungkin tidak dimasukkan. Karena jumlah
karakterisitik pribadi yang berpotensi mempengaruhi kinerja tes dari setiap peserta tes yang
diberikan sangat besar, maka hampir tidak mungkin untuk memberikan daftar lengkap
semua karakteristik yang harus dipertimbangkan sehingga daftar karakteristik berikut tidak
dimaksudkan. menjadi lengkap, tetapi dapat memberikan tempat awal atau menggambarkan
karakteristik peserta tes. Kami membahas spesifikasi peserta tes 'karakteristik'.
1. Usia
2. Jenis Kelamin
3. Kebangsaan
4. Status tempat tinggal
5. Bahasa asli
6. Tingkat dan jenis pendidikan umum
7. Jenis dan jumlah persiapan atau pengalaman sebelumnya dengan tes yang
diberikan
 Pengetahuan topical

Apa yang kita sebut pengetahuan topikal (kadang-kadang disebut sebagai skema
pengetahuan atau pengetahuan dunia nyata) dapat secara longgar dianggap sebagai struktur
pengetahuan dalam ingatan jangka panjang. Pengetahuan topikal individu perlu
dipertimbangkan dalam penggambaran penggunaan bahasa karena ini memberikan
informasi yang memungkinkan mereka menggunakan bahasa dengan merujuk pada kata
tempat mereka tinggal, dan karenanya terlibat dalam semua penggunaan bahasa. Tugas tes
tertentu yang mengandaikan pengetahuan budaya atau topikal pada bagian peserta tes
mungkin lebih mudah bagi mereka yang memiliki pengetahuan itu dan lebih sulit bagi
mereka yang tidak. Sebagai contoh kita mungkin, mahasiswa ekonomi berharap meminta
mereka untuk membahas keuntungan dan kerugian dari kebijakan fiskal liberal. Dengan cara
yang sama, sebuah bacaan bacaan yang mencakup banyak informasi khusus untuk budaya
tertentu mungkin lebih sulit bagi individu yang tidak memiliki pengetahuan budaya yang
relavan daripada mereka yang melakukannya.

 Skema afektif
Skema afektif dapat dianggap sebagai korelasi afektif atau emosional dari
pengetahuan topikal. Skema afektif ini memberikan dasar di mana pengguna bahasa
menilai, secara sadar atau tidak sadar, karakteristik tugas penggunaan bahasa dan
pengaturannya dalam hal pengalaman emosional masa lalu dalam konteks yang sama.
Skema afektif, dalam kombinasi dengan karakteristik tugas tertentu, menentukan, sebagian
besar, respons afektif pengguna bahasa terhadap tugas tersebut, dan dapat memfasilitasi
atau membatasi fleksibilitas yang dengannya ia merespons dalam konteks tertentu.
Respons afektif dari pengguna bahasa dengan demikian dapat mempengaruhi tidak hanya
apakah mereka bahkan mencoba menggunakan bahasa dalam situasi tertentu, tetapi juga
seberapa fleksibel mereka dalam mengadaptasi penggunaan bahasa mereka untuk variasi
dalam pengaturan.

Dalam tes bahasa, skema afektif peserta tes dapat mempengaruhi cara mereka
memproses dan mencoba menyelesaikan tugas tes jika kami meminta peserta tes untuk
berurusan dengan topik yang bermuatan emosional, seperti aborsi guncontrol, atau
kedaulatan nasional, kedaulatan mereka, afektif mereka tanggapan terhadap topik ini dapat
membatasi kemampuan mereka untuk memanfaatkan berbagai pengetahuan bahasa dan
strategi metakognitif yang tersedia bagi mereka. Ini bukan untuk mengatakan bahwa kita
harus menghindari topik bermuatan emosional dalam tes bahasa, tetapi hanya untuk
menunjukkan bahwa kita perlu menyadari bahwa peserta tes. Kinerja pada tugas-tugas yang
mencakup topik-topik seperti itu dapat dipengaruhi oleh skema afektif mereka seperti halnya
oleh kemampuan bahasa mereka. Respons emosional juga dapat memfasilitasi penggunaan
bahasa. Kita perlu menyadari bahwa topik kontrofersial dapat menstimulasi beberapa
individu untuk tampil pada level tinggi, justru karena mereka merasa kuat tentang topik
tersebut. Demikian pula, individu yang memiliki perasaan poditive tentang interachting
percakapan dengan orang lain cenderung melakukan dengan sangat baik dalam wawancara
lisan tatap muka. Performa pengujian dapat menjadi difasilitasi atau dihambat oleh respons
positif, negatif, afektif, baik terhadap konten topikal tugas uji maupun jenis tugas uji
tertentu.

Sejumlah penguji bahasa telah mengindikasikan bahwa kami harus berusaha merancang
tes kami untuk mendapatkan peserta tes, kinerja terbaik. Kami percaya bahwa salah satu
cara untuk melakukan ini dalam merancang karakteristik tugas tes sehingga untuk
mempromosikan perasaan nyaman atau kecekatan pada peserta tes yang pada gilirannya
akan memfasilitasi secara fleksibel atau respons pada bagian mereka. Namun, perlu ada
keseimbangan antara apa yang peserta tes kami merasa nyaman dengan dan apa yang ingin
kita ukur. Misalnya, kami mungkin ingin menggunakan wawancara lisan satu lawan satu
karena ini paling sesuai dengan tugas dalam domain TLU, walaupun kami menyadari bahwa
beberapa peserta tes mungkin merasa dikalahkan oleh interaksi tatap muka. Menyadari hal
ini, kita dapat mencoba meminimalkan ancaman ini dengan membangun fase pemanasan
dalam wawancara, konduktif pada tingkat bahasa yang membuat peserta tes merasa nyaman,
dan dirancang untuk membuat peserta ujian merasa nyaman.

- Kemampuan bahasa

Jika kita ingin membuat kesimpulan tentang kemampuan bahasa berdasarkan kinerja
pada tes bahasa, kita perlu mendefinisikan kemampuan ini dan menentukan kondisi awal
untuk membedakannya dari karakteristik individu lain yang dapat mempengaruhi kinerja
tes. Kita juga perlu mendefinisikan kemampuan bahasa dengan cara yang sesuai untuk
setiap situasi pengujian tertentu, yaitu, untuk tujuan tertentu, groub peserta tes, dan domain
TLU. Sebagai contoh, kita mungkin ingin fokus pada peserta tes lad pengetahuan tentang
bagaimana mengatur ucapan dari teks untuk satu situasi pengujian tertentu, sementara di
lain kita mungkin lebih tertarik pada pengetahuan mereka untuk penanda kesopanan yang
tepat. Cara kita mendefinisikan kemampuan bahasa untuk situasi pengujian tertentu,
kemudian, menjadi dasar untuk jenis kesimpulan yang dapat kita buat dari pertunjukan tes.
Ketika kita mendefinisikan suatu kemampuan dengan cara ini, untuk tujuan pengukuran,
kita mendefinisikan apa yang kita sebut. Dalam mendesain, mengembangkan, dan
menggunakan tes bahasa, kita dapat mendefinisikan konstruk kita dari sejumlah perspektif
termasuk selalu dari konten bagian tertentu dari kursus bahasa ke model teoritik
kemampuan bahasa. Kami membahas prosedur dan pertimbangan yang terlibat dalam
mendefinisikan konstruksi. Di sini kami akan menyajikan model teoritis kemampuan
bahasa yang kami percaya memberikan kerangka kerja yang berharga untuk memandu
definisi konstruksi untuk setiap situasi pengembangan pengujian bahasa. Kami akan segera
menunjukkan bahwa bukan maksud kami untuk menyatakan bahwa semua pengujian
bahasa harus didasarkan pada semua, atau bahkan bagian spesifik dari model khusus ini.
Namun, pada saat yang sama, kami percaya dengan kuat bahwa pertimbangan kemampuan
bahasa dalam totalitasnya perlu menginformasikan pengembangan dan penggunaan tes
bahasa apa pun.

Model kemampuan bahasa yang kami doping dalam buku ini pada dasarnya adalah
yang diusulkan oleh bachman (1990), yang mendefinisikan kemampuan bahasa sebagai
melibatkan komponen: kompetensi bahasa, atau apa yang kita sebut pengetahuan bahasa,
dan kompetensi strategis, yang akan kita gambarkan sebagai seperangkat strategi
metakognitif. Kombinasi pengetahuan bahasa dan strategi metaognitif inilah yang
memberikan kemampuan atau kapasitas kepada pengguna bahasa untuk membuat dan
menafsirkan wacana, baik dalam menanggapi tugas dalam tes bahasa atau dalam
penggunaan bahasa non-tes.

b. Karakteristik pada peserta tes

Karakteristik peserta tes dapat membuktikan sebagai variabel moderator yang penting
sejauh mereka mempengaruhi kinerja tes secara signifikan karena karakteristik individu ini
akan secara langsung berdampak pada cara individu memproses tugas tes. jelas, tugas itu
sendiri juga akan dibangun dengan populasi uji keseluruhan dan situasi penggunaan target
yang jelas dalam pikiran serta dengan kepedulian terhadap validitas berbasis teori mereka.

Karakteristik pada peserta tes, ada;

• Fisik / fisiologis
• Psikologis

• Pengalaman

Contoh karakteristik peserta tes;

Fisik / fisikal Psikologis Experiential Fisik/Fisikal

Penyakit jangka Kepribadian Pendidikan Penyakit jangka pendek


pendek
Ingatan Persiapan ujian
Toothace,
Gaya Pengalaman
dingin, dll.
kognitif pemeriksaan
Cacat jangka
Skema Pengalaman
panjang
afektif komunikasiTL
Berbicara, country tempat
Konsentrasi
mendengar, visi tinggal
(misalnya , Motivasi
disleksia)
Konsentrasi
Usia Keadaan
emosional
Jenis kelamin /
gender Motivasi

Keadaan
emosional

Dalam tabel ini, karakteristik Fisik / Fisikologis dapat dilihat dalam hal;

• Penyakit jangka pendek, seperti sakit gigi atau sakit telinga, pilek atau flu, dll. - menurut
sifatnya penyakit ini tidak dapat diprediksi dan biasanya tidak terkait dengan
konstruk.
• Penyakit atau kecacatan jangka panjang, seperti masalah pendengaran, penglihatan
misalnya, disleksia, atau bicara - cacat bicara seperti gagap atau lumpuh, atau
kelainan bentuk mulut atau tenggorokan yang memengaruhi produksi; atau dengan
atribut lain seperti usia atau jenis kelamin.

Karakteristik yang tercantum di bawah psikologis diperintahkan untuk menunjukkan


bahwa akan ada beberapa yang tidak mungkin dikenakan biaya sejauh waktu; sementara
yang lain akan lebih atau kurang cenderung mengenakan biaya dalam individu tertentu
(daftar ini mewakili kontinum yang diakui sebagai anekdotali).

Karakteristik eksperimental dipandang terdiri dari semua pengaruh yang pada dasarnya
berasal dari luar peserta tes, dan merujuk pada:

• Pendidikan mereka

• Pengalaman mereka dalam ujian dalam quwstiion - dalam hal telah dipersiapkan melalui
program studi misalnya, atau telah mengikuti ujian pada kesempatan sebelumnya.

• Pengalaman mereka dalam berkomunikasi dengan orang lain, terutama dalam bahasa
target, tetapi mungkin juga merujuk pada komunikasi L1 - ini akan menjadi perhatian
khusus mitra yang tidak diketahui oleh mereka, sesuatu yang mungkin jarang mereka
lakukan dalam bahasa mereka sendiri.

• Karakteristik akhir yang dimaksud dapat dihubungkan dengan ide komunikasi ini, dalam
hal ini lebih mungkin bahwa seorang pelajar akan mengalami berkurangnya kecemasan
setelah tinggal selama beberapa waktu di negara atau budaya TL.

KESIMPULAN

Tugas dalam domain TLU adalah Kegiatan untuk mengimplementasikan bahasa di luar tes
itu sendiri. Dalam tugas pengujian kita harus berkoresponden dengan cara yang dapat
dibuktikan untuk menggunakan bahasa dalam domain TLU tertentu. Untuk membangun
korespondensi ini, kita perlu mengidentifikasi tugas-tugas TLU dalam domain yang relevan
dan menggambarkan tugas-tugas ini sesuai dengan karakteristik tugas mereka. Set
karakteristik ini memberikan dasar untuk mengembangkan tugas-tugas tes yang
karakteristiknya sesuai dengan tugas-tugas penggunaan bahasa target. Itu dilakukan,
sehingga tugas yang diberikan tes sesuai dengan peserta tes.

Anda mungkin juga menyukai