Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Bahasa dan Sastra

Volume 5 No 3 (2020)
ISSN 2302-2043
Reduplikasi Bahasa Flores

Maria Magdalena Timung


E-mail: maria magdalena timung@gmail.com
Prodi pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, jurusan pendidikan bahasa dan seni,
fakultas keguruan dan ilmu pendidikan, Universitas Tadulako

ABSTRAK - Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana bentuk dan
makna Reduplikasi Bahasa Manggarai. Berdasarkan rumusan masalah tersebut,
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bagaimana bentuk dan makna Reduplikasi
Bahasa Manggarai. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode simak dan metode cakap,
dengan menggunakan teknik – teknik simaklibatcakap, tekniksimakbebaslibatcakap,
teknik dokumentasi, dan teknik catat. Adapun lokasi penelitian ini adalah di sulawesi
Tengah khususnya kota Palu. Data yang diperoleh yaitu berupa data lisan yang diperoleh
melalui teknik pengumpulan data. Selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan
teknik distribusional dan padan. Dari hasil penelitian ditemukan bentuk dan makna
reduplikasi bahasa Manggarai, yakni : (1) reduplikasi utuh, (2) reduplikasi sebagian, (3)
reduplikasi berkombinasi dengan afiksasi, dan (4) Reduplikasi dengan perubahan fonem.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan ditemukan makna reduplikasi bahasa
Manggarai, yakni : (1) makna banyak tak tentu, (2) makna bermacam – macam, (3)
makna menyatakan saling, (4) menyatakan makna setiap, (5)menyatakan makna
tindakan yang dilakukan berulang – ulang, (6) menyatakan makna yang dilakukan
dengan santai.

Kata kunci: Reduplikasi Bahasa Flores

BAB 1 dan aktif digunakan oleh penuturnya


sebagai bahasa pergaulan sehari-hari
PENDAHULUAN atau sebagai alat komunikasi dengan
sesama dan sebagai bahasa pengantar
1.1 Latar Belakang di sekolah terutama di tingkat Sekolah
dasar (SD) Bahasa ini merupakan
Bahasa Flores adalah salah satu aset budaya daerah Nusa Tenggara
bahasa yang terdapat di provinsi Nusa Timur,mengingat pentingnya kedudukan
Tenggara Timur. Bahasa Flores terbagi dan fungsi bahasa daerah,dalam
atas beberapa jenis bahasa daerah kaitannya dengan pertumbuhan
antara lain bahasa Nagekeo, Ende, pengembangan dan pengakuan bahasa
Maumere, Manggarai, Ngada, Larantuka, indonesia,serta kepentingan pembinaan
Sikka, dan sebagainya. Pada bagian ini dan pengembangan bahasa daerah itu
penulis berfokus untuk meneliti sendiri sebagai salah satu unsur budaya
―Reduplikasi Bahasa Manggarai“yang maka bahasa daerah perlu
menjadi bahasa sehari-hari masyarakat dilestarikan,dipelihara dan
Manggarai di Sulawesi Tengah tepatnya dikembangkan dalam hal ini termasuk
di kota Palu. bahasa manggarai.
Bahasa Manggarai adalah salah satu Untuk menjaga kelestarian
bahasa Manggarai yang berdiam di bahasa Manggarai agar tidak
kabupaten Manggarai dan terletak di punah,perlu dilakukan penelitian bahasa
pulau Flores provinsi Nusa Tenggara tersebut sebagai salah satu budaya
Timur.Bahasa Manggarai masih hidup nasional.Usaha dan pengembangan

38
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 5 No 3 (2020)
ISSN 2302-2043
kebudayaan nasional tidak dapat 1.3 Tujuan Penelitian
dipisahkan dari upaya panggilan
sumber-sumber kebudayaan daerah, Berdasarkan permasalahan yang telah
karena kebudayaan daerah merupakan dikemukakan di atas maka penelitian ini
sumber potensial bagi terwujudnya bertujuan, untuk :
kebudayaan nasional sekaligus
memberikan corak dan karakteristk 1. Mendeskripsikan bentuk
kepribadian bangsa. reduplikasi bahasa Manggarai
Morfologi adalah proses 2. Mendeskripsikan makna
pembentukan kata dari sebuah bentuk reduplikasi bahasa Manggarai.
dasar melalui pembubuhan afiks ( dalam
1.4 Manfaat Penelitian
proses afiksasi ), pengulangan ( dalam
proses reduplikasi), penggabungan Adapun manfaat yang diperoleh
(dalam proses komposisi), dan dari hasil penelitian adalah :
pengubah status (dalam proses 1. Manfaat Teoretis
konversi).Reduplikasi adalah proses Secara teoritis penelitian ini
morfemis yang mengulangi bentuk diharapkan dapat memberika
dasar, baik secara keseluruhan, secara masukan atau sumbangan pikiran
sebagian (parsial), maupun dengan dan memperkaya ilmu
perubahan bunyi. pengetahuan dalam studi bahasa
Alasan peneliti memilih masalah Indonesia khususnya mengenai
reduplikasi bahasa Manggarai karena Reduplikasi. Selain itu, penelitian
reduplikasi bahasa Manggarai ini juga kiranya dapat menjadi
mempunyai karakteristik dan keunikan inspirasi dan acuan bagi peneliti
dibandingkan dengan bahasa daerah lain lebih lanjut sehingga penelitian
contohnya : papok→pipapok . Proses yang serupa dapat terus
papok pipapok merupakan reduplikasi dilakukan.
parsial diikuti dengan perubahan fonem. 2. Manfaat Praktis
Bentuk pipapok merupakan bentuk Secara praktis penelitian ini
alternasi dari papi-papok. Proses diharapkan membantu peneliti
pembentukannya berawal dari kopi selanjutnya untuk melestarikan
fonem depan bawah /a/ pada silabel dan mengembangkan Bahasa
pertama dan vokal tengah belakang /o/ Daerah khususnya bahasa Behoa.
pada silabel kedua bentuk dasar
sehingga bentuk reduplikasinya papi- BAB 11
papok. Kemudian proses berikutnya
vokal depan bawah /a/ silabel pertama KAJIAN PUSTAKA
berubah menjadi vokal depan tinggi /i/
setelah dikopi bentuk dasarnya. Bentuk 2.2 Kajian Pustaka
reduplikasinya adalah pi-papok. Maka
Penelitian ini didukung oleh teori – teori
kaidah perubahannya sebagai berikut
yang relevan, yang diharapkan dapat
: /a/ [i] / K—
mendukung hasil yang ditemukan di
1.2Rumusan Masalah
lapangan agar dapat memperkuat teori
Usaha untuk memelihara dan dan kukuatan data. Adapun teori yang
mengembangkan bahasa Manggarai digunakan dalam penelitian ini diuraikan
berdasarkan latar belakang di atas, sebagai berikut.
maka penulis dapat merumuskan
permasalahan dalam penelitian ini, yakni
: 2.2.1 Pengertian Reduplikasi
1. Bagaimana bentuk reduplikasi Proses pengulangan (reduplikasi)
bahasa Manggarai merupakan peristiwa pembentukan kata
dengan mengulang bentuk dasar, baik
2.Apa makna reduplikasi bahasa
seluruhnya maupun tidak. Kata sepeda –
Manggarai?
sepeda, memukul – mukul, gerak –
gerik, dan buah – buahan adalah kata

39
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 5 No 3 (2020)
ISSN 2302-2043
ulang, yaitu kata sebagai hasil proses berlari → berlari – lari
pengulangan . kata sepeda – sepeda
sebagai hasil proses pengulangan bentuk berjalan → berjalan – jalan
dasar sepeda, kata memukul – mukul
sebagai hasil proses pengulangan bentuk 3. Reduplikasi yang berkombinasi
dasar memukul, kata gerak – gerik dengan afiks adalah proses yang
sebagai hasil proses pengulangan bentuk terjadi bersama – sama dengan
dasar gerak, dan kata buah – buahan pembubuhan afiks dan bersama
sebagai hasil proses pengulangan bentuk pula mengandung satu fungsi.
dasar buah (Mansur,2011:48)
Contoh :
Reduplikasi adalah proses
lari → lari – larian
morfemis yang mengulang bentuk dasar,
baik secara keseluruhan, secara makan → makan - makanan
sebagian (parsial), maupun perubahan
bunyi (fonem). Oleh karena itu, lazim minum → minum - minuman
dibedakan adanya reduplikasi penuh,
seperti meja – meja (dari kata dasar Chaer (2006:286-287) membedakan
meja), reduplikasi sebagian seperti lelaki tiga macam bentuk kata ulang yaitu :
(dari kata dasar laki), dan reduplikasi
dengan perubahan bunyi seperti bolak – 1. Kata ulang utuh atau murni
balik (dari dasar balik). (Verhaar,2012) adalah kata ulang yang
sebagian pengulangannya
2.2.2 Bentuk Reduplikasi sama dengan kata dasar yang
diulangnya.
Dalam proses pengulangan yang
dimaksud dengan bentuk dasar ialah Misalnya : rumah – rumah ( bentuk
bentuk linguistik yang diulang menjadi dasar rumah)
dasar dari proses pengulangan.
Berdasarkan bentuknya, Ramlan meja – meja (bentuk dasar meja)
(1983:6) menggolongkan reduplikasi
sebagai berikut. makan – makan (bentuk dasar makan)

1. Reduplikasi penuh / seluruh 2. Bentuk ulang berubah bunyi


Reduplikasi penuh ialah proses adalah kata ulang yang
pembentukan kata melalui bagian perulangannya
pengulangan seluruh bentuk terdapat perubahan bunyi,
dasar, tanpa perubahan fonem, baik bunyi vokal maupun
dan tidak berkombinasi dengan konsonan.
pembubuhan afiks.
Contoh : Contoh :

perubahanVokal : - bolak –
meja → meja – meja
balik
rumah → rumah – rumah
- serba –
kursi → kursi – kursi serbi

bola → bola – bola perubahan Konsonan:


sayur- mayur
2. Reduplikasi sebagian
Reduplikasi sebagian adalah lauk –
pengulangan sebagian dari pauk
bentuk dasarnya. 3. Kata ulang berimbuhan, yaitu
kata ulang yang disertai
Contoh :
dengan pemberian imbuhan.
bermain → bermain – main
Contoh :

40
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 5 No 3 (2020)
ISSN 2302-2043
melihat – lihat jumlah informan tidak ditentukan
jumlahnya. Dengan kata lain jumlah
berjalan – jalan informannya ditentukan sesuai dengan
keperluan penelitian.
2.2.3 Makna Reduplikasi

{Ramlan(dalam
3.3 Sumber Data
Yulianti,2012:11)} mengemukakan
Sumber data penelitian ini adalah
bahwa reduplikasi mengandung makna
data lisan dan tulisan. Data lisan sebagai
yakni (1) menyatakan makna banyak,
data pokok yang langsung diperoleh dari
seperti kadera – kadera ―kursi – kursi‖,
penutur asli bahasa Manggarai,
(2) menyatakan makna menyerupai apa
sedangkan data tertulis sebagai
yang dibuat pada bentuk dasar, seperti
penunjang diperoleh sumber pustaka.
masigi – masigi ―mesjid – masjid‖, (3)
Untuk mendapatkan data, penulis
menyatakan pada perbuatan yang pada
memilih informan yang sesuai dengan
bentuk dasar dilakukan berulang – ulang
kriteria. Tentang pemilihan dan
seperti ratombo – tombo ―diikat – ikat‖,
penentuan informan yang mengacu pada
(4) menyatakan makna agak, seperti
pandangan Djajasudarma, (2010: 20),
bula – bula ―agak putih‖ atau malei – lei
yang mengemukakan bahwa kriteria
―agak merah‖, (5) menyatakan tingkat
yang harus dipenuhi oleh seorang
yang paling tinggi seperti, padota – dota
informan adalah : (1) informan harus
―serajin mungkin‖, (6) menyatakan
memiliki keaslian sebagai penutur
makna yang sama dengan bentuk
bahasa, (2) dewasa, (3) memiliki lafal
dasarnya seperti, malasa – malasa
atau cara pengucapan yang standar,
―sama cantik‘, mapangka – mapangka
tidak memiliki kelainan dalam
―sama tinggi‖, mahile – mahile ―sama
melafalkan fonem-fonem bahasa yang
besar‖.
diteliti.
BAB III

METODE PENELITIAN 3.4 Lokasi Penelitian

3.1 Metode dan Teknik Penelitian. Lokasi penelitian ini dilakukan di


sulawesi tengah tepatnya di Lasoani,
Metode penelitian merupakan karena masyarakat di desa ini dalam
alat,prosedur,dan teknik yang dipilih kehidupan sehari – harinya
dalam melaksanakan penelitian (dalam berkomunikasi menggunakan bahasa
mengumpulkan data). Djajasudarma, Manggarai, sehingga dapat
(2010: 4)Metode penelitian bahasa memudahkan penulis untuk
berhubungan erat dengan tujuan mengumpulkan data.
penelitian bahasa. Penelitian bahasa
bertujuan mengumpulkan dan mengkaji 3.5 Metode dan Teknik
data, serta mempelajari fenomena- Pengumpulan Data
fenomena kebahasaan.
Dalam penelitan ini digunakan
metode deskriptif. Penggunaan metode
3.2Jenis Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
Penelitian ini merupakan atau menggambarkan secara sistematis,
penelitian deskriptif kualitatif karena dan akurat mengenai data. Dengan
penelitian ini tidak mengadakan demikian bentuk dan makna reduplikasi
perhitungan. Metodologi kualitatif Bahasa Manggarai dapat digambarkan
merupakan prosedur yang menghasilkan secara jelas sehingga dapat dipahami.
data deskriptif berupa data tertulis atau
Pengumpulan data penelitian ini
lisan di masyarakat bahasa
dilakukan melalui penelitian lapangan.
(Djajasudarma, 2010: 11). Lebih lanjut
Penelitian lapangan bertujuan untuk
dijelaskan bahwa pendekatan kualitatif
memperoleh data secara langsung dari
yang menggunakan data lisan bahasa
informan berupa ujaran Bahasa
memerlukan informan. Oleh karena itu
Manggarai yang mengandung

41
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 5 No 3 (2020)
ISSN 2302-2043
reduplikasi. Contohnya hang – hang oleh informan yang bahasanya
yang artinya ‗makan – makan‘. Contoh telah diteliti.
reduplikasi tersebut adalah reduplikasi 3. Teknik catat yaitu untuk
utuh. memperoleh data dengan cara
mencatat tuturan informan
Dalam pengumpulan data di secara spontan ataupun
lapangan digunakan metode simak dan terencana. Teknik catat
metode cakap. Metode simak dilakukan digunakan peneliti untuk
dengan cara menyimak secara cermat mengetahui realisasi fonem-
tentang tuturan Bahasa Manggarai. Jenis fonem tertentu. Tidak hanya
metode ini dapat di sejajarkan dengan cukup dengan mendengarkan
metode pengamatan atau observasi. bunyi-bunyi yang di hasilkan oleh
Contoh data yang didapatkan di informan tetapi juga harus
lapangan yang mengandung reduplikasi melihat bagaimana bunyi yang
Bahasa Behoa dengan menggunakan dihasilkan.
metode simak yaitu ute – ute yang
artinya ute (sayur) ute – ute (sayur – Metode selanjutnya dalam tahap
sayur ). Contoh reduplikasi tersebut pengumpulan data yaitu metode cakap.
adalah reduplikasi utuh, sedangkan Menurut (Mahsun, 2005 : 95)
metode cakap dilakukan melalui penamaan metode penyediaan data
percakapan langsung dengan penutur dengan metode cakap disebabkan
yang telah ditetapkan sebagai informan. karena cara yang ditempuh dalam
Metode ini dapat disejajarkan dengan pengumpulan data itu adalah berupa
metode wawancara atau interview. percakapan antara peneliti dengan
(Sudaryanto, 1993:133-139). informan. Metode cakap adalah metode
yang digunakan peneliti ketika terjadi
Metode cakap dilakukan melalui percakapan atau dialog antara peneliti
percakapan langsung dengan penutur ketika terjadi percakapan atau dialog
yang telah ditetapkan sebagai informan. antara peneliti dengan pengguna
Pelaksanaan metode tersebut dilakukan Bahasa Manggarai (informan). Metode
dengan berpartisipasi sambil menyimak. cakap dapat dilakukan dengan teknik :
Peneliti terlibat dalam percakapan sambil 1. Teknik pancing yaitu teknik untuk
mencatat hal – hal yang berhubungan memperoleh data dengan cara
dengan data yang diperlukan, percakapan dengan memancing
pencatatan ini dilakukan dengan seseorang atau beberapa
pengklasifikasian data. informan agar mau berbicara
tentang masalah yang
Pelaksanaan metode tersebut
berhubungan dengan penelitian.
dilakukan dengan teknik-teknik :
Tehnik pancing digunakan peneliti
1. Teknik simak libat cakap yaitu ketika terjadi percakapan antara
teknik untuk memperoleh data peneliti dengan informan yang
dengan berpartisipasi dalam mana peneliti memeberikan
pembicaraan sambil menyimak stimulasi (pancingan) kepada
pembicaraan. Peneliti terlibat informan tentang bentuk –
dalam percakapan sambil bentuk dan makna yang
mencatat hal – hal yang terkandung dalam reduplikasi
berhubungan dengan data yang Bahasa Manggarai.
diperlukan, peneliti terlibat 2. Teknik cakap semuka yaitu teknik
langsung dalam dialog dengan untuk memperoleh data dengan
suku Manggarai. cara percakapan langsung atau
2. Teknik simak bebas libat cakap tatap muka. Pelaksanaan teknik
yaitu teknik untuk memperoleh cakap semuka peneliti langsung
data dengan tidak berpartisipasi melakukan percakapan dengan
dalam pembicaraan, peneliti penggunaan bahasa informan
hanya berperan sebagai bersumber pada pancingan yang
pengamat penggunaan bahasa sudah disiapkan (berupa daftar
tanya) atau secara spontanitas

42
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 5 No 3 (2020)
ISSN 2302-2043
maksudnya pancingan dapat kata dasar main yang berafiks dengan
muncul di tengah-tengah prefix ber-. Jadi peneliti harus
percakapan. menggunakan intuisinya dalam metode
padan ini agar mengetahui reduplikasi
3.5Metode dan Teknik Analisis Data apa saja yang terdapat dalam bahasa
Manggarai.
Untuk menganalisis data yang
telah ada, penulis menggunakan metode
distribusional dan metode padan
sudaryanto(Meiske, Mondolu. 2014 : 14- 3.6 Metode Penyajian Hasil
19). Metode distribusional digunakan unt Analisis Data
melihat wujud pembentukan reduplikasi
dalam bahasa Manggarai. Sedangkan Dalam penyajian hasil analisis
metode padan digunakan untuk data , metode yang digunakan peneliti
menjelaskan setiap makna reduplikasi adalah metode formal dan metode
dalam Bahasa Manggarai. informal (Sudaryanto.1993:145).
Metode formal yaitu metode penyajian
Contoh metode distribusional dalam hasil analisis data dengan menggunakan
bahasa Indonesia simbol atau lambang tertentu, seperti
‗…‘ penanda terjemahan, → menjadi, +
meja – meja → kelas kata nomina dari penambahan kata dan afiks, (N) nomina,
kata dasar meja (V) verba, (A) adjektiva, (AD)
adverbial., sedangkan metode informal
main – main → kelas kata verba dari yaitu metode penyajian hasil analisis
kata dasar main data dengan menggunakan uraian kata
– kata seperti bentuk dasar kata
Nomina adalah kelas kata yang
malangu – langu diuraikan berdasarkan
cenderung menduduki fungsi subjek,
bentuknya yaitu prefiks (ma-) + langu –
objek atau pelengkap. Reduplikasi pada
langu ‗mabuk – mabuk‘ → malangu –
nomina adalah pengulangan pada kelas
langu ―agak mabuk‖. contoh dalam
kata nomina. Verba adalah kelas kata
bahasa Indonesia : bermain – main
yang berfungsi sebagai predikat.
diuraikan berdasarkan unsur pemben
Mewakili unsur semantik perbuatan
tuknya yaitu (ber-) + main – main.
reduplikasi pada verba adalah
pengulangan kelas kata verba. BAB IV
kejam – kejam → kelas kata adjektiva HASIL DAN PEMBAHASAN
dari kata dasar kejam
4.1 Hasil Penelitian
Adjektiva adalah kelas kata yang berarti
sifat biasanya mendampingi nomina. Berdasarkan hasil penelitian,
bentuk pengulangan dalam bahasa
hari – hari → kelas kata adverbia dari Manggarai ada tiga macam, yaitu
kata dasar adverbial adalah kelas kata pengulangan seluruh, pengulangan
keterangan. sebagian, dan pengulangan
berkombinasi dengan afiksasi. Selain hal
Metode padan adalah metode
tersebut, penelitian ini juga membahas
dengan kemampuan peneliti untuk
tentang makna pengulangan bahasa
mengetahui apakah di dalam reduplikasi
Manggarai yakni makna banyak tak
bahasa Indonesia juga terdapat dalam
tentu, makna tindakan yang dilakukan
reduplikasi bahasa Manggarai. Baik kelas
berulang – ulang, makna menyatakan
kata Nomina, Verba, Adjektiva, dan
saling, menyatakan makna yang
Adverbia. Peneliti juga dalam metode
dilakukan dengan santai, makna
padan ini harus dapat mengetahui
menyatakan bermacam – macam,
apakah reduplikasi tersebut terdapat
meyatakan makna sangat, mentatakan
atau terangkai dengan afiksasi.
tindakan yang dilakukan dengan santai.
Misalnya dalam bahasa Indonesia kelas
kata verba : bermain – main → dari

43
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 5 No 3 (2020)
ISSN 2302-2043
Bentuk dan makna pengulangan 2. Sina ngalor- ngalor do keta tuna
bahasa Manggarai dibahas berdasarkan Di sungai- sungai banyak sekali
spesifikasi kelas kata, yaitu pengulangan belut
nomina, verba, adjektiva, dan adverbial. 3. Lawo- lawo hio hang woja- woja
Untuk lebih jelasnya, akan diuraikan Tikus itu makan padi – padi.
dengan pembahasan berikut ini
Contoh kalimat tersebut dapat
4.1.1 Bentuk– bentuk Reduplikasi disimpulkan bahwa reduplikasi yang
Bahasa Manggarai dikemukakan di atas merupakan
pengulangan utuh , karena semua
4.1.1.1 Reduplikasi Penuh bentuk yang mengalami pengulangan
tersebut merupakan pengulangan
Pengulangan penuh adalah bentuk dasar nomina.
pengulangan yang kata dasarnya diulang 2). Reduplikasi penuh yang berkelas
secara keseluruhan, dalam bahasa kata verba
Manggarai pengulangan ini terjadi pada Reduplikasi verba adalah proses
kelas kata nomina, verba, adjektiva, dan pengulangan pada bentuk dasar yang
adverbial. mengalami pengulangan secara
keseluruhan tanpa penambahan afiks.
1) Reduplikasi penuh yang berkelas
Berikut contohnya :
kata nomina
Bentuk Asal Bentuk Reduplikasi
Bentuk reduplikasi penuh yang
berkelas kata nomina dalam {hang} → {hang-hang }
bahasa Manggarai, dapat dilihat
pada contoh berikut ini ‗makan‘ ‗makan – makan‘

Contoh: {lako }→ {lako-lako }

Bentuk Asal Bentuk Reduplikasi ‗jalan ‘ ‗jalan-jalan‘

{mbaru} → {mbaru-mbaru } {inung } → {inung-inung}


‗minum‘ ‗minum-
‗rumah‘ ‗rumah – rumah‘ minum
{watu } → {watu-watu } Bagian yang diulang di atas ialah
seluruh bentuk dasarnya. Setiap
‗batu‘ ‗batu-batu‘ pengulangan tersebut merupakan
pengulangan verba tanpa mengubah
{haju } → {haju-haju
kategori katanya dan tetap
}
mempertahankan kategori kata tersebut.
‗kayu‘ ‗kayu-kayu‘ Dengan demikian, contoh- contoh di
atas membuktikan bahwa dalam
Dari contoh di atas, dapat kita reduplikasi bahasa Manggarai terdapat
lihat bahwa pengulangan sama dengan pula reduplikasi penuh. Berikut
kata dasar yang diulangnya. Dengan contohnya :
kata lain, kata ulang utuh terjadi apabila Contoh kalimat agar membuktikan
sebuah bentuk dasar mengalami bahwa pengulangan penuh tersebut
pengulangan seutuhnya. Kata yang merupakan kelas kata verba.
diulang berupa kata dasar contohnya
‗mbaru’ kalau diulang menjadi ‗mbaru- Contoh :.
mbaru ‗.Untuk membuktikan contoh-
contoh tersebut adalah pengulangan 1. Ovi hang-hang pau
yang berkelas kata nomina, dapat dilihat Ovi makan-makan mangga
pada contoh berikut ini. 2. Wihel lako-lako le wie terus
Contoh kalimat : Wihel jalan-jalan malam
terus.
1. Mbaru- mbaru hio do tikus
Rumah – rumah itu banyak tikus.

44
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 5 No 3 (2020)
ISSN 2302-2043
Dari contoh kalimat di atas, yaitu Afi pelit kalau minta dia punya
pada contoh (1)hang– hang ‗makan – gula-gula
makan‘ berfungsi sebagai predikat dan 2. Deko ata pake diha Yakob
contoh (2) lako – lako ‗jalan – jalan‘ koe-koe
berfungsi sebagai predikat. Dengan Celana yang dipakai Yakob
analisis tersebut, dapat disimpulkan semuanya kecil – kecil.
bahwa pengulangan yang terdapat 3. Eflin eme jerah ngonde-
dalam kalimat tersebut, semuanya ngonde keta.
berfungsi sebagai predikat. Kata yang Eflin itu orangnya jika disuruh
berfungsi sebagai predikat, merupakan suka malas – malas.
kelas kata verba. Hal tersebut
membuktikan bahwa pengulangan Dilihat dari segi fungsinya yakni
penuh yang berkelas kata verba pada contoh (1) kuling –kuling ‗pelit –
terdapat dalam bahasa Manggarai. pelit‘, (2) koe – koe ‗kecil – kecil‘, dan
pada contoh kalimat (3) ngonde –
3)Reduplikasi penuh berkelas kata ngonde ‗malas – malas‘ semuanya
adjektiva menempati kata sifat .
Reduplikasi pada bagian ini adalah
bentuk pengulangan pada bagian bentuk Dengan demikian dapat
dasar kata sifat yang mengalami disimpulkan bahwa pengulangan penuh
pengulangan secara penuh. yang ada dalam contoh kalimat di atas,
masing – masing merupakan kelas kata
Contoh : adjektiva. Hal tersebut membuktikan
bahwa pengulangan penuh yang
Bentuk Asal Bentuk Reduplikasi berkelas adjektiva dalam bahasa
Manggarai.
{kuling } → {kuling-kuling}
4).Reduplikasi penuh yang berkelas kata
adverbia
‗Pelit‘ ‗pelit – pelit‘ Pengulangan penuh yang berkelas kata
adverbia yang ditemukan dalam bahasa
{ngonde } → {ngonde-ngonde }
Manggarai yaitu akan diuraikan dalam
‗malas‘ ‗malas – malas‘ contoh beriku:

{mese}→ {mese– mese} Contoh :

‗besar‘ ‗besar-besar‘ Bentuk Asal Bentuk Reduplikasi

{koe} → {koe – koe} {gula} → {gula-gula }

‗kecil‘ ‗kecil – kecil‘ ‗pagi‘ ‗pagi-pagi‘

Bentuk dasar yang mengalami {leso} → {leso-leso }


pengulangan secara penuh tanpa
mengubah kelas katanya. Dengan ‗siang ‘ ‗siang-siang‘
demikian bentuk reduplikasi ini dapat
{caminggu} → {caminggu –
dibuktikan bahwa bahasa Manggarai
caminggu}
juga terdapat reduplikasi penuh pada
bentuk dasar adjektiva (Adj) dan untuk ‗seminggu‘ ‗seminggu –
membuktikan lagi bentuk pengulangan seminggu‘
tersebut dibuat dalam bentuk kalimat.
Dengan mengamati contoh di
atas, dapat diketahui bahwa bentuk
Contoh kalimat : dasar dan dari hasil pengulangan
tersebut berkelas kata adverbial. Untuk
.
membuktikan bahwa contoh tersebut
1. Afi kuling-kuling keta woko
berkelas kata adverbia, dapat dilihat
tegi sebombon
pada kalimat berikut ini.

45
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 5 No 3 (2020)
ISSN 2302-2043
tersebut merupakan kelas kata verba,
Contoh kalimat : dapat diuraikan pada contoh di bawah
1. Gula- gula Afi teneng dea ini.
Pagi- pagi Afi masak nasi. Contoh kalimat :
2. Leso- leso ende ngo lako- a) Gavi mbimbalar- mbalar eta mai
lako haju
Siang- siang mama pergi Gavi melihat- lihat dari atas
jalan- jalan pohon
3. Lesti eme kole beo b) Gius mbili- mbalak lelo hia Lia
caminggu keta Gius sangat melotot-lotot lihat lia
Lesti kalau pulang
kampung satu minggu- Dari data di atas, dapat diamati
minggu yakni pada contoh (1) mbimbalar-
mbalar ‗melihat- lihat‘, pada contoh (2)
Dilihat dari contoh di atas, dapat mbili- mbalar ‗melotot- lotot‘semuanya
dianalisis yakni gula –gula ‗pagi – pagi‘ menempati predikat.
menempati keterangan waktu. Dengan Dengan demikian dapat disimpulkan
demikian, dapat disimpulkan bahwa bahwa fungsi dari pengulangan yang
pengulangan yang terdapat dalam terdapat dalam contoh kalimat tersebut
contoh di atas, berfungsi sebagai adalah sebagian predikat. Kata yang
keterangan. Setiap kata yang berfungsi berfungsi sebagai perdikat adalah kelas
sebagai keterangan merupakan kelas kata verba.
kata adverbial. Dari analisis tersebut
membuktikan bahwa pengulangan b) Pengulangan sebagian yang
penuh yang berkelas kata adverbial juga berkelas kata adjektiva
terdapat dalam bahasa Manggarai. Contoh pengulangan yag berkelas
kata adjektiva akan diuraikan
4.1.1.2 Reduplikasi Sebagian dibawah
Contoh :
Reduplikasi sebagian dalam Bentuk dasa Bentuk Ulang
Bahasa Manggarai adalah pengulangan {papok}(A) {pipapok-papok}
yang terjadi pada sebagian bentuk ‗sombong ‗sombong sekali‘
dasarnya. Pengulangan yang ditemukan {bangas}(A) {bibangas-bangas}
dalam bahasa Manggarai yaitu berkelas ‗bodoh‘ ‗bodoh sekali‘
kata Adverbia. ‗
Berdasarkan hasil penelitian,
a) Pengulangan sebagian yang
dapat dikatakan bahwa bahasa
berkelas kata verba
Manggarai memiliki reduplikasi sebagian
Di bawah ini akan diuraikan
seperti pada data-data di atas.
contoh pengulangan sebagian
Reduplikasi sebagian terjadi pada bentuk
yang berkelas kata verba.
dasar bahasa Manggarai. Bentuk dasar
tersebut misalnya ‘papok’ yang artinya
Contoh :
sombong, mengalami reduplikasi
sebagian pada suku awal katanya yaitu
Bentuk Asal bentuk
pi- papok yang artinya sombong sekali
ulang
Bentuk ‘pi’ tidak lazim digunakan
{mbalar}(V) {mbili-
dalam bahasa Manggarai, karena bentuk
mbalar}
‗pi’ hanya bisa digunakan pada saat
‗lihat‘ ‗melihat-lihat‘
mengalami proses reduplikasi sebagian
{mbalak}(V) {mbili-mbalak}
dalam bahasa Manggarai. Hal tersebut
‗lotot‘ ‗melotot-
berlaku juga pada bentuk kata yang
lotot‘
telah mengalami reduplikasi sebagian.
Dari contoh di atas dapat dilihat
bahwa pengulangan tersebut tidak
mengalami perubahan kelas kata. Untuk
contoh kalimat berikut ini
membuktikan pengulangan sebagian

46
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 5 No 3 (2020)
ISSN 2302-2043
1) Susan pipapok- papok keta Dari contoh kalimat di atas dapat
Susan sombong sekali disimpulkan bahwa pengulangann yang
2) Atria one sekolah bibangas- terdapat dalam kalimat di atas berfungsi
bangas keta sebagai keterangan. Kata yang berfungsi
Atria di sekolah bodoh sekali sebagai keterangan merupakan kelas
c) Reduplikasi sebagian yang kata adverbia. Hal ini membuktikan
berkelas kata adverbia bahwa pengulangan sebagian yang
Reduplikasi dalam bahasa berkelas kata adverbial terdapat dalam
Manggarai ialah pengulangan yang bahasa Manggarai.
terjadi pada sebagian bentuk dasarnya
yang berkelas kata adverbia. adverbia 4.1.1.3 Reduplikasi berkombinasi
adalah kata keterangan. Di bawah ini dengan pembubuhan afiks
akan diuraikan contoh pengulangan Reduplikasi yang berkombinasi
sebagian yang berkelas kata verba. dengan afiks dalam bahasa Manggarai,
terjadi pada bentuk dasar dan sama-
Contoh : sama mendukung satu gungsi. Afiks
yang ikut serta dalam proses
Bentuk Asal Bentuk Reduplikasi pengulangan bahasa Manggarai yaitu
afiks ni-me. Pengulangan tersebut hanya
{hejol} → {hejol- hejol} terdapat pada kelas kata verba.
1. Reduplikasi verba berafiks(me-ni)
‗pelan‘ ‗pelan - pelan‘
Reduplikasi ini terjadi dengan
{darem} → {darem – darem} pembubuhan afiks ni-me,i. Di
bawah ini dikemukakan
‗lapar‘ ‗lapar – lapar‘ contohnya masing

{miteng} → {miteng-miteng} a. Awalan {ni-}


Bentuk dasar Bentuk ulang
‗hitam‘ ‗hitam – hitam‘ {lako}(V) {nilako- lako}
‗jalan‘ ‗berjalan-jalan‘
Berdasarkan hasil penelitian,
{aya}(V)
dapat dikatakan bahwa bahasa {niaya- aya}
Manggarai memiliki reduplikasi sebagian
‗ambil‘ ‗telah
seperti pada data-data di atas.
diambilkan‘
Reduplikasi sebagian terjadi pada bentuk
b. Awalan {men-}
dasar bahasa Manggarai. Bentuk dasar {ngodung}(V){menngodung-
tersebut misalnya ‘hejol’ yang artinya
ngodung
lambat, mengalami reduplikasi sebagian
‗duduk‘ ‗diduduk-duduki
pada suku awal katanya yaitu ‗mehejol‘
yang artinya lambat- lambat.
Pengulangan di atas terjadi
Bentuk ‘me’ tidak lazim
dalam beberapa proses yaitu kata dasar
digunakan dalam bahasa Manggarai,
yang mendapat imbuhan kemudian
karena bentuk ‗me’ hanya bisa membentuk kata baru, selanjutnya
digunakan pada saat mengalami proses
mengalami proses reduplikasi pada suku
reduplikasi sebagian dalam bahasa
kata kedua bentuk dasar yang
Manggarai. Hal tersebut berlaku juga
mengalami proses pengulangan. Berikut
pada bentuk kata yang telah mengalami
contoh kalimatnya :
reduplikasi sebagian. Berikut contoh
kalimatnya:
Tasya nilako- lako ngo sina mbarudise
Devira
Contoh kalimat : Tasya berjalan- jalan pergi ke
kerumahnya devira
1. Ende jerah aku hejol- hejol
eme ba mtor Dilihat dari fungsinya, pada
Ibu menyuruhku jika contoh (1) nilako-lako ‗ berjalan- jalan ‗
mengendarai motor sebaiknya menempati predikat, pada contoh (2)
pelan – pelan saja.

47
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 5 No 3 (2020)
ISSN 2302-2043
menngodung- ngodung ‗ menduduk- a. Menyatakan sesuatu yang
duduki‘ menempati predikat. menyurapai benda yang
Dengan demikian dapat disimpulkan disebut dalam kata dasar
bahwa pengulangan yang terdapat Contoh :
dalam kalimat tersebut semuanya Oto-oto
berfungsi sebagai predikat. ‗ sesuatu yang menyerupai
mobil-mobilan
4.1.1.4 Reduplikasi perubahan parah-parah
fonem ‗ sesuatu yang menyerupai
Reduplikasi dengan perubahan pintu‘
fonem, kata ulang seluruhnya dengan
perubahan fonem ialah dari /a/ menjadi b. Menyatakan makna
/e/, dan /a/ menjadi /i/. Di bawah ini menunjukan
dikemukaka contohnya masing-masing. Contoh :
Contoh : ceing- ceing
Bahasa Manggarai Bahasa indonesia ‗siapa- siapa
hio- hio
{lema}+{lami-lema} ‗ bohong- ‗itu- itu ‗
bohong‘ ruis- ruis
{amas}+{imi-amas} ‗pura- pura ‗dekat-dekat ‗
{celong}+{cali-celong} ‗ pinjam-pinjam‘ c. Menyatakan makna
Kata ulang yang bagian bermacam- macam
pengulangannya terdapat perubahan Makna menyatakan
bunyi, baik bunyi vokal maupun bermacam – macam adalah
konsonan. Proses perulangannya yang kata yang memiliki makna
dibentuk dengan mengulang seluruh berbagai bentuk atau jenis
kata dasar dengan perubahan pada yang serupa.
salah satu atau seluruh vokal dari kata
dasar Contoh :

Bentuk dasar maknanya


4.2 Makna Reduplikasi Bahasa Ute- ute bermacam-macam
Manggarai sayur
Sayur-sayur
Makna reduplikasi Bahasa Muku- muku bermacam-macam
Manggarai dapat dilihat pada contoh – buah
contoh di bawah ini dimana makna ‗pisang-pisang
pengulangan tersebut termasuk dalam Untuk membuktikan bahwa pengulangan
kelas kata nomina, verba, adjektiva, dan tersebut memiliki makna
adverbia. menyatakan bermacam – macam
berkelas kata nomina dapat dilihat pada
4.2.1.1 Makna Reduplikasi
contoh kalimat di bawah ini.
Nomina
Contoh :
Nomina adalah kelas kata yang
cenderung menduduki fungsi subjek, 1. Ende weri ute do keta
objek atau pelengkap. Reduplikasi Pada Mama tanam sayur banyak sekali
nomina adalah pengulangan pada kelas 2. Gius pua wua-wua sina uma
kata nomina, dan dalam bahasa Gius memanen buah- buahan di
Manggarai hanya ada satu bentuk yakni kebun
reduplikasi utuh/murni yang d. Menyatakan makna banyak
mempunyai beberapa makna yaitu : sebuah kata yang memiki
makna yang lebih dari satu
Reduplikasi nomina dalam berbagai
misalnya buah – buahan yang
bentuk menimbulkan makna tertentu
maknanya bukan hanya satu
sebagai berikut :
buah saja tetapi banyak buah.

48
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 5 No 3 (2020)
ISSN 2302-2043
Contoh : Leso-leso
Bentuk Reduplikasi maknanya ‗setiapMaknanya
leso
Kaka- kaka banyak Mane-mane
binatang ‗setiap sore‗ banyak binatang‘
Manuk- manuk banyak ayam b.‘ banyak
Menyatakan
ayam makna agak
Remang- remang banyak rumput ‘ banyak
kelemahanrumput
Mbe- mbe banyak kambing ‘ banyak
Contoh:kambing
Bakok-bakok
4.2.1.2 Makna reduplikasi ‗putih- putih‘
verba Miteng- miteng
‗hitam-hitam‘
Verba adalah kelas kata yang berfungsi Sango- sango
sebagai predikat, mewakili unsur ‗pucat-pucat‘
semantik perbuatan. Reduplikasi pada c. Menyatakan makna keadaan
verba adalah pengulangan kelas kata seperti yang disebut pada
verba. Reduplikasi verba yang kata dasar
digunakan dalam bahasa Manggarai ada Contoh :
tiga bentuk, yakni reduplikasi berawalan Bete- bete
(ma-), reduplikasi berawalan (me-), ‗sobek- sobek‘
reduplikasi berawalan mo-. Reduplikasi Daat- daat
verba mengandung beberapa makna ‗jelek- jelek‘
yaitu d. Menyatakan makna bahwa
sesuatu jumlahnya hanya
Contoh : seperti yang disebut dalam
a. Menyatakan sedikit kata dasarnya ( Cuma )
Contoh : Contoh :
Wa cekoen Ca- ca
‗ turun sedikit ‗ ‗hanya satu
Eta cekoen e. Menyatakan makna agak
‗naik sedikit‘ Contoh :
‗ sering bepergian tanpan Mapande-pande
tujuan ― ‗agak pintar‘
b. Menyatakan makna Radak-radak
melakukan pekerjaan secara ‗agak pendek‘
tidak serius
Contoh :
Toko- toko 4.2.1.4 Makna pengulangan
‗tidur- tiduran ‗ Adverbia

4.2.1.3 Adverbia
M adalah kelas kata
akna reduplikasi Adjektiva keterangan. Adverbia adalah kelas kata
Adjektiva adalah kelas kata sifat yang dapat mendampingi
yang mendampingi atau berkombinasi adjektiva,numerelia atau proposi dalam
dengan nomina. Reduplikasi adjektiva kontruksi sintaksis, reduplikasi adverbia
merupakan pengulangan kelas kata yaitu proses pengulangan pada kelas
adjektiva yang terdiri atas dua bentuk, kata adverbia. Dalam reduplikasi
yaitu reduplikasi utuh/murni dan adverbia bahasa Manggarai ada dua
reduplikasi yang berkombinasi dengan bentuk yaitu reduplikasi utuh dan
yang mengandung makna, yaitu : reduplikasi sebagian. Yang memiliki
makna sebagai berikut.
Contoh :
a. Menyatakan makna setiap . Setiap kata yang menempati
Contoh : keterangan waktu merupakan kelas kata
Taun- taun Adverbia. Hal ini membuktikan bahwa
‗setiap tahun pengulangan yang bermakna setiap dan
Wie- wie berkelas kata Adverbia ada dalam
‗setiap malam‘ bahasa Manggarai.

49
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 5 No 3 (2020)
ISSN 2302-2043
a. Menyatakan makna setiap mengamalkan pancasila. (2) secara
Taun-taun khusus, bertujuan membina peserta
‗setiap tahun‘ didik agar memiliki pengetahuan tentang
Wulang- wulang bahasa daerah dan budaya,
‗setiap bulan‘ mengembangkan keperibadian anak
Leso- leso didik yang mampu berpikir dengan
‗setiap hari‘ penalaran dan daya kritis yang
membangun, serta memiliki sikap
4.2 Pembahasan posistif terhadap budaya daerah.
Bahasa daerah dijadikan sebagai
Bahasa daerah merupakan satuan mata pelajaran yang masuk
bahasa ibu yang perlu dilestarikan dalam kurikulum muatan lokal akan
karena bahasa daerah merupakan menjadi tantangan besar bagi guru-
bagian dari kebudayaan daerah dan juga guru yang mengajarkan bahasa daerah
merupakan unsur dari kebudayaan untuk selalu memahami bahasa daerah
nasional. Bahasa daerah harus tetap itu sendiri, baik dari segi penulisan,
dipertahankan, salah satunya adalah maupun pengucapannya. Hubungan
bahasa Manggarai. Selain itu, bahasa dengan kesuksesan kegiatan belajar
daerah Manggarai berfungsi sebagai mengajar, guru merupakan tombak
bahan pengantar di sekolah pada tingkat dalam kesuksesan pembelajaran ,
permulaan untuk memperlancar demikian pula dalam pembelajaran
pembelajaran bahasa indonesia. Bahasa bahasa daearh /muatan lokal.
Manggarai juga digunakan sebagai Kemampuan guru dalam menyiapkan
satuan mata pelajaran muatan lokal pembelajaran yang berbasis pada siswa
pada sekolah- sekolah yang ada di sangat perlu, karena gurulah yang
kabupaten Manggarai yaitu di sekolah menjadi kunci utama bagi berhasil
dasar (SD) dan sekolah menengah tidaknya pembelajaran tersebut. Aspek
pertama (SMP). yang menjadi kajian dalam penelitian ini
Dalam hubugannya dengan adalah proses reduplikasi bahasa
bahasa indonesia , bahasa daerah Manggarai.
berfungsi sebagai (1) pendukung bahasa Hasil penelitian ini dapat dijadikan
nasional, (2) bahasa pengantar di sebagai bahan informasi bagi para guru
sekolah darar di daerah tertentu pada dan siswa untuk kepentingan
tingkat permulaan untuk pembelajaran muatan lokal pada
memperlancarkan pelajaran bahasa jenjangan pendidikan sekolah dasar
indonesia dan mata pelajaran lain, dan (SD) di kabupaten Manggarai. Pada
(3) alat pengembangan dan pendukung mata pelajaran muatan lokal memuat
kebudayaan daerah (Amrun Halim dalam kompetensi dasar memahami kata
Fachrudin, 1983:4-5). Ada tiga kaitan ulang/reduplikasi tersebut diajarkan
yang harus didukung dalam relevansi pada unit pelajaran II pertemuan III.
hasil penelitian dengan pembelajaran Kotribusi terhadap pembelajaran bahasa
bahasa daerah di sekolah antara lain : daerah di sekolah adalah sebagai berikut
kaitannya degan teori, kaitannya dengan :
kondusif di sekolah, dan kontribusi a. Sebagai pegembangan kurikulum
dalam pembelajaran bahasa daerah di muatan lokal
sekolah. b. Sebagai pengembangan desain
Pembelajara di sekolah pada pembelajaran yang harus
dasarnya mempunyai dua tujuan yakni dipenuhi oleh guru
tujuan umum dan tujuan khusu. (1) c. Sebagai penambahan materi
secara umum pembelajaran bahasa pembelajaran tata bahasa daerah
daerah bertujuan membina dan d. Untuk melestarikan bahasa lokal
melestarikan kebudayaan daerah yang e. Mempererat hubungan
menjadi modal dasar bagi pembinaan kekeluargaan sesama pengguna
dan pengembangan kebudayaan bahasa Manggarai.
nasional, dan mengembangkan Dengan dasar inilah, penelitian ini
kepribadian anak didik menjadi manusia diharapkan dapat memberikan kontribusi
seutuhnya yang menghayati dan kepada guru untuk disampaikan kepada

50
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 5 No 3 (2020)
ISSN 2302-2043
siswa- siswanya sebagai bahan berperan dalam menunjang
pembelajaran muatan lokal yang perkembangan Bahasa Indonesia, perlu
disesuaikan dengan kondisi dan dipelihara dan dibina melalui upaya –
lingkunga sekolah. upaya yang berkesinambungan. Oleh
karena waktu yang singkat dan terbatas
BAB V serta sarana yang terbatas pula,
sehingga penelitian ini masih kurang dan
KESIMPULAN DAN SARAN butuh kritikan dan saran bagi para
pembaca.
5.1 Kesimpulan
Sebab itu peneliti mengharapkan
Bahasa daerah merupakan salah bagi calon peneliti bahasa Manggarai
satu sumber penunjang Bahasa pada masa yang akan datang
Indonesia, sehingga sangat perlu diharapkan dapat melakukan penelitian
diadakan penelitian secara intensif. tentang hal – hal lain mengenai struktur
Bahasa Manggarai adalah salah satu bahasa Manggarai dan morfologi bahasa
Bahasa daerah yang menjadi alat Manggarai, karena masalah tersebut
komunikasi antarmasyarakat belum pernah diteliti.
pemakainya yang perlu mendapat
penilaian dan pengembangan, maka DAFTAR PUSTAKA
perlu diadakan penelitian Bahasa
Manggarai. [1] Chaer, Abdul. 2011. Tata Praktis Bahasa
Indonesia. Jakarta : PT Rineka Cipta.
[2] Chaer, Abdul.. 2006. Linguistik Umum.
Dalam penelitian ini penulis
Jakarta : Rineka Cipta.
menyimpulkan bahwa reduplikasi [3] Kalahe, Yulianti. 2012. Reduplikasi Bahasa
merupakan proses pembentuk kata Bada.Skripsi Sarjana pada FKIP
melalui pengulangan kata baik Universitas Tadulako. Palu :
Tidak diterbitkan.
pengulangan penuh maupun sebagian,
[4] Mahsun.2005. Metode Penelitian Bahasa.
baik berkombinasi dengan afiks maupun Jakarta. PT. RINEKA CIPTA.
tidak, baik bervariasi dengan fonem [5] Muslich, Mansur. 2011. Tata Bentuk
maupun tidak. Bentuk reduplikasi Bahasa Indonesia. Jakarta : PT Bumi
Aksara.
bahasa Manggarai memiliki bentuk : (1)
[6] Ramlan. 1983. Morfologi Suatu Tinjauan
bentuk pengulangan penuh seperti, Deskriptif. Yogyakarta : PT Krayonn.
bentuk dasar mbaru ‗rumah‘ → mbaru – [7] Toroliu, Meiske. 2014. Pengulangan Verba
mbaru ‗rumah – rumah‘, (2) bentuk Bahasa Pamona. Palu :
UniversitasTadulako.
pengulangan sebagian seperti, bentuk
[8] Verhaar. 2012. Asas – asas Linguistik.
dasar hejol‗pelan‘ → hejol – hejol‗pelan – Yogyakarta : Gadjah Mada University
pelan‘, dan bentuk pengulangan yang Press.
berkombinasi dengan proses [9] Mahsun. 2012. Metode Penelitian Bahasa:
Tahapan strategi, Metode, dan Tekniknya.
pembubuhan afiks seperti, bentuk dasar
Jakarta : Rajawali Pers
langu ‗mabuk‘ dengan pembubuhan afiks [10] Djajasudarma, Fatimah. 2010. Metode
(men-)+ langu → menngodung→ Lingustik: Ancangan Metode Penelitian
ngodung ‗duduk-duduk dan Kajian. PT Refika Aditama
[11] Mahsun. 2012. Metode Penelitian Bahasa:
Tahapan strategi, Metode, dan Tekniknya.
Makna dalam bahasa Behoa Jakarta : Rajawali Pers
terdiri atas (1) menyatakan makna
jamak, (2) menyatakan makna saling,
(3) menyatakan makna berulang –
ulang, (4) menyatakan makna yang
dilakukan dengan santai, (5)
menyatakan makna setiap, dan (6)
menyatakan makna yang dilakukan
berulang – ulang

5.2 SARAN

Bahasa Manggarai merupakan


salah satu bahasa daerah yang turut

51

Anda mungkin juga menyukai