Anda di halaman 1dari 8

Tingkat Bahasa Umum (Iyâ- enjâ') = Lomra {L}

Tingkat bahasa ini merupakan tingkat bahasa yang secara struktural adalah yang paling lengkap
dibandingkan dengan tingkat bahasa yang lain dalam Bahasa Madura. Tingkat bahasa ini oleh
kebanyakan penulis seperti : H.N. Kiliaan, P. Penninga dan H. Hendriks, Murdiman Haksa
Pratista dkk dan juga Alan M. Steven diistilahkan tingkat bahasa “kasar” dengan singkatan K. 
 
Orang Madura pada umumnya tidak menyetujui istilah ini dengan alasan bahwa “kasar”
mengandung konotasi jelek atan negatif, padahal bahasa itu indah dan tidak jelek!. Sebagai ganti
"kasar” kami menggantinya dengan istilah “lomra” {L} dan untuk selanjutnya dalam buku
kamus ini kami memakai istilah tersebut. Lomra berarti lumrah, lazim atau umum dan kepada
penulis-penulis Belanda dan Amerika tersebut bisa menggantinya dengan istilah “algemeen”
(=umum) bukan grof. onbeschaafd (=kasar/tidak beradab), dalam bahasa Inggris bisa diganti
dengan “common” (=umum, biasa) bukan dengan rough =kasar, orang kasar). 
 
Baca juga: Belajar Bahasa Madura edisi Anak Binatang
 
Di Madura bahasa tingkat iyâ-enjậ' {L} ini dipakai oleh anak-anak dengan anak-anak sebaya
sebagai bahasa keakraban, orang dewasa dengan orang dewasa yang dikenal sejak kecil atau
sudah akrab, orang tua kepada anakanaknya sendiri, keponakannya dan kepada orang yang akrab
dengannya, juga dipakai oleh sebagian golongan masyarakat priyayi kepada orang kebanyakan
(rakyat). Contoh : 

1. Apa bâ’na ella tao? (= apakah kamu sudah tahu?) 


2. Sapa nyamana bâ’na, lè”? (=siapa nama kamu, dik?) 
3. Entara dâ' kamma? (=hendak pergi kemana?)

2. Tingkat Bahasa Menengah (Engghi-enten) = Tengaan {T}

Tingkat bahasa menengah ini di Bangkalan terdengar Engghi-enten (=é seperti e Jawa pada kata
bapakne), merupakan tingkat bahasa tengahan {T} yang dipakai oleh anak-anak dipedesaan
kepada orang tuanya, paman bibinya dan kepada orang yang lebih tua darinya. Di perkotaan
dipakai oleh seorang mertua kepada menantunya, namun sekarang kebanyakan para mertua
sudah memakai tingkat bahasa halus. 
 
Baca juga: Mengenal lebih dekat tentang Sejarah Bahasa Madura
 
Juga dipakai oleh para induk semang kepada pembantu rumah tangga yang berasal dari desa
pada jaman dahulu ketika masalah perjodohan ditentukan oleh kedua belah pihak orang tua
dipakai oleh para suami kepada istrinya, di pedesaan juga dipakai oleh para isu kepada suaminya.
Namun sekarang tingkat bahasa tengahan ini sudah jarang terdengar, sudah tidak dimengerti lagi
olen generasi muda sekarang, Contoh :

1. Napè dhika pon tao? (=apakah kamu sudah tahu?)


2. Séra nyamana dhika, lè'? (=siapa nama kamu, dik?)
3. Entara dâ’ ko'amma dhika? (=hendak pergi kemana?)

3. Tingkat Bahasa Tinggi/Halus (Èngghi-bhunten) = Alos {A}

Merupakan bahasa halus (=alos) yang dipakai sebagai kata pengantar dalam pertemuan-
pertemuan, rapat-rapat musyawarah tanpa pengecualian yang hadir juga ada orang muda dan
anak-anak, dipakai oleh orang dewasa dengan orang yang baru dikenal baik kepada yang lebih
tua maupun terhadap yang lebih muda sebagai bahasa pergaulan yang sopan, dipakai oleh anak-
anak kepada orang tuanya sendiri maupun kepada orang dewasa lainnya, dipakai murid kepada
gurunya. Contoh :

1. Ponapa panjhennengngan ampon mèyarsa? (=apakah kamu sudah tahu?)


2. Paséra asmana panjhennengan, lè'? (=siapa nama kamu, dik?)
3. Bhâdhi mèyossa dâ’ka’ờimma? (=hendak pergi kemana?)

Di luar ketentuan pembagian tingkatan Bahasa Madura di atas masih ada tingkat bahasa yang
dipakai sebagian kecil golongan masyarakat priyayi atau kraton kepada sesama priyayinya dan
juga dipakai untuk berdoa kepada Allah SWT. Tingkat bahasa ini diistilahkan tingkat bahasa
halus/tinggi = Alos-tèngghi {AT}. Contoh :
 
{L} : sèngko' (=saya) <--> {L} : bâ’na (=kamu) 
{T} : bulâ (=saya)  <--> {T} : dhika (=kamu) 
{A} : kaula (=saya) <--> {A} : sampeyan (=kamu) 
{AT} : bhadhân kaulâ, abdhina (=saya) <--> {AT} : panjhennengan,padhâna,  padhâ
panjhennengan, ajunan dhâlem (=kamu)

Orang yang dalam berbicara memakai kata-kata {L} = (umum) dalam berkomunikasi dengan
orang lain, di Madura disebut “ta' abhâsa”, tetapi sebaliknya yang memakai kata-kata {T}, {A},
atau {AT} disebut "abhâsa”. Namun demikian tidak semua kata-kata dalam kalimat itu harus
memakai {T}, {A}, atau {AT), karena tidak semua kata dalam bahasa Madura punya {T}, {A},
atau {AT).

Sumber:
Kamus Bahasa Madura - Indonesia (Adrian Pawitra)
Next
Mengenal Falsafah Madura Bhuppa' Bhâbbhu' Ghuru Rato
Previous
Mengenal Lebih Dekat Tentang Sejarah Bahasa Madura
Posting Komentar
Belajar Tentang Tingkat Bahasa Madura
(Speech Levels)
Info Madura | PulauMadura.com 2/18/2021 Bahasa Madura
Sebagaimana halnya bahasa Jawa, Sunda dan Bali, maka Bahasa Madura pun mempunyai
beberapa tingkat bahasa. Sesungguhnya ada lima tingkat bahasa (speech levels) dalam Bahasa
Madura, namun pembagian tingkat bahasa tersebut bisa disederhanakan menjadi tiga tingkat
saja, yaitu; tingkat bahasa kasar (iyâ-enjâ'), tingkat bahasa tengah (engghi-enten), dan tingkat
bahasa halus (èngghi-bhunten) (Bloomfield 1965:294-302). Memang pada dasarnya tingkatan
Bahasa Madura itu lazimnya dibagi menjadi tiga tingkat bahasa, yaitu :

Daftar isi
 1 Bahasa Umum
 2 Bahasa Menengah
 3 Bahasa Tinggi / Halus

1. Tingkat Bahasa Umum (Iyâ- enjâ') = Lomra {L}


Tingkat bahasa ini merupakan tingkat bahasa yang secara struktural adalah yang paling lengkap
dibandingkan dengan tingkat bahasa yang lain dalam Bahasa Madura. Tingkat bahasa ini oleh
kebanyakan penulis seperti : H.N. Kiliaan, P. Penninga dan H. Hendriks, Murdiman Haksa
Pratista dkk dan juga Alan M. Steven diistilahkan tingkat bahasa “kasar” dengan singkatan K. 
 
Orang Madura pada umumnya tidak menyetujui istilah ini dengan alasan bahwa “kasar”
mengandung konotasi jelek atan negatif, padahal bahasa itu indah dan tidak jelek!. Sebagai ganti
"kasar” kami menggantinya dengan istilah “lomra” {L} dan untuk selanjutnya dalam buku
kamus ini kami memakai istilah tersebut. Lomra berarti lumrah, lazim atau umum dan kepada
penulis-penulis Belanda dan Amerika tersebut bisa menggantinya dengan istilah “algemeen”
(=umum) bukan grof. onbeschaafd (=kasar/tidak beradab), dalam bahasa Inggris bisa diganti
dengan “common” (=umum, biasa) bukan dengan rough =kasar, orang kasar). 
 
Baca juga: Belajar Bahasa Madura edisi Anak Binatang
 
Di Madura bahasa tingkat iyâ-enjậ' {L} ini dipakai oleh anak-anak dengan anak-anak sebaya
sebagai bahasa keakraban, orang dewasa dengan orang dewasa yang dikenal sejak kecil atau
sudah akrab, orang tua kepada anakanaknya sendiri, keponakannya dan kepada orang yang akrab
dengannya, juga dipakai oleh sebagian golongan masyarakat priyayi kepada orang kebanyakan
(rakyat). Contoh : 

1. Apa bâ’na ella tao? (= apakah kamu sudah tahu?) 


2. Sapa nyamana bâ’na, lè”? (=siapa nama kamu, dik?) 
3. Entara dâ' kamma? (=hendak pergi kemana?)

2. Tingkat Bahasa Menengah (Engghi-enten) = Tengaan {T}

Tingkat bahasa menengah ini di Bangkalan terdengar Engghi-enten (=é seperti e Jawa pada kata
bapakne), merupakan tingkat bahasa tengahan {T} yang dipakai oleh anak-anak dipedesaan
kepada orang tuanya, paman bibinya dan kepada orang yang lebih tua darinya. Di perkotaan
dipakai oleh seorang mertua kepada menantunya, namun sekarang kebanyakan para mertua
sudah memakai tingkat bahasa halus. 
 
Baca juga: Mengenal lebih dekat tentang Sejarah Bahasa Madura
 
Juga dipakai oleh para induk semang kepada pembantu rumah tangga yang berasal dari desa
pada jaman dahulu ketika masalah perjodohan ditentukan oleh kedua belah pihak orang tua
dipakai oleh para suami kepada istrinya, di pedesaan juga dipakai oleh para isu kepada suaminya.
Namun sekarang tingkat bahasa tengahan ini sudah jarang terdengar, sudah tidak dimengerti lagi
olen generasi muda sekarang, Contoh :

1. Napè dhika pon tao? (=apakah kamu sudah tahu?)


2. Séra nyamana dhika, lè'? (=siapa nama kamu, dik?)
3. Entara dâ’ ko'amma dhika? (=hendak pergi kemana?)
3. Tingkat Bahasa Tinggi/Halus (Èngghi-bhunten) = Alos {A}

Merupakan bahasa halus (=alos) yang dipakai sebagai kata pengantar dalam pertemuan-
pertemuan, rapat-rapat musyawarah tanpa pengecualian yang hadir juga ada orang muda dan
anak-anak, dipakai oleh orang dewasa dengan orang yang baru dikenal baik kepada yang lebih
tua maupun terhadap yang lebih muda sebagai bahasa pergaulan yang sopan, dipakai oleh anak-
anak kepada orang tuanya sendiri maupun kepada orang dewasa lainnya, dipakai murid kepada
gurunya. Contoh :

1. Ponapa panjhennengngan ampon mèyarsa? (=apakah kamu sudah tahu?)


2. Paséra asmana panjhennengan, lè'? (=siapa nama kamu, dik?)
3. Bhâdhi mèyossa dâ’ka’ờimma? (=hendak pergi kemana?)

Di luar ketentuan pembagian tingkatan Bahasa Madura di atas masih ada tingkat bahasa yang
dipakai sebagian kecil golongan masyarakat priyayi atau kraton kepada sesama priyayinya dan
juga dipakai untuk berdoa kepada Allah SWT. Tingkat bahasa ini diistilahkan tingkat bahasa
halus/tinggi = Alos-tèngghi {AT}. Contoh :
 
{L} : sèngko' (=saya) <--> {L} : bâ’na (=kamu) 
{T} : bulâ (=saya)  <--> {T} : dhika (=kamu) 
{A} : kaula (=saya) <--> {A} : sampeyan (=kamu) 
{AT} : bhadhân kaulâ, abdhina (=saya) <--> {AT} : panjhennengan,padhâna,  padhâ
panjhennengan, ajunan dhâlem (=kamu)

Orang yang dalam berbicara memakai kata-kata {L} = (umum) dalam berkomunikasi dengan
orang lain, di Madura disebut “ta' abhâsa”, tetapi sebaliknya yang memakai kata-kata {T}, {A},
atau {AT} disebut "abhâsa”. Namun demikian tidak semua kata-kata dalam kalimat itu harus
memakai {T}, {A}, atau {AT), karena tidak semua kata dalam bahasa Madura punya {T}, {A},
atau {AT).

Sumber:
Kamus Bahasa Madura - Indonesia (Adrian Pawitra)
Next
Mengenal Falsafah Madura Bhuppa' Bhâbbhu' Ghuru Rato
Previous
Mengenal Lebih Dekat Tentang Sejarah Bahasa Madura
Posting Komentar

Part of Pesona Indonesia


Follow us




 Weekly
 Archive
 Comments

Belajar Bahasa Madura Edisi Tubuh Manusia Bagian Kepala


Obyek Wisata Religi Masjid Asy Syuhada di Kabupaten Pamekasan

Obyek Wisata Monumen Bebas Tributa di Kabupaten Bangkalan

KISAH HEROIK TERTEMBAKNYA PESAWAT BELANDA DI SOCAH -


BANGKALAN

Teman Kreasi Topi Bambu dari Kabupaten Tangerang

Artikel Terbaru
 Teman Kreasi Topi Bambu dari Kabupaten Tangerang
 KISAH HEROIK TERTEMBAKNYA PESAWAT BELANDA DI SOCAH -
BANGKALAN
 Obyek Wisata Pantai Lombang Sumenep
 Informasi Vaksinasi Covid-19 di Kabupaten Bangkalan
 Penerimaan Formasi CPNS dan PPPK Tahun 2021 di Kabupaten Bangkalan
 Smartfren Uji Trial Jaringan 5G di Frekuensi Tinggi
 6 Wisata Madura Dengan Pemandangan Indah
 DAFTAR NAMA PENYAKIT ATAU SAKIT DALAM BAHASA MADURA
 Macemma onḍhâgghâ bhâsa bâḍâ 3 macem, èngghi ka’ḍinto:
 1.Onḍhâk anḍhâp (Bhâsa enjâ’ iyâ)
 Onḍhâk anḍhâp èghuna’aghi ḍâri sè langkong seppo ḍâ’ ka sè langkong anom.
Ompamaèpon ghuru ka morèddhâ, kyaè ka santrèna, lora ka kabulâna, rèng
seppo ka majhâḍi’, kaè, juju’ ka na’ potona. Bhâsa enjâ’ iyâ jhughân
èghuna’aghi satarètanan, otabâ sakanca’an sè samè roco, bân laèn samacemma.
Contowèpon:
Sèngko’ ghi’ ngakana.
Bâ’na ta’ mellèya cao?.
Mara amaèn ka bengko.
 2. Onḍhâk tengnga (Bhâsa engghi enten)
 Onḍhâk tengnga èghuna’aghi orèng sè omorra ḍhit-ènḍhit/ saomoran, otabâ sè
aseppowan ka sè ngoḍâ’ân manabi ta’ roco, biyasaèpon manabi bâḍâ rèng sè
aseppowan abhâsa ka sè ngoḍâ’ân ka’ḍinto mènangka ngarghâi. Ompamaèpon
sakanca’an sè samè roco, mattowa ḍâ’ mantona, raka ka rajina, bân laèn
samacemma.
Contowèpon:
Bâjâ napè dhika sè ngonè’ana nangghâlâna ka pamanna?
Bulâ bhuru tao jhâ’ dhika pon ghâḍhuwân motor.
 3. Onḍhâk tèngghi (Bhâsa èngghi bhunten)
 Onḍhâk tèngghi èghuna’aghi ḍâri orèng sè omorra langkong anom ḍâ’ sè
langkong seppo. Ompamaèpon ana’ ḍâ’ rèng seppona, ponakan ḍâ’ majhâdi’na,
alè’ ḍâ’ kaka’na/ emmagghâ/ embhugghâ, kompoy ḍâ’ kaèna/ nyaèna, pèyo’
ḍâ’ juju’na, manto ḍâ’ mattowana, raji ḍâ’ rakana, morèd ḍâ’ ghuruna, santrè
ḍâ’ kyaèna, rèng seppo samè rèng seppo, rèng aghung samè orèng aghung,
orèng sè bhuru kennal, bân salaènna.
Contowèpon:
Kaulâ ghi’ nedḍhâ’â.
Panjhennengngan bhubhâr pokol saponapa sè ngoladhi tabbhuwân?
 baca juga : Dowload Video TikTok Tanpa Watermark Online Android dan Iphone,
TikTok Video Downloader
 Èyatorè oladhi pan-saponapan conto è bâbâ ka’ḍinto!

Anda mungkin juga menyukai