Anda di halaman 1dari 7

7 Hubungan Psikolinguistik dengan Pemerolehan Bahasa

Sponsors Link

Pembelajaran merupakan suatu sistem. Hal ini berarti pembelajaran merupakan satu kesatuan yang terdiri atas
berbagai komponen yang saling menunjang. Karena itu, keberhasilan pembelajaran akan ditentukan oleh
komponen-komponen yang terlibat dalam pembelajaran tersebut.

ads

Komponen-komponen tersebut adalah guru, siswa, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode dan teknik
pembelajaran, evaluasi, serta sarana yang dibutuhkan. Siswa sebagai agen pembelajaran bahasa memiliki
pemikiran dan proses yang ada dalam dirinya sehingga bahasa yang ia pelajari tidak dapat dipahami dengan ilmu
linguistik, tetapi dapat diperdalam dengan psikologi.

Melalui alasan inilah, kemudian muncul disiplin ilmu Psikolinguistik atau Psikologi Bahasa. Berikut adalah beberapa
pengertian dari psikolinguistik menurut para ahli :

 Menurut Robert Lado, psikolingustik adalah studi pengetahuan bahasa, bahasa dalam pemakaian,
perubahan bahasa dan hal-hal yang berkaitan dengan bahasa yang tidak mudah dicapai melalui psikologi
ataupun linguistik baik secara terpisah maupun sendiri-sendiri

 Menurut Emmon Bach. Psikolingusitik adalah ilmu yang meneliti pembicara atau pengguna bahasa yang
membentuk atau mnegerti kalimat bahasa tertentu tersebut

 Menurut Paul Fraise, psiskolinguistik merupakan telaah hubungan antara kebutuhan-kebutuhan kita
untuk megekspresikan dan mengomunikasikan bahasa-bahasa yang diperlajari sejak kecil

 Menurut Aitchison (Dardjowidojo, 2003:7), psikolingusitik adalah studi tentang bahasa dan minda

 Menurut Levelt (Marat, 1983:1), psikolingusitik adalah studi yang mempelajari tentang penggunaan dan
perolehan bahasa oleh manusia

 Menurut Kridalaksana (1982:140), psikolingusitik merupakan ilmu tentang hubungan bahasa dan perilaku
serta akal budi manusia dengan kemampuan bahasa yang diperoleh

 Menurut Emmon Bach (Tarigan, 1985:3), psikolingusitik merupakan ilmu yang meneliti pembicara atau
pemakai bahasa yang membentuk kalimat-kalimat

 Menurut Chaer (2003:6), psikolingusitik merupakan hakikat struktur bahasa, bagaimana struktur itu
diperoleh, kapan bahasa digunakan untuk bertutur dan kapan waktu untuk memahami kalimat-kalimat
pertuturan itu

Maka, dari pengertian-pengertian tersebut, tujuan teoritis psikolinguistik adalah mencai suatu bahasa yang bisa
diterima secara linguistik dan secara psikologi dapat menerangkan hakikat suatu bahasa dan pemrolehannya.
Sedangkan jika dikaitkan dengan komunikasi, psikolingustik berfokus pada modifikasi pesan yang berlangsung
selama komunikasi berlangusng dengan ujaran dan penerimaan atau pemahaman ujaran. Bahasan-bahasan
psikolinguistik adalah :

 Psikolingustik membahas hubungan bahasa dan otak

 Psikolingustik adalah proses mengkode dan menafsirkan kode

 Psikolingustik adalah pendekatan


 Psikolingustik menelaah pengetahuan, pemakaian serta perubahan bahasa

 Psikolingustik menjelaskan proses antara pembicara dan pendengar yang berkaitan dengan bahasa

Jenis pembelajaran bahasa menuru Ellis (1986:215) dibedakan menjadi 2 macam yaitu :

1. Tipe naturalistik atau alamiah dimana pembelajaran ini dilakukan tanpa menggunakan guru dan tanpa
kesenagajaan. Pembelajaran terjadi di dalam masyarakat baik itu masyarakat bikingual ataupun
multilingual. Pembelajaran bahasa dengan tipe naturalistik ini menggunakan proses sama dengan
pemerolehan bahasa pertama yang berlangsung ilmiah di dalam lingkungan keluarga.

2. Tipe formal adalah pembelajarann yang berlangsung di dalam kelas menggunakan beberapa komponen
seperti guru, materi dan alat-alat bantu belajar yang telah dipersiapkan. Dengan komponen-komponen
yang super lengkap diharapkan hasil yang diperoleh selama pengajaran lebih baik dari hasil secara
naturalistik.

Hubungan Psikolingusitik dengan Pembelajaran Bahasa

1. Mengarahkan penggunaan bahasa yang baik

Pada hakekatnya, tujuan dari pembelajaran bahasa adalah individu diharapkan dapat menggunakan bahasa dalam
hal ini bahasa Indonesia secara baik dan benar, baik dalam berbahasa lisan maupun tulisan. Berbahasa Indonesia
yang baik, benar dan sesuai dibutuhkan adanya kaidah-kaidah bahasa.

Kaidah bahasa tersebut akan dijumpai dan dipelajari dalam ilmu linguistik. Tak hanya membutuhkan kaidah
bahasa, untuk memperlancar bahasa, individu juga perlu adanya kesiapan kognitif, afektif (ketenangan atau
keyakinan tanpa rasa cemas) serta aspek psikomotor (pelafalan yang fasih dan kemampaun dalam memilih kata
yang baik dan tepat.

Dan aspek-aspek ini seluruhnya didapatkan, dipelajari dan dipahami dalam studi ilmu psikolinguistik.

2. Menganalisa kesalahan berbicara menyimpang

Individu dianggap sebagai subjek yang dapat menjangkau aspek psikologi baik kognitif, afektif maupun psikomotor.
Aspek-aspek ini dibutuhkan saat kita menggunakan bahasa baik pada saat reseptif yakni menyimak dan membaca
atau saat produktif yakni berbicara dan menulis.

Garnham (Nababan, 1992:60-61) pernah meneliti kegiatan berbicara yang melakukan penyimpangan atau
kesalahan berbicara yang kurang benar. Ia mengatakan bahwa penyebab kesalahan ini disebabkan oleh kesaratan
beban (overloading), perasaan waswas, penguasaan materi yang kurang, pengaruh dari perasaan afektif,
kesukaran melafalkan kata-kata dan topik pembicaraan yang kurang dikuasai.

Perasaan waswas terkait dengan ranah afektif, kurang menguasai materi terkait dengan ranah kognitif dan sukar
melafalkan kata-kata terkait dengan psikomotor. Dengan psikolinguistik kesalahan pembelajaran bahasa yang
kurang benar dapat dianalisa.

3. Menjelaskan proses pemerolehan bahasa kedua (B2)

Pembelajaran bahasa yang mengacu pada proses pemerolehan bahasa kedua (B2) adalah pada saat seseorang
memperoleh bahasa pertamnaya (B1). Ada pakar yang menyebut sebagai pembelajaran bahasa (language learning)
dan ada yang menyebutnya sebagai pemerolehan bahasa (language acquisition) kedua. Istilah pembelajaran
diambil karena bahasa kedua dapat dikuasai dengan proses belajar yang berbasis formal.

Tentu hal ini berbeda dengan bahasa ibu yang dapat diperoleh secara ilmiah. Di dalam suatu masyarakat yang
bilingual atau multilingual, pemerolehan bahasa kedua bisa terjadi secara informal seperti di derah pinggiran
Jakarta dimana Melayu Betawi bercampur dengan bahasa Sunda. Sehinggga, mereka lebih condong berbahasa
dialek Jakarta dan berbahasa Sunda.

4. Menguasai kaidah-kaidah bahasa

Suwarno (2002:18) menjelaskan bahwa pembelajaran adalah usaha yang bertujuan dalam menguasai kaidah-
kaidah kebahasaan language or language usage, language learning is knowing about language, or formal
knowledge of a language. Jika rasa kebersamaan itu banyak sekali dipupuk, maka seluruh kaidah bahasa akan
mudah dipelajari dan diterapkan di banyak aspek.

Namun, pembelajaran bahasa tidak pernah membatasi setting yang yang harus menuntut dalam ramah yang
formal, seperti pembelajaran di kelas. Akan tetapi, pembelajaran formal tidak hanya terbatas pada suatu tempat
yang dibatasi oleh ruang seperti di dalam kelas. Sebab belajar dimanapun, asalkan tujuan belajar tersebut
diperuntukkan untuk menguasai kaidah kebahasaan, sama sekali tidak menjadi masalah.

5. Mengetahui kesiapan kognitif

Selain pada penguasan kaidah-kaidah bahasa yang diatur oleh psikolinguistik, peran selanjutnya adalah bagaiman
seseorang dapat bersiap secara kognitif untuk memperlancar komunikasi. Kesiapan kognitif meliputi penguasaan
kaidah bahasa dan materi yang telah disampaikan.

Kemudian kesiapan secara afektif, yakni perasaan tenang, percaya diri, yakin, tidak cemas, mampu mengurangi
rasa ragu dan was was serta masih banyak lagi. Secara psikomotor, seseorang juga diharapkan mampu melafalakan
suatu bahasa dengan fasih serta mampu memilih kata, frasa, klausa maupun kalimat. Hal-hal semacam ini hanya
ada pada bidang ilmu psikologi dan linguistik.

6. Mengenal manusia sebagai pemakai bahasa

Salah satu hal penting dalam hubungan psikolinguistik dengan pemerolehan bahasa adalah mengenal manusia
sebagai pemakai bahasa.

Dalam aspek ini, psikolinguistik menyediakan hal itu sebagai bentuk pemerolehan sebuah bahasa. Yang diperlajari
disini adalah sistem-sistem bahasa yang terdapat pada manusia seperti, cara manusia untuk menangkap ide-ide
orang lain dan bagaimana orang tersebut mengekspresikan ide mereka sendiri menggunakan bahasa, baik itu
secara tertulis atauipun tidak.

7. Bahasa adalah ekspresi

Hubungan psikolinguistik dengan pemerolehan bahasa selanjutnya adalah adanya hubungan kebutuhan-
kebutuhan kita untuk mengekspresikan dan mengomunikasikan melalui bahasa yang telah kita capai sejak kecil.
Maka, dalam hal ini psikolinguistik dalam pemerolehan bahasa adalah bagaimana menggabungkan antara
perasaan yang saat itu sedang kita rasakan dengan bahasa yang kita ucapkan.

Pada hakikatnya, psikolinguistik dan pemerolehan bahasa ditentukan oleh komponen yang terlibat dalam
pembelajaran, seperti siswa, guru dan bahasa yang terlibat dalam pembelajaran bahasa tersebut. Dalam ilmu
psikologi, kita mengenal siswa dan secara linguistik, lalu kita kenal bahasa dengan linguistik.

Tingkatkan pengetahuanmu akan jenis-jenis konsep diri, tanda-tanda depresi, cara menyembuhkan orang
depresi, terapi psikologi untuk depresi, kepribadian antisosial, fungsi jiwa dalam psikologi, fungsi fantasi dalam
psikologi, penyakit kejiwaan ringan, macam macam tingkah laku dalam psikologi, konsep diri dalam
psikologi, memori dalam psikologi, macam-macam taruma psikologis, cara melupakan cinta dalam diam psikologi
pendidikan, psikologi sosial, cabang cabang psikologi dan semoga bermanfaat.
10 Fungsi

Psikolinguistik Secara Umum


Bahasa adalah faktor penting dalam kehidupan manusia yang berhubungan dengan interaksi antara manusia satu
dengan manusia lainnya. Bahasa merupakan media untuk menyampaikan dan menyalurkan informasi apalagi
semenjak teknologi memasuki kehidupan manusia.

Perkembangan teknologi sekarang tidak hanya terjadi di suatu tempat secara langsung, namun dapat terjadi di
belahan dunia manapun dalam waktu yang bersamaan seperti video call, telepon atau chatting. Dengan
perkembangan bahasa yang semakin kompleks inilah, akhirnya muncul suatu disiplin ilmu bernama psikolinguistik.

Psikolingusitik menelaah suatu teori bahasa yang secara linguistik dapat diterima dan secara psikologi dapat
diketahui hakikat bahasa dan pemerolehannya. Aspek –aspek yang terdapat psikolingusitik adalah :

 Kompetensi yaitu proses bahasa dalam komunikasi dan pikiran

 Akuisisi atau pemerolehan bahasa

 Performansi atau pola tingkah laku berbahasa

 Asosiasi verbal dan persoalan makna

 Proses bahasan orang abnormal

 Persepsi ujaran dan bahasa

 Pembelajaran bahasa

Psikolinguistik yang berkembang secara pesat, kemudian memunculkan beberapa subdisiplin ilmu psikolinguistik
seperti :

1. Psikolinguistik Teoretis

Adalah subdisiplin pembahasan teori-teori bahasa yang berkaitan dengan proses mental manusia dalam berbahasa
misalnya pada rancangan fonetik, pilihan kata, sintaksis, wacana dan intonasi.

2. Psikolinguistik Perkembangan

Adalah subdisiplin yang berkaitan erat dengan proses pemerolehan bahasa baik itu pemerolehan bahasa pertama
(B1) maupun bahasa kedua (B2). Pemerolehan bahasa ini mengkaji proses semantik, fonologi dan sintaksis secara
bertahap.

3. Psikolinguistik Sosial

Adalah subdisiplin yang berkaitan dengan aspek-aspek sosial bahasa. Bahasa bukan hanya gejala dan indentitas
sosial saja, tetapi juga ikatan batin dan nurani yang seharusnya tidak ditinggalkan.
4. Psikolinguistik Pendidikan

Adalah subdisplin yang mengkaji pendidikan formal di sekolah. Dalam aspek ini akan dijelaskan peranan bahasa
dalam pengajaran membaca, kemahiran berbahasa, peningkatan kemampuan berbahasa untuk memperbaiki
kemampuan penyampaian pikiran dan perasaan.

5. Psikolinguistik Neurologi

Adalah subdisiplin yang mengkaji hubungan bahasa, berbahasa dan otak manusia. Pakar neurologi berhasil
menganalisis struktur biologis otak dan memberi nama bagian-bagian otak tersebut. Namun, pertanyaan mengenai
masukan bahasa dan keluaran bahasa yang diprogramkan dalam otak belum dijawab tuntas.

6. Psikonguistik Eksperimen

Adalah subdisplin yang melakukan eksperimen pada seluruh kegiatan bahasa dan berbahasa pada satu pihak serta
perilaku berbahasa dan akibat berbahasa pada pihak lain.

7. Psikolingusitik Terapan

Adalah subdisiplin yang berkaitan dengan penerapan subdisplin psikolinguistik yang lain. yang termasuk dalam
subdisplin ilmu ini adalah psikologi, linguistik, peraturan dan pemahaman, pembelajaran bahasa, pengajaran
membaca neurologi, psikiatri, komunikasi dan susastra.

Fungsi Psikolingustik

1. Menyelesaikan masalah dalam berbahasa

Fungsi psikolinguistik yang pertama adalah menyelesaikan permasalahan kompleks manusia dalam mempelajari
berbahasa, karena selain berkaitan dengan masalah berbahasa juga berkenaan dengan kegiatan berbahasa.
Seperti kita ketahui, kegiatan berbahasa tidak hanya berlangsung pada proses mekanistik, tetapi juga mentalistik
yang berarti berbahasa terjadi akibat proses kegiatan mental (otak). Psikolinguistik dapat membantu mengatasi
permasalah kegiatan berbahasa tersebut.

2. Menjelaskan bahasa secara psikologi dan lingusitik

Dalam hal ini, psikolinguistik menemukan bahasa yang masih dalam ranah linguistik dan menjabarkan proses-
proses psikologi yang berlangsung saat individu mendengar lalu mengucapkan kalimat-kalimat yang didengarnya
saat berkomunikasi. Dari sinilah akan muncul teori bahasa yang secara linguistik dapat diterima dan secara
psikologi dapat menjabarkan hakikat bahasa dan cara pemerolehannya.

3. Berbahasa melahirkan pengalaman

Seperti kita ketahui, psikolinguistik adalah ilmu tentang kebahasaan. Dan kebanyakan dengan berbahasa akan
melahirkan pengalaman yang luar biasa ditambah dengan emosi yang kuat. Apabila menciptakan pengalaman
bahasa akibat dari tekanan emosi yang kuat, maka kalimat eklamasi akan muncul. Apabila pengalamannya lahir
karena keinginan berkomunikasi, maka akan lahir ucapan deklarasi. Kemudian jika keinginan berkomunikasi ini
menjadi keinginan untuk mengetahui sesuatu, maka lahirlah ucapan interogasi.

4. Menghubungkan bahasa dan otak

Kompetensi dan performansi berbahasa merupakan pekerjaan otak. Otak bekerja karena mekanisme saraf. Ilmu
tentang urat saraf (neuron), penyakit urat saraf (neurosis) dan gangguan saraf (neurotik) disebut dengan islah
neurologi. Fritz dan Hitzig (1874) mengelompokkan otak manusia terdiri dari hemisper kiri (left hemisphere) dan
hemisper kanan (right hemisphere). Fungsi dari masing-masing bagian otak ini memiliki fungsi berbeda. Hemisper
kanan memiliki fungsi untuk mengawai kesadaran letak tubuh dan anggota badan lainnya. Ia juga bertugas
mengenal secara detail ruang untuk mengontrol anggota gerak yang terletak di sebelah kiri sebelah kiri. Adapun
hemisper kiri bertugas sebagai daerah pusat kemampuan berbicara dan mengontrol anggota gerak sebelah kanan.

5. Menganalisa kesalahan pengucapan

Fauziati (1861) menyebutkan bahwa kemampuan berbicara berpusat pada otak sebelah kiri atau hemisper kiri
agak ke depan dan biasa disebut sebagai daerah Broca dimana daerah ini berfungsi untuk penguasaan ujaran.
Apabila bagian depan (anterior) hemisper kiri terluka atau sedang sakit, maka kita akan mengalami gangguan
artikulasi atau pengucapan. Misalnya saja ucapan kuran jelas, lafal kurang baik, kalimatnya menjadi tidak
terstruktur dan tidak lancar dalam, berbicara. Namun, penderita penyakit tersebut masih bisa mengucapkan
kalimat bermakna sesuai dengan apa yang sedang dibicarakan. Para neurolog biasa menyebut penyakit ini dengan
Broca’s aphasia.

6. Menghubungkan bahasa dan pikiran

Hubungan bahasa dan pikiran disebut mental lexicon.Crystal dalam Syamsur, 2010 mengatakan bahwa mental
leksikon merupakan aspek yang berfokus pada proses yang terjadi dalam otak tentang apa yang diketahui banyak
orang dan leksikal bahasannya. Menurut ahli psikolinguistik, pengetahuan tentang kata didasari tiga hal yakni
pengetahuan bagaiamana kata diucapkan, pola-pola gramatikal, bagaimana kata digunakan serta apa makna dari
sebuah kata. Atau dalam artian jumlah kata seorang pengguna bahasa membentuk mental leksikonnya.

7. Mengetahui fungsi memori otak

Psikolinguistik juga memberikan pengetahuan lebih banyak akan fungsi-fungsi memori dalam otak kita yang
terbagi menjadi tiga aspek , yakni sensory register, short term memory dan long term memory (Taylor dalam
Fauziati,2008).

 Sensory register adalah tempat dimana stimulus diterima, kemudian ditaham beberapa saat, dianalisa
sebentar lalu diteruskan. Sensory register ini bertugas dalam pemerolehan bahasa lisan dan tulisan. Ketika
seseorang memproduksi kara, maka gambaran visualnya akan tersimpan dalam sensory register dan
kemudian diteruskan ke short term memory

 Short term memory adalah tempat informasi yang ditahan dalam waktu yang singkat selama pemrosesan
pesan. Informasi yang berada di dalam short term memory akan diproses sesuai prosedur. Apabila hal itu
dinggap penting, maka akan diteruskan ke long term memory

 Long term memory merupakan tempat tersimpannya memori secara permanen. Long term memory ini
dibagi menjadi dua jenis, yaitu episodic memory yang terfokus pada fakta dan kejadian yang pernah
dialami oleh individu fan semantic memory yang terfokus pada pengetahuan, kebenaran umum, konsep
dan kosakata yang dimiliki individu

8. Mengetahui “Silent Period”

Dalam masa lateralisasi, ada yang namanya silent period dimana seorang anak dibawah usia 5 tahun akan
mengalami masa diam. Diam yang dialami bukan diam sebenar-benarnya diam, namun karena si anak tidak
mendapat input dari lingkungan dan tidak mengetahui ujaran dari orang-orang disekitarnya.

Si anak akan terus menerima informasi dan di akhir silent period, ia akan mampu menggunakan bahasa layaknya
orang dewasa. Saat masa ini, orang tua diharapkan terus memberi input agar si anak dapat menyerap lebih banyak
bahasa.

9. Mengetahui proses pemerolehan bahasa pertama


Proses yang terjadi saat anak memperoleh bahasa pertamanya adalah proses kompetensi dan proses performansi.
Dalam proses performansi terdiri dari dua aspek yakni proses penerbitan dan proses menghasilkan kalimat-
kalimat. Proses pemahaman terdri dari kemampuan mengamati dan mempersepsi kalimat-kalimat yang didengar,
sedangkan penerbitan melibatkan kemampuan mengeluarkan kaimat sendiri.

10. Mencari suatu teori bahasa

Fungsi psikolingustik berikutnya adalah bagaiamana seseorang menemukan suatu teori bahasa yang dapat
diterima dari segi linguistik dan dari segi bahasa dapat diperoleh hakikat bahasanya dan bagaimana individu
memperolehnya. Psikolingustik dapat menerangkan hakikat struktur bahasa, bagaimana struktur itu diperoleh,
waktu ketika bertutut dan kapan memahami kalimat-kalimat dalam pertuturan itu.

Demikian fungsi psikolinguistik. Tingkatkan pengetahuan akan jenis-jenis konsep diri, tanda-tanda depresi, cara
menyembuhkan orang depresi, terapi psikologi untuk depresi, kepribadian antisosial, fungsi jiwa dalam
psikologi, fungsi fantasi dalam psikologi, penyakit kejiwaan ringan, macam macam tingkah laku dalam
psikologi, konsep diri dalam psikologis, memori dalam psikologi, macam-macam taruma psikologis, cara melupakan
cinta dalam diam psikologi pendidikan, psikologi sosial, cabang cabang psikologi dan semoga bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai