Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

HISTORY OF ENGLISH LITERATURE


SEJARAH KESUSASTRAAN INGGRIS PADA PERIODE
TRANSISI (EARLY MODERN PERIOD)
Dosen Pembimbing :
Ahmad Ghozi, SS., M.A

Disusun oleh
Nailu Fadhlatil Aidati (16320010)

KELAS C
JURUSAN SASTRA INGGRIS
FAKULTAS HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK
IBRAHIM MALANG
2018
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim…

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Sejarah Kesusatraan Inggris Pada Periode Transisi” yang
ditulis untuk memenuhi tugas matakuliah History of English Literature.

Dalam pembuatan makalah ini mulai dari perancangan, pencarian bahan,


sampai penulisan, kami mendapat bantuan, saran, petunjuk, dan bimbingan dari
banyak pihak. Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada teman-
teman dan seluruh pihak yang ikut partisipasi dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini banyak memiliki kekurangan dan jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca untuk perbaikan di masa yang akan datang, dan kami juga berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Malang, 13 Oktober 2018

Penulis

History of English Literature


(Early Modern Period) i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i

DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang .................................................................................................... 1


1.2. Rumusan Masalah............................................................................................... 1
1.3. Tujuan ................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 2

2.1 Tinjauan Sejarah Periode Transisi ...................................................................... 2


2.2 Tinjauan Kesusatraan.......................................................................................... 8
2.3 Tokoh dan Karya Sastra.................................................................................... 12

BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 17

3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 18

History of English Literature


(Early Modern Period) ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Kemajuan peradaban bangsa Inggris di zaman modern ini tidak terlepas dari
perkembangan yang bisa dilihat dari sejarah zaman dahulu. Secara garis besar,
sejarah perkembangan bangsa Inggris dibagi menjadi periode kuno yakni Old
English, periode pertengahan atau disebut Middle English dan periode modern
yakni Modern English. Periode kuno dipenhi oleh kependudukan bangsa Kelt,
Anglo-Saxon serta kekaisaran Roma. Stelah periode kuno berakhir,
perkembangan bangsa Inggris berada pada periode pertengahan yang ditandai
dengan adanya pengaruh kekuasaan Norman Perancis yang menghasilkan banyak
perkembangan pada berbagai aspek kehidupan. Meskipun kekuasaan ini dipenuhi
dengan kekerasan dan ketidakadilan, namun system-sitem pemerintahan bangsa
Norman telah memberikan pengaruh tersendii dalam perkembangan aspek
kehidupan seperti aspek politik, sosial, budaya, ekonomi dan juga sastra.

Sastra juga menjadi aspek yang penting dalam perkembangan bangsa Inggris.
Sejarah perkembangan sastra juga memberikan gambaran terhadap perkembangan
bangsa Inggris di berbagai aspek kehidupan. Salah satunya adalah masa dimana
bangsa Inggris bangkit setelah mengalami perebutan Bahasa oleh Perancis atau
sering disebut dengan periode Renaissance. Periode ini awal dari perkembangan
bangsa Inggris di era modern. Makalah ini akan menjelaskan sejarah serta aspek-
aspek kehidupan pada akhir abad 15 yang menjadi tombak perkembangan
peradaban bangsa Inggris.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana tinjauan sejarah pada periode transisi?
2. Bagaimana tinjauan kesusastraan pada periode transisi?
3. Siapa tokoh sastra dan hasil karyanya pada periode transisi?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui bagaimana tinjauan sejarah pada periode transisi?
2. Mengetahui bagaimana tinjauan kesusastraan pada periode transisi?
3. Mengetahui siapa tokoh sastra dan hasil karyanya pada periode transisi?

History of English Literature


(Early Modern Period) 1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tinjauan Sejarah Periode Transisi
a. Periode Transisi (Early Modern Period/ The Renaissance)
Istilah ‘Renaissance’ berasal dari Bahasa Perancis yang berarti rebirth
yakni kelahiran kembali atau dalam bahasa Latin disebut ‘renascentia’
(Paul Poplawski: 2008) Istilah ini digunakan untuk merujuk pada lahirnya
kembali kajian pada penemuan ratusan manuskrip Yunani dan Latin yang
telah hilang selama Abad Pertengahan. Periode ini dimulai pada akhir abad
15 sampai pertengahan abad 16 atau tepatnya yakni dari tahun 1485-1660
M. Istilah Renaissance muncul pada abad ke 16 untuk menggambarkan
periode dimana adanya pembaharuan (renewal) terhadap teks-teks dari
bahasa Latin dan budaya Romawi menjadi fokus perhatian intelektual.

Jika dikatakan secara lebih umum, istilah ‘Renaissance’ digunakan


para ahli sejarah dan kritikus sastra untuk menunjukkan periode yang
ditandai dengan adanyar gerakan budaya (cultural movements) yakni pada
aspek seni, politik, agama serta karya sastra (Paul Poplawski: 2008).
Perkembangan seni, arsitektur, politik serta kajian sastra dapat dilihat pada
akhir periode pertengahan (Middle Ages) dan pada awal periode modern
yang banyak dipengaruhi oleh model bangsa Latin dan Roman (Margaret
Drabble : 1995). Menurut Edward Albert (49), Pada periode ini terdapat
pembaharuan tentang perhatian besar terhadap ilmu pengetahuan,
perubahan idealisme agama, munculnya dunia sastra yang baru serta
besarnya perubahan hati dan mindset masyarakat. Periode ini sering
dinamakan periode transisi karena meliputi suatu jangka waktu antara dua
tokoh besar dalam kesusastraan Inggris, ialah Chaucer dan Shakespear
(Samekto 1976:11). Istilah ‘Renaissance’ sudah digunakan sejak abad ke
20 terhadap periode sebelumnya yang menunjukkan perhatian baru
terhadap kajian periode kuno dan periode Charlemagne. (Margaret
Drabble : 1995). Para ahli sejarah lebih memilih istilah ‘early modern’
untuk menunjukkan periode dimana adanya ‘cultural renewal’ ini.

History of English Literature


(Early Modern Period) 2
b. Kedaulatan Tudor (Tudor sovereignty 1485-1603)

Tema besar sejarah Tudor adalah Reformasi, yakni transformasi


Inggris dari Katolik ke Protestanisme. Kedaulatan ini meliputi masa
Elizabethan selama pemerintahan Elizabeth I sampai pada tahun 1603.
Raja pertamanya ialah Henry VII. Menurut John Guy (1998:32), Inggris
secara ekonomi lebih sehat, lebih luas, dan lebih optimis di bawah Tudors
daripada kapan saja dalam kurun waktu seribu tahun.

Reformasi yang terjadi pada periode Tudor ini berupa perubahan


agama di Inggris. Dari empat penguasa di periode Tudor yakni Henry VIII,
Edward VI, Mary I, dan Elizabeth I memiliki pendekatan yang sangat
berbeda terhadap aspek agama. Henry VIII menggantikan paus sebagai
kepala Gereja Inggris akan tetapi tetap mempertahankan doktrin Katolik.
Raja Edward VI memaksakan Protestanisme yang sangat ketat. Sedangkan
Mary I berusaha untuk mengembalikan Katolisisme. Terakhir adalah
Elizabeth I tiba pada posisi berkompromi yang mendefinisikan Gereja
Protestan yang tidak cukup Protestan di Inggris. Ini dimulai dengan
tuntutan yang mendesak dari Henry VIII untuk pembatalan pernikahannya
yang ditolak Paus Clement VII (Peter H. Marshall:2017)

Jika dirangkum secara sekilas, masa pemerintahan dinasti Tudor


adalah sebegai berikut. Awalnya, Henry VII memimpin secara monarki
(turun temurun) yang diperkuat dengan melakukan kontrol yang semakin
terpusat atas negara. Namun, ia dan para penerusnya dirundung oleh
legitimasi dinasti mereka yang dipertanyakan. Masalah tersebut datang
kpada masa kekuasaan Henry VIII yang mengalami kegagalan berulang
dalam menghasilkan pewaris laki-laki. Henry berusaha untuk menikah
lagi, tetapi Paus menolak untuk membubarkan pernikahannya dengan
Catherine dari Aragon. Ini menyebabkan Henry melepaskan diri dari
Gereja Katolik. Setelah beberapa perkawinan, ia mengkaruniai seorang
putra, yakni Edward VI yang sakit-sakitan. Edward kemudian stelah
meninggal enam tahun masa pemerintahannya. Kemudian Dia digantikan
oleh saudara tiri sulungnya Mary I. Mary adalah istri Raja Philip II dari

History of English Literature


(Early Modern Period) 3
Spanyol, seorang raja Katolik yang kukuh. Kemudian di Inggris terdapat
pembagian golongan yakni menjadi pro-Katolik dan pro-Protestan kamp,
di mana divisi agama dan politik tidak dapat dipisahkan. Namun, pada
kematian Mary, dia digantikan oleh saudari tirinya, Elizabeth I. Elizabeth
tidak pernah menikah dan meninggal tanpa pewaris pada tahun 1603.
Kemudian ahli waris yang ditunjuk adalah James VI dari Skotlandia, putra
Mary Queen of Scots (1542-1567). Mary adalah cucu dari saudara
perempuan Henry VIII yakni Margaret, yang menikah dengan dinasti
Stuart di Skotlandia (istri dari Yakobus IV). Dengan demikian Mary selalu
menjadi penuntut potensial tahta Inggris, dan Elizabeth akhirnya dipaksa
untuk mengeksekusinya pada 1587. Namun, dengan menjadikan putra
Mary sebagai pewarisnya, Elizabeth mendapatkan suksesi yang mudah
raja Skotlandia dan transisi yang mudah dari Tudor ke dinasti Stuart.

c. Pemerintahan Tudor

1. Henry VII (1485–1509)


Henry VII ialah pendiri dari House of Tudor. Ia menjadi raja Inggris
setelah berhasil mengalahkan raja Richard III pada pertanrungan Borsworth
pada 22 Agustus 1485 yang menjadi puncak dari The War of Roses yakni
perang antara kedua kerjaan besar di Inggris. Henry ialah petarung tearkhir
dari kubu House of York dan Richard berasal dari kubu House of Lancaster.
Henry VII kemudian menikah dengan Elizabeth dari York. Mereka dikaruniai
seorang anak laki-laki yang akan mewarisi tahtanya, yakni Henry VIII. Henry
terlibat dalam sejumlah inisiatif administratif, ekonomi, dan diplomatik.
Ketika Henry VIII menggantikannya, dia mengeksekusi dua kolektor pajak
yang paling dibenci Henry VII (Steven Gunn 2016)
2. Henry VIII 1509–1547

Henry VIII ialah putra dari Henry VII. Ia mewarisi tahta ayahnya untuk
memimpin dinasti Tudor. Ia melakukan pernikahan sebanyak enam kali
dengan tujuan untuk mengkaruniai seorang putra pewaris kerajaan. Kurang
lebih selama dua puluh tahun ia belum juga mendapatkan keturunan. Sehingga
ia memutuskan untuk melakukan pembatalan pernikahan. Akan tetapi hal itu

History of English Literature


(Early Modern Period) 4
ditolak oleh Paus. Karena kecewa, Henry mebuat kebijakan baru yakni
memisahkan Inggris dari Gereja Katolik Roma dan menjadikan dirinya sendiri
sebagai kepala tertinggi gereja di Inggris. Perubahan dibidang agama dan
politik sangat terlihat pada masa pemerintahannya. Henry menolak Paus
menjadi kepala Gereja di Inggris. Ia bersikeras bahwa kedaulatan nasional
membutuhkan supremasi absolut raja. Atau dengan kata lain, ia menobatkan
dirinya sebagai kepala Gereja sakaligus kepala Negara. Dia memutus
hubungan dengan gereja Katolik sehingga menjadikan posisi Protestan
menjadi sangat penting dalam urusan hubungan dengan Tuhan. Ini merupakan
pengembangan utama pada masa pemerintahannya. Sampai pada akhirnya ia
memiliki seorang anak laki-laki yang mewarisi tahtanya yakni Edward VI.

Edward meninggal setelah enam tahun masa pemerintahannya karena


menderita sakit. Dalam kebijakan luar negeri, ia fokus untuk memerangi
Prancis namun hasilnya kurang memuaskan sehingga ia harus berurusan
dengan Skotlandia, Spanyol, dan Kekaisaran Romawi Suci, seiring dengan
mobilisasi militer atau peperangan yang sangat mahal yang menyebabkan
pajak tinggi. Keberhasilan militer utama datang ke Skotlandia.

3. Edward VI: 1547–1553

Edward adalah putra dari Henry VIII dengan permaisurinya yakni Jane
Seymour. Edward menjadi pewaris tahta ketiga dari dinasti Tudor. Ia menjadi
raja pada usia 10 tahun (menjadi dewan kabupaten). Ia adalah raja Protestan
Inggris pertama. Edward menjadi raja setelah meninngalnya ayahnya yakni
Henry VIII. Pada tahun 1946 kesehatan Henry mulai memburuk. Hal tersebut
ditanggapi oleh beberapa orang yang ingin mengambil alih kekuasaan Henry
yang akan jatuh ke putranya. Mereka antara lain ialah Stephen Gardiner dan
Thomas Howard, Adipati Norfolk ke-3 yang menentang adanya refomasi
agama. Namun pada saat raja Henry meninggal, kekusaan tetap dipegang oleh
kubu pro-reformasi di bawah kekuasaan putra kerajaan yakni Edward
Seymour (WK Jordan :1968)

Pemerintahan Edward ini menunjukkan kemenagan Protestan di Inggris.


Saat Edward dinobatkan menjadi raja dibarengi dengan pemilihan Lord

History of English Literature


(Early Modern Period) 5
protrector dari kerajaan yakni Somerset. Somerset adalah paman dari raja
Edward. Ia adalah kakak laki-laki dari mendiang ratu Jane Seymour ibu dari
raja Edward. Pada hakikatnya, terpilihnya Somerset menjadi Lord Protecto
berarti ia memerintah inggris dari mulai tahun 1543-1547. Kebijakan-
kebijakan yang diambil oleh Somerset terhadap umat Ktolik cuuplah keras.
Kebijakannya sempat mengundang beberapa kecaman. Somerset sering
digambarkan sebagai penguasa yang arogan, tanpa keterampilan politik dan
administrasi yang diperlukan untuk mengatur negara Tudor (David Loades
:2000)

Setelah itu, John Dudley yakni mantan sekutu Somerset yang


menggulingkannya langsung bergerak cepat mengambil alih administrasi yang
hampir bangkrut pada tahun 1549 (David Loades :2008). Bekerja sama
dengan Thomas Cramner , Uskup Agung Canterbury, Dudley menjalankan
kebijakan agama Protestan yang cukup bersifat agresif. Mereka
mempromosikan reformis radikal ke posisi Gereja yang tinggi, dengan
menyerang para uskup Katolik. Penggunaan Kitab Doa Umum menjadi hukum
pada tahun 1549 yakni doa yang dipanjatkan harus berbahasa Inggris bukan
Latin. Misa juga tidak lagi dirayakan, dan pengabaran menjadi pusat
pelayanan di gereja.

Ortodoksi Protestan baru untuk Gereja Inggris diekspresikan dalam


“Empat Puluh Dua Pasal Kepercayaan” pada tahun 1553. Akan tetapi ketika
raja Edward tiba-tiba mati, upaya Dudley pada menit terakhir untuk membuat
menantu perempuannya, Lady Jane Grey untuk menjadi penguasa baru
ternyata gagal. Queen Mary kemudian mengambil alih dan memenggalnya
(Dickens :230-58.)

4. Mary I : 1553-1558

Mary adalah anak perempuan dari raja Henry VIII dengan permaisurinya
yakni Catherine dari Aragon. Mary adalah istri Raja Philip II dari Spanyol,
seorang raja Katolik yang kukuh Mary dikenang karena usahanya yang kuat
untuk memulihkan agama Katolik Roma setelah perjuangan hidup singkat raja
Edward untuk menghilangkan Katolik di Inggris. Christopher Haigh

History of English Literature


(Early Modern Period) 6
(1992:203) yang berani menilai kembali sejarah agama pemerintahan Mary
melukiskan kebangkitan perayaan keagamaan dan kepuasan umum terhadap
kembalinya praktik-praktik Katolik lama. Pembentukan kembali agama
Katolik Roma dibalikkan oleh adik perempuannya yang lebih muda dan yang
penggantinya, yakni ratu Elizabeth I.

Para penulis dari kaum Protestan pada saat itu memberikan kecaman dan
penilaian yang sangat buruk kepada Mery. Mary dianggap menganiaya orang-
orang Protestan tanpa ampun (dipenggal, dibakar) sehingga mereka menjuluki
Mary dengan sebutan “Bloody Mary”. Pada buku yang dibuat oleh Foxe yakni
Actes and Monuments (1563) mengajarkan kepada umat Protestan bahwa
Mery adalah tiran (pemegang kekuasaan yang mementingkan kepentingan
pribadi) yang haus darah. Christopher Haigh (1992:234) memberikan
kesimpulan bahwa tahun-tahun terakhir pemerintahan Mary bukanlah
persiapan bagus untuk kemenangan Protestan, akan tetapi merupakan
konsolidasi kekuatan Katolik yang berkelanjutan. Para sejarawan Katolik,
seperti John Lingard berargumen bahwa kebijakan Mary gagal bukan karena
apa yang mereka lakukan adalah salah, akan tetapi karena Mary terlalu
tergesa-gesa dalam menetapkannya.

Meskipun pemerintahan Mary pada akhirnya tidak efektif dan tidak


populer, akan tetapi inovasinya terhadap reformasi fiskal, ekspansi angkatan
laut, dan eksplorasi kolonial kemudian dipuji sebagai prestasi Elizabethan
(Robert Tittler 1991:80).

5. Elizabeth I: 1558-1603

Elizabeth merupakan putri dari Henry VIII dan Anne Boleyn. Ia


menggantikan Mary yakni saudara tirinya untuk memegang kekuasaan di
dinasti Tudor. Ia dijuluki "The Virgin Queen" (Ratu Perawan), "Gloriana",
atau "Good Queen Bess". Ia membawa stabilitas dan kedamaian pemerintahan
Inggris sehingga periode ini disebut Zaman Keemasan (The Golden Age)
dimana terdapat perkembangan politik, sosial dan budaya (Paul Hilliam
:2005). Elizabeth adalah penguasa monarki kelima dan terakhir dari Dinasti
Tudor. Pemerintahan Elizabeth menandai titik balik menentukan agama dalam

History of English Literature


(Early Modern Period) 7
sejarah bangsa Inggris, yakni sebagai negara yang didominasi Katolik pada
awal pemerintahannya lalu didominasi Protestan pada akhir pemerintahannya.
Meskipun Elizabeth mengeksekusi 250 imam Katolik, ia juga mengeksekusi
beberapa orang Puritan ekstrem, Secara keseluruhan ia mencari posisi
konservatif moderat dengan memadukan kontrol katas gereja den dengan
mengkombinasi ritual yang didominasi Katolik, dan teologi yang didominasi
Calvinis.

Pada masa ini, semua kebijakan yang dibuat oleh Mary Tudor dihapuskan.
Kemudian Elizabeth menjadi kepala gereja Inggris. The Book of Common
Prayer (kitab doa umum) harus digunakan di seluruh gereja. Seluruh umat
gereja harus mendatangi pusat pelayanan gereja. Jika mereka melanggar,
mereka akan mendapatkan denda.

2.2 Tinjauan Kesusatraan


Selain disebut sebagai periode Transisi, periode ini juga di sebut sebagai
periode imitatif (Samekto 1976:11). Dikatakan sebagai periode imitatif karena
jika dilihat dari tinjauan kesusatraan, karya sastra yang dihasilkan pada
periode ini mendapat banyak pengaruh dari sastrawan besar dan paling
berpengaruh pada periode pertengahan, yakni Chaucer. Pengaruh yang
dibawa oleh Chaucer berdampak pada periode-periode setelahnya, terutama
pada periode Trasnsisi. Pengaruh tersebut berdampak pada karya sastra
meliputi puisi, prosa, dan drama. Adapun berikut adalah tinjauan kesusatraan
pada periode transisi yang banyak dipengaruhi oleh Chaucer.

a. Puisi

Pengaruh Chaucer terhadap pembuatan puisi pada periode transisi


sangatlah besar. Hampir seluruh penyair pada periode ini menghaslkan karya
sastra yang memiliki karakteristik seperti karya Chaucer. Para penyair puisi
tersebut antara lain John Lydgate, Stephen Hawes, dan John Skelton.
Pengaruh Chaucer ini juga menyebar hingga ke Skotlandia. Di sana terdapat
beberapa penyair terkenal yang disebut “Scottish Chaucerians”. Dari sebutan
tersebut menunjukkan besarnya pengaruh Chaucer pada periode Transisi. Puisi
yang muncul pada periode ini antara lain bergenre romance (oleh Lydgate),

History of English Literature


(Early Modern Period) 8
alegori (oleh Dunbar), satiris (kritik) kepada gereja dan pemerintah, sajak
pastoral (oleh Henryson) dan lain sebagainya. Sajak pastoral ini pada masa
kuno sudah digunakan oleh Virgil dan Theocritus dan menjadi bentuk yang
biasa digunakan dalam menulis puisi di Perancis, Italia dan Spanyol sebelum
sajak ini muncul di Inggris pada abad ke 16 (Edward Albert 2000:59).

Jika ditinjau dari segi literary style, penyair-penyair seperti Lydgate,


Skelton, dan Hawes meteran sering diklaim memiliki mutu yang rendah.
Dalam karya mereka terdapat sedikit jejak imajinasi dan ungkapan puitis yang
nyata dengan menggunakan kosakata yang tidak mencolok. Jika dibandingkan
dengan Chaucer, karya mereka tampak kekanak-kanakan dan tidak kompeten
(Edward Albert 2000:59). Meskipun banyak pengaruh yang diberikan oleh
Chaucer pada masa ini, namun hasil karya para penyair pada periode ini tidak
bisa mengikuti atau mengadaptasi dengan baik karya-karya Chaucer. Akan
tetapi, pada puisi-puisi Skotlandia ternyata cukup bisa mengikuti jejak
Chaucer dengan baik. Mereka banyak melakukan aktifitas terkait puisi.
Adapun ciri-ciri puisi Skotlandia yakni berisi fitur-fitur tentang humor,
terkadang cenderung vulgar, berupa catatan hasrat yang berlebihan, alam dan
manusia serta masih banyak fitur yang lain (Edward Albert 2000:69).

Pada periode transisi juga mulai muncul warna baru terhadap kesusastraan
Inggris. Hal ini ditandai dengan munculnya karya-karya oleh Sir Thomas
Wyatt dan Henry Howard, the Earl of Surrey. Karya kedua penyair ini
menunjukkan beberapa pengaruh kesusatraan Italia. Pengaruh tersebut dapat
dilihat dari bentuk maupun tema puisi yang dibuat. Pada periode ini juga
mulai muncul bentuk baru dalam kajian teori sastra dalam puisi yang
dicetuskan oleh Wyatt dan Surrey, yakni sonnet dan iambic pentameter yang
digunakan pertama kali oleh Surrey pada karyanya yakni Virgil’s Aeneid II
dan IV. Istilah iambic pentameter juga dikenal sebagai isstilah ‘blank
verse/unrhymed’ (Michael Alexander :2000). Bentuk tersebut kemudian
digunakan oleh sastrawan-sastrawan sesudahnya seperti Shakespear dan
Milton.

History of English Literature


(Early Modern Period) 9
b. Prosa

Pada periode ini tidak terdapat pencapaian yang besar. Akan tetapi,
terdapat fakta yang menunjukkan mulai memudarnya pengaruh bahasa Latin
dimana bahasa Inggris sudah mulai difokuskan kembali. Pada periode ini,
karya prosa mulai muncul dalam bentuk karya teologis. Salah satu tokohnya
ialah Fisher dan Cranmer. Terdapat pula prosa bentuk sejarah yang salah satu
karya yang populer yakni Chronicle of England of Capgrave (1393-1464)
(Edward Albert 2000:60).

Jika ditinjau dari segi literary style (gaya kesusastraan), pada masa ini
terdapat peningkatan keterampilan para sastrawan dalam membuat prosa. Hal
ini dikarenakan adanya peningkatan latihan yang dilakukan oleh para
sastrawan. Pada periode ini juga mulai muncul perkembangan persepsi tentang
keindahan ritme dan irama (Edward Albert 2000:69).

Pada periode transisi terdapat karya sastra berupa prosa yang sangat
berpengaruh di kalangan rakyat, yakni terjemahan Kitab Perjanjian baru pada
tahun 1525 oleh William Tyndale. (Samekto 1976:12). Terjemahan ini
menggunakan bahasa Inggris standar yang tersebar luas ke seluruh pelosok
negeri baik di kalangan elit maupun kalangan rakyat jelata. Terjemahan ini
diguanakan di seluruh gereja dan menjadi dasar dari ‘authorized version’
yakni terjemahan kitab Injil yang menggunakan bahasa Inggris standar yang
diterbitkan pada tahun 1611. Jadi menurut Michael Alexander (2000), pada
periode transisi ini, karya sastra berupa prosa memiliki tema besar berupa
religious prose (prosa keagamaan).

c. Drama

Pada periode transisi, drama juga mengalami perkembangan terutama pada


jenis drama. Sebelumnya, drama yang dimainkan berisi tentang kehidupan
orang suci atau kisah-kisah yang diambil dari kitab Injil yakni pada tahun
1540-1579 yang dikenal dengan sebutan “mystery” dan “miracles”. Atau
dapat dikatakan bahwa sebelumnya drama berupa terjemahan dari teks
keeagamaan (Michael Alexander :2000) Akan tetapi, pada periode ini

History of English Literature


(Early Modern Period) 10
munculah jenis drama baru yang dikenal dengan ‘morality-plays’ yang
menggambarkan kehidupan umat manusia secara umum seperti kejahatan,
kebaikan, dll. Drama tersebut memepertunjukkan kebajikan dan kejahatan
dalam bentuk kreasi alegori. Fitur penting dalam permainan drama ini yakni
adanya pengembangan karakterisasi. (Edward Albert 2000:66). Menurut
Samekto (1976:13), tujuan utama dari morality adalah untuk mengajarkan
moral. Salah satu drama yang terkenal yang berisi tentang pengajran moral
yakni “Everyman” yang penciptanya tidak diteahui (anonimous).

Selain ‘morality’, terdapat pula jenis drama baru yakni “Interlude”. Istilah
interlude berasal dari bahasa Latin yakni dari kata ‘between’ + ‘game’ yang
berarti ‘a moral play offered between courses’ (Michael Alexander :2000).
Atau dengan kata lain drama ini berisi tentang moral entertainment (hiburan
moral). Menurut Samekto (1976:13), interlude ini mempunyai tujuan untuk
menghibur namun didalamnya masih terdapat pengajaran moral. Drama ini
biasanya dimainkan untuk kalangan atas. Salah satu drama yang terkenal
yakni “Fulgens and Lucres” karya Henry Medwall. Menjelang akhir periode
mulai dunia drama mulai mengenal dan menerima karya-karya Yunani dan
Romawi.

Berikut adalah ciri-ciri kesusastraan pada periode transisi menurut Edward


Albert (2000:49)

1. Minimnya materi.
Jika dilihat dari cukup panjangnya waktu pada perode ini, fakta
menunjukkan bahwa adanya kekurangaan atau bahkan miskinnya materi
yang menyebabkan minimnya output dari hasil karya satra yang ada pada
periode ini. Pada periode transisi ini tidak terdapat puisi bahasa Inggris
yang memiliki konsekuensi apapun. Karya sastra berupa prosa juga
memiliki kualitas dan kuantitas yang sangat minim. Akan tetepai kondisi
ini ditolong oleh para penyair dari Skotlandia yang disebut ‘Scottish Poets’
yang karya-karyanya banyak mengadaptasi karya-karya Chaucer.
2. Scottish Poetry

History of English Literature


(Early Modern Period) 11
Di Skotlandia terdapat beberapa masalah yang menyebabkan adanya
keterhambatan peerkembangan karya sastra. Masalah-masalah tersebut
antara lain kemiskinan dan perpecahan di Skotlandia, pemutusan stimulus
intelektual dari pemikiran bangsa Inggris, kurangnya fasilitas pendidikan
dan lain-lain. Akan tetapi permasalahan dan kerugian ini tidak berlangsung
lama.
3. Pengembangan drama
Popularitas drama romantic hampir hilang pada perode ini. Drama yang
berkembang sejalan dengan perkembangan pemikiran masyarakat pada
masa itu. Konten drama juga mulai dipikirkan dari segi output-nya. Salah
satunya yakni drama jenis ‘morality’.
4. Pentingnya periode transisi
Pada periode ini, dorongan sastra sudah mulai muncul.

2.3 Tokoh dan Karya Sastra


a. Puisi
Tokoh Karya Keterangan

John Lydgate (1370- Troy Book, Siege of Lydgate adalah


1451) Thebes, The Monk's Tale, penerjemah cerita moral
Fall of Princess. dan keagamaan. Ia adalah
penggemar Chaucer.
Namun karya-karyanya
lebih condong meniru
gaya para penyair
Perancis.

Stephen Hawes -The History of Graunde Ia adalah seorang penyair


(meninggal tahun 1532) Amour and la bel pucel, yang banyak
conteining the knowledge menciptakan alegori.
of the seven sciences and Namanya tidak terlalu
the course of mans life in dikenal. Akan tetapi
this Wolrde or the perannya dalam

History of English Literature


(Early Modern Period) 12
Passetyme of pleasure pembakuan bahasa
Inggris cukuplah besar.
-The Conversyen of
Swerers

John Skelton (1460- Bowge of Court Mulai muncul puisi satire


1529) yang mengkritik
kehidupan istana dan
gereja. John Skelton, juga
dikenal sebagai John
Shelton (sekitar 1463 - 21
Juni 1529). Ia adalah
seorang penyair dan guru
bahasa Inggris untuk Raja
Henry VIII dari Inggris

Scottish Poets Penyair-peyair di


Skotlandia

a. Robert Henryson The Testament of Karya ini berisi tentang


(1430-1506) Cresseid ketuhanan dan moralitas
abad pertengahan.
Karyanya yang terkenal
yakni The Testament of
Cresseid memiliki
karakteristik menyerupai
sajak-sajak Chaucer.
Hinngga pada tahun 1711
banyak yang mengira
bahwa karya tersebut
adalah karya Chaucer.
Henryson juga
merupakan penyair
pertama dalam dunia

History of English Literature


(Early Modern Period) 13
kesusastraan Inggris yang
menulis sajak-sajak
pastoral.

b. William Dunbar The Golden Targe, The Dunbar ialah penyair


(1465-1530) Flyting yang menulis sajak-sajak
alegori dan satiris. Dalam
menulis sajak-sajak
alegori ia cenderung
mengikuti gaya Chaucer.
Akan tetapi ketika
menulis sajak satiris
cenderung lebih bebas
dalam bentuknya.

c. Gavin Dougles Terjemahan Aeneid Gavin lebih dikenal


(1474-1522) sebagai penerjemah dari
Æneid. Æneid merupakan
karya sastra klasik
pertama yang
diterjemahkan dalam
bahasa Inggris.

Sir Thomas Wyatt (1503- Tottel’s Miscellany Tottel’s Miscellany ialah


1542) kumpulan puisi dan
sonata yang berjumlah
Sembilan puluh enam.
Wyatt adalah sastrawan
pertama yang
memasukkan bentuk
soneta Italia kedalam
kesusatraan Inggris. Ia
menggunakan sonata
dalam membuat sajak-

History of English Literature


(Early Modern Period) 14
sajak percintaan.

Earl of Surrey (1517- Virgil’s Æneid Surrey adalah penyair


1547) Inggris pertama yang
menggunakan “blank
verse”. “blank verse”
yakni bentuk sajak tanpa
rima yang mengandung
lima suku kata
bertekanan keras di setiap
barisnya.

b. Prosa
Tokoh Karya Keterangan

Sir Thomas Malory Morte d’Arthur Prosa ini bergenre


(1470) romance yang
menceritakan kisah raja
Arthur dan para
kesatrianya. Karya ini
memiliki peranan yang
penting dalam sejarah
sastra karena dijadikan
sebagai inspirasi bagi
beberapa penyair ternama
seperti Shakespear dan
Tennyson.

William Tyndale (1484- Terjemahan Kitab Terjemahan ini memiliki


1536) Perjanjian Baru pengaruh yang besar di
seluruh kalangan rakyat.
Karya ini digunanakn
hampir di seluruh gereja

History of English Literature


(Early Modern Period) 15
di penjuru kota. Karya ini
juga menjadi dasar dari
Authorized Version yakni
terjemahan kitab Injil
yang menggunakan
bahasa Inggris standar
uyang terbit pada tahun
1611.

c. Drama
Tokoh Karya Keterangan

Henry Medwall (1462- Fulgens and Lucres Karya tersebut adalah


1521) salah satu karya drama
interlude yang terkenal.
Drama ini selain
memiliki tujuan untuk
menghibur, di dalalmnya
juga terdapat pengajaran
moral.

Nicholas Udall (1504- Ralph Roister Doister Karya tersebut adalah


1566) karya drama komedi
pertama di Inggris yang
mencontoh model klasik.
Hal itu dikarenakan pada
masa ini sudah mulai
mengenal dan menerima
karya Romawi dan
Yunani Klasik.

History of English Literature


(Early Modern Period) 16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Renasissance adalah masa dimana terdapat gerakan pembarauan di
seluruh Eropa. Renaissance muncul pada abad ke 16 untuk menggambarkan
periode dimana adanya pembaharuan (renewal) terhadap teks-teks dari bahasa
Latin dan budaya Romawi menjadi fokus perhatian intelektual. Jika dikatakan
secara lebih umum, istilah ‘Renaissance’ digunakan para ahli sejarah dan
kritikus sastra untuk menunjukkan periode yang ditandai dengan adanyar
gerakan budaya (cultural movements) yakni pada aspek seni, politik, agama
serta karya sastra.
Periode transisi di Inggris ini terjadi pada kekuasaan dinasti Tudor yang
terdapat adanya reformasi, yakni transformasi agama dari Katolik ke
Protestan. Pada kekuasaan dinasti Tudor terdapat banyak kebijakan-kebijakan
terkait politik dan agama yang terlihat dari periode ke periode.
Jika ditinjau dari segi kesusastraan, perkembangan karya sastra juga
cukup signifikan. Hampir seluruh karya sastra masih dipengaruhi oleh gaya
Chaucer pada abad pertengana. Baik dari genre puisi, prosa, maupun drama.
Penyair yang terkenal pada periode transisi yakni Sir Thomas Wyatt yang
pertama kali menggunaka sonata dari Itali ke dalam karya sastra Inggris. Juga
terdapat Earl of Surrey yang pertama kali mengenalkan ‘blank
verse/unrhymed’. Pada genre prosa juga terdapat perkembangan pada bentuk
karya prosa terjemahan, teologi dan sejarah. Perkembangan drama juga
berjalan cukup baik dengan diperhatikannya konten atau materi drama yang
ditampilkan. Sehingga drama bukan hanya sebagai hiburan melainkan juga
sebagai sarana edukasi.

History of English Literature


(Early Modern Period) 17
DAFTAR PUSTAKA

Albert, Edward. 2000. History of English Literature. US: Oxford University Press
Alexnder, Michael. 2000. A History of English Literature. London: Macmillan
Press LTD
Cannon , John. 1997, The Oxford Companion untuk sejarah Inggris.
Guy, John. 1988. Tudor England . United States : Oxford University Press.
Gunn, Steven. 2016. Henry VII's New Men and the Making of Tudor England.
Haigh, Christopher. 1992. Reformasi Inggris: agama, politik, dan masyarakat di
bawah Tudors.
_______________. 1992. Reformasi Bahasa Inggris: agama, politik, dan
masyarakat di bawah Tudors.
Hilliam, Paul. 2005. Elizabeth I: Queen of England's Golden Age.
Head, Dominic. 2006. The Cambridge Guide to Literature in English. UK:
Cambridge University Press
Loades, David. 2000. Pemerintahan Edward VI: Sebuah survei historiografi.
Marshall, Peter H. 2017. Heretics dan Believers: A History of the English
Reformation: Yale UP
Samekto. 1976. Ikhtisar Sejarah Kesusastraan Inggris. Jakarta : PT. Gramedia.
Tittler, Robert. 1991. The Reign of Mary I (2nd ed).
WK Jordan. 1968. Edward VI: Raja Muda. The Protectorship of the Duke of
Somerset.
Anonim. https://en.wikipedia.org/wiki/Tudor_period

History of English Literature


(Early Modern Period) 18

Anda mungkin juga menyukai