Anda di halaman 1dari 5

Jalur, Jenjang, dan Jenis Lembaga Pendidikan

UURI No. 20 tahun 2003 pasal 16 berbunyi “Jalur, jenjang, dan jenis pendidikan dapat
diwujudkan dalam bentuk satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah, Pemerintah
Daerah, dan/atau masyarakat.”

1. Jalur Lembaga Pendidikan


Menurut UURI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 13
ayat 1, “Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal yang
dapat saling melengkapi dan memperkaya”.
a. Pendidikan Formal
Pendidikan formal adalah pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah
yang bersifat formal, seperti sekolah dan yayasan kependidikan. Pendidikan yang
bersifat formal pun memiliki jenjang yang terstruktur dan berkesinambungan, mulai
dari sekolah dasar, menengah hingga perguruan tinggi.
b. Pendidikan Nonformal
Pendidikan nonformal adalah pendidikan yang diselenggarakan bagi warga
masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti,
penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung
pendidikan sepanjang hayat (UURI No. 20 tahun 2003 pasal 26 ayat 1). Lembaga
kursus, lembaga pelatihan, sanggar, majelis taklim, dan lain sebagainya merupakan
bentuk satuan pendidikan nonformal (UURI No. 20 tahun 2003 pasal 26 ayat 4).
Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan hasil program pendidikan
formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh
Pemerintah atau Pemerintah Daerah dengan mengacu pada standar nasional
pendidikan (UURI No. 20 tahun 2003 pasal 26 ayat 6).
c. Pendidikan informal
Pendidikan informal adalah Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh
keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri (UURI No. 20
tahun 2003 pasal 27 ayat 1). Sama dengan hasil pendidikan formal dan nonformal,
pendidikan informal diakui setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar
nasional pendidikan (UURI No. 20 tahun 2003 pasal 27 ayat 2).

2. Jenjang Pendidikan
Jenjang pendidikan di Indoensia diatur dalam UURI No. 20 tahun 2003 pasal 14
yang berbunyi “Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan
menengah, dan pendidikan tinggi.”
a. Pendidikan Dasar
Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang harus dilalui peserta didik
agar dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya. Pendidikan dasar
merupakan jenjang pendidikan yang melandasai jenjang pendidikan menengah yang
berbentuk Sekolah Dasar (SD), Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Madrasah Tsanawiyah
(MTs) atau bentuk lain yang sederajat (UURI No. 20 tahun 2003 pasal 17).
b. Pendidikan Menengah
Pendidikan menengah merupakan lanjutan dari sekolah dasar yang terdiri atas
pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan
menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA),
Sekolah Menengah Kejuruan, dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk
lain yang sederajat (UURI No. 20 tahun 2003 pasal 18).
c. Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi merupakan lanjutan dari pendidikan menengah. Pendidikan
tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup
program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doctor yang
diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang dilaksanakan dengan system terbuka
(UURI No. 20 tahun 2003 pasal 19). Perguruan tinggi yang memenuhi persyaratan
pendirian dan dinyatakan berhak menyelenggarakan program pendidikan tertentu
dapat memberikan gelar akademik, profesi, atau vokasi sesuai dengan program
pendidikan yang diselenggarakannya (UURI No. 20 tahun 2003 pasal 21 ayat 1).

3. Jenis Pendidikan

Jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi,


keagamaan, dan khusus (UURI No. 20 tahun 2003 pasal 15).

a. Pendidikan Umum
Pendidikan umum meliputi pendidikan dasar dan pendidikan menengah yang
diselenggarakan sesuai dengan tujuan pendidikan. Pendidikan umum berbentuk SD,
MI, SMP, MTs, SMA, dan MA.
b. Pendidikan Kejuruan
Pendidikan kejuruan merupakan jenjang pendidikan menengah yang diselenggarakan
dengan tujuan mempersiapkan peserta didik untuk bekerja sesuai dengan jurusan.
Bentuk satuan pendidikan kejuruan adalah SMK dan MAK.
c. Pendidikan Akademik
Pendidikan akademik adalah pendidikan tinggi program pendidikan sarjana dan/atau
program pascasarjana yang diarahkan pada penguasaan dan pengembangan cabang
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Pembinaan, koordinasi, dan pengawasan
pendidikan akademik berada dalam tanggung jawab Kementrian (UURI No. 12 tahun
2012 pasal 15).
d. Pendidikan Profesi
Pendidikan profesi merupakan pendidikan tinggi setelah program sarjana yang
menyiapkan mahasiswa dalam pekerjaan yang memerlukan persyaratan keahlian
khusus. Pendidikan profesi diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi dan bekerja sama
dengan Kementrian, Kementrian lain, LPNK, dan/atau organisasi profesi yang
bertanggungjawab atas mutu layanan profesi (UURI No 12 tahun 2012 pasal 17).
e. Pendidikan Vokasi
Pendidikan vokasi merupakan pendidikan tinggi program diploma yang menyiapkan
mahasiswa untuk bekerja dengan keahlian terapan tertentu sampai program sarjana
terapan. Pendidikan vokasi dapat dikembangkan oleh pemerintah sampai program
magister, terapan atau program doctor terapan (UURI No. 12 tahun 2012 pasal 16).
f. Pendidikan Keagamaan
Pendidikan keagamaan diselenggarakan oleh Pemerintah dan/atau kelompok
masyarakat dari pemeluk agama, sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pendidikan keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi anggota
masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya dan/atau
menjadi ahli ilmu agama. Pendidikan keagamaan dapat diselenggarakan pada jalur
pendidikan formal, nonformal, dan informal. Pendidikan keagamaan berbentuk
pendidikan diniyah, pesantren, pasraman, pabhaja samanera, dan bentuk lain yang
sejenis (UURI No. 20 tahun 2003 pasal 30).
g. Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus
Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat
kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional,
mental, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Pendidikan
layanan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik di daerah terpencil atau
terbelakang, masyarakat adat yang terpencil, dan/atau mengalami bencana alam,
bencana sosial, dan tidak mampu dari segi ekonomi (UURI No. 20 tahun 2003 pasal
32).
DAFTAR PUSTAKA

Indonesia, Presiden Republik. "Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003


tentang sistem pendidikan nasional." Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia (2003).
Indonesia, Presiden Republik. "Undang-undang Republik Indonesia nomor 12 tahun 2012
tentang sistem pendidikan nasional." Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia (2012).
(online), http://sumberdaya.ristekdikti.go.id/wp-content/uploads/2016/02/uu-nomor-12-
tahun-2012-ttg-pendidikan-tinggi.pdf diakses pada 25 Januari 2020.

Anda mungkin juga menyukai