1. Buatlah ringkasan mengenai kalimat analitis, kontradiktif, dan
sintesis!
Ringkasan Kalimat Analitis:
Menurut Dewa (1989), Kalimat analitis adalah kalimat yang kebenarannya terletak pada kata-kata yang menyusunnya. Hubungan antara konsep-konsep dalam kalimat analitis saling menutupi. Sementara itu menurut kamus Bahasa Indonesia (Budiono, 2005), analitis berarti bersifat (menurut) yang sebenarnya. Contoh “bujang adalah status orang yang tidak kawin” atau “kucing adalah binatang” adalah kalimat analitis (Parera, 2004). Kalimat (1), (2), (3) berikut adalah kalimat yang mengandung kebenaran analitis (analytical truth). 1. Sepeda motor adalah alat transportasi. 2. Buaya adalah binatang berkaki empat. 3. Rumah adalah tempat tinggal. Kalimat (1), (2), dan (3) benar bukan karena kenyataannya memang demikian, tetapi karena di dalam bahasa Indonesia kata sepeda, buaya, dan rumah secara berturut-turut bermakna “alat transportasi”, “sebangsa binatang berkaki empat”, dan “tempat tinggal”. Kebenaran kalimat (1), (2), dan (3) tidak perlu diverifikasi secara empiris dengan pengetahuan yang bersifat ekstralingualistik. Oleh karenanya kebenaran ketiga kalimat terseebut dinamakan kebenaran linguistik (linguistic truth).
Ringkasan Kalimat Kontradiktif:
Kata di kontradiktif berasal dari bahasa inggris “contradict” yang berarti
menyangkal atau membantah. Kata ini diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kontradiksi sebagai kata benda atau noun yang berarti pertentangan antara dua hal yang sangat berlawanan. Kata “contradict” sendiri mempunyai bentuk adjektiva dalam bahas inggris, yakni “contradictive” yang diserap utuh ke bahasa Indonesia menjadi “kontradiktif”. Dalam ilmu linguistik, kontradiksi adalah hal tidak benarnya makna suatu unsur dalam keadaan apapun (Harimurti, 2001) Kalimat kontradiktif adalah kalimat yang kebenarannya bertentangan dengan makna kata-kata yang menyusunnya (Dewa, 1989). Sedangkan menurut Habiba (2012), Kalimat kontradiktif adalah kalimat yang salah karena maknanya bertentangan dengan kata-kata yang digunakan. Contoh: - Mata adalah indra pendengar. - Ayam binatang mamalia. - Boing adalah alat angkutan darat. Ringkasan Kalimat Sintesis: Kalimat Sintesis adalah kalimat yang kebenarannya didasarkan pada hasil observasi dan pengamatan. Menurut Dewa (1989), kalimat sintetis adalah kalimat yang kebenarannya bergantung pada fakta-fakta luar bahasa. Contoh Kalimat Sintetis: a. Semua orang kikir harus dikasihani. b. Semua orang Sunda pintar. c. Makhluk Tuhan pasti berkata jujur. d. Teman dekat saya memelihara kelinci anggora. Untuk menentukan kalimat analitis dan sintesis harus mendefinisikan dahulu kata kunci dari sebuah kalimat. Kalimat sintetis terbagi menjadi dua yaitu: a. Sintesis positif, apabila kalimat yang menyusunnya sesuai dengan fakta. b. Sintesis negatif, apabila kalimat yang disebut tidak sesuai dengan fakta yang menyusunnya. Contoh: - Taman Sari terletak di Darussalam. (sintetis negatif) - Chairil Anwar adalah sastrawan angkatan ’45. (sintetis positif) 2. Mengapa sebuah kalimat dikategorikan sebagai kalimat analitis, kontradiktif, dan sintesis?
Karena, sebuah kalimat pernyataan dapat bersifat kalimat analitis.
Maksudnya ialah kalimat yang di dalamnya terkandung kebenaran yang dan berlaku dimana-mana. Berarti kalimat itu mengandung kebenaran unsur-unsur pembentuknya. Contohnya: “Kucing mempunyai bulu, ekor, dan berkaki 4”. Sebuah kalimat dapat bertentangan dengan sebuah kebenaran. Maka, sebuah kalimat bisa dikategorikan sebagai kalimat kontradiktif. Karena, kalimat kontradiktif merupakan kalimat yang bertentangan dengan makna kata-kata yang menyusunnya, berarti kalimat kontrafiktif adalah kalimat yang bertentangan dengan sebuah kebenaran. Contohnya: “Becak merupakan alat komunikasi”. Kalimat dapat dikategorikan sebagai kalimat sintesis, karena sebuah kalimat harus diketahui terlebih dahulu kebenarannya, seperti pengertian kalimat sintesis yang berarti kalimat sintesis merupakan kalimat yang kebenarannya didasarkan pada hasil observasi dan pengamatan. Contohnya: “Mahasiswa PBSI B termasuk orang yang berkata jujur”. 3. Analisislah kalimat berikut berdasarkan kategori analitis, kontradiktif, atau sintesis: a. Ayam adalah binatang berkaki dua. Kalimat diatas termasuk kalimat analitis. Karena, kalimat tersebut mengandung kebenaran yang terletak pada kata-kata yang menyusunnya. Dan di dalam Bahasa Indonesia, ayam memang merupakan binatang berkaki dua. b. Bupati itu bukan kepala daerah. Kalimat diatas termasuk kalimat kontradiktif. Karena, sudah jelas bahwa bupati itu adalah seorang kepala daerah disuatu tempat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti kata bupati adalah (jabatan, sebutan) kepala daerah kabupaten (daerah tingkat II). Jadi, kalimat tersebut termasuk kalimat kontradiktif. c. Fakultas Bahasa dan Sastra terletak di Parangtambung. Kalimat diatas termasuk kalimat sintesis. Karena, kalimat tersebut terlebih dahulu harus diketahui kebenarannya melalui observasi dan pengamatan. Bisa saja Fakultas Bahasa dan Sastra yang dimaksud kalimat diatas adalah Fakultas Bahasa dan Sastra dari Universitas lain bukan Universitas Negeri Makassar. Kemudian, kalimat diatas juga tidak meletakkan nama Universitas, maka dari itu kalimat diatas termasuk kalimat sintesis.
DAFTAR PUSTAKA
Habiba, Al-Umami. 2012. Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta.
Budiono. 2005. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Karya Agung.