Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PENDAHULUAN
Dalam tugasnya sebagai komunikator, seorang penerjemah
harus melalui tahap yang menentukan yaitu penelitian mengenai
hal-hal yang berkaitan dengan bidang teks yang diterjemahkan.
Bekal pengetahuan yang dimilikinya mungkin perlu dilengkapi
agar dapat memahami dan kemudian menerjemahkan teks
bidang tertentu. Dengan melakukan penelitian ia dapat membuat
penerjemahan menjadi sebuah proses yang kreatif karena akan
pengetahuannya dan memiliki cukup bekal untuk mencari pilihan
bentuk yang lebih tepat dalam mengungkapkan pesan. Selain
itu, dengan penelitian yang dilakukannya ia akan mengenal
rambu-rambu bagi proses kreativitasnya, dia akan membedakan
antara kreativas dan salah terjemahannya.
Sering

kita

mendapati

teks

terjemahan

yang

membingungkan pembacanya. Penerjemah harus melihat apakah


dengan membaca terjemahannya seseorang dapat memahami
apa yang ada dalam isi terjemahannya tersebut atau tidak.
Karena setiap teks pasti mempunyai misi, dalam hal ini yang
penting adalah bahwa bila seseorang membaca teks tersebut, ia
akan merespons sesuai misi teks. Bila tidak, berarti ada masalah
didalam penerjemahannya. Masalah bisa berasal dari berbagai
sumber, bisa karena teks tidak mendukung misi, atau pembaca
tidak atau bukan sasaran yang diperkirakan.
Kreativitas

mutlak

diperlukan

dalam

menerjemahkan.

Kreativitas tidak berarti berarti kebebasan yang tanpa batas


karena disertai dengan kesetiaan pada teks Bahasa sumber yang
menjadi

dasar

Rambu-rambu

rambu-rambu
tersebut

dalam

selalu

proses

berpatokan

penerjemahan.
pada

situasi

komunikasi. Situasi komunikasi sangat berkaitan erat dengan

misi teks. Maka dari itu sebagai penerjemah harus mengerti dan
memahami adanya rambu-rambu tertentu dalam Bahasa yang
dia terjemahkan agar tercapainya maksud dan tujuan yang ingin
disampaikan kepada pembaca.
Ada beberapa rambu-rambu praktek penerjemahan yang
harus difahami dan diketahui oleh seorang penerjemah sehingga
ia dapat menghasilkan suatu tarjamah yang mudah dimengerti
oleh si pembaca, maka makalah ini bertujuan unutk menjelaskan
beberapa rambu-rambu praktek dalam penerjemahan.

BAB II
PEMBAHASAN
RAMBU-RAMBU PRAKTEK PENERJEMAH
Petunjuk I
Bentuk Jamak Bahasa Inggris
Bentuk jamak dalam bahasa Inggris tidak selalu harus
diterjemahkan dengan kata ulang dalam bahasa Indonesia.
Contoh:
Few students follow the competition.
Jika diterjemahkan menjadi:
Tidak banyak siswa (yang) mengikuti perlombaan itu.
Bahasa Indonesia tidak mengenal nominal concord, yaitu
persesuaian bentuk antara bilangan yangn menyatakan jamak
atau benda-benda yangn menunjukkan jamak dengan bendanya
seperti bahasa Inggris, Prancis dll. Sebagaimana bentuk kata
ulang dalam bahasa Indonesia. Dalam perkembangannya, bentuk
ulang itu tidak hanya menyatakan pengertian asli Melayu, yaitu
keanekaacaman dan keserupaan, tetapi juga jumlah banyak atau
jamak. Akan tetapi, bentuk ulang ini tidak perlu dipakai bila ada
kata lain yang sudah menyatakan jamak, yaitu bilangan tertentu
maupun tak tentu, dsb. yang mengandung pengertian banyak,
seperti: lima, seratus, banyak, sedikit, beberapa, sekelompook,

dll. Karena jika masih dipakai bentuk ulang, akan terjadi gejala
pleonasme yang mangakibatkan pemborosan kata. Contoh:
Tidak sedikit artis-artis yang ikut berpartisipasi dalam aksi
damai 4 November di depan Istana Merdeka. (Salah)
Tidak sedikit artis yang ikut berpartisipasi dalam aksi
damai 4 November di depan Istana Merdeka. (Benar)
Petunjuk II
Indefinite Article (Kata Sandang Tak Tentu)
Kata sandang tak tentu (indefinite article) dalam bahasa
Inggris tidak selalu harus diterjemahkan dalam bahasa Indonesia.
Contoh:
I see a chimpanzee in the zoo.
A chimpanzee is an intelligent animal.
Cukup diterjemahkan menjadi:
Saya melihat seekor simpanse di kebun binatang.
Simpanse adalah hewan yang cerdas.
A- atau an- merupakan kata sandang tak tentu dalam
bahasa

Inggris.

bendanya

satu

Selain

dipakai

(singular)

juga

untuk
dipakai

menyatakan
untuk

bahwa

menyatakan

pengertian umum atau konseptual (ada dalam pikiran saja,


realitas tidak mesti ada).
Kalimat pertama dapat diterjemahkan menjadi seekor
simpanse, sehingga jelas yang dimaksud di sini hanya satu ekor.
Namun dapat juga diterjemahkan menjadi Saya melihat seekor
simpanse di kebun binatang. Terjemahan ini memang tidak jelas
jumlah simpansenya, tapi cukup memadai jika konteks kalimatkalimat berikutnya menyatakan jumlahnya hanya satu. Tapi, jika
konteks pada kalimat-kalimat berikutnya yidak ada, dan perlu
menyatakan jumlah secara eksplisit, sebaiknya diterjemahkan
Saya melihat seekor simpanse di kebun binatang.

Sedangkan kalimat kedua hanya menyatakan pengertian


konseptual atau umum tentang simpanse, sehingga cukup
diterjemahkan menjadi simpanse dan hewan yang cerdas.
Pentunjuk III
Definitive Article (Kata Sandang Tentu)
Kata sandang tentu dalam bahasa Inggris, yaitu the,
mempunyai padanan dalam bahasa Indonesia seperti: -nya, itu,
tersebut, tadi. Namun the tidak selalu harus diterjemahkan.
Karena pengertian bendanya tertentu mungkin sudah jelas,
entah dari situasi ataupun konteks. Contoh:
Some of the students study in the class.
Cukup diterjemahkan menjadi:
Beberapa murid itu belajar di ruang kelas.
Kata the yang pertama dapat diterjemahkan menjadi itu,
sedangkan yang kedua tidak perlu diterjemahkan karena secara
konteks dapat telah dijelaskan bahwa ruang kelas yang dimaksud
adalah ruang kelas tertentu.
Petunjuk IV
Kata Ganti Bahasa Inggris
Kata

ganti

dalam

bahasa

Inggris

tidak

selalu

perlu

diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. Karena jumlah medan


makna kata ganti bahasa Indonesia tidak sebanyak dan seluas
kata ganti bahasa Inggris. Contoh:
My uncle is married to a Sundanese girl. He loves her very
much.
There is a big mango tree in front of my home. It bears
plenty of fruits each year.
Dapat diterjemahkan menjadi:
Paman saya menikahi seorang gadis Sunda. Ia sangat
mencintai istrinya.

Ada sebuah pohon mangga besar di depan rumah saya.


Pohon itu berbuah banyak setiap tahun.
atau:
Ada sebuah pohon mangga besar di depan rumah saya.
Setiap tahun berbuah banyak.
Yang perlu diperhatikan adalah:
Pertama, adalah dalam bahasa Inggris ada kata ganti
orang ketiga perempuan (she, her), sedangkan dalam bahasa
Indonesia tidak. She atau her dapat diterjemahkan menjadi ia,
dia,-nya apabila sudah jelas menunjukkan siapa yang dimaksud.
Kedua. Dalam contoh kedua, it tidak dapat diterjemahkan
dengan ini atau itu begitu saja. It mungkin bias diterjemahkan
dengan mengulangi kata benda yang digantikan atau mungkin
tidak usah diterjemahkan.
Ketiga, adalah bahwa kata ganti he, his, him, she, hers,
her, it, its, it, they, theirs, them mempunyai medan makna yang
lebih luas daripada ia, dia, -nya, mereka dalam bahasa Indonesia,
karena selain menyatakan orang juga mencakup binatang atau
benda-benda mati. Maka dari itu, kata ganti dalam bahasa
Inggris sering diterjemahkan dengan repitisi atau pengulangan
dan terkadang tidak diterjemahkan untuk penghematan kata.
Petunjuk V
Verbal Noun (Kata Benda Verbal)
Kata benda dalam bahasa asing, khususnya kata benda
verbal (verbal noun atau gerund) kadang-kadang lebihi luwes
diterjemahkan dengan kata kerja sepadan. Contoh:
The

process

of

translation

involves

three

stages:(a)

Reading and understanding the passage; (b) absorbing its entire


content and making it our own; (c) expressing it in our own idiom
with the least possible change in meaning or tone.

Lebih luwes dan enak dibaca ketika diterjemahkan menjadi:


Proses menerjemahkan meliputi tiga tahap: (a) membaca
dan memahami karangan; (b) menyerap segenap isinya dan
menjadikannya
menurut

milik

langgam

kita

tutur

sendiri;
kata

(c)

kita

mengungkapkannya

sendiri

tanpa

banyak

mengubah makna dan nada.


Dalam bahasa Indonesia, kita juga mengenal kata benda
verbal, yaitu kata yang diturunkan dari kata kerja, seperti:
penerjemahan

dari

menerjemahkan,

dan

penyerapan

dari

menyerap, dsb. yang menyatakan pengertian abstrak. Maka dari


itu sebaiknya menghindari pemakaiannya bentuk pe-an yang
terlalu

banyak

dalam

sebuah

kalimat.

Selain

karena

pengertiannya samar, juga kurang enak didengar. Tapi apabila


mengubah

kata

benda

verbal

menjadi

kata

kerja

biasa

membutuhkan perombakan-perombakan, namun tidak boleh


melupakan konteks kalimat.
Petunjuk VI
Kata Ganti it
Kata ganti it dalam bahasa Inggris tidak selalu berarti
itu, ini, hal itu, hal ini atau untuk menunjukkan apa yang sudah
dikatakan sebelumnya. Fungsi kata ganti it

yang sering

digunakan adalah sebagai salah satu unsur dalam pola kalimat


berikut:
It + To Be + ....... + Infinitive Phrase.
It + To be + ........ + that-clause atau relative clause
Catatan:
-

Tempat kosong atau titik-titik itu dapat diisi dengan kata


kata sifat, kata keterangan atau kata yang lain.

That-clause adalah klausa atau anak kalimat yang diawali

dengan that. That dapat berarti bahwa atau yang.


Relative clause adalah klausa relatife atau anak kalimat
penghubung, diawali dengan salah satu dari relatif-relatif
ini: who, whom, whose, which, what, that (yang disebut
relative pronouns), where, when, why, how, whether, if
(yang disebut relative adverbs). Mungkin juga relative
clause tidak diawali dengan relatif apapun. Clausa seperti
ini disebut contact clause.
Dalam pola seperti ini, it tidak diterjemahkan. Pola ini

disebut expletive pronoun dalam bahasa Inggris, berfungsi


sebagai

subjek

(menekankan

kalimat,
penuturan):

dan

pola

apa

itu

yang

bersifat
ingin

emphatic
ditekankan,

diharkatkan atau ditonjolkan dalam penuturan diletakkan pada


posisi titik-titik tersebut. Dalam bahasa Indonesia dipakai partikel
pementing lah, konstruksi inversi, adverbial (kata tambahan)
penyungguhan, atau gabungan alat tersebut untuk menekankan
sesuatu dalam penuturan.
Contoh: It is frightening to realise that a smaal test-tube full of
germs could destroy a whole civilisation.
Terjemahan: Sungguh mengerikanlah menyadari bahwa sebuah
tabung uji coba kecil yang penuh dengan kuman dapat
menghancurkan seluruh peradaban.
It sebagai expletive pronoun mungkin juga terdapat
ditengah kalimat sebagai objek kalimat atau sebagai objek kata
depan. Dalam kalimat inipun, it tidak perlu diterjemahkan
dengan itu atau hal itu agar tidak terjadi kesalahan atau
kerancuan dalam maksud kalimat.
Contoh: i find it more difficult to translate from French than from
English.

Terjemahan: Bagi saya lebih sukar menerjemahkan dari bahasa


Perancis daripada dari bahasa Inggris.
Petunjuk VII
Kata ganti is, was, atau tasrif lain dari to be
Kata kerja to be seperti is, was dan tasrif lainnya dalam
bahasa Inggris dan padanan-padanannya dalam bahasa-bahasa
Barat yang lain, harus dicermati dalam penerjemahan. Kata kerja
gabung yang diambil dari to be tidak harus diterjemahkan.
Bahkan hampir selalu sebaiknya tidak diterjemahkan.
Bila kata ini dipakai didepan predikat nominal kata benda,
arti

kata

adalah

masih

boleh

dipakai,

khususnya

dalam

mendefinisikan sesuatu. Dasarnya, bila predikat nominal berupa


kata sifat atau kata keterangan, pemakaian adalah untuk
menggabung subjek dan predikatnya bukanlah adat bahasa
Indonesia yang baik dan benar. Disisi lain, pemakaian adalah
kerap kali masih dirangkai dengan kata merupakan, sehingga
membuat kalimat terjemah tidak baik.
Beberapa contoh pemakaian kata kerja to be adalah:
Contoh yang benar : Dia adalah seorang guru yang sangat
berpengalaman.
Contoh yang salah : Anjuran saudara adalah bijaksana.
Perbuatannya sungguh adalah merupakan
suatu penyelewengan
Pembenaran

: Perbuatannya (adalah) suatu

penyelewengan.
Perbuatannya

merupakan

(suatu)

sungguh-sungguh

(suatu)

penyelewengan.
Perbuatannya
penyelewengan.

Perbuatannya suatu penyelewengan.


Perbuatannya penyelewengan.
Petunjuk VIII
Tenses
Bahasa Indonesia tidak mengenal tenses atau bentuk kata
kerja sesuai dengan waktunya. Oleh karena itu, bahasa Inggris
dalam bentuk kata kerja waktu lampau maupun yang akan
datang tidak perlu diimbangi dengan kata dahulu, minggu lalu,
akan,

mau,

nanti

sore

dan

sebagainya

bila

sudah

jelas

konteksnya atau kata keterangan waktunya.


Contoh :Buku itu saya baca sampai tamat.
Tidak perlu merasa cemas bagaimana menerjemahkan
bentuk

kalimat

penerjemah

bahasa

tidak

Inggris

yang

menerjemahkan

kompleks
bentuk,

karena

melainkan

menerjemahkan makna dan nada (gaya). Bahasa Indonesia tidak


memiliki padanan untuk semua bentuk kalimat bahasa Inggris,
tetapi bentuk tatanan bahasa Indonesia lainnya sudah cukup
efektif untuk menyatakan terjemah tanpa memerlukan bentuk
khusus kata kerja atau embel-embel pada kata kerja.
Petunjuk IX
Kata depan of
Ada beberapa penggunaan dan arti kata of dalam bahasa
Inggris, diantaranya adalah:
1. Relasi posesif (hubungan milik). Contoh :The language of
Indonesian people.
Kata of yang menyatakan milik atau kepunyaan diusahakan
untuk tidak diterjemahkan dengan dari atau daripada, jika
ingin mengeksplisitkan hubungan milik yang terdapat
antara dua frase, maka dapat digunakan kata milik atau
kepunyaan. Contoh :Rumah besar yang baru saja selesai
dibangun milik paman saya.

10

2. Menunjukkan hubungan objek, khususnya setelah kata


benda verbal seperti interpretation, explanation atau
gerund.
Contoh :The interpretation of the relevant sources.
Terjemah :Penafsiran terhadap sumber-sumber

yang

relevan
3. Hubungan limitatif.
Contoh :Simplicity of expression.
Terjemah :Kesederhanaan (dalam) mengungkapkan.
4. Menunjukkan sifat atau keadaan.
Contoh :A substance of a great benefit.
Terjemah :Zat yang besar manfaatnya.
Petunjuk X
Perulangan Kata
Ada perbedaan penggunaan kata yang berulang dalam tata
bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Jika dalam bahasa Inggris
kita

sering

menemukan

perulangan

kata

karena

hal

itu

merupakan suatu keharusan, namun dalam bahasa Indonesia


menggunakan kata yang berulang dalam kalimat bukan untuk
kepentingan gaya bahasa (repetisi) dianggap tidak benar.
Contoh perulangan kata:
Bahasa Inggris :Just as we have to combine ideas into thoughts
in order to think, so words are combined into
sentences to express our thoughts.
Bahasa Indonesia :Untuk membantu dia untuk mendapatkan
sertifikat untuk melengkapi berkas lamaran kerjanya
untuk menjadi sekretaris di perusahaan itu, maka
kami

memberikan

kursus

tata

buku

yang

diperlukannya.
Penggunaan yang dianjurkan dalam anafora:
Untuk

mencerdaskan

menanamkan

budi

kehidupan

pekerti

yang

bangsa,
luhur,

dan

untuk
untuk

memperlancar pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

11

dunia perbukuan di Indonesia harus segera ditingkatkan


jumlah
bacaan

dan
dan

mutunya,
drama

dengan
yang

menerbitkan

bervirus

buku-buku

mental,

dengan

memberikan kemauan dan kemampuan untuk menulis dan


membaca kepada para warga, dan dengan menanamkan
jiwa enterpreneur yang tinggi dalam diri mereka.
Petunjuk XI
1. Istilah Asing Internasional
Ketika bertemu dengan kata atau istilah yang sukar
diterjemahkan, ada tiga kemungkinan yang dapat kita lakukan.
Pertama, tidak menerjemahkannya, melainkan menggunakannya
tanpa perubahan sama sekali. Kedua, menyerap kata asing itu
dengan mengubah ejaan asing seperlunya sehingga bentuk
Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.
Bisa juga dengan menyerap atau memungut kata/ istilah asing
itu dengan disesuaikan penulisannya menurut kaidah atau ciriciri linguistik kata-kata Indonesia. Ketiga, menerjemahkannya ke
dalam bahasa Indonesia, dengan memperhatikan beberapa hal
(penjelasan tentang ini akan dibahas lebih lanjut pada sub bab
berikutnya).
1.1. Penggunaan kata atau istilah asing
1.1.1. Menggunakan
istilah
asing
menerjemahkannya
Penggunaan istilah

atau

kata

asing

dengan

tanpa
tanpa

menerjemahkannya, yaitu dengan cara ejaan dan lafadznya


bertahan dalam berbagai bahasa. Maka juga dipakai saja
dalam bahasa Indonesia dengan diberi garis bawah atau
dicetak miring.
Contoh: Curriculum vitae
Cum laude
De facto
Honoris Causa

atau
atau
atau
atau

12

Curriculum vitae
Cum laude
De facto
Honoris Causa

Ius sanguinis

atau

Ius

sanguinis
Briefing
atau
Briefing
Cara ini dipakai jika istilah atau ungkapan itu dianggap
bersifat

internasional

atau

jika

orang

tidak/

belum

menemukan padanannya dalam bahasa Indonesia.


Petunjuk XII
1. Menyerap istilah asing
Menyerap kata asing yaitu dengan cara mengubah ejaan
asing itu seperlunya sehingga bentuk Indonesianya masih
dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya. Bisa juga
dengan menyerap atau memungut kata/ istilah asing itu
dengan disesuaikan penulisannya menurut kaidah atau ciriciri linguistik kata-kata Indonesia.
Contoh: Termometer (dari thermometre)

sepola

dengan

tirtonatan
Fungsi (dari function) sepola dengan dengki
Reses (dari recess) sepola dengan leleh
Presiden (dari president) sepola dengan srikaton
Penulisan istilah pada umumnya berdasar pada ejaan
fonemik, artinya hanya satuan bunyi yang berfungsi dalam
bahasa Indonesia dilambangkan dengan huruf. Yang tidak
berfungsi boleh dihilangkan.
Contoh:
Dominan
bukan
Informan
bukan
Oportunis
bukan
Efektif
bukan
Termometer
bukan
Thermometer
Psikologi

bukan

Dominant
Informant
Opportunis
Effektif

Pschologi

2. Ejaan Nama
Ejaan nama diri, yang ada di dalam bahas aslinya ditulis
dengan huruf latin, tidak diubah. Nama diri yang ditulis
dengan huruf lain ditulis menurut ejaan Inggris dengan
penyesuaian seperlunya pada abjad Indonesia.

13

Contoh: Lee Kuan Yew, Ivan Perovich, Gamal Abdel Nasser,


Mao Tse Tsung, Anton Chekov, Cannizzaro, dan sebagainya.
3. Penyesuaian Ejaan
Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap
unsur dari berbagai bahasa lain, baik dari bahasa daerah
maupun dari bahasa Sansekerta, Arab, Portugis, Belanda,
Inggris dan bahasa lain.
Berdasarkan taraf integrasinya,

unsur

pinjaman

dalam

bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi dua golongan besar.


Pertama, unsur asing yang belum sepenuhnya terserap ke
dalam bahasa Indonesia, seperti kata team. Unsur-unsur ini
dipakai

dlam

konteks

bahasa

Indonesia,

tetapi

pengucapannya masih mengikuti cara asing. Kedua, unsur


asing

yang

pengucapan

dan

penulisannya

disesuaikan

dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini diusahakan


agar ejaan asing hanya diubah seperlunya sehingga bentuk
Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk
asalnya.
Kaidah ejaan yang berlaku bagi unsur serapan ialah sebagai
berikut:
aa (Belanda) menjadi a
paal
menjadi
pal (pole/ kutub)
baal
menjadi
bal
ae, jika tidak bervariasi dengan e, tetap ae
aerobe
menjadi
aerob
aerodynamic
menjadi
aerodinamika
ae, jika bervariasi dengan e, menjadi e
haemoglobin
menjadi
hemoglobin
haematite
menjadi
hematit
ai tetap ai
trailer
menjadi
trailer
caisson
menjadi
kaison
au tetap au
audiogram
menjadi
audiogram
autotrophe
menjadi
autotrof

14

c, yang berada di depan a, u, o, dan konsonan menjadi


k
calomel
menjadi
calomel
construction
menjadi
konstruksi
cubic
menjadi
kubik
crystal
menjadi
kristal
c, yang berada di depan e, i, oe, dan y menjadi s
central
menjadi
sentral
circulation
menjadi
sirkulasi
coelom
menjadi
selom
cylinder
menjadi
sillinder
cc di depan o, u, dan konsunan menjadi k
accomodation menjadi
accomodation
acculturation
menjadi
acculturation
cc, di depan e dan i menjadi ks
accent
menjadi
aksen
vaccine
menjadi
vaksin
cch, dan ch, di depan a, o dan konsonan menjadi k
saccharin
menjadi
sakarin
charisma
menjadi
karisma
cholera
menjadi
kolera
technique
menjadi
teknik
ch, yang lafalnya c menjadi c
check
menjadi
cek
China
menjadi
Cina
ch, yang lafalnya s atau sy menjadi s
echelon
menjadi
eselon
machine
menjadi
mesin
(Sansekerta) menjadi s
abda
menjadi
sabda
astra
menjadi
sastra
e tetap e
description
menjadi
deskripsi
system
menjadi
sistem
ea tetap ea
idealist
menjadi
idealis
habeas
menjadi
habeas
ee (Belanda) menjadi e
systeem
menjadi
sistem
stratosfeer
menjadi
stratosfer
ei tetap ei
eicosane
menjadi
eikosan
eidetic
menjadi
eidetik
eo tetap eo
stereo
menjadi
stereo

15

geometry
menjadi
geometri
eu tetap eu
neutron
menjadi
neutron
eugenol
menjadi
eugenol
f tetap f
fanatic
menjadi
fanatik
factor
menjadi
faktor
gh menjadi g
sorghum
menjadi
sorgum
gue menjadi ge
igue
menjadi
ige
gigue
menjadi
gige
i, pada awal suku kata di depan vokal, tetap i
ion
menjadi
ion
iota
menjadi
iota
ie, jika lafalnya i menjadi i
politiek
menjadi
politik
riem
menjadi
rim
ie, jika lafalnya bukan i, tetap ie
variety
menjadi
varietas
patient
menjadi
pasien
kh (Arab) tetap kh
khusus
menjadi
khusus
akhir
menjadi
akhir
ng tetap ng
congress
menjadi
kongres
contingent
menjadi
kontingen
oe (oi Yunani) menjadi e
oestrogen
menjadi
estrogen
foetus
menjadi
fetus
oo (Belanda) menjadi o
komfoor
menjadi
kompor
provoost
menjadi
provos
oo (Inggris) menjadi u
cartoon
menjadi
kartun
proof
menjadi
pruf
oo (vokal ganda) tetap oo
zoology
menjadi
zoologi
coordination
menjadi
koordinasi
ou, jika lafalnya au menjadi au
bout
menjadi
baut
counter
menjadi
kaunter
ou, jika lafalnya u menjadi u
gouverneur
menjadi
gubernur

16

coupon
ph menjadi f
phase
physiology
ps tetap ps
pseudo
psychosomatic
pt tetap pt
pterosaur
ptyalin
q menjadi k
aquarium
frequency

menjadi

kupon

menjadi
fase
menjadi
fisiologi
menjadi
menjadi

pseudo
psikosomatik

menjadi
menjadi

pterosaur
ptialin

menjadi
menjadi

akuarium
frekuensi

rh menjadi r
rhytm
menjadi
ritme
rhetoric
menjadi
retorika
sc di depan a, o, u dan konsonan menjadi sk
scandium
menjadi
skandium
scotopia
menjadi
skotopia
scutella
menjadi
skutela
sclerosis
menjadi
sklerosis
sc di depan e, i dan y menjadi s
scenography
menjadi
senografi
scintillation
menjadi
sintilasi
scyphistoma
menjadi
sifistoma
sch, di depan vokal menjadi sk
schema
menjadi
skema
schizophrenia
menjadi
skizofrenia
scholasticisme menjadi
skolastisisme
t, di depan i jika lafalnya s, menjadi s
ratio
menjadi
rasio
action
menjadi
aksi
th menjadi t
theocracy
menjadi
teokrasi
methode
menjadi
metode
u tetap u
unit
menjadi
unit
structure
menjadi
struktur
ua tetap ua
dualisme
menjadi
dualisme
aquarium
menjadi
akuarium
ue tetap ue
suede
menjadi
sued
duet
menjadi
duet

17

ui tetap ui
conduite
menjadi
konduite
duit
menjadi
duit
uo tetap uo
quorum
menjadi
kuorum
quota
menjadi
kuota
uu menjadi u
prematuur
menjadi
prematur
vacuum
menjadi
vakum
v tetap v
vitamin
menjadi
vitamin
television
menjadi
televisi
x pada awal kata tetap x
xanthate
menjadi
xantat
xenon
menjadi
xenon
x, pada posisi lain menjadi ks
executife
menjadi
eksekutif
extra
menjadi
ekstra
xc, di depan e dan i menjadi ks
exceptie
menjadi
eksepsi
excision
menjadi
eksisi
xc, di depan a, o,u dan konsonan menjadi ksk
excavation
menjadi
ekskavasi
excommunication
menjadi
ekskomunikasi
excursive
menjadi
ekskursif
exclusive
menjadi
eksklusif
y, jika lafalnya y tetap y
yangonin
menjadi
yangonin
yen
menjadi
yen
y, jika lafalnya i menjadi i
dynamo
menjadi
dinamo
z tetap z
zodiac
menjadi
zodiak
zygote
menjadi
zigot
4. Konsonan ganda menjadi konsonan tunggal, kecuali
kalau dapat membingungkan
Gabbro
menjadi
gabro
Accu
menjadi
aki
Effect
menjadi
efek
Commission
menjadi
komisi
Ferrum
menjadi
ferum
Solfeggio
menjadi
solfegio
Catatan:

18

1. Unsur-unsur yang sudah di serap ke dalam bahasa


Indonesia dan lazim dieja secara Indonesia tidak perlu lagi
diubah ejaannya.
Misalnya: kabar, sirsak, iklan, perlu, hadir
2. Sekalipun dalam ejaan ini huruf q dan x diterima sebagai
bagian abjad bahasa Indonesia, unsur yang mengandung
kedua huruf itu diindonesiakan menurut kaidah yang
terurai di atas. Kedua huruf itu dipertahankan dalam
penggunaan tertentu saja seperti dalam pembedaan dan
istilah khusus.
5. Gugus Konsonan Akhir
Gugus konsonan akhir yang terdapat pada istilah asing
diindonesiakan sebagai berikut:
1) Gugus likuid dengan letupan dapat dipertahankan
Misalnya: lt
kobalt, basalt
ld
kobold
lk
talk, elk
rp
skizokarp
rb
rubarb
rt
introvert, sport
rd
fyord
rk
Denmark
rg
erg, Viborg
2) Gugus likuid dengan nasal dapat dipertahankan
Misalnya: lm
film, helm
rm
isoterm
rn
modern, intern
3) Gugus likuid dengan frikatif dapat dipetahankan
Misalnya: lf
golf
ls
wals
rf
alomorf
rs
Mars
4) Gugus likuid dengan letupan serta frikatif (s) dapat
dipertahankan
Misalnya: rps
korps
ks
kuarts
5) Gugus letupan dengan frikatif dapat dipertahankan
Misalnya: ps
elips, prolaps
ks
kompleks, matriks

19

6) Gugus letupan (k) dengan frikatif (s) serta letupan (t)


menjadi gugus konsonan ks
Misalnya: text
teks
context konteks
7) Konsonan kedua di dalam gugus letupan dengan letupan (t)
dihilangkan
Misalnya: concept konsep
accept
aksep
traject
trayek
project
proyek
8) Gugus nasal dengan frikatif dapat dipertahankan
Misalnya: mf
kariolimf
ns
ambulans, ons
9) Gugus nasal dengan konsonan dapat dipertahankan
Misalnya: nk
bank, tank
10) Konsonan kedua di dalam gugus nasal dengan dengan
letupan dihilangkan
Misalnya: president
presiden
document
dokumen
dividend dividen
11)
Konsonan kedua di dalam gugus frikatif degan
letupan dihilangkan
Misalnya: pessimist
pesimis
contrast kontras
12)
Gugus frikatif (s) denga

letupan

(k)

dapat

dipertahankan
Misalnya: sk
molusk, obelisk
13) Gugus konsonan akhir pada istilah asing yang bersulu satu
dapat diindonesiakan dengan menambahkan vokal a di
belakangnya
Misalnya: norm
fact

norma
fakta

6. Penyesuaian Akhiran Asing


Berikut adalah daftar penyesuaian huruf atau bunyi asing dan
akhiran-akhiran asing serta

penyesuaiannya dalam bahasa

Indonesia. Akhiran itu diserap sebagai bagian kata yang utuh.


Kata seperti standardisasi, implementasi, dan objektif

20

diserap secara utuh di samping kata standar, implemen, dan


objek.
-aat menjadi at
advocaat

advokat

-age menjadi ase


percentage persentase
etalage

etalase

-air, -ary menjadi er


complementair

komplementer

primary, primair

primer

secondary

sekunder

ant menjadi an
accountant

akuntan

informant

informan

-archie, archy menjadi arki


anarchie, anarchy
oligarchie, oligarchy
dan seterusnya

anarki
oligarki

Petunjuk XIII
Menerjemahkan Istilah Asing
Kemungkinan ketiga bila kita bertemu dengan kata atau istilah
asing

yaitu

dengan

menerjemahkannya

ke

dalam

bahasa

Indonesia, dengan memperhatikan beberapa hal berikut:


1. Menerjemahkan dengan menghasilkan bentuk berimbang
satu lawan satu tanpa mengubah makna
Misalnya:
titik tolak
terjemahan dari starting point
jumpa pers
terjemahan dari meet the pers
segitiga
terjemahan dari triangle
kerja sama
terjemahan dari samenwerking
mesin hitung tangan terjemahan dari manual
calculator

21

kelainan wicara terjemahan dari speech defect


2. Menerjemahkan

dengan

memperhatikan

asas

penerjemahan. Yaitu, bahwa dalam penerjemahan istilah


asing tidak selalu dapat diperoleh dan tidak selalu perlu
dihasilakn bentuk yang berimbang seperti yang di atas.
Yang paling utama ialah bahwa makna konsep harus sama
dan sepadan dan tidak perlu bentuk luar atau makna
harfiahnya harus sama atau mirip.
Misalnya:
jaringan
terjemahan dari network
pengobatan
terjemahan dari medical
treatment
kakak/ adik ipar terjemahan dari brother-in-law
rumah pompa
terjemahan dari dry well
daya cipta
terjemahan dari creativity
3. Menerjemahkan istilah asing dengan tetap memperhatikan
gramatikalnya. Seperti kata benda diterjemahkan dengan
kata benda, kata sifat dengan kata sifat, kata kerja dengan
kata kerja, dan sebagainya.
Misalnya:
maiden flight
diterjemahkan
penerbangan perdana
effective
diterjemahkan
briefing
diterjemahkan
hearing
diterjemahkan
analytical
diterjemahkan
analytically
diterjemahkan
analysibility
diterjemahkan

berhasil guna
santiaji
dengar pendapat
beranalisis
secara beranalisis
keteranalisisan

Petunjuk XIV
Asas Pembentukan Istilah
Beberapa pedoman penting yang perlu diperhatikan dalam
proses pembentukan istilah yang terjadi selama penerjemahan
adalah sebagai berikut:
1. Sumber istilah

22

Dalam pembentukan istilah Indonesia kita menganut pintu


trebuka.

Artinya,

istilah-istilah

dapat

disusun

dengan

bermacam cara dan dari berbagai sumber.


Ada tiga sumber bahasa yang dapat dipergunakan sebagai
sumber istilah dan berdasarkan urutan prioritasnya terdiri dari:
bahasa Indonesia, bahasa serumpun dan bahasa asing.
2. Bahasa Indonesia
Dalam membentuk atau mencari istilah, bahasa Indonesia
tentu saja harus kita prioritaskan. dalam mencari istilah dari
istilah bahasa Indonesia, pertama-tama kita cari kata dalam
bahasa Indonesia yang lazim dipakai, yang masih hidup. Jika
tidak ada, maka dicari kata dalam bahasa Indonesia yang
sudah tidak lazim dipakai, yang sudah mati. Jadi kata yang
sudah mati dapat dihidupkan kembali untuk membentuk
istilah.
1)Syarat-syarat
Kosakata umum bahasa Indonesia dapat dijadikan sumber
bahan istilah jika ada dua kata atau lebih berikut ini yang
dipenuhi:
a. Kata yang paling tepat dan tidak menyimpang maknanya
jika ada dua kata atau lebih yang menunjukkan makna
yang bersamaan.
Misalnya: bea cukai pajak
daerah wilayah kawasan
laju cepat pesat
b. Kata yan paling singkat jika ada dua kata atau lebih yang
mempunyai rujukan yang sama.
Misalnya: perlindungan politik suaka politik
tumbuhan pengganggu gulma
perbendaharaan kata kosa kata
c. Kata yang bernilai rasa (berkonotasi) baik dan yang sedap
didengar (eufonik).
Misalnya: perempuan wanita
pelacur tunasusila
bunting mengandung

23

d. Kata umum yang diberi makna baru atau mana khusus


dengan jalan menyempitkan atau meluaskan makna
asalnya.
Misalnya: pasok
sasaran
penggalakan kejutan
mantan
titik sudut
pakar
rentan
2)Bentuk Gramatikal
Dalam penerjemahan, yang diutamakan adalah istilah yang
bentuknya singkat, misalnya berbentuk kata dasar saja. Oleh
sebab itu, istilah yang berbentuk gabungan kata, bilamana
mungkin dan tidak mengurangi kejelasan, diusahakan singkat,
mengikuti contoh atau pola: meja tulis, kerja sama, kapal angkut,
jembatan layang, dan sebagainya.
Namun, kita juga dapat membentuk istilah dengan cara yang
lain, diantaranya:
a. Dengan kata
sebagainya.
b. Dengan kata

dasar:

garam,

berimbuhan:

larut,

gaya,

penyediaan,

kurva,

dan

keterbatasan,

keberhasilan, kepemimpinan, dan sebagainya.


c. Dengan kata ulang: kacang-kacangan, jejari, bolak-balik,
umbi-umbian, tetangga, dan sebagainya.
d. Dengan gabungan kata: garis bawah, sandang pangan,
segitiga, mawas diri, tembus cahaya, dan sebagainya.
3)Cara Penulisan Kata Gabung
a. Unsur-unsurnya merupakan dua atau tiga patah kata yang
ditulis terpisah: pipa pemanas, tanah garapan, kadar air,
kalimat utama, dan sebagainya.
b. Unsur-unsurnya merupakan kumpulan yang menggunakan
tanda hubung jika dirasa perlu untuk menegaskan pertalian
di antara dua unsurnya: mesin hitung tangan, lapis tanah
bawah, kayu laps baja, dan sebagainya.
c.Unsur-unsurnya merupakan kumpulan yang ditulis sebagai
satu kata bila dianggap sudah bersenyawa: segitiga, tegak

24

lurus, matahari, mahasiswa, pascasarjana, sukacita, dan


sebagainya.
4)Asas Analogi Bentuk
Istilah baru dapat dibentuk

dengan menggunakan asa

analogi. Potensi analogi dalam bahasa indonesia sangat besar.


Berbagai istilah dapat dibentuk melalui proses analogi bentuk.
Misalnya: dari pola prasangka dapat dibentuk istilah-istilah
prasarana,

prakarsa,

praduga,

pramuka,

sebagainya.
5)Asas Perangkat Istilah Bersistem
Dalam bidang tertentu, deret konsep

prasejarah,

yang

dan

berkaitan

dilambangkan dengan perangkat istilah yang strukturnya juga


mencerminkan bentuk yang berkaitan secara konsisten.
Misalnya: serap
hak pilih
daya serap
hak pakai
zat penterap
hak milik
zat terserap
hak monopoli
berdaya serap
hak bangun
kedayaserapan
penyerap
penyerapan
serapan
6)Bahasa Serumpun atau Daerah
Sumber bahasa kedua sesudah bahasa Indonesia, yang dapat
dijadikan sumber bahan istilah ialah bahasa serumpun. Jika di
dalam bahasa Indonesia tidak ditemukan istilah yang dengan
tepat dapat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan
atau sifat yang dimaksudkan, maka hendaknya dicari istilah
dalam bahasa serumpun yang memiliki pengertian itu. Dalam
kenyataannya dewasa ini banyak terdapat sumbangan istilah
ilmu yang berasal dari bahasa daerah, terutama dari bahasa
Sunda dan Jawa.
Misalnya, dari bahasa Jawa: luwes, lugas, tuntas, terampil,
jamban, sandang pangan,busana; dari bahasa Sunda: nyeri,
anjangsana, talimarga; dari bahasa Banjar: gambut; dari bahasa
Miinagkabau: lamban, heboh, gontai.

25

Dengan

memperhatikan

syarat-syaratnya.

Yaitu:

istilah

daerah yang dipilih lebih cocok karena konotasinya dan istilah


daerah yang dipilih lebih singkat jika dibandingkan dengan istilah
dalam bahasa Indonesianya.
7) Bahasa Asing
Setelah bahan pembentukan istilah tidk dapat dicari dalam
bahasa Indonesia

maupun dalam bahasa serumpun, barulah

dipergunakan sumber bahasa asing. Demi keseragaman, istilah


asing yang diutamakan ialah istilah Inggris yang pemakaiannya
sudah inetrnasional, yakni dilazimkan oleh para ahli dalam
bidangnya. Penulisan istilah ini sedapat-dapatnya dilakukan
dengan mengutamakan ejaannya (bentuk visualnya, tulisannya)
dalam bahasa sumber tanpa mengabaikan segi lafal. bila bahan
istilah tidak juga kita temukan dalam bahasa Inggris, maka kita
dapat emncarinya dalam bahasa asing lain yang internasional.
Syarat-syarat pemasukan istilah asing:
a. Istilah asing yang dipilih lebih cocok karena konotasinya.
Misalnya: kritik
dibandingkan dengan
kecaman
profesional dibandingkan dengan
amatir
dibandingkan dengan
bayaran
b. Istilah asing yang dipilih lebih singkat
Misalnya: studi, diplomasi, ekologi,

bayaran
tanpa

demografi,

atom,

termometer.
c. Karena sifat internasionalnya, istilah asing membudahkan
pengalihan antar bahasa mengingat keperluan masa depan.
Misalnya: aktiva, bursa, reaktor, satelit, komputer, inflasi,
deflasi, oksigen, dan sebagainya.
d. Istilah asing yang dipilih mempermudah kesepakatan jika
dalam bahasa Indonesia terlalu banyak sinonimya.
Istilah asing yang telah lazim dipergunakan sebagai istilah
Indonesia

masih

dapat

dipakai

sungguhpun

bertentangan

dengan salah satu kaidah pembentukan istilah, yaitu bahwa

26

pengambilan istilah asing diutamakan dari bahasa Inggris


terlebih dahulu. Misalnya: sakelar, polisi, baterai, pelopor, dan
sebagainya
Istilah asing yang kita serap dapat diperlakukan seperti kata
Indonesia, misalnya denganmenggunakan imbuhan-imbuhan.
Seperti: kuantitas, berkuantitas dan simetri, menyimetrikan.
8)Prosedur Pembentukan Istilah
Urutan prioritas sumber bahan pembentukan istilah juga
merupakan langkah-langkah untuk memutuskan dan memilih
istilah yang terbaik dalam bahasa Indonesia. Ada tujuh langkah.
Dengan adanya suatu konsep, langkah 1 sampai dengan 6
merupakan langkah-langkah mencari alternatif-alternatif istilah.
Langkah 7 adalah langkah memutuskan dan memilih dari enam
istilah baru yang masih merupakan alternatif satu istilah terbaik
untuk dijadikan istilah baru.
Misalnya: Ada konsep Coffeeshop,

kemudian terkumpul

alternatif-alternatif istilah berikut:


kedai dari bahasa Indonesia yang lazim
lepau dari bahasa Indonesia atau Melayu yang sudah tidak lazim
lagi digunakan dalam bahasa Indonesia sekarang
warung dari bahasa Jawa
syop dari bahasa Inggris
kafe
dari bahasa Perancis
dan akhirnya diputuskan dan dipilih istilah kedai kopi.
Petunjuk XV
Mengenali Jenis Kalimat Serta Subjek dan Predikatnya
Setiap kalimat harus dapat diketahui jenisnya. Jenis-jenis
kalimat dalam bahasa Inggris ialah:
a. Simple sentence: dapat kita samakan dengan kalimat tunggal
dalam bahasa Indonesia. Contoh: A translation should not
read like a translation.
b. Compound sentence: dapat kita samakan dengan kalimat
majemuk dalam bahasa Indonesia. Contoh: The translation

27

must express the whole meaning of the original, but it must


do this without sacrificing its claim to be good, idiomatic
Indonesian.
c. Complex sentence: dapat kita samakan dengan kalimat
majemuk bertingkat dalam bahasa Indonesia. Contoh: If the
text difficultor of a type which is not so familiar to the
translator, he may want to read some background literature
or consult the author or some other adviser.
d. Compound-Complex Sentence: gabungan kalimat majemuk
setara dan kalimat majemuk bertingkat. Jenis kalimat ini
terdiri dari dua atu lebih induk kalimat dan satu atau lebih
anak kalimat. Contoh: Because the work was finished, they
went to the office, and they asked for the money they had
earned.
Setelah setiap kalimat dapat kita ketahui jenisnya, kita harus
dapat menetukan subjek dan predikat (termasuk objek, jika ada)
baik dalam kalimat tunggal maupun dalam klausa-klausa pada
kalimat majemuk.

28

Berikut bagan prosedur penyusunan, penentuan, dan pemilihan


istilah:
Tabel 1. Prosedur Pembentukan Istilah
Langkah 1
.
SYARAT
Kata
dalam
bahasa Indonesia
yang
lazim
dipakai
1. Ungkapan yang
paling singkat
Langka
h2
Kata
dalam
bahasa Indonesia
yang sudah tidak
lazim dipakai
Langka
Kata h 3 dalam
bahasa serumpun
yang
lazim
dipakai
Langka
h4
Kata
dalam
bahasa serumpun
yang sudah tidak
lazim dipakai
Langka
h5
Kata
dalam
bahasa Inggris
Langka
h6
Kata
dalam
bahasa asing lain
yang
internasional

2. Ungkapan yang
maknanya tidak
menyimpang

Istilah baru
1

Istilah baru
2

3. Ungkapan yang
tidak berkonotasi
buruk

Istilah baru
3

4. Ungkapan yang
sedap didengar

Istilah baru
4

Penyerapan dengan
penyesuaian ejaan
dan lafal

Penyerapan tanpa
perubahan
Penerjemahan

Penyerapan dan/
atau penerjemahan

Langka
h7
Pilih yang terbaik
diantara
istilah
baru 1 6
29

a. Ungkapan
asing lebih
cocok
b. Ungkapan
asing lebih
singkat
c. Ungkapan
asing
memudahka
n pengalihan
antar bahasa
d. Ungkapan
a. Ungkapan
asing dengan
arti umum
diterjemahkan
dengan arti
umum
b. Ungkapan
asing yang
berhubungan

is
ti
la
h
b
a
r
u
5

is
ti
la
h
b
a
r
u
6

Petunjuk XVI
Hubungan antara klausa
majmuk setara.

independen dalam kalimat

Apabila bertemu dengan kalimat majmuk setara (compound


sentences), kita harus mengetahui dengan tepat hubungan
antara klausa independen yang saty dengan klausa indepnden
yang lain. Dalam bahasa Inggris ada empat rumpun kalimat
majemuk setara:
1. Kalimat majemuk dengan coordinating conjunction (kata
penghubung setara): and,but,or,not,yet,for dan so. Dengan
mengetahui 7 macam kata penghubung setara diatas, kita
dapat
memgetahui
bahwa
ada
bermacam-macam
hubungan antara klausa independen yang satu dengan
klausa independen lainnya.
Misalnya: The garden hose had a leak, so we patched it
with a tape.
2. Kalimat majemuk setara dengan adverbial conjunction
(juga kadang-kadang disebut conjunctive adverbs), yaitu
kata keterangan atau adverbial yang sekaligus menjadi
penghubung. Tanda baca yang harus dipakai dimuka
adverbial conjunction dalam kalimat majemuk setara
Bahasa Inggris (commond sentence) adalah titik koma dan
koma setalah adverbial conjunction.
Misalnya: I knit an orange polyster scarft for my husband;
however he has never worn it.
3. Kalimat majemuk setara dengan titik koma saja. Hubungan
pengertian antara klausa-klausa independennya tidak
dinyatakan secara eksplisit, maka harus kita simpulkam
dengan cermat.
Misalnya: One might be say that the meaning is expressed
in the translators mind by a languange which is neither
which is neither the source language nor the target
language; the name of interlingua has been given to this
intermediate language.
4. Kalimat majemuk setara dengan titik dua saja antara
klausa independen-independen yang satu dan klausa
independen yang lain. Klausa independen sesudah titik dua

30

biasanya bersifat menerangjelaskan salah satu kata dalam


klausa independen di muka titik koma.
Misalnya: Young men sholud always follow this rule: always
let her think shes getting her away even thought you know
better.
Petunjuk XVII
Complex sentence (Kalimat majemuk bertingkat)
Bila bertemu dengan kalimat majemuk bertingkat
(complex sentences), kita harus dapat mengidentifikasikan mana
induk kalimatnya (main clause) dan mana anak kalimatnya
(subordinate clause atau dependent clause). Kemudian kita harus
dapat menentukan anak kalimat itu mempunyai jabatan apa
dalam seluruh kalimat (majemuk bertingkat). Subjek kah,
predikatkah, objekkah,atributkah,keterangan tambahan atau
adverbial kah. Misalnya Klausa atribut: Can you think of any good
reason why I sholud go to class today?
Catatan: Klausa adverbial yang memberikan keterangan kepada
seluruh induk kalimat (klausa utama) menyatakan berbagai
makna
atau
hubungan,
Contohnya:
sebab,
waktu,syarat,derajat,cara, tujuan,akibat,peralahan.
Petunjuk XVIII
Relative clauses (anak kalimat/klausa relatif)
Kita hendaknya waspada bila bertemu dengan kalimat
majemuk bertingkat (complex sentences) yang memiliki klausa
atribut (klausa relatif).
1. Yang diawali dengan: to whom, from whom, with whom,in
whom, on whom,dsb.
2. Yang diawali dengan that,which,who,whom, yang menjadi
objek dalam klausa atributif (klausa relatif).
3. Yang berupa contact clauses, yaitu klausa relatif yang tidak
diawali dengan kata ganti penghubung (relatif) apapun. Ini
terjadi apabila kata ganti relatif berfungsi sebagai objek
dalam klausa yang bersangkutan dan bila ragam atau
gayanya informal (tidak resmi).

31

Beberapa cara untuk menghindarkan pengaruh bahasa asing


(Barat) yang tidak perlu ialah:
1. Bila in which, on which,in whom,dsb. Menyatakan
tempat, maka kita dapat menggunakan kata tempat
untuk mengawali klausa relatif.
Misalnya:
The new world in which we all work together to build ti
up....
sDunia baru tempat kita bekerja bersama-sama untuk
membangunnya....
2. Bila in which, on which, at which, dsb. Menyatakan
waktu, maka kita dapat menggunakan waktu, maka kita
dapat
menggunakan
kata
saat,
waktu,
ketika,hari,minggu,bulan, tahun, masa, abad pada awal
klausa relatif, atau kita dapat mengubah klausa relatif
itu menjadi frase berelasi kompletif, misalnya tahun
terjadinya, minggu kedatangan dsb.
Misalnya:
The year in which that important even occured.....
Tahun terjadinya peristiwa yang penting itu...
3. Bila with whom,who..., dsb. Menyatakan pengertian
teman atau lawan, maka dapat diungkapkan dalam
bahasa Indonesia dengan kata teman atau lawan.
Misalnya:
Orang temannya bercakap-cakap itu kawannya sekuliah.
4. Bila in which, on which, at which, dsb. Mengandung
objek perbuatan, kita dapat menggunakan konstruksi
yang bentuk pasif: yang pada awal klausa realtif sebagai
subjek dengan predikat kata kerja bentuk pasif.
Misalnya:
.....a genre in which posteterity was no longer
interested....
...jenis sastra yang oleh angkatan berikut tidak lagi
diminati...
5. Bila from whom, from which, dsb. Mengandung
pengertian subjek atau pelaku perbuatan, kita dapat
menggunakan konstruksi-yang bentuk aktif: yang pada
awal klausa realtif sebagai subjek dengan predikat kata
kerja bentuk aktif-transitif.
Misalnya:

32

The Upper-deity from whom all other deities


descended....
Maha dewa yang menurunkan semua dewa lainnya...
6. Klausa relatif dalam bahasa Inggris kita jadikan klausa
independen. Dengan kata lain, kalimat majemuk
bertingkat dalam bahasa Inggris kita jadikan kalimat
mejemuk dalam bahasa Indonesia. Mungkin juga
menjadi dua kalimat tunggal atau lebih
Misalnya:
Prof.Hooykaas to whom we owe so much for editing
numerous Balinese texts.....
Kepada Prof. Hooykaas kita sangat berhutang budi
karena beliau telah menerbitkan berbagai teks dalam
bahasa Bali; beliau....
(Bila menjadi dua kalimat tunggal, titik koma menjadi
titik)
catatan:
1. Dalam konjungsi yang, kata yang hanya dapat berfungsi
sebagai subjek dalam bahasa Indonesia, tidak sebagai
objek.
2. Dalam bahasa Indonesia ada kontruksi yang yang khas,
yaitu: ....(kata benda) yang...nya...
Misalnya: ..anak yang sepedanya dicuri orang ....

Petunjuk XIX
Kalimat rumit.
Bila kita menghadapi kalimat Inggris yang rumit (beranak,
bercucu), sebaiknya kalimat itu dipenggal-penggal dalam
menerjemahkannya. Terjemahannya menjadi kalimat yang
pendek-pendek.
Petunjuk XX
Merombak Kalimat.

33

Bila penerjemahan lurus atau suatu frase Inggris yang


panjang akan mengakibatkan terjemahan yang berat dan tak
lancar, mungkin perlukan perombakan untuk menghasilkan
terjemahan yang baik dan benar, yang luwes dan lancar.
Misalnya:
....the gross commercialism and ostentatious life style of many of
the newly rich in modern Southeast Asia....
Orang kaya baru di Asia Tenggara dewasa ini memperlihatkan
komersialisme yang kasar dalam gaya hidup , suka memamerkan
kekayaannya;...(ini bertentangan).
Petunjuk XXI
Subjek tidak mesti menjadi subjek
Untuk

ungkapan

atau

idom

Inggris

harus

dicarikan

ungkapan atau idiom Indonesia dan subyek dari bahasa sumber (


Inggris) tidak selamanya disandingkan dengan subyek dalam
bahasa sasaran (Indonesia).
Contoh
-

Are you having a good time?


Merasa senangkah anda ?
He has all the necessary facts at his finger tips
Ia dengan mudah/ cepat dapat memperoleh fakta-fakta
yang diperlukan.

Petunjuk XXII
Memanfaatkan tanda hubung (-)
Tanda hubung (-) bisa dimafaatkan sebagai kata bantu
untuk membantu memahamkan pembaca dalam memahami
kata-kata yang memiliki hubungan yang erat.
Contoh :
-

Buku sejarah-baru buku-sejarah baru


Ber-evolusi be-revolusi

Petunjuk XXIII
Petunjuk baca koma

34

Terjemahan

dari

bahasa

sumber

kemungkinan

untuk

diterjemahkan dalam dua bentuk, yaitu : beberapa kalimat


tunggal ( sederhana) atau Satu kalimat majemuk setara yang
tersiri atas beberapa

klausa independen. Dan terjemahan

dikatakan baik apabila hubungan gagasan antar kalimat yang


satu dan kalimat yang lain adalah terang dan jelas. Kemudian
hubungan gagasan itu ditunjang dengan pemakaian tanda baca
yang tepat.
Hubungan Ekplisit
Hubungan ekplisit terjadi bila hubungan gagasan antara
kalimat yang satu dan kalimat lain dinyatakan dengan kata atau
ungkapan penghubung atau dengan konjungsi setara. Contoh
kata atau ungkapan penghubung :
-

Hubungan
Hubungan
Hubungan
Hubungan
Hubungan
Hubungan

sayangnya
Hubungan waktu : sementara itu, akhirnya
Hubungan tempat
: di sini, di tengah-tengah

Tanda

koma

ilustratif
: misalnya, contohnya, umpamanya
aditif : selain itu, bahkan, selanjutnya
konstratif
: akan tetapi, meskipun demikian
resultatif
: akibatnya, oleh sebab itu
konklusif
: maka dari itu, kesimpulannya
kualifikatif :
sesungguhnya,
sebenarnya,

dipakai

di

belakang

kata

atau

ungkapan

penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal kalimat,


Contoh :
-

...oleh karena itu, kita harus berhati-hati


...meskipun begitu, pendapatnya tidak sebanyak pendapat
sang juara kelas
Hubungan implisit
Pembacaan tanda baca koma ( ; ) bila hubungan gagasan

antara klausa-klausa independen itu dinyatakan secara implisit :


-

Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagianbagian kalimat yang sejenis dan setara

35

Contoh : Malam makin larut; kami belum selesai juga


Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat
yang setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai
pengganti kata penghubung.
Contoh : Ayah mengurus tanaman di kebun; ibu sibuk
memasak di dapur; adik menghafalkan nama pahlawan
nasional;

saya

sendiri

asyik

mendengarkan

siaran

langusung.
Petunjuk XXIV
Tanda baca koma dalam klausa relatif restriktif dan nonrestriktif
Dalam bahasa Inggris ada dua macam klausa relatif : relatif
restriktif, dan relatif non-restriktif.
Klausa relatif restriktif
Dalam bahasa inggris klausa ini tidak dapat dipisahkan
dengan tanda baca koma dari bagian kalimat yang lain.
Contoh : I particularly dislike people who let their children
shout and scream
Dengan adanya keterangan

who, maka jelaslah dan

tentulah siapa yang dimaksud dengan people itu.


Klausa relatif non-restriktif
Klausa relatif yang tidak membatasi untuk memberikan
keterangan tentang sesuatu yang sudah jelas tertentu.
Contoh : In order to work here the foreigner needs a work
permit, which must be applied for by his prospective employer.
Work permit merupakan klausa relatif non-restriktif.
Ciri-ciri klausa relatif non-restriktif :
-

Resmi gayanya, dan terbatas pemakaiannya dalam bahasa

tulis
Relatif that tidak dapat/ tidak boleh dipakai
Relatif who, whose, whom, which tidak dapat dihilangkan

36

Klausa relatif non-restriktif dipisahkan dengan tanda koma


dari bagian kalimat yang lain. Bila terletak di dalam
kalimat, sepasang tanda koma harus digunakan.

Aturan pemakaian klausa relatif dalam bahasa Ingris :


-

Tidak dipakai tanda koma untuk memisahkan klausa relatif

yang bersifat membatasi dari bagian kalimat yang lain


Dipakai tanda koma untuk memisahkan klasa relatif yang
tidak bersifat membatasi dari bagian kalimat yang lain.

Petunjuk XXV
Menyusun kalimat yang efektif
Penerjemah bukanlah penulis. Seluruh gagasan-gagasan
yang ada di dalam terjemehan tetap merupakan gagasan
pengarang Oleh karena itu, penerjemah harus mampu menyusun
kalimat-kalimat

yang

efektif

dalam

bahasa

sasaran

yang

dipakainya. Ciri-ciri kalimat yang efektif adalah sbb :


1. Mengandung kesatuan gagasan
1) Subjek dan /atau predikat kalimat jelas, eksplisit
Contoh : Berhubung itu, mengemukakannya juga minat baca
kaum remaja semakin menurun. ( tidak efektif)
Sehubungan dengan itu, dikemukakannya juga bahwa minat
baca kaum remaja makin menurun. Atau sehubungan dengan
itu, ia juga mengemukakan bahwa minat baca kaum remaja
makin menurun. ( efektif )
2) Subjek dan predikat kalimat jangan terpisah telalu jauh
Contoh : Pembangunan terang menuju zaman keemasan yang
baru, menghendaki pengembangan bakat-bakat pendukung
kebudayaan bangsa di segala lapangan, mulai dari hal-hal
yang tampaknya kecil seperti cara mengatur rumah tangga,
cara bergaul, dan cara memperoleh hiburan sampai meningkat
ke

masalah-masalah

besar

seperti

pembangunan

kota,

memproduksi, memproduksi pangan, menciptakan berbagai

37

bentuk kesenian baru, pendeknya segala soal yang membina


kebudayaan baru. ( kurang kuat )
Pembnagunan terang menuju zaman keemasan yang baru.
Untuk itu, pembangunan menghendaki pengembangan bakatbakat pendukung kebudayaan bangsa di segala lapangan,
mulai dengan hal-hal yang nampaknya kecil sampai ke
masalah-masalah

besar.

Misalnya,

pembangunan

mulai

dengan cara mengatur rumah tangga, cara bergaul dan


memperoleh

hiburan.

Lalu

meningkat

kepada

cara

membangun kota, memproduksi pangan, menciptakan bentukbentuk kesenian baru-pendeknya, segala soal yang membina
kebudayaan baru. ( lebih kuat )
3) Keterangan harus ditempatkan

setepat-tepatnya

dan

seterang-terangnya dalam kalimat sehingga sama sekali


tidak menganggu pemahaman.
4) Tanda baca harus dapat digunakan sebaik-baiknya.
5) Kalimat efektif bebas dari kesalahan seperti : kontaminasi
(pemakaian bentuk rancu), pleonasme atau tautologi
(penambahan yang tak perlu), hiperkorek (membetulkan
apa yang sudah betul sehingga jadinya salah bentuk)
Contoh-contoh :
Tahun ini SPP mahasiswa baru saja dinaikkan ( tidak efektif )
: Apa yang diterangkan oleh kata baru : mahasiswa ataukah
dinaikan
SPP mahasiswa tahun ini baru saja dinaikkan atau Tahun ini
SPP mahasiswa baru saja yang dinaikkan ( efektif)
2. Mewujudkan koherensi yang baik dan kompak
Koherensi

ialah

pertautan

antara

unsur-unsur

yang

membangun kalimat dan alinea. Untuk menjaga koherensi :


1) Kritis terhadap pemakaian kata ganti dalam kalimatnya
Contoh : Atas perhatiannya, saya ucapkan terima kasih. ( tidak
efektif )

38

Atas perhatian saudara, saya ucapkan terima kasih. Atau saya


menyampaikan ucapan terima kasih kepadanya atas perhatian
yang diberikannya. ( efektif )
2) Kritis terhadap pemakaian kata depan
Contoh : Pengarang itu menceritakan tentang pengalaman
masa kecilnya. (tidak efektif )
Pegarang itu menceritakan

pengalaman

masa

kecilnya.

( efektif )
3) Memanfaatkan kata-kata peralihan atau transisi untuk
mengeksplisitkan dan memperjelas hubungan gagasan
antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain dalam
alinea, antara alinea yang satu dan alinea yang lain dalam
paragraf.
Contoh :
- Hubungan pertentangan

akan

tetapi,

meskipun

demikian dsb.
Hubungan penambahan
Hubungan penjelasan

: lagi pula, selain itu dsb.


: misalnya, sebagai contoh

dsb
Hubungan pemilihan

: kalau tidak demikian, kalau

tidak dsb.
Hubungan perurutan

: pertama, selanjutnya dsb.

39

BAB III
KESIMPULAN
1. Penerjemah bukanlah pengarang, melainkan seseorang yang
membantu pengarang dalam menyampaikan bahasa sumber
(Bsu) ke dalam bahasa sasaran (Bsa), sehingga dalam
terjemahannya, tidak ada pengurangan atau penambahan
kata yang itu mengakibatkan adanya perubahan dalam sebuah
pemahaman atau artian.
2. Seorang penerjemah, untuk menyempurnakan terjemahannya
dianjurkan untuk menguasai kedua bahasa tersebut yaitu
bahasa sumber (Bsu) dan bahasa sasaran (Bsa), baik dari segi
kebudayaan, sejarah dsb.
3. Dalam menerjemahkan perlu memperhatikan kata ganti, dan
istilah-istilah dalam bahasa sumber (Bsu) untuk diterapkan di
dalam bahasa sasaran (Bsa).
4. Selain dari pada istilah, juga harus memperhatikan tanda baca
yang perlu digunakan dalam menerjemahkan dari bahasa
sumber

(Bsa)

ke

dalam

bahasa

sasaran

(Bsa),

untuk

membantu pembaca mudah dalam mencerna dan memahami


isi terjemahan tersebut.

40

5. Penerjemah harus menghindari pemilihan kata dan kalimat


yang tidak efektif, yang mengakibatkan kesukaran pembaca
dalam memahami maksud dari terjemahan.

41

Anda mungkin juga menyukai