PENDAHULUAN
Dalam tugasnya sebagai komunikator, seorang penerjemah
harus melalui tahap yang menentukan yaitu penelitian mengenai
hal-hal yang berkaitan dengan bidang teks yang diterjemahkan.
Bekal pengetahuan yang dimilikinya mungkin perlu dilengkapi
agar dapat memahami dan kemudian menerjemahkan teks
bidang tertentu. Dengan melakukan penelitian ia dapat membuat
penerjemahan menjadi sebuah proses yang kreatif karena akan
pengetahuannya dan memiliki cukup bekal untuk mencari pilihan
bentuk yang lebih tepat dalam mengungkapkan pesan. Selain
itu, dengan penelitian yang dilakukannya ia akan mengenal
rambu-rambu bagi proses kreativitasnya, dia akan membedakan
antara kreativas dan salah terjemahannya.
Sering
kita
mendapati
teks
terjemahan
yang
mutlak
diperlukan
dalam
menerjemahkan.
dasar
Rambu-rambu
rambu-rambu
tersebut
dalam
selalu
proses
berpatokan
penerjemahan.
pada
situasi
misi teks. Maka dari itu sebagai penerjemah harus mengerti dan
memahami adanya rambu-rambu tertentu dalam Bahasa yang
dia terjemahkan agar tercapainya maksud dan tujuan yang ingin
disampaikan kepada pembaca.
Ada beberapa rambu-rambu praktek penerjemahan yang
harus difahami dan diketahui oleh seorang penerjemah sehingga
ia dapat menghasilkan suatu tarjamah yang mudah dimengerti
oleh si pembaca, maka makalah ini bertujuan unutk menjelaskan
beberapa rambu-rambu praktek dalam penerjemahan.
BAB II
PEMBAHASAN
RAMBU-RAMBU PRAKTEK PENERJEMAH
Petunjuk I
Bentuk Jamak Bahasa Inggris
Bentuk jamak dalam bahasa Inggris tidak selalu harus
diterjemahkan dengan kata ulang dalam bahasa Indonesia.
Contoh:
Few students follow the competition.
Jika diterjemahkan menjadi:
Tidak banyak siswa (yang) mengikuti perlombaan itu.
Bahasa Indonesia tidak mengenal nominal concord, yaitu
persesuaian bentuk antara bilangan yangn menyatakan jamak
atau benda-benda yangn menunjukkan jamak dengan bendanya
seperti bahasa Inggris, Prancis dll. Sebagaimana bentuk kata
ulang dalam bahasa Indonesia. Dalam perkembangannya, bentuk
ulang itu tidak hanya menyatakan pengertian asli Melayu, yaitu
keanekaacaman dan keserupaan, tetapi juga jumlah banyak atau
jamak. Akan tetapi, bentuk ulang ini tidak perlu dipakai bila ada
kata lain yang sudah menyatakan jamak, yaitu bilangan tertentu
maupun tak tentu, dsb. yang mengandung pengertian banyak,
seperti: lima, seratus, banyak, sedikit, beberapa, sekelompook,
dll. Karena jika masih dipakai bentuk ulang, akan terjadi gejala
pleonasme yang mangakibatkan pemborosan kata. Contoh:
Tidak sedikit artis-artis yang ikut berpartisipasi dalam aksi
damai 4 November di depan Istana Merdeka. (Salah)
Tidak sedikit artis yang ikut berpartisipasi dalam aksi
damai 4 November di depan Istana Merdeka. (Benar)
Petunjuk II
Indefinite Article (Kata Sandang Tak Tentu)
Kata sandang tak tentu (indefinite article) dalam bahasa
Inggris tidak selalu harus diterjemahkan dalam bahasa Indonesia.
Contoh:
I see a chimpanzee in the zoo.
A chimpanzee is an intelligent animal.
Cukup diterjemahkan menjadi:
Saya melihat seekor simpanse di kebun binatang.
Simpanse adalah hewan yang cerdas.
A- atau an- merupakan kata sandang tak tentu dalam
bahasa
Inggris.
bendanya
satu
Selain
dipakai
(singular)
juga
untuk
dipakai
menyatakan
untuk
bahwa
menyatakan
ganti
dalam
bahasa
Inggris
tidak
selalu
perlu
process
of
translation
involves
three
stages:(a)
milik
langgam
kita
tutur
sendiri;
kata
(c)
kita
mengungkapkannya
sendiri
tanpa
banyak
dari
menerjemahkan,
dan
penyerapan
dari
banyak
dalam
sebuah
kalimat.
Selain
karena
kata
benda
verbal
menjadi
kata
kerja
biasa
yang sering
subjek
(menekankan
kalimat,
penuturan):
dan
pola
apa
itu
yang
bersifat
ingin
emphatic
ditekankan,
kata
adalah
masih
boleh
dipakai,
khususnya
dalam
penyelewengan.
Perbuatannya
merupakan
(suatu)
sungguh-sungguh
(suatu)
penyelewengan.
Perbuatannya
penyelewengan.
mau,
nanti
sore
dan
sebagainya
bila
sudah
jelas
kalimat
penerjemah
bahasa
tidak
Inggris
yang
menerjemahkan
kompleks
bentuk,
karena
melainkan
10
yang
relevan
3. Hubungan limitatif.
Contoh :Simplicity of expression.
Terjemah :Kesederhanaan (dalam) mengungkapkan.
4. Menunjukkan sifat atau keadaan.
Contoh :A substance of a great benefit.
Terjemah :Zat yang besar manfaatnya.
Petunjuk X
Perulangan Kata
Ada perbedaan penggunaan kata yang berulang dalam tata
bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Jika dalam bahasa Inggris
kita
sering
menemukan
perulangan
kata
karena
hal
itu
memberikan
kursus
tata
buku
yang
diperlukannya.
Penggunaan yang dianjurkan dalam anafora:
Untuk
mencerdaskan
menanamkan
budi
kehidupan
pekerti
yang
bangsa,
luhur,
dan
untuk
untuk
11
dan
dan
mutunya,
drama
dengan
yang
menerbitkan
bervirus
buku-buku
mental,
dengan
atau
kata
asing
dengan
tanpa
tanpa
atau
atau
atau
atau
12
Curriculum vitae
Cum laude
De facto
Honoris Causa
Ius sanguinis
atau
Ius
sanguinis
Briefing
atau
Briefing
Cara ini dipakai jika istilah atau ungkapan itu dianggap
bersifat
internasional
atau
jika
orang
tidak/
belum
sepola
dengan
tirtonatan
Fungsi (dari function) sepola dengan dengki
Reses (dari recess) sepola dengan leleh
Presiden (dari president) sepola dengan srikaton
Penulisan istilah pada umumnya berdasar pada ejaan
fonemik, artinya hanya satuan bunyi yang berfungsi dalam
bahasa Indonesia dilambangkan dengan huruf. Yang tidak
berfungsi boleh dihilangkan.
Contoh:
Dominan
bukan
Informan
bukan
Oportunis
bukan
Efektif
bukan
Termometer
bukan
Thermometer
Psikologi
bukan
Dominant
Informant
Opportunis
Effektif
Pschologi
2. Ejaan Nama
Ejaan nama diri, yang ada di dalam bahas aslinya ditulis
dengan huruf latin, tidak diubah. Nama diri yang ditulis
dengan huruf lain ditulis menurut ejaan Inggris dengan
penyesuaian seperlunya pada abjad Indonesia.
13
unsur
pinjaman
dalam
dlam
konteks
bahasa
Indonesia,
tetapi
yang
pengucapan
dan
penulisannya
disesuaikan
14
15
geometry
menjadi
geometri
eu tetap eu
neutron
menjadi
neutron
eugenol
menjadi
eugenol
f tetap f
fanatic
menjadi
fanatik
factor
menjadi
faktor
gh menjadi g
sorghum
menjadi
sorgum
gue menjadi ge
igue
menjadi
ige
gigue
menjadi
gige
i, pada awal suku kata di depan vokal, tetap i
ion
menjadi
ion
iota
menjadi
iota
ie, jika lafalnya i menjadi i
politiek
menjadi
politik
riem
menjadi
rim
ie, jika lafalnya bukan i, tetap ie
variety
menjadi
varietas
patient
menjadi
pasien
kh (Arab) tetap kh
khusus
menjadi
khusus
akhir
menjadi
akhir
ng tetap ng
congress
menjadi
kongres
contingent
menjadi
kontingen
oe (oi Yunani) menjadi e
oestrogen
menjadi
estrogen
foetus
menjadi
fetus
oo (Belanda) menjadi o
komfoor
menjadi
kompor
provoost
menjadi
provos
oo (Inggris) menjadi u
cartoon
menjadi
kartun
proof
menjadi
pruf
oo (vokal ganda) tetap oo
zoology
menjadi
zoologi
coordination
menjadi
koordinasi
ou, jika lafalnya au menjadi au
bout
menjadi
baut
counter
menjadi
kaunter
ou, jika lafalnya u menjadi u
gouverneur
menjadi
gubernur
16
coupon
ph menjadi f
phase
physiology
ps tetap ps
pseudo
psychosomatic
pt tetap pt
pterosaur
ptyalin
q menjadi k
aquarium
frequency
menjadi
kupon
menjadi
fase
menjadi
fisiologi
menjadi
menjadi
pseudo
psikosomatik
menjadi
menjadi
pterosaur
ptialin
menjadi
menjadi
akuarium
frekuensi
rh menjadi r
rhytm
menjadi
ritme
rhetoric
menjadi
retorika
sc di depan a, o, u dan konsonan menjadi sk
scandium
menjadi
skandium
scotopia
menjadi
skotopia
scutella
menjadi
skutela
sclerosis
menjadi
sklerosis
sc di depan e, i dan y menjadi s
scenography
menjadi
senografi
scintillation
menjadi
sintilasi
scyphistoma
menjadi
sifistoma
sch, di depan vokal menjadi sk
schema
menjadi
skema
schizophrenia
menjadi
skizofrenia
scholasticisme menjadi
skolastisisme
t, di depan i jika lafalnya s, menjadi s
ratio
menjadi
rasio
action
menjadi
aksi
th menjadi t
theocracy
menjadi
teokrasi
methode
menjadi
metode
u tetap u
unit
menjadi
unit
structure
menjadi
struktur
ua tetap ua
dualisme
menjadi
dualisme
aquarium
menjadi
akuarium
ue tetap ue
suede
menjadi
sued
duet
menjadi
duet
17
ui tetap ui
conduite
menjadi
konduite
duit
menjadi
duit
uo tetap uo
quorum
menjadi
kuorum
quota
menjadi
kuota
uu menjadi u
prematuur
menjadi
prematur
vacuum
menjadi
vakum
v tetap v
vitamin
menjadi
vitamin
television
menjadi
televisi
x pada awal kata tetap x
xanthate
menjadi
xantat
xenon
menjadi
xenon
x, pada posisi lain menjadi ks
executife
menjadi
eksekutif
extra
menjadi
ekstra
xc, di depan e dan i menjadi ks
exceptie
menjadi
eksepsi
excision
menjadi
eksisi
xc, di depan a, o,u dan konsonan menjadi ksk
excavation
menjadi
ekskavasi
excommunication
menjadi
ekskomunikasi
excursive
menjadi
ekskursif
exclusive
menjadi
eksklusif
y, jika lafalnya y tetap y
yangonin
menjadi
yangonin
yen
menjadi
yen
y, jika lafalnya i menjadi i
dynamo
menjadi
dinamo
z tetap z
zodiac
menjadi
zodiak
zygote
menjadi
zigot
4. Konsonan ganda menjadi konsonan tunggal, kecuali
kalau dapat membingungkan
Gabbro
menjadi
gabro
Accu
menjadi
aki
Effect
menjadi
efek
Commission
menjadi
komisi
Ferrum
menjadi
ferum
Solfeggio
menjadi
solfegio
Catatan:
18
19
letupan
(k)
dapat
dipertahankan
Misalnya: sk
molusk, obelisk
13) Gugus konsonan akhir pada istilah asing yang bersulu satu
dapat diindonesiakan dengan menambahkan vokal a di
belakangnya
Misalnya: norm
fact
norma
fakta
20
advokat
etalase
komplementer
primary, primair
primer
secondary
sekunder
ant menjadi an
accountant
akuntan
informant
informan
anarki
oligarki
Petunjuk XIII
Menerjemahkan Istilah Asing
Kemungkinan ketiga bila kita bertemu dengan kata atau istilah
asing
yaitu
dengan
menerjemahkannya
ke
dalam
bahasa
21
dengan
memperhatikan
asas
berhasil guna
santiaji
dengar pendapat
beranalisis
secara beranalisis
keteranalisisan
Petunjuk XIV
Asas Pembentukan Istilah
Beberapa pedoman penting yang perlu diperhatikan dalam
proses pembentukan istilah yang terjadi selama penerjemahan
adalah sebagai berikut:
1. Sumber istilah
22
Artinya,
istilah-istilah
dapat
disusun
dengan
23
dasar:
garam,
berimbuhan:
larut,
gaya,
penyediaan,
kurva,
dan
keterbatasan,
24
prakarsa,
praduga,
pramuka,
sebagainya.
5)Asas Perangkat Istilah Bersistem
Dalam bidang tertentu, deret konsep
prasejarah,
yang
dan
berkaitan
25
Dengan
memperhatikan
syarat-syaratnya.
Yaitu:
istilah
bayaran
tanpa
demografi,
atom,
termometer.
c. Karena sifat internasionalnya, istilah asing membudahkan
pengalihan antar bahasa mengingat keperluan masa depan.
Misalnya: aktiva, bursa, reaktor, satelit, komputer, inflasi,
deflasi, oksigen, dan sebagainya.
d. Istilah asing yang dipilih mempermudah kesepakatan jika
dalam bahasa Indonesia terlalu banyak sinonimya.
Istilah asing yang telah lazim dipergunakan sebagai istilah
Indonesia
masih
dapat
dipakai
sungguhpun
bertentangan
26
kemudian terkumpul
27
28
2. Ungkapan yang
maknanya tidak
menyimpang
Istilah baru
1
Istilah baru
2
3. Ungkapan yang
tidak berkonotasi
buruk
Istilah baru
3
4. Ungkapan yang
sedap didengar
Istilah baru
4
Penyerapan dengan
penyesuaian ejaan
dan lafal
Penyerapan tanpa
perubahan
Penerjemahan
Penyerapan dan/
atau penerjemahan
Langka
h7
Pilih yang terbaik
diantara
istilah
baru 1 6
29
a. Ungkapan
asing lebih
cocok
b. Ungkapan
asing lebih
singkat
c. Ungkapan
asing
memudahka
n pengalihan
antar bahasa
d. Ungkapan
a. Ungkapan
asing dengan
arti umum
diterjemahkan
dengan arti
umum
b. Ungkapan
asing yang
berhubungan
is
ti
la
h
b
a
r
u
5
is
ti
la
h
b
a
r
u
6
Petunjuk XVI
Hubungan antara klausa
majmuk setara.
30
31
32
Petunjuk XIX
Kalimat rumit.
Bila kita menghadapi kalimat Inggris yang rumit (beranak,
bercucu), sebaiknya kalimat itu dipenggal-penggal dalam
menerjemahkannya. Terjemahannya menjadi kalimat yang
pendek-pendek.
Petunjuk XX
Merombak Kalimat.
33
ungkapan
atau
idom
Inggris
harus
dicarikan
Petunjuk XXII
Memanfaatkan tanda hubung (-)
Tanda hubung (-) bisa dimafaatkan sebagai kata bantu
untuk membantu memahamkan pembaca dalam memahami
kata-kata yang memiliki hubungan yang erat.
Contoh :
-
Petunjuk XXIII
Petunjuk baca koma
34
Terjemahan
dari
bahasa
sumber
kemungkinan
untuk
Hubungan
Hubungan
Hubungan
Hubungan
Hubungan
Hubungan
sayangnya
Hubungan waktu : sementara itu, akhirnya
Hubungan tempat
: di sini, di tengah-tengah
Tanda
koma
ilustratif
: misalnya, contohnya, umpamanya
aditif : selain itu, bahkan, selanjutnya
konstratif
: akan tetapi, meskipun demikian
resultatif
: akibatnya, oleh sebab itu
konklusif
: maka dari itu, kesimpulannya
kualifikatif :
sesungguhnya,
sebenarnya,
dipakai
di
belakang
kata
atau
ungkapan
Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagianbagian kalimat yang sejenis dan setara
35
saya
sendiri
asyik
mendengarkan
siaran
langusung.
Petunjuk XXIV
Tanda baca koma dalam klausa relatif restriktif dan nonrestriktif
Dalam bahasa Inggris ada dua macam klausa relatif : relatif
restriktif, dan relatif non-restriktif.
Klausa relatif restriktif
Dalam bahasa inggris klausa ini tidak dapat dipisahkan
dengan tanda baca koma dari bagian kalimat yang lain.
Contoh : I particularly dislike people who let their children
shout and scream
Dengan adanya keterangan
tulis
Relatif that tidak dapat/ tidak boleh dipakai
Relatif who, whose, whom, which tidak dapat dihilangkan
36
Petunjuk XXV
Menyusun kalimat yang efektif
Penerjemah bukanlah penulis. Seluruh gagasan-gagasan
yang ada di dalam terjemehan tetap merupakan gagasan
pengarang Oleh karena itu, penerjemah harus mampu menyusun
kalimat-kalimat
yang
efektif
dalam
bahasa
sasaran
yang
masalah-masalah
besar
seperti
pembangunan
kota,
37
besar.
Misalnya,
pembangunan
mulai
hiburan.
Lalu
meningkat
kepada
cara
membangun kota, memproduksi pangan, menciptakan bentukbentuk kesenian baru-pendeknya, segala soal yang membina
kebudayaan baru. ( lebih kuat )
3) Keterangan harus ditempatkan
setepat-tepatnya
dan
ialah
pertautan
antara
unsur-unsur
yang
38
pengalaman
masa
kecilnya.
( efektif )
3) Memanfaatkan kata-kata peralihan atau transisi untuk
mengeksplisitkan dan memperjelas hubungan gagasan
antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain dalam
alinea, antara alinea yang satu dan alinea yang lain dalam
paragraf.
Contoh :
- Hubungan pertentangan
akan
tetapi,
meskipun
demikian dsb.
Hubungan penambahan
Hubungan penjelasan
dsb
Hubungan pemilihan
tidak dsb.
Hubungan perurutan
39
BAB III
KESIMPULAN
1. Penerjemah bukanlah pengarang, melainkan seseorang yang
membantu pengarang dalam menyampaikan bahasa sumber
(Bsu) ke dalam bahasa sasaran (Bsa), sehingga dalam
terjemahannya, tidak ada pengurangan atau penambahan
kata yang itu mengakibatkan adanya perubahan dalam sebuah
pemahaman atau artian.
2. Seorang penerjemah, untuk menyempurnakan terjemahannya
dianjurkan untuk menguasai kedua bahasa tersebut yaitu
bahasa sumber (Bsu) dan bahasa sasaran (Bsa), baik dari segi
kebudayaan, sejarah dsb.
3. Dalam menerjemahkan perlu memperhatikan kata ganti, dan
istilah-istilah dalam bahasa sumber (Bsu) untuk diterapkan di
dalam bahasa sasaran (Bsa).
4. Selain dari pada istilah, juga harus memperhatikan tanda baca
yang perlu digunakan dalam menerjemahkan dari bahasa
sumber
(Bsa)
ke
dalam
bahasa
sasaran
(Bsa),
untuk
40
41