atas
bisa
dikatakan
pergulatan
tersebut
hanya
pada
sebagai
sebuah
kajian
filsafat
maupun
terhadap
perbedaan
Bibel.
pendapat
Karena
itulah,
bahkan
kemudian
kontroversial
muncul
tentang
hermenutika.
Sebagian
kalangan
menerima
hermeneutika
dan
menepikan
sesungguhnya
tidak
tradisi-tradisi
kalah
pemikiran
canggih.
Tidak
Islam
jarang
yang
mereka
pembaharuan
terhadap
pemahaman-pemahaman
dan tafsir yang dianggap sudah tidak relevan lagi dalam kontek
kekinian, tidak membumi karena tidak menenyentuh realitas
kekinian. Contoh dari tokoh-tokoh besar tersebut adalah seperti
Fazlur Rahman (yang pernah menghebohkan Pakistan selama
setahun dengan fatwa kontroversialnya tentang bunga bank
bukan riba),
Krtik Nalar Islami),5 Hasan Hanafi (Kiri Islam),6 Nasr Hamid Abu
zayds (dengan proyek kitik tekstualitas Al-Quran), Shahrur
(Orang yang dikenal dengan teori limit), Farid Esacf (Terkenal
dengan Liberalisasinya), Muhammad' Abid al-Jabirin
dengan proyek
Kritik
(dikenal
Jumat
yang
dipimpinnya,
mendobrak
tafsir
maskulin,
lainnya
menolak
mengintegrasikan
menurut
bahasa
berasal
dari
kata:
fassar,
sehubungan
dengan
adanya
ungkapan
atau
10 Abd. Al-Azhim al-Zarqani, Manahil al-Irfan fi ulum al-Quran, Jilid II, (Mesir: Isa alBabi al-Halabi) hlm. 3
syara,
tafsir
adalah
ilmu
untuk
mengetahui
serta
hikmah-hikmah
yang
terkandung
di
pengetian-pengertian
tersebut
dapat
dipahami bahwa tafsir adalah hasil usaha atau karya atau ilmu
11 Sabit al-Fandi, et.al, Dairah al-Maarif al-Islamiyah, (Teheran: Jahhar), h.346,348
12 Al-Zarkasyi,op.cit, Lihat: Siti Amanah, Pengantar Ilmu al-Quran dan Tafsir,
(Semarang:CV.Asy Syifa, 1994), hlm. 245
13 Abd. Al-Azhim al-Zarqani, Manahil al-Irfan fi ulum al-Quran, Jilid II, (Mesir: Isa alBabi al-Halabi), hlm. 3
yang
memuat
maksud
pembahasan
al-Quran
atau
pengenai
penjelasan
ayat-ayatnya
atau
maksud-
lafal-lafalnya.
pedoman
hidup
(hidayah)
bagi
manusia,
dapat
demikian,
menafsirkan
al-Quran
ialah
secara
wajar
oleh
pikiran
(kognitif),
dan
upaya
etimologis,
kata
hermeneutik
berasal
dari
pada
sesuatu
akhirnya
atau
diartikan
situasi
sebagai
proses
ketidaktahuan
menjadi
mengerti.16
Mediasi dan proses membawa pesan agar dipahami
yang diasosiasikan dengan Hermes ini terkandung dalam tiga
bentuk makna dasar dari hermeneuein dan hermeneia dalam
penggunaan aslinya. Tiga bentuk itu menggunakan bentuk verb
dari
hermeneuein,
yaitu:
(1)
mengungkapkan
kata-kata,
tadi
membentuk
sebuah
makna
independen
dan
metode
juga
disebutkan
adanya
kemampuan
masa
kini
dan
masa
mendatang.Hermeneutika
belum
kebenaran
dan
interpretasinya.
Hal
ini
mungkin
bersifat
umum,
hermeneutika
yang
yang
ada
adalah
memungkinkan
macam-macam
dispesialisasikan
mazhab
hermeneutika
transendental,
yakni
untuk
historis-psikologis,
yakni
sebuah
pandangan
pengarangnya,
sementara
kebenaran
yang
hendak
dalam
pandangan
klasik
akan
19 Gerald L. Brens, Hermeneutik Ancient and Modern (tkp : Yale University Press,
1992), p, 2-3.
20 Lihat: Muhammad Tahir ibn Ashur, Tafsir al-Tahrir wa al-Tanwir, juz XVI, (Tunisi: Dar
al-Tunisiya lil al-Nashr, 1984), h.130
sebagai
metode
(teori),
filsafat
dan
kritik.
oleh
seseorang
dengan
menelaah
proses
dan
kritik
mencoba
memadukan
metode
dan
perkembangannya,
hermeneutika
mengalami
atas
hermeneutika.
Gambaran
kronologis
perkembangan
pengertian
dan
pendifinisian
terhadap
linguistik,
hermeneutika
sebagai
pondasi
dari
HERMENUTIKA
BARAT
DAN
PANDANGANNYA
1. Friedrich Schleiermacher
Menurut Schleiermacher, ada dua tugas hermenutik
yang pada hakekatnya indentik satu sama yang lain, yaitu
interpretasi gramatikal dan interpretasi psikologis. Bahasa
gramatikal adalah merupakan syarat berpikir setiap orang.
Sedangkan aspek psikologis interpretasi memungkinkan
seseorang menangkap setitik cahaya pribadi penulis.
Oleh karenanya, untuk memahami pernyataan-pernyatan
pembicara orang harus mampu memahami bahasanya
sebaik
memahami
kejiawaannya.
Semakin
lengkap
akan
semakin
Kompetensi
linguistik
dan
lengkap
interpretasinya.
kemampuan
mengetahui
demikian,
Schleiermacher
menawarkan
10
membahas
sebuah
pernyataan
dalam
teks
lebih
baik
daripada
memahami
diri
sendiri.25
2. Wilhelm Dilthey
Hermeneutika Dilthey ini sangat jelas didasarkan
kepada perbedaan antara metode dalam ilmu-ilmu kultural
dan ilmu-ilmu natural. Metode untuk ilmu-ilmu kultural
adalah pemahaman (verstehen), sementara dalam ilmuilmu natural adalah penjelasan (erklaren). Ilmuwan natural
menjelaskan peristiwa-peristiwa dengan berpedoman pada
hukum-hukum alam universal, sementara para ahli sejarah
tidak menemukan atau memakai hukum-hukum tersebut,
tapi lebih berusaha untuk memahami perilaku manusia
dengan
mencari
karakternya.
perhatian,
Perilaku
tersebut
tujuan,
bisa
keinginan
dipahami
dan
sebab
adanya
kesamaan
sebagai
manusia.
Aktivitas
11
dan
mengungkapkan
Hermeneutika,menjadi
bersifat
diri
ke
karya.
filsafati,dan
filsafat
hakekatnya hermenutika.
3. Hans-Georg Gadamer
Gadamer melihat bahwa fenomena hermeneutika
pada dasarnya sama sekali bukan masalah metode,
dengan demikian tujuan penelitiannya bukan pula suatu
methodenlehre yang sekedar masalah merumuskan logika
yang
dipakai
Tujuannya
dalam
juga
interpretasi.
bidang
bukan
menyusun
Hermeneutika
sesungguhnya
kegiatan
sebagai
suatu
adalah
suatu
teori
usaha
mengetahui.
teori
umum
pengalaman
filsafati
untuk
ontologis
merencanakan
didalam
untuk
manusia.
memahami
Gadamer
pemahaman
fundamental
dari
hermeneutika
tidak
lain
adalah
penelitian
pemahaman,
tentang
Gadamer
semua
merumuskan
adalah,
interpretasi
sastra.
Baik
hermeneutika
yuridis
12
atau
mendakwahkan
suatu
upacara
ritual,
kata
lain,
memahami
teks
selalu
sudah
dengan
kita
pengarang,
tidak
karena
berhubungan
dengan
pada
sang
oleh
individu
lain.
Pengalaman
yang
benar
yang
berpengalaman
prediksi
dan
mengetahui
ketidaktentuan
keterbatasan
semua
rencana.
yang
memungkinkan
untuk
menerima
13
dan
menuntut
semacam
keterbukaan
tanpa
gagasan-gagasan
Habermas
tidak
mendukung
karyanya
pun
hermeneutik
pustaka
tidak
sebagai
hermeneutik.
secara
Bahkan
khusus
gagasan
karya-
membicarakan
tunggalnya.
Gagasan
diberi
judul
Knowledge
and
Human
Interesis
melalui
pengamatan
sistimatis,
sedangkan
kehidupan;
pengalaman.Tentang
bahwa
ekspresi
linguistik,tindakan
linguistik,
atau
Habermas
ungkapan
dapat
dan
mengatakan
sama
sekali
14
apa
yang
diungkapkan
dengan
apa
yang
dalam
pemahaman
linguistik,
tindakan
atau
yang
tidak
dicetuskan
atau
sebagai
menjadi
besar
30 Ibid, 92.
15
terutama
dalam
ilmu-ilmu
beban
analisis
empirik,
padahal
ilmu
analisis,
ia
tetap
pada
tingkatan
tindakan
penafsiran
Al-Quran,
hanafi
mengajukan tawaran metode yang disebut sebagai alManhaj Al-IjtimaI fi al- Tafsir. Untuk memperoleh hasil yang
diharapkan dari metode ini, Hanafi mengusulkan beberapa
kaidah dasar yang mesti dipahami sebelum penafsiran
dimulai. Pertama, bahwa dalam tafsir teks Al-Quran tidak
perlu dipertanyakan asal-usul atau sifatnya. Ini menginat
bahwa tafsir tidak terkait dengan masalah kejadian teks
melainkan berkait dengan isi. Kedua, Penafsiran tidak
mengenal penilain normatif benar atau salah. Karena
perbedaan
pendekatan
penafsiran
perbedaan
pendekatan
terhadap
tidak
teks
lain
adalah
sebagai
bias
16
Al-
mengetahui
dan
merumuskan
komitmennya
yang
komitmennya.
terkait
dengan
Keempat,
tema
yang
inventarisasi
ayat
menjadi
kemudian
Ketujuh,
menghubungkan
struktur
ideal
langkah
akhir
proses
penafsiran
yang
17
Hasan
Hanafi,
bahwa
penafsiran
menjadi
Al-Quran
atas
berbagai
problem
Memang
sulit
disangkal
bahwa
Nasr
Hamid
pemikiran-pemikiran
Islam
yang
dianggap
sudah mapan, dan kemudian mengusulkan pembaharuanpembaharuan. Konsep asbab al-nuzul dan al-nasikh wa almansukh adalah beberapa contoh yang menggambarkan
betapa berani dia menggugat konsep-konsep lama yang
dianggap
sudah
mapan.
Keberaniannya
itulah
yang
penafsiran
Al-Quran
bermula
dengan
karya
18
tanpa
memperhatikan
konteksnya.
Sebagai
teks
tertentu,
dan
mengorbankannya
Dari
sinilah
demi
kemudian
penafsiran
Nasr
Hamid
pertarungan
yang
memperebutkan
validitas
komunikasi
yang
melibatkan
pengirim
(Allah),
19
terdapat
mutasyabih.
ayat-ayat
Satu
Muhkam/Mutasyabih
muhkam
ayat
oleh
dan
tertentu
seseorang
ayat-ayat
dianggap
atau
kelompok
tinggal
bicara
mengenai
saluran,
bahasa
dan
sebagai
penerimanya.
Bahasa
yang
digunakannya adalah Arab. Kami turunkan padanya AlQuran dengan bahasa Arab agar kalian memahami.
Sekiranya
Al-Quran
turun
dengan
bahasa
Hebrew,
20
yang
sama,
Al-Quran
juga
menciptakan
pengetahuan.
Secara
implisit,
hal
ini
21
masyarakat
dan
pemikirannya.
Artinya
sampai
ia
melihat
berbagai
22
yang
kurang
lebih
dirasuki
oleh
makna
khususnya
berbagai
situasi
batas
kondisi
yang
mendasar
yang
menunculkan
zaman
apapun.
Kedua,
mereka
yang
cenderung
Pemimpin
pada
kelompok
ini
adalah
Syahrur
kedua
kelompok
itu
telah
gagal
23
masyarakatnya.
Kegagalan
kedua
kubu
inilah
yang
sebagai
menyerukan
pendiri
kembali
dari
pada
kelompok
at-Tanzil,
ini.
Teks
Mereka
asli
yang
Islam.
Dengan
redaksi
cukup
manis,
Syahrur
kedua,
memahami
perbedaan
antara
al-tanzil).
Langkah
ketiga,
al-tartil,
dengan
topik
pembaahasan
yang
sama
untuk
24
positif.
Sementara
untuk
umm-al-Kitab
cukup
yang
memiliki
keterkaitan
tema
kajian.
Secara
keempat,
menghindari
tadiyah,
yakni
atau
dalam
pengertian
tehnis
Syahrur,
upaya
sebelumnya.
Penerapan
al-tartil
pada
tema
misalnya
akan
menjadi
tema
besar
yang
25
merupakan
salah
satu
kunci
penting
dalam
mushaf
dan
tidak
bermaksud
merujuk
pada
mawaqi al-nujum di langit. Seperti kata al-qalam dalam AlQuran menegaskan bahwa Allah mengajar segala sesuatu
dengan qalam, baik kepada manusia, malaikat maupun
hewan. Langkah keenam, melakukan pemeriksaan ulang
sebagai
solusi
alternatif
menghindari
kesan
adanya
sebagai
metode
pemahaman
mencoba
Dengan
demikian,
memahami
sesuatu
berarti
26
dua
hermeneutika
al-Qurn
tradisional
dan
perangkat
metodologinya
hanya
sebatas
pada
telah
hidup
di
dalamnya.
Sedangkan
hermenutika
Al-Quran
sebagai
Firman
Tuhan.
Mereka
27
lebih dari fakta historis dan karya sastra, pendapat ini tidak
jauh beda dengan pendapat Hasan Hanafi, Arkoun dan Nasr
Hamid maupun JIL Indonesia. Menurut para mufasir mazhab
kontekstual historis ini, model pembacaan yang hanya
mengandalkan pada analisis kebahasaan dengan menepis
setting sosial sebuah teks, tidak menemukan ideal moral,
atau dalam bahasa hermenutik,makna sesungguhnya.Makna
sebuah
teks
tidak
huruf.Sebagaimana
sebuah
makna
bersemayam
diprasyaratkan
hanya
dalam
oleh
mungkin
huruf-
hermeneutika,
diperoleh
setelah
hampir
keduanya,
sama
Al-Quran
tentang
posisi
terkonstruk
Al-Quran,
secara
menurut
kultural
dan
pertama
(takwil),
berkaitan
dengan
istinbath
28
29
keluarga
universal
yang
dipersatukan
oleh
tidak
boleh
mencampur
adukkan
arti
antara
2:221,
Janganlah
kamu
menikah
dengan
musyrik
laki-laki
maupun
perempuan
karena
30
Islam.
Ketiga,
musyrik
sepertinya
murni
sebagai
31
32
hermeneutika
itu
sendiri
terus-menerus
mengalami
dan
lain-lain.
Teori
mereka
atas
hermeneutika
dibangun atas spekulasi akal. Karena itu konsep dan teori mereka
tidak
akan
jelas
sebagaimana
dalam
tafsir
dan
mencari.
Hasilnya,
kebenaran
tidak
akan
pernah
33
Ada
beberapa
konsep
hermeneutika
yang
jika
wallahu
alam
(Allah
yang
paling
tahu
maksud
Allah
sebagai
pengarang
Al-Quran
justru
bisa
terikat
oleh
konteks
tradisinya
masing-masing.
34
harus
35