Anda di halaman 1dari 26

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

RESEPSI PENONTON TERHADAP TRADISI LISAN NEMBE PADA


MASYARAKAT DESA PENAMBANGAN KABUPATEN TUBAN

BIDANG KEGIATAN
PKMPSH - Humaniora

Diusulkan oleh:
1. Kistri Wahyuni 1105160034 Angkatan 2016
2. Rida Pujiharsulis 1105160009 Angkatan 2016
3. Gabril Shania 1105180019 Angkatan 2018

UNIVERSITAS PGRI RONGGOLAWE


TUBAN
2018
DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan ............................................................................. ii


Daftar Isi ................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................... 2
1.4 Luaran Penelitian ....................................................................... 2
1.5 Manfaat Penelitian ..................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................... 3
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................... 6
3.1 Lokasi Penelitian......................................................................... 6
3.2 Populasi dan Sampel ................................................................... 6
3.3 Data dan Sumber Data Penelitian .............................................. 6
3.4 Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 7
3.5 Teknik Analisis Data .................................................................. 7
BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 10
Lampiran: Kuesioner Pengumpulan Data Penelitian .............................. 11
LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................. 13
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pendamping
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana

iii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara yang memiliki beribu kebudayaan
maupun tradisi. Setiap daerah memiliki kebudayaan yang berbeda, dengan
ciri dan karakteristik tiap daerah. Salah satu daerah yang memiliki
beragam tradisi adalah daerah Jawa. Seperti yang kita ketahui bahwa Jawa
memiliki banyak ragam tradisi, salah satunya adalah tradisi pernikahan.
Adat dan upacara perkawinan pada masyarakat Jawa dilakukan
melalui beberapa proses sesuai dengan tahapan yang mengawalinya.
Tahapan-tahapan tersebut diawali dengan masa perjumpaan dan
pendekatan, lamaran sampai dengan akad nikah yang merupakan
resminya seorang pemuda dan seorang gadis menjadi suami istri serta
pesta yang melengkapinya.
Salah satu prosesi pernikahan yang ada di adat Jawa, khususnya di
daerah Tuban dikenal istilah “Tradisi Lisan Nembe”. Tradisi lisan Nembe
adalah tradisi yang dilaksanakan saat resepsi pernikahan dan tradisi ini
hanya dilakukan pada pernikahan anak pertama perempuan dalam satu
keluarga. Karena arti kata Nembe adalah Lagek atau dalam bahasa
Indonesia bermakna baru pertama kali. Dalam tradisi lisan Nembe terdapat
wejangan-wejangan dari orangtua yang dikemas dalam pertunjukan yang
lucu dan menghibur.
Dalam tradisi lisan Nembe tersebut, banyak masyarakat yang
belum tahu tentang makna maupun proses di dalam tradisi tersebut. Dan
banyak juga tanggapan/respon yang berbeda dari setiap masyarakat yang
menyaksikan tradisi lisan tersebut.
Dalam penelitian ini, kami akan meneliti resepsi atau tanggapan
penonton terhadap pertunjukan tradisi lisan Nembe dalam tradisi
pernikahan di Tuban. Penelitian ini penting dilakukan karena banyak
masyarakat yang kurang memahami terkait tradisi lisan Nembe dalam
masyarakat daerah Tuban. Hal ini bertujuan untuk memberikan jawaban
atas pertanyaan yang ditimbul di masyarakat selama ini.
Dalam pandangan Jauss (Endraswara, 2011:123) horizon penonton
(horizon of expectations) memungkinkan terjadinya penerimaan dan
pengolahan dalam batin penonton terhadap karya seni.
Dalam penelitian ini menggunakan teori resepsi yang mengkaji dan
menelaah tentang horizon harapan serta sikap penonton terhadap suatu
karya seni. Karena dengan menggunakan teori resepsi akan memudahkan
peneliti dalam mengetahui respon penonton secara tepat.
2

1.2 Rumusan Masalah


Penelitian ini mengkaji tentang analisis resepsi penonton terhadap
tradisi lisan Nembe pada masyarakat Desa Penambangan Kabupaten
Tuban. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Bagaimana horizon harapan penonton terhadap tradisi lisan Nembe
masyarakat Desa Penambangan Kecamatan Semanding Kabupaten
Tuban?
2. Bagaimanakah pemaknaan penonton terhadap tradisi lisan Nembe
masyarakat Desa Penambangan Kecamatan Semanding Kabupaten
Tuban?
3. Bagaimana sikap penonton terhadap tradisi lisan Nembe masyarakat
Desa Penambangan Kecamatan Semanding Kabupaten Tuban?

1.3 Tujuan Penelitian


Penelitian dengan judul Resepsi Penonton Terhadap Tradisi Lisan
Nembe pada Masyarakat Desa Penambangan Kabupaten Tuban ini
memiliki tujuan sebagai berikut.
1. Memahami horizon harapan penonton terhadap tradisi lisan Nembe
masyarakat Desa Penambangan Kecamatan Semanding Kabupaten
Tuban.
2. Memahami pemaknaan penonton terhadap tradisi lisan Nembe
masyarakat Desa Penambangan Kecamatan Semanding Kabupaten
Tuban.
3. Memahami sikap penonton terhadap tradisi lisan Nembe masyarakat
Desa Penambangan Kecamatan Semanding Kabupaten Tuban.

1.4 Luaran Penelitian


Luaran penelitian dalam penilitian ini berupa artikel ilmiah yang
dipresentasikan pada Seminar Nasional dan Jurnal Ilmiah Nasional.

1.5 Manfaat Penelitian


Dari penelitian ini didapat makna dari tradisi lisan Nembe serta
tanggapan penonton terhadap tradisi ini. Sehingga masyarakat luas lebih
menghormati dan melestarikan tradisi dan adat istiadat di daerah masing-
masing. Penelitian ini juga dapat menjadi penguatan pengetahuan ataupun
penelitian lain yang kaitannya dengan pelestarian tradisi daerah.
3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Peneliti resepsi sebenarnya wilayah telaah pragmatik sastra. Termasuk di


dalamnya adalah bagaimana aktivitas pembaca/penonton sebagai penikmat dan
penyelamat karya sastra/seni lama. Sebagai penikmat, pembaca/peonton akan
meresepsi dan sekaligus memberikan tanggapan tertentu terhadap karya
sastra/seni. Sebagai penyelamat, pembaca/penonton yang mau menerima
kehadiran sastra/seni, juga akan meresepsi dan selanjutnya melestarikan dengan
cara mentransformasikan (Endraswara, 2011:115).
Resepsi berasal dari kata recipere (Latin), reception (Inggris) yang
diartikan sebagai penerimaan atau penyambutan pembaca/penonton. Dalam arti
luas yaitu, pengolahan teks dan cara-cara pemberian makna terhadap karya
sastra/seni, sehingga memberikan respon terhadapnya.
Endraswara (2011:118) mengemukakan bahwa dalam penerapan resepsi,
peneliti resepsi sastra akan memanfaatkan pendekatan ilmu sosial dan humaniora
yang relevan untuk mengungkap seberapa tingkat resepsi pembaca terhadap karya
sastra.
Sedangkan menurut Fiske, pemanfaatan teori reception analysis sebagai
pendukung dalam kajian terhadap khalayak sesungguhnya hendak menempatkan
khalayak tidak semata pasif namun dilihat sebagai agen kultural (cultural agent)
yang memiliki kuasa tersendiri dalam hal menghasilkan makna dari berbagai
wacana yang ditawarkan media. Makna yang diusung media lalu bisa bersifat
terbuka atau polysemic dan bahkan bisa ditanggapi secara oposisif oleh khalayak
(Fiske dalam Suryani, 2013:40).
Dalam pandangan Jauss (Endraswara, 2011:123) horizon penonton
(horizon of expectations) memungkinkan terjadinya penerimaan dan pengolahan
dalam batin penonton terhadap karya seni. Horison harapan penonton terbagi
menjadi dua, yaitu (1) yang bersiat estetis dan (2) tak estetik (di luar teks sastra).
Yang bersifat estestik berupa penerimaan unsur-unsur struktur pembangun karya
seni. Yang tak bersifat estetik, berupa sikap penonton, pengalaman penonton,
situasi penonton, dan sebagainya. Kedua sisi resepsi karya seni tersebut sama-
sama penting dalam pemahaman tradisi lisan.
Konsep kunci Jauss adalah horizon harapan yang tersusun atas tiga
kriteria, yaitu : a) norma generik, norma yang ada dalam teks kemudian dibaca
oleh pembaca, b) pengalaman dan pengetahuan pembaca terhadap teks yang
dibaca sebelumnya, c) kontras antar fisik dan fakta, yaitu kemampuan pembaca
untuk menerima teks baru (Ratna, 2007:283).
Dalam kutipan Endraswara (2011:123-124) mengungkapkan bahwa buku
Jauss yang berjudul Toward an Aesthetic of Reception mengungkapkan beberapa
tesis sebagai berikut:
4

1. Sistem horizon harapan pembaca/penonton timbul sebagai akibat adanya


monumen historis karya sastra/seni, yang meliputi suatu pra-pemahaman
mengenai genre, bentuk dan tema karya sastra/seni yang sudah diakrabi
sebelumnya, dan dari pemahaman mengenai oposisi antara bahasa puitis
daan bahasa sehari-hari.
2. Rekonstruksi mengenai horizon harapan terhadap karya sastra/seni sejak
diciptakan dan disambut pada masa lampau hingga masa kini, akan
menghasilkan berbagai varian resepsi sesuai dengan semangat zaman yang
berbeda.
3. Teori estetika penerimaaan tidak sekadar mengenai makna dan bentuk
karya sastra menurut pemahaman historis. Dia menuntut agar kita
memasukkan sebuah karya sastra individual ke dalam rangkaian sastra,
lebih dikenal posisi dan arti historisnya dalam konteks pengalaman sastra.
Penelitian sastra lisan yang terfokus pada resepsi penonton/pembaca
sebagai berikut.
1. Penelitian Tanggapan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia Unnes
Terhadap Proses Ta’aruf dalam Novel Ayat-Ayat Cinta Karya
Habiburrahman El Shirazy. Laporan ini berbentuk Skripsi yang ditulis
oleh Rahajeng Ayu Septinasari (2011). Penelitian ini memfokuskan pada
resepsi atau tanggapan responden tentang proses Ta’aruf dalam novel
Ayat-Ayat Cinta. Di mana resepsi atau tanggapn dari responden sangat
berbeda-beda ada yang merespon negatif dan ada juga yang merespon
positif.
2. Analisis resepsi pernah dilakukan oleh Sarumpaet (1976) dalam kajian
sastra anak-anak. Dalam analisisnya, peneliti ini dapat menampilkan
tingkatan buku sastra anak yang digemari oleh anak. Meskipun cerita
anak-anak yang digunakan masih terbatas, ternyata dia telah mampu
memaparkan bahwa setiap anak memiliki selera yang berbeda-beda. Dari
cerita yang digunakan, yaitu Si Mulus, Suka dan Duka, dan Orang-orang
telah ditemukan cerita yang menurut persepsi anak lebih mengesankan.
Kesan anak-anak terhadap hasil bacaannya ini, tak lain merupakan sebuah
resepsi. Kesan merupakan minat serta kecenderungan seorang anak
terhadap bacaan yang dihadapinya (Endraswara, 2011:127).
3. Penelitian Resepsi Pembaca terhadap Cerpen “Remon” Karya Kajii
Motojiro oleh Mutia Andika Widyanissa (2016). Penelitian ini
memfokuskan pada resepsi atau tanggapan responden terhadap struktur
dan alur yang terdapat dalam cerpen “Remon” tersebut.
4. Penelitian Analisis Resepsi Penonton atas Popularitas Instan Video
Youtube ‘Keong Racun’ Sinta Dan Jojo oleh Any Suryani (2013).
Penelitian ini menemukan tiga kategori penonton yang mencirikan analisis
resepsi untuk kemudian diperbandingkan dengan preffered reading yang
ditemukan melalui analisis semiotika sederhana Pierce pada video youtube
5

“Keong Racun” Sinta dan Jojo. Pesan/makna yang ditawarkan video


tersebut adalah ekspresi narsisme pembuat video melalui ekspresi wajah,
gerak tangan, dan tubuh sambil menyanyikan lagu berirama dangdut serta
berlirik unik, “Keong Racun‟ untuk menarik perhatian penonton. Tiga
kategori pemaknaan tersebut adalah dominant-hegemonic reading (1
orang), negotiated reading (2 orang), atau oppositional-hegemonic
reading (1 orang).
Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan oleh beberapa peneliti di
atas baik berupa skripsi maupun tesis, penelitian seperti ini lebih berfokus pada
resepsi responden yang mengambil respon atau tanggapan dari sudut pandang
pembaca/penonton atau responden.
Penelitian ini terfokus pada horizon harapan, makna, dan sikap penonton
yang termasuk dalam resepsi penonton terhadap tradisi lisan Nembe yang
berpedoman pada teori-teori resepsi menurut Jauss (dalam Ratna, 2011:283). Di
mana tradisi ini jarang ada yang mengetahui dan benar-benar mengerti. Walaupun
ada yang mengetahui, tetapi tradisi ini hanya dianggap sebagai hiburan pada acara
pernikahan semata. Oleh karena itu, penelitian ini dibuat untuk mengetahui
seberapa banyak seseorang mengenal tradisi Nembe ini, sekaligus secara tidak
langsung mengenalkan tradisi ini kepada khayalak. Dengan demikian, penelitian
ini diharapkan dapat menambah wawasan/pengetahuan tentang tradisi lisan
Nembe bagi masyarakat luas.
6

BAB III
METODE PENELITIAN

Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan menggunakan analisis


resepsi. Penelitian kualitatif mencakup subjek yang dikaji dan dikumpulkan
berbagai data empiris-studi kasus, pengalaman pribadi, instropeksi, perjalanan
hidup, wawancara, teks-teks hasil pengamatan, historis, interaksional dan visual
yang menggambarkan saat-saat, dan makna keseharian dan problematis dalam
kehidupan seseorang (Putra, 2013). Dalam penelitian ini, peneliti akan menggali
tanggapan khalayak terhadap tradisi lisan Nembe.

3.1 Lokasi Penelitian


Penelitian ini akan dilaksanakan di Desa Penambangan Kecamatan
Semanding Kabupaten Tuban. Dengan meniliti kurang lebihnya 4 dusun
yang berada di Desa Penambangan yaitu Dusun Mbaru, Dusun Cungkup,
Dusun Bogoran Wetan, dan Dusun Bogoran Kulon.

3.2 Populasi dan Sampel


Polulasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang ada
di Desa Penambangan Kecamatan Semanding Kabupaten Tuban, yaitu
masyarakat yang terbagi dalam 10 Dusun: Kopen, Krajan, Ngebong,
Bacek, Mbaru, Cungkup, Karangrejo, Molo, Bogoran Kulon, dan Bogoran
Wetan. Penelitian ini menggunakan penelitian sampel dari populasi
masyarakat dengan cara purposive sampling. Endraswara (2017:206-207)
menjelaskan bahwa penentuan sampel dilakukan secara purposive atau
sejalan dengan tujuan penelitian. Peneliti mencari relawan di lapangan
yaitu orang-orang yang mampu diajak berbicara dan dari mereka data akan
diperoleh. Penentuan informan dilakukan dengan menggunakan jaringan,
yakni berdasarkan informasi yang diperoleh dari Kepala Desa, Kadus,
Ketua RW, Ketua RT, dan pemuka masyarakat.
Oleh karena itu, masyarakat yang dijadikan sampel dalam
penelitian ini adalah masyarakat awam dan masyarakat yang telah
mengetahui tentang tradisi lisan Nembe.

3.3 Data dan Sumber Data Penelitian


Data penelitian berupa data angket, data wawancara (dialog), dan
data hasil observasi. Data penelitian bersumber dari hasil jawaban
kuesioner atau angket yang disebarkan pada responden penelitian. Data
yang digunakan berupa isian jawaban dari responden mengenai tanggapan
tentang tradisi lisan Nembe.
7

3.4 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan cara kerja, terkait dengan
apa yang diperbuat dan bagaimana berbuat dalam rangka mencapai tujuan
penelitian. Metode pengamatan hanya dapat dipergunakan untuk
mengumpulkan data yang terkait dengan karya seni tradisi lisan, isi yang
terkandung, dan tanggpan penonton (Sudikan, 2014:232).
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai
berikut.
3.4.1. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengetahui lebih dalam lagi,
mengamati serta mencatat informasi tentang tradisi lisan Nembe
yang ada di Desa Penambangan Kecamatan Semanding Kabupaten
Tuban. Dilakukan penelitian lapangan untuk memperoleh data yang
cukup untuk mengetahui proses pelaksanaan tradisi Nembe. Serta
dilakukan pengamatan secara langsung untuk mengetahui
tanggapan penonton terhadap tradisi lisan Nembe.

3.4.2. Angket atau kuesioner


Untuk mengetahui hasil resepsi penonton terhadap tradisi lisan
Nembe, peneliti membagikan kuesioner pada masyarakat. Angket
atau kuesioner disebarkan kepada masyarakat. Sebelum mengisi
kuesioner tersebut, masyarakat akan ditampilkan tradisi Nembe
terlebih dahulu.

3.4.3. Wawancara
Hasil dari wawancara akan diolah sebagai penguat dari hasil
angket yang telah diberikan kepada responden. Wawancara adalah
a conversation with people. Wawancara mendalam biasanya lebih
luwes, susunan pertanaan dibuat enak, tidak ada tekanan, dan tidak
saling mengejar target. Namun, suasana akrab dan penuh
persahabatan (Endraswara, 2017:212-214).

3.5 Teknik Analisis Data


Data yang sudah diperoleh akan dianalisis. Dalam penelitian ini
menggunakan analisis resepsi, didasarkan pada tanggapan atau resepsi
pembaca terhadap tradisi lisan Nembe. Analisis ini juga menggunakan
metode kualitatif, yang secara keseluruhan memanfaatkan cara-cara
penafsiran dengan menyajikannya dalam bentuk deskripsi (Ratna,
2007:46).
8

Data yang diperoleh dari hasil angket atau kuesioner tersebut akan
diolah secara kualitatif yang akan dianalisis berdasarkan jawaban
masyarakat yang diberi kuesioner.
Setelah data diperoleh terkumpul, teknik analisis data yang
digunakan dalam pengolahan data yaitu berdasarkan teori Miles dan
Huberman (dalam Suharsaputra, 2014:217-218) yaitu reduksi data,
pengajian data, dan kesimpulan penarikan atau verifikasi.
Langkah pertama yaitu peneliti melakukan reduksi data yang dapat
dimaknai sebagai pengolah data. Reduksi data adalah proses mengolah
data dari lapangan dengan memilah milih dan menyederhanakan data
dengan merangkum yang penting-penting sesuai dengan fokus masalah
yang diteliti.
Langkah berikutnya adalah menyajikan data agar lebih sistematis
data yang telah direduksi sehingga terlihat bentuk lebih utuh dan dilihat
kembali gambaran secara keseluruhan. Sehingga dapat tergambar konteks
data secara keseluruhan, dari situ dapat dilakukan penggalian data kembali
apabila perlu diteliti lebih dalam.
Langkah selanjutnya yaitu penarikan kesimpulan atau verifikasi
yang dilakukan sejak awal terhadap data yang diperoleh, meski masih
samar namun semakin bertambahnya data maka kesimpulan lebih luas.
Kesimpulan harus diverifikasi selama penelitian berlangsung.
Dalam penelitian ini, pengumpulan data lebih didasarkan pada
pengembangan analisis dari data yang diperoleh sebelumya. Untuk itu
perlu kecermatan yang amat jeli saat proses pengumpulan data. Perlu
diadakan pengecekan atau triangulasi dengan tujuan agar data yang
dikumpulkan benar-benar telah mempresentasikan fenomena yang menjadi
fokus penelitian. Pengolahan dilakukan tidak secara simultan saat seluruh
pendapat dari respoden terkumpul, melainkan dilakukan secara bertahap
seiring dengan muncul masalah baru (Nasution dalam Suharsaputra,
2014:220-221).
9

BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1. Anggaran biaya


No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp.)
1. Perlengkapan yang Diperlukan Rp 360.000,00
2. Bahan Habis Pakai Rp 1.497.000,00
3. Perjalanan Rp 3.600.000,00
4. Lain-lain Rp 2.190.000,00
Jumlah Rp 7.647.000,00

4.2. Jadwal kegiatan


Bulan
No. Jenis Kegiatan
1 2 3 4 5
1. Persiapan Penelitian
1. Membaca Literatur
2. Pengurusan Ijin
3. Observasi Lapangan
4. Pembuatan Materi
2. Pelaksanaan Penelitian
1. Pengambilan Data
2. Reduksi Data
1. Pengelolaan Data
2. Analisis Data
1. Seminar Hasil Penelitian
2. Evaluasi
3. Penyelesaian Laporan
1. Penulisan Laporan
2. Pengandaan Laporan
10

DAFTAR PUSTAKA

Endraswara, Suwardi. 2011. Metodologi Penelitian Sastra. Jakarta: PT. Buku


Seru.
Endraswara, Suwardi. 2017. Metodologi Penelitian Kebudayaan. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Putra, N. 2013. Penelitian Kualitatif IPS. (Nita, Ed.) (Pertama). Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Ratna, Nyoman Kutha. 2007. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian sastra.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ratna, Nyoman Kutha. 2011. Estetika Sastra dan Budaya. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Septinasari, Rahajeng Ayu. 2011. Tanggapan Mahasiswa Bahasa dan Sastra
Indonesia Unnes Terhadap Proses Ta’aruf dalam Novel Ayat-Ayat Cinta
Karya Habiburrahman El Shirazy. Skripsi. Fakultas Bahasa dan Seni,
Universitas Negeri Semarang.
Sudikan, Setya Yuwana. 2014. Metode Penelitian Sastra Lisan. Lamongan: CV.
Pustaka Ilalang Group.
Suharsaputra, Uhar. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan
Tindakan. Bandung: PT. Refika Aditama.
Suryani, Any. 2013. Analisis Resepsi Penonton Atas Popularitas Instan Video
Youtube “Keong Racun” Sinta Dan Jojo, The Messenger, Vol V. Nomor 1
2013.
Widyanissa, Mutia Andika. 2016. Resepsi Pembaca terhadap Cerpen “Remon”
Karya Kajii Motojiro. Skripsi. Fakultas Ilmu Budaya, Universitas
Diponegoro Semarang.
11

Lampiran: Kuesioner Pengumpulan Data Penelitian

Kuesioner Penelitian
Resepsi Penonton Terhadap Tradisi Lisan Nembe Masyarakat Desa
Penambangan Kecamatan Semanding Tuban

No Responden :
A. Petunjuk pengisian kuesioner :
1. Jawablah pertanyaan berikut ini sesuai dengan pendapat Anda dengan
cara memilih salah satu jawaban dengan memberi tanda silang (X).
2. Setiap pertanyaan hendaknya dijawab dan tidak dikosongkan.
3. Seluruh jawaban hanya digunakan untuk kebutuhan pengumpulan data
penelitian.

B. Angket
1. Apakah Anda pernah menonton pertunjukan Nembe di acara pernikahan?
a. Iya
b. Tidak

2. Apakah Anda merasa senang dan terhibur saat menonton pertunjukan


Nembe?
a. Iya
b. Tidak

3. Apakah Anda mengetahui tentang tradisi lisan Nembe di Desa


Penambangan?
a. Iya
b. Tidak

4. Apakah Anda tahu benda apa saja yang dipikul/dibawa oleh orang yang
melakukan pertunjukan Nembe?
a. Iya
b. Tidak

5. Apakah Anda mengetahui tokoh atau orang yang biasanya melakukan


pertunjukan Nembe?
a. Iya
b. Tidak
12

6. Apakah keluarga atau Anda pernah mengadakan pertunjukan Nembe saat


acara pernikahan?
a. Iya
b. tidak

7. Apakah Anda mengetahui makna yang terkandung dalam tradisi Nembe?


a. Iya
b. Tidak

8. Apakah Anda mengerti tentang pesan yang disampaikan saat pertunjukan


Nembe?
a. Iya
b. Tidak

9. Menurut Anda pentingkah tradisi Nembe ini pada suatu pernikahan?


a. Iya
b. Tidak

10. Apakah Anda setuju apabila tradisi Nembe dilestarikan?


a. Iya
b. Tidak

Anda mungkin juga menyukai