PENGERTIAN KATA Kata adalah satuan bebas, unsur terkecil pembentuk kalimat. Fungsi kata dalam kalimat adalah sebagai predikat, subjek, pelengkap, keterangan, dan objek. Menurut KBBI versi daring: 3.3.0.0-20201106191556, kata adalah satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri, terjadi dari morfem tunggal (misalnya batu, rumah, datang) atau gabungan morfem (misalnya pejuang, pancasila, mahakuasa. PROSES PEMBENTUKAN KATA Proses pembentukan kata dalam bahasa Indonesia sebagai berikut. 1. Imbuhan (Afiksasi) 2. Pengulangan (Reduplikas) 3. Komposisi 1. Imbuhan (Afiksasi) Menurut KBBI versi daring: 3.0.0.0-20200908161354, imbuhan adalah bubuhan (yang berupa awalan, sisipan, akhiran) pada kata dasar untuk membentuk kata baru; afiks. Kata berimbuhan adalah kata yang sudah mendapat proses gramatikal berupa imbuhan (afiksasi). Proses afiksasi mampu mengubah jenis kata dan makna kata. Imbuhan dalam bahasa Indonesia ada yang berupa imbuhan asli dari bahasa Indonesia dan ada imbuhan serapan dari bahasa asing. Imbuhan asli bahasa Indonesia berupa awalan, sisipan, akhiran, konfiks, simulfiks. Imbuhan asing meliputi imbuhan dari bahasa Arab, imbuhan dari bahasa Sansekerta, dan imbuhan dari bahasa Inggris Imbuhan Asli Bahasa Indonesia
Awalan (Presfiks) Imbuhan di bagian awal.
Contoh: • (me-) + tanam menanam • (ber-) + jalan berjalan • (di-) + baca dibaca • (ter-) + tidur tertidur • (ke-) + dua kedua • (pe-) + tani petani Sisipan (Infiks) Imbuhan di bagian tengah. Contoh: • tunjuk + (el-) telunjuk • gigi + (-er-) gerigi • jari + (-em-) jemari Akhiran (Sufiks) Imbuhan di bagian akhir. Contoh: • tanam + (-i) tanami • makan + (-an) makanan • tunjuk + (-kan) tunjukkan Konfiks Imbuhan di bagian awal dan akhir muncul bersama-sama. Contoh: • hujan + (ke-an) kehujanan • tempat + (pe-an) penempatan Simulfiks Imbuhan di bagian awal dan akhir muncul bertahap. Contoh: • (pe-) + didik pendidik + (-an) pendidikan • perlu + (-kan) perlukan + (-di) diperlukan Imbuhan Asing
Imbuhan dari bahasa Arab
Imbuhan serapan dari bahasa Arab adalah awalan bi- dan akhiran -i, -iah, -wi. • Awalan bi- biadab • Akhiran -i alami, Islami, kodrati • Akhiran -iah alamiah, ilmiah • Akhiran -wi duniawi, kimiawi, manusiawi Imbuhan dari bahasa Sansekerta Imbuhan serapan dari bahasa Sansekerta adalah -man, -wan, -wati. • seni + (-man) seniman • karya + (-wan) karyawan • peraga + (-wati) peragawati Imbuhan dari bahasa Inggris Imbuhan serapan dari bahasa Inggris meliputi akhiran -is, -isme, -isasi, -itas. • ego + (-is) egois • nasional + (-isme) nasionalisme • kader + (-isasi) kaderisasi • plural + (itas) pluralitas 2. Pengulangan (Reduplikasi) Kata ulang adalah kata yang telah mengalami proses gramatikal berupa pengulangan (reduplikasi). Proses reduplikasi mampu mengubah makna kata. Proses reduplikasi meliputi reduplikasi utuh/sempurna/murni, reduplikasi sebagian, reduplikasi berimbuhan, reduplikasi berubah bunyi, reduplikasi semu. Reduplikasi Utuh/Sempurna/Murni Kata ulang sempurna adalah kata ulang yang mengulang seluruh bentuk dasarnya. Contoh: • rumah-rumah • pohon-pohon • anak-anak Reduplikasi Sebagian Kata ulang sebagian adalah kata ulang yang mengulang sebagian bentuk dasarnya. Contoh: • berjalan-jalan • bermain-main • bersenang-senang Reduplikasi Berimbuhan Kata ulang berimbuhan adalah kata ulang yang dalam proses pengulangan sekaligus mendapat imbuhan. Contoh: • bersalam-salaman • tembak-menembak • pukul-memukul Reduplikasi Berubah Bunyi Kata ulang berubah bunyi adalah kata ulang yang dalam proses pengulangannya mengalami perubahan bunyi, baik vokal maupun konsonan. Contoh: • lauk-pauk • sayur-mayur • bolak-balik Reduplikasi Semu Kata ulang semu adalah kata ulang yang tidak memiliki bentuk dasarnya. Kata ulang ini disebut juga kata ulang palsu. Contoh: • kupu-kupu • lumba-lumba • onde-onde 2. Komposisi Komposisi adalah proses pembentukan kata dengan menggabungkan dua kata atau lebih sehingga menimbulkan makna baru. Contoh: • rumah sakit • rumah makan • tua renta • kacamata KATA BAKU DAN TIDAK BAKU
Kata baku adalah kata yang penulisan dan
pengucapannya sesuai dengan kaidah PUEBI. Kata tidak baku adalah kata yang penulisan dan pengucapannya tidak sesuai dengan kaidah PUEBI. Contoh Kata Baku dan Tidak Baku KATA BAKU KATA TIDAK BAKU analisis analisa diagnosis diagnosa apotek apotik praktik praktek nasihat nasehat izin ijin ijazah ijasah risiko resiko diubah dirubah Contoh Kata Baku dan Tidak Baku KATA BAKU KATA TIDAK BAKU napas nafas komoditas komoditi hipotesis hipotesa kongres konggres hierarki hirarki asas azas meminimalisasi meminimalisir objek obyek subjek subyek PENGERTIAN PEMILIHAN KATA Pemilihan kata disebut juga dengan istilah diksi. Menurut KBBI versi daring 3.0.0.0-20200508174554, diksi adalah pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan). Diksi bisa juga diartikan sebagai pemilihan kata yang dilakukan oleh penulis (dalam sastra penyair) untuk mengetengahkan perasaan-perasaan yang bergejolak dalam dirinya. Diksi berarti juga sebuah proses pemilihan kata dalam komunikasi. Penempatan kata-kata sangat penting dalam rangka menumbuhkan suasana yang akan membawa komunikan pada pemahaman yang menyeluruh dan total. PEMILIHAN KATA DALAM KOMUNIKASI MEDIS Dalam berbagai konteks komunikasi, diperlukan pemilihan kata agar komunikasi berjalan lancar dan mengungkapkan makna yang utuh, demikian juga dalam komunikasi medis. Komunikasi medis adalah komunikasi yang terjalin antarpenutur guna kepentingan medis. Penutur bisa antartenaga kesehatan, bisa juga antara tenaga kesehatan dengan pasien, dengan keluarga pasien, atau dengan masyarakat secara luas. Dalam komuniksi tersebut, tentunya diperlukan pemilihan kata yang tepat sehingga komunikasi berjalan efektif. Komunikan harus menyesuaikan diri dengan konteks komunikasi yang sedang dihadapi dan memilih kosakata yang sesuai. Jika pemilihan kata yang digunakan tidak sesuai, makna yang terkandung akan terasa janggal. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PROSES PEMILIHAN KATA
Situasi Pembicaraan
Tema yang Dibicarakan
Tujuan pembicaraan
Lawan Bicara UNSUR-UNSUR PEMILIHAN KATA
Kata yang Tepat
Kata yang Baku
Kata yang Lazim
Kata yang Hemat
Ketepatan Kata (1)
Untuk memenuhi unsur ketepatan kata, komunikan
harus mencermati kata-kata yang bersinonim. Misalnya: benar = betul besar = agung = raya = akbar Ketepatan Kata (2)
Untuk memenuhi unsur ketepatan kata, komunikan
harus mencermati kata-kata yang bermakna denotasi dan konotasi. Misalnya: bunting (K -) hamil, berbadan dua (K+) kencing (K -) ke belakang (K +) Ketepatan Kata (3)
Untuk memenuhi unsur ketepatan kata, komunikan
harus mencermati kata-kata atau istilah asing. Misalnya: kritik vs kecaman kontrasepsi vs alat pencegah kehamilan nitrogen vs zat lemas efektif vs berhasil guna efisien vs berdaya guna Ketepatan Kata (4)
Untuk memenuhi unsur ketepatan kata, komunikan
harus mencermati kata umum dan kata khusus. Misalnya: Melihat menengok, menjenguk, mengintip, melotot, melirik, menonton, menatap, memandang. Ketepatan Kata (5)
Untuk memenuhi unsur ketepatan kata, komunikan
harus mencermati kata yang mirip ejaan. Misalnya: intensif intensif menuju menujuh Kebakuan Kata
Kata yang baku adalah kata yang resmi sesuai
aturan kebakuan kata. Misalnya: teknik bukan tehnik deskripsi bukan diskripsi pikir bukan fikir sistem bukan sistim objek bukan obyek Penghematan Kata
Penghematan kata adalah pemakaian kata yang
hemat, padat, dan berisi. Misalnya: TIDAK HEMAT KATA HEMAT KATA agar supaya agar supaya berbagai faktor-faktor berbagai faktor faktor-faktor dan lain sebagainya dan lain-lain dan sebagainya sejak dari sejak dari disebabkan karena disebabkan karena Kelaziman Kata
Kata yang lazim adalah kata yang umum digunakan dalam
komunikasi sesuai dengan konteksnya. Jika menggunakan kata tidak lazim, komunikasi menjadi janggal. Misalnya: ulang tahun dies natalis jatuh rebah, tumbang mati wafat, tewas Terima Kasih Nori Purwanasari, S.Pd., M.Hum.