Anda di halaman 1dari 38

KATA DAN DIKSI

DALAM KOMUNIKASI

oleh

Nori Purwanasari, S.Pd., M.Hum.


PENGERTIAN KATA
 Kata adalah satuan bebas, unsur terkecil
pembentuk kalimat.
 Fungsi kata dalam kalimat adalah sebagai predikat,
subjek, pelengkap, keterangan, dan objek.
 Menurut KBBI versi daring: 3.3.0.0-20201106191556,
kata adalah satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri,
terjadi dari morfem tunggal (misalnya batu, rumah,
datang) atau gabungan morfem (misalnya pejuang,
pancasila, mahakuasa.
PROSES PEMBENTUKAN KATA
 Proses pembentukan kata dalam bahasa Indonesia
sebagai berikut.
1. Imbuhan (Afiksasi)
2. Pengulangan (Reduplikas)
3. Komposisi
1. Imbuhan (Afiksasi)
 Menurut KBBI versi daring: 3.0.0.0-20200908161354,
imbuhan adalah bubuhan (yang berupa awalan, sisipan,
akhiran) pada kata dasar untuk membentuk kata baru;
afiks.
 Kata berimbuhan adalah kata yang sudah mendapat
proses gramatikal berupa imbuhan (afiksasi).
 Proses afiksasi mampu mengubah jenis kata dan
makna kata.
 Imbuhan dalam bahasa Indonesia ada yang berupa imbuhan
asli dari bahasa Indonesia dan ada imbuhan serapan dari
bahasa asing.
 Imbuhan asli bahasa Indonesia berupa awalan, sisipan,
akhiran, konfiks, simulfiks.
 Imbuhan asing meliputi imbuhan dari bahasa Arab, imbuhan
dari bahasa Sansekerta, dan imbuhan dari bahasa Inggris
Imbuhan Asli Bahasa Indonesia

 Awalan (Presfiks)  Imbuhan di bagian awal.


Contoh:
• (me-) + tanam  menanam
• (ber-) + jalan  berjalan
• (di-) + baca  dibaca
• (ter-) + tidur  tertidur
• (ke-) + dua  kedua
• (pe-) + tani  petani
 Sisipan (Infiks)  Imbuhan di bagian tengah.
Contoh:
• tunjuk + (el-)  telunjuk
• gigi + (-er-)  gerigi
• jari + (-em-)  jemari
 Akhiran (Sufiks)  Imbuhan di bagian akhir.
Contoh:
• tanam + (-i)  tanami
• makan + (-an)  makanan
• tunjuk + (-kan)  tunjukkan
 Konfiks  Imbuhan di bagian awal dan akhir muncul
bersama-sama.
Contoh:
• hujan + (ke-an)  kehujanan
• tempat + (pe-an)  penempatan
 Simulfiks  Imbuhan di bagian awal dan akhir muncul
bertahap.
Contoh:
• (pe-) + didik  pendidik + (-an)  pendidikan
• perlu + (-kan)  perlukan + (-di)  diperlukan
Imbuhan Asing

 Imbuhan dari bahasa Arab


Imbuhan serapan dari bahasa Arab adalah awalan
bi- dan akhiran -i, -iah, -wi.
• Awalan bi-  biadab
• Akhiran -i  alami, Islami, kodrati
• Akhiran -iah  alamiah, ilmiah
• Akhiran -wi  duniawi, kimiawi, manusiawi
 Imbuhan dari bahasa Sansekerta
Imbuhan serapan dari bahasa Sansekerta adalah -man,
-wan, -wati.
• seni + (-man)  seniman
• karya + (-wan)  karyawan
• peraga + (-wati)  peragawati
 Imbuhan dari bahasa Inggris
Imbuhan serapan dari bahasa Inggris meliputi
akhiran -is, -isme, -isasi, -itas.
• ego + (-is)  egois
• nasional + (-isme)  nasionalisme
• kader + (-isasi)  kaderisasi
• plural + (itas)  pluralitas
2. Pengulangan (Reduplikasi)
 Kata ulang adalah kata yang telah mengalami
proses gramatikal berupa pengulangan
(reduplikasi).
 Proses reduplikasi mampu mengubah makna kata.
 Proses reduplikasi meliputi reduplikasi
utuh/sempurna/murni, reduplikasi sebagian,
reduplikasi berimbuhan, reduplikasi berubah bunyi,
reduplikasi semu.
 Reduplikasi Utuh/Sempurna/Murni
Kata ulang sempurna adalah kata ulang yang
mengulang seluruh bentuk dasarnya.
Contoh:
• rumah-rumah
• pohon-pohon
• anak-anak
 Reduplikasi Sebagian
Kata ulang sebagian adalah kata ulang yang
mengulang sebagian bentuk dasarnya.
Contoh:
• berjalan-jalan
• bermain-main
• bersenang-senang
 Reduplikasi Berimbuhan
Kata ulang berimbuhan adalah kata ulang yang
dalam proses pengulangan sekaligus mendapat
imbuhan.
Contoh:
• bersalam-salaman
• tembak-menembak
• pukul-memukul
 Reduplikasi Berubah Bunyi
Kata ulang berubah bunyi adalah kata ulang yang
dalam proses pengulangannya mengalami
perubahan bunyi, baik vokal maupun konsonan.
Contoh:
• lauk-pauk
• sayur-mayur
• bolak-balik
 Reduplikasi Semu
Kata ulang semu adalah kata ulang yang tidak
memiliki bentuk dasarnya. Kata ulang ini disebut
juga kata ulang palsu.
Contoh:
• kupu-kupu
• lumba-lumba
• onde-onde
2. Komposisi
 Komposisi adalah proses pembentukan kata dengan
menggabungkan dua kata atau lebih sehingga
menimbulkan makna baru.
Contoh:
• rumah sakit
• rumah makan
• tua renta
• kacamata
KATA BAKU DAN TIDAK BAKU

 Kata baku adalah kata yang penulisan dan


pengucapannya sesuai dengan kaidah
PUEBI.
 Kata tidak baku adalah kata yang penulisan
dan pengucapannya tidak sesuai dengan
kaidah PUEBI.
Contoh Kata Baku dan Tidak Baku
KATA BAKU KATA TIDAK BAKU
analisis analisa
diagnosis diagnosa
apotek apotik
praktik praktek
nasihat nasehat
izin ijin
ijazah ijasah
risiko resiko
diubah dirubah
Contoh Kata Baku dan Tidak Baku
KATA BAKU KATA TIDAK BAKU
napas nafas
komoditas komoditi
hipotesis hipotesa
kongres konggres
hierarki hirarki
asas azas
meminimalisasi meminimalisir
objek obyek
subjek subyek
PENGERTIAN PEMILIHAN KATA
 Pemilihan kata disebut juga dengan istilah diksi.
 Menurut KBBI versi daring 3.0.0.0-20200508174554,
diksi adalah pilihan kata yang tepat dan selaras
(dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan
gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti
yang diharapkan).
 Diksi bisa juga diartikan sebagai pemilihan kata yang
dilakukan oleh penulis (dalam sastra penyair) untuk
mengetengahkan perasaan-perasaan yang
bergejolak dalam dirinya.
 Diksi berarti juga sebuah proses pemilihan kata
dalam komunikasi.
 Penempatan kata-kata sangat penting dalam rangka
menumbuhkan suasana yang akan membawa
komunikan pada pemahaman yang menyeluruh dan
total.
PEMILIHAN KATA
DALAM KOMUNIKASI MEDIS
 Dalam berbagai konteks komunikasi, diperlukan
pemilihan kata agar komunikasi berjalan lancar dan
mengungkapkan makna yang utuh, demikian juga
dalam komunikasi medis.
 Komunikasi medis adalah komunikasi yang terjalin
antarpenutur guna kepentingan medis.
 Penutur bisa antartenaga kesehatan, bisa juga antara
tenaga kesehatan dengan pasien, dengan keluarga
pasien, atau dengan masyarakat secara luas.
 Dalam komuniksi tersebut, tentunya diperlukan
pemilihan kata yang tepat sehingga komunikasi
berjalan efektif.
 Komunikan harus menyesuaikan diri dengan
konteks komunikasi yang sedang dihadapi dan
memilih kosakata yang sesuai.
 Jika pemilihan kata yang digunakan tidak sesuai,
makna yang terkandung akan terasa janggal.
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
DALAM PROSES PEMILIHAN KATA

 Situasi Pembicaraan

 Tema yang Dibicarakan

 Tujuan pembicaraan

 Lawan Bicara
UNSUR-UNSUR PEMILIHAN KATA

 Kata yang Tepat

 Kata yang Baku

 Kata yang Lazim

 Kata yang Hemat


Ketepatan Kata (1)

 Untuk memenuhi unsur ketepatan kata, komunikan


harus mencermati kata-kata yang bersinonim.
 Misalnya:
 benar = betul
 besar = agung = raya = akbar
Ketepatan Kata (2)

 Untuk memenuhi unsur ketepatan kata, komunikan


harus mencermati kata-kata yang bermakna
denotasi dan konotasi.
 Misalnya:
 bunting (K -)  hamil, berbadan dua (K+)
 kencing (K -)  ke belakang (K +)
Ketepatan Kata (3)

 Untuk memenuhi unsur ketepatan kata, komunikan


harus mencermati kata-kata atau istilah asing.
 Misalnya:
 kritik vs kecaman
 kontrasepsi vs alat pencegah kehamilan
 nitrogen vs zat lemas
 efektif vs berhasil guna
 efisien vs berdaya guna
Ketepatan Kata (4)

 Untuk memenuhi unsur ketepatan kata, komunikan


harus mencermati kata umum dan kata khusus.
 Misalnya:
 Melihat  menengok, menjenguk, mengintip,
melotot, melirik, menonton, menatap, memandang.
Ketepatan Kata (5)

 Untuk memenuhi unsur ketepatan kata, komunikan


harus mencermati kata yang mirip ejaan.
 Misalnya:
 intensif  intensif
 menuju  menujuh
Kebakuan Kata

 Kata yang baku adalah kata yang resmi sesuai


aturan kebakuan kata.
 Misalnya:
 teknik bukan tehnik
 deskripsi bukan diskripsi
 pikir bukan fikir
 sistem bukan sistim
 objek bukan obyek
Penghematan Kata

Penghematan kata adalah pemakaian kata yang


hemat, padat, dan berisi.
Misalnya:
TIDAK HEMAT KATA HEMAT KATA
agar supaya agar supaya
berbagai faktor-faktor berbagai faktor faktor-faktor
dan lain sebagainya dan lain-lain dan sebagainya
sejak dari sejak dari
disebabkan karena disebabkan karena
Kelaziman Kata

 Kata yang lazim adalah kata yang umum digunakan dalam


komunikasi sesuai dengan konteksnya.
 Jika menggunakan kata tidak lazim, komunikasi menjadi
janggal.
 Misalnya:
 ulang tahun  dies natalis
 jatuh  rebah, tumbang
 mati  wafat, tewas
Terima Kasih
Nori Purwanasari, S.Pd., M.Hum.

Anda mungkin juga menyukai