Selain itu kata sandang juga dapat membatasi makna jumlah orang atau benda,
misalnya sang anak (bermakna tunggal), para ahli (bermakna jamak), dan si kecil
(bermakna netral), dan Sri Baginda (bermakna khusus).
Kata Depan (Preposisi)
Jenis kata ini selalu berada di depan kata benda, kata sifat, atau kata kerja untuk
membentuk gabungan kata depan (frasa preposisional). Contoh katanya adalah di,
ke, dari, atas, terhadap, kepada, oleh.
Kata Interjeksi (Kata Seru)
Kata seru digunakan untuk membatu mengekspresikan emosi (kesalan, marah,
kagum) seseorang seperti kata:
1. ih (jijik)
Contoh: Ih, kamu jorok sekali!
2. wow (kagum)
Contoh: Wow, bagus sekali lukisannya!
3. sialan (kesal)
Contoh: Sialan, bukuku ketinggalan!
4. syukurlah (rasa syukur)
Contoh: Syukurlah kalau kamu tidak apa-apa!
5. semoga (harapan)
Contoh: Semoga kamu selamat sampai di sana!
Hidup manusia tidak akan terlepas dari 1 “kata” pun. Sebuah “kata” tidak hanya
sekedar alat komunikasi belaka, namun ia dapat menjadi perantara manusia
mengungkapkan konten pikirannya. “Kata” menjadi representasi dari pikiran untuk
menyingkapkan keinginan manusia. Manusia tanpa “kata” ibarat seorang bayi yang
baru terlahir, tidak dapat dipahami secara konkret.
Kata merupakan satuan paling besar dari morfologi, sekaligus satuan paling kecil
dalam sintaksis. Dimana ilmu morfologi berarti ilmu tentang bentuk kata, sedangkan
sintaksis berarti ilmu tentang tata kalimat.
Berdasarkan definisi Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata adalah unsur bahasa
yang dituliskan atau diucapkan yang merupakan manifestasi kesatuan perasaan dan
pikiran serta digunakan dalam berbahasa.
Onoma
Rhema
Syndeimoi
Valensi morfologis adalah kemampuan satu morfem dengan morfem lain yang
saling melekat sehingga membentuk suatu kata
Valensi sintaskis adalah kemampuan suatu kata bergabung dengan kata lain
sehingga menghasilkan satu kelompok berupa keseluruhan kalimat.
5. Selain tersebut di atas pendapat tentang pembagian jenis atau kelas kata dalam
kaidah bahasa Indonesia, Sutan Muh. Zain mengklasifikasikan kata-kata dalam
bahasa Indonesia terdiri dari 9 Jenis, meliputi
Kata benda atau nomina merupakan kata-kata yang menunjukkan sebuah benda
baik itu yang memiliki sifat abstrak atau konkret. Di dalam bahasa Indonesia, kata
benda sendiri terdiri dari beberapa jenis jika didasari dengan proses pembentukan
kata benda yakni kata benda dasar yang merupakan kata-kata menunjukkan
indentitas sebuah benda secara konkret, sehingga membuat kata-kata tersebut tidak
bisa diuraikan ke bentuk yang berbeda. Sementara kata benda turunan adalah jenis
kata benda yang dibentuk karena afiksasi sebuah kata dengan kata lain.
Menurut Ibnu Hajar S.Pd : Nomina merupakan kata yang merujuk pada manusia,
benda ataupun konsep serta pengertian. Di dalam kalimat yang memiliki predikat
verba, nomina memiliki fungsi sebagai subjek, pelengkap ataupun pelengkap.
Nomina juga tidak dapat diubah sebagai bentuk ingkar tidak, namun dengan kata
bukan.
Menurut Prof. Dr. Ida Bagus M, Pd : Kata benda merupakan nama seseorang,
benda ataupun tempat, yang jika didasari kategori sintaksis, nomina tidak
memiliki pontensi untuk digabbungkan dengan partikel tidak, namun bisa diawali
dengan partikel. Nomina ini mencakup pronomina dan juga numeralia.
Menurut Gorys Keraf : Kata benda merupakan semua kata yang bisa diterangkan
atau diperluas dengan kata sifat seperti contohnya bapak yang baik. Selain itu,
semua kata juga mengandung morfemterikat ke-an, pe-an, pe-, -en dan ke-.
Contohnya adalah minuman, kemanusiaan, pelapor, perkembangan.
Bisa diperluas dengan kata [yang + kata sifat]. Contohnya, mobil yang bagus,
bunga yang indah, air yang panas.
Diingkari dengan kata bukan. Contohnya, bukan meja, bukan kamu, bukan
rumah dan sebagainya.
Jabatan di dalam kalimat sebagai subjek [S] dan objek [O]. Contohnya, Cika
membeli pensil [Cika sebagai subjek, pensil menjadi objek.
Verba + (-an) : masakan, makanan, minuman. Contoh kata benda turunan Verba
+ (-an) dalam kalimat :
1. Masakan yang disajikan di restoran itu sangat lezat. (Masak adalah kata benda
yang mengalami proses afiksasi sehingga menjadi kata benda turunan
masakan).
2. Sita membeli minuman dingin di toko sebelah. (Minum adalah kata benda yang
mengalami proses afiksasi sehingga menjadi kata benda turunan minuman).
3. Rudi selalu membawa makanan dari rumah sebagai bekal sekolah. (Makan
adalah kata benda yang mengalami proses afiksasi sehingga menjadi kata benda
turunan makanan).
(Pe-) + Verba : pemahat, pencuri, pembalap. Contoh kata benda turunan (Pe-) +
Verba dalam kalimat :
1. Pencuri itu akhirnya tertangkap setelah melakukan aksinya. (Curi adalah kata
benda yang mengalami proses afiksasi dengan penambahan awalan -pe
sehingga menjadi kata benda turunan pencuri).
2. Pembalap motor liar ditertibkan para petugas karena mengganggu lalulintas.
(Balap adalah kata benda yang mengalami proses afiksasi dan mendapat awalan
-pe sehingga menjadi kata benda turunan pembalap).
3. Pemahat di desaku berhasil menjual karya seninya dengan harga yang mahal.
(Pahat adalah kata benda yang mengalami proses afiksasi dan mendapat awalan
-pe sehingga menjadi kata benda turunan pemahat).
(Pe-) + Adjektiva : pemakan, penari, pemarah. Contoh kata benda turunan (Pe-)
+ Adjektiva dalam kalimat :
1. Harimau adalah salah satu hewan pemakan daging. (Kata pemakan menjadi kata
benda turunan karena mendapatkan awalan pe-).
2. Ani adalah seorang penari Bali yang handal. (Penari menjadi kata benda turunan
karena mendapatkan awalan pe-).
3. Haris sudah berubah menjadi orang yang pemarah setelah orangtuanya
meninggal dunia. (Pemarah menjadi kata benda turunan karena mendapatkan
awalan pe-).
(Pe-) + Nomina + (-an) : perkawinan, perbelanjaan, perbukitan. Contoh kata
benda turunan Pe-) + Nomina + (-an) dalam kalimat :
1. Perkawinan kedua pasangan tersebut menjadi pesta paling meriah tahun ini.
(Kawin adalah kata benda yang mengalami proses afiksasi dan mendapat
awalan pe- serta akhiran -an sehingga menjadi kata benda turunan).
2. Ibu pergi ke pusat perbelanjaan untuk kebutuhan rumah tangga. (Belanja adalah
kata benda yang mengalami proses afiksasi serta mendapat awalan pe- dan
akhiran -an sehingga menjadi kata benda turunan).
3. Di belakang rumahku terdapat perbukitan kecil yang sangat indah. (Bukit adalah
kata benda yang mengalami proses afiksasi dan mendapat awalan pe- serta
akhiran -an sehingga menjadi kata benda turunan).
Ayah pergi ke kantor menggunakan mobil. (Mobil adalah kata benda dengan
wujud jelas dan bisa dipegang/disentuh oleh pancaindera).
Aku dan adik selalu main sepeda di sore hari. (Sepeda adalah kata benda
dengan wujud jelas dan bisa dipegang oleh pancaindera).
Malam ini sangat dingin, sehingga aku tidur menggunakan selimut. (Selimut
adalah kata benda dengan wujud jelas dan bisa disentuh oleh pancaindera).
Solusi yang ia berikan selalu menjadi keputusan baik bagi perusahaan. (Solusi
adalah kata benda yang bentuknya tidak bisa dipegang atau disentuh oleh
pancaindera).
Dari gudang tersebut, tercium bau gas yang sangat menyengat. (Gas adalah kata
benda yang bentuknya tidak bisa disentuh oleh pancaindera).
Kegembiraan meliputi keluarga ani karena kedatangan kerabatnya dari kampung
halaman. (Kegembiraan merupakan kata benda yang bentuknya tidak bisa dipegang
oleh pancaindera).
3. Kata Benda Yang Dibendakan
Selain 2 jenis kata benda di atas, masih ada jenis kata benda lain yakni kata yang
dibendakan. Kata yang dibendakan merupakan kata yang sesungguhnya tidak
tersusun dari kata benda asli, akan tetapi dianggap sebagai kata benda karena
ditambahkan imbuhan. Contoh: Kesucian, kekuatan, pelukis dan sebagainya.
Contoh dalam kalimat :
Kesucian seorang wanita harus selalu dijaga sampai ia menikah nanti. (Kesucian
adalah kata yang dibendakan yang bukan merupakan kata benda asli namun
dianggap kata benda karena mendapat imbuhan).
Kekuatan yang dimiliki petinju tersebut berhasil membuat kalah lawannya. (Kekuatan
adalah kata yang dibendakan yang bukan merupakan kata benda asli namun
dianggap kata benda karena mendapat imbuhan).
Karya pelukis asal Jawa Tengah tersebut berhasil mengharumkan nama Indonesia
di mancanegara. (Pelukis adalah kata yang dibendakan yang bukan merupakan kata
benda asli namun dianggap kata benda karena mendapat imbuhan).
Pantun
Berikut adalah beberapa contoh kalimat kata ganti penunjuk dalam bahasa
Indonesia.
Jadi ada baiknya hal ini diserahkan saja pada yang sudah ahli.
Aku baru melihat benda itu barusan.
Dia pergi ke sana tadi pagi.
Mereka akan berkunjung ke sini besok.
Kita akan ke situ nanti setelah makan siang.
Beberapa bulan ke depan di sana akan dibangun pabrik semen.
Dia menjual rumahnya yang di sini untuk modal usahanya.
Seharusnya jika ada hal begini kamu jangan terburu – buru menyimpulkan.
Coba saja kau kerjakan seperti itu.
Seharusnya kau tahu, ini adalah hal yang tidak sebaiknya kau ikuti.
Sebenarnya kesalahan itu bukanlah sepenuhnya salahmu.
Baiklah kalau begitu, akan saya pikirkan terlebih dahulu.
Kesalahan ini adalah yang kedua kalinya kau lakukan.
Hubungi saja aku kalau kamu mau mampir ke sini.
Sebaiknya kabari Ibu jika kita akan pergi ke sana.
Sejauh ini tidak ada yang aneh dengan tingkah lakunya.
Semua ini terjadi karena kerja sama kita semua.
Kata Bilangan Utama, adalah kata bilangan yang menyatakan suatu nilai atau
angka, yang mana dikelompokkan menjadi :
o Kata bilangan penuh, contoh : satu, dua, tiga, seratus ribu, empat meja, satu jam,
dan seAndi membeli sepuluh biji kelereng di toko mainan.
Ayah membeli dua pasang sepatu olahraga untukku dan kakak.
Kemarin sore kakak membawa tiga ekor anak anjing ke rumah, mereka
sangatlah lucu.
o Kata bilangan pecahan, contoh : sepertiga, seperempat, setengah, dua per tiga
dan sebagainya.
Ibu membagikan kue untuk adik dan kakak, masing-masing setengah bagian.
Semua orang, masing-masing mendapat seperempat bagian dari keuntungan
penjualan itu.
Untuk membuat kerucut, kita harus memotong kertas ini
menjadi sepertiga bagian.
o Kata bilangan gugus atau kelompok, contoh : seminggu, sebulan, satu tahun,
satu lusin dan sebagainya.
Sudah satu tahun ia pergi merantau di ibukota.
Satu lusin pensil ini untuk hadiah ulang tahun adik.
Walaupun kakek itu sudah berusia satu abad, namun ia masih tetap sehat.
Kata Bilangan Tingkat, adalah kata bilangan yang menunjukkan sebuah urutan.
Contoh : kesatu, ketiga, kesebelas, keseribu dan lain sebagainya.
o Pada paragraf kedua harus ditulis dengan huruf sambung.
o Tamu yang keseribu akan mendapat voucher menginap di salah satu hotel di
kota tersebut.
2. Kata Bilangan Tak Takrif, yaitu kata bilangan yang menunjukkan jumlah yang
tidak pasti. Contoh : banyak, beberapa, sedikit, sebagian, seluruh dan sebagainya.
kata sifat
0
Atributif yaitu berfungsi sebagai atribut atau pelengkap/penjelas subjek.
Contoh : Adinda kecil tumbuh besar tanpa kehadiran sosok ayah.
Semantis (Makna)
Bentuk
1. Adjektiva dasar (monomorfemis) yaitu kata sifat yang belum mengalami proses
afiksasi atau penambahan imbuhan.
Contoh : asam, cantik, tinggi
2. Adjektiva turunan (polifermis) yaitu kata sifat yang sudah mengalami proses
afiksasi/penambahan imbuhan, pengulangan/reduplikasi, penyerapan, dan
pemajemukan.
o Afiksasi (penambahan imbuhan) yaitu kata sifat yang sudah ditambah imbuhan.
Prefiks : se- dan ter- (seperti : secantik, terbaik)
Infiks : -em- (seperti : gemetar, gemuruh)
o Reduplikasi (pengulangan) yaitu kata sifat yang terbentuk dari proses
pengulangan/reduplikasi pada kata.
Contoh : sebaik-baiknya, sepandai-pandainya, compang camping, gelap gulita,
warna warni
o Kata sifat majemuk (pemajemukan) yaitu kata sifat yang terbentuk dari
penggabungan kata yang membentuk makna baru atau makna konotasi yang
merujuk pada sifat suatu benda atau objek.
– gabungan sinonim atau antonim (seperti : cerah ceria, baik buruk)
– gabungan morfem terikat (seperti : serba guna, adidaya)
– gabungan morfem bebas (seperti : baik budi, lapang dada, busung lapar)
3. Kata sifat serapan adalah kata sifat yang berasal dari bahasa asing dan diserap
ke dalam bahasa Indonesia.
o Sufiks -i, -iah, -wi. Contoh : alami, duniawi, alamiah
o Sufiks -if, -al, -is. Contoh : aktif, struktural, teknis
Perangkai
adalah kata/frase yang menyatakan hubungan sebab akibat, tambahan pada yang
telah disebutkan sebelumnya, pertentangan dengan yang telah disebutkan
sebelumnya, alternatif yang telah disebutkan sebelumnya, perurutan, perbandingan,
tujuan, kesimpulan (rangkuman), pertalian waktu/tempat, dll.
1. Yang menyatakan hubungan sebab-akibat:itulah sebabnya, oleh sebab itu,
akibatnya oleh karena itu, maka dari itu, dengan demikian
2. Yang menyatakan hubungan tambahan: tambahan pula, apa lagi,
kecuali itu, bahkan, tambahan lagi, lagi pula, dan terlebih lagi
3. Yang menyatakan pertentangan:akan tetapi, walaupun demikian, toh
sebaliknya, meskipun begitu, bagaimanapun juga, namun, tetapi
4. Yang menyatakan alternatif:kalau tidak, atau, kalau tidak begitu, sebagai
alternatif
5. Yang menyatakan hubungan perurutan:pertama, selanjutnya, lalu, akhirnya,
kedua, kemudian
6. Yang menyatakan perbandingan:ibaratnya, sama halnya dengan, di lain
pihak,tak ubahnya, di satu pihak, sama seperti
7. Yang menyatakan tujuan:untuk maksud itu, agar, supaya
8. Yang menyatakan kesimpulan:kesimpulannya, pendek kata, maka dari
itu, dapat disimpulkan, ringkasnya , jadi
9. Yang menyatakan pertalian/peruturan waktu:kemarin, keesokan harinya,
dewasa ini,hari ini, dahulu, kelak
10. Yang menyatakan urutan tempat:di sini, di sana, di situ, di mana-mana
11. Yang menyatakan contoh:sebagai contoh, umpamanya, misalnya
12. Yang menyatakan pemerian/perincian: seperti, seperti misalnya
kata penghubung
Kata penghubung atau konjungsi adalah sebuah kata tugas yang berfungsi untuk
menggabungkan klausa dengan klausa, kalimat dengan kalimat dan paragraf
dengan paragraf. Kata penghubung antar klausa seringkali dijumpai di tengah suatu
kalimat. Sementara kata penghubung antar kalimat dan antar paragraf terdapat di
awal sebuah paragraf.
Berdasarkan fungsinya konjungsi atau kata hubung terdiri dari beberapa jenis, yaitu :
2. Konjungsi Pertentangan
3. Konjungsi Pilihan
Konjungsi waktu memiliki fungsi sebagai kata hubung yang menjelaskan hubungan
waktu antara dua hal. Konjungsi waktu bisa menjelaskan hubungan yang sederajat
maupun tidak sederajat. Contoh kata hubung yang biasa digunakan
adalah sebelumnya, selanjutnya, bilamana, sejak, sesudah dan lainnya. Contoh :
Setelah kata sambutan dari kepala sekolah acara selanjutnya adalah pentas
seni.
Mereka sudah ada disana sejak hujan turun.
Gita membaca buku yang sebelumnya dia pinjam dari perpustakaan.
5. Konjungsi Tujuan
Konjungsi tujuan adalah konjungsi yang menjelaskan maksud, tujuan suatu kejadian
atau tindakan. Kata hubung yang biasa digunakan diantaranya adalah
: guna, untuk, agar, dan supaya. Contoh :
6. Konjungsi Sebab
Konjungsi sebab atau kausal merupakan bentuk kata hubung yang menjelaskan
kejadian yang terjadi akibat suatu sebab tertentu/khusus. Kata hubungnya adalah
: sebab dan karena. Contoh :
7. Konjungsi Akibat
Konjungsi akibat atau konsekutif merupakan bentuk kata hubung yang menerangkan
bahwa suatu keadaan tersebut dapat terjadi karena penyebab yang lainnya. Contoh
kata hubung yang digunakan adalah : Sehingga, sampai, dan akibatnya. Contoh :
Konjungsi syarat atau kondisional adalah jenis kata hubung yang menerangkan
bahwa kejadian tersebut dapat terjadi apabila syarat-syaratnya terpenuhi. kata
hubung yang sering digunakan adalah jika, jikalau, kalau, dan apabila. Contoh :
Semua siswa pasti lulus kalau rajin belajar.
Aldi tidak akan sakit apabila kemarin tidak berhujan-hujanan.
Ani akan datang jika ada yang menjemputnya.
Kata penghubung ini berfungsi menyatakan bahwa suatu hal bisa terjadi tanpa perlu
ada syarat yang harus terpenuhi. Contoh kata hubung yang sering digunakan adalah
: walaupun, meskipun, dan biarpun. Contoh dalam kalimat :
Kata hubung ini berguna untuk menghubungkan dua hal dan kemudian
membandingkannya. Kata yang sering dipakai diantaranya adalah
: seperti, sebagai, bagai, dan bagaikan. Contoh :
Kata hubung ini bertujuan untuk menghubungkan dua kalimat yang masih memiliki
hubungan sehingga bagian yang satu langssung mempengaruhi bagian yang lain
atau kalimat yang satu melengkapi kalimat yang lain. contoh kata hubung nya
adalah : tidak hanya….tetapi juga, sedemikian rupa…sehingga,
dan bukannya…melainkan. Contoh :
Kata hubung ini berfungsi sebagai penegas atau meringkas bagian kalimatnya
sebleumnya. contoh kata yang serin dipakai adalah : bahkan, apalagi, yaitu,
dan yakni. Contoh :
Dia orang yang sangat kaya bahkan melebihi kekayaan seorang Presiden.
Jalanan Jakarta selalu macet apalagi dikala hujan.
Beberapa tempat liburan favoritnya, yaitu pantai, perdesaan dan pegunungan.
14 Konjungsi Pembenaran
Kata hubung ini biasa disebut juga dengan konsesif adalah suatu kata hubung yang
berfungsi menghubungkan dua hal dengan cara membenarkan suatu hal sekaligus
menolak hal lainnya. Contoh kata hubung pada konjungsi ini adalah
: walaupun, meskipun, biar, dan biarpun. Contoh :
Konjungsi ini berfungsi menyatakan urutan suatu hal. Kata hubung yang sering
dipakai diantaranya adalah : lalu dan kemudian. Contoh kalimat :
16 Konjungsi Pembatas
Nah, karena itulah aku memilih kuliah di sini!
Nah, itu tadi adalah hasil karya saya!
Nah, itulah sebabnya saya berhenti kerja di sana!
Nah, itulah alasan saya memilih judul ini sebagai skripsi saya!
6. Peliknya perbedaan pendapat tentang klasifikasi kata telah dimulai lama yang
berawal dari pendapat filosof-filosof asal Yunani
7. Pembagian jenis atau kelas kata di dalam bahasa pada umumnya di dunia,
termasuk bahasa Indonesia, terbagi atas sepuluh jenis atau kelas kata, meliputi :
kata kerja
kata sifat
kata keterangan
rumpun kata benda yang memiliki anggota kata benda, kata bilangan, kata ganti
rumpun kata tugas yang memiliki anggota kata depan, kata seru, kata sambung,
partikel dan kata sandang.
Nita jatuh pingsan saat upacara pengibaran bendera karena tadi dia tidak sempat
sarapan di rumah.
Merke tidak saling menyapa karena sedang bermusuhan.
Aku takkan menyesal seperti ini jika aku tak salah mengambil keputusan.
Ibu akan memberi adik hadiah jika adik berhasil memenangkan perlombaan
tersebut.
Acara itu tidak hanya diselenggarakan hari ini saja, tetapi juga diselenggarakan
hingga tiga hari yang akan datang.
Baik dingin maupun panas, kopi tetaplah enak untuk dinikmati.
Laras berujar bahwa dia sudah tidak betah bekerja di perusahaan ini.
Dia berjanji kepadaku bahwa dia tidak akan mengulangi kesalahannya lagi.
Tumis bawang merah dan putih telebih dahulu, kemudian masukkan telur , nasi,
kecap, garam, dan bahan-bahan lainnya.
Dia menatapku sejenak lalu dia pun pergi begitu saja.