Pembentukan Kata
Mata kuliah : Bahasa Indonesia
4. Hanif :2101101010049
Pembentukan Kata
(morfologi) Proses Morfologis
Jenis Kata
01
Pembentukan Kata
The first title we will discuss !
PENGERTIAN
morfologi adalah bagian dari ilmu Bahasa yang mempelajari seluk-beluk
bentuk kata serta perubahan bentuk kata serta perubahan bentuk kata
terhadap arti dan golongan kata.
Morfem merupakan bentuk kata yang paling kecil dan sudah memiliki arti. Sebuah kata bisa
terdiri dari satu atau lebih morfem, misalnya kata “jalan” yang terdiri dari satu morfem,
“berjalan” yang terdiri dari dua morfem (ber- dan jalan), “jalan-jalan” yang terdiri dari dua
morfem, atau “menjalankan” yang terdiri dari tiga morfem (me-, jalan, dan -kan).
02 Jenis Kata
NEXT . . .
CIRI – CIRI SISTEM EKONOMI PASAR
Berdasarkan
1
Bentuk
Berdasarkan
2
Struktur
Berdasarkan
3
Kategori
Berdasarkan Bentuk
Kata Dasar
Kata dasar merupakan kata yang belum terjadi pergantian makna, fungsi dan bentuk juga belum
mempunyai imbuhan. Contohnya: makan, baca, tulis, kerja dll.
Kata Ulang
Seperti namanya kata ini adalah kata dasar yang mengalami pengulangan. Pengulangan bisa terjadi
dalam bentuk dasar, bentuk imbuhan dan bentuk perubahan makna, sehingga arti dasarnya bisa
berbeda dengan arti sebelumnya.
Contoh
• kata ulang bentuk dasar: buku-buku, bunga-bunga.
• kata ulang berimbuhan: pukul-memukul, tarik-tarikan.
• kata ulang perubahan makna: bertahun-tahun, tolong-menolong.
Kata Majemuk
Kata majemuk adalah gabungan dua buah morfem dasar atau lebih yang mengandung satu
pengertian baru. Kata majemuk tidak menonjolkan arti masing-masing katanya, tetapi gabungan kata
itu secara bersama-sama membentuk makna baru.
Contoh
• Mata uang, dua kata yang digabung menjadi satu dari kata mata dan uang dan mengalami makna
yang berbeda dari mata dan uang.
• Kursi goyang, dua kata yang digabung menjadi satu dari kata kursi dan goyang dan mengalami
makna yang berbeda dari kursi dan goyang.
• Rumah adat, dua kata yang digabung menjadi satu dari rumah dan adat dan mengalami makna
yang berbeda dari rumah dan adat.
Kata Berimbuhan
Kata berimbuhan adalah kata-kata yang mengalami perubahan bentuk karena melekatnya imbuhan ( afiks
) baik di awal, di tengah, dan di akhir, baik dengan gabungan, maupun konfiks.
Kata asal adalah kata yang menjadi asal dari suatu bentukan atau kata yang belum mengalami proses
morfologis (proses pembentukan kata). Sedangkan kata Jadian/turunan adalah kata yang telah
mengalami proses morfologis, baik melalui afiksasi (prefiks, infiks, sufiks, dan konfiks), reduplik asi,
maupun komposisi.
Contoh
• kata asal :rumah
• kata jadian: dirumahkan, rumah-rumah, rumah tangga
Pada contoh di atas, kata asal (rumah) dapat berubah menjadi kata jadian : perumahan dan dirumahkan
melalui sebuah proses yang bernama afiksasi; berubah menjadi rumah - rumah melalui proses
reduplikasi; dan berubah menjadi rumah tangga dan rumah sakit melalui proses komposisi. Contoh lain
kata asal: kata, dapat berubah menjadi kata jadian: berkata, mengatakan, kata-kata, mengata-ngatai,
mengata-ngatakan, katahati.
Berdasarkan Kategori
Kata Benda (Nomina)
Kata benda juga bisa disebut dengan nomina, merupakan kata yang berlandaskan pada hal real atau nyata dari benda. Dan di
dalam kata benda dibagi menjadi dua, yakni abstrak dan konkret. Kata benda bisa digunakan untuk keterangan, pelengkap,
objek dan subjek.
Contoh dari nomina abstrak itu sendiri adalah: prestasi, semangat dan atraksi. Sementara contoh dari nomina konkret adalah:
pintu, motor dan kursi. Kata benda kerap kali menjadi kata basic yang mempunyai imbuhan (pe- dan -a) dan (ke- dan -a) serta
(-an).
• kata sifat suka memperoleh imbuhan (ke- dan –an) berubah jadi kesukaan (kata benda)
• kata dasar tinggal memperoleh (pe- dan –an) berubah jadi peninggalan (kata benda).
Kata sifat juga bisa disebut adjektiva, adalah kata yang bisa berfungsi untuk menjabarkan suatu
karakter, sikap individu, sifat dan suasana.
• Pronomina sebagai kata ganti orang, contohnya: dia, saya, beliau, engkau, aku, mereka dan kamu
• Kata kerja sebagai penunjuk contohnya adalah: ini, itu, begitu, begini, demikian.
• Pronomina penanya: kapan, mengapa, dimana, apa, bagaimana.
2. Konjungsi Korelatif
Konjungsi korelatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua kata, frase atau klausa yang memiliki status sintaksis yang
sama. Konjungsi korelatif terdiri atas dua bagian yang dipisahkan oleh salah satu kata, frase atau klausa yang dihubungkan,
contohnya adalah baik...maupun..., tidak hanya..., tetapi juga..., demikian...sehingga..., entah...entah..., dan jangankan...,...pun....
3. Konjungsi Subordinatif
Konjungsi subordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih dan klausa itu tidak memiliki status
sintaksis yang sama. Salah satu dari klausa itu merupakan anak kalimat dari induknya.
4. Konjungsi Antarkalimat
Konjungsi antarkalimat itu menghubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lain. Posisinya selalu memulai suatu kalimat
yang baru dan tentu saja huruf pertamanya ditulis dengan huruf kapital. Contohnya konjungsi antarkalimat adalah biarpun
demikian/begitu, meskipun demikian/begitu, kemudian, sesudah itu.
03
Proses Morfologis
LET’S TALK !
CIRI – CIRI SISTEM EKONOMI PASAR
Afiksasi 1
2 Reduplikasi
Komposisi 3
Pembentukan di
4 luar proses
morfologis
Afiksasi
Afiksasi merupakan proses penambahan morfem afiks pada bentuk dasar. Afiks tersebut dapat berupa
prefiks (awalan), infiks (sisipan), sufiks (akhiran), konfiks dan simulfiks (imbuhan gabung). Contoh
masing-masing adalah sebagai berikut
Proses afiksasi ini biasanya akan menyebabkan terjadi perubahan fonem pada suatu kata. Untuk itu perlu
kita cermati bersama kaidah morfofonemis yang merupakan kaidah yang mengatur perubahan bunyi
akibat proses morfologis.
1. Kaidah perubahan Fonem
a. Fonem /N/ pada morfem afiks (meN-) dan (peN }akanberubah menjadi /m/ apabila bentuk dasar yang
mengikutinya berawal dengan fonem /p/, /b/, dan/f/. Contoh :
meN- + piker Memikir
meN-+bakar Membakar
meN- + fitnah Memfitnah
peN- + potong Pemotong
peN- + bual Pembual
b. Fonem /N/ pada morfem afiks (meN-) dan (peN-) akan berubah menjadi /n/ apabila bentuk dasar yang
mengikutinya berawal dengan fonem /, /d/, dan /s/ yang berasal dari bahasa asing dan masih terasa
keasingannya. Misalnya:
meN-+ tolak Menolak
meN- + daki Mendaki
meN- + suplai Menyuplai
peN- + tanam penanam
c. Fonem /N/ pada morfem afiks (meN-) dan (peN-} akan berubah menjadi /n/ apabila bentuk dasar yang
mengikutinya berawal dengan fonem /s/, /s/, /c/, dan/j/. Contoh :
meN- + sabit Menyabit
men-i + syukur Mensyukuri
meN- + cetak Mencetak
meN- + jual Menjual
peN- + sulap Penyulap
peN- + ceramah Penceramah
d. Fonem /N/ pada morfem afiks (meN-) dan (peN-) akan berubah menjadi /n/ apabila bentuk dasar yang
mengikutinya berawal dengan fonem /k/, /g/, kh/, /h/, dan /vokal/. Contoh :
meN- + kutip Mengutip
meN- + goreng Menggoreng
meN- + khitan Mengkhitan
meN- + angkat Mengangkat
meN- + ikat Mengikat
e) Fonem /r/ pada morfem afiks ber- dan per- akan berubah menjadi // apabila bentuk dasar yang
mengikutinya berupamorfem ajar. Contoh :
ber- + ajar Belajar
per- + ajar Pelajar
f) Fonem /?/ (hamzah) yang menduduki posisi akhir padabentuk dasar akan berubah menjadi /k/ apabila
diikuti ataubergabung dengan morfem afiks peN-an, ke-an, per-an, dan-an. Contoh :
a) Apabila morfem afiks (meN-) dan (peN-) diikuti oleh bentuk dasar yang bersuku satu akan terjadi
penambahan fonem /e/ sehingga (meN-) menjadi (menge-) dan (peN.}menjadi (penge-}. Contoh :
meN- + las Mengelas
peN- + las Pengelas
peN- + cat Pengecat
b) Apabila morfem afiks (peN-an), (ke-an), {per-an), dan (-an) bertemu dengan bentuk dasar: (1) berakhir
dengan vokal /a/ akan terjadi penambahan fonem /?/, (2) berakhir dengan vokal /u/, /o/, dan /au/ akan
terjadi penambahan /w/, dan (3) berakhirdengan vokal /i/ dan /ay/ akan terjadi penambahan fonem/y/.
Contoh :
peN-an + nama penamaan
ke-an + sengaja kesengajaan
per-an+coba Percobaan
paksa + -an Paksaan
peN-an + buku pembukuan
ke-an + satu kesatuan
3. Kaidah Penghilang Fonem
a) Fonem /N/ pada {meN-} dan {peN-} akan mengalami penghilangan apabila bertemu dengan bentuk
dasar yang berawal dengan fonem /1, r, y, w/ dan /nasal/. Contoh :
meN-+larang melarang
meN-+nyanyi menyanyi
peN-+lamar pelamar
peN-+waris pewaris
b) Fonem /r/ pada { ber-} dan {ter-}, akan mengalami penghilangan apabila bertemu dengan bentuk yang
berawal dengan /r/ dan bentuk dasar yang suku pertamanya mengandung/er/. Contoh :
ber+ragam beragam
ter-+rebut terebut
Ber- + ternak beternak
c) Fonem / k, p, t, s/ pada awal bentuk dasar yang bertemu dengan {meN-} dan {peN-} akan mengalami
penghilangan fonem kecuali untuk bentuk dasar yang berasal dari bahasa asing dan masih terasa
keasingannya. Misalnya:
meN- +kapur mengapur
meN- +pikir memikir
meN- +siram menyiram
peN- +kejar pengejar
peN- + piker pemikir
peN- +tulis penulis
REDUPLIKASI
Reduplikasi merupakan proses pengulangan bentuk dasar yang dilakukan dengan pengulangan seluruh,
pengulangan sebagian, pengulangan berkombinasi dengan afiks, atau pengulangan berubah bunyi.
Misalnya:
-rumah-rumah -perumahan-perumahan
-berlari-lari -mengata-ngatai
-sayur-mayur -lauk-pauk
Bentuk rumah-rumah dan perumahan-perumahan merupakan pengulangan secara utuh, artinya seluruh
bentuk dasar mengalami proses pengulangan. Bentuk berlari-lari dan mengata- ngatakan mengalami
pengulangan sebagian. Bentuk mengata- ngatai dan kebarat-baratan mengalami pengulangan
berkombinasi dengan afiks, sedangkan sayur-mayur dan lauk-pauk merupakan pengulangan berubah
bunyi.
Komposisi
Komposisi merupakan suatu proses penggabungan dua atau lebih bentuk dasar sehingga menimbulkan
makna yang relatif baru. Makna yang timbul akibat penggabungan tersebut ada yang dapat ditelurusuri dari
unsur yang membentuknya, ada_yang maknanya tidak berkaitan dengan unsur pembentuknya, dan ada
yang mempunyai makna unik. Contoh masing-masing tipe dapat dilihat pada contoh berikut.
Pembentukan kata di luar proses morfologis dibentuk melalui beberapa cara, yaitu akronim, abreviasi,
abreviakronim, kontraksi, dan kliping.
a) Akronim; pemendekan dengan mengambil satu suku atau lebih kata-kata asalnya.
Misalnya:
sembako (sembilan bahan pokok)
kultum (kuliah tujuh menit)
sisdiknas (sistem pendidikan nasional).
sekwilda (sekretaris wilayah daerah)
b) Abreviasi;pemendekan dengan mengambil huruf pertama setiap kata asalnya. Misalnya:
ABG(Anak Baru Gede;Atas Bawah Gede)
PGTK (Pendidikan Guru Taman Kanak-Kanak)
PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar)
BLK (Balai Latihan Kerja)