dalam realisasi
pemakaiannya pada lingkungan tertentu bisa memiliki variasi bentuk atau variasi
bunyi /ber-/, /be-/, dan /bel-/. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa variasi
bunyi /ber-/, /be-/, dan /bel-/ yang dimiliki oleh morfem {ber} tersebut hanya
merupakan alomorf atau variasi bunyi.
1
(pengulangan),
komponisasi
(pemajemukan),
dan
abreviasi
> berkuda
ber + raja
> beraja
2
ber + kerja
ber + lari
> bekerja
> berlari
(2) Fungsi
Awalan ber- berfungsi sebagai pembentuk verba atau kata kerja. Oleh karena itu,
awalan ber-
nomina (kata benda) jika diberi awalan ber- menjadi berkuda dan berkelas verba
(kata kerja), kata ternak yang berkelas nomina (kata benda) jika diberi awalan bermenjadi berternak dan berkelas verba (kata kerja). Pada umumnya, kalimat yang
predikatnya berupa kata kerja berawalan ber- tidak membutuhkan objek, tetapi
bisa mendapatkan pelengkap atau keterangan.
(3) Makna
Dalam pemakaiannya, kata kerja berawalan ber- bisa memiliki makna seperti berikut.
(a) memiliki atau mempunyai, seperti beranak (memiliki anak);
(b) menghasilkan atau mengeluarkan, seperti berapi (mengeluarkan api);
(c) biasa melakukan, bertindak sebagai, bekerja sebagai, seperti bertani
(melakukan pekerjaan tani);
(d) melakukan
pekerjaan
untuk
diri
(menjemur dirinya);
(e) mendapat,
dapat
di-,
atau
dikenai,
seperti
bersambut
(mendapat
sambutan);
(f) memakai atau mengenakan, menggunakan, mengendarai atau naik, seperti
berkereta (naik kereta);
(g) menjadi kelompok, seperti bersatu (menjadi satu).
b)
(1) Bentuk
Dalam proses pembentukan kata, awalan me- bisa mengalami perubahan bentuk
menjadi men-, mem-, meny-, meng-, menge-. Perubahan bentuk itu, terutama,
disebabkan oleh terjadinya proses nasalisasi, yaitu munculnya bunyi nasal (sengau).
Namun, apabila awalan me- dilekatkan pada bentuk dasar yang berawal fonem /r/
dan /l/, misalnya, proses nasalisasi itu tidak terjadi. Perhatikan beberapa contoh
berikut ini.
me- + roket > meroket
me- + daki > mendaki
me- + bawa > membawa
3
Nama adalah kata atau frasa yang berdasarkan kesepakatan menjadi tanda
pengenal benda, orang, hewan, tumbuhan, tempat, atau hal. Tata nama
(nomenklatur) adalah perangkat peraturan penamaan dalam bidang ilmu tertentu,
seperti kimia dan biologi, beserta kumpulan nama yang dihasilkannya. Misalnya:
aldehida, primat, natrium
2. Kelas Kata
a. Nomina (Kata Benda)
Nomina atau kata benda dari segi semantis adalah kata yang mengacu pada
manusia, binatang, benda, dan konsep atau pengertian (Hasan Alwi, 2003: 2013).
Dengan demikian, kata benda adalah semua kata yang merupakan nama diri, benda,
atau segala sesuatu yang dibendakan. Kata benda bisa dikelompokkan atas kata
abstrak dan kata konkret.
Kata benda abstrak yaitu kata-kata yang menunjukkan sesuatu yang tidak dapat
dilihat atau diraba. Kata-kata benda abstrak ini ada yang berbentuk kata dasar,
contoh: ide, ilham, tabiat, rasa. Selain itu, kata-kata abstrak ada juga yang
berbentuk kata berimbuhan, kata jenis ini terbentuk dari jenis kata yang lain.
Contoh:
Kekuatan
pemandangan
= ke-an + kuat
= pe-an + pandang
Kata benda konkret yaitu kata benda yang dapat ditangkap oleh pancaindra,
seperti meja, buku, sepeda.
Ciri-ciri kata benda
A. Pada kalimat yang berpredikat kata kerja, kata benda menduduki fungsi
sebagai subyek, obyek, atau pelengkap.
Contoh:
Ibu membelikan adik baju baru.
S
Pel
Kata kerja dasar, yaitu kata kerja yang berbentuk kata dasar.
Contoh: pergi, makan, dorong.
6
2) Kata kerja berimbuhan, yaitu kata kerja yang terbentuk dari jenis kata lain
melalui proses pengimbuhan.
Contoh: mencangkul
mengeras
P=kt kerja
2) Kata kerja intransitif yaitu kata kerja yang dalam penggunaannya tidak
memerlukan objek.
Contoh : Ayah tidur di ruang tamu.
S
ket. T
Pel
Disebut juga kata perangkai, berfungsi sebagai perangkai kelompok kata dalam
kalimat. Pada umumnya kata benda merangkaikan kata benda dengan kata lain,
misalnya di, ke, dari, bagi, untuk, daripada, kepada.
Preposisi memiliki beberapa fungsi berikut ini.
1)
2)
3)
4)
mengantarkan obyek tak langsung, yaitu bagi, akan, buat, tentang, dan
kepada
f.
Adverbia atau kata keterangan adalah kata yang digunakan untuk memberi
penjelasan pada kalimat atau bagian kalimat dan tidak bersifat menerangkan
keadaan, misalnya barangkali, memang, mungkin, sekali, sedang, belum, masih,
cukup, hanya, cuma, separuh.
g.
Konjungsi
atau
kata
penghubung
yaitu
kata
yang
digunakan
untuk
menghubungkan kata dengan kata, kata dengan frasa, frasa dengan frasa, klausa
dengan kalimat, kata dengan kalimat, dan sebagainya, misalnya dan, karena, ketika,
serta, bahwa, tetapi, jika, setelah, kecuali.
DISCLAIMER
BAHAN BACAAN INI BERSUMBER DARI MODUL DIKLAT GURU
PEMBELAJAR: KAJIAN MATERI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
SEKOLAH DASAR (DIRJEN GTK, 2016) DAN HANYA DIGUNAKAN
UNTUK KEPENTINGAN DIKLAT DALAM JARINGAN.
TIDAK DISARANKAN MENGGUNAKAN BAHAN BACAAN TANPA
MENGIKUTI AKTIVITAS DIKLAT DALAM JARINGAN DEMI
MENGHINDARI KESALAHAN INTERPRETASI DAN
KETIDAKLENGKAPAN INFORMASI.