Anda di halaman 1dari 13

Kaidah Selingkung UNNES

PENDAHULUAN

Keterampilan menulis tidak mungkin dikuasai hanya melalui teori


saja, tetapi dilaksanakan melalui latihan dan praktik yang teratur
sehingga menghasilkan tulisan yang tersusun dengan baik. Kejelasan
organisasi tulisan bergantung pada cara berpikir, penyusunan yang
tepat, dan struktur kalimat yang baik (Hasani, 2005: 2). Penulis juga
perlu mengetahui kaidah-kaidah penulisan agar hasil tulisannya
dapat diterima oleh para pembaca. Kita juga harus mengetahui gaya
menulis, maupun kaidah menulis, salah satunya yaitu selingkung.

Setelah mempelajari bab ini anda diharapkan memiliki mampu


memahami dan terampil dalam menulis, khususnya menu;lis dengan
menggunakan kaidah selingkung UNNES. Secara lebih khusus anda
diharapkan dapat:
1. Untuk mengetahui kaidah dalam penulisan ilmiah.
2. Untuk mengetahui gaya selingkung.
3. Untuk mengetahui kaidah selingkung
4. Untuk mengetahui kaidah selingkung

Kemampuan dalam menyusun karya ilmiah sesuai kaidah


sangat penting dikuasai oleh calon guru sekolah dasar. Dengan
dikuasainya kaidah selingkung diharapakan mampu mencetak
lulusan guru yang berkompeten dan dapat berperan dalam penulisan-
penulisan karya ilmiah demi kemajuan pendidikan nasional. Untuk
membantu Anda mencapai kemampuan-kemampuan tersebut, dalam
buku ini disajikan pembahasan disertai latian.

Agar anda berhasil dengan baik dalam mempelajari buku ini,


berikut ini beberapa petunjuk belajar dapat anda ikuti.
1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan buku ini sampai
Anda memahami secara tuntas tentang apa, apa, untuk apa, dan
bagaimana mempelajari buku ini.
2. Tangkaplah pengertian demi pengertian dari isi buku ini melalui
pemahaman sendiri dan tukar pikiran dengan mahasiswa lain
atau dengan tutor anda.
3. Jika pembahasan buku ini masih dianggap kurang kurang,
upayakan mencari informasi tambahan dari sumber yang lain.
4. Mantapkan pemahaman Anda melalui kegiatan diskusi dalam
kegiatan tutoyial dengan mahasiswa lainnya.
5. Kerjakan latihan dan tes formatif yang disediakan dalam buku ini
dengan sungguh-sungguh.
A. Kaidah dalam Penulisan Ilmiah

Tulisan akademik merupakan representasi pemikiran yang


disusun dengan mengikuti sistematika dan kaidah penulisan ilmiah.
Indikator keilmiahan tulisan dapat dilihat dari:
1. Hasil pemikiran
2. Bahasa tulis sebagai alat ekspresi
3. Sistematika penulisan
4. Kaidah penulisan atau tata tulis
Kaidah penulisan dalam penulisan ilmiah dibagi menjadi:
a. Kaidah yang Umum
Kaidah penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan
benar. Tata tulis yang umum pada karangan ilmiah mengacu
pada aturan dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan
benar.
Aturan itu meliputi:
1) Pemakaian ragam bahasa baku
2) Penulisan ejaan
3) Pemakaian tanda baca
4) Penyusunan kalimat
5) Kohesi dan koherensi

b. Kaidah yang Khusus


Kaidah yang bersifat teknis, ditetapkan oleh suatu institusi,
dan berlaku di lingkungan tersebut (gaya selingkung). Digunakan
untuk mengakomodasi kepentingan yang bersifat lokal atau
kelembagaan, misalnya berkaitan dengan karakteristik keilmuan.

B. Gaya Selingkung

Gaya selingkung adalah gaya bahasa atau pedoman tentang tata


tata cara penulisan yang berlaku. Gaya selingkung sering digunakan
dalam penulisan karya ilmiah agar gaya bahasa pada susuan kata
dan kalimat menjadi terstruktur. Setiap lembaga memiliki gaya
selingkung yang berbeda-beda, disesuaikan dengan kepentingan
lemebaga tersebut. Namun tidak semua gaya selingkung mematuhi
aturan ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan (EYD), tetapi
dari semua pedoman penulisan yang berlaku tersebut memiliki
kesamaan yakni memiliki struktur penulisan yang runtut. Seperti
dimulai dari judul hingga daftar pustaka. Tiap penerbit
memberlakukan gaya yang biasanya berlainan. Kemapanan gaya
selingkung sering berarti keberhasilan mempertahankan visualisasi
berkala secara sepintas. Ada tiga unsur komponen yang menonjol
dalam menjaga kemapanan gaya selingkung yaitu:
1. Perwajahan
Yang dimaksud dengan perwajahan adalah tata letak unsur-
unsur karya ilmiah serta aturan penulisan atau format. Unsur-
unsur tersebut yang dikaitkan dengan segi keindahan dan
estetika naskah.
2. Penomoran
Ketaatasasan penulisan dan pengejaan kata, istilah, angka,
lambang, satuan ukuran, singkatan, rumus, dan kata-kata asing
dalam tubuh teks merupakan dasar pemapanan gaya
selingkung. Cara penulisan judul, subjudul, dan subjudul ditulis
dengan urutan nomor secara hierarkial, penyuguhan ilustrasi dan
tabel beserta rincian keterangan. Konsistensi pola perujukan dan
pendokumentasian pustaka yang dipakai secara garis besar
menunjukkan kejelian dan perhatian penulis dalam
menggunakan gaya selingkung yang dianut.
3. Kedalaman dan kerincian penyajian.
Kedalaman dan kerincian data serta informasi, gaya bahasa
dan nuansa yang tersirat, urutan penyuguhan fakta dan
argumentasi, serta intensitas pemikiran yang mendasari
penulisan isi berkala, merupakan segi gaya selingkung yang
menjamin jati diri dan sekaligus mutu suatu berkala.
C. Pengertian Kaidah Selingkung

Kaidah selingkung adalah aturan-aturan yang sifatnya berlaku


dalam lingkungan tertentu, misalnya departemen satu berbeda
dengan departemen lainnya, pemda satu berbeda dengan pemda
lainnya, majalah satu berbeda dengan majalah lainnya, jurnal satu
berbeda dengan jurnal /lainnya. Dengan demikian, apabila menyusun
karya tulis ilmiah, harus mengikuti aturan yang ada di lingkungan
yang dimaksud. Selingkung merupakan kaidah yang dijadikan
pedoman kebahasaannya.
Dalam penulisan karya ilmiah perlu diperhatikan dan diterapkan
kaidah-kaidah penulisan yang telah ditetapkan. Kaidah penulisan
artikel ilmiah dapat dibagi dua yaitu kaidah yang bersifat universal
dan kaidah yang bersifat selingkung.

1. Kaidah Penulisan Universal


Tata tulis yang bersifat universal mengacu pada penggunaan
ragam bahasaIndonesia yang baku. Unsur utama dalam bahasa
Indonesia yang baku adalah ejaan. Ejaan dalam penyampaian ide
seseorang secara tertulis yang direpresentasikan dengan kata
kepada orang lain mempunyai kedudukan yang sangat penting.
Unsur-unsur bahasa Indonesia sebagai bahasa tulis ilmiah harus
benar-benar diperhatikan. Dikatakan oleh Rifai dalam Mukadis
(2006:50) bahwa kata yang digunakan untuk menyampaikan satuan-
satuan makna memiliki medan makna dengan corak, nuansa dan
kekuatan yang berbeda-beda.

2. Kaidah Penulisan Selingkung


Kaidah penulisan ini lebih berorientasi pada konvensi aturan
penulisan artikel yang bersifat teknis. Kaidah penulisan selingkung ini
mungkin berbeda atntar wadah terbitan satu dengan yang lain, baik
dalam satu lembaga maupun antar lembaga. Faktor penyebab
adanya perbedaan kaidah selingkung antar penerbitan jurnal antara
lain konteks bidang, karakteristik, lembaga penaung, asosiasi profesi,
dan jenis pengelompokan artikel. Beberapa hal yang terkait dengan
gaya selingkung dalam wadah terbitan jurnal adalah: sistematika
penulisan, cara merujuk, cara menulis daftar rujukan,
penulisan/penyajian tabel, penulisan/penyajian gambar, dan
penulisan identitas penulis.

D. Kaidah Selingkung Unnes

Berikut adalah kaidah selingkung Universitas Negeri Semarang


berdasarkan Panduan Penulisan Karya Ilmiah yang disusun oleh Tim
Penyusun Unnes Tahun 2018. Ada beberapa kaidah yang perlu
diperhatikan dalam penulisan karya ilmiah, diataranya:
1. Sistematika
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
2.2 Landasan Teori
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
3.2 Objek Penelitian
3.3 Teknik Pengambilan Data
3.4 Instrumen Penelitian
3.5 Teknik Analisis Data
2. Kaidah penulisan judul
a. Judul karya tulis ilmiah ditulis dengan huruf kapital ,
tegak, dan tebal.
b. Jika terdapat istilah asing/daerah, judul buku, nama
koran, atau nama latin maka ditulis cetak miring.
c. Judul bab juga ditulis dengan huruf kapital, tegak, dan
tebal.
d. Subjudul ditulis dengan huruf kapital di awal kata (kecuali
untuk konjungsi).
e. Jika di bawah subjudul terdapat ordinat judul, ditulis
hanya dengan huruf kapital di awal kalimat saja.
f. Judul ditulis tanpa diakhiri titik.
3. Kaidah penomoran
a. Judul, subjudul, dan subjudul kedua ditulis dengan urutan
nomor yang ditulis secara hierarkial.
Contoh:
1.
1.1
1.1.1
1.1.1.1
b. Penomoran hierarkial dilakukan hingga maksimal empat
deret, seperti 1.1.1.1
4. Kaidah pengutipan
a. Setiap kutipan harus disertai dengan rujukan sumber
referensi.
b. Terdapat berbagai model kutipan, antara lain kutipan
langsung dan kutipan tidak langsung.
c. Kutipan tidak langsung dapat dikemas menggunakan
kalimat penulis.
d. Kutipan tidak langsung ditulis sama persis dengan tulisan
asli.
5. Kaidah penulisan daftar
a. Daftar pustaka perlu dicantumkan untuk menghargai
karya peneliti terdahulu.
b. Daftar pustaka membantu pembaca menelusuri jejak
kepustakaan lebih mendalam.
c. Penulisan daftar pustaka disesuikan dengan kaidah
penulisan karya ilmiah.
1. Bagian Awal
Lembar bagian awal ini diberi nomor halaman dengan huruf
romawi kecil, ditaruh di kaki halaman bagian tengah. Penomoran
halaman dimulai dari lembar judul (bukan sampul) sampai lembar
sebelum bab pendahuluan.
a. Sampul Luar
Sampul luar skripsi berisi logo Unnes, judul, maksud
penulisan, nama lengkap dan nomor induk mahasiswa, nama
jurusan, nama fakultas, nama universitas, dan tahun
penyelesaian. Sampul luar dibuat pada kertas karton hard
cover dengan warna hijau. Contoh format margin, format
sampul skripsi dapat dilihat pada Lampiran 3, Lampiran 4 dan
Lampiran 5 adalah contoh sampul punggung sampul luar yang
dibubuhi logo, nama, nomor induk mahasiswa, judul
memanjang, serta tulisan S K R I P S I dan tahun.
b. Lembar Berlogo
c. Lembar berlogo Unnes warna kuning dimaksudkan sebagai
pembatas anntara sampul, bagian awal, antar bab, dan
halaman akhir skirpsi.
d. Sampul Dalam
e. Persetujuan Pembimbing
Bagian ini berisi pernyataan: “Skripsi ini telah disetujui oleh
pembimbing untuk diajukan ke Dewan Penguji Skripsi”.
Selanjutnya ditulis “Semarang, (tanggal, bulan, tahun
persetujuan), dan di bawahnya disediakan tempat tanda
tangan pembimbing. Setelah itu ditulis
a) “Mengetahui Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah
Dasar ” dan ditandatangani.
f. Pengesahan
g. Pernyataan Keaslian
h. Moto dan Persembahan
i. Abstrak
j. Prakata
k. Daftar Isi
l. Daftar Singkatan dan Lambang
m. Glosarium
n. Daftar Tabel
o. Daftar Gambar
p. Daftar Lampiran

2. Bagian Pokok Skripsi

BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Kegunaan Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA


2.1 Kajian Pustaka
2.2 Kajian Teoritis
2.3 Kerangka Berpikir
2.4 Hipotesis (jika ada)

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Jenis Penelitian
3.2 Objek Penelitian
3.3 Teknik Pengambilan Data
3.4 Instrumen Penelitian
3.5 Teknik Analisis Data

BAB IV: HASIL PENELITIAN


4.1 Hasil Penelitian
4.2 Pembahasan

BAB V: PENUTUP
5.1 Simpulan
5.2 Saran

3. Bagian Akhir Skripsi

Bagian akhir terdiri atas daftar pustaka, lampiran (jika ada),


penjurus atau indeks (jika ada). Daftar pustaka ditulis langsung
setelah teks berakhir ada halaman baru dengan judul “DAFTAR
PUSTAKA”. Judul tersebut dicetak tebal dengan huruf tegak, kapital
semua, berukuran 12 ditulis mulai dari pias kiri. Jarak dengan teks di
atasnya empat spasi.

Rangkuman
Kaidah penulisan dalam penulisan ilmiah dibagi menjadi: Kaidah
umum (Kaidah penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar)
dan kaidah khusus (kaidah yang bersifat teknis, ditetapkan oleh suatu
institusi, dan berlaku di lingkungan tersebut (gaya selingkung)). Gaya
selingkung adalah pedoman tata cara penulisan. Tiap penerbit
memberlakukan gaya yang biasanya berlainan. Gaya selingkung
bersifat dinamis. Perubahan evolusioner terjadi terus menerus
sampai didapatkan keunikan dan kekhasan pada setiap penerbit.
Kaidah selingkung merupakan kaidah penulisan ini lebih
berorientasi pada konvensi aturan penulisan artikel yang bersifat
teknis. Kaidah penulisan selingkung ini mungkin berbeda atntar
wadah terbitan satu dengan yang lain, baik dalam satu lembaga
maupun antar lembaga. Faktor penyebab adanya perbedaan kaidah
selingkung antar penerbitan jurnal antara lain konteks bidang,
karakteristik, lembaga penaung, asosiasi profesi, dan jenis
pengelompokan artikel.
Soal
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi diatas,
kerjakanlah soal berikut.
1. Karangan ilmiah merupakan hal yang tidak asing bagi para
akademisi dalam mengkaji berbagai ilmu dan apabila mungkin
mengembangkan ilmu baru. Bagaimana pendapat Anda apabila
seorang penulis dalam karangan ilmiahnya tidak menggunakan
gaya selingkung? Beri pendapat Anda dengan penjelas atau
alasan!
2. Menurut Anda membuat apakah membuat karya ilmiah wajib
mematuhi pedoman penulisan yang berlaku? Berikan penjelasan
Anda!
3. Carilah sebuah karya ilmiah kemudian analisislah karangan
tersebut apakah sudah menggunakan pedoman penulisan yang
berlaku. Kemudian catatlah butir-butir pedoman laporan tersebut!
Glosarium
Gaya selingkung : gaya bahasa atau pedoman tentang tata
cara penulisan yang berlaku.
Hierarkial : urutan penomoran dari yang paling bawah
sampai yang paling atas
Metodologi : ilmu-ilmu atau cara yang digunakan untuk
memperoleh kebenaran menggunakan
penelusuran dengan tata cara tertentu dalam
menemukan kebenranan tergantung dari
realitas yang dikaji
Ketaatasasan : tidak berubah dari ketentuan yang sudah
ditetapkan
Evolusioner : perubahan yang berangsur-angsur sedikit
demi sedikit
DAFTAR PUSTAKA

Unnes, 2014. "Kaidah Selingkung" dalam 10 Kaidah Penulisan Karya


Ilmiah. Semarang: Blogger Universitas Negeri Semarang.
Samadhy, Umar. 2017. Penulisan Karya Ilmiah dan Buku Ajar.
Semarang: BPM UNNES

Anda mungkin juga menyukai