Anda di halaman 1dari 8

BAB 5

PILIHAN KATA DAN DEFINISI


5.1 Pilihan Kata

Pada waktu akan menuangkan pikiran/gagasan dalam bentuk tulis, kita mencari kata-kata
yang tepat untuk mewadahi pikiran tersebut. Pilihan kata menentukan karakter tulisan, misalnya
dingin, formal, informal, ilmiah, populer, dan sebagainya. Dalam memilih kata, kita harus hati-
hati karena ada perbedaan penggunaan kata sesuai dengan kalangan tertentu. Dalam hal ini dikenal
istilah Bahasa Indonesia Selingkung (BIS), yaitu bahasa Indonesia yang digunakan pada
lingkungan tertentu untuk keperluan komunikasi di antara dunia mereka.
Kemajuan ilmu dan teknologi di Indonesia melahirkan segugus BIS di berbagai ilmu,
misalnya kedokteran, biologi, teknik, ekonomi, dan sebagainya. Dengan demikian dikenal Bahasa
Indonesia untuk masing-masing disiplin ilmu. BIS menggunakan sejumlah ungkapan dan istilah
khas yang tumbuh di kalangan masing-masing. Misalnya, kata tegangan dan gelombang adalah
istilah fisika yang memiliki makna tertentu, dan tidak sama dengan makna dalam bahasa sehari-
hari.
Pilihan kata berhubungan dengan tutur dan tata tulis untuk mewadahi pikiran. Untuk
memilih kata dengan tepat, diperlukan penguasaan kosa kata yang memadai. Kata yang dipilih
harus dapat memberi ketepatan makna karena pada masyarakat tertentu sebuah kata sering
mempunyai makna yang baik, dan pada masyarakat lain memberikan makna yang kurang baik.
Penggunaan kata harus disesuaikan dengan norma kebahasaan suatu kalangan masyarakat. Agar
tidak salah, gunakan kamus sebagai pedoman pilihan kata.

5.1.1 Pilihan Kata dalam Kaidah Sintaksis

 Kaidah sintaksis mensyaratkan pilihan kata yang tepat, seksama, dan lazim. Tepat berarti
penempatan kata sesuai dengan kelompoknya dalam sintaksis, seksama berhubungan
dengan kesesuaian antara makna dan pikiran, dan lazim berarti kata yang sudah menjadi
milik Bahasa Indonesia.
Contoh:
Besar, agung, raya, tinggi; merupakan kata yang bersamaan maknanya. Kita dapat
membentuk hari raya, hari besar (tepat dan lazim) tetapi tidak bisa jaksa raya, jaksa besar
(tidak seksama dan tidak lazim)
 Kaidah frase dalam pilihan kata mensyaratkan adanya kedayagunaan dan keberterimaan
secara logis. Pemakai bahasa mengenal kata-kata yang seakan-akan benar dan saling
bersaing, padahal bila diteliti secara logis, kata-kata tersebut ada yang tidak benar.
Contoh:
Terdiri atas bukan terdiri dari
Antara ... dan bukan antara ... dengan
Disebabkan oleh bukan disebabkan karena

5.1.2 Pilihan Kata dalam Kaidah Makna

Kata adalah lambang obyek, pengertian, atau konsep. Kata adalah apa yang diucapkan atau
didengar. Kalau kita membaca atau mendengar sebuah kata, dalam benak kita akan timbul
gambaran terhadap kata tersebut. Hubungan antara kata dan gambaran dapat dilihat pada bagan
berikut:

Gambaran yang ditimbulkan oleh


kata (referensi): sebuah kurva
tertutup yang jarak antara titik pusat
ke setiap titik pada sisi sama besar

Benda/konsep yang
didukung (referen)
Benda: kata konkret
Konsep: kata abstrak

Lingkaran (kata)

Gambar: Makna, referensi, dan referen sebuah istilah

1) Sinomim, Homofoni, dan Homograf


Dalam melambangkan konsep dengan kata, idealnya satu konsep untuk satu kata, hal ini
akan mengurangi kesulitan berkomunikasi. Tetapi kenyataannya tidak demikian sehingga
hubungan kata dan makna sering menjadi rumit.
 Sinonim ialah kata-kata yang mempunyai makna yang sama atau mirip. Misalnya: muka,
paras, wajah, tampang.
 Homofoni ialah kelompok kata yang mempunyai kesamaan huruf sekaligus kesamaan
bunyi. Misalnya: buku (kitab) dan buku (bagian dari ruas), tampang (muka) dan tampang
(bibit).
 Homograf ialah kelompok kata yang mempunyai kesamaan huruf tetapi pengucapannya
berbeda. Teras (inti – e keras) dan teras (beranda rumah- e lemah), sedan (tangis) dan sedan
(mobil).

2) Makna Denotatif
Denotatif adalah makna dalam alam wajar, yaitu makna obyektif, konseptual, sebenarnya.
Secara eksplisit, denotatif merupakan hasil observasi, dapat diukur, dapat dibatasi. Bahasa
ilmiah menggunakan makna denotatif dalam mengungkapkan pikiran.

3) Makna Asosiatif
Makna asosiatif adalah makna yang bukan sebenarnya, misalnya:
 Makna konotatif ialah makna tambahan, sikap sosial, pribadi. Misalnya kata wanita dan
perempuan secara konseptual bermakna manusia berjenis kelamin betina, tetapi ada yang
memaknai wanita sebagai modern, berprofesi, aktif.
 Makna stilistik adalah makna yang berhubungan dengan lingkungan pemakai. Misalnya:
kediaman, istana (resmi), rumah (umum), pondok (puitis)
 Makna afektif berhubungan dengan perasaan lawan bicara. Misalnya: Tutup mulutmu.
 Makna reflektif, yaitu makna yang lebih terbatas dan pribadi. Misalnya: kemaluan (bukan
berarti mendapatkan malu).
 Makna kolokatif, makna yang timbul oleh relasi dalam frase. Misalnya: gadis cantik
bukan pria cantik (seharusnya: pria tampan)
 Makna interpretatif, adanya perbedaan penafsiran. Misalnya kata si pada orang Batak
dan orang Sunda.

4) Perubahan Makna
Dalam perjalanannya, kata dapat berubah maknanya. Perubahan dapat meluas atau
menyempit atau berubah sama sekali. Misalnya: kata ibu dulu hanya mengandung arti
perempuan yang melahirkan, sekarang menjadi kata umum sebagai sebutan perempuan yang
sudah dewasa; kata pendeta dulu mempunyai makna luas, yaitu orang yang berilmu.

5) Jargon/slang
Jargon ialah kata-kata yang digunakan secara terbatas dalam bidang ilmu, profesi, atau
kelompok. Termasuk dalam jargon ialah sandi, kode rahasia untuk kalangan tertentu (kedokteran,
militer). Misalnya: sikon (situasi dan kondisi), kep (kapten), dok (dokter), prik (suntik).
Slang ialah kata-kata tidak baku yang dibentuk secara khas sebagai cetusan keinginan
untuk tampil beda, jika telah usang akan muncul kata-kata baru. Misalnya: asoy, mana tahan,
enggak la yaw, meneketehe, icepede. Slang juga bermakna sosial, yaitu kata yang terdapat di
daerah pertemuan dua bahasa daerah. Misalnya Bahasa Tegal.

5.1.3 Pilihan Kata dalam Kaidah Sosial

Dalam memilih kata, harus disesuaikan dengan lingkungan pemakai, yang dibedakan atas:
 Kata abstrak/umum dan kata konkret/khusus. Misalnya keadaan, kesehatan,
penyakit, penyakit darah, leukemia. Sebaiknya kita menggunakan kata yang
konkret/khusus.
 Kata ilmiah dan populer. Misalnya: arang-karbon, bisul-akses.
 Kata baku dan nonbaku. Misalnya: ijazah-ijasah, batin-bathin.
 Kata asing dan serapan. Misalnya: option, gap, stem, dan sakalar, pasien, etalase,
akuarium, deskripsi.
 Kata-kata baru. Misalnya: lahan, piranti, laik, fail, portal, internet.

5.1.4 Makna Kata dalam Kalimat


Setiap kata mempunyai konteksnya, artinya kata-kata itu digunakan dalam hubungan yang
lebih luas, misalnya kalimat, paragraf, wacana. Makna kata pada dasarnya tergantung pada
konsteks yang mencakup situasi fisik/verbal pada kondisi suatu kata dipergunakan. Kata yang
sama dapat mempunyai makna berbeda apabila kondisinya berbeda.
Konteks fisik adalah latar belakang geografi, sejarah pada waktu kata digunakan. Kata,
Aidit mengingatkan kita pada PKI. Makna kata baru jelas jika digunakan dalam kalimat atau
konteks verbalnya, yaitu hubungan kata dengan kata-kata yang mendahuluinya.
Contoh:
Mereka mengikuti perlombaan jalan cepat. (menunjukkan gerak)
Kursus cepat lebih disukai orang desa. (menunjukkan jangka waktu)

Latihan I

a. Tulis A jika kata yang dicetak miring bermakna abstrak, K jika konkret.
1. Keadaan ekonominya menyedihkan.
2. Persediaan bahan bakar di tangki ternyata telah habis.
3. Pemerintah berusaha meningkatkan taraf hidup.
4. Akibat hujan tadi malam, jalan di kampung kami licin dan becek.
5. Sebagian besar penduduk desa itu hidup dari hasil bumi.

b. Pergunakan kata: anggota, nasabah, deviden, cacat, kekurangan, kelainan, fakta,


informasi, keterangan, tantangan, gangguan, hambatan, polis, diskon, potongan harga.
1. Sebagai . . . bank, Anda perlu mengetahui hak Anda.
2. Tim dokter sedang mempelajari . . .pada pasien.
3. Jika Anda ragu bertanyalah kepada bagian . . . kantor itu.
4. Kelemahan merupakan . . . untuk maju.
5. Jika membeli dengan tunai, Anda akan mendapatkan . . . .

c. Gunakan kata langsung untuk kelompok kata berikut:


1. Kegiatan mahasiswa di luar jadwal kuliah akademis di kampus.
2. Bahasa yang digunakan oleh suatu bangsa.
3. Memerlukan banyak uang untuk mendapatkannya.
4. Segala sesuatu di sekitar kita.
5. Susunan yang terdiri atas bagian-bagian bawahan yang saling berhubungan dan bekerja
sama dalam kesatuan untuk mencapai tujuan.

d. Ubahlah kata-kata nonbaku menjadi baku dalam kalimat berikut.

1. Hasil belajarnya mahasiswa itu menurun.


2. Penyakitnya semakin parah.
3. Sudah saya bilang, saya bisa datang.
4. Sebentar malam ada pertunjukan kesenian di balai desa.
5. Memang sulit merubah kebiasaan yang telah mendarah daging.

e. Carilah kata-kata ilmiah dari kata-kata umum berikut.


1. cara
2. perlindungan
3. melihat
4. perubahan
5. bagian
5.2 Definisi

Definisi ialah batasan pengertian suatu kata secara tepat dan jelas. Mendefinisikan suatu
kata berarti membatasi obyek/konsep yang dilambangkan oleh kata tersebut. Definisi terdiri atas
dua bagian, yaitu kata yang didefinisikan (definien) dan kata yang mendifinisikan (definiendum).
Contoh:
Bahasa ialah alat komunikasi yang berupa lambang-lambang bunyi.
1 2

5.2.1 Jenis Definisi

1) Definisi Nominal: Disebut juga definisi kamus; membatasi kata dengan kata lain yang
merupakan sinonimnya, terjemahannya, atau menunjukkan asal-usulnya. Contoh:
Ikan ialah yang dalam bahasa Inggris disebut fish.
Kata demokrasi diturunkan dari kata demos dan kratos.
Yang dimaksud dengan tenaga ialah kekuatan.

2) Definisi Formal: merupakan definisi klasifikasi dan diferensinya, definiendum dikeluarkan dari
genus (kelas) dan spesiesnya. Dalam definisi formal kedua ruasnya dapat dipertukarkan
tempatnya. Contoh:
Mahasiswa ialah pelajar di perguruan tinggi.
Pelajar di perguruan tinggi ialah mahasiswa.

3) Definisi Operasional: menunjukkan “apa yang harus diukur dan bagaimana mengukurnya”,
definisi ini diperlukan dalam penelitian sehubungan dengan hal-hal yang tidak dapat diamati
secara langsung seperti hasil belajar, intelegensi. Contoh:
 Pertumbuhan ikan ialah pertambahan berat rata-rata ikan setelah diberi makanan dalam
waktu tertentu (diukur dengan timbangan, dilakukan setelah jangka waktu tertentu.
Pertambahan berat ikan dihitung dari selisih antara berat setelah diberi makan dan
sebelum diberi makan).
 Kecepatan bicara ialah jumlah kata yang dapat diucapkan dalam satu satuan waktu.

4) Definisi Luas: merupakan uraian, mungkin satu paragraf atau satu bab bahkan satu wacana
utuh. Definisi ini diperlukan pada konsep yang rumit yang tidak dapat dijelaskan dengan kalimat
pendek.
Contoh:
Konsep ketahanan nasional tidak dapat hanya didefinisikan dengan kemampuan dinamik
suatu bangsa yang berisikan keuletan dan ketangguhan serta mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi ancaman, gangguan, hambatan,
dan tantangan dari luar maupun dalam, langsung tidak langsung yang membahayakan
identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan negara untuk mencapai tujuan
nasional. Karena itu konsep tersebut harus diberi definisi luas agar diketahui
perkembangan konsep, unsur-unsurnya, pengembangannya di dalam semua aspek
kehidupan bangsa dan negara.
5) Definisi Lainnya
 Definisi pengingkaran: Yang dimaksud dengan guru bukanlah guru yang hanya memberi
informasi dengan berceramah lalu memberikan ujian, melainkan guru yang berperan
sebagai organisator, fasilitator, agen pembaruan, dan pengganti orang tua.
 Definisi pertentangan: Untuk memahami disain ex-post pacto sebaiknya Anda mengetahui
dahulu apa bedanya dengan eksperimental. Di dalam eksperimental hubungan kausal
antara variabel yang diteliti dipelajari melalui suatu perlakuan; ada variabel yang
dimanipulasi. Di dalam disain ex-post pacto hubungan kausal dipelajari tanpa melakukan
manipulasi variabel.
 Definisi dengan contoh: Yang dimaksud dengan variabel assigment ialah variabel yang
serupa dengan golongan darah, jenis kelamin, warna kulit, umur, dan sebagainya; variabel
ini tidak dapat dimanipulasi.
 Definisi tidak formal: Jerapah ialah sejenis kuda yang lehernya panjang.

5.2.2 Penyusunan Definisi

1) Definisi Nominal; cari asal-usul, terjemahan, atau padanannya.


 Asal-usul (etimologi): antropologi berasal dari kata Latin antropos yang berarti
manusia, dan logos yang berarti ilmu; jadi antropologi ialah ilmu yang mempelajari
manusia.
 Terjemahan: kesenjangan ialah gap, kendala ialah constraint.
 Padanan: motivasi intrinsik ialah dorongan dari dalam.
2) Definisi Formal: disusun per-genus et diferentia. Kata diklasifikasikan ke dalam genus,
kemudian ditunjukkan ciri pembedanya.
Pokok Golongan Pembeda
Dosen pengajar di perguruan tinggi
Gergaji alat potong dengan daun dari lempengan baja tipis dengan satu
baris bergerigi pada satu atau kedua sisinya
Perhatikan hal-hal berikut:
 Definien dan definiendum harus bersifat konterminus (saling menutup), jangan terlalu
sempit dan jangan terlalu luas. Misalnya: Gergaji adalah alat potong; terlalu luas karena
bisa berarti pedang, golok, Lemari ialah tempat menyimpan pakaian; terlalu sempit.
 Definiendum tidak boleh merupakan sinomin/padanan/terjemahan/asal-usulnya.
 Definiendum harus dinyatakan dengan jelas. Misalnya: Penderitaan ialah negara dunia.
 Definien dan definiendum harus konvertibel (dapat dipertukarkan tempatnya) sehingga
harus identik. Misalnya: Guru adalah manusia, tidak dapat menjadi: Manusia adalah guru.
 Definisi harus paralel/sejajar; tidak boleh menggunakan kata-kata seperti di mana, bila,
jika, kalau. Kata-kata tersebut tidak menunjukkan definiendum tetapi hanya menunjukkan
persyaratan. Definisi: Diskusi ialah beberapa orang membicarakan sesuatu dengan tujuan
tertentu; tidak menjelaskan apa itu definisi, hanya mengemukakan suatu kegiatan yang
disebut diskusi.
 Definisi tidak boleh dinyatakan dalam bentuk negatif. Misalnya: Bolpen ialah alat tulis
yang bukan pinsil; akan terlalu luas karena alat tulis bukan hanya pinsil.
 Diferensia pada definiendum diperlukan dan mencukupi. Misalnya: Ikan ialah vertebrata
yang hidup di air; belum cukup karena vertebrata yang hidup di air masih banyak, sehingga
harus dilengkapi dengan, misalnya, bersisik, bersirip, bentuk badannya seperti terpedo,
dan berkembang biak dengan bertelur.

3) Definisi Operasional: definiendum dalam definisi ini selalu merupakan sesuatu yang dapat
diamati/diukur.
Contoh:
Kecepatan mengetik ialah rata-rata jumlah kata yang dapat diketik tanpa salah dalam waktu
satu menit.
 Kekuatan gempa ialah angka yang ditunjukkan skala Richter pada waktu gempa terjadi.
 Prestasi atlet ialah jumlah medali yang diperoleh dalam suatu pertandingan.
 Prestasi mahasiswa ialah skor indek prestasi yang diperoleh dalam setiap semester.
 Kecepatan mobil ialah rata-rata jarah yang ditempuh dalam satu jam.

4) Definisi Luas: sekurang-kurangnya terdiri atas satu paragraf, semua keterangan cukup sebagai
definiendum yang memenuhi syarat. Kalimatnya harus jelas, tidak boleh mengandung kata-
kata kiasan yang dapat ditafsirkan dengan arti lain. Perhatikan contoh berikut:
(a) Flamboyan termasuk keluarga polongan. Bunganya berbentuk kupu-kupu berwarna
merah menyala, jingga, atau putih. Pohonnya tinggi, cabangnya banyak dan melebar.
Ranting-rantingnya penuh daun berkarang yang rimbun. Pada musim berbunga daun
itu rontok dan digantikan oleh karangan bunga yang indah. Pohon flamboyan banyak
ditanam di tepi jalan raya sebagai peneduh dan penghias lingkungan.
Bandingkan dengan uraian berikut:
(b) Flamboyan adalah sejenis pohon peneduh. Sosoknya yang besar dan cabangnya
yang banyak menimbulkan kesan berwibawa. Bunganya yang indah dengan warna
yang mencolok memberikan kesan mewah dan meriah. Pohon ini banyak ditanam
orang ditepi-tepi jalan raya dan di taman-taman kota.

Definisi (a) cukup jelas karena dasar definisi formal masih dipertahankan, klasifikasi yang
diperluas dengan diferensia, sedangkan (b) tidak pasti apalagi dengan istilah berwibawa,
mewah, meriah.
Selain itu, ada beberapa yang harus diperhatikan:
 Membuat definisi luas harus memperhatikan bahwa klasifikasi yang dilakukan
betul-betul jelas bagi pembaca, misalnya kita akan mendefinisikan trem kota, kita
cenderung menggolongkannya dalam sejenis kereta api; tapi kata kereta tidak
dikenal oleh pembaca di Kalimantan Tengah, misalnya. Dalam hal ini, kita harus
mencari kelas yang lebih tinggi/umum, yaitu alat angkut darat.

Latihan 2
a. Tunjukkan definisi nominal (N), formal (F), dan operasional (O)
1. Binatang bertulang belakang ialah binatang yang dalam bahasa Latin disebut vertebrata.
2. Kecerdasan ialah kemampuan untuk berpikir abstrak.
3. Ayam ialah sejenis unggas yang biasanya diternakkan untuk diambil telur atau dagingnya.
4. Siter adalah alat musik tradisional yang dipetik.
5. Kemampuan berbahasa ialah skor yang diperoleh dalam tes kemampuan bahasa.
6. Populasi homogen ialah populasi yang memiliki ciri-ciri yang sama.
7. Daya tampung ruang ialah jumlah orang yang dapat duduk di suatu ruang.
8. Ombak ialah gambaran hidup yang dinamis.
9. Selat ialah laut sempit yang terletak di antara dua pulau.
10. Prestasi belajar mahasiswa ialah kesanggupan mahasiswa menyelesaikan program
studinya.

b. Tulis B jika definisi formal berikut benar, dan S jika salah


1. Balita ialah anak-anak yang berumur antara satu sampai lima tahun.
2. Meja makan ialah sejenis meja untuk makan.
3. Evaluasi ialah subsistem pengajaran yang digunakan untuk mengukur tercapainya tujuan
program pelajaran.
4. Burung ialah binatang yang termasuk vertebrata.
5. Ruang kuliah ialah tempat melakukan kegiatan kuliah.

c. Tulis B jika definisi operasional berikut benar, dan S jika salah


1. Daya tampung sekolah ialah kemampuan sekolah menampung siswa.
2. Kemampuan menggambar bentuk ialah kesanggupan siswa dalam menggambar mirip
dengan obyeknya.
3. Tingkat kecerdasan siswa ialah skor yang diperoleh siswa dalam tes intelegensia umum.
4. Kemampuan mengapresiasi puisi ialah kesanggupan menganalisis puisi.
5. Kreativitas seniman ialah jumlah karya yang dihasilkan dalam waktu tertentu.

d. Buatlah definisi
1. Definisi nominal : kampus, infoemasi, peran serta, kekuatan, canggih
2. Definisi formal : psikologi, manusia, kandang ayam.
3. Definisi operasional : bus kota, kepedatan penduduk, kecepatan angin.
4. Definisi luas : bahasa nasional, tradisi

Anda mungkin juga menyukai