Mata kuliah Bahasa Indonesia merupakan mata kuliah wajib diberikan di semua jenjang
dan jalur pendidikan, hal ini dikemukakan dalam Undang-undang nomor 2 tahun 1989 tentang
Sistem Pendidikan Nasional dan ditegaskan kembali pada Undang-undang nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan Nasional nomor 323/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum
Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa; Bahasa Indonesia termasuk dalam
Mata kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) bersama-sama dengan Pendidikan Agama dan
Pendidikan Kewarganegaraan.
MPK adalah mata kuliah yang menjadi sumber nilai dan pedoman bagi penyelenggaraan
program studi dalam mengantarkan mahasiswa mengembangkan kepribadiannya. MPK terdiri atas
mata kuliah yang relevan dengan tujuan pengayaan wawasan, pendalaman intensitas pemahaman
dan penghayatan MPK inti.
Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi, menyatakan bahwa
❖ Visi MPK; merupakan sumber nilai dan pedoman dalam pengembangan dan
penyelenggaraan program studi guna mengantarkan mahasiswa memantapkan
kepribadiannya sebagai manusia Indonesia seutuhnya.
❖ Misi MPK; membantu mahasiswa memantapkan kepribadiannya agar secara
konsisten mampu mewujudkan nilai-nilai dasar keagamaan dan kebudayaan, rasa
kebangsaaan dan cinta tanah air sepanjang hayat dalam menguasai, menerapkan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang dimiliki dengan rasa
tanggung jawab.
❖ Kompetensi MPK; standar kompetensi yang wajib dimiliki oleh mahasiswa meliputi
pengetahuan tentang nilai-nilai agama, budaya, dan kewarganegaraan dan mampu
menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari; memiliki kepribadian
yang mantap; berpikir kritis, bersikap rasional, etis, estetis, dan dinamis;
berpandangan luas dan bersikap demokratis yang berkeadaban.
Visi:
Menjadikan Bahasa Indonesia sebagai salah satu instrumen pengembangan kepribadian
mahasiswa menuju terbentuknya insan terpelajar yang mahir berkomunikasi dalam Bahasa
Indonesia.
Misi:
Tercapainya kemahiran mahasiswa dalam mengggunakan Bahasa Indonesia untuk
menguasai, menerapkan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
dengan rasa tanggung jawab sebagai warga negara Indonesia yang berkepribadian.
1.1.2 Kompetensi Mahasiswa dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
b. Standar Kompetensi
Mahasiswa mampu:
❖ Menggunakan Bahasa Indonesia untuk mengungkapkan pikiran, gagasan,dan sikap
ilmiah ke dalam berbagai bentuk karya ilmiah yang berkualitaa, baik tulis maupun
lisan
❖ Menggunakan kemahiran dalam berbahasa Indonesia untuk mengembangkan diri
sepanjang hayat.
c. Substansi kajian
Mata kuliah Bahasa Indonesia sebagai MPK menekankan keterampilan menggunakan
bahasa Indonesia sebagai bahasa negara dan bahasa nasional secara baik dan benar untuk
mengusai, menerapkan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
sebagai perwujudan kecintaan dan kebanggaan terhadap bahasa Indonesia. Substasi kajian
dipadukan ke dalam kegiatan penggunaan bahasa Indonesia melalui keterampilan
berbahasa, menyimak, berbicara, dan menulis dengan keterampilan menulis akademik
sebagai fokusnya.
Decoding Tindakan
Saya ke Apa
Apa Baik
kantor kabar?
kabar?
Berawal dari Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928, bahasa Indonesia mempunyai fungsi
majemuk, menjadi bahasa persatuan, bahasa negara, bahasa resmi, bahasa penghubung antar
individu, bahasa pergaulan, dan yang tak kalah penting sebagai bahasa pengantar di semua sekolah
di Indonesia. Bangsa Indonesia dilatarbelakangi oleh beratus-ratus suku bangsa yang masing-
masing mempunyai bahasa daerahnya yang menjadikannya bahasa pertama. Walaupun masih
banyak orang menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua, sekarang makin banyak
menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pertama.
Tidak banyak negara di dunia, terutama negara yang baru merdeka setelah Perang Dunia
ke-2 yang seberuntung bangsa Indonesia, begitu merdeka, kita memiliki bahasa nasional. Lihat
saja negara tetangga kita, Filipina, Singapura, Malaysia, India; menginginkan bahasa sendiri tetapi
sampai sekarang masih menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa mayoritasnya. Bahasa kita
yang dinamai bahasa Indonesia, berasal dari Bahasa Melayu, yaitu salah satu bahasa daerah di
bumi nusantara ini. Bahasa Indonesia, kala itu, digunakan sebagai salah satu alat yang mempersatu
bangsa yang bersuku-suku, untuk mengusir penjajah Belanda dan meraih kemerdekaan.
Selanjutnya bahasa ini digunakan dalam berbagai kehidupan secara luas, maka tidak ada yang
memprotes ketika bahasa Melayu dinobatkan menjadi bahasa Indonesia.
Apakah sebenarnya Bahasa Indonesia?
❖ Prof. Dr. A. Teeuw (sarjana Belanda): Bahasa Indonesia ialah bahasa perhubungan yang
berabad-abad tumbuh dengan pelahan-lahan di kalangan penduduk Asia Selatan dan
setelah bangkitnya pergerakan rakyat Indonesia pada abad XX dengan insyaf diangkat dan
dimufakati serta dijunjung sebagai bahasa persatuan.
❖ Amin Singgih: Bahasa Indonesia ialah bahasa yang dibuat, dimufakati, dan diakui serta
digunakan oleh masyarakat seluruh Indonesia sehingga sama sekali bebas dari unsur-unsur
bahasa daerah yang belum umum dalam bahasa kesatuan kita. Dengan kata lain, bahasa
Indonesia ialah Bahasa Melayu yang sudah menyatu benar dengan bahasa suku-suku
bangsa yang ada di kepulauan nusantara. Adapun bahasa daerah yang disumbangkan,
betul-betul telah menyatu dan tidak lagi terasa sebagai bahasa daerah.
❖ Prof. Dr. R.M. Ng. Purbacaraka: bahasa Indonesia ialah bahasa yang sejak kejayaan
Sriwijaya telah menjadi bahasa pergaulan atau lingua franca di seluruh Asia Tenggara.
Jadi, Bahasa Indonesia tak lain adalah Bahasa Melayu yang telah menyatu dengan bahasa
daerah dan bahasa asing yang berkembang di Indonesia. Mengapa Bahasa Melayu yang dijadikan
bahasa Indonesia? Pemilihan Bahasa Melayu menjadi Bahasa Indonesia didasarkan atas
pertimbangan yang rasional, baik secara politik, ekonomi, dan kebahasaan. Yaitu:
❖ Bahasa Melayu telah tersebar luas di seluruh wilayah Indonesia.
❖ Bahasa Melayu diterima oleh semua suku di Indonesia, karena telah dikenal dan
digunakan sebagai bahasa pergaulan, tidak lagi diresakan sebagai bahasa asing.
❖ Bahasa Melayu bersifat demokratis; maksudnya tidak membeda-bedakan tingkatan
dalam pemakaian sehingga meniadakan sifat feodal dan memudahkan orang
mempelajarinya.
❖ Bahasa Melayu bersifat reseptif; artinya mudah menerima masukan dari bahasa
daerah lain dan bahasa asing sehingga mempercepat perkembangan bahasa
Indonesia di masa mendatang.
Hampir seabad berlalu, bahasa Indonesia tidak lagi identik dengan bahasa Melayu, bahasa
Indonesia bukan hanya sebagai alat pemersatu tetapi juga untuk kepentingan yang lebih luas dalam
berkomunikasi. Bahasa Indonesia memperkaya dirinya dengan mengambil unsur bahasa daerah
dan bahasa asing. Unsur-unsur bahasa tersebut disesuaikan dengan sifat bahasa Indonesia; seperti
terbaca dalam Pedoman Ejaan Yang Disempurnakan dan Pedoman Pembentukan Istilah.
Perjalanan zaman, berdampak pada perubahan bahasa, ada unsur lama yang tenggelam dan
ada yang justru menggunakan unsur lama untuk konsep baru. Misalnya, dalam buku pelajaran dulu
ada kalimat: Mengendarai kereta angin, Mengenakan baju, Menonton gambar hidup, Ayahnya
seorang perburu, Kakaknya seorang upas. Kalimat tersebut tidak kita jumpai lagi sekarang,
menurut tuturan sekarang kalimat tersebut menjadi; Mengendarai sepeda, Mamakai baju,
Menonton film, Ayahnya seorang pemburu, sedangkan kata upas tidak ada lagi karena jabatan
tersebut tidak terdapat lagi di Indonesia. Sementara penggunaan konsep baru, dalam dunia teknik
informatika menggunakan unsur lama, misalnya kata situs, portal.
Di dalam bahasa Indonesia, muncul bentuk-bentuk yang tidak dikenal dalam bahasa
Melayu, misalnya diserahterimakan, dibeberbentangkan, mempertanggung-jawabkan,
mengenyampingkan, ketidakseragaman, memberangkatkan, memberlakukan, pemersatu, sebagai
hasil swadaya bahasa. Sementara pengaruh bahasa daerah dan bahasa asing tidak cukup terkontrol
masuk dalam Bahasa Indonesia dengan kurang cermat. Misalnya:
❖ Bangsa ini mau dikemanakan?
❖ Di mana kau ketemukan barang yang hilang itu?
❖ Apa Anda yakin ia akan datang hari ini?
❖ Kami adalah bangsa Indonesia.
❖ Rumah di mana ia tinggal adalah rumah dinas.
❖ Orang dengan siapa dia bercakap-cakap adalah teman kuliahnya.
Selain itu, kita masih berpikir dalam bahasa daerah tetapi menggunakan tuturan Bahasa
Indonesia sehingga lafal dan struktur kalimatnya dipengaruhi oleh bahasa daerahnya masing-
masing. Misalnya,
❖ Mau ke mana kamu kemarin (tekanan pada e: Tapanuli)
❖ Mau ko mana kamu komarin (Gorontalo)
❖ Mau ke mane lu (Betawi)
Belum lagi masalah penulisan ilmiah yang mensyaratkan adanya kecermatan, keakuratan,
kehematan. Hal ini dapat diantisipasi dengan mempelajari Bahasa Indonesia dengan cermat.
1.5 Penilaian terhadap Bahasa Indonesia
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang beruntung dalam hal kepemilikan bahasa yang sesuai
dengan jati diri bangsa dan identitas nasional. Namun, bukan berarti tidak ada tantangan untuk
membina dan mengembangkan Bahasa Indonesia. Ada beberapa anggapan negatif yang kurang
mendukung keberadaan bahasa Indonesia, antara lain:
Berangkat dari kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia yang sangat strategis bagi
keberadaan bangsa dan negara Indonesia, maka sikap positif yang diharapkan untuk bahasa
Indonesia ialah:
Sejalan dengan hal tersebut, seyogyanyalah kita prihatin menyaksikan pemakaian Bahasa
Indonesia dalam masyarakat sekarang ini. Baik yang disaksikan dalam lingkungan pendidikan
maupun dalam pergaulan masyarakat umum; seperti di koran-koran, majalah, radio, televisi, iklan,
dan sebagainya; tak terlihat usaha untuk memperbaiki bahasa yang kita miliki. Kesadaran bahwa
Bahasa Indonesia adalah milik kita dan tanggung jawab kita, nampaknya belum merata dimiliki
seluruh warga negara. Tidak berlebihan, jika dikatakan bahwa nasionalisme kita dalam berbahasa
masih sangat tipis. Kepekaan kita terhadap kesalahan bahasa yang kita pakai atau yang kita
saksikan, belum terlihat nyata.
Latihan
1. Jelaskan Bahasa Indonesia sebagai Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) dan
apa kompetensi yang harus dimiliki oleh mahasiswa?
2. Jelaskan peranan bahasa dalam keberadaban kehidupan manusia?
3. Jelaskan yang dimaksud dengan bahasa verbal dan nonverbal, apa kelebihan masing-
masing?
4. Jelaskan proses komunikasi dalam berbahasa?
5. Jelaskan pendapat para ahli mengenai Bahasa Indonesia?
6. Uraikan dengan singkat alasan politis, Bahasa Melayu dijadikan dasar Bahasa Indonesia?
7. Jelaskan problematik yang dihadapi Bahasa Indonesia?
8. Bagaimana penilaian negatif terhadap Bahasa Indonesia,?
9. Bagaimana penilaian positif terhadap Bahasa Indonesia?
10. Bagaimana kita sebagai warga negara Indonesia bersikap terhadap Bahasa Indonesia?