Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA


FUNGSI BAHASA

Disusun Oleh :
ARI RIZKI MAULANA (236110046)
CINDY NOVILA AMNUR (236110019)
IHSAN AENURIDHA (236110016)
NENG SRI MAHARANI (236110037)
SILPIYAH ANDREYANI (236110046)

Dosen Pengampu :
Ade Nuraeni, M.Pd.

PRODI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN


STKIP ARRAHMANIYAH
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah


melimpahkan rahmat serta hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah dengan judul “Fungsi Bahasa” ini dapat dilaksanakan dengan
lancar. Begitu pula dalam pembuatan makalah ini dapat diselesaikan tepat
pada waktunya. Kami sadar bahwa makalah yang kami susun ini masih
belum sempurna. Oleh karena itu, dengan rendah hati kami mohon kritik
dan saran yang membangun dari pembaca.
Untuk itu pada kesempatan ini saya mengucapkan Terima Kasih kepada:
1. Ibu Ade Nuraini, M.Pd. sebagai dosen mata kuliah Bahasa
Indonesia.
2. Teman Teman Kelompok yang telah membantu berdiskusi
pembuatan makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan

BAB II PEMBAHASAN
A. Landasan Teori
B. Pembahasan

BAB IV PENUTUP
A. Simpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi sosial. Bahasa
digunakan manusia untuk berkomunikasi karena melalui komunikasi
manusia dapat memenuhi hasratnya sebagai makhluk sosial. Di dalam
berkomunikasi, manusia membutuhkan ragam bahasa, antara lain ragam
bahasa lisan dan tulis. Ragam bahasa lisan merupakan ragam bahasa yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia. Ragam tulis digunakkn manusia melalui
alat tulis. Ragam tulis ini banyak dijumpai dalam kehidupan masyarakat,
antara lain dalam bentuk media massa yang berupa surat kabar, majalah dan
tabloid..
Bahasa memiliki fungsi yang sangat penting dalam kehidupan
manusia, yaitu sebagai alat komunikasi. Melalui Bahasa, seseorang dapat
mengungkapkan ide, pendapat, perasaan atau informasi yang dimiliki
kepada sesama anggota masyarakat. Dengan Bahasa juga seseorang dapat
menyampaikan pesan kepada orang lain baik secara lisan maupun tulisan.
Dengan bahasa pula, masing-masing anggota masyarakat dapat berinteraksi
dan berkerja sama. Karena fungsinya yang sangat penting itu, Bahasa
termasuk hal yang perlu kita pelajari termasuk Bahasa Indonesia. Di
Lembaga-lembaga Pendidikan di Indonesia khususnya perguruan tinggi,
Bahasa Indonesia menjadi salah satu mata kuliah yang wajib dipelajari.
Pada pembelajaran Bahasa Indonesia, ada empat aspek keterampilan
berbahasa yang harus dipelajari, yaitu keterampilan membaca. Menulis,
mendengarkan dan berbicara.

Menulis merupakan salah satu keterampilan yang memiliki peranan


sangat penting dalam kehidupan, terutama di perguruan tinggi. Menulis
dapat menjadikan mahasiswa aktif berpikir dalam memecahkan masalah.
Menulis juga dapat memiasakan mahasiswa untuk berpikir secara kritis,
tertib, teratur dan kreatif. Melalui kegiatan menulis, mahasiswa dapat
menuangkan ide, pikiran dan perasaannya kedalam suatu karya yang dapat
dibaca oleh orang lain. Keterampilan menulis dapat dibaca oleh orang lain.
Keterampilan menulis dapat membuat mahasiswa menjadi pribai yang
produktif dan ekspresif, sehingga menulis merrupakan salah satu
keterampilan berbahasa yang sangat penting dan harus dikuasai oleh
mahasiswa.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas muncul beberapa masalah adapun
masalah itu sebagai berikut:
1. Bagaimanakah kedudukan dan fungsi Bahasa Indonesia di NKRI?
2. Apakah fungsi dan peran Bahasa Indonesia dalam pembangunan bangsa
Indonesia.

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui kedudukan dan fungsi bahasa indonesia di NKRI
2. Untuk mengetahui fungsi dan peran bahasa indonesia dalam
pembangunan bangsa Indonesia.
3. Mengetahui apa saja fungsi bahasa
4. Mendeskripsikan Fungsi bahasa dalam kehidupan sehari hari
5. Mengetahui apa saja faktor penyebab penyalahguaan fungsi bahasa

D. Manfaat Penulisan
Ada dua manfaat berkaitan dengan tulisan ini. Dua manfaat tersebut
adalah (1) manfaat praktis dan (2) manfaat teoritis. Kedua manfaat itu
dijabarkan berikut ini.
1. Manfaat Praktis Secara praktis tulisan ini bermanfaat bagi pembaca.
Adapun manfaatnya adalah dapat memperluas wawasan pembaca yang
berhubungan dengan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia, di samping
memperluas wawasan tentang peranan bahasa Indonesia dalam
pembangunan bangsa.
2. Manfaat Teoritis Secara teoritis tulisan ini mempunyai manfaat bagi ilmu
pengetahuan. Dalam hal ini manfaatnya adalah dapat menambah khazanah
ilmu pengetahuan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia, termasuk
peranan bahasa Indonesia dalam pembangunan bangsa.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Landasan Teori
1. Fungsi Ekspresi diri
2. Fungsi Komunikasi
3. Fungsi Integrasi atau adaptasi
4. Fungsi Kontrol Rujukan
B. Pembahasan
1. Fungsi ekspresi diri dalam komunikasi sehari hari alat yang sering
digunakan untuk berkomunikasi adalah Bahasa baik berupa Bahasa tulis
maupun Bahasa lisan, Bahasa sebagai sarana komunikasi mempunyai
fungsi berdasarkan kebutuhan seseorang sevara sadar atau tidak sadar
Bahasa merupakan alat untuk mengekpresikan diri alat komunikasi dan
sarana untuk kontrol sosial.
2. Fungsi Komunikasi berfungsi untuk memberikan informasi kepada
seseorang atau publik mengenai ide atau pikiran, peristiwa, hingga sesuatu
yang dipsampaikan orang lain
3. Fungsi integrasi atau adaptasi yaitu untuk menyesuaikan dan
membaurkan diri dengan anggota masyarakat. Melalui Bahasa, sesorang
dapat belajar tentang adat istiadat, pola hidup, perilaku, dan etika dalam
masyarakat.
4. Fungsi Kontrol Rujukan
5. Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia Fungsi bahasa yang utama
adalah sebagai alat untuk berkomunikasi di dalam kehidupan manusia
bermasyarakat. Untuk berkomunikasi sebenarnya dapat juga digunakan
cara atau alat lain, misalnya, tanda-tanda, gambar, atau isyarat. Namun,
bahasalah sebagai alat komunikasi yang paling sempurna. Bahasa
Indonesia yang berkedudukan sebagai bahasa nasional dan sebagai bahasa
negara di Indonesia (Sukharta dkk., 2015:3) mempunyai fungsi sebagai
berikut.
1) Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia
berfungsi sebagai.
a. lambang kebanggaan nasional;
b. lambang identitas nasional;
c. alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda-beda latar belakang
sosial budaya dan bahasanya; dan
d. alat perhubungan antar budaya dan antar daerah.
2) Dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi
sebagai.
a. bahasa resmi kenegaraan;
b. bahasa pengantar resmi di lembaga – lembaga pendidikan;
c. bahasa resmi di dalam perhubungan pada tingkat nasional untuk
kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintah;
dan
d. bahasa resmi di dalam pembangunan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu
pengetahuan serta teknologi modern.
6. Fungsi dan Peran Bahasa dalam Pembangunan Bangsa Indonesia
Fungsi bahasa Indonesia dalam pembangunan bangsa terdapat dalam
pernyataan sikap "bertanah air satu, tanah air Indonesia; berbangsa satu
bangsa Indonesia; dan menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia"
dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Hal ini merupakan perwujudan
politik bangsa Indonesia yang menempatkan bahasa Indonesia sebagai
bahasa persatuan (nasional) bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia telah
menyatukan berbagai lapisan masyarakat ke dalam satu – kesatuan bangsa
Indonesia. Bahasa Indonesia mencapai puncak perjuangan politik sejalan
dengan perjuangan politik bangsa Indonesia dalam mencapai kemerdekaan
pada tanggal 17 Agustus 1945. Hal ini dibuktikan dengan dijadikannya
bahasa Indonesia sebagai bahasa negara (lihat Pasal 36, UUD 1945, lihat
juga Hasil Amandemen UUD 45, Agustus 2002). Kedudukan dan fungsi
bahasa Indonesia sebagai bahasa negara telah menempatkan bahasa
Indonesia sebagai bahasa ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (ipteks).
Ipteks berkembang terus sejalan dengan perkembangan yang terjadi dalam
kehidupan masyarakat dan bangsa Indonesia. Perkembangan ipteks yang
didukung oleh perkembangan teknologi komunikasi dan infonnasi (seperti
internet, e-mail, e-business, e-commerce, TV-edukasi, dan lain-lain) melaju
dengan pesat, terutama memasuki abad ke-21 sekarang. Di sisi lain,
perkembangan bahasa Indonesia terasa belum seimbang dengan
perkembangan ipteks dan zamannya. Pengalihan konsep-konsep ipteks dari
bahasa asing, terutama bahasa Inggris belum seluruhnya dapat dicarikan
padanannya dalam bahasa Indonesia. Sebagai akibatnya, kosakata dan
istilah asing itu mengalir deras ke dalam khazanah kosakata bahasa
Indonesia. Dengan demikian, peran strategis bahasa Indonesia sebagai
bahasa peradaban modern masih memerlukan pengembangan yang lebih
serasi dan serius sesuai dengan perkembangan ipteks. Dalam rangka menuju
ke arah peradaban modern, kita perlu memahami, menguasai, dan
mengembangkan konsep-konsep ipteks modem, yang pada umumnya masih
tertulis dalam baliasa asing, khususnya bahasa Inggris. Tujuannya, agar
konsep-konsep ipteks modem tidak hanya diserap oleh mereka yang
memahami baliasa asing yang jumlahnya tentu tidak sebanding dengan
jumlah anggota masyarakat Indonesia yang memerlukannya. Apalagi dalam
rangka perencanaan dan pelaksanaan pembangunan, penyebarluasan
konsepkonsep ipteks modern itu harus dilakukan dengan menggunakan
bahasa Indonesia. Dalam rangka lebih memasyarakatkan peristilahan
modem itu, istilahistilah yang telah berhasil disusun, kemudian diolah lebih
lanjut menjadi berbagai kamus istilah. Tentu saja, selain mengandung
padanan istilah dalam bahasa Indonesia, kamus istilah itu juga
mencantumkan rumusan atau penjelasan setiap istilah yang dicantumkan.
Sampai sekarang, telah berhasil disusun tidak kurang dari 40 buah kamus
istilah. Penerbitan daftar dan kamus istilah itu sangat penting dan bemanfaat
dalam rangka memasyarakatkan dan menyebarluaskan perangkat istilah
yang sudah dibakukan. Jika upaya penerbitan dan publikasi itu tidak
dilakukan, hasil penyusunan dan pembakuan istilah itu akan tetap tertinggal
sebagai harta karun. Dalam hal ini para ilmuwan dari berbagai disiplin
diharapkan menggunakan istilah yang telah dibakukan itu dengan taat asas.
Selain itu, harus pula diupayakan adanya arus balik yang dapat
dimanfaatkan sebagai masukan dalam proses pengembangan bahasa
selanjutnya. Di samping itu dipandang dari segi pembinaan dan
pengembangan bahasa, masuknya istilah-istilah yang sudah dibakukan itu
ke dalam buku ajar, makalah, laporan penelitian, jurnal-jurnal ilmiah,
karangan-karangan ilmiah lainnya, dan media komunikasi dan informasi
(baca: komputer) merupakan langkah berikutnya yang tidak dapat ditawar-
tawar lagi.
Bahasa Indonesia memiliki dua sifat utama yang menguntungkan, yaitu (1)
bentuk yang sederhana sehingga mudah dipelajari dan (2) kelenturan
(fleksibel) untuk dikembangkan. Hal ini didukung oleh latar belakang
sejarah kebahasaan yang kuat. Kaum cerdik-cendekia yang hidup pada
zaman kemerdekaan pun, pada umumnya yakin bahwa bahasa Indonesia
mempunyai kemampuan berkembang luas dengan cepat di tanali air ini, dari
Sabang sampai Merauke. Danzer Carr misalnya, berkeyakinan bahwa
bahasa Indonesia dapat menggantikan kedudukan bahasa Inggris di Asia.
Bahasa Indonesia tidak diragukan lagi kemampuannya untuk menjadi
bahasa ipteks modern. Pengembangan ipteks bahasa ragam ipteks itu harus
hemat dan cermat karena menghendaki respons yang pasti dari pendengar
dan pembacanya. Kaidah-kaidah sintaktis dan bentukan-bentukan bahasa
dan ranah penggantinya hams mudah dipahami. Kehematan penggunaan
kata, kecermatan, dan kejelasan sintaktis yang berpadu dengan penghapusan
unsur-unsur yang bersifat pribadi dapat menghasilkan ragam ipteks yang
umum. Beberapa Masalah Pembinaan Bahasa Indonesia pada Era Otoda
Pembinaan bahasa Indonesia sudah lama dilakukan, bahkan sejak zaman
Pujangga Baru (1933). Namun, sampai sekarang masih banyak kendala
yang dihadapi dan dialaminya, khususnya pada era otoda. Masalah utama
adalah persoalan sikap terhadap pembinaan bahasa Indonesia. Ada sebagian
masyarakat pengguna bahasa Indonesia yang meremehkan bahasa
Indonesia. Sikap mereka terhadap pembinaan bahasa Indonesia acuh tak-
acuh. Mereka menilai: (1) pelaksanaan pembinaan bahasa Indonesia kurang
menarik, (2) hasilnya kurang nyata, dan (3) bahasa Indonesia dianggap
mudah. Karena dianggap mudah, orang Indonesia tidak perlu mempelajari
bahasa Indonsia. Persoalan sikap tersebut semakin menjadi masalah, karena
sikap negatif itu bukan berasal dari kelompok awam, melainkan kelompok
cendekia atau terpelajar. Mereka itu adalah sebagian pelaku utama dan
pemegang peranan penting dalam roda otonomi daerah. Jika orang awam
bersikap negatif terhadap bahasa Indonesia, itu dapat dipahami. Namun jika
orang terpelajar bersikap seperti orang awam itu, tampaknya tidak
berterima. Masalahnya, orang awam berbeda dengan orang terpelajar. Orang
awam tidak banyak berkaitan dengan dunia pemikiran. Kegiatannya terbatas
pada pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari, sedangkan seorang terpelajar
berkaitan erat dengan dunia pemikiran. Pemikiran-pemikirannya melahirkan
konsep-konsep, perencanaan, dan kebijakankebijakan. Oleh karena orang
terpelajar pencetus konsep, perencana kegiatan, dan pembuat kebijakan.
Orang terpelajar selalu bergulat dengan masalah mutu sumberdaya manusia.
Dalam pergulatan itulah bahasa Indonesia tampil sebagai piranti yang
penting karena bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi, bahasa negara.
Berdasarkan hal tersebut di atas, dapat dipahami bahwa orang terpelajar
(kita semua) pada hakikatnya berkepentingan dengan pembinaan bahasa
Indonesia. Bahkan orang terpelajar juga dengan sendirinya menjadi pembina
bahasa Indonesia.
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia di wilayah NKRI adalah sebagai bahasa
nasional dan baahsa negara. Dalam pembangunan bangsa yakni sebagai perisai
pemersatu yang belum pemah dijadikan sumber permasalahan oleh masyarakat
pemakainya yang berasal dari berbagai ragam suku daerah. Hal ini terjadi karena
bahasa Indonesia mampu menempatkan dirinya sebagai sarana komunikasi yang
efektif, berdampingan dan bersama-sama dengan bahasa daerah yang ada di
Nusantara dalam mengembangkan dan melancarkan berbagai aspek kehidupan,
kebudayaan, termasuk pengembangan bahasa-bahasa daerah. Bahasa Indonesia
berperan penting dalam pembagunan bangsa karena bahasa Indonesia
merupakan bahasa resmi kenegaraan yang berperan penting dalam memajukan
pembagunan masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan yang akhimya
mendorong kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan dalam pembangunan
bangsa.
Saran
Sebagai kaum intelektual kita harus menjaga bahasa Indonesia agar menjadi
bahasa yang dapat mempersatukan berbagai kelompok masyarakat. Hal ini dapat
dilakukan dengan mengadakan pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia
agar tercapai pemakaian yang cermat, tepat, dan efisien.
DAFTAR PUSTAKA
Mudhofar, M. 2010 Kapita Selekta Bahasa dan Sastra Indonesia. Surabaya:
Pustaka Gama. Halim, Amran. 1979. Pembinaan Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kridalaksana, Harimurti. 1976. Fungsi
Bahasa dan Sikap Bahasa. Ende: Nusa Indah. Sugono, Dendy. 1999. Berbahasa
Indonesia dengan Benar. Jakarta: Puspa Swara. Sukartha, I Nengah dkk. 2015.
Bahasa Indonesia Akademik untuk Perguruan Tinggi. Denpasar: Udayana
University Press. Sumowijoyo, G. Susilo. 2001. Pos Jaga Bahasa Indonesia.
Surabaya: Unipress Unesa.

Anda mungkin juga menyukai