MODUL PERKULIAHAN
(U002100009)
Bahasa Indonesia
Abstrak Sub-CPMK
01
SRI RAHAYU HANDAYANI, S.Pd. MM
EKONOMI DAN BISNIS MANAJEMEN
1. Pendahuluan
Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh
masyarakat pemakainya. Bahasa yang baik berkembang berdasarkan suatu sistem, yaitu
seperangkat aturan yang dipatuhi oleh pemakainya. Bahasa sendiri berfungsi sebagai
sarana komunikasi serta sebagai sarana integrasi dan adaptasi.
Mata kuliah bahasa Indonesia merupakan salah satu mata kuliah yang wajib diberikan di
semua perguruan tinggi. Dalam Surat Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan Nasional Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-Rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi,
bahasa Indonesia termasuk salah satu Mata kuliah Pengembangan Kepribadian, selain
Pendidikan Agama, dan Pendidikan Kewarganegaraan.
(a) Makalah
(b) Rangkuman/ringkasan buku atau bab
(c) Resensi buku
Membaca untuk Menulis
(a) Presentasi
(b) Seminar
(c) Pidato dalam situasi formal
Dengan media bahasa, kita bisa berkomunikasi dengan seluruh manusia dari berbagai
penjuru dunia yang berbeda. Dengan media bahasa, kita bisa menyampaikan maksud,
pikiran, dan gagasan yang akan bisa dipahami oleh generasi ratusan tahun mendatang.
Di sisi lain, kita bisa melihat betapa pentingnya bahasa sebagai alat komunikasi. Dalam
kehidupan satu hari dua puluh empat jam, manusia tidak pernah lepas dari penggunaan
bahasa. Dari kita bangun tidur, beraktivitas sehari penuh sampai tidur kembali, kita selalu
menggunakan bahasa. Bahkan dalam tidur pun kita masih menggunakan bahasa dalam
mimpi.
Bila kita cermati lebih lanjut, kita bisa menemukan bahwa tidak ada satu profesi pun
dalam kehidupan manusia ini yang tidak membutuhkan bahasa sebagai alat komunikasi.
Mulai dari tukang sapu jalan, karyawan, pegawai negeri sipil, direktur perusahaan, para
politisi, para menteri, dan presiden pun sangat membutuhkan bahasa sebagai sarana
komunikasi yang efektif.
Sebagai pemimpin kita dituntut untuk menggunakan bahasa yang lebih efektif, lebih
santun, lebih inovatif, dan lebih kreatif. Bagaimana seorang pemimpin membangun
simpati orang lain, memberikan empati kepada orang lain, membangkitkan moltivasi para
bawahannya. Semua itu memerlukan keterampilan berbahasa yang tersendiri.
Di sisi lain, berkomunikasi adalah juga hubungan manusiawi. Maka kita harus menjaga
perasaan serta memperhatikan lawan bicara. SebagaI komunikator, kita harus memilih
bahasa yang tepat untuk disampaikan kepada komunikan. Setiap komunikan yang
berbeda perlu pilihan kata dan sikap bahasa yang berbeda pula. Sikap berbahasa kepada
teman sebaya tidak boleh dipergunakan juga kepada orang tua, guru, dosen, atau para
Tiap-tiap keterampilan itu erat sekali hubungannya dengan tiga keterampilan lainnya
dengan cara yang beraneka ragam. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa, kita
biasanya melalui suatu hubungan urutan yang teratur. Mula-mula pada masa kecil kita
mulai belajar menyimak bahasa kemudian berbicara. Sesudah itu, kita belajar membaca
dan menulis. Menyimak dan berbicara kita pelajari sebelum masuk sekolah. Keempat
keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan satu kesatuan, merupakan catur
tunggal. Selanjutnya, setiap keterampilan itu erat pula berhubungan dengan proses-
proses yang mendasari bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin
terampil seseorang berbahasa, semakin cerah pula dan jelas pula jalan pikirannya.
Keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak
pelatihan. Melatih keterampilan berbahasa pula melatih keterampilan berpikir.
Menyimak dan membaca erat hubungan karena keduanya merupakan alat menerima
komunikasi. Berbicara dan menulis erat berhubungan dalam hal cara untuk
mengekspresikan makna atau arti. Dalam penggunaannya, keempat keterampilan
tersebut sering berhubungan satu sama lain.
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca
untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan penulis melalui media kata-
kata/bahasa tulis. Dari segi linguistik, membaca adalah suatu proses penyandian
kembali dan pembacaan sandi berlainan dengan berbicara dan menulis yang
justru melibatkan (encoding).
Tujuan utama dari membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi,
mencakup isi, memahami makna bacaan. Makna, arti erat sekali berhubungan
dengan maksud tujuan, atau intensif kita dalam membaca.
Pada prinsipnya fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunitas yang tidak
langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memuidahkan para pelajar
berpikir kitis. Juga dapat memudahkan kita merasakan dan menikmati hubungan-
hubungan, memperdalam daya tanggap atau persepsi kita, memecahkan masalah-
masalah yang kita hadapi, menyusun urutan bagi pengalaman. Secara singkat
belajar menulis adalah belajar berpikir dalam/dengan cara tertentu. Penulis yang
ulung adalah penulis yang dapat memanfaatkan situasi dengan tepat.
1. Gaya Berbicara
(a) Gaya ekspresif, ditandai dengan spontanitas, lugas. Gaya ini digunakan
saat mengungkapkan perasaan, bergurau, mengeluh, atau bersosialisasi.
(b) Gaya perintah, gaya ini menunjukkan kewenangan dan bernada
memberikan keputusan.
(c) Gaya pemecahan masalah, gaya ini bernada rasional, tanpa prasangka,
dan lemah lembut.
2. Metode Penyampaian
(a) Penyampaian mendadak
(b) Penyampaian tanpa persiapan
(c) Penyampaian dari naskah
(d) Penyampaian dari ingatan
Satata, Sri, Dadi Waras Suhardjono, M. Rizki Sadikin. (2019). Bahasa Indonesia
untuk Perguruan Tinggi (Mata Kuliah Wajib Universitas). Jakarta: Mitra
Wacana Media.
Tarigan,Henry Guntur. (1986). Menyimak Sebagai Satu Keterampilan
Berbahasa . Bandung: Angkasa