Anda di halaman 1dari 29

PILIHAN KATA (DIKSI)

SINDAK GUNAWAN SIMANJUNTAK


DIII / IV A
SPEAKER PROFILE

 Nama: Sindak Gunawan Simanjuntak


 TTL : Marihat Bandar- 21/10/1999
 Jenis Kelamin : Laki-Laki
 NIM: P01031117049
 Motto : Hidup itu sederhana dan mudah
ketika kamu menikmatinya.
 Diksi, dalam arti pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya
ekspresi oleh penulis atau pembicara. Arti kedua, arti “diksi” yang lebih
umum digambarkan dengan kata – seni berbicara jelas sehingga setiap
kata dapat didengar dan dipahami hingga kompleksitas dan ekstrimitas
terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan pengucapan dan intonasi,
daripada pemilihan kata dan gaya. 
 Harimurti (1984) dalam kamus linguistic, menyatakan bahwa diksi
adalah pilhan kata dan kejelasan lafal untuk memperoleh efek tertentu
dalam berbicara di dalam karang mengarang.
 Dalam KBBI (2002: 264) diksi diartikan sebagai pilihan kata yanng tepat
dan selaras dalam penggunaanya untuk menggungkapkan gagasan
sehingga diperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan. Jadi, diksi
berhubungan dengan pengertian teknis dalam hal karang-mengarang,
hal tulis-menulis, serta tutur sapa.
Setiap penulis maupun pembicara dalam
menyampaikan buah pikiran, pendapat dan
pernyataan tentu akan memakai bahasa
yang baik, tepat dan benar.
Sehingga karangan atau tutur tersebut
menjadi bernilai, berbobot.
Bahasa yang baik, betul, dan benar ini dapat
dicapai apabila pilihan kata/diksi
diperhatikan dengan baik.
2. PERSYARATAN DIKSI
Dalam memilih kata-kata, ada dua
persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu
persyaratan ketepatan dan kesesuaian.
Tepat, artinya kata-kata yang dipilih itu
dapat mengungkap-kan dengan tepat apa
yang ingin diungkapkan, sehingga tafsiran
pembaca sesuai dengan apa yang dimaksud
penulis.
Persyaratan kesesuaian menuntut
kecocokan antara kata-kata yang
dipakai dengan kesempatan dan
keadaan pembaca.
Untuk memenuhi persyaratan ketepatan dan
kesesuaian di dalam pemilihan kata, perlu
diperhatikan :
a. Kaidah kelompok/frase
b. Kaidah makna kata
c. Kaidah lingkungan sosial
d. Kaidah karang mengarang
Keempat kaidah ini saling berkaitan dan saling
mendukung sehingga karangan atau tutur
sampai kepada pembaca/pendengar bernilai
serta berbobot.
a) Pilihan kata sesuai dengan kaidah kelompok
kata/frase.
Pilihan kata/diksi yang sesuai dengan kaidah
kelompok kata/frase, seharusnya pilihan kata /
diksi yang tepat, seksama, lazim, dan benar.
Tepat adalah pemilihan kata dengan
menempatkannya pada kelompoknya.
Contoh
Makna kata lihat dengan kata pandang
biasanya bersinonim, tetapi kelompok kata
pandangan mata tidak dapat digantikan dengan
lihatan mata.
Seksama adalah makna kata harus benar dan sesuai
dengan apa yang hendak disampaikan.
Contoh:
Kata besar, agung, akbar, raya, dan tinggi
termasuk kata-kata yang bersinonoim. Kita biasanya
mengatakan hari raya serta hari besar, tetapi tidak
pernah mengatakan hari agung, hari akbar atau hari
tinggi.
Unsur seksama ini berhubungan
dengan makna kata serta berpaut dengan
pengertian sinonim, homonim, antonim, polisemi
dan hipernimi.
Lazim adalah kata itu sudah menjadi milik bahasa indonesia.
Oleh karena itu, di dalam sebuah karangan jangan
dipergunakan ungkapan, frase, serta kata-kata yang belum
menjadi milik bahasa indonesia.
Contoh:
Anjing makan, tidak bisa kita ganti dengan anjing bersantap.
Walaupun kata makan bersinonim dengan kata bersantap.
Benar adalah pilihan kata itu harus mempunyai
bentuk yang sesuai dengan kaidah-kaidah yang
berlaku di dalam bahasa Indonesia.
Contoh:
pengrusak rumah, merubah rencana adalah contoh
yang tidak benar, yang benar adalah perusak
rumahm mengubah rencana.
b). Pilihan Kata Sesuai dengan Kaidah Makna Kata.
Pilihan kata/diksi harus memperhatikan maksa
dasar kata yang bersangkutan.
Kesulitannya adalah orang tidak dapat lagi
membedakan makna kata dasar dan makna yang
telah mengalami perjalanan sejarah, pengalaman
pribadi, perbedaan perasaan, perbedaan
lingkungan, perbedaan tujuan, perbedaan nilai-
nilai makna, serta pearbedaan profesi.
Pilihan kata/diksi yang sesuai dengan makna kata harus
memperhatikan sudut makna kata itu sendiri.
Makna kata itu antara lain:
1. Berdasarkan Bentuk Maknanya:
1 Makna Leksikal adalah makna kamus atau makna yang terdapat di dalam kamus.
Makna ini dimiliki oleh kata dasar. Contoh : makan, tidur, ibu, adik, buku
2. Makna Gramatikal adalah makna yang dimiliki kata setelah mengalami proses
gramatikal, seperti proses afiksasi (pengimbuhan), reduplikasi (pengulangan),
dan komposisi (pemajemukan).
 Contoh :
 -   Proses afiksasi awalan me- pada kata dasar kotor ; Adik mengotori lantai itu.
 -   Proses reduplikasi pada kata kacang ; Kacang-kacangan merupakan salah
satu sumber protein nabati.
 -        Proses komposisi pada kata rumah sakit bersalin ; Ia bekerja di rumah
sakit bersalin
 Berdasarkan sifatnya, makna dibedakan atas dua macam:
 1.    Makna Denotasi adalah makna kata yang sesuai dengan hasil observasi
panca indra dan tidak menimbulkan penafsiran lain. Makna denotasi
disebut juga sebagai makna sebenarnya.
 Contoh :   
 -        Kepala : organ tubuh yang letaknya paling atas
 -        Besi : logam yang sangat keras
 2.    Makna konotasi adalah makna kata yang tidak sesuai dengan hasil
observasi pancaindra dan menimbulkan penafsiran lain. Makna konotasi
disebut juga sebagai makna kias atau makna kontekstual.
 Contoh :   
 -        Ibu kota : pusat pemerintahan
 -        Ibu jari : jari yang paling besar atau jempol
 -        Jamban : kamar kecil
 Ø Berdasarkan wujudnya, makna dibedakan atas :
 Makna referensial adalah makna kata yang
mempunyai rujukan yang konkret.
 Contoh :
 - meja, baju, membaca, menulis
 2.    Makna inferensial adalah makna kata yang
tidak mempunyai rujukan yang konkret.
 Contoh :
 -        baik, indah, sedih, gembira
c). Pilihan Kata Sesuai dengan Kaidah Lingkungan
Sosial Kata.
Dalam pilihan kata/diksi harus selalu meperhatikan
lingkungan pemakaian kata-kata.
Lingkungan itu dapat kita lihat berdasarkan:
1. Tingkat sosial
2. Daerah/geografi
3. Formal dan non formal
4. Umum dan khusus.
d). Pilihan kata sesuai dengan kaidah mengarang.
Pilihan kata disini haruslah tepat dan haruslah dapat mewakili apa yang
dimaksudkan.
* Pilihan Kata dan Penggunaannya
a. Kata dari dan daripada
b. Kata pada dan kepada
c. Kata di dan ke
d. Kata dan dan dengan
e. Kata antar dan antara
f. Kata suatu dan sesuatu
1. Untuk menyatakan keterangan
tempat asal sesuatu atau
menyatakan asal sesuatu dibuat
contoh.
Saya naik kereta api dari Surabaya.
Kursi itu terbuat dari kayu jati.
2. Menyatakan keterangan sebab
Contoh
Persoalan ini timbul dari peristiwa
seminggu yang lalu
3. Menyatakan bahwa sesuatu merupakan
anggota dari suatu kelompok
Contoh.
Seorang dari mereka telah ditahan
seminggu yang lalu
4. Untuk menyatakan kekhususan atau
pembatasan sesuatu hal
Contoh
Anak itu sedang sakit dilihat dari
matanya.
Contoh,
Kalau kurang sehat, lebih baik duduk
daripada berdiri.
1. Sebagai pengantar keterangan untuk
orang, binatang atau benda abstrak
Contoh
Buku cataan saya ada pada Aminah.
2. Sebagai pengantar keterangan waktu
Contoh
Pada hari Minggu banyak orang pergi
keberastagi
3. Dipakai bersama-sama dengan kata
bergantung menjadi bergantung pada
(tergantung dari)
Contoh
Semua itu bergantung pada
kemampuan saudara.
Contoh
Hal itu sudah dikatakannya kepada
saya

Contoh
Pedagang yang di depan rumah kami
itu sangat baik kepada tetangganya
Contoh
Orang tuanya sedang di luar kota.

Contoh
Percayalah, Saudara akan bertemu
lagi di suatu saat nanti.
Contoh
ke rumah
ke luar negeri

Contoh
Ke mana Saudara tadi?
Mauliate (batak)
terimakasih (Indonesia)
thank you (inggris)
danke (german)

고마워 (GoMaWo) (korea)

Anda mungkin juga menyukai