Anda di halaman 1dari 3

BUKU JAWABAN TUGAS

MATA KULIAH TUGAS 1

Nama Mahasiswa : SINDAK GUNAWAN SIMANJUNTAK

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 043887746

Kode/Nama Mata Kuliah : ESPA 4314/PEREKONOMIAN INDONESIA

Kode/Nama UPBJJ : UPBJJ MEDAN

Masa Ujian : 2020/21.2 (2022.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Sejarah Perkembangan Sistem Ekonomi Indonesia
Sejak dijajahnya Indonesia oleh Belanda selama 350 tahun, Belanda berkuasa atas
perekonomian Indonesia. Belanda menggunakan kekerasan senjata untuk menguasai rempah-
rempah di tanah air dengan organisasi perdagangannya yang bernama VOC, ketika tahun 1799 VOC
bubar dan bangkrut, pemerintah Belanda menerapkan sistem tanam paksa untuk menutupi
anggaran yang telah habis akibat perang melawan Nusantara.
Melalui Undang-undang Agraria tahun 1870, pemerintah Belanda mengundang sektor
swasta untuk menyewa lahan perkebunan dalam waktu yang lama, namun terjadi masalah antara
perkebunan swasta dan milik rakyat memiliki tanaman yang sama, sehingga milik rakyat sulit
bersaing. Setelah Indonesia merdeka, para pemimpin bangsa berusaha merumuskan kembali Sistem
Ekonomi Indonesia yang dianggap ideal dengan kondisi bangsa. Moh. Hatta mengemukakan sistem
ekonomi kerakyatan, dalam sistem ekonomi kerakyatan, semua sistem ekonomi harus disatukan
dalam koperasi sebagai bangun usaha yang sesuai asas kekeluargaan. Konsep ekonomi kerakyatan
inilah kemudian dituangkan dalam UUD 1945 sebagai dasar sistem perekonomian nasional.
Pada masa Indonesia mengalami masa-masa sulit setelah kemerdekaan hingga pada
puncaknya terjadi perpecahan pemimpin yang ditandai mundurnya Moh. Hatta pada tahun 1956.
Sejak saat itu Soekarno memegang kekuasaan yang sangat besar, sistem ekonomi Etatisme berjalan
di Indonesi. Negara mengendalikan sistem produksi dan distribusi. Hiperinflasi hingga 650 % yang
terjadi pada tahun 1966 menghentikan sistem tersebut.
Setelah rejim Orde Lama ditumbangkan oleh peristiwa berdarah 1966, rejim Orde Baru
muncul dengan membawa sistem ekonomi yang sepenuhnya tidak sesuai dengan yang tertuang
dalam UUD 1945. Sistem Ekonomi Indonesia pada masa Orde Baru bersandar pada “Trilogi
Pembangunan”, yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas ekonomi, dan pemerataan.
Sehingga pada saat ini terjadi dualisme ekonomi antara dasar negara yang menyatakan bahwa
sistem ekonomi Indonesia adalah sistem ekonomi kerakyatan namun yang dijalankan pemerintah
adalah sistem ekonomi Kapitalis.

2. Keterkaitan antara Sistem Ekonomi Pancasila dan Sistem Ekonomi Kerakyatan.


Sistem Ekonomi Pancasila adalah Sistem Ekonomi yang mengacu pada sila-sila dalam
Pancasila, yang terwujud dalam lima landasan ekonomi, yaitu ekonomi moralistik (ber-Ketuhanan),
ekonomi kemanusiaaan, nasionalisme ekonomi, demokrasi ekonomi (ekonomi kerakyatan), dan
diarahkan untuk mencapai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sedangkan ekonomi
kerakyatan adalah suatu perekonomian yang orientasinya pada keterlibatan orang banyak dalam
aktivitas ekonomi. Sehingga Ekonomi Kerakyatan dan Pancasila sama-sama mengedepankan
kesejehteraan rakyat, melibatkan rakyat dalam aktivitas ekonominya

3. Kebijakan apa saja yang harus ditempuh pemerintah agar petani di Indonesia sejahtera.
a. Kebijakan Harga
b. Kebijakan Pemasaran
c. Kebijakan struktural

4. Keuangan Mikro dapat menjadi faktor kritikal dalam usaha penanggulangan kemiskinan yang
efektif. Peningkatan akses dan pengadaan sarana penyimpanan, pembiayaan dan asuransi yang
efisien dapat membangun keberdayaan kelompok miskin dan peluang mereka keluar dari
kemiskinan, melalui:
a. Tingkat konsumsi yang lebih pasti dan tidak berfluktuasi
b. Mengelola risiko dengan lebih baik
c. Secara bertahap memiliki kesempatan untuk membangun aset
d. Mengembangkan kegiatan usaha mikronya
e. Menguatkan kapasitas perolehan pendapatannya
f. Dapat merasakan tingkat hidup yang lebih baik

5. Insentif pajak berupa penurunan tarif pajak dapat menjadi salah satu altefnatif untuk
meningkatkan tarif pajak. Penurunan tarif pajak bisa menjadi pendorong untuk menggairahkan
produksi, dengan bergairahnya pelaku ekonomi berproduksi, walaupun tarif pajak menurun,
secara absolut penerimaan pajak akan meningkat.

Anda mungkin juga menyukai