Anda di halaman 1dari 6

CATATAN BAHASA INDONESIA PENULISAN KATA

• Gabungan Kata Berimbuhan


PENULISAN HURUF Gabungan dua kata dari Unsur terikat (Tidak dapat berdiri sendiri) dan Usur tidak
Dalam bahasa Indonesia terdapat : terikat (Dapat berdiri sendiri) : Ditulis serangkai (Digabung).
26 Huruf Konsonan : B, C, D, F.......dst. Contoh :
5 Huruf Vokal : A, I, U, E, O Benar Salah
3 Huruf Diftong : ai, au, oi (Dua huruf vokal yang digabung dan hanya memiliki 1 Tunawisma Tuna wisma
bunyi) Antarkantor Antar kantor / Antar-kantor
Contoh : Nonformal Non formal
Kata Diftong *Kata dicetak miring : Unsur Terikat
Kerbau -au
Bau Bukan Diftong (Dikarenakan memiliki 2 bunyi yaitu: Ba-u) Gabungan dua kata dari Unsur Tidak Terikat
Contoh :
4 Gabungan huruf konsonan : kh, ng, ny, sy (Penggunaan gabungan huruf konsonan Benar Salah
selain itu berarti tidak baku) Tanda tangan Tandatangan
Contoh : Rumah sakit Rumahsakit
Kata Tidak Baku Kata Baku Orang tua Orangtua
Shalat Salat
Ustadz Ustaz 2 kata ditulis terpisah, jika kedua kata tersebut dapat diberikan imbuhan
Kawatir Khawatir Cth:
Tanggung : Menanggung, Ditanggung, Penanggung
Penggunaan gabungan huruf konsonan selain itu diperbolehkan jika selain kata umum Jawab : Menjawab, Dijawab, Penjawab
yang digunakan, seperti nama orang, tempat, dll. atau juga berasal dari bahasa selain Sehingga kedua kata tersebut harus ditulis terpisah menjadi : Tanggung Jawab
bahasa Indonesia. Dan juga ketika kata tersebut mendapat awalan / akhiran, penulisannya juga harus
Dalam bahasa Indonesia tidak terdapat suatu kata baku yang ditulis dengan dipisah, contoh:
menggunakan huruf Q dan X. Penanggung jawab, Tanggung jawabkan
Jika kata tersebut mendapatkan awalan dan akhiran sekaligus maka harus
HURUF KAPITAL penulisanya serangkai : Pertanggungjawaban
• Penggunaan huruf kapital dalam sebuah kalimat diperlukan ketika diikuti ”Nama
Diri” • Kata Depan dan Awalan
• Awal Kalimat Kata Depan (Di, Ke)
• Awal setiap “Nama” (orang, tempat, kitab, agama, gelar, bahasa, suku bangsa, Penulisan kata depan itu dipisah : Di atas, Ke atas
negara, hari, bulan, geografi, dll) *Untuk nama jenis tidak perlu penggunaan huruf Kata Awalan (Di, Ke)
kapital Cth: pisang ambon, jeruk bali, ikan mujair, ikan paus Penuslisan kata awalan itu digabung : Disumbang, Kekasih
• Kata yang menjadi hubungan kekerabatan : ayah, ibu, adik, kakek, nenek, saudara
dll. (yang menjadi sapaan / pengacuan) Untuk membedakan (Di/Ke) Kata Depan/Awalan yaitu:
Cth : Ayah sedang apa, Adik?. Kalau tidak salah, Kakek akan pergi ke Jakarta Dengan mengganti (Di/Ke) dengan (Me) : Jika bisa, maka (Di/Ke) Pada kata
• Nama singkatan: sarjana ekonomi (S.E), MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat) tersebut termasuk dalam Awalan, dan begitu pula sebaliknya.
• Penulisan Partikel • Penulisan Kata Ganti dan Kata Sandang
Partikel : -lah, -kah, -tah, -pun, -per Kata Ganti : -ku, -kau, kau- (digabung ketika “Predikat”, Dipisah “Subjek”), -
Pada dasarnya partikel ditulis secara terpisah dari kata yang mendahuluinya, mu, -nya
kecuali jika kata tersebut sebagai penghubung. Cth: Proklitik: Terletak Didepan
Dipisah: Mereka pun bertengkar, Parkir kendaraan pun sulit Enklitik: Terletak Dibelakang
Digabung: Walaupun demikan....., Sekalipun dengan susah payah......., Kata Sandang : Si, Sang

Partikel per PEMAKAIAN TANDA BACA


Dipisah : Ketika mengandung arti “tiap-tiap atau setiap” Cth: Harga kain per meter • Tanda Titik
itu......., Surat keputusan berlaku per Januari Akhir Kalimat
Digabung: Ketika mengandung arti “dibagi, dengan(menggunakan)” Cth: Dua Memisahkan angka jam, menit, detik pada penulisan waktu
pertiga bagian kue...., perlebar jalan Memisahkan antara bilangan ribuan yang menentukan jumlah
Dipakai dibelakang angka/huruf (untuk penomoran)
• Penulisan Singkatan & Akronim *cttn:
*Singkatan = Bentuk pendek dari satu kata/lebih dalam bentuk huruf demi huruf Tidak dipakai jika sudah dalam kurung
CTH : MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat) Tidak dipakai dalam penomoran lebih dari satu angka yang berbeda; misal 2B
Macam-macam singkatan: Tidak dipakai diakhir dalam penomoran yang lebih dari satu digit; misal 1.2.3
1. Singkatan yang ditulis dengan tanda titik: • Tanda Koma
Singkatan nama orang, sapaan, gelar, jabatan, pangkat: Dipakai:
S.Ak. (Sarjana Akuntansi) Pemerincian / Pembilangan
Singkatan terdiri dari 3 huruf atau lebih : Dll. Dsb. Sebelum kata penghubung
Singkatan terdiri dari dua huruf (surat menyurat): A.n. (Atas nama), Memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimat
s.d. (Sampai Dengan) Sebelum dan/atau Sesudah kata seru. Misal: Oh, Ya, Wah, Aduh, Hai
*Akronim = Bentuk pendek dari dua kata / lebih dalam bentuk kata Sebelum dan/atau sesudah kata sapaan. Misal: Bu, Dik, dll.
CTH: AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia), Balita (Bawah Lima Tahun) Dibelakang kata/ungkapan penghubung antar kalimat. Cth: Oleh karena itu, dll,
Memisahkan petikan langsung dari bagian lainnya (Kecuali kalimat tanya, kalimat
• Penulisan Lambang Bilangan perintah, kalimat seru)
*Ditulis dengan Angka: Diantara nama dan alamat, bagian bagian alamat, nama tempat dan wilayah
1. Menyangkut ukuran (panjang, luas, isi, berat), waktu, nilai uang Memisahkan nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka
2. Menyangkut penomoran (jalan, rumah, kantor, bagian karangan, ayat kitab, dsb.) Diantara nama orang dan singkatan gelar
Dipakai antara rupiah dan sen. Misal: Rp3.500,50
*Ditulis dengan Huruf • Tanda Titik Koma
Ketika dapat dinyatakan hanya dengan satu atau dua huruf, contoh: satu, dua, dua Pengganti kata penghubung
puluh, seratus, seratus satu, dll. (Kecuali dipakai secara berurutan dalam satu Dipakai diakhir perincian berupa klausa (kalimat)
kalimat) Cth: Terdapat 1 orang dari Malang, 5 orang dari Surabaya, dan 3 orang Memisahkan bagian bagian pemerincian dalam kalimat yang sudah menggunakan
dari Jakarta. tanda koma
• Tanda Titik Dua Tanda elipsis diakhir kalimat diberikan titik sehingga titik terdapat 4 buah.
Diakhir suatu pernyataan lengkap yang di ikuti pemerincian atau penjelasan • Tanda Petik (“...”)
Sesudah kata/ungkapan yang memerlukan pemerian. Contoh: Dipakai untuk menandai kalimat berupa petikan langsung
Ketua: Andy Digunakan untuk mengapit judul
Diantara: jilid/nomor dan halaman, surat dan ayat dalam kitab suci, judul dan anak Digunakan untuk mengapit istilah kimia
judul suatu karangan, nama kota dan penerbit • Tanda Petik Tunggal (‘...’)
• Tanda Hubung ( - ) Digunakan untuk mengapit petikan dalam petikan
Menandai bagian kata yang terpenggal oleh baris Digunakan untuk mengapit makna/terjemahan dari suatu kata/ungkapan
Menyambung unsur kata ulang • Tanda Kurung ((...))
Menyambung tanggal, bulan, tahun yang ditulis dalam bentuk angka Mengapit keterangan/penjelasan
Merangkai: Mengapit huruf/kata dalam kalimat yang keberadaannya sebenarnya dapat
Se- dengan kata berikut yang diawali huruf kapital: Se-Indonesia dihilangkan/dimunculkan.Cth : Saya pergi ke (Kota) Malang
Ke- dengan angka: Ke-2 Mengapit huruf/angka untuk pemerincian
Angka dengan -an: 1900-an • Tanda Kurung Siku ([...])
Kata atau imbuhan dengan singkatan yang berupa huruf kapital: Hari-H, Ber-KTP Mengapit suatu huruf/kata (sebagai koreksi kesalahan) dalam teks aslinya
Kata dengan kata ganti Tuhan: Rahmat-Nya Cth:
Huruf dan Angka: D-4 Teks Asli Teks Perubahan
Kata ganti -ku, -mu, -nya dengan singkatan yang berupa huruf kapital: KTP-mu Saya menengarkan lagu Saya men[d]engarkan lagu
Merangkai unsur bahasa Indonesia dengan bahasa lain: pen-tackle-an • Tanda Garis Miring
• Tanda Pisah ( – ) Penulisan nomor surat, alamat, dan penandaan masa tahun: (2012/2013)
Untuk membatasi penyisipan kata/kalimat yang memberi penjelasan diluar bangun Pengganti kata dan, atau, setiap
kalimat. Cth: Kemerdekaan itu – saya yakin akan tercapai – diperjuangkan oleh Mengapit suatu huruf/kata (sebagai koreksi kesalahan) dalam teks aslinya
bangsa itu sendiri Cth:
Menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan lain Teks Asli Teks Perubahan
Diantara dua bilangan, tanggal, atau tempat yang memiliki arti sampai dengan. Saya menengarkan lagu Saya men/d/engarkan lagu
Cth: Tahun 2010 – 2013 • Tanda Penyingkat/Aprostof (‘)
• Tanda Tanya Menunjukkan penghilangan bagian kata/angka dalam konteks tertentu
Pada akhir kalimat tanya Cth:
Dipakai dalam tanda kurung yang menyatakan bagian kalimat kurang dapat Malam ‘lah tiba > Malam telah tiba
dibuktikan 12-05-’18 > 12-05-2018
• Tanda Seru
Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyata- FRASA
an yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan ke- Frasa: Kelompok kata yang terdiri dari unsur inti (Utama) dan unsur keterangan
sungguhan, ketidakpercayaan, atau emosi yang kuat. (Tambahan)
• Tanda Elipsis (...) Jenis:
Menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat terdapat bagian yang dikosongkan Frasa Nominal: Unsur inti berupa kata benda. Cth: Buku baru, Mobil bagus
Untuk menulis ujaran yang tidak selesai dalam dialog Frasa Adjektiva: Unsur inti berupa kata sifat. Cth: Sangat tampan, Indah sekali
*Tanda elipsis diberi spasi baik sebelum dan sesudah Frasa Verbal: Unsur inti berupa kata verba. Cth: Sedang belajar, tidak tidur
Frasa Numeralia: Unsur inti berupa bilangan. Cth: sepuluh ekor, dua karung Subjek Frasa Adjektiva: Gagah dan berani.........
Frasa Preposisional: Frasa dengan kata preposisi. Di-, ke-, dari-, pada- dll. Subjek tidak dapat didahului kata depan/preposisi
• Frasa Endosentris • Ciri Predikat
Frasa memiliki unsur yang letak posisinya sama (Setara). Predikat dapat berupa: Verba, Adj, Frasa Verbal, Frasa Adj, Nomina, Frasa
Cth: Dua orang penjahat ditangkap polisi Nominal.
Dua orang [x] ditangkap polisi - Terletak setelah subjek
[x] penjahat ditangkap polisi - Dapat dinegasikan/diingkarkan:
Karena memiliki unsur yang setara, sehingga diantara unsur tersebut dapat Kata Kerja & Kata Sifat dapat diingkarkan dengan menambah kata “Tidak”
ditambahi dan / atau. Cth: Frasa: Tua muda (Tua dan muda / Tua atau Muda) pada sebelumnya
Frasa Endosentris Koordinatif : Unsur setara (Dapat disisipkan dan / atau) Kata Benda dapat diigkarkan dengan menambah kata “Bukan” pada
Frasa Endosentris Subordinatif : Unsur Tidak Setara (Tidak dapat disisipkan dan / sebelumnya.
atau). - Predikat kata kerja dapat didahului kata “Sedang, Belum, Akan”
• Frasa Eksosentris - Predikat berupa kata frasa preposional (di-, ke-, dari-): Anak-anak ke Jakarta
Frasa yang salah satu unsurnya memiliki posisi yang tak sama, sehingga tidak • Ciri Objek
dapat menggantikan unsur lainnya. Objek dapat berupa: nomina, frasa nominal, klausa
Cth: Saya berasal dari Yogyakarta - Objek muncul setelah kata kerja (Verba) transitif
Saya berasal [x] Yogyakarta Ciri verba transitif:
Saya berasal dari [x] Terdapat imbuhan: meng-.., meng-..-i, meng-...-kan.
- Dapat menjadi “Subjek” dalam kalimat pasif
KLAUSA DAN KALIMAT - Tidak dapat diberi preposisi
Klausa: Makna dalam kalimat - Objek hanya terdapat dalam kalimat aktif transitif
Kalimat: Terdiri minimal dari Subjek dan Predikat • Ciri Pelengkap
Struktur kalimat: Pelengkap dapat berupa: Verba, Adj, Frasa Verbal, Frasa Adj, Nomina, Frasa
S+P+{O+Pel+K} Nominal.
• Kalimat Dasar - Jika predikat berupa verba transitif, pelengkap terletak setelah objek
Kalimat yang terdiri atas satu klausa - Jika predikat berupa verba intransitif, pelengkap terletak setelah predikatnya
• Kalimat Pasif - Pelengkap tidak dapat menjadi “Subjek” dalam kalimat pasif
Ciri: terdapat imbuhan Di-, Ter-, Ke-...-an • Ciri Keterangan
• Kalimat Aktif Keterangan dapat berupa: Nomina (Frasa Nominal), Frasa Numeralia, Frasa
Ciri: Meng-, Me Preposional, Adverbia
• Ciri-Ciri Subjek
Subjek terdiri dari tiga jenis: KALIMAT EFEKTIF
Subjek Nomina: Dia, Mobil itu..., dll. Kalimat efektif harus mampu menciptakan kesepahaman antara penulis dan pembaca
Subjek Frasa Nomina: Mobil bagus itu...., dll. (Tidak menimbulkan ambigu)
Subjek Frasa Nomina Klausa: Mobil bagus yang berwarna hitam itu....., Ciri-Ciri kalimat efektif:
Subjek Verba: Merokok itu......., Berenang itu...... 1. Lugas: Disampaikan inti (Pokok) kalimat dengan tidak berbelit-belit
Subjek Frasa Verbal: Merokok di ruang tamu itu....... 2. Ketepatan: Kalimat ditulis agar tidak salah tafsir (tidak menimbulkan ambigu (multi
Subjek Adjektiva: Langsing........, Tamak........ tafsir))
3. Kejelasan: Kejelasan struktur dalam kalimat 5) Urgensi: Biasa, Segera, Kilat
Menghilangkan salah satu kata dibawah ini. 6) Penerima: Biasa, Edaran, Pengumuman
(Jika, Kalau, Karena)..., Maka...
(Walaupun, Meskipun)..., (Tetapi, Namun)... Jenis Surat
4. Kehematan = Menghilangkan pengulangan kata Surat Bisnis Surat Tugas & Surat Perintah
5. Kesejajaran = Kedua kata kerja harus paralel dalam 1 kalimat (Klo aktif ya aktif Nota Dinas & Surat Dinas Surat Edaran & Surat Pengumuman
semua kata kerjanya) Surat Kuasa & Surat Keterangan Perjanjian & Berita Acara
Surat Keputusan
SURAT
Fungsi Surat: Kriteria Bentuk Surat
- Alat Komunikasi - Pesan Jelas - Tata letak menarik Tata Letak:
- Bukti Tertulis - Tujuan Tegas - Bahasa Santun - Lurus: Lurus penuh, Lurus, Setengah Penuh
- Wakil Pengirim - Struktur Logis - Perhitungan Tepat - Bertakuk: Lekuk, Gantung
- Alat Pengingat - Isi Ringkas
- Pedoman Kerja - Informasi Lengkap

Dasar Surat
Bagian Materi Keterangan
Jenis Perbedaan surat Dinas vs 1. Kop surat:
Swasta Dinas: Kop surat berstandar
Swasta: Lebih luwes
2. Format Surat
Dinas: Semi Block
Swasta: Lebih luwes
Kelengkapan Standar jenis dan ukuran 1. Surat dinas korespondensi: Arial, 12
huruf 2. Surat dinas arahan: Bookman Old
Style, 12
Dasar Dasar hukum naskah dinas Perka ANRI No. 38 Tahun 2011
Hukum elektronik tentang petunjuk pelaksanaan tata
naskah dinas elektronik
Kaidah Kaidah tulis naskah dinas Kaidah surat cetak = kaidah surat
elektronik elektronik

Penggolongan Surat
1) Sifat: Praktik, Dinas, Bisnis
2) Wujud: Memo, Bersampul, Elektronik
3) Pesan: Rutin, Positif, Negatif
4) Kerahasiaan: Biasa, Terbatas, Rahasia
Saya: Bertindak atas nama pribadi
Hal/Judul - Notabene: Ditulis dibawah “Atas perhatian” = n.b
- Berhal
- Judul: Bersub judul, tanpa sub judul Bagian Akhir
- Tanda Tangan:
Penyusunan Surat Urutan: Nama jabatan, Tanda tangan, Nama pejabat
Bagian Awal: Kepala Surat (Kop Surat), Tanggal Surat, Keterangan Surat, Tujuan TTD Elektronik harus disertai sertifikat dari 7 penyelenggara sertifikat seperti:
Surat Kominfo, BSSN, dsb.
Bagian Tengah: Pembuka Surat, Isi Surat, Penutup Surat - Stempel: Di sebelah kiri TTD
Bagian Akhir: Tanda Tangan, Tembusan, Inisial Pembuat - Paraf: Di sebelah kanan nama jabatan
- Tembusan:
Bagian Awal Berurutan dari jabatan yang paling tinggi
- Kop: Terletak pada halaman pertama paling atas Tidak ditembuskan ke arsip
- Logo: Tidak perlu menyertakan “Yth.”
Satu Logo: Kiri atau Kanan Jika lebih dari satu, dibagian akhir ditutup dengan tanda “.”
Dua Logo: Kiri dan Kanan - Inisial: IL/sd (pengonsep/pengetik)
3/Lebih Logo: Berurut dari kiri
- Tanggal: Tanpa kota, ditulis lengkap Singkatan Dalam Surat
- Keterangan: Tujuan: Badan Surat:
Nomor: 1476/DJPDSPKP.2/TU.330/III/2021 Yang terhormat: Yth. Notabene: n.b.
Klasifikasi: Biasa/Segera, Biasa/Rahasia Untuk perhatian: u.p. Sampai dengan: s.d.
Lampiran: Selembar, dsb. Casa quo: c.q. Dan lain-lain: Dll.
Halaman: Halaman: Hlm.
Surat berperihal: hanya huruf pertama yang dikapitalkan Tanda Tangan: Dan sebagainya: Dsb.
Surat berjudul: semua huruf dikapitalkan Atas nama: a.n.
Tidak Panjang Untuk beliau: u.b.
- Tujuan: Yth. +Gelar/sapaan +Nama/jabatan
- Salam pembuka: Dengan hormat, Assalamualaikum Wr. Wb., Salam Laras Bahasa
Konteks Bisnis!
Bagian Tengah - Contoh Tulisan: Surat laporan, Prosedur
- Pembuka: Dalam rangka..., Untuk menindaklanjuti.., Sebagai tindak lanjut.., - Contoh Lisan: Presentasi, Rapat
Sehubungan dengan..., Bersama ini..., Dengan ini... - Paragraf & Kalimat: Sedang
- Penutup: Demikian undangan kami sampaikan..., Atas perhatian dan kerja sama - Pilihan Kata: Baku, Teknis
Bapak/Ibu, kami ucapkan terima kasih, Kami memohon bantuan Bapak/Ibu untuk - Ejaan: Tertib
dapat memenuhi permohonan kami tersebut
- Zona Waktu: Penulisan zona waktu diperlukan, jika terdapat penerima di tempat Tataran Bahasa
dengan zona waktu berbeda - Wacana (Nada) : Positif (Formal banget), Negatif
- Penulis:
Kami: Mewakili institusi

Anda mungkin juga menyukai