Anda di halaman 1dari 13

3.

Imbuhan
Kata berimbuhan adalah kata-kata dasar yang mendapatkan imbuhan yang berupa
awalan, akhiran, sisipan, dan awalan-akhiran. Imbuhan sendiri berfungsi untuk
menambahkan arti atau maksud dari kata-kata dasar yang diberi imbuhan tersebut.
a. Macam-Macam Imbuhan
Dalam bahasa Indonesia ada 4 macam imbuhan yaitu:
v Awalan (Prefiks)
Prefiks adalah imbuhan-imbuhan yang diletakan pada awal kata dasar. Imbuhan-
imbuhan yang termasuk ke dalam awalan (prefiks) adalah: me-, ber-, ke-, di-, ter-, pe-, dan
se-.
· Me-
Awalan me- bisa berubah menjadi beberapa macam bentuk diantaranya adalah men-,
meng-, meny-, mem-, dan menge-. Perubahan-perubahan tersebut tergantung dengan kata
dasarnya dan makna yang akan dibentuk. Berikut makna dari imbuhan me- yang menyatakan
suatu perbuatan aktif: mengambil, menyiram, mengesampingkan, mempertahankan.
· Ber-
Awalan ber- mempunyai beberapa macam perubahan yaitu bel- dan ber-. Perubahan-
perubahan tersebut tergantung dengan kata dasarnya. Imbuhan ber- memiliki beberapa
macam makna yaitu:

Menyatakan kepunyaan : Beranak, berotot, beruang


Menyatakan penggunaan : Bersepeda, bermotor
Menyatakan kegiatan : bertelur, berkarya, bekerja
Menyatakan jumlah : Berdua, bertiga
Menyatakan suasana hati: bersedih, berbahagia, dan lain-lain.
· Ke-
Awalan ke- tidak memiliki bentuk perubahan khusus, tetapi memiliki makna untuk
menyatakan urutan : kesatu, kedua, ketiga, dst.
· Di-
Imbuhan di- adalah kebalikan dari imbuhan me- yang membentuk kata dasar
bermakna pasif. Contoh: di + siram = disiram, dilihat, dipukul.
· Ter-
Imbuhan ter- sama dengan imbuhan di- yang membentuk kata kerja pasif. Namun,
imbuhan ter- cenderung menyatakan perbuatan yang tidak disengaja. Selain kata kerja pasif,
imbuhan ter- memiliki beberapa macam makna yaitu:
Menyatakan sifat: Terpandai, terbaik, terhebat
Menyatakan ketidaksengajaan: Terbawa, tertinggal
Menyatakan keadaan telah: tertutup, terbuka, terkunci
Menyatakan kegiatan tibaa-tiba: tertawa, terjatuh
· Pe-
Awalan pe- memiliki macam-macam perubahan bentuk seperti yang terjadi pada
awalan me- yaitu: peng-, penye-, per-. Makna dari Imbuhan pe- adalah sebagai berikut:
Menyatakan pelaku, penyebab: pembaca, penulis, pengajar, pemanis, pemutih
Menyatakan pekerjaan: perpanjang, perlambat, percantik
Menyatakan alat: penghapus, penggaris, pengasah
Menyatakan sifat: pemalu, pemaaf
· Se-
Imbuhan se- membentuk kata dasar memiliki makna antar lain:
Menyatakan satu: selembar, sepotong, sebiji
Menyatakan keseluruhan: sekelas, sekampung, sekota
Menyatakan sifat: sepandai, secantik, sebesar
v Sisipan (infiks)
Sisipan adalah imbuhan yang diletakan di tengah-tengah kata dasar. Bentuk-bentuk
sisipan antara lain –el-, -em-, dan –er-. Contoh: -em- + getar = gemetar. Imbuhan infiks
membentuk kata dasar yang memiliki makna sebagai berikut:
Menyatakan intensitas dan jumlah: gemetar, gemerincing, temali
Menyatakan sifat: temurun, telunjuk, gelembung, gemetar
v Akhiran (sufiks)
Akhiran sufiks adalah imbuhan yang diletakan pada akhir kata dasar. Ada beberapa
macam bentuk imbuhan sufiks, diantaranya adalah –kan, -I, -an, -kah, -tah, dan –pun.
· -kan
Imbuhan kan memberikan kata dasar memiliki makna sebagai berikut:
Menyatakan perintah: Dengarkan, ambilkan, pejamkan
· -I
Akhiran –I membetuk kata dasar menjadi kata yang bermakna sebagai berikut:
Menyatakan perintah: turuti, kuliti, gelitiki
· -an
Akhiran –an membentuk kalimat menjadi bermakna sebagai berikut:
Menyatakan tempat: lapangan, kubangan, pangkalan
Menyatakan alat: timbangan, garisan
Menyatakan suatu hal atau objek tertentu: gambaran, lukisan, lamaran, didikan
Menyatakan keseluruhan: lautan
Menyatakan bagian: satuan, kiloan, tahunan, mingguan
Menyatakan kemiripan: mobil-mobilan, kuda-kudaan
· -kah, -tah
Akhiran –kah dan -tah membentuk kata dasar sehingga memiliki makna:
Menyatakan penegasan dalam pertanyaan: bukankah, sulitkah, mudahkah, iyatah, rugitah,
panjangtah
· -pun
Akhiran –pun membentuk kata dasar yang bermakna:
Memiliki makna seperti “juga”: merekapun, diapun, sayapun
v Awalan-akhiran (Konfiks)
Konfliks adalah imbuhan yang diletakan pada bagian awal dan akhir kata. Imbuhan-
imbuhan konfiks diantaranya adalah me-kan, pe-an, ber-an, se-nya.
· Me-kan, Me-i
Imbuhan me-kan bisa berubah menjadi memper-kan, menye-kan. Imbuhan-imbuhan
tersebut memiliki makna sebagai berikut:
Menyatakan kegiatan aktif: mengirimkan, memantulkan, menggembirakan, menelatarkan,
mengirimi, meyambangi, dll.
· Di-kan, Di-i
Imbuhan di-kan dan di-i memiliki makna yang sama dengan imbuhan me-kan, tetapi
imbuhan ini membentuk kata kerja pasif.
Contoh: Dikirimkan, dipantulkan, digembirakan, ditelantarkan, dikirimi, dilempari, dll.
· Pe-an
Imbuhan pe-an membentuk kata dasar sehingga memiliki makna sebagai berikut:
Menyatakan suatu hal atau perbuatan: pendidikan, pengangguran, perampokan, pemeriksaan.
Menyatakan suatu proses: Pendaftaran, pembentukan, pembuatan.
Menyatakan tempat: penampungan, pemandian, pegunungan.
· Se-nya
Imbuhan se-nya membentuk kata dasar sehingga memiliki makna sebagai berikut:
Menyatakan tingkatan atau pengulangan: Sebaik-baiknya, sebagus-bagusnya, secantik-
cantiknya.
Pengertian Singkatan
Singkatan adalah bentuk singkat yang terdiri atas satu huruf atau lebih.

2.2. Macam Bentuk Penulisan Singkatan


Dalam penulisan singkatan terdapat macam-macam bentuk penulisan singkatan yang
sesuai ejaan bahasa Indonesia. Berikut bentuk penulisan singkatan:
a. Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat. Singkatan ini
diikuti dengan tanda titik dibelakang tiap-tiap singkatan itu.
Contoh :
A.H. Nasution Abdul Haris Nasution
H. Hamid Haji Hamid
S.Pd. sarjana pendidikan
Bpk. Bapak
S.B.Y. Susilo Bambang Yudhoyono
Catatan: Untuk singkatan pada penulisan nama, gelar, atau jabatan diambil satu huruf atau
lebih dari kata tersebut yang merupakan deratan huruf pada kata tersebut dan ditulis diawali
dengan huruf kapital. Penulisan selalu diikuti dengan tanda titik untuk memisahkan singkatan
kata yang satu dengan singkatan kata kedua.

b. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau


organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas gabungan huruf awal pada
tiap-tiap kata . Bentuk singkatan ini ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti
dengan tanda titik.
Contoh :
DPR Dewan Perwakilan Rakyat
PBB Perserikatan Bangsa Bangsa
SD sekolah dasar
KTP kartu tanda penduduk
WHO World Health Organization

c. Singkatan kata yang berupa gabungan huruf dari satu kata yang diikuti dengan
tanda titik.
Contoh :
jml. jumlah
kpd. kepada
tgl. tanggal
hlm. halaman

d. Singkatan gabungan kata yang terdiri atas dua atau tiga kata, biasanya disingkat
dengan mengambil huruf awal pada tiap-tiap kata, kemudian diakhiri dengan tanda
titik.
Contoh :
dll. dan lain-lain
dsb. dan sebagainya
Yth. Yang terhormat
dst. dan seterusnya
dkk. Dan kawan-kawan

e. Singkatan gabungan kata yang terdiri atas dua huruf (lazim digunakan dalam surat
menyurat). Singkatan ini di tulis dengan huruf kecil dan diikuti oleh tanda titik antar
huruf pada singkatan.
Contoh :
a.n. atas nama
d.a. dengan alamat
u.b. untuk beliau
u.p. untuk perhatian
a.l. antara lain
f. Singkatan untuk lambang kimia, singkatan satuan, takaran, timbangan, dan mata
uang. jenis singkatan ini tidak diikuti oleh tanda titik.
Contoh :
cm centimeter
Kg kilogram
Cu kuprum
Rp rupiah
Na Natrium
g. Singkatan huruf dan angka yang disingkat dengan mengkombinasikannya
menggunakan angka karena memiliki kesamaan awalan huruf. Angka digunakan
untuk menunjukkan jumlah huruf pada singkatan atau dapat pula menunjukkan
tanggal, jenjang, serta tipe.
Contoh :
P2B Pusat Pengembangan Bahasa
S1 Strata satu
D3 Diploma tiga
G30SPKI gerakan 30 September PKI
PS3 playstation tiga

2.3. Pengertian Akronim


Akronim adalah singkatan dari dua kata atau lebih yang diperlakukan ol9sebagai sebuah
kata.

2.4. Macam Bentuk Penulisan Akronim


Dalam penulisan akronim terdapat cara-cara tertentu yang sesuai ejaan bahasa Indonesia.
Berikut macam bentuk dalam penulisan akronim:
a. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal unsur-unsur nama diri. Akronim ini
ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
Contoh :
SIM surat izin mengemudi
LAN Lembaga Administrasi Negara
ABRI Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
IKIP Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan

b. Akronim nama diri yang berupa singkatan dari beberapa unsur ditulis dengan huruf awal
kapital.
Contoh :
Bulog Badan Urusan Logistik
Kowani Kongres Wanita Indonesia
Bappenas Badan Perencanaa Pembangunan Nasional
Akabri Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
c. Akronim bukan nama diri yang berupa gabungan dari dua kata atau lebih. Akronim ini
ditulis dengan huruf kecil.
Contoh :
pemilu pemilihan umum
iptek ilmu pengetahuan dan teknologi
tilang bukti pelanggaran
rudal peluru kendali

Catatan: ada aturan-aturan yang hendaknya tidak diabaikan begitu saja saat membuat
akronim, yaitu sebagai berikut:
· Jumlah suku kata dalam akronim tidak melebihi kata yang sudah lazim dalam bahasa
indonesia. Artinya, tidak lebih dari tiga suku kata.
· Akronim dibentuk dengan mengindahkan keserasian antara vokal dan konsonan yang
sesuai dengan pola kata bahasa Indonesia, yang lazim agar mudah diingat.

PEMBAHASAN
A. Pengertian Kata Serapan
Kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa asing yang sudah diintegrasikan ke
dalam suatu bahasa dan diterima pemakaiannya secara umum.
Masyarakat Indonesia sekarang, telah banyak menggunakan kata – kata serapan.
Mereka berpendapat bahwa menggunakan kata – kata serapan adalah suatu hal yang dapat
menjadikan mereka dianggap sebagai orang yang terpelajar, gaul, modern dan lain-lain.
Padahal, di sisi lain penggunaan kata serapan tidak hanya menimbulkan dampak positif,
namun juga akan menimbulkan dampak negatif yang tidak disadari oleh masyarakat.
B. Kata Serapan dalam bahasa indonesia
Dalam perkembangannya bahasa Indonesia mengambil unsur atau kata dari bahasa
lain, seperti bahaa daerah atau bahasa asing. Sudah banyak kosa kata dari bahasa asing dan
daerah yang digunakan dalam bahasa Indonesia. Terlebih dahulu kata-kata itu disesuaikan
dengan kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia, baik itu dalam hal pengucapan maupun
penulisannya. Kata-kata sepeerti itulah yang dinamakan dengan Kata-Kata Serapan.

Bahasa Indonesia adalah bahasa yang terbuka. Maksudnya ialah bahwa bahasa ini banyak
menyerap kata-kata dari bahasa lainnya.

Asal Bahasa Jumlah Kata


Arab 1.495 kata
Belanda 3.280 kata
Tionghoa 290 kata
Hindi 7 kata
Inggris 1.610 kata
Parsi 63 kata
Portugis 131 kata
Sanskerta-Jawa
677 kata
Kuna
Tamil 83 kata
Proses penyerapan itu dapat dipertimbangkan jika salah satu syarat dibawah ini terpenuhi,
yaitu :
a. Istilah serapan yang dipilih cocok konotasinya
b. Istilah yang dipilih lebih singkat dibandingkan dengan terjemahan Indonesianya
c. Istilah serapan yang dipilih dapat mempermudah tercapainya kesepakatan jika istilah
Indonesia terlalu banyak sinonimya
1. Kata Serapan Masuk Ke Dalam Bahasa Indonesia Dengan 4 Cara Yaitu :
Cara Adopsi
Terjadi apabila pemakai bahasa mengambil bentuk dan makna kata asing itu secara
keseluruhan.
Contoh : supermarket, plaza, mall
2. Cara Adaptasi
Terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil makna kata asing itu, sedangkan ejaan atau
penulisannya disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia
Contoh :
Pluralization > pluralisasi
Acceptability > akseptabilitas
3. Penerjemahan
Terjadi apabila pemakai bahasa mengambil konsep yang terkandung dalam bahasa asing itu,
kemudian kata tersebut dicari padanannya dalam Bahasa Indonesia
Contohnya :
Overlap > tumpang tindih
Try out > uji coba
4. Kreasi
Terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil konsep dasar yangada dalam bahasa
Indonesia. Cara ini mirip dengan cara penerjemahan, akan tetapi memiliki perbedaan. Cara
kreasi tidak menuntut bentuk fisik yang mirip seperti penerjemahan.
Boleh saja kata yang ada dalam bahasa aslinya ditulis dalam 2 atau 3 kata, sedangkan bahasa
Indonesianya hanya satu kata saja.
Contoh :
Effective > berhasil guna
Spare parts > suku cadang
Di samping itu, akhiran yang berasal dari bahasa asing diserap sebagai bagian kata
yang utuh. Kata seperti standardisasi, implementasi, dan objektif diserap secara utuh di
samping kata standar, implemen, dan objek.
Pedoman EYD mengatur kaidah ejaan yang berlaku bagi unsur-unsur serapan.
Beberapa kaidah yang berlaku misalnya c di muka a, u, o, dan konsonan menjadi k (cubic
menjadi kubik, construction menjadi konstruksi), q menjadi k (aquarium menjadi akuarium,
frequency menjadi frekuensi), f tetap f (fanatic menjadi fanatik, factor menjadi faktor), ph
menjadi f (phase menjadi fase, physiology menjadi fisiologi).
Akhiran-akhiran asing pun dapat diserap dan disesuaikan dengan kaidah bahasa
Indonesia. Misalnya akhiran -age menjadi -ase, -ist menjadi -is, -ive menjadi -if.
Akan tetapi, dengan berbagai kaidah unsur serapan tersebut, kesalahan penyerapan masih
sering kali dilakukan oleh para pemakai bahasa. Pujiono menemukan kata sportifitas lebih
banyak muncul di Google dibandingkan kata sportivitas, demikian pula dengan kata aktifitas
dibandingkan dengan kata aktivitas.
Cara menulis tidak menjadi pertimbangan penyesuaian kata serapan . Umumnya kata
serapan disesuaikan pada lafalnya saja. Meski kontak budaya dengan penutur bahasa –
bahasa itu berkesan silih berganti, proses penyerapan itu ada kalanya pada kurun waktu yang
tmpang tindih sehingga orang-orang dapat mengenali suatu kata serapan berasal dari bahasa
yang mereka kenal saja
Satu hal lagi, bahasa Indonesia memang termasuk luwes dalam menerima dan
menyerap unsur dari berbagai bahasa lain. Namun keluwesan ini hendaknya tidak membuat
kita serampangan dalam membentuk istilah baru dan mengabaikan khazanah bahasa kita.
C. Contoh Unsur Serapan:
Kata Kata
Kata Asal Kata Asal
NO Serapan NO Serapan
Asing Baku Bahasa Asing Baku Bahasa
1 Actor Aktor Inggris 26 Absent Absen Belanda
2 Allergy Alergi Inggris 27 Accu Aki Belanda
3 Access Akses Inggris 28 Agent Agen Belanda
4 Acting Akting Inggris 29 Album Album Belanda
5 Ballpoint Bolpen Inggris 30 Altaar Altar Belanda
6 Check Cek Inggris 31 Bak Bak Belanda
7 Detail Detil Inggris 32 Barak Barak Belanda
8 Dilemma Dilema Inggris 33 Balsem Balsem Belanda
9 Disco Disko Inggris 34 Bandiet Bandit Belanda
10 Dose Dosis Inggris 35 Batterij Batere Belanda

Selain kata serapan, ternyata bahasa Indonesia juga memunyai beberapa


afiks atau imbuhan serapan. Imbuhan serapan dalam bahasa Indonesia ditulis serangkai
dengan bentuk dasarnya.
Beberapa imbuhan serapan itu antara lain :
1. An -, a - [= tidak] ; anarki, amoral, anorganik
2. Ab - [= dari] ; abrasi, abnormal
3. Tele - [= jauh] ; televisi, telepon
4. Mini - [= kecil] ; miniatur, mini bus
5. Super - [= di atas] ; supersonik, super power, supervisi
6. Uni - [= satu] ; unilateral, universitas
7. Nomo - [= satu] ; monoton, monogami, ,monofobia
8. Sub - [= dibawah] : subversi, subsidi, subordinasi
9. Trans - [= seberang, lewat] ; transisi, tranfusi
10. Semi - [= setengah, sebagian] ; semiautomatis, semiformal, semifinal.

Di samping pegangan untuk penulisan unsur serapan tersebut di atas, berikut ini
didaftarkan juga akhiran-akhiran asing serta penyesuaiannya dalam bahasa Indonesia.
Akhiran itu diserap bagian kata yang utuh. Kata seperti standarditasi, efektif, dan
implementasi diserap secara utuh di samping kata standar,efek,dan implement.
-aat (Belanda) menjadi –at
Advokaat advokat
plaat pelat
-age menjadi –ase
Percentage persentase
Etalage etalase
-al, -eel (Belanda), -aal (Belanda) menjadi –al
structural, structureel structural
formal, formeel formal
-ant menjadi -an
Accountant akuntan
Informant informan
-archy, -archie (Belanda) menjadi arki
anarchy, anarchie anarki
oligarchy, oligarchie oligarki
-ary, air (Belanda) menjadi -er
complementary, complementair komplementer
primary, primair primer
-(a)tion, -(a)tie (Belanda) menjadi -asi, -si
action, actie aksi
publication, publicatie publikasi
-eel (Belanda) yang tidak ada padanannya dalam bahasa Inggris menjadi –il
matereel materiil
morel moril
-ein tetap ein
Casein kasein
Protein protein
-ic, -ics, -ique, -iek, -ica (nomina) menjadi -ik, ika
logic, logica logika
phonetics, ponetiek fonetik
ic (nomina) menjadi ik
electronic elektronik
statistic statistik
-ic, -ical, -isch (adjectiva) menjadi -is
electronic, electronisch elektronis
economical, economisch ekonomis
-ile, -iel menjadi -il
percentile, percentiel persentil
mobile, mobiel mobil
-is, -isme (Belanda) menjadi –isme
modernism, modernisme modernisme
communism, comunisme komunisme
-ist menjadi -is
publicist publisis
egoist egois
-ive, -ief (Belanda) menjadi -if
descriptive, descriptief deskriptif
demonstrative, demonstratief demonstratif
-logue menjadi -log
catalogue katalog
dialogue dialog
-logy, -logie (Belanda) menjadi –logi
technology, technologie teknologi
physiology, pysiologie fisiologi
-loog (Belanda) menjadi –log
analoog analog
epiloog epilog
-oid, -oide (Belanda) menjadi -oid
homonoid, homonoide homonoid
anthropoid, anthropoide anthropoid
-oir(e) menjadi -oar
trotoir trotoar
repertoire repertoar
-or, -er, (Belanda) menjadi -ur, -ir
director, directer direktur
inspector, inspecteur inspektur
-or tetap -or
dictator dictator
corrector corektor
-ty, -teit (Belanda) menjadi -tas
university, universiteit universitas
quality, kwaliteit kualitas
-ure, -uur (Belanda) menjadi -ur
structure, struktuur struktur
premature, prematuur premature
D. Penyerapan Istilah Asing
Demi kemudahan pengalihan antarbahasa dan keperluan masa depan, pemasukan istilah
asing, yang bersifat internasional, melalui proses penyerapan dapat dipertimbangkan jika
salah satu syarat atau lebih yang berikut ini dipenuhi.
a. Istilah serapan yang di pilih lebih cocok karena konotasinya
b. Istilah serapan yang di pilih lebih singkat jika dibandingkan dengan terjemahan
Indonesianya.
c. Istilah serapan yang dipilih dapat mempermudah tercapainya kesepakatan jika istilah
Indonesia trlalu banyak sinonimnya.
Istilah Asing Istilah Indonesia yang Istilah Indonesia yang dijauhkan
dianjurkan
Anus Anus Lubang pantat
Faeces Feses Tahi
Urine Urine kencing
Amputation Amputasi Pemotongan (pembuangan) anggota badan
Decibel Decibel Satu ukuran kekerasan suara
Lip rounding Labialisasi Pembundaran bibir
Marathon Marathon Lari jarak jauh
Oxygen Oksigen Zata asam
Chemistry Kimia Ilmu urai

Dysentery Disentri Sakit murus;berak darah;mejan


Energy energi Daya;gaya;tenaga;kekuatan
Horizon Horizon Kakilangit;ufuk cakrawala
Narcotic narkotik Madat;obatbius;candu;opium;dadah;ganja

E. Macam Dan Sumber Bentuk Serapan


Istilah yang diambil dari bahasa asing dapat berupa bentuk dasar atau bentuk turunan.
Pada prisipnya dipilih bentuk tunggal, kecuali kalau konteksnya condong pada bentuk jamak
pemilihan bentuk tersebut dilakukan dengan pertimbangan
1. Konteks situasi dan ikatan kalimat
2. Kemudahan belajar bahasa
3. Kepraktisan.
Demi keseragaman, sumber rujukan yang diutamakan ialah istilah inggris yang
pemakaiannya sudah internasional, yakni yang dilazimkan oleh para ahli dalam bidangnya.
Penulisan istilah itu sedapat-dapatnya dilakukan dengan mengutamakan ejaannya dalam
bahasa sumber tanpa mengabaikan segala lafal.

Misalnya:
Bound morpheme morfem terikat
Clay colloid koloid lempung
Clearance volume ruang bakar
Subdivision subbagian

Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsur dari pelbagai bahasa


lain, baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing seperti Sansekerta, Arab, Portugis,
Belanda, atau Inggris.
Berdasarkan taraf integrasinya, unsur pinjaman dalam bahasa Indonesia dapat dibagi atas
dua golongan besar.
1. Unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap dalam bahasa Indonesia, seperti
reshuffle, shuttle cock. Unsur-unsur ini dipakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi
pengucapannya masih menbikuti cara asing.
2. Unsur pinjaman yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa
indonesia. Dalam hal ini diusahakan agar ejaannya hanya diubah seperlunya sehingga bentuk
Indonesia nya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.
3. Unsur yang sudah lama terserap dalam bahasa Indonesia tidak perlu lagi diubah ejaannya
contoh : otonomi, dongkrak, paham, aki, dan sebagainya.
Bahasa Indonesia telah menyerap berbagai unsur dari bahasa lain, baik bahasa daerah
maupun dari bahasa asing Sansekerta ,Arab,Portugis, Belanda, Inggris, dan bahasa asing lain.
Untuk keperluan itu telah diusahakan ejjaan asing hanya diubah seperlunya sehingga
bentuk Indonesia masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya. Di dalam Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dicantumkan aturan penyesuaian itu.
Dapat ditambahkan bahwa hal ini terutama dikenakan kepada kata dan istilah yang baru
masuk ke dalam bahasa Indonesia, serapan lama yang sudah dianggap umum tidak selalu
harus mengikuti aturan penyesuaian tadi.
Berikut ini contoh unsur serapan itu.
Ø Baku Tidak Baku
o apotek : apotik
o atlet : atlit
o atmosfer : atmosfir
o aktivitas : aktifitas
Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsur dari berbagai bahasa lain, baik
dari bahasa daerah (lokal) maupun bahasa asing, seperti Sansekerta, Arab, Portugis, dan
Belanda.
F. Kaidah Penyesuaian Ejaan Unsur Bahasa Asing
Berikut ini kaidah penyesuaian ejaan unsur serapan dari bahasa asing ke dalam bahasa
Indonesia
1. -al, eel, -aal (Belanda) menjadi -al, contoh :
· national menjadi nasional
· rationeel, rational menjadi rasional
· normaal, normal menjadi normal
2.(Sansekerta) menjadi s- contoh :
· cabda menjadi sabda
· castra menjadi sastra
3.oe- ( Yunani) menjadi e- contoh :
· oestrogen menjadi estrogen
· oenology menjadi enology
4.kh- (Arab) tetap kh- contoh :
· khusus tetap menjadi khusus
· akhir tetap menjadi akhir
5.oo (Inggris) menjadi u contoh :
· cartoon menjadi kartun
· proof menjadi pruf

Anda mungkin juga menyukai