Anda di halaman 1dari 14

Penulisan kata

dalam ejaan yang


disempurnakan
Dosen pengampu : Hafizah,M.PD
Nama kelompok 5
01 02 03
Allisa Isnaini Ashillah Azizah Roisah Nurul F.
202310325129 202310325169 202310325190

04 05
Muhammad Fatir
Olga gabriellina
maulana
202310325279
202310325160
pengertian
EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) adalah tata bahasa dalam
bahasa Indonesia yang mengatur penggunaan bahasa Indonesia
dalam tulisan, mulai dari pemakaian dan penulisan huruf kapital dan
huruf miring, serta penulisan unsur serapan.
Ejaan adalah keseluruhan aturan tentang penggunaan lambang
lambang bunyi bahasa dengan kaidah tulisan yang telah
distandardisasikan. Ejaan tidak semata-mata hanya digunakan untuk
menulis kata atau kalimat dengan benar. Ejaan juga memiliki fungsi
yang cukup penting dalam penulisan bahasa Indonesia.
Fungsi EYD
1. Sebagai standar dalam membuat tata bahaasa semakin baku.
2. Menjadikan pemilihan kosa kata dan istilah lebih baku.
3. Untuk menyaring unsur bahasa asing ke bahasa Indonesia, sehinggan
dalam penulisannya tidak menghilangkan makna aslinya.
4. Penggunaan ejaan yang disempurnakan dapat membantu dalam memahami
informasi lebih cepat dan mudah, karena penulisan bahasa yang lebih
teratur.
Penulisan kata
Penulisan kata adalah proses atau cara menulis yang mepertimbangkan unsur bahasa
yang diucapkan atau dituliskan sebagai wujud kesatuan perasaan dan pikiran yang
dapat digunakan dalam berbahasa sesuai ejaan yang disempurnakan.

Kata dasar
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), yang dimaksud dengan kata dasar
adalah kata yang menjadi dasar bentukan dari kata yang lebih besar. Sederhananya, kata
dasar merupakan kata yang masih asli atau belum tercampur dengan imbuhan atau kata
tambahan lainnya. Berikut beberapa contoh kalimat dengan kata dasar:
1. Adik makan nasi pecel.
2. Roni lari mengejar ayamnya yang kabur
3. Kakak sedang tidur di kamarnya.
Kata berimbuhan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), imbuhan berarti bubuhan yang berupa awalan, sisipan,
akhiran pada kata dasar untuk membentuk kata baru. kata imbuhan berfungsi untuk mengubah makna dari kata
dasarnya. Jenis jenis imbuhan:

A. Imbuhan Berdasarkan Posisinya


1. Prefiks (Awalan)
● Prefiks adalah jenis imbuhan yang letaknya di awal kata dasar.
● Contoh: beranak, pengerat, melamar, tertutup, dibaca.
2. Sufiks (Akhiran)
● Sufiks adalah jenis imbuhan yang letaknya di akhir kata dasar.
● Contoh: timbangan, panaskan, beresi, bajunya, lamaran.
Kata berimbuhan
3. Infiks (Sisipan)
● Infiks adalah imbuhan yang letaknya disisipkan di tengah kata dasar.
Contoh: melaju, temali, seruling.
4. Konfiks (Gabungan awalan dan akhiran)
● Konfiks adalah imbuhan yang terletak di awal dan akhir kata dasar
Contoh: ketakutan, perkotaan, seandainya, berduaan.
Kata berimbuhan
B. Imbuhan Untuk Serapan Bahasa Asing
1. Imbuhan Bahasa Arab
Imbuhan Bahasa Arab fungsinya sebagai pembentuk atau penanda kata sifat, seperti -ah dan -i.
Contoh: manusiawi, alamiah, alami.
2. Imbuhan Bahasa Sansekerta
Imbuhan Bahasa Sanskerta fungsinya sebagai pembentuk kata benda, seperti -man, -wan dan -wati.
Contoh: budiman, wartawan, pragawati.
3. Imbuhan Bahasa Inggris
Imbuhan Bahasa Inggris fungsinya sebagai pembentuk kata sifat, seperti -an, -en, -is, -if dan -al.
Contoh: imigran, presiden, egois, deskriptif, formal.
Gabungan kata
Gabungan kata atau frasa adalah bentuk kata yang terdiri dari dua kata atau lebih yang digabungkan menjadi
satu unit makna. Gabungan kata dapat membentuk kata benda, kata kerja, atau kata sifat. Macam-macam
gabungan kata:
Unsur gabungan kata, termasuk istilah khusus, ditulis terpisah.
Contoh: cendera mata, ibu kota, kambing hitam
Gabungan kata yang dapat menimbulkan salah pengertian ditulis dengan membubuhkan tanda
hubung (-) di antara unsur-unsurnya.
Contoh:
ibu-bapak kami ‘ibu dan bapak kami'’
ibu bapak-kami ‘ibu dari bapak kami (nenek)'’
Gabungan kata

Gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran sekaligus ditulis serangkai.
Contoh: dilipatgandakan, menggarisbawahi, menyebarluaskan
Gabungan kata yang hanya mendapat awalan atau akhiran ditulis terpisah.
Contoh: bertepuk tangan, sebar luaskan, garis bawahi
Gabungan kata berikut ditulis serangkai.
Contoh: acapkali, adakala, apalagi
Singkatan dan akronim
Menurut Kamus Besar Bahas Indonesia (KBBI), singkatan berarti hasil menyingkat atau memendekkan huruf
atau gabungan huruf. Secara sederhana, singkatan dapat dikatakan sebagai hasil dari kependekan atau ringkasan
huruf maupun gabungan huruf yang dalam pelafalannya dibaca per huruf. Macam macam singkatan:

Singkatan nama seseorang, nama gelar, sapaan, jabatan atau pangkat.

Contoh: S. Pd. (Sarjana Pendidikan)


Singkatan untuk nama resmi lembaga pemerintah, badan, organisasi, dan nama dokumen resmi.
Contoh: UUD (Undang Undang Dasar)
Singkatan kata dalam pembuatan catatan rapat atau kuliah.
Contoh: Kpd (Kepada)

Singkatan umum.
Contoh: s.d. (sampai dengan)
Kata Depan
Kata depan atau preposisi adalah salah satu jenis kelas kata yang jika berada di dalam kalimat, akan berada
di depan atau sebelum kata lain di dalam sebuah kalimat. Jenis jenis kata depan:

A. Kata Depan Tunggal


Kata depan ini memiliki bentuk hanya satu kata atau tunggal. Jenis kata depan tunggal terbagi jadi dua jenis lagi, di
antaranya:
1. Kata Dasar: kata depan tunggal yang tidak punya imbuhan, awalan, atau sisipan.
Contoh: di, buat, bagi, dengan, akan, sampai, hingga, untuk, oleh, sejak, seperti, tanpa.

2. Kata Imbuhan: jenis kata depan yang biasa digunakan untuk tambahan atau imbuhan, bentuknya akan
berkembang sesuai imbuhan yang digunakan. Kata depan imbuhan punya awalan, akhiran, juga gabungan dari
beberapa jenis kata lain, seperti kata kerja, kata sifat, sampai kata nomina.
Kata Depan
B. Kata Depan Majemuk
Kata depan majemuk punya dua kata depan tunggal dalam satu kalimat. Dua jenis kata depan tunggal ini
punya tujuan untuk menjelaskan lebih detail dan lengkap. Kata depan majemuk terbagi jadi dua jenis, yaitu:
1. Kata depan berdampingan: kata majemuk yang digunakan untuk membuat satu kalimat dengan dua kata depan
yang disusun berurutan.
Contoh: karena, sebab itu, selain dari, sampai dengan.
2. Kata depan berkorelasi: kata depan yang terdiri dari dua jenis atau dua kata yang saling berpasangan dan terpisah
dengan frasa lain.
Contoh: dari...hingga, antara.... dan, sejak.... sampai.
Penulisan angka dan bilangan
1. Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dalam satu atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali pada perinci.
Contoh: Ia menonton film itu sampai tiga kali.
2. Bilangan di awal kalimat ditulis dengan huruf.
Contoh: Dua puluh siswa teladan mendapat beasiswa.
3. Apabila bilangan diawal kalimat tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata, susunan kalimatnya diubah.
Contoh:
“45 menit lagi Budi akan datang” (hindari)
“Budi akan datang 45 menit lagi” (benar)
4. Angka yang menunjukkan bilangan besar dapat ditulis dengan huruf supaya lebih mudah dibaca
Contoh: Ia mendapatkan uang 250 juta dari Tono.

Anda mungkin juga menyukai