Anda di halaman 1dari 22

BAHASA INDONESIA

NAMA ANGGOTA :
1. ASTERINA
2. ELITA DEVI
3. DINA AMALIA W. S.
EJAAN

Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan


bahasa dengan menggunakan huruf, kata, dan tanda baca
sebagai sarananya.
B. FUNGSI EJAAN
 Landasan pembakuan tata bahasa.
 Landasan pembakuan kosakata dan peristilah.
 Alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain kedalam bahasa
indonesia.

C. ASPEK-ASPEK EJAAN
Ejaan memiliki tiga aspek yaitu:
Aspek fonologis yang menyangkut penggambaran fonem
 dengan huruf dan penyusunan abjad
Aspek morfologis yang menyangkut penggambaran
satuan-satuan morfemis
Aspek sintaksis yang menyangkut penanda ujaran berupa 
tanda baca
PENGEJAAN KATA

A. HURUF
ABJAD
HURUF
KONSONAN

Huruf yang melambangkan


konsonan dalam bahasa
Indonesia terdiri atas 21 huruf,
yaitu b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n,
p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.
HURUF DIFTONG

Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat diftong ang di-lambangkan dengan


gabungan huruf vokal ai, au, ei, dan oi.
Huruf Contoh Pemakaian dalam Kata
Diftong Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir

ai aileron balairung Pandai


au autodidak taufik harimau
ei eigendom geiser survei
oi - boikot amboi
Gabungan huruf
konsonan

Gabungan huruf konsonan kh, ng, ny, dan sy


masing-masing melambangkan satu bunyi
konsonan.
PEGATURAN dan PEMAKAIAN HURUF

A. Huruf Kapital  

 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat.


 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan.
 Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung.
 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan
dan kata ganti untuk Tuhan.
 a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, atau
akade­mik yang diikuti nama orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti nama orang.
 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
PEGATURAN dan PEMAKAIAN HURUF

B. Huruf Miring
 Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, nama majalah, atau
nama surat kabar yang dikutip dalam tu­lisan, termasuk dalam daftar
pustaka.
 Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhu­suskan huruf,
bagian kata, kata, atau kelompok kata dalam kalimat.
 Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungka­pan dalam
bahasa daerah atau bahasa asing.
PEGATURAN dan PEMAKAIAN HURUF

C. Huruf Tebal

o Huruf tebal dipakai untuk menegaskan bagian tulisan yang


sudah ditulis miring.
o Huruf tebal dapat dipakai untuk menegaskan bagian-bagian karangan,
seperti judul buku, bab, atau subbab.
PENULISAN KATA

A. Kata Dasar
Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Misalnya : Kantor pajak penuh sesak.

B. Kata Berimbuhan
1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta gabungan awalan
dan akhiran) ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya.
Misalnya : berjalan

2. Bentuk terikat ditulis serangkai dengan kata yang mengi-


kutinya. Misalnya: Inkonvensional
tulis serangkai.
PENULISAN KATA

A. Kata Dasar
Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Misalnya:Kantor pajak penuh sesak.
B. Kata Berimbuhan
1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta gabungan awalan
dan akhiran) ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya.
Misalnya:
Berjalan,Berkelanjutan,Mempermudah,seniman
kamerawan
2. Bentuk terikat ditulis serangkai dengan kata yang mengi-
kutinya. Misalnya: aerodinamika
(3) Bentuk maha yang diikuti kata dasar yang mengacu kepada nama atau sifat Tuhan, kecuali
kata esa, ditulis serangkai. Misalnya: Tuhan Yang Mahakuasa menentukan arah hidup kita.
Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa melindungi kita.
PENULISAN KATA

C. Bentuk Ulang

Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-) di


antara unsur- unsurnya.
Misalnya: anak-anak , biri-biri, buku-buku cumi-cumi
Catatan:
Bentuk ulang gabungan kata ditulis dengan mengulang unsur pertama.
Misalnya:
surat kabar → surat-surat kabar
kapal barang → kapal-kapal barang
PENULISAN KATA
D. Gabungan Kata
1. Unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk,
termasuk istilah khusus, ditulis terpisah.
Misalnya: duta besar, kambing hitam
2. Gabungan kata yang dapat menimbulkan salah pengertian
ditulis dengan membubuhkan tanda hubung (-) di antara unsur-
unsurnya. Misalnya ibu-bapak kami
3. Gabungan kata yang penulisannya terpisah tetap ditulis terpisah
jika mendapat awalan atau akhiran.
Misalnya: bertepuk tangan, menganak sungai
4. Gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran seka-
ligus ditulis serangkai. Misalnya: dilipatgandakan,
Menggarisbawahi
5. Gabungan kata yang sudah padu ditulis serangkai.
Misalnya: acapkali hulubalang radioaktif, adakalanya kacamata
saptamarga
PENULISAN KATA

E. Pemenggalan Kata
 Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai
berikut. Misalnya: ma-in, an-at, sa-at
 Pemenggalan kata turunan sedapat-dapatnya dilakukan
di antara bentuk dasar dan unsur pembentuknya.
Misalnya: ber-jalan , mem-pertanggungjawabkan, mem-
bantu, memper-tanggungjawabkan
ANGKA DAN BILANGAN

 Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua
kata ditulis dengan huruf, kecuali jika dipakai secara berurutan
seperti dalam perincian.
 Bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf.
 Angka yang menunjukkan bilangan besar dapat ditulis sebagian
dengan huruf supaya lebih mudah dibaca.
 Angka dipakai untuk menyatakan (a) ukuran panjang, berat,
luas, isi, dan waktu serta (b) nilai uang.
 Angka dipakai untuk menomori bagian karangan atau ayat kitab
suci.
PENULISAN UNSUR SERAPAN

1. ‘ain ( ‫ ع‬Arab) di akhir suku kata menjadi k


 ’i‘ tiqād ( ‫ ) إـعتقد‬iktikad
 mu‘jizat ( ‫ ) معجزة‬mukjizat
 ni‘mat ( ‫ ) نــعمـ‬nikmat
2. ae tetap ae jika tidak bervariasi dengan e
 aerobe aerob
 aerodinamics aerodinamika
PEMAKAIAN TANDA BACA
A. Tanda Titik (.)
B. Tanda Koma (,)
C. Tanda Titik Koma (;)
D. Tanda Titik Dua (:)
E. Tanda Hubung (-)
F. Tanda Pisah (—)
G. Tanda Tanya (?)
H. Tanda Seru (!)
I. Tanda Elipsis (...)
J. Tanda Petik (“…”)
K. Tanda Petik Tunggal (‘…’)
L. Tanda Kurung ((…))
M. Tanda Kurung Siku ([…])
N. Tanda Garis Miring (/)
O. Tanda Penyingkat atau Apostrof (‘)
PEMAKAIAN TANDA KOREKSI
PEMAKAIAN TANDA KOREKSI

Anda mungkin juga menyukai