Anda di halaman 1dari 20

EJAAN DAN TANDA BACA

Oleh : Kelompok 55
 Ana Nur Laila
 Debi
 Mauludy
 Novita Ramadhani
 Rany Dwi Lestari
DEFINISI EJAAN

• Ejaan  Kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat,


dan sebagainya) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta
penggunaan tanda baca.
• Ejaan membicarakan tentang : penulisan huruf, penulisan kata dan
pemakaian tanda baca.
MACAM-MACAM EJAAN

1. Ejaan (Republik) Soewandi ( Menteri P & K Republik


Indonesia) tahun 1947;
2. Ejaan Van Ophujsen ( nama seorang guru Belanda yang
meminati bahasa ) tahun 1901;
3. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) diresmikan tanggal 16
Agustus 1972 – sekarang.
CONTOH PEMAKAIAN HURUF

Ejaan Van Ophuijsen Ejaan Republik Ejaan yang


Disempurnakan

Choesoes Chusus Khusus


Djoem’at Djum’at Jumat
Ja’ni Jakni Yakni
Pajoeng Pajung Payung
Tjoetjoe Tjutju Cucu
soenji sunji sunyi
RUANG LINGKUP EYD

1. Pemakaian huruf
2. Penulisan huruf
3. Penulisan kata
4. Penulisan unsur serapan
5. Pemakaian tanda baca / pungtuasi
PEMAKAIAN HURUF

Abjad (a, b, c,…z) - - A, B, C,…Z)


Vocal (a, i, u, e, o - - A, I, U, E, O)
Diftong (gabungan dua vocal) → ai, au, oi
Contoh:
bantai, kacau, amboi → diftong
mulai, namai, bau → bukan diftong
(diucapkan ai bukan ay)
Konsonan (b, c, d, … - - B, C, D,…)
Digraf (gabungan konsonan) → kh, ng, ny, sy
Contoh:
khusus, ngilu, anyam, syair
CONTOH PELAFALAN SI NGKAT

SINGKATAN LAFAL YANG BENAR LAFAL YANG SALAH

AC a-ce a-se
BBC be-be-ce bi-bi-si
CIA ce-i-a si-ai-e
FBI ef-be-I ef-bi-ai
MTQ em-te-ki em-te-kyu
Pemenggalan
1. Pemenggalan kata dasar
• Jika di tengah kata ada dua huruf vocal berurutan
Contoh: di-a, do-a, ta-at
• Jika di tengah kata ada huruf konsonan
Contoh: ta-bu, ka-wan, ca-tur
• Jika di tengah kata ada dua huruf konsonan berurutan
Contoh: ap-ril, swas-ta, han-daj
• Jika di tengah kata ada tiga atau lebih huruf konsonan
Contoh: in-struk-si, kon-klu-si

2. Pemenggalan imbuhan
Awalan dan akhiran, yang ditulis serangkai dengan kata dasarnya, dapat di penggal:
Contoh: ba-ca-lah, me-la-ri-kan, pra-sa-ra-na
3. Pemenggalan kata gabungan
Kata yang terdiri lebih dari satu unsur, dapat dipenggal:
Contoh: bio-data atau bio-da-ta
intro-speksi atau in-tro-spek-si
4. Pemenggalan khusus
Kata yang mengandung sisipan (-el, -er, -em, -in,), dapat dipenggal:

Kata dasar Kata turunan Pemenggalan 1 Pemenggalan 1


Tunjuk Telunjuk Telun-juk Te-lun-juk
Getar Gemetar geme-tar Ge-me-tar
Gigi Gerigi Geri-gi Ge-ri-gi
Sambung Sinambung Sinam-bung Si-nam-bung
Nama diri
Penulian nama diri harus mengikuti EYD, kecuali ada pertimbangan khusus.
Contoh:
1. Pemakaian biasa
Rumahnya di jalan Pajajaran No. 5.
Ia berkantor di jalan Budi Utomo.
2. Pemakaian dengan pertimbangan khusus
Ayahku dosen Universitas Padjajaran Bandung
Perkumpulan Boedi Oetomo didirikan pada tahun 1908
PENULISAN HURUF

 Huruf Kapital
1. Dipakai untuk huruf pertama awal kalimat
2. Dipakai untuk huruf petikan langsung
3. Dipakai untuk huruf pertama ungkapan yang berhubungan dengan Tuhan (Yang Mahakuasa, Quran, Weda, hamba-Mu)
4. Dipakai untuk huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan yang diikuti nama (Raden, Haji, Nabi)
5. Dipakai untuk huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang/ pengganti nama orang/instansi/
nama tempat (Presiden Jokowi, Menteri Pertanian, Gubernur Bali)
6. Dipakai untuk huruf pertama unsur nama orang (Budi Luhur)
7. Dipakai untuk huruf pertamanama bangsa (Melayu, Tionghoa)
8. Dipakai untuk huruf pertama nama tahun, bulan, hari hari raya dan peristiwa sejarah
9. Dipakai untuk huruf pertama nama khas dalam geografi (Teluk Bayur, Gunung Semeru)
10. Dipakai untuk semua unsur nama negara, badan/lembaga pemerintahan, ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi
(Undang-Undang Dasar 1945, Departemen Agama RI)
11. Dipakai untuk huruf pertama semua kata nama buku, majaah, surat kabar, dan judul karangan.
12. Dipakai untuk huruf pertama kata penunjuk kekerabatan (Bapak, Ibu, Paman, Kakak)
13.Dipakai untuk huruf pertama singkatan nama gelar, pangkat, sapaan (Jend, Sdr,M.M)
14. Dipakai untuk huruf pertama kata ganti anda.
 Huruf tebal dan miring
 Huruf tebal digunakan untuk menuliskan nama lembaga, judul buku, atau nama majalah. (Tata
Bahasa Baku Indonesia.)
 Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan ungkapan asing atau nama ilmiah dan
untuk menegaskan atau mengkhususkan kata. (nama ilmiah buah manggis ialah carcinia
mongostana).
P E N U L I S A N K AT A

 Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. Contoh: Bapak percaya bahwa engkau benar.
 Kata turunan (imbuhan) terdiri dari awalan, sisipan dan akhiran ditulis serangkai dengan kata dasar. Contoh: bergetar,
dan dikelola.
 Bentuk ulang. ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung, baik yang berarti tunggu (kupu-kupu), jamak
(anak-anak), maupun yang berbentuk berubah beraturan (sayur-mayur).
 Gabungan kata. Termasuk istilah khusus, ditulis terpisah. Contoh: duta besar, orang tua.
 Kata ganti (kau-, ku-, -ku, -mu, -nya) ditulis serangkai. Contoh: kumiliki, kauambil, miliknya.
 Kata depan (di, ke, dari) ditulis terpisah, kecuali yang sudah lazim seperti kepada, daripada, keluar, kemari. Contoh: di
dalam, ke tengah, dari surabaya.
 Kata si dan sang ditulis terpisah. Contoh: sang harimau marah kepada si kancil.
 Partikel lah, kah, dan tah ditulis serangkai, dan partikel per dan pun ditulis terpisah.
 Singkatan dan akronim
a. Menyingkat satu kata pakai satu titik. (nomor disingkat no., halaman disingkat hal.).
b. Menyingkat dua kata pakai dua titik (atas nama disingkat a.n.)
c. Singkatan nama dari huruf awal tanpa titik (Perseroan Terbatas disingkat PT, Amerika Serikat AS)
d. Menyingkat tiga kata atau lebih pakai satu titik. (dan kawan-kawan disingkat dkk.)
e. Lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan dan mata uang tiak diikuti titik. (sentimeter disingkat cm)
a. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata→ ditulis semua. (FISIP (Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik))
b. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf/suku kata dari deret kata → huruf awal ditulis dengan huruf
capital. (Kadin (Kamar Dagang dan Industri))
c. Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf dan suku kata dari deret kata → semuanya ditulis
dengan huruf kecil tanpa titik. (rudal (peluru kendali))
 Angka dan lambang bilangan
a. Dipakai untuk menyatakan lambang bilangan nomor
b. digunakan untuk menyatakan ukuran panjang, berat, isi, satuan, waktu, nilai uang dan kuantitas (jumlah)
c. Dipakai untuk melambangkan nomor (jalan, rumah, apartemen, kamar pada alamat)
d. Digunakan untuk menomori bagian karangan dan ayat dalam kitab suci, undang-undang, peraturan.
P E N U L I S A N U N S U R S E R A PA N

• Yaitu pada umumnya mengadaptasi atau mengambil dari istilah


Bahasa asing yang sudah menjadi istilah dalam Bahasa
Indonesia. Pengucaan dan penulisannya disesuaikan dengan
kaidah Bahasa Indonesia
Misal :
haemoglobin menjadi hemoglobin
authentic menjadi autentik
colonel menjadi kolonel
central menjadi sentral
technique menjadi teknik
TA N D A B A C A

• Tanda baca adalah tanda-tanda yang digunakan di dalam bahasa tulis agar kalimat-kalimat yang kita tulis dapat dipahami
orang persis seperti apa yang kita maksudkan
• Tanda titik (.)
• Mengakhiri sebuah kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
• Diletakkan pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
• Pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum.
Contoh:
• Dr. Adit senang mengobati orang sakit.
• Kutipan menarik itu diambil dari hlm. 5 dan 8.
• Tanda koma (,)
• Memisahkan unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilang.
• Memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat mendahului induk kalimat
• Memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Contoh:
• Apabila keliru memilih bidang spesialisasi, usaha tidak dapat melaju.
• “Jangan buang sampah sembarangan,” kata Rudi
• Tanda seru (!)
• Dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan berupa seruan atau perintah atau yang menggambarkan kesungguhan,
ketidakpercayaan, atau rasa emosi yang kuat.
Contoh:
• “Jangan letakkan benda itu di depan saya!” teriak Rudi.
• Tanda titik koma (;)
• Memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis atau setara.
• Memisahkan kalimat yang setara di dalam satu kalimat majemuk sebagai pengganti kata hubung.
Contoh:
• Hari makin sore; kami belum selesai juga.
• Desi sibuk bernyanyi; ibu sibuk bekerja di dapur; sedangkan adik bermain bola
• Tanda titik dua (:)
• Pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.
• Pada kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
• Dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Contoh:
• Fakultas Ekonomi UPN Jogja memiliki tiga jurusan: Akutansi, Managemen, dan Ilmu Ekonomi.
• Project by: Alland Project.
• Budi: “ Siap Pak!”
• Tanda hubung (-)
• Menyambung unsur-unsur kata ulang.
• Merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.
Contoh:
• Anak-anak kelaparan di negara Afrika adala akibat globalisasi.
• Di- packing.
• Tanda Elipsis (...)
• Menggambarkan kalimat yang terputus-putus.
• Menunjukkan bahwa satu petikan ada bagian yang dihilangkan.
Contoh:
• Berikut adalah yang termasuk fakultas Gunadarma adalah Fakultas Ekonomi, Fakultas...., dan Fakultas....
• “Plak...ALHAMDULILLAH...” kuda itu berjalan dengan cepat, sampai-sampai orang tersebut tak bisa
mengendalikannya.
• Tanda Pisah ( − ), digunakan ;
a. Untuk membatasi penyisipan kata atau ungkapan yang memberi penjelasan khusus terhadap kalimat yang
disisipinya,
b. Di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti ‘sampai dengan’ atau diantara dua nama kota yang berarti ‘ke’,
atau ‘sampai’.
• Tanda Tanya ( ? ), digunakan ;
a. Pada akhir kalimat Tanya,
b. Untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau kurang dapat dibuktikan kebenarannya (dalam hal ini
tanda Tanya itu diapit oleh tanda kurung).
• Tanda Kurung, digunakan ;
a. Untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
b. Untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan.
c. Untuk mengapit angka atau huruf yang memerinci satu seri keterangan, tanpa kurung buka.
• Tanda Kurung Siku ( [ ] ), digunakan;
a. Untuk mengapit huruf, kata atau kelompok kata sebagai koreksi, atau tambahan pada kalimat atau bagian
kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menjadi isyarat bahwa kesalahan itu memang terdapat di dalam naskah
asli.
b. Untuk mengapit keterangan didalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.
• Tanda Petik ( “…” ), digunakan;
a. Untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan naskah, atau bahan tertulis lain. Kedua
pasang tanda petik itu ditulis sama tinggi di sebelah atas baris.
b. Untuk mengapit istilah yang masih kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
c. Untuk mengapit judul syair, karangan, dan bab buku, apabila dipakai di dalam kalimat
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai