Anda di halaman 1dari 9

Nama : Dewi Kristi

Kelas : 2-B
Prodi : D-III Kebidanan
Nim : P05140120054
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia
Dosen Pembimbing : Dr. Noermanzah, S.Pd., M.Pd.

PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA

RESUME

A. HAKIKAT EJAAN

Ejaan adalah keseluruhan peraturan tentang bagaimanamelambangkan bunyi ujaran dan


bagaimana antar hubungan antaralambang-lambang tersebut dilihat dari pemisahan dan
penggabungannya dalam suatu bahasa.Secara teknis: ejaan berkaitan dengan pemakaian
huruf, penulisanhuruf, penulisan kata, penulisan unsur-unsur serapan, dan
pemakaian tanda baca.

B. Ejaan van Ophuijsen


1. Tahun 1901 ditetapkan ejaan bahasa Melayu dengan huruf latin dengan sebutan Ejaan
van Ophuijsen
2. Penyusun: Engku Nawawi Gelar Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan
Ibrahim.
3. Ciri utama Ejaan van Ophuijsen:
a. Huruf j digunakan untuk menulis kata-kata jang, pajah, sajang.
b. Huruf oe digunakan untuk menuliskan kata-kata goeru, itoe, oemoer.
c. Tanda diakritik, seperti koma, ain, dan tanda trema, dipakai untuk menuliskan kata-kata
ma’moer, ‘akal, ta’, pa’, dinamai’.

C. Ejaan Soewandi
1. 19 Maret 1947 diresmikannya Ejaan Soewandi menggantikan Ejaan van Ophuijsen
2. Ejaan Soewandi disebut oleh masyarakat sbg Ejaan Republik
3. Ciri utama Ejaan Soewandi:
a. Huruf oe diganti dengan u, seperti pada guru, itu, umur.
b. Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k, seperti pada kata-kata tak, pak,
maklum, rakyat.
c. Kata ulang boleh ditulis dengan angka-2, seperti anak2, berjalan2, ke-barat2-an.
d. Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya, seperti kata depan di pada dirumah, dikebun, disamakan dengan imbuhan
di- pada ditulis, dikarang.

D. Ejaan Melindo
1. Akhir 1959 dalam sidang putusan Indonesia dan Melayu (Salametmulyana-Syeh Nasir
bin Ismail, Ketua) menghasilkan konsep ejaan bersama yang dikenal Ejaan Melindo
(Melayu-Indonesia).
2. Perkembangan politik selama beberapa tahun kemudian mengurungkan peresmian Ejaan
Malindo.

E. Pedoman Umum Ejaan


yang Disempurnakan (PUEYD)
1. 16 Agustus 1972 diresmikan pemakaian Ejaan Bahasa Indonesia berdasarkan Putusan
Presiden No. 57 Tahun 1972.
2. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menyebarkan buku berjudul Pedoman Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan sebagai patokan pemakain ejaan tsb.
3. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang dibentuk oleh Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan dengan surat putusannya tanggal 12 Oktober 1972, No. 156/P/1972 (Amran
Halim, Ketua) menyusun buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan berupa pemaparan kaidah ejaan yang lebih luas.
4. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat putusannya No. 0196/1975
memberlakukan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan
Pedoman Umum Pembentukan Istilah.
5. 9 September 1987 dilakukan revisi terhadap dua pedoman di atas berdasarkan surat
Putusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0543a/U/1987,Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia (PUEBI)

Beberapa perubahan dari Ejaan Soewandi ke EYD:


1. Perubahan Huruf
Ejaan Soewandi Ejaan Yang Disempurnakandj djalan, djauh j jalan, jauh
j pajung, laju y payung, layunj njonja, bunji ny nyonya, bunyi sj isjarat, masjarakat sy
isyarat, masyarakat tj tjukup, tjutji c cukup, cuci ch tarich, achir kh tarikh, akhir
2. Huruf-huruf berikut masih sbg unsur pinjaman dalam Ejaan Soewandi
sekarang sudah diresmikan dipakai dalam EYD f maaf, fakir v valuta, universitas
z zeni, lezat
3. Huruf-huruf q dan x yang lazim digunakan dalam ilmu eksakta tetap dipakai
a : b = p = qSinar-X
4. Penulisan di- atau ke sebagai awalan dan di atau ke sebagai kata depan dibedakan, yaitu
di- atau ke- sebagai awalan ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya, sedangkan di
atau ke sebagai kata depan ditulis terpisah dengan yang mengikutinya.
di- (awalan) di (kata depan)
ditulis di kampus
dibakar di rumah
dilempar di jalan
dipikirkan di sini
ketua ke kampus
kekasih ke luar negeri
kehendak ke atas
5. Kata ulang ditulis penuh dengan huruf, tidak boleh digunakan angka 2. anak-anak,
berjalan-jalan, meloncat-loncat.

A. Perubahan EYD menjadi PUEBI


1. 2015, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Anies Baswedan, mengubah EYD
menjadi PUEBI.
2. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 50 Thn. 2015 tentang Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia, diputuskan:
a. PUEBI dipergunakan bagi instansi pemerintah, swasta, dan masyarakat dlm
penggunaan bahasa Indonesia secara baik & benar.
b. Pada saat peraturan menteri ini berlaku, maka Peraturan Menteri Pendidikan No. 46
Tahun 2009 tentang Pedoman Ejaan Umum Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pergantian nama EYD menjadi PUEBI hanya
terdapat perbedaan sedikit, berikut:
1. Penambahan huruf vokal diftong. Di peraturan EYD hanya terdapat 3 huruf diftong,
yaitu ai, au, dan oi. Di PUEBI, ditambah satu, yaitu ei.
2. Dalam penggunaan huruf kapital, pada peraturan EYD tidak ditentukan huruf kapital
digunakan untuk menulis unsur julukan. Dalam PUEBI, unsur julukan diatur dengan
penulisan awal menggunakan huruf kapital.
3. Penggunan huruf tebal, dalam peraturan EYD, fungsi huruf tebal ada 3, yaitu
(1) menuliskan judul buku, bab, dan semacamnya, (2) menuliskan huruf, dan (3) menulis
lema atau sublema dalam kamus. Dalam PUEBI, fungsi ketiga dihapus.

PENDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA (PUEBI)


A. Pemakaian Huruf
1. Huruf Abjad (26 huruf)
2. Huruf Vokal (5 huruf)
3. Huruf Konsonan (21 huruf)
4. Huruf Diftong (ai,au,oi) aula, saudara, harimau
5. Gabungan – Huruf Konsonan (kh,ng, ny, sy) khusus, akhirat
6. Pemenggalan Kata
a. Pemenggalan pada kata dasar
1. Di tengah kata ada vokal yg berurutan. ma-in, sa-at.
2. Huruf Diftong tidak dipisahkan. Au-la, sau-da-ra, am-boi.
3. Tengah kata ada huruf konsonan/gabungan huruf vokal, di antara 2 buah huruf vokal,
pemenggalan sebelum huruf konsonan. Misal: ba-pak, ba-rang, de-ngan, ke-nyang, mu-ta-
khir.
4. Di tengah kata ada 2 huruf konsonan yg berurutan, pemenggalan di antara kedua huruf
konsonan, kecuali gabungan konsonan. Man-di, som-bong, makh-luk.
5. Di tengah kata ada 3 huruf konsonan/lebih, pemenggalannya di antara huruf konsonan
yg pertama dan kedua. In-stru-men, ul-tra, in-fra.
b. Imbuhan akhiran & awalan, serta partikel dipenggal pd pergantian baris. makan-an, me-
rasa-kan, mem-bantu, pergi- lah.
c. Imbuhan akhiran & awalan, serta partikel dipenggal pd pergantian baris. makan-an, me-
rasa-kan, mem-bantu, pergi-lah.
d. Kata lebih dari unsur/salah satu unsur itu dapat bergabung dg unsur lain, pemenggalan
(1) di antara unsur-unsur tsb atau unsur gabungannitu sesuai dg kaidah pada pemenggalan
kata dasar. bio-grafi, bi-o-gra-fi dan foto-grafi, fo-to-gra-fi.
Catatan: nama orang, badan hukum, nama diri, dilarang dilakukan pemenggalan kecuali
ada pertimbangan khusus.

B. Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring


1. Huruf Kapital atau Huruf Besar
a. Huruf pertama kata pada awal kalimat.
b. Huruf pertama petikan langsung.
c. Huruf pertama ungkapan/kata ganti nama Tuhan dan kitab suci.
d. Huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, & keagamaan yg diikuti nama orang.
e. Huruf pertama unsur nama jabatan,pangkat, nama pengganti orang tertentu, nama
instansi, atau nama tempat.
f. Huruf pertama unsur-unsur nama orang.
g. Huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
h. Huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, danperistiwa sejarah.
i. Huruf pertama nama geografi.
j. Huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintahan, ketatanegaraan, dan
nama dokumen, kecuali kata penghubung.
k. Huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna pada nama badan, lembaga
pemerintahan, ketatanegaraan, dan dokumen resmi. Misal: Perserikatan Bangsa-Bangsa.
l. Huruf pertama semua kata (semua kata ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah,
surat kabar, dan judul karangan kecuali kata hubung dan kata depan.
Misal: Asas-Asas Hukum Perdata.
m. Huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan.
Dr. = doktor
M.A. = master of art
Tn. = Tuan
Ny. = Nyonya
Sdr. = Saudara
S.E. = Sarjana Ekonomi
Prof. Dr. Saefullah, M.E.
n. Huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, saudara, kakak,
adik, dan paman yg dipakai dalampenyapaan dan pengacauan.
Misalnya: Adik bertanya “Itu apa, Bu?
o. Huruf pertama kata ganti Anda.
Contoh penulisan nama dan gelar:
Prof. Dr. Hj. Aprillia Devi, Amd.Lab.Si., S.Lab.

Catatan yang berkaitan huruf kapital yang tidak digunakan


1. Huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yg tidak diikuti nama
orang. Misal: Tahun ini dia pergi naik haji.
2. Huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang tidak diikuti nama orang atau nama
tempat. Misal: Siapa gubernur yang baru dilantik?
3. Huruf pertama nama orang yg digunakan sbg nama jenis atau satuanukuran. Misal:
mesin diesel.
4. Huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa yg digunakan sebagaibentuk dasar kata
turunan. Misal: mengindonesiakan kata asing ataukeinggris-inggrisan.
5. Huruf pertama peristiwa sejarah yg tidak dipakai sebagai nama. Misal: Seokarno dan
Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsanya.
6. Huruf pertama istilah geografi yg tidak dipakai menjadi unsur nama diri.
Misal: pergi ke arah tenggara, menyeberangi samudra.
7. Huruf pertama nama geografi yg dipakai sbg nama jenis. Misal: garaminggris, gula
jawa, kacang bogor.
8. Huruf pertama kata yg bukan resmi negara, lembaga pemerintahan & ketatanegaraan,
badan serta nama dokumen resmi. Misal: menjadi sebuahrepublik.
9. Huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yg tidak dipakai dalam pengacuan
atau penyapaan. Misal: Kita harus menghormati bapak dan ibukita.

2.huruf Miring
1. Digunakan utk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam
tulisan. Misal: buku Akuntansi Publik karya Sari Devi.
2. Menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, ataukelompok kata. Misalnya: Dia
bukan menipu tetapi ditipu. Huruf pertama kata abad ialah a.
3. Menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing kecualiyang telah disesuaikan
ejaannya. Misalnya: Nama ilmiahbuah manggis adalah Garcinia mangostana.
Catatan:
Dalam tulisan atau kutipan, huruf atau kata yang akan dicetak
miring diberi satu garis di bawahnya.
C. Penulisan Kata
1. Kata Dasar
2. Kata Turunan
3. Bentuk Ulang
4. Gabungan Kata
5. Kata ganti, ku, kau, mu, dan nya
6. Kata si dan sang
7. Partikel
8. Singkatan dan Akronim
9. Angka dan Lambang Bilangan
ke-1, ke I, kesatu
Yevi Monika sedang berulang tahun yang ke xx
Jln. Supratman No. 13 RT 6 RW 8 Kel. Marga

C. Penulisan Unsur Serapan


E. Pemakaian Tanda Baca
1. Tanda Titik (.) :
2. Tanda Koma (,)
3. Tanda Titik Koma (;) : memisahkan bag.2 kalimat yang sejenis dan setara pengganti
kata penghubung utk memisahkan kalimat yg setara di dlm kalmt majemuk.
4. Tanda Titik Dua (:)
5. Tanda Hubung (-)
6. Tanda Pisah (-) : membatasi penyisipan kata atau kalmtyang member penjelasn di luar
bangun kalimt, menegaskan keterangn aposisi atau ket yg lain, dua bilangn atau tgl dg arti
sampai ke atau sampai dg.
7. Tanda Elipsis (…) : kalimat terputus2, suatu kalimat (4 titik), nakah teks(3 titik).
8 . Tanda Tanya (?) : akhir kalmt tanya dan dipakai dalam tanda kurung utk meyatakn
kalimt yang disangsikan atau kurang dapt dibuktikn kebnarannya.
9. Tanda Seru (!) : seruan, perintah, yang menggambarkan kesungguhan,
ketidakpercayaan, atau rasa emosi.
10. Tanda Kurung ((…)) : tambahan keterangan, keterangan atau penjelasan, mengapit
angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.
11. Tanda Kurung Siku ([…]) : mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sbg koreksi atau
tambahan kalimt atau bag. Kalimt yang ditulis oleh org lain, mengapit ket dlm kalmt
penjlas yang sudah bertnda kurung.
12. Tanda Petik (“…”)
13. Tanda Petik Tunggal („…‟) : mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain dan
mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan asing.
14. Tanda Garis Miring (/) : Nomor surat,
15. Tanda Penyingkat atau Apostrof (‟) : Ali‟kan kusurati, Malah”lah tiba, 1 Januari “88.

IMBUHAN
RUMUS : KATA DASAR YANG AWALNYA HURUF K,T,S,P+ IMBUHAN : Akan
mengalami pelesapan
Contoh:
Awalan/Akhiran Kata Dasar Hasil
Me- /-kan Kata Mengatakan
Me- / -kan Tugas Menugaskan
Me-/-kan Suara Menyuarakan
Me- Pesona Memesona

MBUHAN VS KATA DASAR


RUMUS : Kata dasar yang awalnya huruf selain K,T,S,P+
Imbuhan : tidak mengalami pelesapan
Awalan + kata dasar berupa frase = dipisah
Awalan + kata dasar frase + akhiran = digabung
Contoh:
Awalan/Akhiran Kata Dasar Hasil
Ber- tanggung jawab bertanggung jawab
Me-/kan tanggung jawab mempertanggungjawabkan
Ber- terima kasih berterima kasih
tanda tangan bertanda tangan
Menandatangani
Buatlah beberapa contoh kesalahan penulisan kata yang melanggar PUEBI pada bacaan di
bidang kebidanan!
Kemudian, perbaikilah kesalahan tersebut berdasarkan PUEBI!

Contoh penulisan yang salah


ibu bidan viA, SST,, M.Keb. Mengatakan di Bidan Desa Bahwa Momen kehamilan adalah
momen yang dinantikan oleh semua calon ibu. Rasa was-was dan khawatir tentu saja dapat
menghampiri kapan saja, disnilah seorang bidan harus mampu memberikan pendampingan,
penyuluhan dan bahkan edukasi yang tepat sehingga para calon ibu mampu melewati masa
kehamilan dengan tenang. Edukasi tak hanya Diberikan kepada calon ibu, melainkan juga
para calon ayah agar selalu menjadi sosok siaga saat mendampingi istrinya. Apalagi di
tengah pandemi COVID-19 saat ini, kesehatan ibu hamil harus benar benar terjaga baik itu
dari asupan yang dimakan sehari-hari hingga kehigienisan makanan. Pola hidup sehat dan
rajin cuci tangan setiap selesai beraktivitas harus selalu dipraktikkan hingga kapanpun
meskipun telah melahirkan dan memiliki balitak karena sejatinya balita juga sangat rentan
terhadap penlaran COVID-19 sehingga edukasi terkait pencegahan penularan COVID-19
perlu diberikan secara tepat dengan tenaga kesehatan yang berkompeten.

Penulisan yang benar


Bidan via, SST., M.Keb. Mengatakan di Bidan Desa Bahwa Momen kehamilan adalah
momen yang dinantikan oleh semua calon ibu. Rasa was-was dan khawatir tentu saja dapat
menghampiri kapan saja, di snilah seorang bidan harus mampu memberikan
pendampingan, penyuluhan dan bahkan edukasi yang tepat sehingga para calon ibu mampu
melewati masa kehamilan dengan tenang. Edukasi tak hanya di berikan kepada calon ibu,
melainkan juga para calon ayah agar selalu menjadi sosok siaga saat mendampingi istrinya.
Apalagi di tengah pandemi COVID-19 saat ini, kesehatan ibu hamil harus benar-benar
terjaga baik itu dari asupan yang di makan sehari-hari hingga kehigienisan makanan. Pola
hidup sehat dan rajin cuci tangan setiap selesai beraktivitas harus selalu di praktikkan
hingga kapanpun meskipun telah melahirkan dan memiliki balita, karena sejatinya balita
juga sangat rentan terhadap penlaran COVID-19 sehingga edukasi terkait pencegahan
penularan COVID-19 perlu di berikan secara tepat dengan tenaga kesehatan yang
berkompeten.

Anda mungkin juga menyukai