No: 20
Ejaan Van Ophuijsen merupakan ejaan latin pertama yang digunakan dalam tata bahasa
Indonesia. Contoh ejaan Van Ophuijsen dapat dilihat dalam catatan sejarah seperti teks
proklamasi atau sumpah pemuda. ejaan adalah keseluruhan perlambangan bunyi dengan huruf
serta penempatan tanda baca dalam satuan bahasa. Dalam arti lain, ejaan merupakan kaidah atau
aturan baku yang digunakan dalam tata bahasa tulis.
Penyusunan ejaan bahasa Indonesia yang saat itu masih disebut bahasa Melayu pertama kali
diciptakan oleh Charles Adriaan van Ophuijsen pada 1901. Ejaan van Ophuijsen digunakan
hingga tahun 1948.
Setelahnya, ejaan bahasa Indonesia mengalami beberapa kali perubahan dan penyempurnaan,
seperti ejaan republik pada 1948, ejaan yang disempurnakan pada tahun 1975, hingga ejaan
bahasa Indonesia pada 2015.
contoh penggunaannya:
1. Penggunaan huruf dj untuk menulis bunyi j. Contohnya: djangan (jangan), Djakara (Jakarta), dan
djika (jika).
2. Penggunaan huruf j untuk menulis bunyi y. Contohnya: jang (yang), jajasan (yayasan), dan sajang
(sayang).
3. Penggunaan kata oe untuk menulis bunyi u. Contohnya: oeang (uang), oerusan (urusan), dan
oendian (undian).
4. Penggunaan kata tj untuk menulis bunyi c. Contojhnya: tjara (cara), tjiri (ciri), dan tjampur
(campur).
5. Penggunakan kata ch untuk menulis bunyi kh. Contohnya: achir (akhir), machloek (makhluk),
dan chasiat (khasiat).
Ejaan Republik
Ejaan Republik (Edjaan Republik atau Edjaan Soewandi) adalah ketentuan ejaan dalam bahasa Indonesia
yang berlaku sejak 19 Maret 1947. Ejaan ini biasa dikenal sebagai ejaan Soewandi, Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan kala itu, yang mengumumkan berlakunya ejaan tersebut. Adapun ciri-ciri ejaan
Soewandi atau ejaan Republik adalah:
Contohnya:
3. Mengubah "j" di depan vokal menjadi "y", contohnya "jalur" menjadi "yelur".
Ejaan Pembaharuan
Melalui Kongres Bahasa Indonesia II di Medan tahun 1954, Prof. M. Yamin menyarankan agar ejaan
Soewandi disempurnakan. Pembaharuan yang disarankan panitia yang diketuai Prijono dan E. Katoppo
antara lain: membuat standar satu fonem satu huruf, dan diftong ai, au, dan oi dieja menjadi ay,
aw, dan oy. Selain itu, tanda hubung juga tidak digunakan dalam kata berulang yang memiliki makna
tunggal seperti kupukupu dan alunalun.
Contoh penggunaan :
1. Santai Santae
2. Gulai Gulae
3. Harimau Harimao
4. Kalau Kalao
5. Amboi Amboe
Ejaan Melindo
Melindo ini akronim dari Melayu-Indonesia. Yup, draft penyusunan ejaan ini disusun pada tahun
1959 atas kerja sama Indonesia dan Persekutuan Tanah Melayu, yang dalam hal ini adalah
Malaysia. Perubahan yang diajukan dalam ejaan ini nggak jauh berbeda kok dari Ejaan
Pembaharuan.
Ejaan Melindo ini bertujuan untuk menyeragamkan ejaan yang digunakan kedua negara.
Secara ‘kan ya Indonesia dan Malaysia bahasanya mirip-mirip gitu. Tapi sayang, ejaan ini pun
gagal diresmikan akibat ketegangan politik antara Indonesia dan Malaysia waktu itu.
Contohnya :
sejajar sebagai pengganti sedjadjar
mencuci sebagai pengganti mentjutji
menana sebagai pengganti dari menganga
bernani sebagai pengganti berjanji
njinta sebagai pengganti cinta
Contohnya: