Anda di halaman 1dari 12

EJAAN BAHASA

INDONESIA

UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG


Pengertian Ejaan
Kata “ejaan” berasal bari bahasa arab hija’ menjadi eja yang mendapat akhiran –an.
Perbedaan antara ragam tulis dan lisan adalah bahasa lisan terutama yang tidak baku,
sangat simpel. Setelah Islam datang, di Nusantara digunakan huruf arab untuk menulis
bahasa melayu. Pada 1901 pertama kali penggunaan huruf latin untuk bahasa melayu.
Ejaan ini dikenal dengan ejaan Van Ophuijsen.

Menurut KBBI ejaan adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata,


kalimat, dsb) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca.
Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan
huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarananya. Jadi ejaan mengatur keseluruhan cara
menuliskan bahasa.

Ejaan yang berlaku sekarang dinamakan Ejaan Bahasa Indonesia. Ejaan Bahasa Indonesia
(disingkat EBI) adalah ejaan bahasa Indonesia yang berlaku sejak tahun 2015 berdasarkan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2015
tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Ejaan ini menggantikan Ejaan yang
Disempurnakan (EYD).

2
Ejaan/Era Penulisan

 Bahasa Melayu Kuno (...–1901)


 Ejaan Van Ophuijsen (1901–1947)
 Ejaan Republik (1947–1972)
Ejaan/Era  Ejaan Pembaharuan (1957, tak diberlakukan)
Penulisan  Ejaan Melindo (1959, batal diresmikan)
 Ejaan Baru atau Ejaan LBK (1967-1972, cikal bakal EYD)
 Ejaan yang Disempurnakan (1972-2015)
 Ejaan Bahasa Indonesia (sejak 2015)

3
Sejarah ejaan yang pernah berlaku di Indonesia

* Ejaan Van Ophuijsen


Sistem ejaan ini lebih dikenal dengan sistem ejaan lama.
Pencetusnya adalah Prof. Charles van Ophuijsen dengan
dibantu beberapa pribumi seperti Engku Nawawi dan Moh.
Taib Sultan Ibrahim. Karena diciptakan oleh orang Belanda,
ejaannya pun mengikuti ejaan dengan tuturan dalam
bahasa Belanda.

Prof. Charles van Ophuijsen

* Ejaan Republik
Ada beberapa perbedaan antara Ejaan Van Ophuijsen dengan Ejaan Republik atau
Ejaan Soewandi yang berlaku mulai 1947 ini. Antara lain penggantian huruf ‘oe’ untuk
bunyi ‘u’, penggantian petik atas dengan huruf ‘k’ untuk bunyi hamzah, dan bolehnya
menuliskan kata ulang dengan angka dua, misalnya anak-anak ditulis anak2.

4
* Ejaan Melayu-Indonesia
Ejaan Melayu-Indonesia atau yang lebih dikenal sebagai Ejaan Melindo ini adalah hasil
penyatuan ejaan latin sebagai bentuk persahabatan Indonesia dan Malaysia yang dibuat
pada 1959. Ciri khasnya adalah penggantian huruf ‘tj’ dengan huruf ‘c’ untuk bunyi ‘c’
seperti dalam kata tjinta yang menjadi cinta, dan penggunaan huruf ‘nc’ menggantikan
‘nj’ untuk bunyi ‘ny’, seperti dalam kata njonja yang menjadi nconca.
 Namun, ejaan ini tidak pernah diterapkan di Indonesia. Sebagai gantinya, Ejaan Republik
masih berlaku hingga 1972.

* Ejaan Yang Disempurnakan


Ejaan Yang Disempurnakan atau EYD merupakan penyederhanaan dan penyempurnaan
dari Ejaan Republik. Sistem ini berlaku dari tahun 1972 hingga 2015. Sistem ini pernah
mengalami dua kali revisi pada tahun 1987 dan 2009.
 
Hal-hal yang diatur dalam EYD antara lain penulisan huruf, kata, tanda baca, akronim,
angka dan lambang bilangan, serta unsur serapan. Dengan diberlakukannya ejaan ini,
kita tidak lagi menemui huruf ‘tj’, ‘nj’, ‘ch’, ‘sj’ dan ‘nj’ yang sebelumnya diterapkan pada
Ejaan Republik.

5
Perbedaan ketiga jenis ejaan yang pernah dan sedang berlaku
dalam aspek penghurufan dapat dilihat dalam tabel berikut :

Van Ophuysen Ejaan Republik EYD


J j y
dj dj j
nj nj ny
sj sj sy
tj tj c
ch Ch kh
Z Z z
f - f
- - v
oE u u
ee ee e

6
* Ejaan Bahasa Indonesia
Ejaan Bahasa Indonesia atau EBI adalah ejaan terbaru dalam bahasa Indonesia yang
disahkan dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 50 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.
Secara umum, tidak ada perubahan yang terlalu signifikan dengan EYD. Namun, ada
beberapa perbedaan yang perlu kita ketahui diantaranya ialah pemakaian huruf vokal,
konsonan dan diftong.

a. Huruf vokal
Ada 5 huruf yang melambangkan huruf vokal yaitu ,a,i,u,e, dan o. huruf vokal berfungsi
sebagai pemberi suara huruf konsonan.
Huruf vokal Gambungan huruf vokal dan konsonan

A Api , padi , anak


I Itu ,sisi ,sisa
U Untuk ,kuku ,paku
E Enak ,kena ,emas
O Oleh , kota , radio
7
b. Huruf konsonan
Ada 21 huruf konsonan yang terdiri dari b,c,d,f,g,h,j,k,l,m,n,p,q,r,s,t,v,w,x,y,dan z
Huruf Konsonan adalah bunyi ujaran akibat adanya udara yang keluar dari paru-paru
mendapatkan hambatan atau halangan.biasa nya disebut dengan huruf mati maka
harus digabungkan dengan huruf vokal .
Contoh : m (masa)

c. Huruf diftong
Huruf diftong adalah gabungan dua buah huruf vokal yang menghasilkan bunyi
rangkap. Dalam Bahasa Indonesia huruf diftong berbentuk ai, au, dan oi.
Contoh : Bangau, Pakai, Sengau, Perangai, dsb

8
Pemakaian huruf kapital dan miring

1. Pengunaan huruf kapital / huruf balok yang sering kita dengar mempunyai fungsi
dan tempat sendri dalam ejaan bahasa Indonesia .
a. Huruf kapital sebagai huruf pertama atau awal dalam kalimat.
b. Huruf kapital sebagai huruf pertama petikan langsung.
Contoh : adik bertanya “Kapan kita pulang ?”
c. Huruf kapital digunankan dalam menyebut nama Tuhan atau kitab suci.
Contoh : Allah SWT , Al –Quran
d. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama gelar kerhormatan .
e. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama jabatan.
Contoh : M.Pd
f. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama orang.

9
2. Penggunaan huruf miring
a. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan
surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
 
Misalnya:
· Majalah Bahasa dan Kesusastraan
· Buku Negarakertagama karangan Prapanca
· Surat kabar Suara Karya
b. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan
huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata.
 
Misalnya:
· Huruf pertama kata abad ialah a.
· Bab ini tidak membicarakan penulisan huruf kapital.
· Dia bukan menipu, tetapi ditipu.
· Buatlah kalimat dengan berlepas tangan

10
Penulisan kata depan

Kata Depan di, ke, dan dari


Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali di
dalam
gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata, seperti kepada dan
daripada.
Misalnya:
· Bermalam sajalah di sini.
· Di mana dia sekarang?
· Kain itu disimpan di dalam lemari.

11
SEKIAN & TERIMA KASIH
12

Anda mungkin juga menyukai