Dosen Pengampu :
Sutri, M.Pd
Disusun Oleh :
JALUM 2A
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ejaan adalah kaidah cara
menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalaimat, dan sebagainya) dalam tulisan (huruf-huruf)
serta penggunaan tanda baca (KBBI, 2008:353). Penjelasan itu mengandung pengertian
bahwa ejaan hanya terkait dengan tata tulis yang meliputi pemakaian huruf, penulisan kata,
termasuk penulisan kata atau istilah serapan, dan pemakaian tanda baca. Dalam ejaan tidak
terdapat kaidah pemilihan kata atau penyusunan kalimat.
Ejaan dapat ditinjau dari dua segi, yaitu segi khusus dan segi umum, secara khusus
ejaan dapat diartikan sebagai pelambangan bunyi-bunyi bahasa dengan huruf, baik berupa
huruf demi huruf maupun huruf yang telah disusun menjadi kata, kelompok kata atau
kalimat. Secara umum, ejaan berarti keseluruhan ketentuan yang mengatur pelambangan
bunyi bahasa, termasuk pemisahan dan penggabungannya yang dilengkapi pula dengan
penggunaan tanda baca.
Perkembangan Ejaan
Agar perbedaan kedua ejaan itu menjadi lebih jelas, di bawah ini diberikan beberapa contoh
antara lain sbb :
Hal ini yang dapat diamati dalam Ejaan Republik ialah digunakan e pepet sebagai
bunyi pelancar kata khususnya pada kata-kata baru yang asalnya tidak menggunakan e pepet
misalnya :
3. Ejaan Pembaharuan
Dalam ejaan melindo tidak jauh beda dengan ejaan pembaharuan,karena ejaan itu
sama-sama berusaha menyederhanakan ejaan dengan menggunakan sistem fonemis. Hal
yang berbeda ialah dalam ejaan Melindo gabungan konsonan tj, seperti pada kata tjinta Di
ganti dengan c menjadi cinta.Juga gabungan konsonan nj,seperti pada kata njonja di ganti
dengan huruf nc yang sama sekali masih baru.
Merupakan lanjutan dari rintisan panitia ejaan melindo.Pelaksananya pun terdiri dari
panitia Ejaan LBK (Lembaga bahasa dan Kasusaatraan,sekarang bernama Pusat Pembinaan
dan Pengembangan Bahasa) juga dari panitia Ejaan bahasa Melayu yang berhasil
merumuskan ejaan yang disebut Ejaan Baru.Namun lebih di kenal dangan ejaan LBK.
Konsep Ejaan ini di susun berdasarkan beberapa pertimbangan antara lain:
1. Perubahan huruf
- Ejaan lama :
Dj → djika, wadjar
Tj →tjakap,pertjaja
Nj → njata,sunji
Ch → achir, chawatir
- EYD :
J → jika, wajar
C → cakap, percaya
Ny → nyata, sunyi
Kh → akhir, khawatir
2. Huruf f, v dan z yang merupakan unsur serapan dari bahasa asing diresmikan
pemakaiannya.
Misalnya : Khilaf, Fisik, Zakat, Universitas
3. Huruf q dan x yang lazim di gunakan dalam bidang ilmu pengetahuan tetap di
gunakan , misalnya pada kata furqan dan xenon.
4. Penulisan di- sebagai awalan di bedakan dengan di yang merupakan kata depan.
Sebagai awalan, di- di tulis serangkai dengan unsur yang menyertainya, sedangkan di
sebagai kata depan ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misal :
Awalan → di -> dicuci, dibelikan, dilatarbelakangi
Kata depan → Di -> Di kantor, Di belakang, Di tanah
5. Kata Ulang ditulis penuh dengan mengulang unsur-unsurnya.angka dua tidak
digunakan sebagai penanda perulangan.
Misalnya :
Anak-anak, bukan anak2
Bersalam-salaman, bukan bersalam2an
Bermain-main, bukan bermain2
Sriyanto. 2014. Ejaan Pusat Pembinaan dan Pemasyarakatan Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta
Dadang. 2015. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia: Edisi keempat. Jakarta