Anda di halaman 1dari 10

TUGAS INDIVIDU

RESUME EJAAN BAHASA INDONESIA

Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu :

Sutri, M.Pd

Disusun Oleh :

Feby Irawati - P17324421011

JALUM 2A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG

PRODI KEBIDANAN KARAWANG

TAHUN AJARAN 2022/2023


Pengertian Ejaan Bahasa Indonesia

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ejaan adalah kaidah cara
menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalaimat, dan sebagainya) dalam tulisan (huruf-huruf)
serta penggunaan tanda baca (KBBI, 2008:353). Penjelasan itu mengandung pengertian
bahwa ejaan hanya terkait dengan tata tulis yang meliputi pemakaian huruf, penulisan kata,
termasuk penulisan kata atau istilah serapan, dan pemakaian tanda baca. Dalam ejaan tidak
terdapat kaidah pemilihan kata atau penyusunan kalimat.

Ejaan adalah keseluruhan peraturan melambangkan bunyi ujaran, pemisahan dan


penggabungan kata, penulisan kata, huruf, dan tanda baca (Alek &Achmad, 2011:259). Ejaan
dalam Bahasa Indonesia memiliki berbagai kaidah. Sebelumnya telah terjadi beberapa tahap
perkembangan hingga sekarang telah terjadi penyempurnaan.

Ejaan dapat ditinjau dari dua segi, yaitu segi khusus dan segi umum, secara khusus
ejaan dapat diartikan sebagai pelambangan bunyi-bunyi bahasa dengan huruf, baik berupa
huruf demi huruf maupun huruf yang telah disusun menjadi kata, kelompok kata atau
kalimat. Secara umum, ejaan berarti keseluruhan ketentuan yang mengatur pelambangan
bunyi bahasa, termasuk pemisahan dan penggabungannya yang dilengkapi pula dengan
penggunaan tanda baca.

Perkembangan Ejaan

1. Ejaan Van Ophuysen


Ejaan Van Ophuysen ditetapkan pada tahun 1901 dan diterbitkan dalam
sebuah buku Kitab Logat Melajoe. Sejak ditetapkannya itu, Ejaan Van Ophuysen pun
dinyatakan berlaku. Sesuai dengan namanya ejaan itu disusun oleh Ch.A.Van
Ophuysen, yang dibantu oleh Engku Nawawi gelar Soetan Ma’moer dan Moehammad
Taib Soetan Ibrahim. Sebelum Ejaan Van Ophuysen disusun para penulis pada
umumnya mempunyai aturan sendiri-sendiri dalam menuliskan konsonan, vokal, kata,
kalimat, dan tanda baca. Oleh karena itu, sistem ejaan yang digunakan pada waktu itu
sangat beragam. Terbitnya Ejaan Van Ophuysen sedikit banyak mengurangi
kekacauan ejaan yang terjadi pada masa itu,
- Beberapa hal yang cukup menonjol dalam Ejaan Van Ophuysen antara lain sebagai
berikut :
1) Huruf y ditulis dengan j
Misalnya :
Sayang : Sajang
Yakin : Jakin
Saya : Saja
2) Huruf u ditulis dengan oe
Misalnya :
Umum : Oemoem
Sempurna : Sempoerna
3) Huruf k pada akhir kata atau suku kata ditulis dengan tanda koma diatas
Misalnya :
Rakyat : Ra’yat
Bapak : Bapa’
Rusak : Rusa’
4) Huruf j ditulis dengan dj
Misalnya :
Jakarta : Djakarta
Raja : Radja
Jalan : Djalan
5) Huruf c ditulis dengan tj
Misalnya :
Pacar : Patjar
Cara : Tjara
Curang : Tjurang
6) Gabungan konsonan kh ditulis dengan ch
Misalnya :
Khawatir : Chawatir
Akhir : Achir
Makhluk : Machloe’
2. Ejaan Republik( Ejaan soewandi )
Ejaan Republik ialah ejaan baru yang disusun oleh Mr. Soewandi. Penyusunan
ejaan baru dimaksudkan untuk menyempurnakan ejaan yang berlaku sebelumnya
yaitu Ejaan Van Ophuysen juga untuk menyederhanakan sistem ejaan bahasa
Indonesia. Pada tanggal 19 Maret 1947, setelah selesai disusun ejaan baru itu
diresmikan dan ditetapkan berdasarkan surat keputusan menteri pendidikan,
pengajaran, dan kebudayaan Republik Indonesia Nomor 264/Bhg.A, tanggal 19 Maret
1947. ejaan baru itu diresmikan dengan nama Ejaan Republik.
Ejaan Repubik lazim disebut Ejaan Soewandi karena nama itu disesuaikan
dengan nama orang yang memprakarsainya. Seperti kita ketahui, Soewandi
merupakan nama Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan ketika ejaan itu
disusun oleh karena itu, kiranya wajar jika ejaan yang disusunnya juga dikenal
sebagai Ejaan Soewandi.
Beberapa perbedaan yang tampak mencolok dalam kedua ejaan iu dapat
diperhatikan dalam uraian di bawah ini :
1. Gabungan huruf oe dalam Ejaan Van Ophuysen diganti dengan u dalam
Ejaan Republik
2. Bunyi hamzah (‘) dalam Ejaan Van Ophuysen diganti dengan k dalam
Ejaan Republik
3. Kata ulang boleh ditandai dengan angka dua dalam Ejaan Republik
4. Huruf e taling dan pepet dalam Ejaan Republik tidak dibedakan
5. Tanda trema (“) dalam Ejaan Van Ophuysen dihilangkan dalam Ejaan
Republik

Agar perbedaan kedua ejaan itu menjadi lebih jelas, di bawah ini diberikan beberapa contoh
antara lain sbb :

- Ejaan Van Ophuysen


- Ejaan Republik
- Oemoer Umur Ma’loem Maklum
- Rata-rata Rata-rata, rata2
- ẽkor ekor

Hal ini yang dapat diamati dalam Ejaan Republik ialah digunakan e pepet sebagai
bunyi pelancar kata khususnya pada kata-kata baru yang asalnya tidak menggunakan e pepet
misalnya :

- Ejaan yang benar Ejaan yang salah


- Kritik Keritik
- Pabrik Paberik
- Praktik Peraktik

Meskipun dimaksudkan untuk menyempurnakan ejaan yang berlaku seelumnya, Ejaan


Republik ternyata masih memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan itu antara lain karena
huruf-huruf seperti F,V,X,Y,Z,SJ(Sy) dan Ch(Kh) yang lazim digunakan untuk menulis kata-
kata asing tidak dibicarakan dalam ejaan baru itu. Padahal, huruf-huruf tersebut pada masa itu
masih merupakan permasalahan dalam bahasa Indonesia.

3. Ejaan Pembaharuan

Ejaan pembaharuan merupakan suatu yang direncanakan untuk memperbaharui Ejaan


Republik.Di bentuk pada tanggal 19 juli 1956.Konsep Ejaan pembaharuan dikenal dengan
ejaan Prijono-Katoppo,sebuah nama yang di ambil dari dua nama tokoh yang pernah
mengetuai panitia ejaan itu. Awalnya profesor Prijono yang mengetuai panitia itu, lalu
menyerahkan kepemimpinannya kepada E.Katoppo karena masa itu Profesor Prijono di
angkat menjadi Menteri Pendidikan,Pengajaran dan Kebudayaan sehingga tidak sempat lagi
melanjutkan tugasnya sebagai ketua panitia ejaan kemudian dilanjutkan oleh E.Katoppo.

Konsep Ejaan Pembaharuan yang menarik ialah di sederhanakannya huruf-huruf yang


berupa gabungan konsonan dengan huruf huruf tunggal.Atau bersifat fonemis artinya setiap
fonem dalam ejaan itu di usahakan hanya di lambangkan dengan satu huruf. Tampak seperti
contoh di bawah ini :

1. Gabungan konsonan dj di ubah menjadi j


2. Gabungan konsonan tj di ubah menjadi ts
3. Gabungan konsonan ng di ubah menjadi ŋ
4. Gabungan konsonan nj di ubah menjadi ñ
5. Gabungan konsonan sj di ubah menjadi š
Gunakan vokal ai, au dan oi(di sebut diftong) di tulis berdasarkan pelafalannya yaitu
ay, aw, dan oy.
Misal : satai → satay, Harimau → harimaw, Amboi → amboy.
Serta huruf j, seperti pada kata jang di ubah menjadi y sesuai dengan ejaan Bahasa
Indonesia.
4. Ejaan Melindo

Melindo ialah akronim dari Melayu-Indonesia.Merupakan ejaan yang di susun atas


kerja sama antara pihak Indonesia Slamet Muljana dan pihak Persekutuan Tanah Melayu
(malaysia) di pimpin oleh Syed Nasir bin Ismail.Yang tergabung dalam Panitia Kerja
Sama Bahasa Melayu-Bahasa Indonesia.Tahun 1959 berhasil merumuskan ejaan yaitu
ejaan Melindo. Awalnya Ejaan Melindo di maksudkan untuk menyeragamkan ejaan yang
di gunakan di kedua negara tersebut.Namun karena pada masa itu terjadi ketegangan
politik antara Indonesia dan malaysia, Ejaan itupun akhirnya gagal diresmikan.Sebagai
akibatnya pemberlakuaan ejaan itu tidak pernah di umumkan.

Dalam ejaan melindo tidak jauh beda dengan ejaan pembaharuan,karena ejaan itu
sama-sama berusaha menyederhanakan ejaan dengan menggunakan sistem fonemis. Hal
yang berbeda ialah dalam ejaan Melindo gabungan konsonan tj, seperti pada kata tjinta Di
ganti dengan c menjadi cinta.Juga gabungan konsonan nj,seperti pada kata njonja di ganti
dengan huruf nc yang sama sekali masih baru.

5. Ejaan Baru (Ejaan LBK)

Merupakan lanjutan dari rintisan panitia ejaan melindo.Pelaksananya pun terdiri dari
panitia Ejaan LBK (Lembaga bahasa dan Kasusaatraan,sekarang bernama Pusat Pembinaan
dan Pengembangan Bahasa) juga dari panitia Ejaan bahasa Melayu yang berhasil
merumuskan ejaan yang disebut Ejaan Baru.Namun lebih di kenal dangan ejaan LBK.
Konsep Ejaan ini di susun berdasarkan beberapa pertimbangan antara lain:

1) Pertimbangan Teknis yaitu pertimbangan yang menghendaki agar setiap fonem di


lambangkan dengan satu huruf.
2) Pertimbangan Praktis yaitu pertimbangan yang menghendaki agar perlambangan
secara teknis itu di sesuaikan dengan keperluan praktis seperti ke adaan percetakan
dan mesin tulis.
3) Pertimbangan Ilmiah yaitu Pertimbangan yang menghendaki agar perlambangan itu
mencerminkan studi yang mendalam mengenai kenyataan bahasa dan masyarakat
pemakainya.

Perubahan dalam ejaan baru diantaranya:

1) Gabungan konsonan dj di ubah menjadi j


Misalnya :
remadja → remaja
djalan → jalan
2) Gabungan konsonan tj di ubah menjadi c.
Misalna :
tjakap → cakap
batja → baca
3) Gabungan konsonan nj di uban menjadi ny.
Misalnya :
Sunji → sunyi
Njala → nyala
4) Gabungan konsonan sj di ubah menjadi sy.
Misalnya :
Sjarat → syarat
Sjair → syair
5) Gabungan konsonan ch di ubah menjadi kh.
Misalnya :
Tachta → takhta
Ichlas → ikhlas
6) Huruf j di ubah menjadi y
Misalnya :
Padjak → pajak
Djatah → jatah
7) Huruf e taling dan e pepet penulisannya tidak dibedakan dan hanya di tulis dengan
e/tanpa penanda.
Misalnya :
Ségar → segar
Copèt →copet
8) Huruf asing f, v, dan z di masukkan kedalam sistem ejaan bahasa Indonesia karena
huruf huruf itu banyak di gunakan.
Misalnya :
Fasih
Vakum
Zaman
6. Ejaan Bahasa Yang Disempurnakan (EYD)

Ejaan Yang disempurnakan (EYD) diresmikan oleh Presiden Republik indonesia


Soeharto pada tanggal 16 Agustus 1972.merupakan lanjutan dari ejaan baru atau ejaan LBK.
Pedoman ejaan bahasa Indonesia di sebut pedoman umum,karena dasarnya hanya mengatur
hal-hal yang bersifat umum.Namun ada hal-hal lain yang bersifat khusus,yang belum di atur
dalam pedoman itu,yang di sesuaikan dengan bertitik tolak pada pedoman umum itu. Ejaan
Yang Disempurnakan merupakan hasil penyempurnaan dari beberapa ejaan yang di susun
sebelumnya,terutama ejaan republik yang di padukan pula dengan konsep konsep ejaan
pembaharuan,ejaan melindo dan ejaan baru.

Hal-hal yang terdapat dalam EYD:

1. Perubahan huruf
- Ejaan lama :
Dj → djika, wadjar
Tj →tjakap,pertjaja
Nj → njata,sunji
Ch → achir, chawatir
- EYD :
J → jika, wajar
C → cakap, percaya
Ny → nyata, sunyi
Kh → akhir, khawatir
2. Huruf f, v dan z yang merupakan unsur serapan dari bahasa asing diresmikan
pemakaiannya.
Misalnya : Khilaf, Fisik, Zakat, Universitas
3. Huruf q dan x yang lazim di gunakan dalam bidang ilmu pengetahuan tetap di
gunakan , misalnya pada kata furqan dan xenon.
4. Penulisan di- sebagai awalan di bedakan dengan di yang merupakan kata depan.
Sebagai awalan, di- di tulis serangkai dengan unsur yang menyertainya, sedangkan di
sebagai kata depan ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misal :
Awalan → di -> dicuci, dibelikan, dilatarbelakangi
Kata depan → Di -> Di kantor, Di belakang, Di tanah
5. Kata Ulang ditulis penuh dengan mengulang unsur-unsurnya.angka dua tidak
digunakan sebagai penanda perulangan.
Misalnya :
Anak-anak, bukan anak2
Bersalam-salaman, bukan bersalam2an
Bermain-main, bukan bermain2

Hal hal yang di atur dalam EYD yaitu :

a) Pemakaian huruf, termasuk huruf kapital dan huruf miring.


b) Penulisan kata
c) Penulisan tanda baca
d) Penulisan singkatan dan akronim
e) Penulisan angka dan lambang bilangan
f) Penulisan unsur serapan.
DAFTAR PUSTAKA

Sriyanto. 2014. Ejaan Pusat Pembinaan dan Pemasyarakatan Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta
Dadang. 2015. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia: Edisi keempat. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai