PEMBAHASAN
1
lembaga yang terkait dan berperan aktif serta cukup berjasa dalam sejarah
perkembangan bahasa Indonesia.
Beberapa hal yang cukup menonjol dalam ejaan van Ophusyen antara lain :
a. Huruf y ditulis dengan j.
b. Huruf u ditlus dengan oe
c. Huruf k pada akhir kata atau suku kata ditulis dengan tanda koma di atas.
d. Huruf j di tulis dengan dj.
e. Huruf c ditulis dengan tj.
f. Gabungan konsonan kh ditulis dengan ch.
2. Ejaan Republik
Ejaan Republik merupakan hasil penyederhanaan dari pada Ejaan van Ophuysen.
Ejaan Republik mulai berlaku pada tanggal 19 Maret 1947. Pada waktu itu yang
menjabat Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan Republik Indonesia
adalah Mr. Soewandi, maka ejaan tersebut dikenal pula atau dinamakan juga dengan
Ejaan Soewandi. Ejaan Repulik ini merupakan suatu usaha perwujudan dari Kongres
Bahasa Indonesia yang pertama di Surakarta, Jawa Tengah, tahun 1938 dan yang
menghasilkan suatu keputusan penyusunan kamus istilah. Beberapa perbedaan yang
tampak dalam Ejaan Republik dengan ejaan Ophusyen dapat diperhatikan dalam
uraian di bawah ini:
a. Gabungan huruf oe dalam ejaan van Ophusyen digantikan dengan u dalam
Ejaan Republik.
b. Bunyi hamzah (‘) dalam Ejaan van Ophusyen diganti dengan k dalam Ejaan
Republik.
c. Kata ulang boleh ditandai dengan angka dua dalam Ejaan Republik.
d. Huruf e taling dan e pepet dalam Ejaan Republik tidak dibedakan.
e. Tanda trema (") dalam Ejaan van Ophusyen dihilangkan dalam Ejaan
Republik.
3. Ejaan Pembaharuan
Ejaan pemabahruan merupakan suatu ejaan yang direncanakan untuk memperbaharui
Ejaan Republik. Penyusunan itu dilakukan oleh Panitia Pembaharuan Ejaan Bahasa
Indonesia. Konsep Ejaan Pembaharuan yang telah berhasil disusun itu dikenal sebuah
nama yang diambil dari dua nama tokoh yang pernah mengetuai kepanitiaan ejaan itu.
Yaitu Profesor Prijono dan E. Katoppo. Pada tahun 1957 panitia dilanjutkan itu
berhasil merumuskan patokan-patokan ejaan baru. Akan tetapi, hasil kerja panitia itu
tidak pernah diumumkan secara resmi sehingga ejaan itu pun belum pernah
diberlakukan. Salah satu hal yang menarik dalam konsep Ejaan Pembaharuan ialah
disederhanakannya huruf-huruf yang berupa gabungan konsonan dengan huruf
tunggal. Hal itu, antara lain tampak dalam contoh di bawah ini.
a. Gabungan konsonan dj diubah menjadi j
b. Gabungan konsonan tj diubah menjadi ts
c. Gabungan konsonan ng diubah menjadi ŋ
d. Gabungan konsonan nj diubah menjadi ń
2
e. Gabungan konsonan sj diubah menjadi š
Kecuali itu, gabungan vokal ai, au, dan oi, atau yang lazim disebut diftong ditulis
berdasarkan pelafalannya yaitu menjadi ay, aw, dan oy.
4. Ejaan Melindo
Ejaan Melindo (Melayu- Indonesia), merupakan suatu hasil perumusan ejaan Melayu
dan Indonesia pada tahun 1959. Perumusan Ejaan Melindo ini diawali dengan
diselenggarakannya Kongres Bahasa Indonesia yang kedua pada tahun 1945, di
Medan, Sumatera Utara. Bentuk rumusan Ejaan Melindo adalah merupakan bentuk
penyempurnaan dari ejaan sebelumnya. Tetapi Ejaan Melindo ini belum sempat
dipergunakan, karena pada masa-masa itu terjadi konfrontasi antara negara kita
Republik Indonesia dengan pihak Malaysia. Hal yang berbeda ialah bahwa di dalam
Ejaan Melindo gabungan konsonan tj, seperti pada kata tjinta, diganti dengan c
menjadi cinta, juga gabungan konsonan nj seperti njonja, diganti dengan huruf nc,
yang sama sekali masih baru. Dalam Ejaan Pembaharuan kedua gabungan konsonan
itu diganti dengan ts dan ń.
3
Ejaan Lama EYD
Djika Jika
Tjakap Cakap
Njata Nyata
Sjarat Syarat
Achir Akhir
Supaja Supaya
b. Huruf f, v, dan z yang merupakan unsur serapan dari bahasa asing diresmikan
pemakaiannya, misalnya Khilaf, Fisik, valuta, Zakat
c. Huruf q dan x yang lazim digunakan dalam bidang ilmu pengetahuan tetap
digunakan, misalnya pada kata Furqan, dan xenon.
d. Penulisan di- sebagai awalan dibedakan dengan di- yang merupakan kata
depan. Sebagai awalan, di- ditulis sering kali dengan unsur yang menyertainya,
sedangkan di- sebagai kata depan ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contoh:
Awalan Kata Depan
Dicuci Di kantor
Dibelikan Di sekolah
Dicium Di samping
Dilatar belakangi Di tanah
e. Kata ulang ditulis penuh dengan mengulang unsur-unsurnya. Angka dua tidak
digunakan sebagai penanda perulangan, misalnya: Anak-anak, bukan anak2,
Bermain-main, bukan bermain2, Bersalam-salaman, bukan bersalam2a.
4
2.3 Cara Penulisan EYD
1. Penulisan Huruf Kapital
Huruf kapital adalah huruf yang berukuran dan juga berbentuk khusus di mana lebih besar
dibanding dengan huruf biasa dan selalu digunakan pada setiap awalan kata pada suatu
paragraf atau kalimat. Dan bukan hanya demikian melainkan huruf kapital juga memiliki
aturan lain yang harus diketahui. Berikut aturan huruf kapital menurut EYD.
a. Untuk huruf pertama dalam kata pertama di suatu kalimat
Seperti yang banyak kita ketahui adalah di mana penggunaan huruf kapital dalam
penulisan EYD digunakan pada huruf pertama juga di suatu kalimat.
Contoh:
Bulan menjadi cahaya yang paling terang ketika malam hari.
Matahari menjadi sangat panas jika waktu semakin siang.
5
e. Penulisan huruf miring
Huruf miring dalam EYD adalah huruf yang dicetak miring di mana dalam
terminology tipograri huruf miring sering disebut dengan italic. Huruf italic atau huruf
miring biasanya dipakai untuk memberikan penekanan dalam sebut kata.
Untuk menuliskan nama buku atau suatu kalimat
Penggunaan huruf miring dalam EYD adalah yang pertama untuk menuliskan
nama buku untuk suatu kalimat. Jadi kalau ingin menuliskan suatu buku harus
menggunakan huruf miring.
Untuk menegaskan huruf atau kata pada suatu kalimat
Huruf miring juga harus digunakan pada suatu kalimat dengan tujuan untuk
menegaskan atau mengkhususkan kata tersebut agar lebih paham.
Untuk menuliskan nama latin atau nama ilmiah dalam suatu kalimat
Penggunaan huruf latin dalam EYD adalah berikutnya untuk menuliskan nama
ilmiah.
Karena setiap tumbuhan atau hewan pastinya memiliki nama ilmiah, di situlah
huruf miring digunakan agar lebih paham.
Untuk menuliskan alamat website dalam kalimat
Terakhir penggunaan huruf miring dalam EYD adalah untuk menuliskan
alamat website atau atau suatu link yang ada dalam kalimat.