Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak penggunaannya diresmikan oleh Presiden Republik
Indonesia, Soeharto, pada tanggal 1990 Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan telah berusia delapan
belas tahun. Namun kurun waktu selama itu ternyata belum
menjadi jaminan bahwa seluruh kaidah ejaan yang terdapat di
dalam pedoman itu telah diterapkan dengan baik.
Dalam

beberapa

hal

kita

memang

dapat

melihat

perkembangan yang cukup menggembrikan. Paling tidak, jika


dibandingkan
pemakaian
Sungguhpun

dengan

ejaan

masa-masa

pada

demikian,

saat
kita

ini

juga

awal

pemberlakuannya,

jauh

lebih

meningkat.

masih

sering

menjumpai

beberapa kekeliruan. Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi jika


para pemakai bahasa telah memahami penerapan kaidah ejaan
itu dengan tepat.
Terlepas dari permasalahan tersebut, penyusunan makalah
ini dilatarbelakangi oleh pentingnya ejaan itu sendiri di dalam
pemakaian bahasa. Jika berbicara tentang ejaan, tentu ruang
lingkup kita adalah ragam bahasa tulis. Dalam hal ini, sesuatu
yang dapat kita lakukan dalam penggunaan bahasa secara lisan
tidak selalu dapat kita realisasikan dalam ragam bahasa tulis.
Oleh karena itu, kita memerlukan ejaan, khususnya tanda koma,
sebagai pelambangnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian singkat dalam latar belakang, dapat
dirumuskan sebagai berikut:

1. Apa fungsi ejaan dalam bahasa Indonesia?


2. Bagaimana perkembangan ejaan dalam bahasa Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui fungsi ejaan dalam bahasa Indonesia.
2.

Untuk

mengetahui

perkembangan

ejaan

dalam

bahasa

Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Fungsi Ejaan dalam Bahasa Indonesia
Dalam rangka menunjang pembakuan bahasa, baik yang
menyangkut pembakuan tata bahasa maupun kosa kata dan
peristilahan, ejaan mempunyai fungsi yang cukup penting. Oleh
karena itu, pembakuan ejaan perlu diberi prioritas lebih dahulu.
Dalam hubungan itu, ejaan, antara lain, berfungsi sebagai :
1. Landasan pembakuan tata bahasa.
2. Landasan pembakuan kosakata dan peristilahan.
3. Alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain ke dalam
bahasa Indonesia.
Apabila

pembakuan

ejaan

telah

dalam

dilaksanakan,

pembakuan aspek kebahasaan yang lain pun dapat ditunjang


dengan keberhasilan itu, terutama jika segenap pemakai bahasa
yang

bersangkutan

telah

menaati

segala

ketentuan

yang

terdapat di dalam buku pedoman.


Di samping ketiga fungsi yang telah disebutkan di atas,
ejaan sebenarnya juga mempunyai fungsi yang lain. Secara
praktis, ejaan berfungsi untuk membantu pemahaman pembaca
di dalam mencerna informasi yang disampaikan secara tertulis.
Dalam hal ini fungsi praktis itu dapat dicapai jika segala

ketentuan yang terdapat di dalam kaidah telah diterapkan


dengan baik.
B. Perkembangan Ejaan Bahasa Indonesia
Ejaan bahasa Indonesia yang telah kita kenal ternyata
mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan-perubahan yang
terjadi adalah mempunyai tujuan untuk penyempurnaan.
Adapun ejaan-ejaan yang pernah dipergunakan dalam
bahasa Indonesia adalah :
1.

Ejaan van Ophuysen


Ejaan van Ophuhysen atau yang juga dikenal dengan ejaan

Balai Pustaka dipergunakan sejak tahun 1901 hingga bulan Maret


1947. Disebut Ejaan van Ophuysen karena ejaan itu merupakan
hasil karya dari Ch. A. van Ophuysen yang dibantu oleh Engku
Nawawi. Ejaan ini dimuat dalam Kitab Logat Melayu. Disebut
dengan Ejaan Balai Pustakan karena pada waktu itu Balai Pustaka
merupakan suatu lembaga yang terkait dan berperan aktif serta
cukup berjasa dalam sejarah perkembangan bahasa Indonesia.
Beberapa hal yang cukup menonjol dalam ejaan van
Ophusyen antara lain :
a.

Huruf y ditulis dengan j.

Misalnya:
EYD

b.

Ejaan van
Ophusyen
Sajang
Jakin
Saja

Sayang
Yakin
Saya
Huruf u ditlus dengan oe
Misalnya:
EYD

Ejaan van
Ophusyen
Oemoem
Sempoerna

Umum
Sempurna

c.

Surat
soerat
Huruf k pada akhir kata atau suku kata ditulis dengan tanda
koma di atas.
Misalnya:
EYD

d.

Ejaan van
Ophusyen
Rayat
Bapa
Mamoer

Rakyat
Bapak
Makmur
Huruf j di tulis dengan dj.
Misalnya:
EYD

e.

Ejaan van
Ophusyen
Djakarta
Radja
Djangan

Jakarta
Raja
Jangan
Huruf c ditulis dengan tj.
Misalnya:
EYD

Ejaan van
Ophusyen
Patjar
Tjara
Tjurang

Pacar
Cara
Curang

f.

Gabungan konsonan kh ditulis dengan ch.


Misalnya:
EYD

Ejaan van
Ophusyen
Chawatir
Achir
Chazanah

Khawatir
Akhir
Khazanah
2.

Ejaan Republik
Ejaan Republik adalah merupakan hasil penyederhanaan dari
pada Ejaan van Ophuysen. Ejaan Republik mulai berlaku pada
tanggal 19 Maret 1947. Pada waktu itu yang menjabat Menteri
4

Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan Republik Indonesia


adalah Mr. Suwandi, maka ejaan tersebut dikenal pula atau
dinamakan juga dengan Ejaan Suwandi.
Ejaan Repulik ini merupakan suatu usaha perwujudan dari
Kongres Bahasa Indonesia yang pertama di Surakarta, Jawa
Tengah, tahun 1938 dan yang menghasilkan suatu keputusan
penyusunan kamus istilah.
Beberapa perbedaan yang tampak dalam Ejaan Republik
dengan ejaan Ophusyen dapat diperhatikan dalam uraian di
bawah ini:
a. Gabungan

huruf oe dalam

ejaan

dengan u dalam Ejaan Republik.


b. Bunyi
hamzah () dalam
Ejaan

van

Ophusyen

van

digantikan

Ophusyen

diganti

dengan kdalam Ejaan Republik.


c. Kata ulang boleh ditandai dengan angka dua dalam Ejaan
Republik.
d. Huruf e taling dan e pepet dalam Ejaan Republik tidak dibedakan.
e. Tanda trema () dalam Ejaan van Ophusyen dihilangkan dalam
Ejaan Republik.
Agar perbedaan kedua ejaan itu menjadi lebih jelas, di bawah
ini diberi beberapa contoh.
Ejaan van
Ophusyen
Oemoer
Koeboer
Maloem

3.

Ejaan Republik
Umur
Kubur
Maklum

Ejaan Pembaharuan
Ejaan

pemabahruan

merupakan

suatu

ejaan

yang

direncanakan untuk memperbaharui Ejaan Republik. Penyusunan


itu dilakukan oleh Panitia Pembaharuan Ejaan Bahasa Indonesia.

Konsep Ejaan Pembaharuan yang telah berhasil disusun itu


dikenal sebuah nama yang diambil dari dua nama tokoh yang
pernah

mengetuai

panitian

ejaan

itu.

Yaitu Profesor

Prijono dan E. Katoppo.


Pada tahun 1957 panitia dilanjutkan itu berhasil merumuskan
patokan-patokan ejaan baru. Akan tetapi, hasil kerja panitia itu
tidak pernah diumumkan secara resmi sehingga ejaan itu pun
belum pernah diberlakukan.
Salah

satu

hal

yang

menarik

dalam

konsep

Ejaan

Pembaharuan ialah disederhanakannya huruf-huruf yang berupa


gabungan konsonan dengan huruf tunggal. Hal itu, antara lain
tampak dalam contoh di bawah ini.
a.
Gabungan konsonan dj diubah menjadi j
b. Gabungan konsonan tj diubah menjadi ts
c.Gabungan konsonan ng diubah menjadi
d. Gabungan konsonan nj diubah menjadi
e.
Gabungan konsonan sj diubah menjadi
Kecuali itu, gabungan vokal ai, au, dan oi, atau yang lazim
disebut diftong ditulis

berdasarkan

pelafalannya

yaitu

menjadi ay, aw, dan oy.


Misalnya:
EYD

Ejaan
Pembaharuan
Santay
Gulay
Harimaw
Kalaw
amboy

Santai
Gulai
Harimau
Kalau
Amboi
4.

Ejaan Melindo
Ejaan Melindo (Melayu- Indonesia), merupakan suatu hasil

perumusan ejaan Melayu dan Indonesia pada tahun 1959.


Perumusan Ejaan Melindo ini diawali dengan diselenggarakannya
Kongres Bahasa Indonesia yang kedua pada tahun 1945, di

Medan, Sumatera Utara. Bentuk rumusan Ejaan Melindo adalah


merupakan bentuk penyempurnaan dari ejaan sebelumnya.
Tetapi Ejaan Melindo ini belum sempat dipergunakan, karena
pada masa-masa itu terjadi konfrontasi antara negara kita
Republik Indonesia dengan pihak Malaysia.
Hal yang berbeda ialah bahwa di dalam Ejaan Melindo
gabungan

konsonan tj,

seperti

pada

kata tjinta,

dengan c menjadi cinta,juga

diganti

gabungan

konsonan nj seperti njonja, diganti dengan huruf nc,yang sama


sekali masih baru. Dalam Ejaan Pembaharuan kedua gabungan
konsonan itu diganti dengan ts dan .
5.

Ejaan Baru (Ejaan LBK)


Ejaan baru pada dasarnya merupakan lanjutan dari usaha

yang telah dirintis oleh panitia Ejaan Malindo. Para pelaksananya


pun di samping terdiri dari panitia Ejaan LBK, juga dari panitia
ejaan dari Malaysia. Panitia itu berhasil merumuskan suatu
konsep ejaan yang kemudian diberi nama Ejaan Baru. Panitia itu
bekerja atas dasar surat keputusan menteri pendidikan dan
kebudayaan no.062/67,tanggal 19 september 1967.
Perubahan yang terdapat pada Ejaan Baru atau Ejaan LBK,
antara lain :
a.

Gabungan konsonan dj diubah menjadi j.

Misalnya :

b.

EYD
Ejaan Baru
Remaja
Remadja
Jalan
Djalan
Perjaka
Perdjaka
Gabungan konsonan tj diubah menjadi j

Misalnya:
EYD
Cakap

Ejaan Baru
Tjakap

c.

Baca
Batja
Cipta
Tjipta
Gabungan konsonan nj diubah menjadi ny

Misalnya:

d.

EYD
Ejaan Baru
Sunyi
Sunji
Nyala
Njala
Bunyi
Bunji
Gabungan konsonan sj diubah menjadi sy

Misalnya:

e.

EYD
Ejaan Baru
Syarat
Sjarat
Isyarat
Isjarat
Syukur
Sjukur
Gabungan konsonan ch diubah menjadi kh

Misalnya:
EYD
Takhta
Makhluk
Ikhlas
6.

Ejaan Baru
Tachta
Machluk
Ichlas

Ejaan Yang Disempurnakan


Pada waktu pidato kenegaraan untuk memperingati Hari

Ulang Tahun Kemerdakan Republik Indonesia yang ke XXVII,


tanggal 17 Agustus 1972 diresmikanlah pemakaikan ejaan baru
untuk bahasa

Indonesia

oleh

Presiden

Republik

Indonesia.

Dengan Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972, ejaan tersebut


dikenal

dengan

namaEjaan

Bahasa

Indonesia

Yang

Disempurnakan (EYD). Ejaan tersebut merupakan hasil yang


dicapai oleh kerja panitia ejaan bahasa Indonesia yang telah
dibentuk pada tahun 1966. Ejaan Bahasa Indonesia Yang
Disempurnakan

ini

merupakan

penyederhanaan

serta

penyempurnaan dari pada Ejaan Suwandi atau ejaan Republik


yang dipakai sejak dipakai sejak bulan Maret 1947.

Beberapa kebijakan baru yang ditetapkan di dalam EYD,


antara lain:
a.

Perubahan Huruf
Ejaan Lama
Djika
Tjakap
Njata
Sjarat
Achir
Supaja

b.

EYD
Jika
Cakap
Nyata
Syarat
Akhir
Supaya

Huruf f, v, dan z yang merupakan unsur serapan dari bahasa


asing diresmikan pemakaiannya.

Misalnya:
Khilaf

Universitas

Fisik

Zakat

Valuta

khazanah

c. Huruf q dan x yang

lazim

digunakan

dalam

bidang

ilmu

pengetahuan tetap digunakan, misalnya pada kata Furqan,


danxenon.
d. Penulisan di- sebagai

awalan

dibedakan

dengan di- yang

merupakan kata depan. Sebagai awalan, di- ditulis sering kali


dengan unsur yang menyertainya, sedangkan di- sebagai kata
depan ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contoh:
Awalan
Kata Depan
Dicuci
Di kantor
Dibelikan
Di sekolah
Dicium
Di samping
Dilatar
Di tanah
belakangi
e. Kata ulang ditulis penuh dengan mengulang unsur-unsurnya.
Angka dua tidak digunakan sebagai penanda perulangan:
Misalnya:
Anak-anak, bukan anak2
Bermain-main, bukan bermain2
Bersalam-salaman, bukan bersalam2an
Secara umum, hal-hal yang diatur dalam EYD adalah:
1)
2)
3)
4)
5)
6)

Penulisan
Penulisan
Penulisan
Penulisan
Penulisan
Penulisan

huruf, termasuk huruf kapital dan huruf miring.


kata.
tanda baca.
singkatan dan akronim.
angka dan lambang bilangan.
unsur serapan.

CONTOH EJAAN DALAM MEDIS


dj : djarum
nj : njawa
j : jarum

Ejaan
Lama

EYD

ny : nyawa

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Yang
peraturan
bagaimana

dimaksud

dengan

bagaimana
atar

ejaan

adalah

melambangkan

hubungan

antara

bunyi

keseluruhan
ujaran

lambang-lambang

dan
itu

(pemisahan dan penggabungannya dalam suatu bahasa). Secara


teknis yang dimaksud dengan ejaan adalah penulisan huruf,
penulisan kata, dan penulisan tangda baca.
Beberapa fungsi ejaan di dalam bahasa Indonesia dapat
disebutkan sebagai berikut :
1.
2.
3.

Landasan pembakuan tata bahasa.


Landasan pembakuan kosakata dan peristilahan.
Alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain ke dalam
bahasa Indonesia.
Ejaan bahasa Indonesia yang telah kita kenal ternyata

mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan-perubahan yang


terjadi adalah mempunyai tujuan untuk penyempurnaan.
Adapun ejaan-ejaan yang pernah dipergunakan dalam
bahasa Indonesia adalah :
1.

Ejaan van Ophusyen

2.

Ejaan Republik

3.

Ejaan Pembaharuan

4.

Ejaan Melindo

5.

Ejaan Baru (EjaanLBK)

6.

Ejaan yang Disempurnakan

B. Saran
Dengan kerendahan hati, penulis merasa makalah ini
sangat sederhana dan jauh dari kesempuraan. Saran kritik yang
konstuktif

sangat

diperlukan

demi

kesempurnaan

makalah

sehingga akan lebih bernanfaat kontibusinya bagi hazanah


keilmuan. Wallahu alam.
DAFTAR PUSTAKA

Uti

Darmawati,dkk: 2010. Buku Panduan Pendidik


Indonesia Kelas XII.Klaten. PT Intan Pariwara.

Bahasa

Endah Tri Priyatni,dkk: 2008. Bahasa dan Sastra Indonesia KELAS


XII.Jakarta. PT Bumi Aksara.
Mustakim:1992. Tanya
Jawab
Bahasa
Indonnesia
Umum. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama.
Chaer
Abdul:
2006. Tata
Bahasa
Indonesia. Jakarta. PT Rineka Cipta.

Praktis

Untuk
Bahasa

Muslich Masnur:2008. Tata Bentuk Bahasa Indonesia. Jakarta.


Bumi Aksara
Waridah
Ernawati:
2010. EYD
Dan
Seputar
Indonesiaan.Jakarta. Kawan Pustaka.
Arifin.E Zaenal: 1988. Cermat Berbahasa
Mediyatama Sarana Perkasa.

Kebahasa-

Indonesia. Jakarta.

Soetarman. Bharoto:1988. Sari Tatabahasa Indonesia. Surabaya.


INDAH.

Anda mungkin juga menyukai