Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

BAHASA INDONESIA

“ EJAAN – EJAAN YANG ADA DI INDONESIA “

Disusun Oleh :

Ghina Sytha Ardema Ramadhani 20733049

Dosen Pengampu :

Yinda Dwi Gustiara , M.Pd


Roni Mustofa , M.Pd

Jurusan Teknologi Pertanian


Prodi Teknologi Pangan
Politeknik Negeri Lampung
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ejaan diartikan sebagai suatu ilmu yang menerangkan bagaimana kita harus
menyatakan bahasa bentuk lisan , kedalam bahasa bentuk tulisan. Atau pengakuan hukum ,
bagaimana cara menuliskan atau melambangkan bahasa bentuk tulisan. Dalam Kamus Besar
Indonesia diterangkan bahwa ejaan adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan bugi-bunyi
(kata , kalimat dan sebagainya) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda
baca.

B. Rumusan Masalah

Apa saja ejaan – ejaan yang pernah digunakan di Indonesia?

C. Tujuan Penulisan

Mengetahui ejaan – ejaan yang pernah digunakan di Indonesia


BAB II
PEMBAHASAN

1. Ejaan Van Ophuysen

Sebelum tahun 1900 atas dasar surat Putusan Pemerintah Kerajaan Belanda
No.10/1871 , perihal penggunaan bahasa Melayu dan pemberian fasilitas pendidikan untuk
bangsa pribumi. Ch.A Van Ophuysen mulai merintis membentuk ejaan bahaa Melayu dengan
meggunakan huruf latin. Ejaan Van Ophuysen atau dikenal dengan ejaan Balai Pustaka
digunakan sejak tahun 1901 hingga maret 1947. Ejaan ini hasil karya Ch.A Van Ophuysen
dibantu oleh Engku Nawawi gelar Sutan Makmur dan Moh. Taib Sultan Ibrahim. Ejaan Van
Ophuysen ini dimuat dalam Kitab Logat Melayu (Kitab Logat Moelajoe).
Beberapa peraturan dalam Ejaan Van Ophuysen :

 Huruf U diubah menjadi OE


Contohnya : Buku (Boekoe) , Guru (Goeroe)

 Huruf E diwujudkan menjadi 2 lambang :


 E lemah / e pepet. Contohnya : benar , beberapa , sementara , semesta dan
sebagainya
 E aksen / e taling. Contohnya : elok , esok , elektro dan sebagainya

 Bila suku pertama berakhir dengan OE dan suku kedua diawali dengan a/i/e , maka
dibubuhkan huruf W
Contohnya :
a. Oe – ang = oewang
b. Loe – ar = loewar
c. Doe – it = doewit
d. Boe – at = boewat

 Bila suku pertama berakhir dengan I dan suku kedua diawali dengan a/u , dibubuhkan
huruf J
Contohnya :
a. Ti-ang = Tijang
b. Si-ang = Sijang
c. Li-ur = Lijur
Kecuali kata-kat berikut : siapa , tiara , biawak , siamang , dan lainnya.

 Huruf y ditulis dengan j


Contohnya : yang = jang

 Huruf j ditulis dengan dj


Contohnya : jujur = djudjur

 Huruf c ditulis dengan tj


Contohnya : cinta = tjinta

 Gabungan konsonan kh ditulis dengan ch


Contohnya : khidmat = chidmat

 Banyak menggunakan tanda diakritik seperti koam ain , koma wasla dan tanda trema.
Contohnya : so’al , ta’pa’ , dan sebagainya.
(banyak digunakan dalam mengindonesiakan kata-kata bahasa Arab)

Ejaan Van Ophuysen baru mendapat bentuk yang mantap pada tahun 1926. Dan
akhirnya digantikan dengan Ejaan Soewandi atau Ejaan Republik pada 17 maret 1947.

2. Ejaan Soewandi

Tanggal 19 maret 1947 oleh Menteri Pengajaran , Pendidikan dan Kebudayaan ,


Mr.Soewandi dikeluarkan Surat Keputuan No.246/Dhg.A/47 tentang perubahan dan
berlakunya Ejaan Bahasa Indonesia (Ejaan Soewandi) . Ejaan ini berlaku hingga tahun 1956 .
Hal-hal yang menonjol dalam ejaan Soewandi antara lain :
a. Huruf oe diganti dengan u
Contohnya : goeroe = guru , boekoe = buku

b. Bunyi hamzah (‘) dan bunyi sentak ditulis dengan huruf k


Contohnya : tida’ = tidak

c. Kata yang berulang boleh ditandai dengan angka 2


Contohnya : main-main = main2

d. Tanda aksen pada huruf e tidak dipakai lagi


Contohnya :  ẻkor = ekor

e. Dihadapan tj dan dj , bunyi sengau nj ditulskan n , untuk mengindahkan cara tulis


Contohnya : menjtjuri = mentjuri

f. Huruf-huruf q , x , dan y tidak diatur pemakaiannya dalam ejaan

g. Awalan “di-“ dan kata depan “di” kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya
Contohnya : di rumah = dirumah
3. Ejaan Pembaharuan

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 48 Tahun


1956. Ejaan ini merupakan suatu ejaan yang direncanakan untuk meperbaharui dan
menyempurnakan ejaan sebelumnya (ejaan Soewandi). Ejaan Pembaharuan disusun oleh
Panitia Ejaan Bahasa Indonesia yang konsepnya diambil dari dua nama tokoh yang pernah
mengetuai kepanitiaan tersebut , yaitu Prof.Prijono dan E.Katopo. Ejaan ini memuat :

a. Ejaan pembaharuan membuat standar satu huruf , misalnya menyanyi : menjanji =


menani.
b. Gabungan vokal ai , au dan oi atau yang lazim disebut diftong ditulis berdasarkan
pelafalannya yaitu menjadi ay , aw dan oy.
Contohnya : kerbau = kerbaw , sungai = sungay , koboi = koboy

Tetapi , ejaan pembaharuan ini urung diresmikan dalam undang-undang.

4. Ejaan Melindo

Ejaan Melindo (Melayu-Indonesia) , merupakan suatu hasil perumusan ejaan Melayu


dan Indonesia pada tahun 1959. Diawali dengan diselenggarkannya Kongres Bahasa
Indonesia yang kedua pada tahun 1945 , di Medan , Sumatra Utara. Rumusan ejaan Melindo
merupakan bentuk penyempurnaan dari ejaan sebelumnya. Ejaan Melindo belum sempat
dipergunakan , karena pada masa itu terjadi konfrontasi antara Indonesia dan Malaysia.
Dalam ejaan Melindo memperlihatkan bahwa satu bunyi satu bahasa dilambangkan dengan
satu huruf. Huruf-huruf tersebut , antara lain :

a. Huruf j sebagai pengganti dj


Contohnya : sedjadjar = sejajar

b. Huruf c sebagai pengganti tj


Contohnya : mentjutji = mencuci

c. Huruf η sebagai pengganti ng


Contohnya : menganga = meηaηa

d. Huruf ή sebagai pengganti nj


Contohnya : bernjanji = berήaήi
5. Ejaan Indonesia Lama

Sebelum mengenal Ejaaan Yang Disempurnakan (EYD) masyarakat Indonesia masih


menggunakan Ejaan Indonesia Lama utuk menulis. Pada ejaan ini menggunakan satu bunyi
dilambangkan dengan dua huruf. Beberapa bentuk ejaan Indonesia Lama :
a. Dj sama dengan j
Contohnya : Djakarta = Jakarta

b. J sama dengan y
Contohnya : Jogjakarta = Yogyakarta

c. Tj sama dengan c
Contohnya : Pantjasila = Pancasila

d. Oe sama dengan u
Contohnya : Soekar = Sukar

e. Nj sama dengan ny
Contohnya : Njonja = Nyonya

f. Sj sama dengan sy
Contohnya : Moesjawarah = Musyswarah

g. Ch sama dengan kh
Contohnya : Chalayak = Khalayak

6. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)

Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) ditetapakan atas dasar Surat Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan No.03/A.I/722 tertanggal 20 mei 1972. EYD secara resmi
dinyatakan dan diberlakukan tanggal 17 agustus 1972 dengan Surat Keputusan Presiden
Republik Indonesia No.52 Tahun 1972.
Perubahan yang terdapat pada Ejaan Baru atau Ejaan LBK (1967) , yaitu :
a. Tj menjadi c.
b. Dj menjadi j
c. J menjadi y
d. Nj menjadi ny
e. Sj menjadi sy
f. Ch menjadi kh

Beberapa kebijakan baru yang ditetapkan dalam EYD antara lain :


a. Huruf f , v dan z yang merupakan unsur serapan dari bahasa asing diresmikan
pemakaiannya.

b. Huruf q dan x yang lazim digunakan dalam bidang ilmu pengetahuan tetap
digunakan , misalnya : furqon dan xenon
c. Awalan “di“ dan kata depan “di” dibedakan penulisannya
Awalan “di” , contohnya : dibeli , dimakan , diminum. Ditulis serangkai dengan kata
yang mengikutinya.
Kata depa “di” , contohnya : di jalan , di rumah , di sawah. Ditulis dipisah dengan
spasi.

d. Kata ulang ditulis penuh dengan mengulang unsur-unsurnya. Angka 2 tidak


digunakan sebagai penanda perulangan.
Contoh : Bapak2 = Bapak-bapak

e. Huruf vokal : a , i , u , e , dan o. Selain itu disebut huruf konsonan

f. Huruf diftong : ai , au dan oi

g. Gabungan huruf konsonan : kh , ng , ny dan sy

EYD merupakan penyempurnaan dari ejaan-ejaan sebelumnya yang merupakan hasil


kerja dari Panitia Ejaan Bahasa Indonesia yang dibentuk oleh LBK (Lembaga Bahasa
Kesusasteraan) pada tahun 1966. EYD masih digunakan sampai sekarang.

Anda mungkin juga menyukai