BAHASA INDONESIA
Disusun Oleh :
Dosen Pengampu :
Ejaan diartikan sebagai suatu ilmu yang menerangkan bagaimana kita harus
menyatakan bahasa bentuk lisan , kedalam bahasa bentuk tulisan. Atau pengakuan hukum ,
bagaimana cara menuliskan atau melambangkan bahasa bentuk tulisan. Dalam Kamus Besar
Indonesia diterangkan bahwa ejaan adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan bugi-bunyi
(kata , kalimat dan sebagainya) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda
baca.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Sebelum tahun 1900 atas dasar surat Putusan Pemerintah Kerajaan Belanda
No.10/1871 , perihal penggunaan bahasa Melayu dan pemberian fasilitas pendidikan untuk
bangsa pribumi. Ch.A Van Ophuysen mulai merintis membentuk ejaan bahaa Melayu dengan
meggunakan huruf latin. Ejaan Van Ophuysen atau dikenal dengan ejaan Balai Pustaka
digunakan sejak tahun 1901 hingga maret 1947. Ejaan ini hasil karya Ch.A Van Ophuysen
dibantu oleh Engku Nawawi gelar Sutan Makmur dan Moh. Taib Sultan Ibrahim. Ejaan Van
Ophuysen ini dimuat dalam Kitab Logat Melayu (Kitab Logat Moelajoe).
Beberapa peraturan dalam Ejaan Van Ophuysen :
Bila suku pertama berakhir dengan OE dan suku kedua diawali dengan a/i/e , maka
dibubuhkan huruf W
Contohnya :
a. Oe – ang = oewang
b. Loe – ar = loewar
c. Doe – it = doewit
d. Boe – at = boewat
Bila suku pertama berakhir dengan I dan suku kedua diawali dengan a/u , dibubuhkan
huruf J
Contohnya :
a. Ti-ang = Tijang
b. Si-ang = Sijang
c. Li-ur = Lijur
Kecuali kata-kat berikut : siapa , tiara , biawak , siamang , dan lainnya.
Banyak menggunakan tanda diakritik seperti koam ain , koma wasla dan tanda trema.
Contohnya : so’al , ta’pa’ , dan sebagainya.
(banyak digunakan dalam mengindonesiakan kata-kata bahasa Arab)
Ejaan Van Ophuysen baru mendapat bentuk yang mantap pada tahun 1926. Dan
akhirnya digantikan dengan Ejaan Soewandi atau Ejaan Republik pada 17 maret 1947.
2. Ejaan Soewandi
g. Awalan “di-“ dan kata depan “di” kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya
Contohnya : di rumah = dirumah
3. Ejaan Pembaharuan
4. Ejaan Melindo
b. J sama dengan y
Contohnya : Jogjakarta = Yogyakarta
c. Tj sama dengan c
Contohnya : Pantjasila = Pancasila
d. Oe sama dengan u
Contohnya : Soekar = Sukar
e. Nj sama dengan ny
Contohnya : Njonja = Nyonya
f. Sj sama dengan sy
Contohnya : Moesjawarah = Musyswarah
g. Ch sama dengan kh
Contohnya : Chalayak = Khalayak
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) ditetapakan atas dasar Surat Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan No.03/A.I/722 tertanggal 20 mei 1972. EYD secara resmi
dinyatakan dan diberlakukan tanggal 17 agustus 1972 dengan Surat Keputusan Presiden
Republik Indonesia No.52 Tahun 1972.
Perubahan yang terdapat pada Ejaan Baru atau Ejaan LBK (1967) , yaitu :
a. Tj menjadi c.
b. Dj menjadi j
c. J menjadi y
d. Nj menjadi ny
e. Sj menjadi sy
f. Ch menjadi kh
b. Huruf q dan x yang lazim digunakan dalam bidang ilmu pengetahuan tetap
digunakan , misalnya : furqon dan xenon
c. Awalan “di“ dan kata depan “di” dibedakan penulisannya
Awalan “di” , contohnya : dibeli , dimakan , diminum. Ditulis serangkai dengan kata
yang mengikutinya.
Kata depa “di” , contohnya : di jalan , di rumah , di sawah. Ditulis dipisah dengan
spasi.