Anda di halaman 1dari 16

Ummu Kalsum I011211096

A.Nurul Azizah I011211104


Ahmad Taufik I011211081
Muh.Asrul Anton I01121084

Kelompok 7(Capung):Ejaan Bahasa Indonesia


PENGERTIAN EJAAN

Dalam buku Konsep Dasar Bahasa Indonesia (2019) karya Yunus Abidin, ejaan
merupakan aturan yang melambangkan bunyi bahasa menjadi bentuk huruf, kata
serta kalimat.

Ejaan juga bisa diartikan sebagai kumpulan peraturan penulisan huruf, kata
serta penggunaan tanda baca.

Mengutip dari buku Esai Penerapan Ejaan Bahasa Indonesia (2020) karya
Widya Fitriantiwi, yang dimaksud ejaan adalah kaidah yang harus dipatuhi oleh
pemakai bahasa supaya keteraturan dan keseragaman dalam penulisan bahasa dapat
tercapai.
FUNGSI EJAAN

Menurut Siti Mutmainah dalam buku Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi (2019), ejaan harus diterapkan dalam
penulisan bahasa. Ejaan memiliki sejumlah fungsi penting, yaitu:
1.Landasan pembakuan tata bahasa
2.Penggunaan ejaan dalam penulisan bahasa akan membuat tata bahasa yang digunakan semakin baku.
3.Landasan pembakuan kosa kata serta istilah
4.Tidak hanya membuat tata bahasa semakin baku, ejaan juga membuat pemilihan kosa kata dan istilah mennadi lebih baku.
5.Penyaring masuknya unsur bahasa lain ke bahasa Indonesia
6.Ejaan juga memiliki fungsi penting sebagai penyaring bahasa lain ke bahasa Indonesia. Sehingga dalam penulisannya tidak
akan menghilangkan makna aslinya.
7.Membantu pemahaman pembaca dalam mencerna informasi
8.Penggunaan ejaan akan membuat penulisan bahasa lebih teratur. Hal ini membuat pembaca semakin mudah dalam
memahami informasi yang disampaikan secara tertulis.
MACAM-MACAM EJAAN

1. Ejaan van Ophuisjen

Ciri-Ciri Ejaan Van Ophuijsen

 Ini merupakan pedoman resmi ejaan pertama Huruf/gabungan huruf/diftong/diakritik Contoh penggunaan dalam kata
j Jang :sajang
yang diterbitkan pada tahun 1901. Fyi, bahasa
oe Kamoe : oemoer
Indonesia waktu itu masih disebut sebagai dj Djoedjoer : satoe
tj Tjoetjoe : tjantik
bahasa Melayu. Bisa ditebak dari namanya,
nj Njanji : Njonja
ejaan ini disusun oleh orang Belanda bernama ch Chawatir : choesoes
sj Sjahrir : sjarat
Charles A. van Ophuijsen dan dibantu oleh
Tanda diakritik (‘) Ma’mur : ra’yat : Jum’at :ma’af
Engku Nawawi Gelar Soetan Ma’moer dan Angka “2” untuk tanda pengulangan Poera2 : koera2
Moehammad Taib Soetan Ibrahim.
2. Ejaan Soewandi

Ejaan ini menggantikan Ejaan van Ophuijsen setelah diresmikan pada tanggal 19 Maret 1947
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 264/Bhg.A. Kenapa disebut Ejaan Soewandi? Benar sekali! Karena penyusunnya adalah Mr.
Raden Soewandi yang waktu itu menjabat sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan.
Oh iya, ejaan ini dikenal juga sebagai Ejaan Republik lho.
Pembaharuan dari Ejaan Soewandi terletak dalam penggunaan diftong (gabungan dua huruf
vokal) oe yang diganti menjadi huruf u, dan dihapuskannya tanda apostrof. Nah, tanda apostrof ini
diganti menjadi huruf k atau tidak dituliskan sama sekali. Contohnya:
Jum’at → Jumat
ra’yat → rakyat
ma’af → maaf
3. Ejaan Pembaharuan

Melalui Kongres Bahasa Indonesia II di Medan tahun 1954, Prof. M. Yamin


menyarankan agar ejaan Soewandi disempurnakan. Pembaharuan yang disarankan
panitia yang diketuai Prijono dan E. Katoppo antara lain: membuat standar satu fonem
satu huruf, dan diftong ai, au, dan oi dieja menjadi ay, aw, dan oy. Selain itu, tanda
hubung juga tidak digunakan dalam kata berulang yang memiliki makna tunggal
seperti kupukupu dan alunalun.

Tapi, ejaan ini nggak jadi diresmikan dalam undang-undang. Huft… untung deh.
Pasti bakal aneh kalau “koboi junior naik kerbau” ditulis jadi “koboy junior naik
kerbaw”.
4. Ejaan Melindo

Melindo itu… buah yang kulitnya warna merah yang suka dibuat emping, ya? Itu
melinjo….

Melindo ini akronim dari Melayu-Indonesia. Yup, draft penyusunan ejaan ini disusun
pada tahun 1959 atas kerja sama Indonesia dan Persekutuan Tanah Melayu, yang dalam hal ini
adalah Malaysia. Perubahan yang diajukan dalam ejaan ini nggak jauh berbeda kok dari Ejaan
Pembaharuan.

Ejaan Melindo ini bertujuan untuk menyeragamkan ejaan yang digunakan kedua negara.
Secara ‘kan ya Indonesia dan Malaysia bahasanya mirip-mirip gitu. Tapi sayang, ejaan ini pun
gagal diresmikan akibat ketegangan politik antara Indonesia dan Malaysia waktu itu.
5. Ejaan LBK (Lembaga Bahasa dan Kesusastraan)

Ejaan ini bisa dibilang adalah lanjutan dari Ejaan Melindo yang nggak jadi itu. Panitianya

masih campuran antara Indonesia dan Malaysia dan dibentuk pada tahun 1967. Isinya juga nggak

jauh berbeda dari Ejaan yang Disempurnakan (yang akan dijelaskan selanjutnya), hanya ada

perbedaan di beberapa kaidahnya saja.

Ada pun huruf vokal dalam ejaan ini terdiri dari: i, u, e, ə, o, a. Dalam ejaan ini, istilah-

istilah asing sudah mulai diserap seperti: extra → ekstra; qalb → kalbu; guerilla → gerilya.
6. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)

Kamu pasti udah kenal dong sama yang Perubahan Ejaan Bahasa
namanya EYD. Ejaan ini berlaku sejak tahun 1972 Indonesia
sampai 2015. Di antara deretan “mantan” ejaan di
Ejaan Van Ophuisjen Ejaan Soewandi Ejaan yang Disempurnakan
atas, EYD ini yang paling awet. Juga, ejaan ini tj Tj c
dj dj j
mengatur secara lengkap tentang kaidah penulisan j j y
bahasa Indonesia, antara lain: tentang unsur nj nj ny
ch ch kh
bahasa serapan, tanda baca, pemakaian kata, sj sj sy
pelafalan huruf “e”. penggunaan huruf kapital, dan oe u u

penggunaan cetak miring. Selain itu, huruf “f”,


“v”, “q”, “x”, dan “z” yang kental dengan unsur
bahasa asing resmi menjadi bagian Bahasa
Indonesia
7. Ejaan Bahasa Indonesia (EBI)

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 50


Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, EBI pun resmi berlaku sebagai ejaan
baru Bahasa Indonesia. Katanya, latar belakang diresmikan ejaan baru ini adalah karena
perkembangan pengetahuan, teknologi, dan seni sehingga pemakaian bahasa Indonesia semakin luas.
Ejaan ini menyempurnakan EYD, terutama dalam hal penambahan diftong, penggunaan huruf
kapital, dan cetak tebal.
Huruf diftong yang berlaku antara lain: ai, au, ei, oi
Lafal huruf “e” menjadi tiga jenis. Contohnya seperti pada lafal: petak, kena, militer
Penulisan cetak tebal untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis miring, dan bagian-
bagian karangan seperti judul, bab, dan subbab.
Huruf kapital pada nama julukan seseorang. Contohnya: Pak Haji Bahrudin
Tanda elipsis (...) digunakan dalam kalimat yang tidak selesai dalam dialog
PENULISAN EJAAN
*Penulisan huruf abjad
Dalam ejaan bahasa Indonesia, huruf abjad terdiri atas huruf A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L, M, N, O, P, Q, R, S, T, U, V, W, X, Y, Z. Huruf abjad
ini bisa ditulis dalam bentuk huruf kapital maupun tidak, tergantung pada pemakaian dan tujuan penggunaannya.

*Penulisan huruf vokal


Dalam ejaan bahasa Indonesia, huruf vokal terdiri atas huruf a, i, u, e, o. Sama seperti huruf abjad, huruf vokal juga bisa ditulis dalam huruf kapital
atau tidak.

* Penulisan huruf konsonan


Dalam ejaan bahasa Indonesia, huruf konsonan adalah huruf yang tidak termasuk huruf vokal, yakni b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x,
y, z. Penulisan kapital atau tidaknya juga bergantung pada pemakaian dan tujuan penggunaannya.

*Penulisan huruf diftong


Dalam ejaan bahasa Indonesia, huruf diftong merupakan dua vokal yang diucapkan bersamaan. Huruf diftong terdiri atas ai, au, oi. Contoh katanya
ialah 'santai', 'pulau', 'survei', dan 'kalian'.
*Penulisan huruf diftong
Dalam ejaan bahasa Indonesia, huruf diftong merupakan dua vokal yang diucapkan bersamaan. Huruf diftong terdiri atas ai, au, oi.
Contoh katanya ialah 'santai', 'pulau', 'survei', dan 'kalian'.

*Penulisan gabungan huruf konsonan


Dalam ejaan bahasa Indonesia, penulisan gabungan huruf konsonan berarti dua huruf konsonan dijadikan satu, seperti kh, ny, sy, ng.
contoh katanya 'ikhtisar', 'nyata', 'syarat', dan 'ngarai'.

*Penulisan pemenggalan kata


Dalam ejaan bahasa Indonesia, pemenggalan kata sering dilakukan jika:
1.Ada huruf vokal yang berurutan dan terletak di tengah kata. Pemenggalan dilakukan di antara kedua huruf vokalnya. Contoh kata ‘aula’
jika dipenggal menjadi ‘au-la’.
2.Ada huruf konsonan, termasuk gabungan huruf konsonan di antara dua huruf vokal, yang terletak di tengah kata. Pemenggalan
dilakukan sebelum huruf konsonan. Contohnya kata ‘ba-pak’, dan ‘mu-ta-khir’.
3.Ada dua huruf konsonan yang berurutan yang terletak di tengah kata. Pemenggalan dilakukan di antara kedua huruf konsonan.
Contohnya ‘man-di’, dan ‘makh-luk’.
4.Ada tiga huruf konsonan atau lebih yang terletak di tengah kata. Pemenggalan kata dilakukan di antara huruf konsonan pertama dan
kedua. Contohnya ‘in-stru-men’.
PEMAKAIAN EJAAN

-Huruf kapital
Penggunaan huruf kapital bisa dari huruf vokal ataupun huruf konsonan. Berikut beberapa contoh pemakaiannya:
1.Huruf kapital dipakai di awal kalimat. Contohnya: ‘Aku lapar.’
2.Huruf kapital dipakai di awal petikan langsung. Contohnya: ‘Jinnie berkata, “Besok aku tidak masuk sekolah” kepadaku.’
3.Huruf kapital dipakai di huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan serta Kitab Suci, termasuk kata
ganti untuk Tuhan. Contohnya: ‘Allah’, ‘Yang Mahakuasa’, ‘Islam’, ‘Alkitab’, dan lainnya.
4. kapital dipakai di huruf pertama gelar kehormatan, keturunan dan keagamaan. Contohnya ‘Sultan Hasanuddin’, ‘Haji Agus Salim’.
5.Huruf kapital dipakai di huruf pertama unsur nama jabatan atau pangkat. Contohnya ‘Presiden Jokowi’.
6.Huruf kapital dipakai di huruf pertama unsur nama orang. Contohnya ‘Ed Sheeran’.
7.Huruf kapital dipakai di huruf pertama nama bangsa, suku dan bahasa. Contohnya: ‘bahasa Indonesia’, ‘Bangsa Indonesia’.
8.Huruf kapital dipakai di huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya dan peristiwa sejarah. Contohnya: ‘tahun Masehi’, ‘bulan
Juni’, ‘hari Natal’.
Huruf kapital di pakai di huruf pertama nama geografi. Contohnya ‘Asia Tenggara’.
-Huruf miring

1.Huruf miring dipakai untuk menulis nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.

Contohnya ‘Majalah Bahasa’.

2.Huruf miring dipakai untuk menegaskan kata. Contohnya: ‘Huruf pertama kata aku adalah a.’

3.Huruf miring dipakai di nama ilmiah. Contohnya ‘Politik devide et impera’.


 
CONTOH EJAAN YAANG BAIK DAN BENAR

Ejaan Van Ophuijsen Ejaan Soewandi Ejaan yang Disempurnakan

choesoes chusus khusus


Ma’lum maklum maklum
Ja’ni jakni yakni
pajoeng pajung payung
tjoetjoe tjutju cucu
soenji sunji sunyi

Kata asing Penyerapan yang salah Penyerapan yang benar

Risk Risiko Resiko


System Sistim Sistem
Effective Efektip Efektif
Method Metoda Metode
Charisma Harisma Karisma
Frequency Frekwensi Frekuensi
Februari Pebruari Februari
November Nopember November
Apotheek Apotik Apotek
Taxi Taxi Taksi
WASSALAMUALAIKUM
WARAHMATULLAHI
WABARAKATU
SEKIAN &
TERIMAHKASIH

Anda mungkin juga menyukai