Perubahan
EJAAN YANG DISEMPURNAKAN
Pada tanggal 16 Agustus 1972, Presiden Republik Indonesia meresmikan pemakaian Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan yang lazim disingkat dengan EYD.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menyebarkan buku kecil yang berjudul Pedoman
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan yang memuat berbagai patokan pemakaian ejaan
yang baru.
Bersama buku tersebut, lahir pula sebuah buku yang berfungsi sebagai pendukung buku yang
pertama, yaitu buku Pedoman Umum Pembentukan Istilah.
Ejaan ini direvisi pertama tahun 1987 dan kedua tahun 2009.
1. Huruf yang berubah fungsi adalah sebagai berikut:
Perubahan
2. Peresmian penggunaan huruf berikut yang sebelumnya
belum resmi adalah:
pemakaian huruf /f/ dalam kata maaf
pemakaian huruf /v/ dalam kata universitas
pemakaian huruf /z/ dalam kata lezat
3. Huruf yang hanya dipakai dalam ilmu eksakta, adalah
sebagai berikut:
pemakaian huruf /q/ dalam rumus a:b = p:q
pemakaian huruf /x/ dalam istilah Sinar-X
Perubahan
4. Penulisan di- sebagai awalan dan penulisan di sebagai
kata depan dilakukan seperti berikut:
• penulisan awalan di- diserangkaikan dengan
kata yang mengikutinya, seperti dimakan,
dijumpai (di- + V)
Perubahan
EJAAN BAHASA INDONESIA
EBI menggantikan EYD yang sudah
digunakan sejak tahun 1972 sampai 2015.
EYD mengalami revisi sebanyak 2 kali, pada
tahun 1987 dan 2009.
Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) mulai
digunakan sejak ditetapkan Permendikbud No.
50 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesa PUEBI
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
diterbitkan tahun 2016.
PERBEDAAN EYD DAN EBI
Pada EYD, huruf diftong hanya tiga, yaitu ai, au, oi. Sedangkan pada
EBI, huruf diftong ditambah satu, yaitu ei (misalnya pada kata geiser
dan survei).
Pada EYD tidak diatur bahwa huruf kapital digunakan untuk menulis
unsur julukan (hanya menuliskan nama orang). Pada EBI, unsur
julukan diatur ditulis dengan awal huruf kapital. Contoh: Dewa
Pedang, Jenderal Kancil, Raja Dangdut.
Pada EYD, fungsi huruf tebal ada tiga, yaitu: (a) menuliskan judul
buku, bab, dan semacamnya; (b) mengkhususkan huruf; dan (c)
menulis lema atau sublema dalam kamus. Sedangkan pada EBI, fungsi
ISI PUEBI
1. Pemakaian huruf (huruf abjad, huruf vokal, huruf konsonan,
huruf diftong, gabungan huruf konsonan, huruf kapital, huruf
miring, dan huruf tebal)
2. Penulisan kata (kata dasar, kata berimbuhan, bentuk ulang,
gabungan kata, pemenggalan kata, kata depan, partikel,
singkatan dan akronim, angka dan bilangan, kata ganti, dan
kata sandang)
ISI PUEBI
3. Penempatan tanda baca, di antaranya: tanda titik (.),
tanda koma (,), tanda titik dua (:), tanda titik koma (;),
tanda hubung (-), tanda pisah (—), tanda titik titik/elipsis (…),
tanda tanya (?), tanda seru (!), tanda kurung biasa ((…)), tanda
petik tunggal (‘…’), tanda petik ganda (“…”),
tanda kurung siku ([…]), tanda garis miring (/),
dan tanda apostrof (‘…). Tanda baca di tersebut diaplikasikan
dalam teks sesuai dengan kaidah yang berlaku secara resmi.
4. Penulisan unsur serapan.
5. Kembali ke EYD