id/Pengertian/Ejaan/2536
Kata ejaan sebenarnya berasal dari bahasa Arab “eja” yang mendapat akhiran –an. Ejaan
diartikan sebagai sejumlah aturan tentang cara penulisan bahasa dengan menggunakan
huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarananya. Ejaan berbeda dengan mengeja. Mengeja
merupakan kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata. Sedangkan ejaan mengatur
cara penulisan bahasa secara keseluruhan. Aturan dalam ejaan ini harus dipatuhi agar
terdapat keteraturan dan keseragaman bentuk, khususnya dalam bahasa tulis. Berikut ini
adalah pengertian ejaan menurut para ahli:
1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Pengertian ejaan menurut KBBI adalah kaidah atau cara yang mengambarkan bunyi kata
dan bunyi kalimat dalam bentuk tulisan serta mengatur penggunaan tanda baca.
2. Menurut Keraf
Pengertian ejaan menurut Keraf adalah seluruh aturan tentang bunyi, ujaran, dan hubungan
antara lambang-lambang tersebut (pemisahan atau penggabungannya) dalam suatu
bahasa.
3. Menurut Arifin
Awalnya, bahasa Indonesia ditulis dengan huruf Arab-Melayu. Namun karena adanya
kontak budaya dengan dunia Barat akibat terjadinya penjajahan, maka digunakanlah huruf
Latin. Pada tahun 1900, seorang ahli bahasa dari Belanda bernama Van Ophuijsen
diperintah untuk membuat suatu ejaan yang bisa dipakai dalam bahasa Melayu. Karena
dibantu oleh dua orang pakar bahasa dari Melayu, ia akhirnya berhasil menggabungkan
ejaan Latin dan ejaan Belanda, yang dikenal dengan Ejaan Van Ophuijsen. Ejaan ini
diresmikan pada tahun 1901 dan digunakan selama kurang lebih 46 tahun.
2. Ejaan Republik
Pada masa penjajahan Jepang, pemerintah Indonesia mulai memikirkan masalah ejaan
yang dianggap tak mengikuti perkembangan ejaan internasional. Karena itulah, pemerintah
melalui Mendikbud melakukan pengubahan ejaan agar sesuai dengan perkembangan
zaman. Muncul sebuah ejaan baru yang resmi menggantikan ejaan Van Ophuijsen. Ejaan
tersebut dikenal sebagai Ejaan Republik dan diresmikan pada tahun 1947.
3. Ejaan Melindo
Pada akhir tahun 1950-an, sejumlah penulis merasakan adanya kelemahan pada Ejaan
Republik. Ada beberapa kata-kata yang dianggap sangat mengganggu penulisan karena
terdapat satu bunyi bahasa yang dilambangkan dengan dua huruf. Contohnya seperti ch,
ng, sj, tj, dan dj. Para pakar bahasa menginginkan satu bunyi dilambangkan dengan satu
huruf. Keinginan tersebut dibawa dalam pertemuan negara Indonesia dan Malaysia.
Hasilnya, diciptakanlah sebuah ejaan baru bernama Ejaan Melindo (Melayu-Indonesia).
Akan tetapi, ejaan ini tak pernah diresmikan.
4. Ejaan Yang Disempurnakan
Ejaan Yang Disempurnakan
Pada tahun 1972, Presiden Soeharto meresmikan ejaan baru yang diberi nama Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD). Ejaan ini diresmikan berdasarkan Keppres No. 57 Tahun 1972.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pun menyebarkan buku kecil berupa Pedoman
EYD yang di dalamnya berisi tentang pedoman pemakaian ejana yang baru.
Ejaan memiliki fungsi yang sangat penting dalam kaitannya dengan pembakuan bahasa,
baik itu yang berkaitan dengan pembakuan tata bahasa ataupun kosakata dan peristilahan.
Fungsi-fungsi tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
1. Sebagai landasan pembakuan tata bahasa.
2. Sebagai landasan pembakuan kosakata dan peristilahan
3. Alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia.
Selain tiga fungsi di atas, sebenarnya ejaan juga memiliki fungsi lain. Secara praktis, ejaan
memiliki fungsi untuk mempermudah pembaca dalam mencerna informasi yang
disampaikan dalam bentuk tulisan.
Secara garis besar, ruang lingkup ejaan dalam Bahasa Indonesia terdiri atas hal-hal berikut
ini:
1. Pemakaian Huruf
Dalam bahasa Indonesia, terdapat huruf abjad dan juga penggabungan untuk
melambangkan diftong, seperti au (harimau), atau ng (lambang). Berbeda dengan bahasa
Inggris, ejaan Indonesia menggunakan ejaan fonemis, di mana hanya ada satu bunyi untuk
satu lambang. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat pemenggalan kata adalah harus
menggunakan tanda hubung, tidak boleh memenggal kata dengan garis bawah, tidak boleh
memenggal satu huruf,dan lain sebagainya.
2. Penulisan Huruf
Ada banyak sekali jenis huruf, seperti huruf kecil, huruf kapital, dan huruf miring. Huruf
kapital digunakan untuk awal kalimat, huruf pertama petikan langsung, huruf pertama nama
orang, huruf pertama nama jabatan, huruf pertama nama orang, dan lain sebagainya.
Sedangkan huruf miring dipakai untuk menulis nama buku atau nama majalah yang dikutip
dari karangan tertentu, menegaskan huruf, kata, atau kelompok kata, serta menulis nama
ilmiah atau ungkapan asing.
3. Penulisan Kata
Kata juga memiliki beragam jenis, seperti kata dasar, kata turunan, dan lain sebagainya.
Kata dasar harus ditulis sebagai satu kesatuan. Sedangkan untuk penulisan kata turunan,
imbuhan harus ditulis serangkai dengan kata dasar.
4. Penulisan Unsur Serapan
Banyak sekali bahasa asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia, salah satu contohnya
adalah bahasa Arab. Untuk menyerap bahasa Arab, kita harus memperhatikan beberapa
hal, seperti unsur mad (panjang) harus dihilangkan, konsonan yang tak ada dalam bahasa
Indonesia sebaiknya disesuaikan dengan fonem yang berdekatan dengan fonem bahasa
Indonesia. Jika tidak ada, maka tulislah kata tersebut sesuai dengan lafal sebenarnya dan
jangan lupa gunakan huruf miring.
5. Pemakaian Tanda Baca
Tanda baca seringkali diabaikan dalam suatu tulisan. Padahal tanda baca sangat membantu
kita dalam memahami suatu tulisan. Contoh tanda baca antara lain:
a. Tanda titik (.)
b. Tanda koma (,)
c. Tanda titik koma (;)
d. Tanda titik dua (:)
e. Tanda hubung (-)
f. Tanda tanya (?)
g. Tanda seru (!)
h. Tanda kurung ((…))
i. Tanda garis miring (/)
j. Tanda pisah (--)
k. Tanda kurung siku ([])
l. Tanda petik satu ( ‘ )
m. Tanda petik dua (“)
2. https://fatihalqurba.wordpress.com/2013/04/05/ejaan-tanda-baca-dan-jenis-jenis-ejaan/
http://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Pedoman_penulisan_tanda_baca.html
1. Pengertian Ejaan
2. Macam-macam Ejaan
Ejaan ini digunakan untuk menuliskan kata-kata Melayu menurut model yang
dimengerti oleh orang Belanda, yaitu menggunakan huruf Latin dan bunyi yang
mirip dengan tuturan Belanda, antara lain:
Huruf hidup yang diberi titik dua diatasnya seperti ä, ë, ï dan ö, menandai bahwa
huruf tersebut dibaca sebagai satu suku kata, bukan dipotong, sama seperti ejaan
Bahasa Belanda sampai saat ini.
Kebanyakan catatan tertulis Bahasa Melayu pada masa itu menggunakan huruf
Arab yang dikenal sebagai tulisan Jawi.
Contohnya :
a. Berlari-larian
b. Berlari2-an
Contohnya :
a. Tata laksana
b. Tata-laksana
c. Tatalaksana
7. Kata yang berasal dari bahasa asing yang tidak menggunakan (e) lemah (pepet)
dalam Bahasa Indonesia ditulis tidak menggunakan (e) lemah, misalnya: (putra)
bukan (putera), (praktek) bukan (peraktek).
3. Ejaan Malindo
Ejaan Malindo (Melayu-Indonesia) adalah suatu ejaan dari perumusan ejaan
melayu dan Indonesia.Perumusan ini berangkat dari kongres Bahasa Indonesia
tahun 1954 di Medan, Sumatera Utara.Ejaan Malindo ini belum sempat diterapkan
dalam kegiatan sehari-hari karena saat itu terjadi konfrontasi antara Indonesia dan
Malaysia.
1. Pemakaian Huruf
Pemakaian Bahasa Indonesia ingin berkembang dan maju dalam segala bidang
seirama dengan tuntutan pembangunan. Langkah praktis yang ditempuhnya dengan
menyerap unsur-unsur asing (yang mengandung konsep yang tidak terdapat dalam
Bahasa Indonesia) dalam pemakaian Bahasa Indonesia.karena tidak ada konsepnya
dalam Bahasa Indonesia, mereka menyerap unsur asing, misalnya, izin, folio, dan
vak dalam Bahasa Indonesia. Dengan demikian, unsur bunyi z, f, v yang tadinya
tidak ada dalam Bahasa Indonesia menjadi ada .hal ini tidk dapat dihindari, sebab
situasi dan kondisi menuntut yang seperti itu. Kita tidak pantas lagi mengikuti
aliran purisme yang mempertahankan “keaslian” bahasanya secara tidak
proposional.Menyadari keadaan yang demikian itulah, ejaan kita sekarang
menerima pemakaian huruf z, f, v, q, x, dan c dalam Bahasa Indonesia, walaupun
pemakaiannya dalam batas-batas tertentu.
Masalah lain yang perlu dibicarakan sehubungan dengan pemakaian huruf ini ialah
tentang pelafalan huruf. Di dalam pedoman ejaan sekarang ini telah disebutkan
tentang pelafalan huruf abjad yang dipakai dalam Bahasa Indonesia. Secara
terperinci, huruf-huruf serta nama dan bunyinya sebagai berikut.
A A A
B Be B dan P
C Ce C
D De D dan T
E E E
F Ef F
G Ge G dan K
H Ha H
I I I
J Je Je
K Ka K dan G
L El L
M Em M
N En N
O O O
P Pe P
Q Ki K
R Er R
S Es S
T Te T
U U U
V Ve F
W We W
X Eks Ks
Y Ye Y
Z Zet Z
Selain huruf-huruf abjad di atas dalam Bahasa Indonesia juga dikenal Huruf
Diftong. Huruf Diftong merupakan dua bunyi vokal yang dirangkap dalam satu
suku kata. Di antara dari huruf-huruf diftong tersebut ialah:
Oi – Boikot Amboi
Ei – Pleistosen Survei
Terlepas dari huruf abjad utama pula dalam Bahasa Indonesia terdapat
gabungan huruf konsonan yang membentuk sebuah bunyi. Contohnya
adalah:
Ny Nyata Hanyut –
Sy Syarat Isyarat –
2. Penulisan Huruf
Tentang penulisan huruf ini ada dua hal yang dibicarakan yaitu tentang
penulisan huruf besar atau kapital dan tentang penulisan huruf miring.
Pada prinsinya penulisan nama gelar, jabatan, dan pangkat yang diikuti
nama orang tidak ditulis dengan huruf kapital awal katanya. Tetapi
contoh-contoh diatas walaupun tidak diikuti nama orang terap mengacu
kepada orang tertentu. Berarti sebagai nama pengganti nama diri. Oleh
sebab itu, huruf awal nama jabatan atau gelar ketiga contoh diatas ditulis
dengan huruf kapital.
Lain lagi halnya dengan pemakaian nama jabatan pada contoh berikut:
Kata gubernur, gubernur jawa timur, dan camat Sekar Putih ditulis
dengan huruf kecil awalnya, sebab tidak menunjuk pada orang tertentu.
Jadi, kata yang menunjukkan jabatan atau pangkat tersebut sama dengan
kata-kata benda umumnya, seperti radio, rumah, orang, dan kucing.
si Gandu
sang Kerempeng
si Bisu
sin terdakwa
si anak
sang pembatu
sang istri
3. Penulisan Kata
1. Kata Dasar
2. Kata Turunan
3. Bentuk Ulang
Merupakan kata yang ditulis berulang, baik bermakna tunggal, jamak
maupun berulang. Bentuk kata berulang ini dihubungkan dengan
lambang (-)
4. Gabungan Kata
7. Kata si dan sang
8. Partikel
Haemoglobin hemoglobin
Haematitehematite
ai tetap ai
Trailer trailer
Caisson kaison
Construction konstruksi
Crystal Kristal
Classification klasifikasi
Caupe kup
Central sentral
Cylinder silinder
Ceolom selom
Accommodationakomodasi
Acculturation akulturasi
Accumulation akumulasi
Charisma karisma
Chromosome kromosom
Chek cek
China cina
ee (belanda) menjadi e
Statosfeer statosfer
System system
ph, menjadi f
Phase fase
Photocopyfotokopi
q menjadi k
Aquarium akuarium
Equator ekuator
Ada beberapa kaidah dalam penggunaan tanda baca titik (.) yaitu :
a. Tanda baca titik (.) digunakan untuk mengakhiri kalimat yang bukan
yang bukan berupa kalimat tanya atau kalimat seruan.
b.Tanda baca titik (.) digunakan dibelakang angka atau huruf dalam
suatu bagan, ikhtisar atau daftar.
c. Tanda baca titik (.) digunakan untuk memisahkan angka jam, menit,
dan detik yang menunjukan jangka waktu.
d. Tanda baca titik (.) digunakan diantara nama penulis, judul tulisan
yang tidak berakhir dengan tanda tanya dan tanda seru, dan tempat terbit
dalam daftar pustaka.
3. Tanda baca koma (,) digunakan apabila anak kalimat mendahului induk
kalimat.
4. Tanda baca koma (,) digunakan untuk memisahkan anak kalimat jika
anak kalimatnya itu mendahului induk kalimatnya.
Contoh: Dia malas belajar. Oleh karena itu, dia tidak naik kelas.
2. Digunakan di anatara jilid atau nomor dan halaman, di antara bab dan
ayat di dalam kitab suci, di antara judul dan sub judul, serta nama kata
dan penerbit buku acuan.
Surat Yasin:19
Contoh: Se-Indonesia
hadiah ke-2
tahun 50-an
Menteri-Sekretaris-Negara
sinar-X
Men-PHK-kan
Tanda pisah (–) digunakan di antara dua bilangan atau tanggal dengan
arti “sampai ke“ atau “sampai dengan”. Penulisan tanda baca pisah
(–)dinyatakan dengan dua buah tanda hubung tanpa spasi sebelum dan
sesudahnya.
Contoh: 1920–1945
(Samsudin), 1999:25—34
Samsudin (1999:25—34)
Tanda ini digunakan untuk menunjukan bahwa dalam suatu kalimat atau
naskah ada bagian yang hilang.
Tanda tanya (?) digunakan pada akhir kalimat tanya, yakni kalimat yang
membutuhkan jawaban.
Duduklah!
Reformasi ‘perubahan’
Tanda garis miring digunakan dalam menulis nomor surat, nomor pada
alamat, dan penandaan masa satu tahun yang tebagi dalam dua tahun
takwim.
Contoh: 14/YPU-i/12/99
Tanda ini berfunsi untuk penyingkat suatu kata yang digunakan untuk
menunjukan penghilangan bagian suatu kata atau bagian angka tahun.
1. Tanda tanya (?), tanda titik (.), tanda titk koma (;), tanda titik dua (:), dan
tanda seru (!), ditulis rapat (tanpa spasi) dengan huruf akhir dengan kata
yang mendahuluinya dan diberi spasi dengan kata yang sesudahnya.
2. Tanda petik ganda (“), tanda petik tunggal (‘), dan tanda kurung (())
masing-masing diketik rapat dengan kata, frase, atau kalimat yand diapit.
3. Tanda hubung (-), tanda pisah (–), dan garis miring (/) masing-masing
diketik rapat dengan huruf yang mendahului dan yang mengikutinya.
4. Tanda hitungan, seperti: sama dengan (=), tambah (+), kurang (-), kali
(x), bagi (:), lebih kecil (<), lebih besar (>) ditulis dengan jarak satu spasi
dengan huruf yang mendahului dan mengikutinya.
3. https://puebi.readthedocs.io/en/latest/?q=ejaan&check_keywords=yes&area=default
PUEBI Daring adalah versi web ramah gawai dari Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia (PUEBI) Permendikbud 50/2015. Isi PUEBI Daring diperkaya dengan beberapa
catatan tambahan yang belum dinyatakan atau dinyatakan secara implisit pada dokumen
asli Permendikbud 50/2015.
Daftar Isi
1. Pemakaian Huruf
1. Huruf Abjad
2. Huruf Vokal
3. Huruf Konsonan
4. Huruf Diftong
5. Gabungan Huruf Konsonan
6. Huruf Kapital
7. Huruf Miring
8. Huruf Tebal
2. Penulisan Kata
1. Kata Dasar
2. Kata Berimbuhan
3. Bentuk Ulang
4. Gabungan Kata
5. Pemenggalan Kata
6. Kata Depan
7. Partikel
8. Singkatan dan Akronim
9. Angka dan Bilangan
10. Kata Ganti
11. Kata Sandang
3. Pemakaian Tanda Baca
1. Tanda Titik (.)
2. Tanda Koma (,)
3. Tanda Titik Koma (;)
4. Tanda Titik Dua (:)
5. Tanda Hubung (-)
6. Tanda Pisah (—)
7. Tanda Tanya (?)
8. Tanda Seru (!)
9. Tanda Elipsis (…)
10. Tanda Petik ("…")
11. Tanda Petik Tunggal ('…')
12. Tanda Kurung ((…))
13. Tanda Kurung Siku ([…])
14. Tanda Garis Miring (/)
15. Tanda Penyingkat ('')
4. Penulisan Unsur Serapan
Latar Belakang
Pada tanggal 30 November 2015, Permendiknas 46/2009 tentang Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku karena
digantikan oleh Permendikbud 50/2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
(PUEBI). Naskah PUEBI yang beredar di internet umumnya berbentuk PDF sehingga sulit
untuk ditelusuri oleh mesin pencari dan dirujuk dengan tautan spesifik. PUEBI seyogianya
tersedia dalam format HTML agar memenuhi kebutuhan tersebut.
Teknologi
Proyek ini adalah prakarsa semenjana untuk meningkatkan keterbacaan PUEBI dengan
memanfaatkan Markdown, MkDocs, dan Github Pages. Proyek ini juga dimanfaatkan untuk
membiasakan diri dengan Sublime Text sebagai editor teks pengganti EditPlus yang sudah
memasuki masa pensiun.
Hak Cipta
Hak cipta PUEBI dimiliki oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Republik
Indonesia. Penyuntingan dan pengatakan (layout) spesifik yang diterapkan pada situs ini
diberi lisensi CC-BY-SA 4.0 oleh @ivanlanin.
5. https://fachmycasofa.com/pedoman-umum-ejaan-bahasa-indonesia-puebi/
6. https://ridiawan.blogspot.com/2012/02/perkembangan-ejaan-bahasa-indonesia.html
7. Pengertian Ejaan
8. Ejaan merupakan keseluruhan aturan atau tata cara tuntuk menulis suatu bahasa baik yang
menyangkut lambang bunyi, penulisan kata, penulisan kalimat, maupun penggunaan tanda baca. Ejaan
bahasa Indonesia yang kita pakai sekarang ini adalah menganut sistem tulisan fonemis. Yang dimaksud
dengan sistem tulisan fonemis adalah bentuk suatu ejaan yang menginginkan serta berusaha untuk
melambangkan sebuah fonem itu hanya dengan satu huruf saja. Namun demikian dalam kenyataan
masih kita dapatkan satu huruf untuk melambangkan dengan dua huruf.
9. Adanya hal-hal tersebut yang ada dalam bahasa Indonesia, maka kita selalu berusaha untuk
menyempurnakan ejaan-ejaan yang kita pakai. Ini tampak jelas dari perkembangan ejaan bahasa
Indonesia yang pernah kita pakai, yaitu dari sebelum tahun 1947 maupun sesudah tahun 1972.
10.
28.
32. c. Huruf k pada akhir kata atau suku kata ditulis dengan tanda koma di atas.
33. Misalnya:
EYD Ejaan van Ophusyen
Rakyat Ra’yat
Bapak Bapa’
Makmur Ma’moer
34.
41.
42. f. Gabungan konsonan kh ditulis dengan ch.
43. Misalnya:
EYD Ejaan van Ophusyen
Khawatir Chawatir
Akhir Achir
Khazanah Chazanah
44.
45.
46. 2. Ejaan Republik
47. Ejaan Republik adalah merupakan hasil penyederhanaan dari pada Ejaan van Ophuysen. Ejaan Republik
mulai berlaku pada tanggal 19 Maret 1947. Pada waktu itu yang menjabat Menteri Pendidikan,
Pengajaran dan Kebudayaan Republik Indonesia adalah Mr. Suwandi, maka ejaan tersebut dikenal
pula atau dinamakan juga dengan Ejaan Suwandi.
48. Ejaan Repulik ini merupakan suatu usaha perwujudan dari Kongres Bahasa Indonesia yang pertama di
Surakarta, Jawa Tengah, tahun 1938 dan yang menghasilkan suatu keputusan penyusunan kamus
istilah.
49. Beberapa perbedaan yang tampak dalam Ejaan Republik dengan ejaan Ophusyen dapat diperhatikan
dalam uraian di bawah ini:
50. a. Gabungan huruf oe dalam ejaan van Ophusyen digantikan dengan u dalam Ejaan Republik.
51. b. Bunyi hamzah (‘) dalam Ejaan van Ophusyen diganti dengan k dalam Ejaan Republik.
52. c. Kata ulang boleh ditandai dengan angka dua dalam Ejaan Republik.
53. d. Huruf e taling dan e pepet dalam Ejaan Republik tidak dibedakan.
54. e. Tanda trema (“) dalam Ejaan van Ophusyen dihilangkan dalam Ejaan Republik.
55. Agar perbedaan kedua ejaan itu menjadi lebih jelas, di bawah ini diberi beberapa contoh.
56.
58.
71. Misalnya:
EYD Ejaan Pembaharuan
Santai Santay
Gulai Gulay
Harimau Harimaw
Kalau Kalaw
Amboi amboy
72.
73.
96.
102.b. Huruf f, v, dan z yang merupakan unsur serapan dari bahasa asing diresmikan pemakaiannya.
103.Misalnya:
104.Khilaf
105.Fisik
106.Valuta
107.Universitas
108.Zakat
109.khazanah
110.c. Huruf q dan x yang lazim digunakan dalam bidang ilmu pengetahuan tetap digunakan, misalnya
pada kata Furqan, dan xenon.
111.d. Penulisan di- sebagai awalan dibedakan dengan di- yang merupakan kata depan. Sebagai
awalan, di- ditulis sering kali dengan unsur yang menyertainya, sedangkan di- sebagai kata depan
ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
112.
113.
114.Contoh:
Awalan Kata Depan
Dicuci Di kantor
Dibelikan Di sekolah
Dicium Di samping
Dilatar belakangi Di tanah
115.
116.e. Kata ulang ditulis penuh dengan mengulang unsur-unsurnya. Angka dua tidak digunakan sebagai
penanda perulangan:
117.Misalnya:
118.Anak-anak, bukan anak2
119.Bermain-main, bukan bermain2
120.Bersalam-salaman, bukan bersalam2an
121.Secara umum, hal-hal yang diatur dalam EYD adalah:
122.1) Penulisan huruf, termasuk huruf kapital dan huruf miring.
123.2) Penulisan kata.
124.3) Penulisan tanda baca.
125.4) Penulisan singkatan dan akronim.
126.5) Penulisan angka dan lambang bilangan.
127.6) Penulisan unsur serapan.
128.
129.BAB III
130.PENUTUP
131.
132.
133.A. Kesimpulan
134.Yang dimaksud dengan ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran
dan bagaimana atar hubungan antara lambang-lambang itu (pemisahan dan penggabungannya dalam
suatu bahasa). Secara teknis yang dimaksud dengan ejaan adalah penulisan huruf, penulisan kata, dan
penulisan tangda baca.
135.Beberapa fungsi ejaan di dalam bahasa Indonesia dapat disebutkan sebagai berikut :
136.1. Landasan pembakuan tata bahasa.
137.2. Landasan pembakuan kosakata dan peristilahan.
138.3. Alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain ke dalam bahasa Indonesia.
139.Ejaan bahasa Indonesia yang telah kita kenal ternyata mengalami beberapa kali perubahan.
Perubahan-perubahan yang terjadi adalah mempunyai tujuan untuk penyempurnaan.
Adapun ejaan-ejaan yang pernah dipergunakan dalam bahasa Indonesia adalah :
1. Ejaan van Ophusyen
2. Ejaan Republik
140.3. Ejaan Pembaharuan
141.4. Ejaan Melindo
142.5. Ejaan Baru (EjaanLBK)
143.6. Ejaan yang Disempurnakan
144.
145.B. Saran
146.Dengan kerendahan hati, penulis merasa makalah ini sangat sederhana dan jauh dari kesempuraan.
Saran kritik yang konstuktif sangat diperlukan demi kesempurnaan makalah sehingga akan lebih
bernanfaat kontibusinya bagi hazanah keilmuan. Wallahu a’lam.
147.